OFSZSZI MNJA2
@ZA. HDOHN IZW
(57<<87)
Dengan mengucap puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala
limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami bisa menyelesaikan sebuah
makalah aljabar linear yang berjudul “Sistem Persamaan Linear” tepat pada
waktunya.
Adapun tujuan dibuatnya makalah ini tidak lain adalah untuk memenuhi
tugas mata kuliah Aljabar Linear Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Muhammadiyah Bone semester 3. Makalah ini disusun
sebagai bentuk proses belajar mengembangkan kemampuan mahasiswa. Selain itu,
makalah ini bertujuan untuk menambah wawasan tentang bagaimana
mennyelesaikan sistem persamaan linear.
Kami menyadari dalam pembuatan makalah ini masih banyak kekurangan dan
kesalahan, oleh karena itu kami mengharap kritik dan saran yang membangun dari
semua pihak agar bisa menjadi bekal dalam pembuatan makalah ini di kemudian hari
dengan lebih baik lagi. Kami berharap semoga dengan selesainya makalah ini, dapat
bermanfaat bagi pembaca dan teman-teman, khususnya dalam memperdalam
pemgetahuan serta memudahkan kita dalam menyelesaikan sistem persamaan linear.
Atas perhatiaannya kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu dan membagikan pengetahuannya dalam menyelesaikan makalah
ini. Mudah-mudahan makalah ini bermanfaat bagi pembaca.
Watampone, 16 November 2021
Penulis
ii
DAFTAR ISI
AALAMAN BUDUL............................................................................................................ i
KATA PENEANTAW........................................................................................................... ii
BAB I PENDAAULUAN....................................................................................................1
A. Latar Belakang........................................................................................................ 1
B. Wumusan Masalah.................................................................................................1
C. Tujuan...................................................................................................................... 1
BAB II PEMBAAASAN......................................................................................................2
A. Kesimpulan............................................................................................................ 11
B. Saran...................................................................................................................... 11
DAFTAW PUSTAKA.......................................................................................................... v
iii
GAG I
PENDAAZNZAN
A. Nhthr Gjnhkhie
G. Ru`ushi @hshnha
1. Apa yang dimaksud dengan sistem persamaan linear?
C. Tujuhi
BAB II
PEMBAHASAN
Sistem Persamaan Linear, yaitu dua persamaan linear atau lebih yang
memiliki penyelesaian yang sama
Bentuk umum dari Sistem Persamaan Linear Dua Variabel dalam x dan y
dapat kita tuliskan sebagai berikut.
h8x + g8y = c8
h7x + g7y= c7
Dengan 8 7 8 7 8dan 7 merupakan bilangan-bilangan real.
Langkah 1:
ditulis ∊.
- Jika kedua garis saling berhimpit, maka himpunan penyelesaiannya memiliki
anggota yang tak hingga banyaknya.
Dengan menggunakan sifat-sifat dua garis berpotongan, dua garis sejajar
dan dua garis berimpit, maka bayaknya anggota dari himpunan penyelesaian
SPLDV berikut.
h8x + g8y = c8
h7x + g7y= 7
Contoh Soal:
Tentukan himpunan penyelesaian SPLDV: x + y = 5 dan x — y = 1 untuk x, y ∁
R menggunakan metode grafik.
Penyelesaian
Pertama, kita tentukan titik potong masing-masing persamaan pada sumbu-X
dan sumbu-Y
. x+y=5
⇟ x+0=5
⇟ x=5
⇟ 0+y=5
⇟ y=5
⇟ x —0 = 1
⇟ x=1
⇟ 0 —y = 1
⇟ y = —1
Dari gambar grafik di atas, titik potong kedua grafik tersebut adalah di titik (3,
2). Dengan demikian, himpunan penyelesaian dari sistem persamaan x + y = 5
2. Metode Subtitusi
Langkah 1:
- Pilihlah salah satu persamaan (jika ada pilih yang paling sederhana),
kemudian nyatakan x sebagai fungsi y atau y sebagai fungsi x.
Langkah 2:
5x + 5y = 25
3x + 6y = 24
Jawab
5x + 5y = 25................Pers. (1)
3x + 6y = 24................Pers. (2)
⇟ 5x + 5y = 25
⇟ 5y = 25 – 5x
⇟ y=5–x
⇟ 3x + 6(5 – x) = 24
⇟ 3x + 30 – 6x = 24
⇟ 30 – 3x = 24
⇟ 3x = 30 – 24
⇟ x=2
⇟ 10 + 5y = 25
⇟ 5y = 25 – 10
⇟ y=3
3. Metode Eliminasi
2x + y = 8
x – y = 10
Penyelesaian:
Dari kedua persamaan di atas, kita bisa melihat bahwa koefisien yang
sama dimiliki oleh peubah (variabel) y. Dengan demikian, variabel y dapat kita
eliminasi (hilangkan) dengan cara dijumlahkan, sehingga nilai x bisa kita tentukan
dengan cara berikut ini.
x–y=3
Dengan menggunakan metode gabungan, langkah-langkah penyelesaian
SPLDV di atas adalah sebagai berikut.
Langkah 1:
Langkah 2:
Contoh Soal:
Dari kedua persamaan di atas, kita bisa melihat bahwa koefisien yang
sama dimiliki oleh peubah (variabel) y. Dengan demikian, variabel y dapat kita
eliminasi (hilangkan) dengan cara dijumlahkan, sehingga nilai x bisa kita tentukan
dengan cara berikut ini.
x – y = 10
6 – y = 10
y = 6 – 10
y = -4
Dengan demikian, kita peroleh bahwa nilai x = 6 dan y = -4 sehingga
himpunan penyelesaian dari sistem persamaan di atas adalah {(6, -4)}.
