Anda di halaman 1dari 61

YULIA NINGSIH

NIM: 120710059

Berikut adalah data jumlah kasus baru untuk 10 besar penyakit pada
Puskesmas Barataguru tahun 2020:

No Jenis Penyakit Jumlah


1 Faringitis Akut 316
2 Hipertensi (HT) 283
3 Gastritis 226
4 Myalgia 186
5 Diabetes Melitus (DM) 154
6 Tonsilitis 147
7 Dermatitis 120
8 Gout 119
9 Diare 84
10 Common Cold 58

10 JENIS PENYAKIT

1. FARINGITIS

Mengenal Faringitis

Faringitis adalah inflamasi pada faring yang menyebabkan sakit tenggorok (Medical
ensiklopedi). Faringitis akut merupakan salah satu penyakit tersering pada anak-anak yang
berkunjung ke dokter umum.

Faringitis akut terjadi karena adanya inflamasi pada tenggorokan yang menyebabkan nyeri
pada tenggorokan. Faringitis akut adalah radang akut pada mukosa faring dan jaringan
limfoid pada dinding faring.

Faringitis akut adalah infeksi pada faring yang disebabkan oleh virus atau bakteri, yang
ditandai oleh adanya nyeri tenggorokan, faring eksudat dan hiperemis, demam, pembesaran
limfonodi leher dan malaise.

Karena letaknya yang sangat dekat dengan hidung dan tonsil, jarang terjadi hanya infeksi
lokal faring atau tonsil. Oleh karena itu, pengertian faringitis secara luas mencakup tonsilitis,
nasofaringitis, dan tonsilofaringitis. Infeksi pada daerah faring dan sekitarnya ditandai
dengan keluhan nyeri tenggorok.

Berdasarkan pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa faringitis akut adalah suatu
peradangan akut yang menyerang tenggorokan atau faring yang disebabkan oleh virus atau
bakteri tertentu yang di tandai dengan nyeri tenggorokan.

1
YULIA NINGSIH
NIM: 120710059

Penyebab Faringitis Akut

Berbagai bakteri dan virus dapat menjadi penyebab faringitis akut, baik faringitis sebagai
manifestasi tunggal maupun sebagai bagian dari penyakit lain. Virus merupakan etiologi
terbanyak faringitis akut, terutama pada anak berusia ≤3 tahun (prasekolah).

Virus penyebab penyakit respiratori seperti Adenovirus, Rhinovirus, dan virus Parainfluenza
dapat menjadi penyebab faringitis akut. Infeksi sistemik seperti infeksi virus campak,
Cytomegalovirus (CMV), virus Rubella, dan berbagai virus lainnya juga dapat menunjukkan
gejala faringitis akut.

Streptokokus beta hemolitikus grup A adalah bakteri penyebab terbanyak


faringitis/tonsilofaringitis akut. Bakteri tersebut mencakup 15−30% (di luar kejadian
epidemik) dari penyebab faringitis akut pada anak, sedangkan pada dewasa hanya sekitar
5−10% kasus.

Pada beberapa kasus, faringitis juga bisa disebabkan oleh infeksi bakteri. Bakteri ini biasanya
berasal dari golongan Streptococcus A. Meski jarang, bakteri lain seperti Neisseria
gonorrhoeae, Chlamydia trachomatis, dan Corynebacterium diphtheriae, juga bisa
menyebabkan faringitis.

Meski kondisi ini jarang terjadi infeksi jamur Candida juga bisa menyebabkan faringitis.

Faktor Risiko Penyebab Faringitis Akut

Dilansir dari artikel penelitian Fakultas Kedikteran Universitas Lampung, faktor risiko
penyebab faringitis akut karena udara dingin, turunnya daya tahan tubuh yang disebabkan
oleh infeksi virus influenza, konsumsi makanan yang kurang gizi, konsumsi alkohol yang
berlebih, gejala predormal dari penyakit scarlet fever dan seseorang yang tinggal di
lingkungan kita yang menderita sakit tenggorokan atau demam.

Tanda dan gejala dari faringitis yang disebabkan oleh Streptococcus β hemoliticus group A
serupa dengan faringitis yang bukan disebabkan oleh Streptococcus β hemoliticus group A7.
Oleh sebab itu penting untuk menentukan penyebab terjadinya faringitis untuk penentuan
terapi yang akan digunakan.

Penentuan penyebab faringitis yang paling akurat adalah dengan menggunakan kultur
apusan tenggorokan. Kelemahan dari metode ini antara lain biaya yang mahal dan perlu
waktu untuk mengetahui hasilnya sekitar 12 hari.

Gejala Faringitis

Gejala faringitis yang khas akibat bakteri Streptokokus berupa nyeri tenggorokan dengan
awitan mendadak, disfagia, dan demam. Selain itu juga didapatkan demam yang dapat
mencapai suhu 40°C, beberapa jam kemudian terdapat nyeri tenggorok.

2
YULIA NINGSIH
NIM: 120710059

Gejala seperti rinorea, suara serak, batuk, konjungtivitis, dan diare biasanya disebabkan oleh
virus. Beberapa gejala klinik dari faringitis adalah sebagai berikut:
 Demam (mencapai 40°C)
 Sakit kepala
 Anorexia
 Dysphagia
 Mual, muntah
 Faring edema atau bengkak

Komplikasi Faringitis

Biasanya faringitis dapat sembuh sendiri. Namun jika faringitis ini berlangsung lebih dari 1
minggu, masih terdapat demam, pembesaran nodus limfa, atau muncul bintik kemerahan.

Hal tersebut berarti dapat terjadi komplikasi dari faringitis, seperti demam reumatik.
Beberapa komplikasi faringitis akut yang lain adalah;
1. Demam scarlet, yang di tandai dengan demam dan bintik kemerahan.
2. Demam reumatik, yang dapat menyebabkan inflamasi sendi, atau kerusakan pada
katup jantung. Demam reumatik merupakan komplikasi yang paling sering terjadi
pada faringitis akut.
3. Glomerulonefritis, komplikasi berupa glomerulonefritis akut merupakan respon
inflamasi terhadap protein M spesifik. Glomerulonefritis adalah salah satu jenis
penyakit ginjal di mana terjadi peradangan pada glomerulus.
4. Abses peritonsilar biasanya disertai dengan nyeri tenggorokan, disfagia, demam dan
dehidrasi.

Diagnosis Faringitis

Untuk mendiagnosis faringitis, dokter akan melakukan tanya jawab seputar keluhan dan
gejala yang dialami pasien, serta menelusuri riwayat kesehatan pasien.

Selanjutnya, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik menyeluruh, termasuk memeriksa


bagian telinga, hidung, mulut, dan tenggorokan pasien. Pemeriksaan tenggorokan dilakukan
untuk melihat adanya pembengkakan dan kemerahan di tenggorokan.

Jika diperlukan, dokter akan meminta pasien untuk melakukan serangkaian pemeriksaan
penunjang untuk memastikan penyebab infeksi. Pemeriksaan penunjang ini meliputi:
 Swab tenggorokan dan kultur bakteri
Swab tenggorokan dilakukan dengan mengambil sampel dari tenggorokan untuk
selanjutnya dilakukan kultur untuk mendeteksi keberadaan bakteri di tenggorokan.
 Tes darah
Tes darah dilakukan dengan mengambil sampel darah untuk mendeteksi adanya
infeksi.

Pengobatan Faringitis
Pengobatan faringitis bertujuan untuk meredakan keluhan dan gejala, mengatasi infeksi
penyebab faringitis, dan mencegah terjadinya komplikasi.

3
YULIA NINGSIH
NIM: 120710059

Dua langkah penanganan yang bisa dilakukan adalah dengan penanganan mandiri dan
pemberian obat-obatan. Berikut penjelasannya:

Penanganan mandiri

Langkah penanganan mandiri yang bisa dilakukan untuk mengatasi faringitis adalah:
 Banyak beristirahat hingga kondisi terasa lebih baik.
 Jangan terlalu banyak berbicara terutama bila suara sedang serak.
 Minum air putih dalam jumlah yang cukup agar tidak mengalami dehidrasi.
 Gunakan pelembab udara (humidifier) jika udara dalam ruangan terasa kering.
 Konsumsi makanan yang nyaman di tenggorokan, seperti sup kaldu hangat.
 Berkumur dengan air garam hangat untuk meredakan nyeri tenggorokan.
 Hindari paparan asap rokok dan polusi

Pemberian obat-obatan
Bila penanganan faringitis secara mandiri tidak membuat kondisi membaik dalam beberapa
hari, maksimal 1 minggu, pemeriksaan ke dokter diperlukan. Dokter meresepkan beberapa
jenis obat, seperti:
 Antibiotik
Antibiotik adalah obat untuk mengatasi infeksi bakteri. Obat ini akan diberikan jika
faringitis disebabkan oleh infeksi bakteri. Jenis antibiotik untuk radang tenggorokan
yang dipilih biasanya adalah penisilin dan amoxicillin. Selalu ikuti anjuran dan aturan
penggunaan obat yang diberikan oleh dokter. Jangan menghentikan penggunaan
obat secara sembarangan.
 Benzocaine
Benzocaine akan diberikan oleh dokter untuk mengatasi sakit tenggorokan dan
kesulitan menelan yang sering terjadi pada faringitis. Bahan ini sering ada di obat
kumur atau permen pelega tenggorokan (lozenges).
 Paracetamol atau ibuprofen
Paracetamol dan ibuprofen merupakan antidemam dan antinyeri. Obat-obat
diberikan untuk meredakan nyeri dan menurunkan demam, yang bisa terjadi selama
faringitis.

Perawatan di rumah sakit dengan memberikan pasien cairan infus juga bisa menjadi pilihan
penanganan faringitis bila pasien sangat sulit menelan sehingga berpotensi kekurangan
nutrisi.

Pencegahan Faringitis

Pencegahan faringitis dilakukan dengan menghindari penyebab dan pemicunya. Anda dapat
melakukannya dengan menerapkan pola hidup bersih dan sehat, seperti:
 Rajin mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir, terutama sebelum makan,
setelah ke toilet, dan setelah batuk atau bersin.
 Jangan berbagi peralatan makan dan minum atau peralatan mandi dengan penderita
faringitis.
 Selalu tutup mulut dan hidung dengan tangan atau tisu saat batuk.
 Jangan merokok dan hindari paparan asap rokok dan polusi.

4
YULIA NINGSIH
NIM: 120710059

 Cuci mainan anak yang menderita faringitis (terutama mainan yang biasa ia
masukkan ke mulut) dengan bersih.
 Pasien faringitis sebaiknya tidak masuk sekolah atau kantor selama 1-2 hari pertama
sakit untuk mencegah penularan.

Cegah Faringitis dengan Menerapkan Gaya Hidup Sehat

Gejala Faringitis

Ada beberapa gejala yang akan dirasakan seseorang ketika mengalami kondisi faringitis.
Batuk yang disertai kesulitan menelan menjadi salah satu gejala awal yang pasti terjadi pada
pengidap faringitis. Selain itu, nyeri otot, demam, mual dan pusing juga menjadi gejala lain
bagi pengidap faringitis.

Selain itu, pengidap faringitis mengalami batuk atau pilek dan penurunan nafsu makan serta
pembengkakan atau peradangan pada sebagian atau keseluruhan tenggorokan, seperti
langit-langit mulut dan amandel.

Faringitis yang disebabkan oleh virus biasanya tidak menyebabkan batuk berdahak pada
penderitanya. Namun faringitis yang disebabkan oleh bakteri biasanya akan memiliki gejala
batuk berdahak dengan dahak kental berwarna kuning kehijauan. Jika kondisi peradangan
cukup parah, dahak dapat bercampur dengan darah yang disebabkan adanya luka akibat
infeksi yang disebabkan bakteri.

Pencegahan Faringitis

Kondisi faringitis dapat diobati dengan penggunaan antibiotik dan berkumur dengan
antiseptik. Perlu diingat, kondisi faringitis tidak terlalu serius dan dapat sembuh dengan
sendirinya dalam waktu beberapa hari. Namun, pencegahan faringitis bisa dengan
melakukan gaya hidup sehat, seperti:

1. Konsumsi Air Putih


Sebaiknya penuhi kebutuhan air putih untuk tubuh kamu. Memenuhi kebutuhan cairan
dalam tubuh dapat membuat kerongkongan atau tenggorokan menjadi lembap dan
menghindarkan kamu dari faringitis. Konsumsi air putih juga memiliki manfaat, seperti
melancarkan aliran darah dan menghindari dehidrasi serta hipertensi.

2. Menjaga Kebersihan Diri


Rutin menjaga kebersihan diri nyatanya bisa membuat kamu terhindar dari penyakit
faringitis. Tidak ada salahnya untuk selalu mencuci tangan setiap sebelum atau setelah
melakukan kegiatan. Usahakan untuk melakukan cuci tangan pada air yang mengalir dan
menggunakan sabun antiseptic untuk menghindari penyebaran virus atau bakteri faringitis.
Apalagi ketika kamu berada satu ruangan dengan orang yang memiliki penyakit faringitis.

3. Menjaga Kebersihan Lingkungan


Menjaga kebersihan lingkungan menjadi cara untuk mencegah faringitis. Faringitis dapat
menyebar melalui benda padat yang terpapar bakteri atau virus penyebab faringitis, jadi

5
YULIA NINGSIH
NIM: 120710059

tidak ada salahnya untuk selalu membersihkan lingkungan agar terhindar dari berbagai
penyakit yang disebabkan bakteri atau virus. Selain itu, menjauhkan rumah dari paparan
asap rokok juga efektif digunakan untuk menghindari virus atau bakteri penyebab faringitis.

Cara mengatasi radang tenggorokan di rumah Beberapa perawatan yang bisa Anda lakukan
di rumah untuk meringankan gejala radang tenggorokan di antaranya: Minum banyak cairan
untuk menghindari dehidrasi Berkumur dengan air garam hangat Menggunakan pelembap
udara Banyak beristirahat Sedangkan pada radang tenggorokan akibat infeksi bakteri,
dokter akan meresepkan antibiotik untuk Anda. Ingat, habiskan antibiotik yang diresepkan
untuk mencegah infeksi kembali atau memburuk. Mencegah radang tenggorokan Pepatah
mengatakan, lebih baik mencegah daripada mengobati. Hal ini juga berlaku pada kasus
radang tenggorokan. Anda dapat mencegah penyakit ini mampir ke tubuh. Berikut beberapa
cara yang bisa dilakukan untuk mencegah radang tenggorokan, dirangkum dari Mayo Clinic:
Tidak merokok dan menghindari asap rokok Membatasi konsumsi alkohol dan kafein
Perbanyak minum air Hindari makanan pedas Tingkatkan daya tahan tubuh Rajin cuci
tangan Hindari orang yang sedang sakit pilek atau batuk.

2. HIPERTENSI

Pengertian Hipertensi

Hipertensi adalah nama lain dari tekanan darah tinggi. Kondisi ini dapat menyebabkan
komplikasi kesehatan yang parah dan meningkatkan risiko penyakit jantung, stroke, dan
terkadang kematian.

Tekanan darah adalah kekuatan yang diberikan oleh sirkulasi darah terhadap dinding arteri
tubuh, yaitu pembuluh darah utama dalam tubuh. Tekanan ini tergantung pada resistensi
pembuluh darah dan seberapa keras jantung bekerja. Semakin banyak darah yang dipompa
jantung dan semakin sempit arteri, maka semakin tinggi tekanan darah.

Hipertensi dapat diketahui dengan cara rajin memeriksakan tekanan darah. Untuk orang
dewasa minimal memeriksakan darah setiap lima tahun sekali.

Hasil tekanan darah ditulis dalam dua angka. Angka pertama (sistolik) mewakili tekanan
dalam pembuluh darah ketika jantung berkontraksi atau berdetak. Angka kedua (diastolik)
mewakili tekanan di dalam pembuluh darah ketika jantung beristirahat di antara detak
jantung.

Seseorang bisa dikatakan mengalami hipertensi bila ketika diukur pada dua hari yang
berbeda, pembacaan tekanan darah sistolik pada kedua hari adalah lebih besar dari 140
mmHg dan / atau pembacaan tekanan darah diastolik pada kedua hari adalah lebih besar
dari 90 mmHg.

Faktor Risiko Hipertensi

6
YULIA NINGSIH
NIM: 120710059

Seiring bertambahnya usia, kemungkinan mengidap hipertensi akan meningkat. Berikut ini
faktor-faktor pemicu yang dapat memengaruhi peningkatan risiko hipertensi:
 Berusia di atas 65 tahun.
 Mengonsumsi banyak garam.
 Kelebihan berat badan.
 Memiliki keluarga dengan hipertensi.
 Kurang makan buah dan sayuran.
 Jarang berolahraga.
 Minum terlalu banyak kopi (atau minuman lain yang mengandung kafein).
 Terlalu banyak mengonsumsi minuman keras.

Risiko hipertensi dapat dicegah dengan mengonsumsi makanan dengan kandungan gizi yang
baik dan mengubah gaya hidup menjadi lebih sehat. 

Penyebab Hipertensi

Ada dua jenis tekanan darah tinggi, yaitu hipertensi primer dan hipertensi sekunder. Berikut
penyebab masing-masing kedua jenis hipertensi tersebut:

1. Hipertensi Primer
Pada kebanyakan orang dewasa penyebab tekanan darah tinggi ini seringkali tidak
diketahui. Hipertensi primer cenderung berkembang secara bertahap selama bertahun-
tahun.

2. Hipertensi Sekunder
Beberapa orang memiliki tekanan darah tinggi karena memiliki kondisi kesehatan yang
mendasarinya. Hipertensi sekunder cenderung muncul tiba-tiba dan menyebabkan tekanan
darah lebih tinggi daripada hipertensi primer.

Berbagai kondisi dan obat-obatan yang dapat menyebabkan hipertensi sekunder, antara
lain:
 Obstruktif sleep apnea (OSA).
 Masalah ginjal.
 Tumor kelenjar adrenal.
 Masalah tiroid.
 Cacat bawaan di pembuluh darah.
 Obat-obatan, seperti pil KB, obat flu, dekongestan, obat penghilang rasa sakit yang
dijual bebas.
 Obat-obatan terlarang, seperti kokain dan amfetamin.

Gejala Hipertensi

Seseorang yang mengidap hipertensi akan merasakan beberapa gejala yang timbul. Gejala
yang muncul akibat hipertensi, antara lain:
 Sakit kepala.
 Lemas.
 Masalah dalam penglihatan.

7
YULIA NINGSIH
NIM: 120710059

 Nyeri dada.
 Sesak napas.
 Aritmia.
 Adanya darah dalam urine. 

Diagnosis Hipertensi

Untuk mengukur tekanan darah, dokter atau tenaga ahli biasanya akan memakaikan manset
lengan tiup di sekitar lengan dan mengukur tekanan darah dengan menggunakan alat
pengukur tekanan. 

Hasil pengukuran tekanan darah dibagi menjadi empat kategori umum:


 Tekanan darah normal, yaitu di bawah 120/80 mmHg.
 Tekanan darah tinggi, bila tekanan sistolik berada di kisaran 120-129 mmHg dan
tekanan diastolik berada di bawah 80 mmHg.
 Hipertensi stadium 1, bila tekanan sistolik berada di kisaran 130-139 mmHg dan
tekanan diastolik berkisar antara 80-89 mmHg.
 Hipertensi stadium 2. Ini adalah kondisi hipertensi yang lebih parah. Hipertensi tahap
2 adalah ketika tekanan sistolik 140 mmHg atau lebih tinggi atau tekanan diastolik 90
mmHg atau lebih tinggi. 

