2091 4568 1 SM
2091 4568 1 SM
ABSTRAK
Perkembangan teknologi saat ini semakin pesat. Sebagai dampak dari pesatnya perkembangan
tersebut, akan timbul berbagai macam desain teknologi khususnya dalam bidang mesin otomotif. Oleh
karena itu dibutuhkan penelitian-penelitian dan analisa-analisa terhadap variasi ketebalan shim
terhadap tekanan injeksi, pengabutan dan jejak pengabutan yang dihasilkan. Penelitian ini bertujuan
adalah untuk mengetahui pengaruh ketebalan shim terhadap tekanan, penyetel terhadap penyemprotan
solar pada sebuah injektor yang berpengaruh terhadap proses pembakaran motor.pengabutan dan jejak
pengabutan yang dihasilkan dan mengetahui ketebalan shim yang digunakan untuk nozel Type Bosch
No. DN12SD12T dikumpulkan data-data dengan metode kepustakaan, interview, observasi dan
eksperimen.Adapun jenis kendaraan yang kami teliti adalah jenis mobil Diesel dengan menggunakan
Nozzle Tipe Satu Lubang dan menggunakan nomer seri nozel Type Bosch No. DN12SD12T. Metode
penelitian adalah dengan pengumpulan data dan studi pustaka. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
tekanan pembukaan yang memenuhi standart untuk nozel Type Bosch No. DN12SD12T adalah untuk
5 kali percobaan adalah Tebal shim 0,05 mm menghasilkan tekanan injeksi sebesar 5 bar,Tebal shim
0,10 mm menghasilkan tekanan injeksi sebesar 10 bar,Tebal shim 0,15 mm menghasilkan tekanan
injeksi sebesar 15 bar,Tebal shim 0,20 mm menghasilkan tekanan injeksi sebesar 20 bar, Tebal shim
0,25 mm menghasilkan tekanan injeksi sebesar 25 bar, dari ketebalam shim yang dipilih 0,05 mm
sampai dengan 0,25 mm dengan tekanan pengabutan sebesar 25 bar. Semakin tebal shim penyetel
yang diberikan maka tekanan pembukaan nozel dan tekanan pengabutannya juga semakin besar.
Semakin tebal shim penyetel yang diberikan maka besarnya gaya yang diterima oleh pegas (spring)
pada nozel juga semakin besar.
ABSTRACT
The development of technology increased rapidly. As a result of the rapid development, there will be a
wide variety of technology design, especially in the field of automotive engines. Therefore it needs
research and analyzes of the shim thickness variation in the injection pressure, carburetion and
carburation trail that produced. Motor vehicle Emission exhaust gas contains harmful pollutant to
human and the environment, the pollutant which is produced such as carbon monoxide, hydrocarbons,
nitrogen oxides , lead, sulfur and other particulates, for that we need the effort to reduce pollution
caused by exhausted emissions through optimal combustion in chamber. This study aims to determine
the thickness of the shim to pressure, device for spraying diesel on an injector. It influences motor
burning process and trace generated fog and to determine the shim thickness used for nozzle Type
Bosch No. DN12SD12T. In this paper the authors collected data using methods of literature,
interview, observation and experiment. The type of vehicle in this study is Isuzu Panther C223 Turbo
Jurnal Mesin Teknologi (SINTEK Jurnal) Volume 11 No. 2 Desember 2017 p-ISSN : 2088-9038
Website : jurnal.umj.ac.id/index.php/sintek e-ISSN : 2549-9645
70
Diesel by using Nozzle Type One Hole and it has nozzle serial number Type Bosch No. DN12SD12T.
The result showed that the opening pressure for standart nozzles is Type Bosch No. DN12SD12T for 5
times experiment for the shim thickness of 0.05 mm to produce an injection pressure of 5 bar, shim
thickness of 0.10 mm to produce an injection pressure of 10 bar, shim thickness of 0.15 mm to produce
an injection pressure of 15 bar, shim thickness 0, 20 mm to produce an injection pressure of 20 bar,
shim thickness of 0.25 mm to produce an injection pressure of 25 bar, the shim thickness selected from
0.05 mm to 0.25 mm with carburetion pressure of 25 bar. The thicker the shim setter given the opening
pressure nozzles and pressure also getting bigger. The thicker the shim setter, the bigger the force that
is received by a spring on the nozzle.
Jurnal Mesin Teknologi (SINTEK Jurnal) Volume 11 No. 2 Desember 2017 p-ISSN : 2088-9038
Website : jurnal.umj.ac.id/index.php/sintek e-ISSN : 2549-9645
71
seperti mesin bensin atau mesin gas. Mesin ini menurunkan adanya udara masuk, sehingga
ditemukan pada tahun 1892 oleh Rudolf efisiensi mesin bensin menurun. Di banyak
Diesel, yang menerima paten pada 23 Februari penggunaan, seperti kapal laut, pertanian, dan
1893. Diesel menginginkan sebuah mesin kereta, mesin diesel dibiarkan menyala diam
untuk dapat digunakan dengan berbagai berjam-jam. Kuntungan ini banyak digunakan
macam bahan bakar termasuk debu batu bara. pada lokomotif kereta. Mesin diesel pada bus,
Dia mempertunjukkannya pada Exposition truk, dan mobil-mobil baru bermesin diesel
Universelle (Pameran Dunia) tahun 1990 dapat mencapai efisien maksimum sekitar
dengan menggunakan minyak kacang. Mesin 45%, dan sedang ditingkatkan sehingga
ini kemudian diperbaiki dan disempurnakan mencapai 55%. Meskipun begitu, rata-rata
oleh Charles F. Kettering.Mesin diesel efisiensinya tidak selalu sama, tergantung pada
memiliki efisiensi termal terbaik dibandingkan kondisi dan penggunaan.
dengan mesin pembakaran dalam maupun d. PrinsipKerja Motor Diesel
pembakaran luar lainnya, karena memiliki Cara Kerja Mesin Diesel 4 Langkah. Seperti
rasio kompresi yang sangat tinggi. Mesin halnya pada motor bensin maka ada motor
diesel kecepatan-rendah (seperti pada mesin diesel 4 langkah dan 2 langkah, dalam
kapal) dapat memiliki efisiensi termal lebih aplikasinya pada sector otomotif/kendaraan
dari 50%. kebanyakan dipakai motor diesel 4langkah.
c. Keistimewaan Mesin Diesel Pada mesin diesel 4 langkah, katup masuk dan
Mesin S80ME-C7 milik MAN yang bermesin buang digunakan untuk mengontrol proses
diesel mengkonsumsi 155 gram (5.5 oz) bahan pemasukan dan pembuangan gas dengan
bakar per kWh dan menghasilkan efisiensi membuka dan menutup saluran masuk dan
sebesar 54.4%, sehingga menjadikannya buang. Perbedaannya, jika pada motor bensin,
konversi bahan bakar tertinggi menjadi tenaga udara dan bahan bakar masuk bersama sama
untuk mesin pembakaran dalam maupun luar melalui inteke manifold dan katup hisap,
manapun(The efficiency of a combined cycle sementara di mesin diesel, hanya udara (gas)
gas turbine system can exceed 60%). Hal ini saja yang masuk keruang bakar melalui saluran
berarti mesin diesel lebih efisien daripada masuk dan katuphisap. Perbedaan yang kedua,
mesin bensin untuk keluaran tenaga yang jika pada mesin bensin pembakaran diperoleh
sama, sehingga konsumsi bahan bakar lebih dari nyala bunga api pada busi, pada mesin
irit. Contoh lainnya adalah Skoda Octavia, di diesel tidak demikian, melainkan dengan panas
mana mesin bensinnya mengkonsumsi bahan yang dihasilkan pada saat langkah kompresi