5. Metode Determinan
| |
h g
H 0c o
Q0
||
x
y
G0
||
d
j
| || | |
c o y d
9
Langkah Kedua, tentukan nilai determinan matriks A (D), determinan x
(Dx) dan determinan y (Dy) dengan persamaan berikut.
O0
| h g
c o
0ho∗gc
|
D adalah determinan dari matriks A.
|
j g
O0 0jo∗gd
x
d o
Ox
|
adalah determinan dari matriks A yang kolom pertama diganti dengan
elemen-elemen matriks B.
|
h j
O0 0hd ∗gj
y
g d
|
O y adalah determinan dari matriks A yang kolom kedua diganti dengan
elemen-elemen matriks B.
Langkah Ketiga, tentukan nilai x dan y dengan persamaan berikut.
Ox Oy
x0 dan y 0
O O
Contoh Soal:
Dengan menggunakan metode determinan, tentukanlah himpunan penyelesaian
dari sistem persamaan berikut ini.
2x + y = 3
3x + 5y = 1
Penyelesaian:
Pertama, kita ubah sistem persamaan di atas ke dalam bentuk matriks berikut.
| || ||
3
2 1
5
x
y
0
1
3
Kedua, kita tentukan nilai D, Dx dan Dy dengan ketentuan seperti pada langkah-
langkah di atas.
O0 | |0( )
2
3
1
5
2 ( 5 ) ∗ ( 1 ) (3)010∗307
10
Ox0 | |0(
3
1
1
5
3 ) ( 5 ) ∗ ( 1 )( 1)01 5∗1014
2 3
O y0 3 1
0 ( 2 ) ( 1 ) ∗ ( 3 ) (3)02∗90∗7
| |
Ketiga, kita tentukan nilai x dan y menggunakan nilai-nilai determinan di atas.
Ox
x0
O
14
½
7
½7
Oy
y0
O
½ ∗7
7
½∗1
Dengan demikian, himpunan penyelesaian dari sistem persamaan linear di atas
adalah HP = {(2, -1)}.
| | | ||
h g x 0 j
c y d
11
Tujuan menyelesaikan sistem persamaan linear dua variabel adalah untuk
menentukan nilai x dan nilai y yang memenuhi persamaan tersebut. Oleh karena
itu, bentuk matriks AX = B harus kita ubah menjadi bentuk invers seperti berikut.
AX = B
∗1
X=H
G
∗1 ∗1
H merupakan invers matriks A. Bentuk matriks dari X = H G adalah
sebagai berikut.
||
x 0 1
o c ∗hg qp
y ho∗gc ∗
| ||
Contoh Soal:
∗1
Kedua, kita ubah matriks AX = B menjadi bentuk invers X = H G
||
x 1
y 0(2)(2)∗(∗3)(1) ∗1
2 ∗(∗
2 3)
| || |
53
||
x
0
1
| ||
2
y (4 )∗(∗3) ∗1
3 3
2 5
| |0 | ∗ | |
x
y
1
7
2
1
3
2 5
3
1 6 15
y y 0 7 ∗ 3+ +
x
| 0| | |
10
|| | |
x 1 21
y 7 7
12
|| ||
x 0 3
y 1
h 1 x + g 1 y + c 1 z0o1
h 2 x+ g2 y + c2
z0o2 h 3 x + g 3 y +c3
z0o3
1. Substitusi
Langkah 1:
13
Langkah 3:
2. Eliminasi
Langkah 1:
Langkah 2:
Langkah 3:
- Eliminasi salah satu peubah SPLDV (misal y) sehingga diperoleh nilai salah
satu peubah.
Langkah 4:
Langkah 5:
- Tentukan nilai peubah ketiga (yaitu x) berdasarkan nilai (y dan z) yang
diperoleh.
3. Gabungan
14
4. Determinan
h 1 x+ g1 y + c1 z0o1
h 2 x + g 2 y + c 2 z0o2
h 3 x +g3 y + c 3 z 0 o 3
A . X = B........................Pers. (1)
Dengan:
| |
h1 g 1
c1
H0 h g
2 2 2
c
h3 g 3
||
x
Q0 y
z
||
o1
G0 o2
o3
h1 g 1 c1 o1
| || | | |
x 0
h 2 g2 c2 y 2
h3 g 3 z o3
c3 o
15
O y adalah determinan dari matriks A yang kolom kedua diganti dengan elemen-
elemen matriks B.
O z adalah determinan dari matriks A yang kolom ketiga diganti dengan elemen-
elemen matriks B.
z0
O
16
5. Invers Matriks
∗
H . Matriks yang mempunyai invers disebut inνertible atau matriks non singular.
8
h 8 g 8 c8
Jika H 0 h7 g7 dengan det A ≠ O
| |
c7
h3 g3
c3
∗8
Maka invers dari matriks A (ditulis H ) dirumuskan sebagai berikut.
∗8
H = = (1/determinan A)(adjoin A)
h g c
∗8
H 0
8
| |
Dengan Adj A = (matriks kofaktor A½T
Jika det A = O, maka matriks tersebut tidak mempunyai invers atau disebut
matriks singular.
17
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan