Anda di halaman 1dari 19

TUGAS KLIPING BADAN USAHA dan PERUSAHAAN

Disusun Oleh :

1. Diani Sari Widuri (09/ X AKL 1)


2. Nur Fitriyani (22/ X AKL 1)
3. Riska Nurhidayah (24/ X AKL 1)
4. Salma Irma Suryani (27/ X AKL 1)

SMK N 1 GODEAN

TAHUN AJARAN 2019/2020

Jl. Kowanan, Sidoagung, Kecamatan Godean, Kabupaten Sleman, Daerah


Istimewa Yogyakarta 55564

Telp (0274) 798274


A. Pengertian Badan Usaha Dan Perusahaan

1. Pengertian Badan Usaha


Badan usaha adalah suatu organisasi usaha yang menggunakan faktor- faktor produksi
dari perusahaan sebagai alat untuk mendapatkan keuntungan atau laba (profit). Badan usaha
jika dikaitkan dengan tujuannya, maka dapat dikatakan suatu kesatuan yuridis ekonomis yang
bertujuan mencari keuntungan.
2. Pengertian Perusahaan
Perusahaan adalah tempat terjadinya kegiatan produksi dan berkumpulnya semua faktor
produksi . Setiap perusahaan ada yang terdaftar di pemerintah dan ada pula yang tidak. Bagi
perusahaan yang terdaftar di pemerintah, mereka mempunyai badan usaha untuk
perusahaannya.

B. Perbedaan Badan Usaha Dengan Perusahaan

1. Badan usaha merupakan kesatuan yuridis yang menggunakan faktor- faktor produksi
dalam rangka menghasilkan barang dan jasa dengan tujuan memperoleh laba.
Sementara perusahaan merupakan kesatuan teknis yang menggunakan faktor- faktor
produksi dalam rangka menghasilkan barang dan jasa.
2. Badan usaha berorientasi untuk memperoleh laba. Sementara perusahaan berorientasi
untuk menghasilkan barang dan jasa.
3. Badan usaha memiliki tujuan mengumpulkan modal dengan tujuan utama memperoleh
keuntungan. Sementara perusahaan merupakan alat bagi badan usaha untuk mencapai
tujuan tersebut.
C. Jenis jenis Badan Usaha dan Perusahaan

 Berdasarkan Aktivitas yang Dilakukan


1. Badan usaha ekstraktif

Badan usaha ekstraktif merupakan salah satu jenis badan usaha yang berkaitan dengan
alam. Dimana mereka mengambil apa yang ada dialam dan memanfaatkan segala sesuatu
yang dihasilkan oleh alam untuk melakukan kegiatan produksinya. Contoh: perusahaan
pertambangan, perusahaan penangkap ikan, perusahaan penebangan kayu, dan perusahaan
pembuatan garam.

2. Badan usaha agraris

Perusahaan agraris adalah perusahaan yang kegiatannya mengolah sumber daya alam
yang dapat diperbarui sehingga dapat menghasilkan produk yang dapat langsung memenuhi
kebutuhan manusia. Contohnya : perusahaan pertanian, perkebunan, peternakan, dan
perikanan.
3. Badan usaha industri

Semua pasti tahu tentang industri, sebuah langkah untuk membuat benda mentah jadi siap
dikonsumsi atau barang matang. Pada dasarnya badan usaha industri ini merupakan jenis
badan usaha yang berusaha untuk memberikan nilai tambah atau meningkatkan nilai ekonomi
suatu barang dengan jalan mengubah bentuk fisik maupun non fisik barang tersebut.
Contohnya: perusahaan tekstil dan perusahaan mebel.

4. Badan Usaha Perdagangan

Sesuai dengan namanya badan usaha ini bergerak pada bidang perdagangan. Badan usaha
perdagangan merupakan salah satu jenis badan usaha yang beraktivitas dalam kegiatan jual
beli barang tanpa harus mengubah bentuk atau rupa dari barangnya namun mampu
memperoleh keuntungan. Contohnya : supermarket, mall, grosir, dan warung.