Pengobatan Hipertensi

Bagi sebagian pengidap hipertensi, konsumsi obat harus dilakukan seumur hidup untuk
mengatur tekanan darah. Namun, jika tekanan darah pengidap sudah terkendali melalui
perubahan gaya hidup, penurunan dosis obat atau konsumsinya dapat dihentikan. Dosis
yang sudah ditentukan merupakan hal yang penting untuk diperhatikan, karena takarannya
disesuaikan dengan tingkat tekanan darah. Selain itu, obat yang diberikan juga harus
diperhatikan apa saja dampak dan efek samping yang timbul pada tubuh sang pengidap.

Obat-obatan yang umumnya diberikan kepada para pengidap hipertensi, antara lain:
 Obat untuk membuang kelebihan garam dan cairan di tubuh melalui urine.
Hipertensi membuat pengidapnya rentan terhadap kadar garam tinggi dalam tubuh,
untuk itu penggunaan obat ini dibutuhkan sebagai bagian dari pengobatan. 
 Obat untuk melebarkan pembuluh darah, sehingga tekanan darah bisa turun.
Hipertensi membuat pengidapnya rentan untuk mengalami sumbatan pada
pembuluh darah. 
 Obat yang bekerja untuk memperlambat detak jantung dan melebarkan pembuluh.
Tujuan penggunaan obat ini adalah untuk menurunkan tekanan darah pengidap
hipertensi. 
 Obat penurun tekanan darah yang berfungsi untuk membuat dinding pembuluh
darah lebih rileks. 
 Obat penghambat renin yang memliiki fungsi utama obat untuk menghambat kerja
enzim yang berfungsi untuk menaikan tekanan darah dan dihasilkan oleh ginjal. Jika
renin bekerja berlebihan, tekanan darah akan naik tidak terkendali. 

8
YULIA NINGSIH
NIM: 120710059

Selain konsumsi obat-obatan, pengobatan hipertensi juga bisa dilakukan melalui terapi
relaksasi, misalnya terapi meditasi atau terapi yoga. Terapi tersebut bertujuan untuk
mengendalikan stres dan memberikan dampak relaksasi bagi pengidap hipertensi.
Pengobatan terhadap hipertensi juga tidak akan berjalan lancar jika tidak disertai dengan
perubahan gaya hidup. Menjalani pola makan dan hidup sehat, serta menghindari konsumsi
kafein dan garam yang berlebihan juga harus dilakukan. 

Pencegahan Hipertensi

Terdapat berbagai langkah pencegahan yang bisa dilakukan terhadap penyakit hipertensi,
antara lain:
 Mengonsumsi makanan sehat.
 Mengurangi konsumsi garam jangan sampai berlebihan.
 Mengurangi konsumsi kafein yang berlebihan seperti teh dan kopi.
 Berhenti merokok.
 Berolahraga secara teratur.
 Menurunkan berat badan, jika diperlukan.
 Mengurangi konsumsi minuman beralkohol.
 Menghindari konsumsi minuman bersoda.

Hipertensi dan Penanganannya

Akibat yang ditimbulkannya sudah barang tentu menjadi masalah kesehatan masyarakat
dan segera mendapat perhatian dari Direktoran Pengendalian Penyakit Tidak menular.
Hipertensi, merupakan salah satu faktor risiko yang paling berpengaruh terhadap kejadian
penyakit jantung dan pembuluh darah. Seringkali, mereka yang mengidap hipertensi tidak
menunjukkan gejala, sehingga baru disadari bila telah menyebabkan gangguan organ seperti
gangguan fungsi jantung atau stroke. Tidak jarang hipertensi ditemukan secara tidak sengaja
pada waktu pemeriksaan kesehatan rutin atau datang dengan keluhan lain. Hasil Riset
Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2007 menunjukkan, sebagian besar kasus hipertensi di
masyarakat belum terdiagnosis. Hal ini terlihat dari hasil pengukuran tekanan darah pada
usia 18 tahun ke atas ditemukan prevalensi hipertensi di Indonesia sebesar 31,7%, dimana
hanya 7,2% penduduk yang sudah mengetahui memiliki hipertensi dan hanya 0,4% kasus
yang minum obat hipertensi. Itu berarti 76% kasus hipertensi di masyarakat belum
terdiagnosis atau 76% masyarakat belum mengetahui bahwa mereka menderita hipertensi.

Langkah Penanganan

Untuk mengelola penyakit hipertensi termasuk penyakit tidak menular lainnya, Kemenkes
membuat kebijakan yaitu:

- Mengembangkan dan memperkuat kegiatan deteksi dini hipertensi secara aktif (skrining)

- Meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan deteksi dini melalui kegiatan


Posbindu PTM

9
YULIA NINGSIH
NIM: 120710059

- Meningkatkan akses penderita terhadap pengobatan hipertensi melalui revitalisasi


Puskesmas untuk pengendalian PTM melalui Peningkatan sumberdaya tenaga kesehatan
yang profesional dan kompenten dalam upaya pengendalian PTM khususnya tatalaksana
PTM di fasilitas pelayanan kesehatan dasar seperti Puskesmas; Peningkatan manajemen
pelayanan pengendalian PTM secara komprehensif (terutama promotif dan preventif) dan
holistik; serta Peningkatkan ketersediaan sarana dan prasarana promotif-preventif, maupun
sarana prasarana diagnostik dan pengobatan. Upaya Pencegahan dan Penanggulangan
hipertensi dimulai dengan meningkatkan kesadaran masyarakat dan perubahan pola hidup
ke arah yang lebih sehat.

Untuk itu Puskesmas sebagai fasilitas pelayanan kesehatan dasar perlu melakukan
Pencegahan primer yaitu kegiatan untuk menghentikan atau mengurangi faktor risiko
Hipertensi sebelum penyakit hipertensi terjadi, melalui promosi kesehatan seperti diet yang
sehat dengan cara makan cukup sayur-buah, rendah garam dan lemak, rajin melakukan
aktivitas dan tidak merokok. Puskesmas juga perlu melakukan pencegahan sekunder yang
lebih ditujukan pada kegiatan deteksi dini untuk menemukan penyakit. Bila ditemukan
kasus, maka dapat dilakukan pengobatan secara dini. Sementara pencegahan tertier
difokuskan pada upaya mempertahankan kualitas hidup penderita. Pencegahan tertier
dilaksanakan melalui tindak lanjut dini dan pengelolaan hipertensi yang tepat serta minum
obat teratur agar tekanan darah dapat terkontrol dan tidak memberikan komplikasi seperti
penyakit ginjal kronik, stroke dan jantung. Penanganan respon cepat juga menjadi hal yang
utama agar kecacatan dan kematian dini akibat penyakit hipertensi dapat terkendali dengan
baik. Pencegahan tertier dilaksanakan agar penderita hipertensi terhindar dari komplikasi
yang lebih lanjut serta untuk meningkatkan kualitas hidup dan memperpanjang lama
ketahanan hidup.

Deteksi Sederhana

Cara untuk mendeteksi atau menegakkan diagnosis penyakit hipertensi, sangat sederhana
yaitu dengan mengukur tekanan darah menggunakan tensimeter. Hipertensi ditegakkan bila
tekanan darah ? 140/90 mmHg. Pengobatan atau penatalaksanaan hipertensi
membutuhkan waktu lama, seumur hidup dan harus terus menerus. Jika modifikasi gaya
hidup tidak menurunkan tekanan darah ke tingkat yang diinginkan, maka harus diberikan
obat. Sarana dan prasarana untuk diagnosis dan mengobati hipertensi, termasuk
mendeteksi kemungkinan terjadi kerusakan organ target atau komplikasi pada dasarnya
sudah tersedia di fasilitas pelayanan kesehatan. Keberadaan Posbindu PTM setiap bulan
dalam wadah Desa Siaga aktif di setiap kelurahan sebenarnya sudah cukup untuk
mewaspadai dan memonitor tekanan darah dan segera ke Puskesmas/fasilitas kesehatan
jika tekanan darahnya tinggi. Melalui Puskesmas dan Posbindu PTM, masyarakat cukup
mendapat kemudahan akses untuk mendeteksi atau monitoring tekanan darah nya. Jika
mampu membeli tensimeter sendiri untuk memonitor tekanan darah keluarga secara rutin
akan lebih baik.

Namun yang paling penting adalah meningkatkan perilaku hidup sehat. Keberadaan
Posbindu PTM di masyarakat lebih tepat untuk mengendalikan faktor risiko Penyakit Tidak
Menular (obesitas, hiperkolesterol, hipertensi, hiperglikemi, diet tidak sehat, kurang aktifitas
dan merokok). Kegiatan deteksi dini pada Posbindu PTM dilakukan melalui monitoring

10
YULIA NINGSIH
NIM: 120710059

faktor risiko secara terintegrasi, rutin dan periodik. Kegiatan monitoring mencakup kegiatan
minimal yaitu hanya memantau masalah konsumsi sayur/buah dan lemak, aktivitas fisik,
indeks massa tubuh (IMT), dan tekanan darah, dan kegiatan monitoring lengkap yaitu
memantau kadar glukosa darah, dan kolesterol darah, pemeriksaan uji fungsi paru
sederhana dan IVA. Tindak lanjut dini berupa peningkatan pengetahuan masyarakat tentang
cara mencegah dan mengendalikan faktor risiko PTM dilakukan melalui penyuluhan / dialog
interaktif secara massal dan / atau konseling faktor risiko secara terintegrasi pada individu
dengan faktor risiko, sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Kasus faktor risiko PTM yang
ditemukan yang tidak dapat dikendalikan melalui konseling dirujuk ke fasilitas pelayanan
dasar di masyarakat (Puskesmas, Klinik swasta, dan dokter keluarga) untuk tidak lanjut dini.

3. GASTRITIS

Pengertian Gastritis

Gastritis adalah kondisi ketika lapisan lambung mengalami iritasi, peradangan atau
pengikisan. Pada lapisan lambung terdapat kelenjar yang fungsinya untuk menghasilkan
asam lambung dan juga enzim pencernaan. Lapisan lambung dilindungi oleh lendir yang
tebal sehingga tidak terjadi iritasi pada lapisan tersebut. Saat lendir tersebut hilang, iritasi
bisa terjadi pada lambung.

Gastritis dibagi menjadi dua, berdasarkan jangka waktu perkembangan gejalanya. Yang
pertama adalah gastritis akut (berkembang secara cepat dan tiba-tiba) dan yang kedua
adalah kronis (perkembangannya secara perlahan). Istilah gastritis juga dikenal sebagai
iritasi lambung atau radang lambung yang bisa muncul secara tiba-tiba dan dalam waktu
yang relatif lama. Meskipun gejala gastritis mirip maag, tetapi gastritis berbeda dengan
penyakit tersebut.

Gastritis terbagi menjadi akut dan kronis. Dalam kondisi gastritis akut, iritasi akan muncul
tiba-tiba. Umumnya, akan muncul nyeri ulu hati yang parah walau hanya sementara sebagai
gejala yang ditimbulkan.

Pada gastritis kronis, iritasi di lambung berlangsung lambat tetapi akan terjadi dalam kurun
waktu yang relatif lebih lama. Nyeri yang disebabkan dari iritasi lambung yang kronis ini
tidak separah dibandingkan dengan gastritis akut tetapi akan terjadi pada waktu yang lama.
Iritasi ini dapat mengubah struktur lapisan lambung dan mempunyai risiko menjadi kanker.

Penyakit ini juga dapat menyebabkan gastritis erosif, atau terjadinya pengikisan lambung.
Pengikisan tersebut bisa menyebabkan luka dan pendarahan pada lambung. Meskipun
kondisi tersebut terbilang jauh lebih jarang dibandingkan dengan gastritis erosif.

Faktor Risiko Gastritis

Penyakit gastritis memiliki beberapa faktor risiko yang meningkatkan peluang seseorang
untuk mengalaminya. Berikut ini adalah faktor risiko gastritis, antara lain:

 Konsumsi makanan dengan kadar pengawet dan garam yang tinggi berlebihan.

11
YULIA NINGSIH
NIM: 120710059

 Konsumsi makanan berlemak dan berminyak berlebihan.

 Konsumsi makanan asam dan pedas berlebihan

 Konsumsi alkohol berlebihan dan dalam jangka panjang.

 Kondisi medis tertentu yang bisa menyebabkan sistem kekebalan tubuh menurun.

 Penggunaan narkoba dan zat-zat berbahaya lainnya.

 Merokok 

Penyebab Gastritis

Terdapat beberapa hal yang bisa menyebabkan gastritis, di antaranya: Infeksi bakteri H.
pylori
 Efek samping konsumsi obat untuk mengurangi gejala peradangan secara berkala

 Stres

 Konsumsi minuman beralkohol secara berlebihan

 Penyalahgunaan obat-obatan

 Reaksi autoimun

 Pertambahan usia

 Infeksi bakteri dan virus

 Penyakit Crohn

 Penyakit HIV/AIDS

 Refluks empedu

 Anemia pernisiosa

 Muntah kronis

Gejala Gastritis

Ketika gastritis terjadi, ada penderita yang merasakan gejalanya dan ada juga yang tidak.
Beberapa gejala gastritis di antaranya:
 Panas dan juga nyeri yang menggerogoti dalam lambung

 Hilang nafsu makan

12
YULIA NINGSIH
NIM: 120710059

 Cepat merasa kenyang saat makan

 Perut kembung

 Cegukan

 Mual

 Muntah

 Sakit perut

 Gangguan saluran cerna

 BAB dengan tinja berwarna hitam pekat

 Muntah darah 

Pengobatan Gastritis

Gejala yang di alami pengidap gastritis bisa reda jika ditangani dengan benar. Ada beberapa
obat yang biasanya diresepkan oleh dokter, yaitu:
 Obat penghambat tingkat histamin pada tubuh

 Obat penghambat produksi asam lambung

 Obat untuk melawan infeksi bakteri 

Pencegahan Gastritis

Jika seseorang rentan terhadap gejala gastritis, mulailah mencoba mengubah porsi dan
jadwal makan. Mengubah porsi dan jadwal makan bisa dilakukan dengan mengurangi porsi
makan dari yang sebelumnya. Hal tersebut bertujuan agar jadwal makan jadi lebih sering
dari biasanya. Makanan berminyak, asam, atau pedas juga harus dihindari. Alkohol juga bisa
menyebabkan gejala gastritis, maka konsumsi minuman beralkohol juga harus dihindari.
Pengendalian stres juga harus dilakukan agar bisa terhindar dari penyakit ini.

9 Cara untuk Merawat Gastritis

Gastritis adalah penyakit lambung yang disebabkan karena dinding lambung mengalami
peradangan. Itulah sebabnya gastritis sering disebut juga sebagai radang lambung. Kondisi
ini tidak berbahaya dan dapat disembuhkan dengan pengobatan tertentu. Namun dalam
beberapa kasus, gastritis juga bisa menjadi gejala sakit asam lambung dan bisa
meningkatkan risiko kanker perut. Jadi, sebelum gastritis berkembang menjadi kondisi yang
berbahaya, ada baiknya kamu mengetahui cara merawat gastritis di sini.

Kenalan dengan Penyakit Gastritis

13
YULIA NINGSIH
NIM: 120710059

Pada dinding lambung atau lapisan mukosa lambung manusia terdapat kelenjar yang
menghasilkan asam lambung dan enzim pencernaan yang bernama pepsin. Agar lapisan
mukosa lambung tidak cepat rusak akibat asam lambung, dinding lambung dilapisi oleh
lendir (mukus) yang tebal. Nah, pada kasus gastritis, mukus tersebut sudah rusak, sehingga
dinding lambung mengalami peradangan.

Secara umum, gastritis dibagi menjadi dua jenis, yaitu gastritis akut dan kronis. Gastritis akut
adalah peradangan pada lapisan lambung yang terjadi secara tiba-tiba, sedangkan gastritis
kronis terjadi secara perlahan dan dapat berlangsung dalam waktu yang lama. Gastritis
kronis juga menimbulkan nyeri yang lebih ringan dibandingkan dengan gastritis akut, tapi
munculnya lebih sering dan dapat terjadi dalam waktu yang lebih lama.

Penyakit ini sebaiknya jangan disepelekan. Oleh karena selain berisiko menyebabkan kanker
perut, gastritis juga bisa menyebabkan pengikisan lapisan lambung atau yang dikenal
dengan gastritis erosif. Akibatnya, lambung akan terluka dan mengalami perdarahan.

Gejala Gastritis

Tiap pengidap gastritis bisa mengalami gejala yang berbeda-beda. Malah kadangkala,
gastritis tidak menimbulkan gejala apapun. Namun secara umum, gejala gastritis meliputi:
 Nyeri dan ada sensasi panas di perut bagian ulu hati.
 Perut kembung.
 Mual.
 Muntah.
 Cegukan
 Hilang napsu makan.
 Cepat merasa kenyang saat makan.
 Buang air besar dengan tinja berwarna hitam.
 Muntah darah.

Gejala gastritis memang kurang lebih mirip dengan gejala sakit maag. Itulah mengapa orang
awam sering mengira gastritis sama dengan penyakit maag. Padahal, kedua penyakit
tersebut berbeda.

Cara Merawat Gastritis

Pengobatan yang diberikan oleh dokter biasanya disesuaikan dengan penyebab dan kondisi
yang memicu terjadinya terjadinya gastritis. Namun untuk mengobati gastritis dan
meredakan gejala-gejalanya, dokter dapat memberikan obat-obatan berikut:

1. Obat antibiotik. Obat ini diresepkan untuk pengidap gastritis yang disebabkan oleh
infeksi bakteri, yaitu Helicobacter pylori.
2. Obat anti-diare. Obat ini sangat membantu untuk mengatasi gejala diare yang
dialami pengidap gastritis.
3. Obat antasida. Obat ini sangat cocok dikonsumsi oleh pengidap gastritis akut karena
efektif meredakan gejala nyeri ulu hati secara cepat dengan cara menetralisir
lambung.

14
YULIA NINGSIH
NIM: 120710059

4. Obat penghambat histamin 2 (H2 blocker). Obat ini bekerja dengan cara
menurunkan produksi asam di lambung, sehingga gejala gastritis yang muncul dapat
mereda secara bertahap.
5. Obat penghambat pompa proton (PPI). Sebenarnya obat ini punya fungsi yang sama
dengan obat H2 blocker, yaitu menurunkan produksi asam lambung, tapi mekanisme
kerjanya berbeda.

Selain mengonsumsi obat-obatan, pengidap gastritis juga perlu mengubah gaya hidup dan
kebiasaan tidak sehat bila ingin cepat sembuh. Berikut gaya hidup sehat yang perlu
dilakukan pengidap:

1. Mengatur Pola Makan


Pengidap perlu membuat pola dan jadwal makan yang teratur. Bila tidak nafsu makan atau
merasa cepat kenyang, pengidap bisa menyiasatinya dengan makan sedikit-sedikit, tapi
sering.

2. Hindari Jenis Makanan Tertentu


Pengidap juga dianjurkan untuk menghindari makanan berminyak, asam, ataupun pedas
yang bisa membuat gejala gastritis bertambah parah.

3. Kurangi Minuman Beralkohol


Alkohol juga merupakan minuman yang tidak baik untuk lambung yang sedang mengalami
peradangan. Karena itu, pengidap gastritis dianjurkan untuk mengurangi, bahkan kalau bisa
menghentikan kebiasaan minum minuman beralkohol.

4. Hindari Stres
Faktor lainnya yang juga bisa memicu timbulnya gastritis adalah stres. Karena itu, pengidap
dianjurkan untuk mengendalikan tingkat stresnya agar bisa cepat sembuh.

4. MYALGIA

Apa itu nyeri otot (myalgia)?