bakar 6.2 L/100 km (46 mpg-imp; 38 mpg-US) udara, kemudian baru injector nozzle
untuk tenaga 102 bhp (76 kW) sedangkan menyemprotkan bahan bakar yang sudah
mesin dieselnya hanya mengkonsumsi diatomisasikan (dikabutkan) sehingga mudah
4.4 L/100 km (64 mpg-imp; 53 mpg-US) untuk terjadi pembakaran.
keluaran tenaga 105 bhp (78 kW).Keefisienan Pada mesin diesel, bahan bakar diinjeksikan
mesin diesel disebabkan karena bahan bakar oleh injector nozzle ke dalam silinder yang di
diesel lebih padat dan kandungan energinya dalamnya telah tersedia udara panas yang
lebih banyak 15% berdasarkan volume. diakibatkan oleh langkah kompresi. Hal
Meskipun nilai kalornya sedikit lebih rendah tersebut mengakibatkan bahan bakar terbakar
daripada bensin (diesel 45,3 MJ/kg (megajoule dan terjadilah pembakaran yang menghasilkan
per kilogram, bensin 45.8 MJ/kg), namun langkah usaha. Udara yang masuk ke dalam
karena densitasnya lebih tinggi, maka silinder tidak diatur seperti halnya pada mesin
massanya lebih besar. bensin. Masuknya udara hanya berdasarkan
Selainitu, mesin diesel juga lebih irit karena isapan dari piston. Jadi, pada mesin diesel, out-
rasio kompresi yang lebih tinggi, terutama put mesin diatur atau ditentukan oleh
pada putaran rendah dan kondisi mesin diam. banyaknya bahan bakar yang diinjeksikan.
Tidak seperti mesin bensin, mesin diesel tidak Untuk menentukan besarnya out-put mesin
memiliki butterfly valve/throttle pada sistem diesel tergantung dari dua hal, yaitu (1)
inlet yang menutup pada kondisi mesin diam. Besarnya tekanan kompresi dan (2) Jumlah dan
Hal ini menimbulkan kerugian dan saat penginjeksian bahan bakar yang tepat.
Jurnal Mesin Teknologi (SINTEK Jurnal) Volume 11 No. 2 Desember 2017 p-ISSN : 2088-9038
Website : jurnal.umj.ac.id/index.php/sintek e-ISSN : 2549-9645
72
b. Langkah kompresi
Pada langkah kompresi, piston bergerak dari
titik mati bawah menuju titik mati atas. Pada
saat ini kedua katup tertutup. Udara yang
dihisap selama langkah hisap ditekan sampai
tekanannya naik sekitar 30 kg/cm2 (427 psi,
2,942 kpa) dengan temperature sekitar 500-
800oC (932-1472oF).
a. Langkah hisap
Pada langkah hisap, udara dimasukan ke dalam
silinder. Piston membentuk kevakuman di
dalam silinder seperti pada mesin bensin, Gambar 3. Langkah Kompresi
piston bergerak ke bawah dari titik mati atas ke
titik mati bawah. Terjadinya vakum ini
c. Langkah pembakaran
menyebabkan katup hisap terbuka dan
Udara yang terdapat di dalam silinder didorong
memungkinkan udara segar masuk ke dalam
ke ruang bakar pendahuluan (precombistion
silinder. Katup buang tertutup selama langkah
chamber) yang terdapat pada bagian atas
hisap.
masing-masing ruang bakar. Pada akhir
langkah pembakaran, ignition nozzle terbuka
dan menyemprotkan kabut bahan bakar ke
dalam ruang bakar pendahuluan dan campuran
udara bahan bakar selanjutnya terbakar oleh
panas yang dibangkitkan oleh tekanan. Panas
an tekanan keduanya naik secara mendadak
dan bahan bakar yang tersisa pada ruang bakar
pendahuluan ditekan ke ruang bakar utama di
atas piston. Kejadian ini menyebabkan bahan
bakar terurai menjadi partikel-partikel kecil
dan bercampur dengan udara pada ruang bakar
utama (main combustion) dan terbakar dengan
cepat. Energi pembakaran
mengekspansikan gas dengan sangat cepat dan
piston terdorong ke bawah. Gaya yang
mendorong piston ke bawah diteruskan ke
batang pistin dan poros engkol dan dirubah
menjadi gerak putar untuk memberi tenaga
pada mesin.
Gambar 2. LangkahHisap
Jurnal Mesin Teknologi (SINTEK Jurnal) Volume 11 No. 2 Desember 2017 p-ISSN : 2088-9038
Website : jurnal.umj.ac.id/index.php/sintek e-ISSN : 2549-9645
73
bakar
dihisap
kedalam
Piston
Piston
mengko
mengkompresi
mpresika
Langkah kan udara
n
untuk
Kompresi campura
menaikkan
n udara
tekanan dan
bahan
Gambar 4. Langkah Pembakaran temperatur
bakar
d. Langkah Buang
Pada saat piston menuju titik mati bawah, Bahan bakar
katup buang terbuka dan gas pembakaran disemprotkan
dikeluarkan melalui katup buang pada saat ke dalam
piston bergerak ke atas lagi. Gas akan terbuang Busi
udara yang
habis pada saat piston mencapai titik mati atas, menyalak
bertemperatur
dan setelah itu proses dimulai lagi dengan Langkah an
langkah hisap. Selama mesin menyelesaikan dan
campura
empat langkah (hisap, kompresi, pembakaran Pembakaran bertekanan
n yang
dan buang), poros engkol berputar dua kali dan tinggi dan
bertekana
menghasilkan satu tenaga. Ini disebut siklus terbakar oleh
diesel. n
panas dari
udara yang
ditekan
Piston
mendoro Piston
Langkah ng gas mendorong
buang gas buang
Buang keluar keluar dari
dari silinder
silinder
Diatur
oleh Diatur oleh
Gambar 5. Langkah Buang banyakny banyaknya
Tabel 1. Perbandingan mesin diesel dengan a bahan bakar
Mesin Bensin Pengaturan campura yang
Mesin n udara diinjeksikan(b
Mesin
Mesin Diesel Output tenaga bahan anyaknya
item Bensin bakar udara yang
yang dimasukkan
Langkah Hanya udara dimasukk diatur)
Campura
yang dihisap an
n udara
Hisap masuk
bahan
Jurnal Mesin Teknologi (SINTEK Jurnal) Volume 11 No. 2 Desember 2017 p-ISSN : 2088-9038
Website : jurnal.umj.ac.id/index.php/sintek e-ISSN : 2549-9645
74
e. SistemBahanBakar
Pada system bahan bakar mesindiesel,
feedpump, menghisap bahan bakar dari tangki
bahan bakar.
Masalah
permasalahan utama yang akan dibahas dalam
penelitian ini adalah maka perlu diberikan
batasan masalah sebagai berikut Berdasarkan
latar belakang tersebut diatas, membatasi Gambar 7. Diagram Alur Penelitian
masalah pada pengaruh penambahan ketebalan
shim (0,05mm , 0,10mm 0,15mm, 0,20mm,
0,25mm pada nozel satu lubang pada Isuzu 1. Variabel dan Data Penelitian
Panther C223 Turbo Diesel terhadap besar a Variabel Bebas
perubahan tekanan yang dihasilkan. Variabel bebas adalah variable yang
mempengaruhi variabel terikat. Dalam
TujuanPenelitian penelitian ini sebagai variabel bebasnya
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah tebal shim 0,05 mm, 0,10 mm,
adalah mengetahui tekanan injeksi, pengabutan 0,15 mm, 0,20 mm dan 0,25 mm
dan jejak pengabutan dari ketebalan shim 0,05 b Variabel Terikat
mm, 0,10 mm, 0,15 mm, 0,20 mm, 0,25 mm. Sedangkan variable terikat adalah
Dari penelitian ini diharapkan akan variabel yang dipengaruhi oleh varibel
memberikan manfaatyang bisa diambil dari bebas. Dalam penelitian ini sebagai
hasil analisa ini diantaranya : Memberikan variabel bebasnya adalah nozzle.
informasi tentang perubahan tekanan, 2. Data Penelitian
pengabutan dan jejak pengabutan pada nozzle 1. Material yang digunakan
setiap penambahan ketebalan sim 0,05 mm. Pada penelitian ini material yang
digunakan dengan ketebalan shim
0,05 mm, 0,10 mm, 0,15 mm, 0,20
METODE PENELITIAN mm dan 0,25 mm.
Untuk melakukan penelitian maka 2. Shim
dibuatkan sebuah alur penelitian yang Shim merupakan suatu logam yang
berbentuk lembaran pelat tipis.
Jurnal Mesin Teknologi (SINTEK Jurnal) Volume 11 No. 2 Desember 2017 p-ISSN : 2088-9038
Website : jurnal.umj.ac.id/index.php/sintek e-ISSN : 2549-9645
75
3. Teknik Pelaksanaan
Menyiapkan material yang ditentukanyaitu
shim tebal shim 0,05 mm, 0,10 mm, 0,15 mm,
0,20 mm dan 0,25 mm.
1. Memotong shim dengan diameter yang
ditentukan yaitu 10 mm.
2. Menyiapkan setting injection nozzle tester. Gambar 8. Tekanan injeksi Percobaan 1
3. Pompakan handle tester beberapa kali
dengan tujuan untuk menyemprotkan solar
Jurnal Mesin Teknologi (SINTEK Jurnal) Volume 11 No. 2 Desember 2017 p-ISSN : 2088-9038
Website : jurnal.umj.ac.id/index.php/sintek e-ISSN : 2549-9645
76
Jurnal Mesin Teknologi (SINTEK Jurnal) Volume 11 No. 2 Desember 2017 p-ISSN : 2088-9038
Website : jurnal.umj.ac.id/index.php/sintek e-ISSN : 2549-9645
77
Dari Gambar 8 pada percobaan 1, dapat maka tekanan pembukaan nozel dan tekanan
diketahui bahwa dengan menambahkan pengabutannya juga semakin besar. Semakin
ketebalan shim 0,25 mm tekanan injeksi tebal shim penyetel yang diberikan maka
pressure gaugenya (jarum penunjuk tekanan besarnya gaya yang diterima oleh pegas
injeksi) menunjukan nilai tekanan injeksi (spring) pada nozel juga semakin besar.
sebesar 135 bar, maka ada perubahan tekanan
pada pressure gauge yang sebelumnya
tekanannya 130 bar dan setelah di beri shim KESIMPULAN
dengan tebal 0,25 mm tekanannya berubah Berdasarkan analisa data diatas, penelitian ini
menjadi 135 bar. Pada pengabutan dan jejak dapat disimpulkan sebagai berikut :
pengabutan ternyata bentuk pengabutan 1. Ada pengaruh ketebalan shim yang
mengalami penyemprotan yang sangat halus bervariasi terhadap tekanan injeksi yang
yang diakibatkan pegas penekan nozzle needle dihasilkan pada tebal shim :
mengalami penambahan penakanan yang besar a. Tebal shim 0,05 mm menghasilkan
sehingga pengabutan menjadi kabut yang tekan injeksi sebesar 5 bar
semakin tipis dan pengabutan mudah hilang, b. 2.Tebal shim 0,10 mm menghasilkan
pengabutan seperti ini tidak diharapkan oleh tekan injeksi sebesar 10 bar
pengguna motor diesel dikarenakan c. Tebal shim 0,15 mm menghasilkan
penginjeksian terlalu tinggi. Dengan – tekan injeksi sebesar 15 bar
penginjeksian terlalu tunggi maka yang terjadi d. Tebal shim 0,20 mm menghasilkan
detonasi (bahan bakar terbakar sebelum tekan injeksi sebesar 20 bar
waktunya). e. Tebal shim 0,25 mmmenghasilkan
tekan injeksi sebesar 25 bar
2. Semakin tebal shim semakin besar pula
tekanan injeksi.
30 3. Besar perubahan tekanan
setiappenambahan ketebalan 0,05 mm
Perubahan Tekanan (Bar)
Jurnal Mesin Teknologi (SINTEK Jurnal) Volume 11 No. 2 Desember 2017 p-ISSN : 2088-9038
Website : jurnal.umj.ac.id/index.php/sintek e-ISSN : 2549-9645
78
Jurnal Mesin Teknologi (SINTEK Jurnal) Volume 11 No. 2 Desember 2017 p-ISSN : 2088-9038
Website : jurnal.umj.ac.id/index.php/sintek e-ISSN : 2549-9645