5. Badan Usaha Jasa


Badan usaha jasa merupakan salah satu jenis badan usaha yang memfokuskan kegiatan dan
aktivitasnya pada penyediaan jasa kepada masyarakat luas untuk memenuhi kebutuhan.

Contohnya : perusahaan jasa transportasi, keuangan, dan kesehatan.

 Berdasarkan Bentuk dan Kepemilikan Modal


1. Badan Usaha Milik Negara ( BUMN)

Menurut UU RI no. 19, BUMN adalah badan usaha yang modal seluruhnya
merupakan kekayaan negara kecuali ada ketentuan lain yang berdasarkan UU. BUMN
didirikan dengan dasar Pasal 33 ayat (2) dan (3) UUD 1945. BUMN bertujuan untuk
membangun ekonomi nasional yang mengutamakan kebutuhan dan kepentingan rakyat
dalam rangka menuju masyarakat yang adil dan makmur. Modal BUMN terdiri atas
kekayaan negara yang terpisah dan terbagi atas saham saham. Perangkat- perangkat
BUMN yaitu : dewan pegawai, komisaris, dan direksi.

Berdasarkan UU No. 9 Tahun BUMN dibagi menjadi 3 bentuk usaha :

1. Perusahaan jawatan
Merupakan bentuk perusahaan milik negara yang merupakan bagian dari departemen.
Perjan dipimpin oleh seorang kepala dan status karyawannya pegawai negeri. Contoh
PT KAI
Sekarang ini hampir tidak ada BUMN yang berpentuk perjan, ini dijelaskan dalam
UU No. 19 Tahun 2003 pasal 9 bahwa BUMN hanya terdiri atas perum dan persero.
2. Perusahaan Umum
Adalah perusahaan negara yang bergerak dalam bidang usaha pelayanan umum yang
modal seluruhnya berasal dari negara dan dipisahkan dari APBN. Tujuan utama
perum adalah untuk melayani kepentingan umum, disamping itu juga mencari
keuntungan/laba.

3. Perusahaan perseroan (Persero)

Adalah perusahaan negsra yang modalnya berbentuk saham dan sebagian dari modal tersebut
milik negara. Persero bergerak pada bidang usaha dengan tujuan memperoleh keuntungan.
Perangkat Persero terdiri atas RUPS, direksi, dan komidaris.
2. Badan Usaha Milik Daerah

Adalah perusahaan yang diatur dengan suatu Peraturan Daerah (Perda) yang aktivitasnya
memenuhi kebutuhan masyarakat dimana modal seluruhnya atau sebagian merupakan
kekayaan daerah yang dipisahkan, kecuali ada ketentuan lain. Dimana BUMD didirikan
dengan tujuan, yaitu ikut serta melaksanakan pembangunan ekonomi nasional pada umumnya
dan pembangunan daerah pada khususnya.

Contoh BUMD yaitu Bank Pembangunan Daerah (BPD), PDAM, Perusahaan Daerah
Angkutan Kota, Perusahaan Daerah Rumah Potong Hewan (PDRPH).

3. Badan Usaha Milik Swasta (BUMS)

Adalah badan usaha yang seluruh modalnya dimiliki oleh swasta. Badan usaha ini modalnya
bisa dimiliki oleh seseorang atau beberapa orang dengan tujuan untuk mencari keuntungan.

Beberapa bentuk badan usaha milik swasta :


1. Perusahaan perseorangan
Adalah bentuk badan usaha yang dimiliki, dikelola, dan dipimpin oleh seseorang yang
bertanggung jawab penuh terhadap risiko dan kegiatan badan usaha. Contoh
perusahaan perorangan misalnya saja : warung

2. Firma
Adalah persekutuan antara dua orang atau lebih yang menjalankan perusahaan dengan
satu nama. Pada firma keuntungan yang diperoleh dibagi untuk anggota persekutuan
tersebut, demikian pula jika menderita kerugian, akan dipikul bersama.
Contoh Firma :

3. Persekutuan komanditer (CV)

CV atau Commanditaire vennootschap adalah suatu persekutuan yang didirikan oleh dua
orang atau lebih. Dalam persekutuan komanditer terdapat dua anggota yang berperan dalam
keberlangsungan sebuah badan usaha ini yaitu sekutu aktif dan sekutu pasif.

Contoh CV :
4. Perseroan terbatas (PT)

Adalah perseroan antara dua orang atau lebih, dengan modal yang terdiri atas saham- saham.
Modal diperoleh dengan cara mengeluarkan saham- saham dan kemudian dijual kepada
masyarakat. Setiap persero memiliki satu atau lebih saham, lalu tanggung jawabnya terbatas
hanya pada modal yang ditanamkan pada PT. Tiga komponen utama yang mengendalikan
Perseroan Terbatas yaitu : Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), direksi, dan dewan
komisaris.

Contoh: PT Pertamina, PT Bank Rakyat Indonesia, PT Bank Mandiri, PT Garuda Indonesia,


PT Angkasa Pura.
5. Koperasi

Dalam UU No 25 1992 koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang seorang atau
badan hukum koperasi yang mendasarkan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus
sebagai gerakan ekonomi rakyat. Kegiatan koperasi berdasarkan asas kekeluargaan.

Syarat dan Prosedur Mendirikan Badan Usaha

Ketika akan mendirikan sebuah badan usaha, ada beberapa hal pokok yang harus disiapkan.
Di antaranya seperti modal, dokumen diri, serta jenis dan tujuan usaha. Setelah itu, Anda
harus melewati beberapa tahapan prosedur atau cara mendirikan badan usaha, yaitu:

 Pembuatan Akta Perusahaan

Akta perusahaan ini berisi informasi lengkap tentang usaha Anda. Mulai dari nama
perusahaan, bergerak di bidang usaha apa, nama pemilik modal, besaran modal dasar dan
disetor, serta struktur pengurus perusahaan (direktur, komisaris, dll).

Akta pendirian perusahaan ini harus dibuat dan ditandatangani oleh notaris, dengan
sebelumnya harus menyertakan fotokopi KTP si pendiri. Dalam proses selanjutnya, Anda pun
akan mendapatkan SK Pengesahan Akta Pendirian Perusahaan dari Departemen Hukum dan
HAM.

 Mendapat Surat Keterangan Domisili Usaha

Untuk bisa mendapatkan surat keterangan ini, Anda harus mengajukan permohonan kepada
kelurahan atau kepala desa setempat. Dengan membawa persyaratan berupa fotokopi bukti
kepemilikan atau kontrak tempat usaha, surat keterangan dari pemilik gedung jika menempati
gedung perkantoran, serta fotokopi pembayaran pajak bumi dan bangunan (PBB) tahun
terakhir. Setelah proses selesai, Anda akan mendapatkan bukti keterangan alamat domisili
perusahaan.

 Mengurus Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)

Langkah awal untuk bisa mendapatkan NPWP adalah dengan mendaftarkan diri sebagai
wajib pajak pada kantor pelayanan pajak (KPP) setempat. Anda harus membawa persyaratan
berupa; bukti kepemilikan/sewa tempat usaha, lampiran bukti pajak pendapatan (PPN) atas
sewa gedung, dan bukti pelunasan PBB. Setelah itu, Anda akan mendapatkan NPWP beserta
surat keterangan terdaftar sebagai wajib pajak. Dengan nomor inilah, nantinya Anda bisa
melaksanakan segala hak dan kewajiban perpajakan.

 Mengurus Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP)

SIUP adalah surat izin yang dikeluarkan oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan sebagai
tanda bahwa Anda telah bisa menjalankan usaha di bidang perdagangan dan jasa.

Untuk bisa mendapatkannya, Anda harus mengajukan permohonan dengan persyaratan


berupa; surat izin tempat usaha (SITU) dan pas foto pimpinan perusahaan atau direktur.

Bagi Anda pemilik usaha kecil dan menengah, permohonan bisa diajukan ke Dinas
Perdagangan tingkat kota/kabupaten. Sedangkan untuk golongan SIUP besar, permohonan
harus ditujukan kepada Dinas Perdagangan tingkat provinsi.

 Mengurus Tanda Daftar Perusahaan (TDP)

Sesuai peraturan dan perundang-undangan, semua jenis bidang usaha wajib memiliki TDP.
TDP dianggap sebagai bukti nyata bahwa usaha Anda telah terdaftar dan disahkan oleh
pejabat yang berwenang.

Syarat umum pendirian perseroan terbatas (PT) adalah :

 Fotokopi KTP, NPWP & KK para pemegang saham dan pengurus, minimal 2
orang
 Foto Direktur ukuran 3x4 latar belakang merah
 Copy PBB tahun terakhir sesuai domisili perusahaan
 Copy Surat Kontrak/Sewa Kantor atau bukti kepemilikan tempat usaha
 Surat Keterangan Domisili dari pengelola Gedung jika berdomisili di Gedung
Perkantoran
 Surat Keterangan RT / RW (jika dibutuhkan, untuk perusahaan yang berdomisili
di lingkungan perumahan) khusus luar jakarta
 Kantor berada di Wilayah Perkantoran/Plaza, atau Ruko, atau tidak berada di
wilayah pemukiman
 Surat Keterangan Zonasi dari Kelurahan dan stempel kelurahan

Syarat pendirian PT secara formal berdasarkan UU No. 40/2007 adalah sebagai


berikut:

 Pendiri (Direktur dan Komisaris) minimal terdiri dari 2 orang atau lebih
 Nama Perusahaan
 Susunan pemegang saham (pendiri wajib mengambil bagian dalam saham)
 Akta pendirian harus disahkan oleh Kementerian Hukum dan HAM
 Menetapkan nilai Modal dasar dan modal disetor (nilai modal setor minimal 25%
dari modal dasar)
 Pengurus terdiri dari Minimal 1 orang Direktur dan 1 orang Komisaris
 Pemegang saham harus WNI atau Badan Hukum yang didirikan menurut hukum
Indonesia
 Akta Notaris yang berbahasa Indonesia

Syarat pendirian Commanditaire Vennootschap (CV) :

 Pembuatan akta dan pendirian CV

Akta ini dibuat dan ditandatangani oleh notaris, dengan menyerahkan :

a. Fotokopi KTP Direktur dan Persero Pasif (Komisaris)


b. Fotokopi NPWP Direktur dan Persero Pasif (Komisaris)
c. Nama CV
d. Penjelasan mengenai bidang usaha
e. Foto Direktur ukuran 3x4 latar belakang merah

 PEMBUATAN SURAT KETERANGAN DOMISILI PERUSAHAAN


Surat ini diajukan ke kelurahan setempat, sebagai bukti keterangan alamat perusahaan dengan
persyaratan :

a. Pengisian formulir pengajuan SKDP


b. Melampirkan legalitas perusahaan (Akta Pendirian & SK Menkumham)
c. Fotokopi kontrak/sewa tempat usaha atau bukti kepemilikan tempat usaha
d. Surat keterangan dan pemilik gedung apabila bedomisili di gedung
perkantoran/pertokoan
e. Fotokopi PBB (Pajak Bumi dan Bangunan) tahun terakhir
f. Fotokopi IMB (Ijin Mendirikan Bangunan)
g. Foto gedung/ruangan tampak luar dan dalam

 PEMBUATAN NOMOR POKOK WAJIB PAJAK (NPWP)

Permohonan pendaftaran wajib pajak badan usaha diajukan ke Kantor Pelayanan Pajak (KPP)
sesuai dengan domisili perusahaan. Selain mendapat kartu NPWP, nanti juga akan mendapat
surat keterangan terdaftar sebagai wajib pajak dengan persyaratan :

a. Pengisian formulir pengajuan NPWP


b. Melampirkan legalitas perusahaan (Akta Pendirian, SK Menkumham & SKDP)
c. Fotokopi KTP, NPWP & KK Direktur

 PEMBUATAN SURAT IJIN USAHA PERDAGANGAN (SIUP)

Permohonan diajukan ke Dinas Perdagangan Kota/Kabupaten untuk golongan SIUP


menengah dan kecil. Sedangkan SIUP besar diajukan ke Dinas Perdagangan Propinsi dengan
persyaratannya:

a. Pengisian formulir pengajuan SIUP


b. Melampirkan legalitas perusahaan (Akta Pendirian, SK Menkumham, SKDP &
NPWP)
c. Pas foto direktur perusahaan ukuran 3×4 (2 lembar) berwarna.
 PEMBUATAN SURAT KETERANGAN DOMISILI PERUSAHAAN

Surat ini diajukan ke kelurahan setempat, sebagai bukti keterangan alamat perusahaan dengan
persyaratan :

a. Pengisian formulir pengajuan SKDP


b. Melampirkan legalitas perusahaan (Akta Pendirian & SK Menkumham)
c. Fotokopi kontrak/sewa tempat usaha atau bukti kepemilikan tempat usaha
d. Surat keterangan dan pemilik gedung apabila bedomisili di gedung
perkantoran/pertokoan

e. Fotokopi PBB (Pajak Bumi dan Bangunan) tahun terakhir


f. Fotokopi IMB (Ijin Mendirikan Bangunan)
g. Foto gedung/ruangan tampak luar dan dalam

 PEMBUATAN TANDA DAFTAR PERUSAHAAN (TDP)

Pendaftaran dilakukan ke Dinas Perdagangan yang berada di Kota/ Kabupaten domisili


perusahaan :

a. Pengisian formulir pengajuan SIUP


b. Melampirkan legalitas perusahaan (Akta Pendirian, SK Menkumham, SKDP, NPWP
& TDP)
c. Pas foto direktur perusahaan ukuran 3×4 (2 lembar) berwarna

Alasan pembubaran suatu badan usaha

Terjadinya Pembubaran CV, Firma, dan Persekutuan Perdata disebabkan oleh beberapa
faktor yaitu :

1) Berakhirnya jangka waktu perjanjian

2) Musnahnya barang yang di pergunakan untuk tujuan CV, Firma, dan  Persekutuan Perdata
atau tujuan CV, Firma, dan Persekutuan Perdata telah tercapai.

3) Karena Kehendak Para Sekutu

4) Karena seorang atau lebih para sekutu mengundurkan diri atau meninggal dunia atau di
taruh dibawah pengampunan atau pailit.

5) Alasan lain Sesuai dengen Ketentuan Perundang-Undangan

PROSES PENUTUPAN PERUSAHAAN


Alasan yang tercantum di atas, maka wajib untuk melakukan likuidasi. Likuidasi adalah
proses kliring dan penyelesaian aset dan kewajiban dari perusahaan yang dilakukan oleh
likuidator atau penerima, yang digunakan untuk pembayaran utang dari debitur kepada
kreditur. Likuidator mungkin menjadi Direksi (Direksi) atau profesional orang / konsultan
yang ahli di bidangnya (seseorang di luar struktur manajemen perusahaan) yang ditunjuk oleh
pengadilan atau RUPS.

Berdasarkan udang-undang nomor 40 tahun 2007, langkah-langkah proses likuidasi akan


sebagai berikut:
1. Pengumuman pembubaran oleh likuidator di surat kabar dan Berita Negara
Republik Indonesia. Pengumuman ini berisi informasi mengenai pembubaran perseroan
terbatas dan hukum dasar, nama dan alamat likuidator, prosedur untuk pengajuan tagihan
dan periode penyampaian penagihan.
2. Mendaftarkan pembubaran yang diusulkan dengan Kementerian Hukum dan Hak
Asasi Manusia (MoLHR), dalam waktu 30 hari setelah pembubaran itu secara efektif
dilakukan.
3. Likuidator register perusahaan aset dan kewajiban penyelesaian kepada
kreditur. Dalam hal likuidator tidak melakukan kewajiban, petisi ini terbuka untuk
pihak yang berkepentingan
4. Melaporkan hasil akhir likuidasi kepada GMS atau pengadilan untuk disahkan.
5. Pelaporan likuidasi diratifikasi ke MoLHR dan mengumumkannya di koran dalam
waktu 30 hari dari tanggal ratifikasi.
6. MoLHR mencatat berakhirnya status hukum perusahaan dan menghapus nama
perusahaan

Sesuai dengan nomor Peraturan BKPM 3 tahun 2012, untuk PMA itu adalah wajib untuk
menyelesaikan kewajiban untuk BKPM mengenai lisensi. Dalam hal ini, PMA sendiri atau
pihak terkait bisa berlaku untuk BKPM untuk pencabutan PMA yang terdaftar, kepala lisensi
atau ijin usaha (IU / IUT).

Perusahaan harus tertutup dengan aplikasi hasil akhir dari RUPS, catatan akta pendirian dan
perubahannya, catatan terminasi dari MoLHR (untuk perseroan terbatas), catatan nomor
identifikasi perpajakan, LKPM terbaru dan Kuasa likuidator yang ditunjuk . Berdasarkan
aplikasi pembubaran, Deputi Bidang Pengendalian Pelaksanaan Penanaman Modal atas nama
BKPM akan mengeluarkan pernyataan pencabutan dalam waktu 7 hari kerja.

Atau bisa begini :

Cara membubarkan / likuidasi PT

Tujuan utama dari likuidasi itu sendiri adalah untuk melakukan pengurusan dan pemberesan
atas harta perusahaan yang dibubarkan tersebut. Tahap likuidasi wajib dilakukan ketika
sebuah Perseroan dibubarkan, dimana pembubaran Perseroan tersebut bukanlah akibat dari
penggabungan dan peleburan. Perseroan yang dinyatakan telah bubar tidak dapat melakukan
perbuatan hukum, kecuali diperlukan untuk membereskan semua urusan Perseroan dalam
rangka likuidasi.

Tahap-Tahap Likuidasi
Dalam hal terjadinya pembubaran Perseroan sesuai yang tercantum dalam pasal 142 ayat (1)
Undang-Undang No 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (“UUPT”), maka Pasal 142
ayat (2) huruf a UUPT menentukan bahwa setelah pembubaran perseroan karena alasan-
alasan yang dimaksud dalam pasal 142 ayat (1) UUPT wajib diikuti dengan likuidasi yang
dilakukan oleh likuidator atau kurator.
Berikut ini adalah tahap-tahap Likuidasi sebuah Perseroan, sebagaimana yang diatur dalam
Pasal 147 sampai dengan pasal 152 UUPT:
 
1. Tahap Pengumuman dan Pemberitahuan Pembubaran Perseroan
Terhitung sejak tanggal pembubaran Perseroan, dalam jangka waktu paling lambat 30 (tiga
puluh) hari, Likuidator wajib memberitahukan kepada semua kreditor mengenai pembubaran
Perseroan dalam Surat Kabar dan Berita Negara Republik Indonesia. Selanjutnya, Likuidator
juga wajib memberitahukan pembubaran Perseroan kepada Menteri untuk dicatat dalam
daftar Perseroan bahwa Perseroan dalam likuidasi. (Pasal 147 ayat (1) UUPT).
Kemudian, likuidator melakukan pemberitahuan kepada kreditor dalam Surat Kabar dan
Berita Negara Republik Indonesia. sebagaimana yang dimaksud diatas, pemberitahuan harus
memuat pembubaran Perseroan dan dasar hukumnya; nama dan alamat likuidator; tata cara
pengajuan tagihan dan jangka waktu pengajuan tagihan. Jangka waktu pengajuan tagihan
tersebut adalah 60 (enam puluh) hari terhitung sejak tanggal pengumuman pembubaran
Perseroan. Dalam hal pemberitahuan kepada Menteri tentang pembubaran Perseroan,
likuidator wajib melengkapi dengan bukti dasar hukum pembubaran Perseroan dan
pemberitahuan kepada kreditor dalam surat kabar. (Pasal 147 ayat (2), (3) dan (4) UUPT).
Apabila pemberitahuan kepada kreditor dan Menteri belum dilakukan, pembubaran Perseroan
tidak berlaku bagi orang ketiga. Jika likuidator lalai melakukan pemberitahuan tersebut,
likuidator secara tanggung renteng dengan Perseroan bertanggung jawab atas kerugian yang
diderita pihak ketiga. (Pasal 148 ayat (1) dan (2) UUPT).

2. Tahap Pencatatan dan Pembagian Harta Kekayaan


Selanjutnya, menurut Pasal 149 ayat (1) UUPT, kewajiban likuidator dalam melakukan
pemberesan harta kekayaan Perseroan dalam proses likuidasi harus meliputi pelaksanaan:
1. Pencatatan dan pengumpulan kekayaan dan utang Perseroan
2. Pengumuman dalam Surat Kabar dan Berita Negara Republik Indonesia mengenai
rencana pembagian kekayaan hasil likuidasi.
3. Pembayaran kepada para kreditor.
4. Pembayaran sisa kekayaan hasil likuidasi kepada pemegang saham.
5. Tindakan lain yang perlu dilakukan dalam pelaksanaan pemberesan kekayaan.
Kemudian dalam hal likuidator memperkirakan bahwa utang Perseroan lebih besar daripada
kekayaan Perseroan, likuidator wajib mengajukan permohonan pailit Perseroan, kecuali
peraturan perundang-undangan menentukan lain dan semua kreditor yang diketahui identitas
dan alamatnya, menyetujui pemberesan dilakukan di luar kepailitan. (Pasal 149 ayat (2)
UUPT).

3. Tahap Pengajuan Keberatan Kreditor


Kreditor dapat mengajukan keberatan atas rencana pembagian kekayaan hasil likuidasi dalam
jangka waktu paling lambat 60 (enam) puluh hari terhitung sejak tanggal pengumuman
pembubaran Perseroan. Dalam hal pengajuan keberatan tersebut ditolak oleh likuidator,
kreditor dapat mengajukan gugatan ke pengadilan negeri dalam jangka waktu paling lambat
60 (enam puluh) hari terhitung sejak tanggal penolakan (Pasal 149 ayat (3) dan (4)).
Kemudian kreditor yang mengajukan tagihan sesuai dengan jangka waktu tersebut, dan
kemudian ditolak oleh likuidator dapat mengajukan gugatan ke pengadilan negeri dalam
jangka waktu paling lambat 60 (enam puluh) hari terhitung tanggal penolakan, sebaliknya
kreditor yang belum mengajukan tagihannya dapat mengajukan melalui pengadilan negeri
dalam jangka waktu 2 (dua) tahun terhitung sejak pembubaran perseroan diumumkan (Pasal
150 ayat (1) dan (2)). Tagihan yang diajukan kreditor tersebut dapat dilakukan dalam hal
terdapat sisa kekayaan hasil likuidasi yang diperuntukkan bagi pemegang saham. Dengan
demikian pemegang saham wajib mengembalikan sisa kekayaan hasil tersebut secara
proposional dengan jumlah yang diterima terhadap jumlah tagihan (Pasal 150 ayat (3), (4)
dan (5) UUPT).
Apabila dalam hal likuidator tidak dapat melaksanakan kewajibannya seperti yang diatur, atas
permohonan pihak yang berkepentingan atau atas permohonan kejaksaan ketua pengadilan
negeri dapat mengangkat Likuidator baru dan memberhentikan likuidator lama.
Pemberhentian likuidator tersebut, dilakukan setelah yang bersangkutan dipanggil untuk
didengar keterangannya (Pasal 151 ayat (1) dan (2) UUPT).

4. Tahap Pertanggung Jawaban Likuidator


Likuidator bertanggung jawab kepada RUPS atau pengadilan yang mengangkatnya atas
likuidasi Perseroaan yang dilakukan dan kurator bertanggung jawab kepada hakim pengawas
atas likuidasi Perseroan yang dilakukan (Pasal 152 ayat (1) UUPT).

5. Tahap Pengumuman Hasil Likuidasi


Kemudian, likuidator wajib memberitahukan kepada Menteri dan mengumumkan hasil akhir
proses likuidasi dalam Surat Kabar setelah RUPS memberikan pelunasan dan pembebasan
kepada likuidator atau setelah pengadilan menerima pertanggung jawaban likuidator yang
ditunjuknya. Ketentuan tersebut berlaku juga bagi kurator yang pertanggung jawabannya
telah diterima oleh hakim pengawas (Pasal 152 ayat (3) dan (4) UUPT).
Menteri mencatat berakhirnya status badan hukum Perseroan dan menghapus nama Perseroan
dari daftar Perseroan, setelah ketentuan sebagaimana dimaksud pada Pasal 152 ayat (3) dan
ayat (4) dipenuhi. Ketentuan ini berlaku juga bagi berakhirnya status badan hukum Perseroan
karena Penggabungan, Peleburan atau Pemisahan (Pasal 152 ayat (5) dan (6) UUPT).
Selanjutnya, pemberitahuan dan pengumuman sebagaimana dimaksud Pasal 152  ayat (3) dan
(4) UUPT dilakukan dalam jangka waktu paling lambat 30 (tiga puluh) hari terhitung sejak
tanggal pertanggungjawaban likuidator atau kurator diterima oleh RUPS, pengadilan atau
hakim pengawas (Pasal 152 ayat (7) UUPT).
Tahapan-tahapan likuidasi telah dinilai selesai pada saat Menteri mengumumkan berakhirnya
status badan hukum Perseroan dalam Berita Negara Republik Indonesia

Daftar pustaka:

https://dosenekonomi.com/bisnis/jenis-jenis-badan-usaha

http://zakwaan-priaji.blogspot.com/2013/07/perusahaan-dan-badan-usaha.html?m=1

https://images.app.goo.gl/jcjTyVSG3JzvSXqv9

https://www.infosawit.com/news/6783/di-kalbar-diduga-ada-8-perusahaan-perkebunan-di-
kawasan-hutan

http://jabarekspres.com/2019/banyak-perusahaan-tekstil-gulung-tikar/amp/

http://infojakarta.net/pusat-belanja-dan-mall-di-jakarta-barat/

https://ekonomi.bisnis.com/read/20140715/12/243519/kejar-ketertinggalan-pengusaha-
mebel-pasang-target-ekspor-tinggi

https://amp.katadata.co.id/berita/2014/04/15/ojk-atur-modal-konglomerasi-perusahaan-
keuangan

http://www.gresnews.com/berita/tips/110977-aturan-hukum-perusahaan-jasa-transportasi/

https://bisnis.tempo.co/amp/907450/pasar-grosir-pertama-milik-pemprov-jakarta-diresmikan

https://smartlegal.id/smarticle/2018/12/20/tips-mendirikan-badan-usaha/

http://izin.co.id/artikel/syarat-pendirian-pt.php

http://elpardani.blogspot.com/2018/01/prosedur-pembubaran-perseroan-terbatas.html?m=1

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Firma

https://www.hukumperseroanterbatas.com/articles/pendaftaran-cv-firma-dan-persekutuan-
perdata/

https://www.pasuruankab.go.id/potensi-38-prosedur-pembubaran-koperasi.html

Anda mungkin juga menyukai