Myalgia adalah istilah medis untuk rasa nyeri atau sakit yang terjadi pada otot. Nyeri
umumnya memengaruhi sebagian kecil otot di area tertentu saja pada tubuh. Sebagai
contoh, nyeri otot di bagian tangan saja, otot leher saja, otot punggung saja, atau otot kaki
saja.

Meski demikian, rasa sakit juga bisa memengaruhi jaringan otot tubuh secara menyeluruh
dalam satu waktu. Hal ini terjadi karena otot terdapat pada setiap bagian tubuh, sehingga
myalgia adalah kondisi yang bisa muncul pada otot tubuh yang mana saja.

Myalgia adalah nyeri otot yang berkaitan dengan ketegangan akibat penggunaan otot yang
berulang atau berlebihan. Namun, kondisi ini juga bisa terjadi karena cedera akibat aktivitas
fisik yang berat atau ekstrem dan mendadak.

15
YULIA NINGSIH
NIM: 120710059

Myalgia bisa terasa ringan atau bahkan sangat parah. Akan tetapi, kebanyakan nyeri otot
biasanya hilang dengan sendirinya, baik dalam kurun waktu lama maupun dalam waktu
singkat.

Seberapa umumkah nyeri otot (myalgia)?

Myalgia adalah gangguan muskuloskeletal yang cukup umum terjadi. Pasalnya, hampir
semua orang pernah mengalami nyeri otot setidaknya sebanyak sekali seumur hidup.

Biasanya, myalgia atau nyeri otot disebabkan karena stres, rasa tegang, dan terlalu banyak
melakukan aktivitas fisik tertentu.

Namun, sakit otot bisa diatasi dengan mengurangi faktor risiko. Diskusikan dengan dokter
untuk informasi lebih lanjut.

Tanda-tanda & gejala nyeri otot

Gejala paling umum dari myalgia adalah rasa sakit, nyeri, atau rasa tidak nyaman pada otot,
baik ketika dalam posisi diam atau digerakkan. Gejala juga dapat berupa ketegangan atau
sensasi kejang pada otot. Biasanya, nyeri muncul setelah beraktivitas fisik cukup berat atau
cedera, yang dapat hilang dengan beristirahat.

Nyeri dapat terjadi hanya pada beberapa otot tertentu (myalgia lokal) atau menyebar dari
satu tempat ke tempat lainnya (myalgia difusi).

Beberapa ciri dan gejala lain yang mungkin menyertai myalgia atau nyeri otot adalah:
 Pusing.
 Rasa kaku juga kelemahan pada area tertentu yang ditambah dengan demam.
 Terdapat ruam, kemerahan, juga pembengkakan pada area tubuh yang terdampak.
 Rasa yang tidak nyaman di daerah tertentu.

Kapan harus periksa ke dokter?

Walaupun menjadi salah satu kondisi yang umum terjadi, Anda pun bisa merasakan nyeri
otot yang cukup parah. Hubungi dokter apabila Anda mengalami:
 Demam yang cukup tinggi.
 Sulit bernapas.
 Gigitan kutu (baru-baru ini).
 Tanda-tanda infeksi, seperti merah dan bengkak di sekitar otot yang sakit.
 Nyeri otot sesudah Anda mulai minum atau meningkatkan dosis obat (khususnya
statin, obat yang berguna untuk mengendalikan kolesterol).

Beberapa gejala atau tanda lainnya mungkin tidak tercantum di atas. Jika Anda merasa
cemas tentang gejala tersebut, segera konsultasi ke dokter.

Penyebab nyeri otot

16
YULIA NINGSIH
NIM: 120710059

Apa saja penyebab nyeri otot?

Ada beberapa kondisi yang bisa menyebabkan Anda mengalami nyeri otot. Beberapa kondisi
penyebab myalgia atau nyeri otot di antaranya adalah:

1. Cedera
Cedera pada otot dapat menimbulkan rasa nyeri. Biasanya cedera ditandai dengan rasa
sakit, otot yang terasa lemah, timbulnya memar, bengkak, dan kram otot.

Cedera yang dapat menimbulkan rasa nyeri pada otot ini bisa terjadi karena beberapa hal,
berikut beberapa diantaranya:
 Melakukan gerakan tubuh berulang-ulang, bisa terjadi jika melakukan pekerjaan
yang sama setiap hari atau aktivitas olahraga berat yang dilakukan dengan gerakan
berulang.
 Tidak melakukan kegiatan pemanasan dan pendinginan dengan baik saat
berolahraga.
 Terbiasa mempraktekkan postur tubuh yang buruk, baik saat berdiri, duduk, maupun
berbaring.
 Melakukan gerakan olahraga yang salah.
 Terkilir, sehingga otot menjadi tegang, kaku, tertarik, terpelintir, dan juga terasa
pegal.

Dalam beberapa kasus, kondisi ini bukan hal yang harus dikhawatirkan. Namun, apabila rasa
nyeri pada otot menjadi semakin parah, tidak membaik, dan membatasi ruang gerak, Anda
sebaiknya segera bertemu dengan dokter.

2. Stres
Salah satu penyebab lain dari myalgia adalah stres. Baik stres secara fisik maupun mental
sama-sama dapat meningkatkan risiko Anda mengalami nyeri otot.

Stres bisa membuat tubuh jadi lebih sulit melawan penyakit tertentu yang masuk ke dalam
tubuh. Hal ini juga berhubungan pada bagian otot di dalam tubuh Anda ketika sedang
terjadi peradangan atau infeksi.

Biasanya, Anda pun juga merasakan hal lainnya seperti jantung yang berdebar, sakit kepala,
gemetar, sesak napas, juga terasa nyeri di bagian dada.

3. Infeksi
Rupanya, infeksi adalah suatu kondisi yang bisa menjadi penyebab Anda mengalami
myalgia. Beberapa jenis infeksi tersebut ialah:
 Infeksi paru-paru.
 Malaria.
 Infeksi cacing parasit (trikinosis).
 Penyakit lyme.

17
YULIA NINGSIH
NIM: 120710059

Jika nyeri otot yang Anda rasakan terjadi akibat salah satu kondisi yang telah disebutkan di
atas, cara mengatasi myalgia yang Anda alami adalah mengobati atau mengatasi kondisi
tersebut.

4. Penyakit tertentu
Selain penyebab yang sudah disebutkan di atas, ada pula beberapa masalah medis yang
dapat menyebabkan terjadinya sakit atau nyeri otot. Kondisi medis yang dapat
mempengaruhi Anda, di antaranya:
 Anemia.
 Arthritis.
 Fibromyalgia.
 Flu.
 Pneumonia.
 Lupus.

5. Kurang nutrisi
Penyebab lain terjadinya myalgia atau nyeri otot adalah ketika Anda tidak mendapatkan
nutrisi yang cukup dari makanan harian. Coba untuk perhatikan asupan vitamin D pada
tubuh untuk memastikan agar otot berfungsi dengan seharusnya.

Tidak hanya itu saja, vitamin D pun juga dapat membantu penyerapan kalsium. Apabila
asupannya terlalu rendah, akan terjadi hipokalemia yang merupakan kondisi saat tubuh
kadar kalsiumnya rendah.

Hal ini pun dapat mempengaruhi tulang serta organ lainnya termasuk otot.

Faktor risiko nyeri otot

Ada banyak kondisi medis yang dianggap sebagai faktor risiko myalgia atau nyeri otot, di
antaranya adalah:
 Risiko cedera selama aktivitas fisik.
 Penggunaan sistem muskuloskeletal berlebihan dalam kehidupan sehari-hari.
 Risiko infeksi dan radang otot.

Oleh karena itu, penting untuk selalu menjaga kesehatan otot demi mengurangi risiko
mengalami rasa sakit pada otot.

Diagnosis nyeri otot

Apa saja tes yang biasa dilakukan?

Ketika rasa sakit yang Anda rasakan menjadi lebih serius, lebih baik segera periksakan
kondisi ke dokter untuk mengidentifikasi penyebabnya. Dokter akan meminta Anda untuk
menjelaskan rasa sakit yang dialami.

Terdapat berbagai teknik untuk menentukan penyebab rasa sakit, termasuk pemeriksaan
fisik, alat pengukur rasa sakit, dan tes gambar. Dokter mungkin juga melakukan:

18
YULIA NINGSIH
NIM: 120710059

 Scan CT atau CAT: Computed tomography (CT).


 MRI: Magnetic resonance imaging.
 Myelogram.
 EMG.
 Scan tulang.

Pengobatan nyeri otot

Biasanya, pengobatan untuk myalgia atau nyeri otot yang disarankan oleh dokter adalah
pengobatan yang disesuaikan dengan penyebab dari rasa sakit itu sendiri. Namun, beberapa
pengobatan yang umumnya disarankan oleh dokter adalah:

1. Penggunaan obat-obatan untuk mengatasi rasa nyeri


Salah satu cara mengatasi nyeri otot atau myalgia adalah mengonsumsi obat pereda nyeri.
Obat ini akan membantu Anda meredakan rasa nyeri otot yang dirasakan.

Obat untuk meredakan nyeri otot ini bisa dibeli secara bebas di apotek maupun dengan
resep dari dokter. Biasanya, obat-obatan yang disarankan dokter adalah ibuprofen atau
acetaminophen.

Jika rasa nyeri otot yang Anda alami sudah tergolong parah, dokter akan meminta Anda
untuk mengonsumsi obat relaksan otot untuk mengurangi ketegangan pada otot dan
meningkatkan kemampuan Anda menggerakkan otot yang terasa sakit.

2. Menjalani terapi fisik


Menurut Intermountain Healthcare, dokter mungkin akan menyarankan Anda untuk
menjalani terapi fisik dengan ahli. Dengan melakukannya sesegera mungkin, Anda mungkin
bisa pulih lebih cepat dalam keadaan yang jauh lebih baik.

Terapi fisik untuk myalgia atau nyeri otot adalah kegiatan yang dapat membantu Anda
meningkatkan fleksibilitas dan kekuatan otot melalui program latihan fisik yang ditentukan
sesuai dengan kondisi yang dialami.

Apa saja pengobatan rumah untuk mengatasi myalgia?

Selain menjalani pengobatan untuk mengatasi nyeri otot atas saran dokter, ada beberapa
hal yang bisa Anda lakukan di rumah untuk membantu proses pengobatan dan pemulihan.
Beberapa hal yang bisa Anda lakukan untuk mengatasi myalgia di rumah adalah:

1. Kompres hangat atau dingin


Bila nyeri otot terjadi akibat cedera yang baru saja terjadi, sebaiknya Anda gunakan kompres
dingin untuk mengurangi rasa nyeri, bengkak, dan peradangan yang terjadi.

Namun, bila nyeri otot yang terjadi merupakan nyeri yang sudah terjadi dalam jangka
panjang, Anda bisa mengompres area tertentu yang terasa nyeri dengan air hangat.

19
YULIA NINGSIH
NIM: 120710059

Anda bisa melakukannya dengan membasahi handuk dengan air hangat dan
mengompresnya dengan hati-hati di area yang terasa sakit.

2. Tetap aktif bergerak


Anda mungkin cenderung memilih mengurangi aktivitas jika mengalami nyeri otot. Apalagi,
aktivitas yang memaksa Anda menggerakkan bagian tubuh yang terasa sakit atau nyeri.

Sayangnya, saat Anda mengalami myalgia, hal yang justru lebih bijak dilakukan adalah tetap
aktif bergerak. Mengapa? Terlalu banyak istirahat seperti berbaring justru memperlambat
proses pemulihan dan melemahkan otot dan membuat otot semakin terasa sakit.

Anda memang tidak perlu melakukan aktivitas yang berat, yang terpenting tetap gerakkan
tubuh Anda dengan melakukan aktivitas fisik.

3. Temukan posisi yang nyaman


Jika Anda sedang mengalami nyeri otot, tentu ada posisi-posisi tertentu yang membuat otot
semakin nyeri dan tak nyaman. Maka itu, cobalah beberapa posisi baik tidur maupun duduk
yang nyaman bagi Anda.

4. Lakukan peregangan otot


Jika myalgia yang Anda alami masih tergolong ringan, tak ada salahnya untuk melakukan
latihan fisik yang menekankan pada gerakan peregangan otot. Sebagai contoh, salah satu
aktivitas yang dapat membantu Anda meregangkan otot adalah yoga.

Pasalnya, yoga dapat membantu meregangkan otot yang kaku dan terasa tak nyaman
karena nyeri yang Anda alami. Akan tetapi, pilihlah gerakan yang ringan atau sedang
sehingga tidak membuat otot Anda semakin terasa sakit.

Pencegahan nyeri otot

Ada beberapa hal yang bisa Anda lakukan untuk mencegah terjadinya myalgia, di antaranya
adalah:
 Melakukan olahraga secara teratur.
 Mengontrol berat badan Anda.
 Menghindari aktivitas yang mengharuskan Anda mengangkat beban yang terlalu
berat.
 Mengurangi stres.
 Menghentikan kebiasaan merokok atau menggunakan produk tembakau lainnya.

5. DIABETES MELITUS

Diabetes adalah penyakit kronis yang ditandai dengan ciri-ciri berupa tingginya kadar gula
(glukosa) darah. Glukosa merupakan sumber energi utama bagi sel tubuh manusia.

Glukosa yang menumpuk di dalam darah akibat tidak diserap sel tubuh dengan baik dapat
menimbulkan berbagai gangguan organ tubuh. Jika diabetes tidak dikontrol dengan baik,
dapat timbul berbagai komplikasi yang membahayakan nyawa penderita.

20
YULIA NINGSIH
NIM: 120710059

Kadar gula dalam darah dikendalikan oleh hormon insulin yang diproduksi oleh pankreas,
yaitu organ yang terletak di belakang lambung. Pada penderita diabetes, pankreas tidak
mampu memproduksi insulin sesuai kebutuhan tubuh. Tanpa insulin, sel-sel tubuh tidak
dapat menyerap dan mengolah glukosa menjadi energi.

Jenis-Jenis Diabetes

Secara umum, diabetes dibedakan menjadi dua jenis, yaitu diabetes tipe 1 dan tipe 2.
Diabetes tipe 1 terjadi karena sistem kekebalan tubuh penderita menyerang dan
menghancurkan sel-sel pankreas yang memproduksi insulin. Hal ini mengakibatkan
peningkatan kadar glukosa darah, sehingga terjadi kerusakan pada organ-organ tubuh.
Diabetes tipe 1 dikenal juga dengan diabetes autoimun. Pemicu timbulnya keadaan
autoimun ini masih belum diketahui dengan pasti. Dugaan paling kuat adalah disebabkan
oleh faktor genetik dari penderita yang dipengaruhi juga oleh faktor lingkungan.

Diabetes tipe 2 merupakan jenis diabetes yang lebih sering terjadi. Diabetes jenis ini
disebabkan oleh sel-sel tubuh yang menjadi kurang sensitif terhadap insulin, sehingga
insulin yang dihasilkan tidak dapat dipergunakan dengan baik (resistensi sel tubuh terhadap
insulin). Sekitar 90-95% persen penderita diabetes di dunia menderita diabetes tipe ini.

Selain kedua jenis diabetes tersebut, terdapat jenis diabetes khusus pada ibu hamil yang
dinamakan diabetes gestasional. Diabetes pada kehamilan disebabkan oleh perubahan
hormon, dan gula darah akan kembali normal setelah ibu hamil menjalani persalinan.

Gejala Diabetes

Diabetes tipe 1 dapat berkembang dengan cepat dalam beberapa minggu, bahkan beberapa
hari saja. Sedangkan pada diabetes tipe 2, banyak penderitanya yang tidak menyadari
bahwa mereka telah menderita diabetes selama bertahun-tahun, karena gejalanya
cenderung tidak spesifik. Beberapa ciri-ciri diabetes tipe 1 dan tipe 2 meliputi:
 Sering merasa haus.
 Sering buang air kecil, terutama di malam hari.
 Sering merasa sangat lapar.
 Turunnya berat badan tanpa sebab yang jelas.
 Berkurangnya massa otot.
 Terdapat keton dalam urine. Keton adalah produk sisa dari pemecahan otot dan
lemak akibat tubuh tidak dapat menggunakan gula sebagai sumber energi.
 Lemas.
 Pandangan kabur.
 Luka yang sulit sembuh.
 Sering mengalami infeksi, misalnya pada gusi, kulit, vagina, atau saluran kemih.

Beberapa gejala lain juga bisa menjadi ciri-ciri bahwa seseorang mengalami diabetes, antara
lain:
 Mulut kering.
 Rasa terbakar, kaku, dan nyeri pada kaki.
 Gatal-gatal.

21
YULIA NINGSIH
NIM: 120710059

 Disfungsi ereksi atau impotensi.


 Mudah tersinggung.
 Mengalami hipoglikemia reaktif, yaitu hipoglikemia yang terjadi beberapa jam
setelah makan akibat produksi insulin yang berlebihan.
 Munculnya bercak-bercak hitam di sekitar leher, ketiak, dan selangkangan,
(akantosis nigrikans) sebagai tanda terjadinya resistensi insulin.

Beberapa orang dapat mengalami kondisi prediabetes, yaitu kondisi ketika glukosa dalam
darah di atas normal, namun tidak cukup tinggi untuk didiagnosis sebagai diabetes.
Seseorang yang menderita prediabetes dapat menderita diabetes tipe 2 jika tidak ditangani
dengan baik.

Faktor risiko diabetes

Seseorang akan lebih mudah mengalami diabetes tipe 1 jika memiliki faktor-faktor risiko,
seperti:
 Memiliki keluarga dengan riwayat diabetes tipe 1.
 Menderita infeksi virus.
 Orang berkulit putih diduga lebih mudah mengalami diabetes tipe 1 dibandingkan
ras lain.
 Bepergian ke daerah yang jauh dari khatulistiwa (ekuator).
 Diabetes tipe 1 banyak terjadi pada usia 4-7 tahun dan 10-14 tahun, walaupun
diabetes tipe 1 dapat muncul pada usia berapapun.

Sedangkan pada kasus diabetes tipe 2, seseorang akan lebih mudah mengalami kondisi ini
jika memiliki faktor-faktor risiko, seperti:
 Kelebihan berat badan.
 Memiliki keluarga dengan riwayat diabetes tipe 2.
 Kurang aktif. Aktivitas fisik membantu mengontrol berat badan, membakar glukosa
sebagai energi, dan membuat sel tubuh lebih sensitif terhadap insulin. Kurang aktif
beraktivitas fisik menyebabkan seseorang lebih mudah terkena diabetes tipe 2.
 Usia. Risiko terjadinya diabetes tipe 2 akan meningkat seiring bertambahnya usia.
 Menderita tekanan darah tinggi (hipertensi).
 Memiliki kadar kolesterol dan trigliserida abnormal. Seseorang yang memiliki kadar
kolesterol baik atau HDL (high-density lipoportein) yang rendah dan kadar trigliserida
yang tinggi lebih berisiko mengalami diabetes tipe 2.

Khusus pada wanita, ibu hamil yang menderita diabetes gestasional dapat lebih mudah
mengalami diabetes tipe 2. Selain itu, wanita yang memiliki riwayat penyakit polycystic
ovarian syndrome (PCOS) juga lebih mudah mengalami diabetes tipe 2.

Diagnosis Diabetes

Gejala diabetes biasanya berkembang secara bertahap, kecuali diabetes tipe 1 yang
gejalanya dapat muncul secara tiba-tiba. Dikarenakan diabetes seringkali tidak terdiagnosis
pada awal kemunculannya, maka orang-orang yang berisiko terkena penyakit ini dianjurkan
menjalani pemeriksaan rutin. Di antaranya adalah:

22
YULIA NINGSIH
NIM: 120710059

 Orang yang berusia di atas 45 tahun.


