Anda di halaman 1dari 9

Moch.

Setyadji, Pemilihan bahan isian

PEMILIHAN BAHAN ISIAN DAN PERBANDINGAN REFLUKS


PADA DISTILASI PEMISAHAN METANOL
DARI PRODUK SAMPING BIODIESEL
(Packing Materials and Reflux Ratio Selections on The Methanol Distillation
from Biodiesel Side Product)

Moch Setyadji
Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan BATAN
Jl. Babarsari Kotak Pos 6101 ykbb Yogyakarta 55281
mochsetyadji@yahoo.com

INTISARI
Telah dilakukan penelitian pengambilan kembali metanol dari crude gliserol dengan cara
distilasi menggunakan kolom yang berisi bahan isian. Penelitian ini bertujuan untuk
mencari kondisi operasi terbaik pada proses distilasi. Variabel yang diteliti adalah jenis
bahan isian (keramik, kaca, dan baja anti karat) dan perbandingan refluks. Dari variasi
jenis bahan isian dapat ditentukan nilai HETP (Height Equivalent of Theoritical Plate)
masing-masing bahan isian. Dengan menggunakan variasi perbandingan refluks pada
kisaran 0,230 sampai dengan 4,0 dapat digunakan untuk menentukan perbandingan refluks
optimum yang menghasilkan distilat optimum. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa
konsentrasi metanol dalam distilat yang dihasilkan untuk ketiga bahan isian di atas adalah
untuk keramik 92,21%, kaca 97,03% dan baja anti karat 98,94%. Nilai HETP dari ketiga
bahan isian di atas adalah untuk keramik 13,72 cm, kaca 12,13 cm dan baja anti karat 9,72
cm. Bahan isian yang paling baik adalah baja anti karat karena kadar metanol yang
dihasilkan paling tinggi yaitu 98,94 % dan nilai HETP baja anti karat paling kecil yaitu 9,72
cm. Perbandingan refluks optimum untuk berat umpan awal sebanyak 263,7 gram dengan
mempertimbangkan kwantitas dan kwalitas metanol yang dihasilkan dalam distilat adalah
2,125.
Kata kunci: metanol, distilasi, HETP

ABSTRACT

Research of methyl alcohol recovery from glycerol crude using packed column distillation
had been done. The purpose of this research was to look for the best operation condition on
the distillation process. The variables observed were packing materials (ceramic, glass, and
stainless steel) and reflux ratio. By variation three kinds of packing materials, the value of
HETP (Height Equivalent of Theoritical Plate) for each packing material could be calculated.
By using reflux ratio variation between 0.230 and 4.0 could be known the optimal reflux
ratio for resulting optimum distillate. The result of experiment showed that the
concentration of methyl alcohol in the distillate resulted for three kinds of packing materials
were ceramic of 92.21%, glass of 97.03% and stainless steel of 98.94%. The value of HETP
for three kinds of packing materials were ceramic of 13.72 cm, glass of 12.13 cm and
stainless steel of 9.72 cm. The best packing was stainless stell because the concentration of
methyl alcohol in the distillate resulted was 98,94 % (higest concentration) and it has

21
Berkala MIPA, 17(1), Januari 2007

smallest HETP value of 9,72 cm. The reflux ratio optimum for 263.7 grams of feed was 2.125
by considering quantity and quality of methanol resulted in the distillate
Key words: methyl alcohol, distillation, HETP

1. PENDAHULUAN Transesterifikasi merupakan proses utama


pembuatan biodiesel, yaitu mereaksikan
Gliserol adalah produk samping minyak nabati dan alkohol menggunakan
pembuatan biodiesel dari minyak nabati katalis asam atau basa (Knothe G., 2004,
melalui proses esterifikasi /transesterifikasi Bannon, 1988, Hayafuji, 1999) Reaksi
menggunakan katalisator asam atau basa. pembentukan gliserol sebagai berikut :
H2C O COR1 katalis H2C OH

HC O COR1 + 3 CH3 OH HC OH + 3 (R1COOCH3 )

