Tim Matematika
mengenai matriks sangat diperlukan untuk dapat memahami hal-hal yang akan
disampaikan pada modul ini. Selain sebagai objek matematis, matriks juga dapat
dijadikan sebagai alat dalam menyelesaikan sistem persamaan. Pada modul ini,
Beberapa teori tentang sistem persamaan linier yang akan dipelajari pada modul
ini antara lain berupa pengantar sistem persamaan linier dan penyelesaian sistem
1|Page
5.2 SISTEM PERSAMAAN LINIER
Sebuah garis yang terletak pada bidang- dapat dinyatakan secara aljabar
Persamaan seperti ini dinamakan persamaan linier dengan dua variabel, yaitu
persamaan + = .
Sejalan dengan hal tersebut, sebuah bidang yang terletak pada ruang- dapat
nol. Persamaan seperti ini dinamakan persamaan linier dengan tiga variabel,
Jika terdapat lebih dari satu persamaan linier, maka himpunan persamaan-
2|Page
Solusi dari sistem persamaan ini adalah pasangan terurut ( , ) yang
pada sistem (5.1) merupakan sebuah garis lurus, maka solusi dari sistem
persamaan tersebut adalah titik perpotongan dari kedua garis. Berikut tiga
Akibatnya, sistem tidak memiliki solusi. Hal ini terlihat pada Gambar 5.1
berikut.
Gambar 5.1
Akibatnya, sistem memiliki tepat satu solusi. Hal ini terlihat pada
Gambar 5.2
3|Page
3. Kedua garis berhimpitan.
Gambar 5.3
pada sistem (5.2) merupakan sebuah bidang, maka solusi dari sistem
4|Page
1. Ketiga bidang tidak saling berpotongan.
Gambar 5.4
Akibatnya, sistem memiliki tepat satu solusi. Hal ini terlihat pada
Gambar 5.5
Gambar 5.6
5|Page
Secara umum, sistem yang terdiri dari persamaan linier dengan variabel
Variabel pada sistem (5.3) ini adalah , ,…, . Koefisien pada ruas kiri
Kemungkinan solusi pada sistem persamaan linier dua dan tiga variabel di
berikut:
Sistem yang tidak memiliki solusi dikatakan sebagai sistem yang tidak
konsisten.
Contoh:
1. 4 +2 =4
6|Page
2 + =8
……………………………………(5.4)
2. 2 + =6
+2 =4
……………………………………(5.5)
3. +2 =1
4 +8 =4
……………………………………(5.6)
4. + +2 =8
− −2 +3 =1
3 −7 +4 = 10
……………………………………(5.7)
Penyelesaian:
(1,0) dan berpotongan dengan sumbu- di titik (0, 2). Sedangkan garis
berpotongan dengan sumbu- di titik (0, 8). Hal ini dapat dilihat pada
Gambar 5.7
7|Page
sehingga
2−2 =8−2
menyebabkan
2 = 8.
Pernyataan terakhir jelas salah. Dengan demikian, dapat disimpulkan
sistem. Jadi, sistem (5.4) tidak memiliki solusi (tidak konsisten). Hal ini
sesuai dengan Gambar 5.7 yang memperlihatkan dua garis sejajar dan
tidak berpotongan.
(3,0) dan berpotongan dengan sumbu- di titik (0, 6). Sedangkan garis
berpotongan dengan sumbu- di titik (0, 2). Hal ini dapat dilihat pada
Gambar 5.8
8|Page
menyebabkan
3
=4
2
8
= .
3
Nilai diperoleh dengan mensubstitusikan nilai ke (salah satu)
satunya solusi bagi sistem (5.5). Hal ini sesuai dengan Gambar 5.8 yang
Gambar 5.9
9|Page
sehingga
1 1 1 1
− = −
2 2 2 2
yang dapat disederhanakan menjadi
0 = 0.
Pernyataan terakhir merupakan suatu pernyataan yang benar. Dengan
persamaan sehingga
1 1 1 1
= − = − .
2 2 2 2
himpunan
1 1
, − | ∈ℝ .