 Wanita yang pernah mengalami diabetes gestasional saat hamil.
 Orang yang memiliki indeks massa tubuh (BMI) di atas 25.
 Orang yang sudah didiagnosis menderita prediabetes.

Tes gula darah merupakan pemeriksaan yang mutlak akan dilakukan untuk mendiagnosis
diabetes tipe 1 atau tipe 2. Hasil pengukuran gula darah akan menunjukkan apakah
seseorang menderita diabetes atau tidak. Dokter akan merekomendasikan pasien untuk
menjalani tes gula darah pada waktu dan dengan metode tertentu. Metode tes gula darah
yang dapat dijalani oleh pasien, antara lain:

Tes gula darah sewaktu

Tes ini bertujuan untuk mengukur kadar glukosa darah pada jam tertentu secara acak. Tes
ini tidak memerlukan pasien untuk berpuasa terlebih dahulu. Jika hasil tes gula darah
sewaktu menunjukkan kadar gula 200 mg/dL atau lebih, pasien dapat didiagnosis menderita
diabetes.

Tes gula darah puasa

Tes ini bertujuan untuk mengukur kadar glukosa darah pada saat pasien berpuasa. Pasien
akan diminta berpuasa terlebih dahulu selama 8 jam, kemudian menjalani pengambilan
sampel darah untuk diukur kadar gula darahnya. Hasil tes gula darah puasa yang
menunjukkan kadar gula darah kurang dari 100 mg/dL menunjukkan kadar gula darah
normal. Hasil tes gula darah puasa di antara 100-125 mg/dL menunjukkan pasien menderita
prediabetes. Sedangkan hasil tes gula darah puasa 126 mg/dL atau lebih menunjukkan
pasien menderita diabetes.

Tes toleransi glukosa

Tes ini dilakukan dengan meminta pasien untuk berpuasa selama semalam terlebih dahulu.
Pasien kemudian akan menjalani pengukuran tes gula darah puasa. Setelah tes tersebut
dilakukan, pasien akan diminta meminum larutan gula khusus. Kemudian sampel gula darah
akan diambil kembali setelah 2 jam minum larutan gula. Hasil tes toleransi glukosa di bawah
140 mg/dL menunjukkan kadar gula darah normal. Hasil tes tes toleransi glukosa dengan
kadar gula antara 140-199 mg/dL menunjukkan kondisi prediabetes. Hasil tes toleransi
glukosa dengan kadar gula 200 mg/dL atau lebih menunjukkan pasien menderita diabetes.

Tes HbA1C (glycated haemoglobin test)

Tes ini bertujuan untuk mengukur kadar glukosa rata-rata pasien selama 2-3 bulan ke
belakang. Tes ini akan mengukur kadar gula darah yang terikat pada hemoglobin, yaitu
protein yang berfungsi membawa oksigen dalam darah. Dalam tes HbA1C, pasien tidak perlu
menjalani puasa terlebih dahulu. Hasil tes HbA1C di bawah 5,7 % merupakan kondisi
normal. Hasil tes HbA1C di antara 5,7-6,4% menunjukkan pasien mengalami kondisi
prediabetes. Hasil tes HbA1C di atas 6,5% menunjukkan pasien menderita diabetes.

23
YULIA NINGSIH
NIM: 120710059

Hasil dari tes gula darah akan diperiksa oleh dokter dan diinformasikan kepada pasien. Jika
pasien didiagnosis menderita diabetes, dokter akan merencanakan langkah-langkah
pengobatan yang akan dijalani. Khusus bagi pasien yang dicurigai menderita diabetes tipe 1,
dokter akan merekomendasikan tes autoantibodi untuk memastikan apakah pasien memiliki
antibodi yang merusak jaringan tubuh, termasuk pankreas.

Pengobatan Diabetes

Pasien diabetes diharuskan untuk mengatur pola makan dengan memperbanyak konsumsi
buah, sayur, protein dari biji-bijian, serta makanan rendah kalori dan lemak. Bila perlu,
pasien diabetes juga dapat mengganti asupan gula dengan pemanis yang lebih aman untuk
penderita diabetes, sorbitol. Pasien diabetes dan keluarganya dapat berkonsultasi dengan
dokter atau dokter gizi untuk mengatur pola makan sehari-hari.

Untuk membantu mengubah gula darah menjadi energi dan meningkatkan sensitivitas sel
terhadap insulin, pasien diabetes dianjurkan untuk berolahraga secara rutin, setidaknya 10-
30 menit tiap hari. Pasien dapat berkonsultasi dengan dokter untuk memilih olahraga dan
aktivitas fisik yang sesuai.

Pada diabetes tipe 1, pasien akan membutuhkan terapi insulin untuk mengatur gula darah
sehari-hari. Selain itu, beberapa pasien diabetes tipe 2 juga disarankan untuk menjalani
terapi insulin untuk mengatur gula darah. Insulin tambahan tersebut akan diberikan melalui
suntikan, bukan dalam bentuk obat minum. Dokter akan mengatur jenis dan dosis insulin
yang digunakan, serta memberitahu cara menyuntiknya.

Pada kasus diabetes tipe 1 yang berat, dokter dapat merekomendasikan operasi
pencangkokan (transplantasi) pankreas untuk mengganti pankreas yang mengalami
kerusakan. Pasien diabetes tipe 1 yang berhasil menjalani operasi tersebut tidak lagi
memerlukan terapi insulin, namun harus mengonsumsi obat imunosupresif secara rutin.

Pada pasien diabetes tipe 2, dokter akan meresepkan obat-obatan, salah satunya adalah
metformin, obat minum yang berfungsi untuk menurunkan produksi glukosa dari hati. Selain
itu, obat diabetes lain yang bekerja dengan cara menjaga kadar glukosa dalam darah agar
tidak terlalu tinggi setelah pasien makan, juga dapat diberikan.

Pasien diabetes harus mengontrol gula darahnya secara disiplin melalui pola makan sehat
agar gula darah tidak mengalami kenaikan hingga di atas normal. Selain mengontrol kadar
glukosa, pasien dengan kondisi ini juga akan diaturkan jadwal untuk menjalani tes HbA1C
guna memantau kadar gula darah selama 2-3 bulan terakhir.

Komplikasi Diabetes

Sejumlah komplikasi yang dapat muncul akibat diabetes tipe 1 dan 2 adalah:
 Penyakit jantung
 Stroke
 Gagal ginjal kronis
 Neuropati diabetik

24
YULIA NINGSIH
NIM: 120710059

 Gangguan penglihatan
 Katarak
 Depresi
 Demensia
 Gangguan pendengaran
 Luka dan infeksi pada kaki yang sulit sembuh
 Kerusakan kulit akibat infeksi bakteri dan jamur, termasuk bakteri pemakan daging

Diabetes akibat kehamilan dapat menimbulkan komplikasi pada ibu hamil dan bayi. Contoh
komplikasi pada ibu hamil adalah preeklamsia. Sedangkan contoh komplikasi yang dapat
muncul pada bayi adalah:
 Kelebihan berat badan saat lahir.
 Kelahiran prematur.
 Gula darah rendah (hipoglikemia).
 Keguguran.
 Penyakit kuning.
 Meningkatnya risiko menderita diabetes tipe 2 pada saat bayi sudah menjadi
dewasa.

Pencegahan Diabetes

Diabetes tipe 1 tidak dapat dicegah karena pemicunya belum diketahui. Sedangkan,
diabetes tipe 2 dan diabetes gestasional dapat dicegah, yaitu dengan pola hidup sehat.
Beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mencegah diabetes, di antaranya adalah:
 Mengatur frekuensi dan menu makanan menjadi lebih sehat
 Menjaga berat badan ideal
 Rutin berolahraga
 Rutin menjalani pengecekan gula darah, setidaknya sekali dalam setahun

Waspada, Ini 8 Gejala Diabetes Melitus

Semua yang berlebihan dalam tubuh tidak pernah berdampak baik untuk tubuh. Kelebihan
kadar garam dalam darah karena terlalu sering konsumsi makanan asin bisa membuat kamu
alami kolesterol dan darah tinggi. Konsumsi makanan pedas dan kafein berlebihan juga tidak
baik untuk asam lambung. Begitu pula jika tubuh berlebihan dalam mengonsumsi makanan
manis. 

Diabetes melitus terjadi ketika tubuh memiliki kadar gula darah yang tinggi. Hormon insulin
yang diproduksi oleh pankreas membawa gula dari darah untuk disimpan atau digunakan
sebagai energi ketika kamu beraktivitas. Ketika mengalami diabetes, pankreas tidak
membuat cukup insulin atau tidak bisa menggunakan insulin yang diproduksi dengan baik.
Apa saja gejala diabetes melitus?

Gejala Diabetes Melitus yang Perlu Diketahui

Ternyata, gejala diabetes melitus bervariasi, bergantung pada tingkatan kadar gula darah di
dalam tubuh. Beberapa orang, terutama mereka yang mengalami prediabetes atau diabetes

25
YULIA NINGSIH
NIM: 120710059

tipe 2 cenderung tidak mengalami gejala. Sementara pada diabetes tipe 1, gejala datang
lebih cepat dan lebih parah. 

Namun, gejala diabetes melitus yang umum terjadi sebagai berikut:


 Sering haus;
 Sering buang air kecil;
 Lapar terus-menerus;
 Terjadi penurunan berat badan yang tidak bisa dijelaskan;
 Kelelahan;
 Penglihatan mengabur;
 Penyembuhan luka yang lambat;
 Lebih sering terserang infeksi, baik di kulit, alat kelamin, dan di salurang kencing.

Sebenarnya, Bagaimana Diabetes Melitus Terjadi?

Ada dua cara yang bisa menjelaskan bagaimana diabetes melitus bisa terjadi, yaitu:

 Pankreas (organ di belakang perut) membuat sedikit insulin atau tidak memproduksi
insulin sama sekali. Pasalnya, insulin terbentuk secara alami yang berfungsi untuk
membantu tubuh menggunakan gula untuk energi. 
 Pankreas menghasilkan insulin, tetapi tidak bisa digunakan secara maksimal atau
sebagaimana mestinya hormon ini bekerja. Kondisi ini disebut resistensi insulin. 

Tinggi rendahnya kadar gula dalam darah bisa ditentukan dengan tes darah. Kalau kamu
ingin melakukan tes darah, kamu bisa menggunakan fitur Cek Lab dari aplikasi Halodoc,
lebih mudah dan tidak ribet. Supaya kamu lebih memahami diabetes, sebaiknya ketahui
bagaimana tubuh menggunakan makanan untuk energi atau disebut proses metabolisme. 

Tubuh memiliki jutaan sel yang tersebar di berbagai bagian. Nah, supaya bisa menghasilkan
energi, sel tentu membutuhkan makanan dalam bentuk yang sederhana, yaitu glukosa yang
diperoleh dari pemecahan makanan dan minuman yang masuk ke dalam tubuh dan
digunakan untuk energi selama tubuh melakukan aktivitas. 

Glukosa ini kemudian diangkut oleh darah melalui pembuluh darah untuk disalurkan ke otot
atau disimpan dalam bentuk lemak. Glukosa ini tidak bisa masuk ke dalam sel dengan
sendirinya. Nah, ini saat pankreas dibutuhkan, untuk melepaskan hormon insulin ke darah
untuk membantu masuknya glukosa ke dalam darah, sehingga bisa digunakan sebagai
energi. 

Ketika glukosa atau gula ini meninggalkan aliran darah dan masuk ke dalam sel, kadar gula
darah akan diturunkan. Namun, jika insulin tidak ada, gula tidak bisa masuk ke sel untuk bisa
diubah menjadi energi. Akibatnya, terjadi penumpukan gula di dalam darah, sehingga terjadi
kenaikan kadar gula darah yang disebut hiperglikemia. Inilah yang membuat diabetes
melitus terjadi. 

26
YULIA NINGSIH
NIM: 120710059

Oleh karena gejala diabetes melitus sering tidak disadari hingga pada akhirnya berada pada
tahap yang lebih parah, kamu disarankan untuk rutin melakukan pemeriksaan darah. Tidak
hanya diabetes, tes darah ini banyak fungsinya, seperti mengetahui apakah terjadi infeksi
atau mengetahui apakah terjadi penggumpalan.

Pengobatan Diabetes

Dalam penanganan diabetes, para ahli kesehatan menggunakan istilah “5 Pilar” yang
mencakup:

 Edukasi
Edukasi yang dilakukan mencakup pemberian informasi mengenai perubahan gaya hidup
yang dapat dilakukan. Hal ini dimaksudkan agar penderita diabetes merasa termotivasi serta
mendapatkan informasi mengenai perilaku hidup sehat.

Informasi tersebut mencakup pemantauan gula darah mandiri, tanda dan gejala dari
komplikasi yang dapat timbul, serta cara mengatasinya.

 Pengaturan pola makan


Terapi ini dapat disesuaikan untuk setiap penderita diabetes, seusai kebutuhan masing-
masing. Namun, hal-hal yang perlu ditekankan adalah pentingnya keteraturan dalam pola
makan termasuk jadwal makan, jenis makanan, serta jumlahnya.

Bila penderita diabetes berkonsultasi dengan dokter, juga dapat dilakukan perhitungan
berat badan ideal, asupan kalori yang disarankan setiap harinya, serta proporsi dari lemak,
protein, dan karbohidrat yang dapat dikonsumsi.

 Olahraga
Penderita diabetes disarankan berolahraga secara teratur, setidaknya 3–4 kali seminggu
selama minimal 30 menit.

Selain menjaga kesehatan, olahraga juga dapat membantu menurunkan berat badan dan
memperbaiki sensitivitas insulin, sehingga memperbaiki kendali glukosa darah.
Jenis-jenis olahraga yang disarankan adalah aktivitas aerobik seperti berjalan kaki,
bersepeda, berlari, maupun berenang.

 Obat-obatan
Pemberian obat-obatan pada penderita diabetes dapat mencakup obat minum (oral) atau
suntik. Untuk diabetes tipe 1, pengobatan dapat berupa insulin yang diberikan melalui
suntikan.

Untuk diabetes tipe 2, terdapat beberapa golongan obat oral yang dapat diberikan sesuai
indikasi oleh dokter. Namun, pada kasus-kasus tertentu, insulin suntik juga dapat diberikan
untuk diabetes tipe 2.

 Pemantauan gula darah mandiri

27
YULIA NINGSIH
NIM: 120710059

Saat ini, banyak tersedia alat pengukur kadar gula darah yang mudah dipakai. Hasil yang
didapat umumnya dapat dipercaya bila kalibrasi dari alat dilakukan dengan baik dan
pemeriksaan dilakukan sesuai cara yang dianjurkan.

Waktu yang dianjurkan untuk pemantauan gula darah mandiri adalah sesaat sebelum
makan, 2 jam setelah makan, menjelang tidur, atau ketika mengalami gejala-gejala tertentu.

6. TONSILITIS

Apa itu tonsilitis?

Tonsilitis atau yang sering disebut dengan radang amandel adalah peradangan dan
pembengkakan yang terjadi pada amandel. Peradangan umumnya disebabkan oleh infeksi
virus dan bakteri.

Amandel  merupakan dua jaringan berbentuk oval yang terdapat di bagian belakang
tenggorokan. Masing-masing terletak di sisi kiri dan kanan tenggorokan. Amandel
merupakan bagian dari sistem limfatik yang beperan menghalau infeksi kuman penyakit
masuk ke dalam tubuh.

Radang amandel bisa ditandai dengan ciri-ciri amandel yang terlihat merah dan bengkak,
tapi biasanya juga disertai dengan gejala sakit tenggorokan dan kesulitan menelan.

Pada kebanyakan kasus radang amandel akan sembuh dalam beberapa hari, tapi bisa juga
berlangsung kronis (lebih dari 10 hari) dan kambuh berkali-kali.

Seberapa umumkah radang amandel?

Radang amandel sebenarnya dapat terjadi pada pasien di usia berapapun. Namun, kasus
kejadiannya paling banyak ditemukan pada pasien anak-anak hingga remaja, yaitu dengan
penderita berusia rata-rata 5-15 tahun.

Ukuran amandel pada anak-anak lebih besar dibandingkan orang dewasa. Hal dikarenakan
amandel masih berperan penting mencegah infeksi penyakit di masa pertumbuhan.
Semakin dewasa, ukuran amandel akan menyusut.

Oleh karena itu, peradangan pada amandel biasanya lebih berdampak pada kesehatan anak.

Tanda-tanda & gejala

Apa saja tanda-tanda dan gejala tonsilitis?

Gejala radang amandel umumnya mulai muncul 2-4 hari setelah Anda tertular penyakit ini.
Ciri-ciri dan gejala paling umum dari tonsilitis adalah:
 Amandel tampak berwarna merah dan bengkak
 Radang tenggorokan
 Suara yang serak

28
YULIA NINGSIH
NIM: 120710059

 Kesulitan atau sakit saat menelan


 Demam menggigil
 Pembengkakan pada kelenjar limpa

Pada pasien anak-anak, kemungkinan terdapat gejala tambahan seperti rewel, nafsu makan
menurun, serta berlebihnya air liur.

Jika disertai tanda seperti bercak atau ruam merah pada kulit, amandel yang bengkak bisa
berkaitan dengan penyakit demam berdarah.

Namun, gejala radang amandel bisa berbeda tergantung dengan jenisnya.  Berdasarkan
berapa lama gejala berlangsung, radang amandel dapat dibagi menjadi 3 jenis yaitu tonsilitis
akut, kronis, dan berulang.

1. Tonsilitis akut

Apabila tanda-tanda dan gejala berlangsung kurang dari 10 hari, kondisi ini termasuk dalam
radang amandel akut. Kondisi ini lebih sering terjadi pada anak-anak, tapi jarang terjadi
pada anak berusia di bawah 2 tahun.

Ciri-ciri dari radang amandel akut di antaranya adalah:


 Demam
 Sakit tenggorokan
 Napas bau (halitosis)
 Kesulitan menelan
 Sakit saat menelan
 Dehidrasi
 Kelenjar limpa di leher sedikit bengkak
 Ngorok atau gangguan sleep apnea
 Tubuh lemas dan kelelahan
 Bercak putih kekuningan pada amandel

Radang amandel akut akan lebih mudah disembuhkan meskipun melalui pengobatan di
rumah.

Namun, dalam beberapa kasus penderita mungkin membutuhkan pengobatan antibiotik.


Selama menjalani pengobatan, gejala tonsilitis akan menghilang secara perlahan.

2. Tonsilitis kronis

Apabila gejala radang amandel tidak kunjung reda lebih dari 10 hari kondisi tersebut
termasuk tonsilitis kronis. Penderita radang amandel kronis mengalami gejala yang lebih
serius seperti:
 Radang tenggorokan kronis
 Napas berbau tidak sedap
 Benjolan lunak di leher akibat pembengkakan getah bening
 Nyeri pada rahang dan leher akibat pembengkakan kelenjar getah bening

29
YULIA NINGSIH
NIM: 120710059

 Kesulitan membuka mulut


 Batu amandel, yang terbentuk akibat penumpukan sel, air liur, dan sisa makanan
pada celah amandel

3. Tonsilitis berulang

Radang amandel yang berulang biasanya ditandai dengan karakteristik sebagai berikut:
 Radang tenggorokan atau amandel terjadi sekitar 5-7 kali dalam 1 tahun
 Radang amandel terjadi setidaknya 5 kali selama 2 tahun berturut-turut, atau 3 kali
selama 3 tahun berturut-turut

Baik tonsilitis kronis maupun berulang yang sudah cukup parah terkadang harus diatasi
dengan tonsilektomi, yaitu prosedur operasi pengangkatan amandel.

Kapan saya harus periksa ke dokter?

Meskipun pada kebanyakan kasus akut tonsilitis bisa diatasi dengan pengobatan rumahan,
kondisi tonsilitis kronis dan berulang memerlukan penanganan medis.

Anda harus segera periksa ke dokter spesialis THT (telinga, hidung, dan tenggorokan) bila
Anda mengalami gejala radang amandel seperti berikut ini:
 Demam di atas 39.5°C
 Kelemahan otot
 Leher kaku
 Pembengkakan pada leher, disertai dengan kemerahan
 Sakit atau kesulitan saat menelan
 Tidak dapat membuka mulut (trismus)
 Kesulitan bernapas
 Suara berubah

Apa saja komplikasi yang diakibatkan radang amandel?

Peradangan amandel yang dibiarkan bertambah parah berpotensi mengakibatkan beberapa


komplikasi tonsilitis, seperti:
 Kesulitan bernapas akibat pembengkakan amandel
 Pernapasan terganggu saat tidur (sleep apnea)
 Infeksi yang menyebar ke jaringan sekitar amandel (selulitis tonsil)
 Abses peritonsil atau pembentukan kantung bernanah (abses) pada amandel

Selain itu, apabila peradangan amandel disebabkan oleh bakteri Streptococcus grup A atau
jenis bakteri Streptococcus lainnya, penderita berisiko mengalami komplikasi tonsilitis yang
cukup langka, seperti:
 Demam rematik, peradangan yang terjadi di jantung, sendi, dan jaringan lainnya.
 Glomerulonefritis pasca infeksi, peradangan pada ginjal yang menyebabkan kelainan
pada pembuangan sisa metabolisme tubuh.

Penyebab

30
YULIA NINGSIH
NIM: 120710059

Apa penyebab tonsilitis?

Amandel merupakan benteng pertama dari pertahanan tubuh Anda. Organ ini memproduksi
sel darah putih yang bertugas melawan infeksi bakteri dan virus yang masuk melalui mulut
atau hidung . Namun, organ ini juga rentan mengalami infeksi dari patogen tersebut dan
menyebabkan peradangan.

Tonsilitis adalah penyakit yang menular. Menurut American Academy of Otolaryngology, 70


persen dari kasus radang tenggorokan disebabkan oleh infeksi virus, tapi penyebabnya juga
bisa berasal dari infeksi bakteri penyebab radang tenggorokan.

1. Infeksi virus

Virus menyebabkan radang amandel merupakan jenis virus yang sama dari penyebab pilek
atau flu. Beberapa jenis virus yang paling umum menjadi penyebab radang amandel adalah:
 Adenovirus
 Influenza
 Parainfluenza
 Enterovirus
 Mycoplasma

Anak-anak dan remaja yang terinfeksi virus Epstein-Barr (EBV) penyebab demam kelenjar
(mononukleosis) pasti akan mengalami radang amandel.

Namun, tak menutup kemungkinan jenis virus lain juga dapat menyebabkan penyakit ini
seperti Hepatitis A dan HIV.

2. Infeksi bakteri

Selain virus, bakteri juga dapat memicu terjadinya tonsilitis. Sekitar 15-30 persen kasus
radang amandel disebabkan oleh infeksi bakteri.

Bakteri yang paling sering menjadi penyebab utama radang amandel adalah Streptococcus,
yaitu bakteri penyebab radang tenggorokan (strep throat).

Bakteri ini ditularkan melalui udara yang terkontaminasi bakteri penyebab dan kontak pada
percikan yang dikeluarkan saat penderitanya batuk, bersin atau saat berbagi alat makan
bersama.

3. Biofilm

Sebuah penelitian dari Journal of Inflammation Research pada tahun 2018 menunjukkan
bahwa radang amandel kronis dan berulang mungkin disebabkan oleh biofilm yang terdapat
di lipatan amandel.

Biofilm merupakan sekumpulan mikroorganisme (biasanya bakteria) yang melekat dan


membentuk selimut di atas sebuah permukaan tubuh.

31
YULIA NINGSIH
NIM: 120710059

Pembentukan biofilm dapat juga terjadi karena adanya resistensi antibiotik. Resistensi
antibiotik biasanya terjadi akibat konsumsi antibiotik yang tidak tepat, misalnya minum tidak
sesuai dengan dosis yang diberikan.

4. Genetik

Selain itu, ada kemungkinan radang amandel berulang memiliki penyebab yang berkaitan
dengan faktor genetik.

Beberapa anak dengan radang amandel berulang memiliki kelainan genetik yang
menyebabkan sistem kekebalan tubuh mereka memburuk. Kondisi ini mengakibatkan tubuh
tidak dapat melawan infeksi bakteri Streptococcus grup A dengan baik.

Faktor-faktor risiko

Apa saja faktor-faktor yang dapat meningkatkan risiko saya untuk terkena tonsilitis?

Tonsilitis adalah kondisi yang dapat terjadi pada hampir setiap orang, terlepas dari berapa
usia dan apa kelompok ras penderitanya. Namun, terdapat beberapa faktor yang dapat
meningkatkan risiko Anda untuk mengalami radang amandel.

1. Usia
Radang amandel paling sering terjadi pada pasien anak-anak berusia 5 hingga remaja
berusia 15 tahun. Namun, tidak menutup kemungkinan penyakit ini juga dapat terjadi pada
orang dewasa dan lansia.

2. Sering berada di lingkungan penuh kuman


Apabila Anda atau anak sering melakukan kontak langsung dengan orang lain atau
lingkungan yang kurang higienis, risiko untuk terkena infeksi virus atau bakteri penyebab
radang amandel jauh lebih tinggi.

Diagnosis

Bagaimana mendiagnosis radang tonsilitis?

Dokter biasanya melakukan pemeriksaan fisik dengan mengecek tenggorokan Anda. Setelah
itu, dokter juga mungkin akan melakukan tes usap (swab) dengan cara menyeka bagian
belakang tenggorokan Anda untuk mengambil sampel lendir.

Sampel cairan tenggorokan ini akan diperiksa di laboratorium untuk mendeteksi apa
penyebab utama dari infeksi. Selain itu, dokter mungkin juga akan meminta Anda menjalani
tes pemeriksaan darah lengkap (complete blood count).

Melalui kedua tes ini, dokter dapat mengetahui apakah infeksi disebabkan oleh virus atau
bakteri sehingga bisa ditentukan jenis pengobatan yang sesuai.

Pengobatan

32
YULIA NINGSIH
NIM: 120710059

Bagaimana cara mengobati tonsilitis?

Kasus tonsilitis yang disebabkan virus biasanya berlangsung sementara dengan gejala yang
ringan.

Sebagian besar kasus tonsilitis yang diakibatkan oleh virus akan membaik dalam waktu 7-10
hari sehingga bisa diatasi dengan perawatan di rumah. Termasuk dengan memastikan tubuh
mendapatkan cairan yang cukup dan konsumsi obat pereda nyeri.

Jenis obat antinyeri untuk tonsilitis yang bisa dibeli tanpa resep di apotek, yaitu:
 Acetaminopen atau paracetamol
 Ibuprofen
 Aspirin

Namun, kondisi radang tenggorokan yang tidak kunjung sembuh membutuhkan


penanganan medis. Dokter akan melakukan pengobatan seperti berikut:

1. Antibiotik

Apabila radang amandel disebabkan oleh infeksi bakteri, dokter akan meresepkan antibiotik
sebagai obat radang amandel untuk membantu melawan infeksi. Antibiotik membantu
meredakan gejala-gejala peradangan secara lebih cepat.

Dokter biasanya akan meresepkan antibiotik jenis:


 Penicillin
 Cephalosporin
 Makrolida
 Clindamycin

Namun, konsumsi obat-obatan tersebut dapat meningkatkan risiko resistensi antibiotik.


Maka itu, pengobatan ini biasanya hanya diberikan pada kasus radang yang cukup parah
dan berpotensi menimbulkan komplikasi.

2. Operasi

Prosedur operasi pengangkatan amandel disebut dengan tonsilektomi. Biasanya, prosedur


ini hanya dilakukan pada penderita radang amandel kronis atau berulang.

Tonsilektomi dapat meredakan masalah pernapasan atau kondisi kesulitan menelan yang
Anda alami. Meski begitu, prosedur ini juga memiliki risiko infeksi pada jangka panjang.

Namun, umumnya peluang keberhasilan operasi cukup besar untuk menyembuhkan


tonsilitis.

Pengobatan di rumah

33
YULIA NINGSIH
NIM: 120710059

Apa saja perubahan gaya hidup atau pengobatan rumahan yang dapat dilakukan untuk
mengatasi tonsilitis?

Berikut adalah gaya hidup dan pengobatan rumahan yang dapat membantu Anda mengatasi
radang amandel:
 Minum banyak cairan, terutama air putih.
 Istirahat yang cukup.
 Kumur dengan air garam hangat beberapa kali sehari.
 Mengonsumsi pelega tenggorokan seperti lozenges.
 Gunakan humidifier untuk melembabkan udara di ruangan.
 Hindari asap polusi, limbah, dan paparan zat kimia berbahaya.

7. DERMATITIS

Apa itu penyakit kulit dermatitis?

Penyakit kulit dermatitis adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh peradangan akibat
kontak langsung dengan zat iritan (mudah mengiritasi kulit) atau alergen (pemicu alergi) di
lingkungan sekitar. Masalah kulit ini juga dapat dipengaruhi oleh faktor genetik.Gejala
utamanya adalah ruam bengkak kemerahan yang tampak sangat kering dan terasa gatal.
Kulit yang terdampak biasanya terasa nyeri ketika disentuh serta dipenuhi lepuhan kecil
yang dapat mengelupas mengeluarkan cairan.

Dermatitis bukan penyakit kulit menular. Meski begitu, gejalanya perlu dikenali sejak dini.
Penyakit ini bisa dikendalikan dengan baik melalui kombinasi pengobatan dan pencegahan
kontak terhadap hal-hal yang memicu peradangan kulit.

Seberapa umumkah kondisi ini?

Dermatitis merupakan penyakit peradangan kulit yang sangat umum. Penyakit ini biasanya
menyerang 15 – 20% anak-anak dan 1 – 3% dari orang dewasa di seluruh dunia. Orang
dengan riwayat alergi dan asma lebih rentan mengalaminya.

Penyakit kulit ini dapat dihindari dan ditangani dengan mengurangi faktor-faktor yang
meningkatkan risikonya. Diskusikan dengan dokter untuk mengetahui informasi lebih lanjut.

Tanda-tanda dan gejala

Apa saja tanda dan gejala dermatitis?

Penyakit kulit ini terdiri dari beberapa jenis. Tanda-tanda dan gejalanya sangat tergantung
pada jenis yang Anda miliki. Dari sekian banyak yang ada, tiga macam dermatitis yang paling
umum dan perlu dikenali adalah:
 dermatitis atopik (eksim),
 dermatitis kontak (kontak iritan atau kontak alergi), serta
 dermatitis seboroik.

34
YULIA NINGSIH
NIM: 120710059

Setiap jenis dermatitis memiliki gejala dan penyebab yang berbeda. Ada yang muncul dalam
waktu lama dan ada yang hanya muncul sementara jika terpapar zat tertentu.

1. Dermatitis atopik (eksim)


Penyakit dermatitis atopik (eksim) muncul pertama kali saat bayi dan dapat berlanjut hingga
dewasa. Peradangan kulit biasanya muncul pada bagian tubuh seperti siku bagian dalam,
belakang lutut, dan bagian depan leher.

Berbagai tanda dan gejala umum yang dialami penderita yakni sebagai berikut.
 Rasa gatal yang parah terutama di kulit yang tertekuk seperti dalam siku, depan
leher, dan belakang lutut.
 Ruam yang berkerak dan berair jika tergores.
 Bercak merah, kasar, pecah, atau kulit bersisik.

Berbagai gejalanya bisa timbul tenggelam. Biasanya gejala muncul saat kulit terpapar oleh
zat tertentu yang meningkatkan risikonya.

2. Dermatitis kontak

Dermatitis kontak adalah peradangan kulit yang muncul akibat kontak langsung antara kulit
dengan zat yang menyebabkan reaksi alergi atau iritasi. Gejala penyakit ini biasanya hanya
muncul pada area kulit yang terkena saja zat alergen saja.

Gejalanya antara lain:


 ruam merah atau benjolan,
 lepuhan berisi air,
 sensasi terbakar dan panas pada ruam,
 kulit terasa gatal, serta
 kulit membengkak.

3. Dermatitis seboroik

Dermatitis seboroik ditandai dengan kulit seperti bercak bersisik yang memerah dan
menyerupai ketombe. Kondisi ini biasanya menyerang bagian tubuh yang berminyak, seperti
wajah, kulit kepala, dada bagian atas, dan punggung.

Adapun berbagai gejala dermatitis seboroik yaitu:


 sisik putih seperti ketombe,
 sisik kekuningan atau kerak pada kulit kepala, telinga, wajah, dan bagian tubuh
lainnya, serta
 kulit merah.

Masalah kulit yang satu ini biasanya muncul dalam periode waktu yang cukup lama dan
kerap timbul tenggelam. Pada bayi, penyakit kulit yang satu ini disebut dengan cradle cap.

Kapan saya harus periksa ke dokter?

35
YULIA NINGSIH
NIM: 120710059

Apabila Anda atau keluarga Anda terkena penyakit kulit ini, segeralah berkonsultasi ke
dokter saat:
 Merasa sangat tidak nyaman sehingga sulit tidur dan aktivitas lain menjadi
terhambat.
 Kulit terasa sangat sakit.
 Curiga kulit mengalami infeksi misalnya keluarnya nanah dari luka di kulit.
 Telah mencoba melakukan berbagai perawatan rumahan tetapi tak kunjung
membaik.

Diagnosis dan perawatan dini dapat mencegah penyakit bertambah parah serta mengurangi
risiko munculnya kondisi medis darurat lain. Ini sebabnya Anda dianjurkan untuk
memeriksakan diri ke dokter saat berbagai gejalanya telah muncul.

Kemungkinan ada gejala lain yang belum disebutkan di atas. Jika Anda memiliki pertanyaan
lainnya, jangan sungkan untuk bertanya ke dokter. Diskusikan dengan dokter mengenai
perawatan dan pengobatan apa yang paling tepat untuk Anda.

Penyebab

Apa penyebab dermatitis?

Berikut berbagai penyebab dermatitis sesuai dengan jenisnya.

1. Dermatitis atopik (eksim)


Jenis penyakit kulit ini kemungkinan disebabkan oleh berbagai faktor, seperti:
 kulit kering,
 perbedaan kondisi genetik,
 kesalahan pada sistem imun,
 bakteri pada kulit,
 faktor lingkungan,
 adanya riwayat eksim dalam keluarga, serta
 adanya riwayat alergi atau asma.

2. Dermatitis kontak

Penyakit ini terbagi menjadi dermatitis alergi kontak dan dermatitis iritan kontak. Dermatitis
kontak alergi disebabkan karena sentuhan langsung dengan pemicu alergi, sedangkan
dermatitis kontak iritan terjadi akibat kontak dengan zat penyebab iritasi.

Beberapa alergen dan iritan yang sering menjadi penyebabnya yakni:


 tanaman poison ivy atau tanaman beracun yang berasal dari tanaman obat, bunga,
buah-buahan, dan sayuran,
 perhiasan dengan nikel,
 zat kimia dalam produk pembersih,
 parfum,
 kosmetik, serta
 zat pengawet pada krim dan losion.

36
YULIA NINGSIH
NIM: 120710059

3. Dermatitis seboroik
Peradangan kronis pada kulit kepala umumnya disebabkan oleh pertumbuhan jamur
Malassezia pada kelenjar minyak yang tersebar di kulit. Sistem imun kemungkinan bereaksi
secara tidak wajar terhadap jamur tersebut sehingga jamur dan minyak berkembang tanpa
terkendali.

Macam-Macam Dermatitis

Berikut ini adalah beberapa macam dermatitis yang perlu Anda ketahui:

1. Dermatitis atopik

Dermatitis atopik merupakan jenis dermatitis yang paling sering terjadi. Dermatitis tipe ini
biasanya menyerang anak-anak yang berusia di bawah 5 tahun dan akan membaik seiring
bertambahnya usia anak.

Tipe dermatitis ini dapat disebabkan oleh faktor genetik (keturunan), kulit kering, gangguan
imun, dan faktor lingkungan. Beberapa ciri khas dari dermatitis atopik adalah:
 Dermatitis ini sering terjadi pada penderita yang memiliki riwayat asma dan
peradangan hidung akibat alergi (rhinitis alergi atau hay fever) atau memiliki riwayat
dermatitis dalam keluarga.
 Ruam merah, gatal, kering, dan bersisik biasanya muncul pada area wajah, kulit
kepala, dan lipatan kulit, seperti lipatan siku dan bagian belakang lutut.
 Terkadang muncul gelembung kecil pada kulit yang mengeluarkan cairan jernih.
 Gejala dapat memburuk akibat paparan bahan kimia tertentu atau alergen (pemicu
alergi), seperti gigitan tungau dan makanan tertentu.

2. Dermatitis kontak

Ada 2 jenis dermatitis kontak, yaitu dermatitis kontak iritan dan dermatitis kontak alergi.
Dermatitis kontak iritan terjadi ketika kulit mengalami iritasi akibat paparan bahan kimia
tertentu yang merusak jaringan kulit, misalnya dalam detergen, cairan pembersih rumah
tangga, atau sabun.

Gejala dermatitis kontak iritan dapat muncul setelah 1 kali terpapar zat iritan yang sangat
kuat atau setelah berulang kali terpapar zat iritan yang lemah.

Sementara itu, dermatitis kontak alergi terjadi ketika kulit terpapar bahan yang memicu
reaksi alergi, seperti nikel, lateks, jelatang (poison ivy), produk make up, atau bahan
perhiasan tertentu.

Gejala dermatitis kontak alergi biasanya muncul dalam 48–96 jam setelah kulit terpapar
bahan pemicu alergi. Gejala dermatitis bisa muncul di kulit bagian manapun, misalnya
tangan, kaki, leher, badan, hingga dada dan puting payudara.

37
YULIA NINGSIH
NIM: 120710059

3. Dermatitis dishidrotik

Dermatitis dishidrotik memiliki ciri khas berupa munculnya gelembung kecil berisi cairan
(blister) pada jari dan telapak tangan atau kaki. Blister di tangan dan kaki ini dapat
menimbulkan nyeri yang mengganggu aktivitas. Setelah 2–3 minggu, blister akan
menghilang dan meninggalkan kulit yang tampak kering dan pecah-pecah.

Dermatitis dishidrotik biasanya dipicu oleh suhu panas yang menyebabkan tangan atau kaki
lebih sering berkeringat dan mudah kering. Jenis dermatitis ini juga rentan dialami oleh
pekerja yang sering terpapar cairan, seperti tukang cuci, petugas kebersihan, atau pekerja
salon.

4. Dermatitis numularis

Dermatitis numularis ditandai dengan munculnya ruam atau blister dalam jumlah banyak
dan berkelompok yang disertai rasa gatal dan nyeri. Jenis dermatitis ini lebih sering terjadi
pada pria berusia 55–65 tahun, sedangkan wanita biasanya mengalami dermatitis jenis ini di
usia 15–25 tahun. Dermatitis numularis jarang menyerang anak-anak.

Penyebab dermatitis numularis tidak diketahui secara pasti. Namun, pemicunya dapat
berupa paparan nikel dan formalin, penggunaan obat-obatan tertentu, dermatitis jenis lain,
infeksi kulit, atau cedera pada kulit.

5. Neurodermatitis

Neurodermatitis diawali dengan rasa gatal yang muncul di tangan, kaki, belakang telinga,
belakang leher, atau alat kelamin. Rasa gatal dapat memburuk saat penderita tidur atau
mengalami stres berat.