2 2
4. Salah satu cara yang dapat digunakan untuk menyelesaikan sistem (5.7)
baris ke-1 sebagai (B1), baris ke-2 sebagai (B2), dan baris ke-3 sebagai
(B3).
+ +2 =8 (B1)
− −2 +3 =1 (B2)
3 −7 +4 = 10 (B3)
10 | P a g e
Lakukan proses eliminasi untuk mereduksi sistem (5.7) menjadi sistem
(B1)+(B2)
+ +2 =8
− −2 +3 =1 +
− +5 =9
………………………… (B4)
3(B1)-(B3)
3 +3 +6 = 24
3 −7 +4 = 10 −
10 +2 = 14
………………………… (B5)
sehingga diperoleh persamaan (B4) dan (B5). Misalkan variabel yang ingin
berikut:
10(B4)+(B5)
−10 + 50 = 90
10 + 2 = 14 +
52 = 104
11 | P a g e
5.2.2 METODE PENYELESAIAN SISTEM PERSAMAAN
LINIER
Sistem yang terdiri dari persamaan linier dengan variabel seperti pada
linier.
Diperoleh
=
( ) =
=
=
Karena invers dari suatu matriks selalu tunggal, maka solusi di atas adalah
12 | P a g e
Sifat berikut menjelaskan hubungan antara invertibilitas matriks dengan
1. invertible.
2. det( ) ≠ 0.
× 1.
Penjelasan mengenai hubungan antara poin 1 dan 2 telah dibahas pada modul
dijelaskan pada modul ini. Sedangkan poin 4 merupakan kasus khusus dari
Contoh:
Penyelesaian:
dengan
2 1 6
= , = , = .
1 2 4
Dapat ditunjukkan bahwa invers dari matriks koefisien pada sistem (5.5)
adalah
13 | P a g e
2 1
= 3 − 3.
−1 3 2 3
solusi dari suatu sistem persamaan linier. Metode ini dikenal sebagai aturan
sedemikian rupa sehingga det( ) ≠ 0, maka sistem ini memiliki tepat satu
= .
⋮
bujursangkar dengan nilai determinan yang tak-nol. Akan tetapi, pada modul
14 | P a g e
Ingat kembali cara menentukan nilai determinan matriks berukuran 3 × 3
Contoh:
1. Sistem (5.5)
2. +2 =6
−3 +4 +6 = 30
− −2 +3 =8
……………………………………(5.8)
Penyelesaian:
15 | P a g e
dengan det( ) = 44 ≠ 0.
16 | P a g e
5.3 LATIHAN
Untuk soal 1-4, tentukan solusi dari sistem persamaan linier yang diberikan.
Gambarkan pula grafik dari setiap sistem untuk menjelaskan solusi yang
diperoleh.
1. − =1
−2 = −2
2. −3 =6
=3+
3. 2 +3 =6
−4 = −4
4. 2 + =
6 +3 =1
8. Siska ingin membeli pulpen dan spidol untuk adiknya. Satu buah pulpen
17 | P a g e
21.700,00. Tentukan sistem persamaan linier yang tepat untuk kasus
Untuk soal 9-11, tentukan solusi dari sistem persamaan linier yang diberikan.
9. 2 − + =3
4 −4 +3 =2
2 −3 +2 =1
10. −3 + =4
−2 +3 =6
2 −6 +2 =8
11. 5 − +2 =6
+2 − = −1
3 +2 −2 =1
12. + =2
5 +6 =9
13. 4 −3 = −3
2 −5 =9
Untuk soal 14-17, tentukan solusi dari sistem persamaan linier yang
14. 7 −2 =3
3 + =5
15. −4 + =6
4 − +2 = −1
2 +2 −3 = −20
16. 3 − + =4
− +7 −2 =1
2 +6 − =5
18 | P a g e
17. 4 +5 =2
11 + +2 =3
+5 +2 =1
19 | P a g e
DAFTAR PUSTAKA
[1] Neuhauser, C. 2000. Calculus for Biology and Medicine, 3rd Edition. Pearson
Education, Inc.
[2] Anton, H. and Rorres, C. 2010. Elementary Linear Algebra, 10th Ed. Wiley.
20 | P a g e