Penderita akan terus menggaruk bagian kulit yang gatal hingga kulit menebal, berwarna
kemerahan atau keunguan, dan tampak keriput.

6. Dermatitis stasis

Dermatitis stasis diawali oleh ketidakmampuan pembuluh darah (vena) di tungkai untuk
mendorong darah kembali ke jantung. Kondisi ini menyebabkan cairan menumpuk di area
tungkai sehingga memicu pembengkakan dan rasa nyeri.

Kondisi ini juga sering disertai dengan timbulnya varises. Kulit di sekitar vena yang menonjol
(varises) dapat berubah warna menjadi lebih gelap, lebih kering, pecah-pecah, atau
mengalami luka (ulkus vena).

7. Dermatitis seboroik

Dermatitis seboroik ditandai dengan munculnya sisik berwarna kekuningan pada kulit.
Dermatitis jenis ini biasanya muncul pada kulit yang berminyak, seperti kulit kepala dan kulit
wajah.

38
YULIA NINGSIH
NIM: 120710059

Pada bayi, dermatitis seboroik dapat membentuk sisik kekuningan yang tebal pada kulit
kepala. Kondisi ini disebut juga cradle cap. Sementara itu, pada orang dewasa, dermatitis
seboroik menimbulkan ketombe yang membandel dan sisik kekuningan yang dapat meluas
ke area wajah.

Dermatitis jenis ini biasanya disebabkan oleh pertumbuhan jamur tertentu secara
berlebihan di kulit. Pengobatan biasanya menggunakan sampo khusus dan obat-obatan
antijamur.

Untuk mencegah kambuhnya dermatitis, gunakan losion atau pelembap secara rutin setelah
mandi, hindari mandi terlalu lama, dan gunakan produk sabun yang tidak mengandung
parfum.

Ada beragam jenis dermatitis dengan penyebab yang berbeda-beda. Bila kulit Anda terasa
gatal dan bersisik atau muncul ruam merah, segera periksakan ke dokter spesialis kulit.
Dokter akan melakukan pemeriksaan untuk mencari tahu penyebabnya dan memberikan
penanganan yang sesuai dengan penyebab tersebut.

Faktor-faktor risiko

Siapa yang lebih berisiko terkena dermatitis?

Ada banyak faktor yang meningkatkan risiko Anda terkena peradangan kulit, di antaranya
adalah sebagai berikut.

1. Usia
Penyakit kulit ini dapat muncul pada usia berapa pun, tapi dermatitis atopik (eksim) lebih
banyak dijumpai pada bayi. Oleh sebab itu, bayi dan anak-anak lebih berisiko terkena eksim.

2. Menderita alergi dan asma


Orang yang menderita asma dan alergi lebih berisiko terkena dermatitis atopik. Namun,
tidak diketahui hubungan pasti antara alergi dan asma dengan dermatitis atopik.

3. Sering terkena alergen di tempat kerja


Pekerjaan yang membuat Anda terpapar langsung dengan logam, pelarut, atau produk
pembersih tertentu meningkatkan risiko dermatitis kontak. Orang yang bekerja dalam
bidang kesehatan juga rentan terkena eksim, terutama pada tangan.

4. Menderita penyakit tertentu


Anda berisiko lebih tinggi terkena peradangan kronis pada kulit kepala bila menderita
penyakit gagal jantung kongestif, penyakit Parkinson, dan HIV.

5. Riwayat keluarga
Dermatitis adalah salah satu penyakit kulit yang diturunkan dari orangtua ke anak. Maka
dari itu, seseorang yang lahir dari keluarga dengan riwayat penyakit ini biasanya lebih
rentan terkena penyakit yang sama.

39
YULIA NINGSIH
NIM: 120710059

6. Terlalu sering mencuci tangan


Kebiasaan tertentu ternyata bisa meningkatkan risiko seseorang terkena peradangan kronis,
contohnya terlalu sering mencuci dan mengeringkan tangan. Pasalnya, kebiasaan ini bisa
menghilangkan minyak alami kulit dan mengubah keseimbangan pH-nya.

Diagnosis

Jika dokter menduga adanya dermatitis, Anda mungkin akan menjalani pemeriksaan fisik
dan beberapa tes sebagai berikut.

1. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik adalah hal pertama yang biasanya dilakukan dokter untuk melihat
kemungkinan penyakit. Dokter akan melihatnya dari tanda dan gejala yang muncul pada
kulit.

Selain itu, dokter juga akan menanyakan riwayat medis Anda dan keluarga. Dari situ, dokter
mulai bisa menarik simpulan awal mengenai kondisi kulit Anda.

2. Uji tempel (patch testing)


Dokter akan melakukan uji tempel pada kulit bila ada dugaan bahwa Anda terkena
dermatitis kontak. Dalam tes ini, kulit Anda akan diolesi sejumlah kecil alergen atau zat
iritan, kemudian ditutup dengan plester khusus.

Uji tempel kulit dilakukan dalam beberapa kunjungan. Saat kunjungan lanjutan dalam
beberapa hari kemudian, dokter akan memeriksa kulit untuk melihat apakah Anda
mengalami reaksi terhadap zat-zat ini.

Uji tempel kulit paling baik dilakukan setidaknya 2 minggu setelah gejala dermatitis mulai
menghilang. Biasanya prosedur ini sangat berguna untuk melihat apakah Anda memiliki
alergi kontak terhadap zat tertentu.

3. Biopsi kulit
Biopsi kulit untuk dermatitis merupakan salah satu cara yang bisa digunakan untuk mencari
tahu penyebab masalah kulit Anda. Prosedur ini dilakukan dengan mengambil sampel kecil
kulit untuk dilihat di bawah mikroskop.

Pengobatan

Apa saja pilihan obat alami untuk mengatasi gejala dermatitis?

Sebelum menggunakan obat-obatan, dokter mungkin akan menyarankan pengobatan alami


atau rumahan sebagai berikut.

1. Mengompres dingin
Kompres dingin bertujuan untuk meredakan gatal tanpa menggaruknya. Bungkuslah
beberapa buah es dengan handuk, lalu tempelkan ke kulit selama 20 menit sebanyak 3-4
kali sehari.

40
YULIA NINGSIH
NIM: 120710059

2. Mandi air hangat


Mandi air hangat juga membantu meredakan gatal-gatal yang mengganggu. Namun, jangan
mandi terlalu lama atau dengan air yang terlalu panas karena hal ini justru membuat kulit
makin kering sehingga memperparah gejala.

3. Jangan menggaruk kulit


Agar kondisi kulit tidak bertambah parah, jangan menggaruk terlalu keras bagian kulit Anda
yang terkena dermatitis. Sebagai gantinya, cobalah menepuk-nepuk, mencubit lembut, atau
menggunakan kompres untuk meredakan gatal.

4. Gunakan pakaian berbahan katun


Pakaian berbahan katun membantu mencegah iritasi akibat eksim. Selain menyerap
keringat, bahan ini juga aman dan lembut di kulit sehingga tidak akan melukai area yang
terkena dermatitis.

5. Lakukan kegiatan menyenangkan

Stres adalah salah satu hal yang memperparah gejala dermatitis. Anda bisa mencoba
menghalaunya dengan kegiatan menyenangkan seperti yoga, melakukan hobi baru,
mendengarkan musik, atau sekadar menarik napas dalam-dalam agar tubuh rileks.

6. Mengoleskan tea tree oil


Tea tree oil mengandung zat antijamur, dan antiradang sehingga membantu mengatasi
dermatitis seboroik. Cukup campurkan beberapa tetes tea tree oil dengan minyak kelapa
atau zaitun, lalu oleskan ke kulit kepala Anda secara rutin.

7. Menggunakan aloe vera


Lidah buaya termasuk tanaman dengan kandungan antiradang yang tinggi. Sebuah studi
yang diterbitkan dalam Indian Journal of Dermatology bahkan menyebutkan bahwa ekstrak
tanaman ini bisa meringankan gejala dermatitis seboroik.

8. Minum suplemen minyak ikan


Suplemen minyak ikan membantu menekan gejala dermatitis yang dipicu oleh alergi. Selain
itu, suplemen yang satu ini juga membantu menjaga kesehatan tubuh secara keseluruhan
karena mengandung asam lemak omega 3.

Apa saja pilihan pengobatan medis untuk dermatitis?

Pengobatan untuk dermatitis bisa berbeda-beda pada tiap orang, tergantung jenis dan
tingkat keparahannya. Selain rekomendasi gaya hidup dan pengobatan rumahan, berikut
pengobatan yang umum diberikan dokter.
 Mengoleskan salep kortikosteroid untuk menghilangkan gatal dan peradangan.
 Mengoleskan krim atau losion tertentu yang memengaruhi sistem imun (calcineurin
inhibitors).
 Minum antihistamin (diphenhydramine) untuk mengurangi reaksi alergi dan gatal.
 Minum antibiotik atau antijamur jika eksim sudah terinfeksi.
 Melakukan fototerapi atau terapi cahaya.

41
YULIA NINGSIH
NIM: 120710059

Pencegahan

Bagaimana cara mencegah dermatitis kambuh?

Anda bisa mencegah kambuhnya penyakit ini dengan menjaga kulit tetap lembap dan
terawat. Berikut kiat-kiatnya.
 Membatasi waktu mandi hanya selama 5-10 menit.
 Menggunakan sabun yang tidak menghasilkan banyak busa.
 Mengeringkan tubuh dengan handuk yang halus.
 Menggunakan minyak atau krim pelembap kulit.
 Menghindari zat penyebab alergi atau iritasi.
 Memakai sarung tangan bila hendak menggunakan produk pembersih.

Dermatitis merupakan penyakit peradangan pada kulit dengan pemicu yang beragam.
Beberapa di antaranya disebabkan oleh alergi, dan ada pula yang terjadi karena kontak
langsung dengan zat pemicu iritasi.

Kenali apa pemicu kondisi Anda dan diskusikan bersama dokter untuk mendapatkan
perawatan yang sesuai. Perawatan dini amat membantu dalam mengatasi gejala dan
mencegah penyakit bertambah parah.

Penyebab Dermatitis Beserta Pemicunya di Lingkungan Sekitar

Peradangan, kulit kering bersisik, dan ruam kemerahan yang gatal merupakan
tanda penyakit kulit dermatitis. Penyebab kemunculan dermatitis itu sendiri didasari banyak
faktor, baik dari dalam tubuh (internal) maupun lingkungan luar (eksternal).

Simak pembahasan lengkapnya berikut ini.

Penyebab dermatitis dari dalam tubuh

Penyebab utama dermatitis sebenarnya belum diketahui secara pasti. Namun, sejauh ini,
penelitian medis menunjukkan bahwa faktor genetik, lingkungan, hingga kekebalan
berperan terhadap peradangan kulit yang mengacu pada penyakit dermatitis.

Berikut adalah beberapa faktor penyebab kemunculan dermatitis yang berasal dari dalam
tubuh (internal).

1. Riwayat penyakit keluarga


Warisan genetik dalam keluarga merupakan faktor penyebab dermatitis antargenerasi. Studi
melaporkan bahwa anak-anak yang memiliki dermatitis atopik (eksim) biasanya lahir dari
orangtua yang mengidap asma, rinitis alergi, atau salah satu jenis dermatitis.

Jika hanya satu pihak orangtua yang mengidap asma, rinitis alergi, atau dermatitis,
keturunan yang lahir berpeluang 50% untuk memiliki setidaknya satu penyakit serupa.
Angka peluang ini akan meningkat bila kedua orangtua menderita penyakit tersebut.

42
YULIA NINGSIH
NIM: 120710059

Meski begitu, mekanisme menurunnya dermatitis dari orang tua ke anak belum dapat
dijelaskan secara pasti. Pada kasus yang sangat langka, penyebabnya kemungkinan
berkaitan dengan gen CARD11 yang menghasilkan protein tertentu.

Gen CARD11 yang bermutasi menghasilkan protein yang tidak berfungsi normal, dan
perubahan ini memengaruhi sel darah putih yang disebut limfosit T. Jumlah limfosit T tetap
sama, tapi sel ini jadi bereaksi berlebihan terhadap zat asing di dalam tubuh.

2. Sistem imun yang sensitif


Selain faktor genetik, sistem imun yang terlalu aktif kemungkinan mempunyai peran
tertentu sebagai penyebab dermatitis. Ini terlihat dari banyaknya penderita dermatitis
dengan kekebalan tubuh yang sangat sensitif.

Sistem imun mereka bereaksi secara berlebihan ketika merespons alergen atau iritan yang
dapat memicu reaksi pada kulit. Padahal, berbagai zat tersebut pada dasarnya tidak
berbahaya bagi tubuh.

Sistem imun yang sensitif melanjutkan sinyal menuju kulit dalam bentuk peradangan.
Peradangan ini menjadi penyebab munculnya ruam kemerahan pada kulit dan gejala
dermatitis lainnya. Ruam kemerahan menandakan rusaknya lapisan kulit pelindung.

Pada umumnya, sistem imun akan membaik seiring bertambahnya usia sehingga kulit tidak
lagi mudah mengalami peradangan. Inilah mengapa dermatitis, terutama eksim, biasanya
muncul sejak kanak-kanak dan kian menghilang saat dewasa.

3. Mutasi sel kulit


Berkurangnya jumlah protein tertentu pada lapisan kulit juga dapat menjadi penyebab
dermatitis. Berdasarkan sebuah laporan penelitian di Inggris, orang yang mengidap
dermatitis atopik mengalami mutasi gen yang menghasilkan filaggrin.

Filaggrin adalah sejenis protein yang berfungsi melindungi dan melembapkan lapisan kulit
teratas. Tanpa filaggrin yang cukup, kulit akan kehilangan fungsi untuk menyerap air
sehingga lama kelamaan kehilangan kelembapannya dan menjadi kering.

Kulit yang kering rentan mengalami iritasi dan peradangan. Selain itu, kulit juga lebih mudah
terinfeksi bakteri dan virus serta tidak bisa mencegah masuknya alergen. Bila kulit sudah
meradang dan terinfeksi, ini adalah tanda-tanda dari komplikasi dermatitis.

4. Kondisi kulit yang kering


Peradangan lebih mudah terjadi pada kulit yang kering. Tidak hanya itu, kulit kering juga
bisa memperparah ruam, gatal, dan gejala dermatitis lainnya yang membuat kulit menjadi
pecah-pecah serta berkerak.

Kulit merupakan salah satu perlindungan pertama tubuh dari bibit penyakit dan zat-zat yang
berpotensi menyebabkan kerusakan pada tubuh. Jika kulit kering, berbagai zat asing
tersebut akan lebih mudah memicu reaksi alergi dan iritasi.

43
YULIA NINGSIH
NIM: 120710059

5. Perubahan hormon
Jumlah hormon dalam tubuh pun bisa menjadi penyebab dermatitis. Bila hormon yang
diproduksi berlebih atau kurang, gejala dermatitis mungkin akan lebih sering muncul.
Perubahan ini sering kali juga membuat gejala dermatitis bertambah parah.

Salah satu contohnya adalah autoimmune progesterone dermatitis (APD). Kondisi ini terjadi
ketika hormon progesteron meningkat selama pertengahan siklus menstruasi. Gejalanya
baru berkurang begitu jumlah progesteron menurun usai menstruasi.

Berbagai pemicu dermatitis dari luar tubuh

Setiap orang bisa mengalami dermatitis lewat cara yang berbeda. Berbagai hal yang berasal
dari luar tubuh mungkin tidak secara langsung menyebabkan dermatitis, tapi faktor-faktor
ini merupakan pemicunya.

Berikut berbagai faktor dari lingkungan yang dapat memicu dermatitis.

1. Iritan

Pada dermatitis kontak, gejala berupa ruam kemerahan disertai rasa gatal biasanya muncul
saat kulit berkontak langsung dengan zat penyebab iritasi (iritan). Ada banyak sekali iritan di
sekitar Anda, baik yang berasal dari bahan alami maupun buatan.

Zat dan produk yang kerap menjadi penyebab kambuhnya dermatitis antara lain:
 produk pembersih, deterjen, sampo, dan sabun mandi mengandung pewangi,
 logam pada perhiasan atau aksesori pakaian,
 minyak antibakteri yang mengandung neomycin dan bacitracin,
 formaldehida yang terkandung pada produk pembersih rumah tangga,
 isothiazolinones dalam produk perawatan dan tisu pembersih untuk bayi,
 cocamidopropyl betaine yang terdapat pada sampo dan losion,
 paraphenylene-diamine dalam zat pewarna kulit untuk tato, serta
 kain sintetis seperti wol.

2. Alergen

Kontak langsung antara kulit dan alergen dapat memicu kondisi yang dikenal sebagai
dermatitis kontak alergi. Selain menyebabkan gejala alergi pada kulit, hal ini juga bisa
memperparah peradangan yang terjadi.

Oleh karena itu, penderita dermatitis yang memiliki alergi sebisa mungkin menghindari
kontak dengan alergen, terutama:
 serbuk sari,
 debu,
 makanan penyebab alergi,
 bulu binatang,
 jamur, dan
 lateks.

44
YULIA NINGSIH
NIM: 120710059

3. Peningkatan suhu

Peningkatan suhu tubuh akan meningkatkan produksi keringat. Keduanya merupakan faktor
penyebab kambuhnya dermatitis, apalagi karena tubuh yang berkeringat dapat membuat
bagian kulit yang terdampak dermatitis semakin gatal atau perih.

Penurunan kelembapan secara tiba-tiba juga dapat menyebabkan kulit kering yang mana
merupakan pemicu utama dari dermatitis. Di samping itu, kondisi yang hangat dan lembap
dapat memicu infeksi karena bakteri tumbuh subur dalam suhu seperti ini.

4. Keadaan yang memicu stres

Stres pada dasarnya adalah faktor internal pemicu dermatitis, tapi stres sering kali
disebabkan oleh masalah dalam kehidupan sehari-hari. Saat mengalami stres, tubuh
memproduksi hormon yang disebut kortisol.

Kortisol dalam jumlah besar dapat memperparah peradangan, termasuk yang terjadi pada
kulit. Ini sebabnya penderita dermatitis lebih sering menggaruk dan mengeluhkan gejala
yang semakin parah saat mereka mengalami stres.

5. Tumbuhan tertentu

Beberapa jenis tumbuhan ternyata merupakan penyebab kambuhnya dermatitis. Ada


tumbuhan yang hanya menimbulkan ruam saat kulit penderita terkena sinar matahari, tapi
ada pula yang bisa sampai menyebabkan luka lepuh berisi cairan.

Kondisi yang dikenal sebagai phytodermatitis ini sangat bervariasi. Jadi, jika Anda pernah
mengalami gejala dermatitis setelah berkontak dengan tumbuhan tertentu, ada baiknya
Anda menghafal ciri tumbuhan tersebut untuk mencegah kekambuhan.

Dermatitis adalah penyakit kulit dengan penyebab dan pemicu yang beragam. Bahkan
beberapa kasus dermatitis tidak diketahui penyebabnya sehingga proses pengobatan pun
menjadi terhambat.

Meski begitu, Anda dapat mengontrol gejala dengan berupaya mengenali pemicunya. Cara
ini sekaligus membantu meredakan gangguan pada kulit serta mengurangi risiko kambuhnya
penyakit di kemudian hari.

8. GOUT

Apa itu penyakit asam urat atau gout?

Pengertian penyakit asam urat (gout) adalah peradangan pada sendi yang terjadi karena
kadar asam urat (uric acid) di dalam tubuh yang terlalu tinggi (hiperurisemia). Penyakit ini
merupakan salah satu jenis penyakit arthritis atau radang sendi yang umum terjadi.

45
YULIA NINGSIH
NIM: 120710059

Kondisi ini secara tiba-tiba bisa menyebabkan persendian terasa sakit, bengkak, dan
kemerahan. Adapun kondisi tersebut bisa memengaruhi satu sendi atau beberapa sendi
pada satu waktu.

Persendian yang terkena umumnya di jempol kaki, tetapi sendi lainnya juga bisa
terpengaruh, seperti di pergelangan kaki, lutut, siku, pergelangan tangan, dan tangan.
Tulang belakang juga bisa terkena meski jarang.

Bila dibiarkan, kondisi ini bisa menyebabkan gout kronis pada penderitanya. Bahkan, seiring
waktu, penyakit ini bisa merusak persendian Anda secara keseluruhan.

Seberapa umum penyakit asam urat?

Penyakit asam urat atau gout adalah kondisi yang umum terjadi pada orang dewasa. Dilansir
dari Perhimpunan Reumatologi Indonesia, penyakit ini terjadi pada 1-2% orang dewasa dan
merupakan kasus arthritis inflamasi terbanyak pada pria.

Gout diperkirakan terjadi pada 13 orang dari 1.000 pria dan 6 orang dari 1.000 wanita.
Sementara itu, jenis athritis lain yang sering terjadi pada wanita, yaitu osteoarthritis dan
rheumatoid arthritis. 

Penyakit gout dapat dikelola dengan mengurangi beberapa faktor gaya hidup. Konsultasikan
dengan dokter Anda untuk informasi lebih lanjut.

Tanda-tanda & gejala

Apa saja tanda dan gejala asam urat?

Pada awalnya, artritis gout bisa tidak menimbulkan gejala yang berarti. Biasanya gejala
mulai terasa ketika penyakit ini sudah berlangsung lama dan ditandai dengan serangan asam
urat yang tiba-tiba dan terus berulang. Serangan ini pun cenderung sering terjadi pada
tengah malam.

Adapun tanda dan gejala asam urat yang paling umum adalah:
 Nyeri sendi parah dan mendadak, yang umumnya pertama kali terjadi pada pagi
hari. 
 Sendi bengkak.
 Sendi kemerahan.
 Sendi terasa hangat dan lunak ketika ditekan.

Gejala atau serangan gout dapat berlangsung selama beberapa hari atau minggu. Namun,
pada kasus yang parah, serangan bisa bertahan lebih lama.

Kemungkinan ada tanda-tanda dan gejala yang tidak disebutkan di atas. Bila Anda memiliki
kekhawatiran akan sebuah gejala tertentu, konsultasikanlah dengan dokter Anda.

46
YULIA NINGSIH
NIM: 120710059

Kapan harus periksa ke dokter?

Jika Anda mengalami gejala-gejala yang disebutkan di atas, periksa ke dokter segera untuk
mendapatkan pengobatan. Pasalnya, kondisi ini dapat menyebabkan kerusakan sendi
permanen jika tidak ditangani.

Anda pun harus segera mencari pertolongan medis jika rasa nyeri semakin memburuk,
terasa panas dan meradang, disertai dengan demam tinggi. Pasalnya, kondisi ini bisa
menjadi tanda Anda mengalami infeksi pada persendian. 

Penyebab & faktor risiko

Apa penyebab asam urat?

Penyebab asam urat adalah kadar asam urat atau uric acid yang terlalu tinggi di dalam
tubuh. Tubuh memproduksi uric acid secara alami ketika memecah purin, yaitu zat di tubuh
yang berasal dari makanan yang Anda konsumsi. 

Dalam kondisi normal, uric acid akan dikeluarkan oleh tubuh melalui urine dan feses.
Namun jika kadar asam urat normal berlebih, zat tersebut akhirnya menumpuk dan
membentuk kristal di sekitar sendi. Penumpukan kristal urat ini lalu menimbulkan
peradangan.

Kadar asam urat yang terlampau tinggi bisa disebabkan oleh pola makan tidak sehat, seperti
terlalu sering mengonsumsi makanan yang mengandung purin. Meski demikian, tidak semua
orang dengan kadar uric acid yang tinggi akan mengalami penyakit gout.

Apa yang meningkatkan risiko seseorang terkena penyakit asam urat?

Terlalu banyak mengonsumsi makanan yang mengandung purin adalah penyebab utama
asam urat. Namun, ada berbagai faktor lain yang dapat meningkatkan risiko Anda
mengalami penyakit ini, yaitu:

1. Pertambahan usia dan jenis kelamin pria

Penyakit gout cenderung lebih sering terjadi pada pria dibandingkan wanita, karena wanita
cenderung memiliki kadar uric acid lebih rendah daripada pria. Meski demikian, setelah
menopause, kadar uric acid wanita bisa mendekati level pria.

Oleh karena itu, wanita yang mengalami penyakit gout umumnya terjadi setelah
menopause. Sementara itu, pria yang mengalami penyakit ini biasanya berusia di kisaran 30-
50 tahun.

2. Riwayat kesehatan keluarga

Jika ada satu anggota keluarga yang memiliki gout, Anda berpeluang lebih besar untuk
mengalami penyakit yang sama. 

47
YULIA NINGSIH
NIM: 120710059

3. Obesitas

Memiliki berat badan berlebih atau obesitas dapat meningkatkan risiko seseorang terkena
gout. Orang yang memiliki indeks massa tubuh lebih dari 25 kg/m2 harus lebih waspada
terhadap penyakit ini.

4. Konsumsi obat-obatan tertentu

Efek samping dari obat-obatan tertentu dapat menjadi penyebab uric acid menumpuk di
dalam tubuh. Beberapa obat tersebut, yaitu aspirin, obat diuretik, dan obat lain yang biasa
digunakan untuk mengobati hipertensi, seperti beta blocker dan ACE inhibitor. 

5. Kondisi medis tertentu

Memiliki penyakit atau kondisi medis tertentu dapat meningkatkan risiko terkena gout,
seperti diabetes, gangguan fungsi ginjal, penyakit jantung, tekanan darah tinggi, atau
sindrom metabolik. 

6. Gaya hidup tidak sehat

Mengonsumsi makanan yang mengandung banyak purin, seperti daging dan seafood akan
membuat gejala muncul. Selain itu, minum alkohol dalam jumlah yang berlebihan serta
mengonsumsi makanan atau minuman mengandung fruktosa (sejenis gula) bisa menjadi
penyebab kadar uric acid pada darah melonjak.

7. Baru mengalami cedera atau menjalani operasi

Operasi atau pembedahan dan trauma yang terjadi baru-baru ini dapat meningkatkan risiko
terjadi serangan asam urat.

Komplikasi

Apa saja komplikasi yang mungkin terjadi akibat asam urat?

Penyakit gout dapat berkembang semakin parah bila penderita tidak teratur minum obat
dan mendapatkan perawatan medis yang tepat. Bahkan, bukan tidak mungkin penyakit ini
menimbulkan komplikasi atau gangguan kesehatan lain.

Komplikasi asam urat yang mungkin timbul adalah: 

 Tophi. Kondisi ini ditandai dengan penumpukan kristal-kristal di bawah permukaan


kulit yang membentuk benjolan  bernama tophi. Umumnya terbentuk di jari, tangan,
kaki, siku atau pergelangan kaki. 
 Kerusakan sendi. Bila penderita mengacuhkan anjuran untuk minum obat, maka
bukan tidak mungkin persendiannya akan rusak permanen. Kondisi ini meningkatkan
risiko cedera dan gangguan kesehatan tulang serta sendi lainnya.

48
YULIA NINGSIH
NIM: 120710059

 Batu ginjal. Bila penyakit ini tidak ditangani dengan baik, kristal urat juga bisa
tertumpuk di ginjal. Hal ini menyebabkan batu ginjal dan menghalangi aliran urin
untuk keluar.
 Gagal ginjal. Bila batu ginjal yang terbentuk semakin besar, tentunya ini akan
mengganggu kerja ginjal, bahkan bisa menyebabkan gagal ginjal.

Diagnosis & tahapan

Informasi yang diberikan bukanlah pengganti nasihat medis. SELALU konsultasikan pada
dokter Anda.

Bagaimana cara dokter mendiagnosis penyakit asam urat?

Penyakit asam urat mudah mengecoh diagnosis dokter karena sebagian besar gejalanya
hampir sama dengan penyakit lain, seperti rematik (rheumatoid arthritis). Padahal, rematik
dan asam urat berbeda, termasuk penyebab yang ditimbulkannya. 

Maka dari itu, jika seseorang dicurigai mengalami gout, ada beberapa pemeriksaan yang
dianjurkan oleh dokter. Beberapa tes diagnostik untuk asam urat diantaranya adalah:
 Tes cairan sendi
Pemeriksaan ini dilakukan dengan cara mengambil cairan sendi yang terkena menggunakan
jarum suntik, untuk kemudian diperiksa di laboratorium. Kristal uric acid mungkin akan
terlihat dengan pemeriksaan di bawah mikroskop. 
 Tes darah
Tes ini bertujuan untuk mengetahui kadar uric acid di dalam darah. 
 Tes urine
Selain melakukan tes darah, kadar uric acid juga akan dilihat di dalam urine Anda. Bila tidak
normal, maka Anda sangat mungkin mengalami penyakit ini.
 Rontgen sinar-X
Apabila dicurigai menderita kondisi ini, penderita perlu melakukan rontgen untuk melihat
lebih jauh penyebab peradangan yang terjadi pada sendi.
 CT-scan atau ultrasound (USG)
Kedua pemeriksaan ini dapat mendeteksi tumpukan kristal di sendi, meskipun penderitanya
tidak menimbulkan gejala.
Tahapan penyakit asam urat

Berdasarkan gejala dan tes diagnosis, dokter dapat menentukan tahapan atau tingkat
keparahan penyakit asam urat yang Anda alami. Berikut adalah tahapan penyakit tersebut: 

 Tahap pertama: Pada tahap ini, kadar uric acid sudah naik dan kristal urat sudah
terbentuk di sekitar sendi, tetapi belum ada gejala yang muncul. Kristal ini bisa
menyebabkan peradangan sendi pada kemudian hari. Namun, sebagian besar orang
dengan kadar uric acid tinggi bisa saja tidak akan pernah mengalami gout.  
 Tahap kedua (akut): Pada tahap ini, kristal urat dilepaskan ke dalam cairan sendi dan
menyebabkan peradangan hingga menimbulkan gejala. Serangan gejala asam urat
yang tiba-tiba dan tidak terduga pada malam hari pun dapat terjadi. 

49
YULIA NINGSIH
NIM: 120710059

 Tahap ketiga (Intercritical): Seseorang yang mengalami serangan pertama umumnya


akan mengalami serangan lain pada suatu waktu. Masa di antara dua serangan
tersebut termasuk ke dalam tahap ketiga. Kondisi ini tampak seperti sudah membaik,
tetapi sebenarnya membutuhkan pengobatan jangka panjang untuk mencegah
serangan pada masa mendatang. 
 Tahap keempat (kronis): Tahap ini kristal urat sudah membentuk benjolan (tophi)
dan seseorang bisa merasakan nyeri sendi setiap saat. Pada tahap ini, kerusakan
sendi progresif berkembang dan pasien perlu segera mendapat pengobatan. 

Pengobatan

Apa saja pilihan obat untuk penyakit asam urat?

Salah satu cara untuk mengobati dan menurunkan asam urat adalah dengan obat-obatan.
Obat yang diberikan umumnya disesuaikan dengan tingkat keparahan dan kondisi kesehatan
Anda secara keseluruhan.

Berikut adalah obat asam urat yang umumya diberikan dokter:

 Obat antiinflamasi nonsteorid (NSAID), seperti ibuprofen, naproxen, atau celecoxib,


untuk mengobati serangan atau gejala mendadak. 
 Obat kortikosteroid, seperti prednisone, untuk mengurangi peradangan dan rasa
nyeri. 
 Obat colchicine untuk membantu mengurangi rasa nyeri dan risiko kekambuhan. 
 Obat yang mengontrol tingkat asam urat dalam darah, seperti allopurinol dan
febuxostat.

Apakah penderita asam urat bisa sembuh total?

Sayangnya, penderita asam urat tidak bisa sembuh total dari penyakitnya. Namun, penyakit
ini bisa dikontrol dengan obat-obatan dan menjalani gaya hidup sehat untuk mencegah
risiko kekambuhan serta perkembangan penyakit yang semakin parah.

Konsultasikan dengan dokter Anda untuk informasi lebih lanjut mengenai hal ini.

Perawatan di rumah

Apa saja perubahan gaya hidup dan perawatan rumahan yang dapat membantu mengobati
asam urat?

Tidak hanya minum obat dengan teratur, Anda juga harus mematuhi berbagai pantangan
asam urat untuk mencegah kekambuhan pada kemudian hari.

Selain itu, Anda pun perlu menerapkan gaya hidup sehat untuk membantu mengatasi
penyakit ini. Berikut adalah perubahan gaya hidup dan pengobatan rumahan yang dapat
Anda lakukan: 

50
YULIA NINGSIH
NIM: 120710059

 Membatasi makanan tinggi purin, seperti daging merah, jeroan, dan makanan laut
(seafood).
 Membatasi konsumsi alkohol dan minuman atau makanan mengandung fruktosa.
 Mengonsumsi makanan untuk asam urat yang dapat membantu menurunkan
kadar uric acid, seperti buah ceri.
 Memperbanyak minum air.
 Melakukan olahraga dengan rutin dan menurunkan berat badan.
 Menghentikan kebiasaan merokok.

Jika Anda mengalami serangan asam urat atau terjadi kekambuhan, selain minum obat dari
dokter, Anda dapat melakukan cara rumahan berikut untuk membantu mengatasinya:
 Istirahat.
 Angkat anggota tubuh yang terasa nyeri untuk mengurangi pembengkakan.
 Berikan kompres es pada sendi yang meradang selama sekitar 20 menit. 
 Ulangi kompres sesering yang diperlukan. 

Jika Anda memiliki pertanyaan, silakan berkonsultasi dengan dokter untuk lebih memahami
solusi terbaik untuk Anda.

Pencegahan

Bagaimana cara mencegah penyakit asam urat?

Penyakit gout dapat terjadi bila Anda memiliki kadar uric acid yang tinggi. Oleh karena itu,
Anda perlu mengontrol kadar uric acid pada diri Anda untuk menghindari penyakit ini. Selain
melakukan cek asam urat secara rutin, berikut beberapa cara untuk mencegah asam urat
yang dapat Anda praktikkan:

 Menjaga berat badan tetap ideal, dan menurunkan berat badan bila Anda obesitas.
 Menerapkan pola makan sehat dan mengontrol makanan penyebab kadar uric
acid tinggi, seperti membatasi konsumsi daging merah, jeroan, seafood, alkohol, dan
makanan atau minuman mengandung fruktosa.
 Mengonsumsi air putih yang cukup untuk menghindari dehidrasi.
 Melakukan olahraga secara rutin.

9. DIARE

Pengertian Diare adalah kondisi di mana feses yang dikeluarkan encer atau berair dengan
frekuensi lebih sering daripada biasanya.Umumnya, penyebab diare adalah makanan atau
minuman yang kotor dan terkontaminasi mikroorganisme.

Banyak orang menderita penyakit diare satu atau dua kali setahun.Biasanya diare
berlangsung 2-3 hari dan bisa ditangani dengan obat-obatan yang dijual bebas.Tetapi pada
kasus khusus, diare bisa berlangsung berminggu-minggu.

Situasi Diare di Indonesia

51
YULIA NINGSIH
NIM: 120710059

Penyakit diare masih menjadi masalah kesehatan besar di negara berkembang, termasuk
Indonesia. Hal ini disebabkan karena angka morbiditas (perbandingan antara kelompok
masyarakat yang sakit dan yang sehat dalam sebuah populasi) dan mortalitas cukup tinggi.

Penyakit diare ada di peringkat tiga belas penyebab kematian secara umum di Indonesia
dengan proporsi 3.5 persen. Sedangkan untuk kategori penyakit menular, diare menduduki
peringkat ketiga.

Kelompok usia yang terbanyak mengalami penyakit diare adalah balita, yaitu sebanyak 16.7
persen. Prevalensi diare sedikit lebih tinggi pada anak laki-laki (14.8 persen) dibandingkan
dengan anak perempuan (12.5 persen).

Hasil penelitian juga memerlihatkan bahwa prevalensi diare paling tinggi terjadi pada anak
yang tinggal di rumah tanpa akses air bersih yaitu 18.4 persen. (Data diambil dari hasil riset
Departemen Kesehatan RI tahun 2007)

Penyebab Diare

Penyakit Diare umumnya terjadi ketika cairan dari makanan tidak dapat diserap usus dengan
baik. Atau ada terlalu banyak cairan yang disekresikan ke usus. Normalnya, usus besar akan
menyerap cairan dari makanan yang kita konsumsi dan meninggalkan kotoran (feses)
setengah padat.

Jika cairan dari makanan tersebut tidak diserap baik, maka hasilnya feses akan menjadi
encer atau bahkan cair. Kondisi ini dipengaruhi banyak faktor sehingga penyakit diare dapat
berlangsung singkat atau lama.

Diare yang berlangsung singkat

Biasanya diare ini adalah gejala dari infeksi usus, yang disebabkan oleh:
 Virus, seperti rotavirus
 Bakteri, seperti campylobacter
 Parasit, seperti giardia intestinalis

Penyebab lainnya termasuk faktor psikologis (merasa cemas), mengonsumsi minuman


keras, alergi makanan, usus buntu, atau efek samping obat-obatan. Bisa disimpulkan untuk
pencegahan diare, Anda dapat menjaga kebersihan makanan.

Diare jangka panjang

Dapat disebabkan oleh:


 Sindrom usus besar
 Penyakit coeliac, penyakit yang menyebabkan tubuh menolak protein gluten
 Penyakit Crohn, radang pada lapisan sistem pencernaan
 Radang pankreas kronis
 Kanker usus
 Efek samping pengangkatan bagian perut (gastrektomi)

52
YULIA NINGSIH
NIM: 120710059

Gejala Diare

Pada tiap penderita, gejala diare berbeda-beda. Beberapa orang mengeluarkan feses yang
sangat encer, sementara beberapa lainnya mengeluarkan feses yang tak terlalu encer. Meski
demikian, ada beberapa gejala yang sering dikaitkan dengan diare. Gejala-gejala tersebut
antara lain kram perut, mual dan muntah, sakit kepala, dan hilangnya nafsu makan.

Umumnya pada orang dewasa, diare akan pulih dalam waktu 2-4 hari. Pada anak-anak,
waktu pemulihan lebih lama yaitu 5-7 hari. Apabila diare berlangsung lebih dari satu minggu
atau kondisinya bertambah parah, segera periksa ke dokter. Waspadai juga tanda-tanda
dehidrasi selama masa pemulihan.

Diare dan Dehidrasi

Pengeluaran cairan melalui feses yang berlebihan ditambah dengan hilangnya nafsu makan
dapat berdampak dehidrasi. Kondisi ini harus segera ditangani karena bisa berakibat fatal.

Dehidrasi sendiri lebih mudah terjadi pada anak-anak. Hal ini dikarenakan ketahanan anak-
anak terhadap dehidrasi yang lebih rendah ketimbang orang dewasa.

Gejala dehidrasi pada anak-anak antara lain:


 Jarang buang air kecil
 Mulutnya kering atau menangis tanpa air mata
 Feses berdarah, berwarna merah atau hitam
 Terlihat sering mengantuk dan tidak responsif
 Terlihat cekung pada mata atau perut
 Jika kulit dicubit tidak kunjung kembali (turgor menurun)

Sedangkan tanda dehidrasi pada orang dewasa antara lain:


 Kelelahan dan tidak bertenaga
 Hilang nafsu makan
 Mual
 Pusing
 Lidah terasa kering
 Mata terlihat cekung
 Kram otot
 Jantung berdebar

Diagnosis Diare

Umumnya, diare dapat berlangsung hingga seminggu dan bisa sembuh tanpa pengobatan
apa pun. Namun, jika kondisi yang Anda alami cukup parah, segera periksakan diri ke dokter.

Untuk mengetahui apakah pasien mengalami diare dan penyebabnya, pertama dokter akan
mengumpulkan informasi seputar gejala yang dialami. Dokter akan menanyakan tekstur
feses, frekuensi buang air besar, kebiasaan sehari-hari pasien.

53
YULIA NINGSIH
NIM: 120710059

Selain itu Anda juga harus menginformasikan pada dokter jika ada gejala lain yang
menyertai (demam tinggi), konsumsi makanan yang tidak biasa, faktor psikologis,
pengobatan dan pencegahan diare tertentu yang mungkin sedang dijalani.riksaan ini dapat
berupa analisa sampel feses, tes darah, dan pemeriksaan rektum.

Ada beberapa pemeriksaan yang bisa dilakukan untuk mendiagnosis diare, antara lain:

Analisa feses

Dokter akan meminta Anda untuk menyerahkan sampel feses untuk dianalisa. Hal ini
bertujuan untuk mengidentifikasi infeksi yang mungkin terjadi. Analisa ini dilakukan apabila
Anda sudah mengalami diare lebih dari dua minggu, ada darah atau nanah pada feses, atau
ada gejala lain yang menyertai. Selain itu, pemeriksaan ini juga perlu dilakukan jika Anda
mengalami diare usai dirawat di rumah sakit atau karena sistem imun yang lemah
(penderita HIV).

Tes darah

Dokter akan meminta Anda melakukan tes darah apabila terdapat kecurigaan diare sebagai
gejala dari penyakit lain. Contohnya, hasil tes darah menunjukkan adanya peradangan. Ini
adalah salah satu gejala penyakit radang usus.

Pemeriksaan rektum

Jika pasien berusia di atas 50 tahun atau mengalami diare yang sulit sembuh, dokter akan
melakukan pemeriksaan rektum digital. Cara periksanya adalah dengan memasukkan jari ke
dalam rektum untuk memeriksa kondisi abnormal.

Pemeriksaan ini bertujuan untuk mendiagnosis penyakit yang berhubungan dengan rektum
dan usus.

Pemeriksaan tambahan

Dokter juga dapat menyarankan pemeriksaan berikut untuk membantu menyimpulkan


diagnosis:
 Sigmoidoskopi, memasukkan alat sigmoidoskop (tuba tipis dan fleksibel yang
memiliki kamera di bagian ujung) ke dalam rektum hingga ke usus
 Kolonoskopi, prosedurnya mirip dengan sigmoidoskopi tetapi tuba yang digunakan
lebih besar (kolonoskop) untuk memeriksa keseluruhan kondisi usus

Pengobatan Diare

Gejala diare umumnya akan hilang dengan sendirinya tanpa bantuan pengobatan apa pun.
Biasanya diare berlangsung hingga 7 hari. Pada kasus tertentu, diare dapat berlangsung
lebih lama tergantung penyebabnya. Anda bisa melakukan beberapa hal berikut untuk
meringankan kondisi yang sedang dialami:

54
YULIA NINGSIH
NIM: 120710059

Perbanyak Asupan Cairan

Saat mengalami diare, Anda harus mengonsumsi lebih banyak cairan.Terutama jika disertai
muntah. Hal ini dibutuhkan untuk menghindari dan menangani dehidrasi. Minumlah sedikit-
sedikit tapi sering. Lebih baik masuk cairan sedikit daripada tidak sama sekali. Jika asupan
cairan cukup, urine akan berwarna kuning muda atau hampir bening. Hindari pemberian jus
buah atau minuman bersoda karena akan membuat diare bertambah parah.

Makan

Pada saat diare berlangsung, para ahli menyarankan agar Anda tidak mengonsumsi
makanan padat dulu. Setidaknya sampai Anda mampu makan dengan normal. Makanlah
dalam porsi lebih sedikit dari biasanya. Selain itu hindari makanan yang berlemak dan
pedas.

Jangan berikan makanan padat pada anak-anak jika mereka dehidrasi. Tunggu sampai
mereka mengonsumsi cukup cairan. Makanan baru bisa diberikan setelah mereka tidak lagi
menunjukkan tanda-tanda dehidrasi. Jika anak tidak mengalami dehidrasi, berikan makanan
seperti biasa.

Cairan Oralit

Bagi penderita diare yang rentan dehidrasi, dokter akan menyarankan penggunaan oralit
sebagai obat diare. Anda yang berfisik lemah, berusia di atas 60 tahun, dan memiliki riwayat
kesehatan serius sangat disarankan mengonsumsi oralit.

Obat diare oralit dijual bebas di apotek. Anda tinggal mencampurnya dengan air. Fungsi
obat diare oralit adalah untuk menggantikan garam, glukosa, dan mineral penting lain yang
mungkin hilang saat mengalami kekurangan cairan.

Untuk penderita anak-anak, dokter akan menyarankan oralit apabila terlihat tanda-tanda
dehidrasi. Oralit dapat diberikan tiap kali anak buang air besar. Banyaknya tergantung pada
berat badan anak.

Penggunaan Obat-obatan

Obat diare dapat menggunakan antidiare berfungsi mengurangi gejala diare dan


mempersingkat durasinya. Namun, sebenarnya obat diare tidak diperlukan karena sistem
kekebalan tubuh akan melawannya secara alami.

Obat antidiare yang paling sering digunakan adalah loperamide karena dapat mengurangi
pergerakan usus sehingga cairan akan lebih banyak diserap. Ini dapat membantu atasi diare.

Jangan minum obat antidiare jika diare disertai gejala lain seperti demam tinggi dan
terdapat darah atau nanah pada feses. Sebaiknya Anda segera berkonsultasi dengan dokter.

55
YULIA NINGSIH
NIM: 120710059

Penggunaan Antibiotik untuk Diare

Biasanya dokter akan menganjurkan penggunaan antibiotik apabila penyebab diare sudah
dipastikan bakteri atau jika diare terjadi sangat parah. Sangat tidak dianjurkan untuk
menggunakan antibiotik kalau penyebab diare belum diketahui pasti. Hal ini dikarenakan
antibiotik tidak akan bekerja jika penyebab infeksi adalah virus. Dan jika digunakan untuk
penyakit ringan akan mengurangi efek antibiotik terhadap kondisi yang lebih serius.

Obat Pereda Sakit

Obat pereda sakit tidak dapat mengatasi diare. Namun, pemberian parasetamol atau
ibuprofen bisa membantu meredakan gejala yang menyertai diare seperti demam dan sakit
kepala. Pastikan Anda memberikan obat-obatan yang sesuai gejala dan ikuti petunjuk
pemakaiannya.

Pengobatan kondisi utama

Jika sebelumnya Anda didiagnosis mengidap penyakit tertentu yang dapat menyebabkan
diare, sebaiknya lakukan pengobatan terhadap penyakit tersebut lebih dahulu. Hal ini akan
meringankan kondisi diarenya. Apabila kondisi utama tidak ditangani dengan tepat, maka
diare sebagai gejala akan terus berlanjut.

Pencegahan Diare

Beberapa upaya untuk mencegah diare, antara lain:


 Selalu mencuci tangan, terutama sebelum dan setelah makan, setelah menyentuh
daging yang belum dimasak, setelah dari toilet, atau setelah bersin dan batuk,
dengan menggunakan sabun dan air bersih.
 Mengonsumsi makanan dan minuman yang sudah dimasak hingga matang
sempurna, serta menghindari makanan dan minuman yang tidak terjamin
kebersihannya.

 Diare rotavirus dan traveller’s diarrhea dapat dicegah. Terdapat vaksin untuk rotavirus yang
dapat diberikan pada bayi.Berhati-hatilah untuk mengonsumsi apapun saat di tempat
dengan sanitasi buruk. Sebaiknya:
 Gunakan hanya air kemasan untuk minum dan menyikat gigi
 Rebus air terlebih dahulu sebelum Anda konsumsi
 Pastikan bahwa makanan yang dimasak sepenuhnya matang dan disajikan panas
 Hindari mengonsumsi buah dan sayuran mentah yang tidak dicuci dan dikupas

Sebagian kasus diare dapat sembuh tanpa pengobatan tertentu. Namun, diare yang parah
dapat menyebabkan dehidrasi yang dapat mengancam jiwa jika tidak diobati. Dehidrasi
sangat berbahaya, khususnya pada anak-anak dan orang tua yang memiliki sistem kekebalan
tubuh yang lemah.Segera hubungi dokter jika:
 Diare berlangsung lebih dari 24 jam
 Anda mengalami dehidrasi atau pusing
 Feses (tinja) mengandung darah, nanah, atau berwarna hitam atau seperti dempul

56
YULIA NINGSIH
NIM: 120710059

 Mengalami demam atau sakit perut yang parah

Cari bantuan medis jika anak Anda:


 Diare dan tidak membaik setelah 24 jam
 Demam lebih dari 39°C
 Tinja berdarah atau hitam
 Memiliki mulut dan lidah yang kering atau menangis tanpa air mata
 Sangat mengantuk dan tidak responsif
 Rewel
 Memiliki penampilan perut, mata dan pipi cekung
 Memiliki kulit yang tidak segera kembali jika dicubit dan dilepaskan
 Tidak ingin makan atau minum

10. COMMON COLD (Selesma)


Apa itu common cold (selesma)?

Common cold, atau dalam bahasa medis disebut dengan selesma, adalah infeksi virus yang
terjadi di saluran pernapasan atas. Infeksi tersebut menyebabkan gejala-gejala seperti
hidung tersumbat, bersin, serta sakit tenggorokan. Penyakit ini biasanya bersifat ringan dan
dapat disembuhkan dalam waktu 7-10 hari.

Common cold ini juga umum dikenal sebagai batuk pilek karena infeksi terjadi di hidung dan
tenggorokan. Sekilas, gejala-gejala yang ditunjukkan memang menyerupai flu atau influenza.
Namun, penting untuk diketahui bahwa batuk pilek yang disebut dengan common cold
berbeda dengan batuk pilek pada kondisi influenza, baik pada jenis influenza apa pun.

Seberapa umumkah selesma?

Common cold atau selesma bisa dikategorikan sebagai penyakit yang sangat umum.
Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC), rata-rata orang dewasa di
Amerika mengalami batuk pilek sebanyak 2-3 kali dalam setahun.

Angka kejadian penyakit ini lebih banyak ditemukan pada bayi dan anak-anak. Hal ini
disebabkan karena sistem kekebalan tubuh pada bayi dan anak-anak masih belum terbentuk
dengan baik. Selain itu, lansia berumur 65 tahun ke atas juga lebih rentan mengalami batuk
pilek.

Tanda-tanda dan gejala

Apa saja tanda-tanda dan gejala common cold (batuk pilek)?

Umumnya, gejala-gejala common cold atau selesma muncul 1-3 hari setelah terpapar virus.
Tanda-tanda dan gejala yang biasanya muncul meliputi:

 pilek (hidung tersumbat)

57
YULIA NINGSIH
NIM: 120710059

 sakit tenggorokan
 batuk
 badan terasa sakit dan tidak nyaman
 sakit kepala ringan
 bersin
 demam ringan

Gejala-gejala di atas biasanya akan pulih dalam waktu 7-10 hari. Namun, orang-orang
dengan sistem imun tubuh yang lemah, punya asma, atau penyakit pernapasan lainnya
mungkin akan mengalami komplikasi yang lebih serius, seperti bronkitis atau pneumonia.

Bila Anda memiliki kekhawatiran akan sebuah gejala tertentu, konsultasikanlah dengan
dokter Anda.

Kapan saya harus periksa ke dokter?

Kebanyakan kasus batuk pilek atau common cold memang bersifat ringan dan sembuh
dengan sendirinya dalam waktu cepat. Namun, Anda perlu waspada dan segera periksakan
diri ke dokter jika muncul gejala berikut:

 demam lebih dari 38,5 derajat Celsius


 demam berlangsung lebih dari 5 hari, atau kembali muncul setelah demam turun
 sesak napas
 mengi (suara napas berbunyi)
 sakit tenggorokan dan kepala yang semakin parah

Pada anak-anak, gejala-gejala yang perlu diwaspadai adalah sebagai berikut:

 demam lebih dari 38 derajat Celsius


 demam semakin tinggi atau berlangsung lebih dari 2 hari
 gejala-gejala tidak kunjung membaik, bahkan tambah parah
 sakit kepala dan batuk semakin parah
 mengi
 sakit telinga
 rasa kantuk yang tidak biasa
 nafsu makan menurun

Tubuh masing-masing orang berbeda dan akan menunjukkan gejala-gejala yang bervariasi
pula. Selalu konsultasikan ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang paling sesuai
dengan kondisi kesehatan Anda.

Penyebab

Apa penyebab common cold (batuk pilek)?

Common cold atau selesma disebabkan oleh infeksi virus. Jenis virus yang paling umum
menyebabkan batuk pilek pada common cold adalah rhinovirus.

58
YULIA NINGSIH
NIM: 120710059

Virus penyebab batuk pilek ini dapat menular dari satu orang ke orang lainnya. Ditambah
lagi, virus tersebut dapat menempel di permukaan benda selama beberapa hari, seperti
gagang pintu atau meja.

Ketika seseorang menyentuh permukaan di mana terdapat virus, atau melakukan kontak
fisik yang cukup dekat dengan penderita batuk pilek, orang tersebut dapat tertular.

Virus pada batuk pilek biasa atau common cold berbeda dengan virus yang menyebabkan
influenza. Pada kasus influenza, penyakit disebabkan oleh virus influenza A atau B. Selain
itu, influenza juga merupakan penyakit yang jauh lebih serius daripada batuk pilek biasa,
bahkan berisiko mengancam nyawa.

Faktor-faktor risiko

Apa saja faktor yang meningkatkan risiko saya untuk kena batuk pilek?

Common cold atau batuk pilek adalah penyakit yang dapat tersebar ke setiap orang dari
berbagai golongan usia, ras, dan tempat tinggal. Namun, terdapat beberapa faktor yang
dapat meningkatkan risiko Anda tertular virus penyebab batuk pilek.

Faktor-faktor berikut bisa meningkatkan risiko Anda kena batuk pilek, yaitu:

1. Bayi dan anak-anak

Bayi yang masih berusia 4-6 minggu memiliki risiko yang tinggi untuk tertular batuk pilek.
Hal ini karena sistem imun tubuh bayi masih belum bekerja sempurna untuk melindungi
mereka dari serangan bakteri dan virus.

Selain itu, anak-anak usia sekolah juga lebih rentan terkena penyakit ini. Umumnya, anak-
anak dapat terserang common cold sebanyak 5-7 kali dalam satu tahun.

Pada anak-anak usia sekolah, hal ini kemungkinan disebabkan karena kebiasaan anak yang
belum bisa menjaga kebersihan tangannya dengan baik. Ditambah lagi, sering tukar
menukar mainan dengan anak-anak lainnya juga meningkatkan risiko tertular batuk pilek.

2. Lansia

Seiring dengan bertambahnya usia, risiko seseorang untuk tertular batuk pilek atau
common cold juga semakin tinggi, terutama jika sudah berusia 65 tahun ke atas. Selain itu,
gejala-gejala batuk pilek pada orang-orang berusia lanjut biasanya berlangsung lebih lama
dari orang dewasa.

3. Memiliki daya tahan tubuh yang buruk

Apabila Anda memiliki sistem imun tubuh yang lemah, kemungkinan untuk terserang batuk
pilek atau selesma jauh lebih besar. Hal ini juga berlaku pada pasien penderita AIDS, pasien

59
YULIA NINGSIH
NIM: 120710059

kanker yang menjalani kemoterapi, atau seseorang yang baru saja mendapatkan
transplantasi organ.

4. Tinggal di tempat yang terlalu ramai atau padat

Tempat yang terlalu ramai merupakan lingkungan yang ideal bagi virus untuk ditularkan ke
banyak orang, seperti sekolah atau asrama. Penularan juga lebih mudah terjadi jika terdapat
banyak orang di satu ruangan yang sempit.

Komplikasi

Apa saja komplikasi common cold yang mungkin terjadi?

Ketika gejala-gejala common cold atau selesma muncul, pastikan Anda segera beristirahat
dan minum obat. Pasalnya, batuk pilek yang tidak segera diatasi mungkin saja bisa
menyebabkan penyakit lain yang lebih serius.

Berikut adalah komplikasi yang bisa terjadi apabila common cold tidak ditangani dengan
cepat:

 infeksi telinga akut (otitis media)


 asma
 sinusitis akut
 infeksi lainnya, seperti radang tenggorokan, pneumonia, hingga bronkitis

Diagnosis dan pengobatan

Informasi yang diberikan bukanlah pengganti nasihat medis. SELALU konsultasikan pada
dokter Anda.

Bagaimana penyakit ini didiagnosis?

Umumnya, batuk pilek biasa atau common cold dapat didiagnosis dengan memeriksa tanda-
tanda dan gejalanya. Jika dokter mencurigai adanya infeksi bakteri atau masalah kesehatan
lainnya, Anda mungkin akan diminta menjalani tes tambahan untuk mengetahui penyebab
lain di balik gejala-gejala yang Anda alami.

Bagaimana cara mengobati common cold?

Pada dasarnya, tidak ada obat yang bisa melawan virus penyebab common cold atau
selesma. Penyakit ini biasanya akan sembuh dengan sendirinya. Obat-obatan pilek dan
batuk yang ada biasanya hanya digunakan untuk meredakan gejala yang Anda rasakan.

Beberapa obat yang biasa digunakan untuk meredakan gejala batuk pilek, antara lain:

 Obat dekongestan, untuk melegakan hidung tersumbat.


 Paracetamol atau ibuprofen, untuk menurunkan panas dan meredakan nyeri.

60
YULIA NINGSIH
NIM: 120710059

Pengobatan di rumah

Apa saja cara mengobati common cold di rumah?

Selain dengan mengonsumsi obat-obatan, Anda juga bisa mencoba rangkaian perawatan
yang bisa dilakukan di rumah. Berikut adalah langkah-langkah yang dapat Anda coba:

1. Memenuhi kebutuhan cairan tubuh

Pastikan tubuh Anda tidak kekurangan cairan selama menderita batuk pilek. Anda bisa
minum banyak air putih, jus buah, sup hangat, atau air perasan lemon hangat untuk
membantu meredakan gejala-gejala. Hindari alkohol dan kafein untuk sementara waktu.

2. Istirahat yang cukup

Kunci paling utama agar lekas pulih dari penyakit ini adalah banyak beristirahat. Bila perlu,
Anda sebaiknya tidak masuk kantor atau sekolah, terutama jika Anda memiliki demam dan
batuk yang cukup parah. Selain untuk memulihkan kondisi tubuh, istirahat di rumah juga
mengurangi risiko Anda menularkan penyakit ini ke orang lain.

3. Atur suhu ruangan yang sesuai

Mengatur suhu ruangan yang tepat juga dapat membantu meredakan gejala batuk pilek.
Hindari suhu ruangan yang terlalu dingin atau panas. Jika udaranya terlalu kering, Anda bisa
menggunakan humidifier untuk membantu menjaga kelembapan udara yang sesuai.

4. Berkumur air garam

Larutkan 1/4 atau 1/2 sendok teh garam ke dalam segelas air hangat. Kemudian, gunakan
larutan air garam tersebut untuk berkumur. Cara ini diyakini dapat meringankan gejala sakit
tenggorokan untuk sementara waktu.

61

Anda mungkin juga menyukai