H2C O COR1 H2C OH

Trigliserida Metanol Gliserol Metil Ester

dengan distilasi sehingga dapat digunakan


Penambahan metanol dalam proses kembali dalam proses transesterifikasi.
transesterifikasi dilakukan secara berlebih Dengan mengambil kembali metanol dari
agar trigliserida bereaksi sempurna hasil samping produk biodiesel dengan cara
membentuk metil ester. Penambahan metanol distilasi yang optimal maka dapat mengurangi
berlebih ini bertujuan agar asam lemak dari biaya pengeluaran produksi pembuatan
minyak jarak (minyak nabati) bereaksi biodiesel (Knothe G., Gerpen J.V. and Krahl
sempurna dengan metanol membentuk metil J., 2004)
ester. Agar diperoleh hasil yang besar Suatu kolom distilasi dengan bahan isian
(maksimal), maka diusahakan reaksi bergeser dibagi-bagi dalam unit-unit atau satuan-
ke arah kanan. Salah satu cara yang dilakukan satuan tinggi bahan isian. Untuk setiap satuan
adalah memperbesar reaktan. Proses tinggi bahan isian mampu menghasilkan uap
transesterifikasi ini menghasilkan ester, dan cairan keluar dari satuan ini dalam
gliserol, metanol sisa, dan katalis NaOH keadaan setimbang. Menurut definisi, pada
(Knothe G., 2004, Peterson, 1996). Hasil satu plat ideal, uap dan cairan yang
samping biodiesel ini (gliserol) mengandung meninggalkan plat ideal juga pada keadaan
air, metanol, gliserol, minyak lemak, NaOH kesetimbangan fasa atau kesetimbangan
dan impurities lain. Untuk mengurangi termodinamik. Berarti satu satuan unit kolom
konsumsi metanol pada pembuatan biodiesel, tersebut ekivalen dengan satu plat ideal.
maka metanol yang ada di dalam crude Inilah konsep HETP, yang selanjutnya dapat
gliserol perlu diambil kembali (recovery) dinyatakan bahwa : (Foust, 1980, Perry,
dengan cara distilasi, oleh karena itu perlu 1984)
dilakukan penelitian pengambilan kembali
Tinggi bahan isian (Z) = jumlah plat ideal
metanol dari crude gliserol agar diperoleh
atau teoritis (N) x HETP (1)
data proses dan operasi yang
memadai/optimal (Knothe G., 2004). Karena Tentu saja pernyataan ini berlaku untuk
larutan gliserol masih mengandung metanol sesuatu operasi pemisahan tertentu, seperti
yang cukup banyak dengan titik didih yang kolom isian pada operasi penyulingan,
jauh di bawah komponen lain di dalam crude absorpsi, dan ekstraksi. HETP harus
gliserol, maka metanol ini bisa dipisahkan dievaluasi secara eksperimen, karena HETP

22
Moch. Setyadji, Pemilihan bahan isian

berubah oleh tipe, jenis, ukuran bahan isian, metanol dari hasil samping pembuatan
sangat berpengaruh pula oleh kecepatan aliran biodiesel yang menjadi hasil atas adalah
kedua fluida (uap, cairan) maupun kisaran metanol dan air. Dalam hasil bawah terdapat
konsentrasi. metanol dan air. Jadi metanol dan air masih
Penentuan jumlah ‘trays’ ini bisa terdapat pada hasil atas maupun hasil bawah.
dihitung dengan bermacam-macam metode,
1.1. Menentukan tekanan
yaitu sebagai berikut :
Hukum Raoult menyatakan hubungan
a. Metode ‘Plate to Plate Calculation’
tekanan dengan mol fraksi dalam persamaan
berdasarkan kesetimbangan.
sebagai berikut : (Pasto, 1992)
b. Metode ‘Mc Cabe-Thiele’ menggunakan
bantuan grafik kesetimbangan hubungan PA  X A .PAo (6)
antara x dan y, dan adanya garis operasi
atas dan bawah. Dengan, PA = tekanan komponen A dalam
c. Metode grafis berdasarkan persamaan larutan, XA = mol fraksi A, PAo = tekanan
Fenske Underwood, dimana absis = (R- uap murni komponen A.
Rmin) / (R+1) dan ordinat = (N- Untuk menentukan tekanan uap murni
Nmin)/(N+1) gliserol menggunakan persamaan Antoine (7)
d. Metode grafis berdasarkan ‘persamaan dan untuk tekanan uap murni NaOH
Fenske Underwood-Gilliland’ dimana menggunakan persamaan Antoine sebagai
absis = (Xlk/Xhk)D.(Xhk/Xlk)B, ordinat = N berikut : (Dean, 1987)
serta parameter R/Rmin dan αlk-hk.
Untuk menentukan jumlah plate 1.036
log p  6,165  (7)
minimum, menggunakan persamaan Fenske- t  28
Underwood yaitu (Treybal, 1980) :
6.894
log p  7,030  (8)
 X  X  T
log  lk   hk 
N m in  1   X hk  D  X lk  B (2)
Dengan, p = Tekanan uap dalam satuan
log  avg mmHg atau torr, t = Suhu dalam satuan
derajat celsius, T = Suhu dalam satuan derajat
Kelvin. Dan untuk menentukan tekanan uap
Dengan αavg adalah volatilitas relatif, rata-rata murni metanol dan air dapat dilihat grafik
komponen kunci ringan terhadap komponen hubungan temperatur dan tekanan uap (Perry,
kunci berat. 1984).
avg  bottom .distilat (3) 1.2. Hipotesis :
tekanan uap komponen ringan a. Semakin tinggi/banyak bahan isian yang
 avg  (4) digunakan, maka kadar metanol yang
tekanan uap komponen berat dihasilkan (distilat) semakin tinggi. Akan
dipilih penggunaan bahan isian yang
Perhitungan HETP bahan isian menggunakan
optimal.
rumus :
b. Dari bahan isian yang menghasilkan
Tinggi bahan isian kadar metanol tertinggi dapat ditentukan
HETP  (5) nilai Height Equivalent of Theoritical
N m in
Plate bahan isian yang terbaik.
c. Dari variasi refluks dapat diketahui
Dalam penelitian ini, penulis mengambil kualitas dan kuantitas metanol pada hasil
komponen kunci ringan adalah CH3OH atas yang paling efisien.
(Metanol) dan komponen kunci berat H2O
(air). Karena dalam proses pengambilan

23
Berkala MIPA, 17(1), Januari 2007

cm dan diameter dalam 0,6-0,7 cm dengan


2. METODE PENELITIAN
panjang 0,8 cm, pengisian bahan isian ke
dalam kolom distilasi dilakukan secara acak.
2.1. Bahan
Bahan isian jenis keramik berbentuk padatan
Penelitian ini menggunakan bahan baku
dengan panjang 1,5-2 cm, lebar 1-1,1 cm, dan
berasal dari hasil samping produk biodiesel
tebal 0,6-0,8 cm, pengisian bahan isian ke
(yang terdiri dari NaOH, metanol, air, minyak
dalam kolom distilasi dilakukan secara acak.
lemak total, dan gliserol) didapat dari proses
Untuk bahan isian baja anti karat berbentuk
pembuatan biodiesel dari minyak minyak
silinder dengan diameter luar 1,2-1,3 cm,
jarak pagar yang dilakukan di Laboratorium
diameter dalam 1,1-1,2 cm, dan panjang 2,1
Teknologi Proses-BATAN Yogyakarta,
cm, pengisian bahan isian ke dalam kolom
metanol murni, aquades, dan bahan isian
distilasi secara acak.
berupa potongan kaca berbentuk silinder,
Berdasarkan analisis yang dilakukan di
pecahan keramik berbentuk padatan dengan
Laboratorium Penelitian dan Pengujian
ukuran tidak beraturan, dan potongan baja
Terpadu-UGM dan Laboratorium BATAN
anti karat (SS atau stainless steel) berbentuk
Yogyakarta, diperoleh persentase berat untuk
silinder.
komposisi minyak lemak total, metanol, dan
Bahan isian potongan kaca berbentuk
NaOH sebagai berikut :
silinder dengan diameter luar antara 0,7-0,8

Tabel 1. Komposisi umpan (gliserol)

Komposisi % berat % mol BM Densitas (g/mL) Titik didih (oC)

Metanol 26,84 42,07 32 0,792 64,7


Air 15,27 42,66 18 1,0 100
Gliserol 12,12 7,24 92 1,260 290
Minyak lemak 44,74 6,65 200 0,86 200
NaOH 1.03 1,37 40 2,13 1390
Jumlah 100,0 100,0 257,606

24
Moch. Setyadji, Pemilihan bahan isian

2.2. Alat
Susunan alat distilasi yang digunakan dalam proses pengambilan metanol dari hasil
samping pembuatan biodiesel, digambarkan pada Gambar 1.

Keterangan gambar:
1. Pemanas
7 2. Labu berleher tiga
3 3. Termometer
5 4. Kolom isian
5. Kran refluks
6. Penampung distilat
7. Pendingin tegak
6

Gambar 1. Rangkaian alat distilasi pengambilan kembali metanol dari larutan hasil
samping pembuatan biodiesel

2.3. Cara kerja/prosedur penelitian reaksi bergerak ke kanan maka perlu


digunakan alkohol dalam jumlah berlebih
Crude gliserol diperoleh dari hasil
atau salah satu produk yang dihasilkan harus
samping produksi biodiesel. Biodiesel
dipisahkan. Metil ester (biodiesel) dan crude
dihasilkan melalui proses transesterifikasi
gliserol hasil reaksi transesterifikasi
dari minyak nabati pada suhu sekitar 60oC.
dipisahkan dengan cara pengenapan atau
Transesterifikasi adalah penggantian gugus
sentrifugasi. Biodiesel yang telah terpisah
alkohol dari suatu ester dengan alkohol lain
kemudian diproses lebih lanjut yaitu
dalam suatu proses yang menyerupai
pencucian dan pengeringan, sedangkan crude
hidrolisis menggunakan katalis NaOH atau
gliserol digunakan sebagai bahan baku
KOH. Transesterifikasi merupakan suatu
(umpan) penelitian.
reaksi kesetimbangan. Untuk mendorong

25
Berkala MIPA, 17(1), Januari 2007

3. HASIL DAN PEMBAHASAN


1. Penentuan HETP
Labu berleher 3 diisi dengan larutan Untuk menentukan tinggi bahan isian
hasil samping pembuatan biodiesel dalam proses sesungguhnya perlu
(campuran NaOH, air, metanol, minyak mengetahui nilai HETP suatu bahan isian
jarak, dan gliserol) dengan komposisi yang akan digunakan. Oleh sebab itu,
tertentu. Kolom diisi dengan bahan isian penelitian ini dilakukan agar dapat
pada tinggi tertentu, dan refluks total. mengetahui tinggi bahan isian yang
Kemudian dipanaskan sampai suhu konstan dibutuhkan dalam proses sesungguhnya atau
pada hasil atas (distilat) dan suhu bawah skala pabrik. Penelitian yang dilakukan
(bottom). Setelah suhu konstan diambil hasil dibatasi dalam penentuan HETP dari 3 jenis
atas dan hasil bawah. Hasil atas dan hasil bahan isian yang kemudian dipilih yang
bawah dianalisis rapatnya untuk menentukan menghasilkan kadar metanol tertinggi dan
kadar metanol. Penentuan HETP ini nilai HETP paling kecil. Untuk variasi kedua
dilakukan dengan memvariasi 3 bahan isian yaitu variasi refluks, dengan mencari
(terbuat dari baja anti karat, keramik, dan kemurnian optimal dengan memperhatikan
kaca). kualitas dan kuantitas hasil distilasi.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui
2. Penentuan perbandingan refluks
tinggi bahan isian yang dibutuhkan dalam
Labu berleher 3 diisi dengan larutan
proses pengambilan kembali metanol dari
hasil samping produk biodiesel (komposisi
hasil samping pembuatan biodiesel dengan
campuran NaOH, air, metanol, minyak jarak,
metode distilasi sistem batch. Pemilihan
dan gliserol) dengan komposisi tertentu.
metode distilasi, dikarenakan metode ini
Kolom diisi dengan bahan isian pada tinggi
sederhana, mudah, dan ekonomis. Dan
tertentu, dan kran yang sudah diatur. Setelah
mengingat metanol mempunyai titik didih
itu, dipanaskan sampai 30 menit pada hasil
lebih rendah dibanding air, gliserol, minyak
atas (distilat) dan suhu bawah (bottom).
lemak total, dan NaOH, sehingga mudah
Kemudian hasil atas dan hasil bawah
untuk dipisahkan dengan metode ini.
diambil, pengambilan hasil atas dan hasil
Penggunaan sistem batch dipilih dengan
bawah dilakukan selama proses masih
pertimbangan pabrik yang dirancang
berjalan. Hasil atas dan hasil bawah
dengan kapasitas 1,5 ton per hari, maka
dianalisis dengan menentukan kadar
sistem batch lebih efisien dibandingkan
metanolnya. Variasi perbandingan refluks
menggunakan sistem kontinyu dilihat dari
dilakukan dengan mengatur kran hasil
segi biaya.
distilasi yang masuk sebagai hasil distilat
Larutan umpan merupakan hasil
dan yang dikembalikan ke kolom, kemudian
samping produk biodiesel berupa crude
hasil distilat dianalisis kadar metanolnya.
gliserol yang terdiri dari metanol, air,
Variasi perbandingan refluks sebanyak 4
gliserol, minyak lemak total, dan NaOH.
variasi, dengan bahan isian yang
Sebelum larutan umpan digunakan terlebih
menghasilkan kadar metanol tertinggi (dari
dahulu dianalisis persentase berat komposisi
percobaan pertama).
masing-masing. Persentase berat ini untuk
3. Analisis menentukan jumlah plate minimum
Hasil distilasi yaitu distilat dan bottom menggunakan persamaan (2), (3) dan (4)
dianalisa kadar metanol dengan mengukur pada suhu puncak dan suhu bawah,
berat jenisnya. Pengukuran berat jenis ini kemudian menentukan nilai Height
dilakukan dengan membandingkan metanol Equivalent of Theoritical Plate
murni dan metanol hasil atas maupun hasil menggunakan persamaan (5).
bawah pada suhu yang sama. Persentase berat gliserol, minyak
lemak total, dan NaOH digunakan untuk
menghitung Berat Molekul rata-rata yang

26
Moch. Setyadji, Pemilihan bahan isian

kemudian dapat menentukan fraksi bawah konstan. Karena sistem batch, makin
mol pada bottom. Untuk ketiga komposisi ini lama pemanasan larutan campuran (umpan)
diasumsikan tidak menguap pada proses mengakibatkan suhu operasi akan naik yang
distilasi atau masih didalam bottom. Untuk menyebabkan kemurnian hasil distilat
tekanan uap murni gliserol menurut berkurang, oleh karena itu pengambilan hasil
persamaan Antoine, sangat kecil yaitu harus dihentikan.
3,73.10-4 mmHg. Untuk tekanan uap murni Untuk hasil bawah karena masih ada
NaOH sama dengan 1,76.10-12 mmHg. gliserol, NaOH, dan minyak, maka untuk
Sehingga untuk gliserol, minyak lemak total, mengetahui kadar metanol dilakukan distilasi
dan NaOH dalam menentukan fraksi mol di sederhana. Distilasi adalah metode
dalam uap (Yi), dapat diabaikan. Dalam pemisahan komponen-komponen yang
penelitian ini dipilih kadar metanol yang mudah menguap dari suatu campuran cair
paling tinggi. dengan cara menguapkannya, yang diikuti
dengan kondensasi uap yang terbentuk dan
3.1. Penentuan HETP bahan isian
menampung kondensat yang dihasilkan.
Dalam penelitian penentuan HETP
Hasil kondensatnya yang dianalisis kadar
suatu bahan isian, digunakan tiga jenis bahan
metanol dengan menentukan rapat
isian yaitu keramik berbentuk padatan yang
menggunakan piknometer. Hasil atas
tidak beraturan, kaca berbentuk silinder, dan
maupun hasil bawah ditentukan kadar
baja anti karat berbentuk silinder. Penentuan
metanolnya, dengan menentukan rapatnya.
HETP ini dilakukan dengan refluks total.
Untuk hasil kadar metanol dengan refluks
Refluks total adalah semua hasil atas
total akan selalu diperoleh hasil yang
(distilat) dikembalikan ke kolom distilasi
optimum.
sebagai refluks. Dalam keadaan refluks total
Dari penelitian pengambilan kembali
jarak antara garis operasi dengan kurva
metanol dari hasil samping pembuatan
kesetimbangan y versus x adalah paling jauh,
biodiesel dengan memvariasi jenis bahan
sehingga jumlah pelat teoritis menjadi
isian, didapat persentase berat dari masing-
minimum. Pengambilan hasil atas
masing komposisi yaitu sebagai berikut:
maupun hasil bawah pada saat suhu atas dan
Tabel 2. Persentase berat hasil penelitian variasi bahan isian

Kadar untuk jenis Kadar untuk jenis Kadar untuk jenis Baja
Komposisi Keramik (%) Kaca (%) anti karat (%)
Bottom Distilat Bottom Distilat Bottom Distilat
Metanol 2,33 92,21 2,98 97,03 3,70 98,94
Air 43,33 7,79 32,83 2,97 50,12 1,06
Gliserol, minyak, 54,34 - 64,19 - 46,18 -
dan
NaOH
pada bahan isian jenis baja anti karat. Baja
Dari hasil percobaan variasi jenis bahan anti karat dilihat dari segi jenis bahan, paling
isian dipilih yang menghasilkan kadar baik dalam menghantar panas. Dari segi
metanol tertinggi, yang kemudian ditentukan ukuran, ukuran lebih besar dibandingkan
nilai Height Equivalent of Theoritical Plate bahan isian yang lain, jenis bahan isian inilah
suatu bahan. Nilai HETP digunakan dalam memungkinkan uap dapat melewati bahan
menentukan tinggi bahan isian pada skala isian dengan ruang besar dan mudah. Dan
yang sesungguhnya. dari segi bentuk, baja anti karat ini berbentuk
Dari hasil penelitian di atas dapat dilihat tabung tidak tertutup dikedua sisinya
hasil atas dengan kadar metanol tertinggi sehingga ruang tengah tidak bisa terisi

27
Berkala MIPA, 17(1), Januari 2007

dengan bahan yang lain sehingga ruang yang dengan menggunakan persamaan (2) dapat
dapat dilewati uap metanol semakin besar. dihitung jumlah plate minimum. Kemudian
Dari hasil perhitungan, dengan dari jumlah plate yang sudah diketahui,
komposisi masing-masing bahan dalam dengan bantuan persamaan (5) dapat
umpan, distilat, dan bottom yang telah ditentukan nilai HETP masing-masing bahan
diketahui pada Tabel 2 tersebut di atas, maka isian.
Tabel 3. Hubungan antara jenis bahan isian dengan Jumlah plate minimum (Nmin)
dan nilai HETP bahan isian
Jenis bahan isian Nmin Nilai HETP (cm)
Keramik 3,280 13,72
Kaca 3,710 12,13
Baja anti karat 4,630 9,72

Nilai HETP berbanding lurus dengan Tabel 4. Hubungan antara perbandingan


tinggi bahan isian yang dibutuhkan. Dari refluks dengan komposisi distilat
beberapa jenis bahan isian diatas nilai HETP
Perbandingan Konsentrasi metanol
paling besar adalah keramik, sehingga tinggi
kolom yang dibutuhkan dalam perancangan refluks dalam distilat (%)
pabrik tinggi. Untuk pemilihan jenis bahan
4 98,15
isian yang penulis sarankan adalah baja anti
karat, karena nilai HETP yang dimiliki bahan 2,125 96,99
isian baja anti karat paling kecil. Apabila
1,206 89,05
dikonversi menjadi tinggi bahan isian yang
akan digunakan dalam kolom distilasi 0,230 82,20
memerlukan tinggi bahan isian yang paling
pendek dengan bahan isian yang tidak Karena sistem distilasi yang dilakukan
banyak. Dilihat dari kemurnian hasil atas, sistem batch, ini tidak memberikan
baja anti karat yang menghasilkan paling pemisahan yang baik kecuali jika volatilitas
murni yaitu 98,94 % metanol. relatif sangat tinggi. Dalam sistem batch,
jumlah umpan tetap dengan pemanasan
3.2. Penentuan perbandingan refluks (pemanas) secara terus menerus sehingga
Crude gliserol yang merupakan hasil lama kelamaan jumlah umpan berkurang.
samping produk biodiesel dikenakan proses Hal ini menyebabkan suhu naik dan hasil
distilasi. Uap hasil proses distilasi ini distilat makin rendah kadarnya (jauh dari
kemudian dimasukkan ke dalam pendingin kemurnian yang diinginkan). Metode dalam
(kondensor) sehingga berubah menjadi cair melakukan proses distilasi sistem batch
(mengembun). Cairan inilah yang diambil adalah dengan menetapkan perbandingan
sebagai produk. Perbandingan refluks refluks dan membiarkan kemurnian hasil atas
menentukan sangat menentukan kualitas dan berubah menurut waktu, dan menghentikan
kuantitas produk sebagai hasil atas (distilat). distilasi apabila kuantitas hasil atas atau
Agar didapat kemurnian hasil atas sesuai konsentrasi rata-rata di dalam hasil total telah
yang tinggi diperlukan kolom yang tinggi mencapai suatu nilai yang dibutuhkan.
dan perbandingan refluks yang besar. Sehingga pemilihan refluks yang
penulis sarankan adalah disamping yang
dapat menghasilkan distilat (dalam hal ini

28
Moch. Setyadji, Pemilihan bahan isian

methanol) dengan kadar (kualitas) yang DAFTAR PUSTAKA


tinggi, perlu diperhatikan pula kuantitasnya.
Knothe G., Gerpen J.V. and Krahl J., 2004,
Kualitas yang dimaksud apabila konsentrasi
The Biodiesel Handbook, Library of
metanol yang dibutuhkan dalam proses
Congress Cataloging in Publication
tranesterifikasi sudah memenuhi persyaratan
Data, United States of America
atau mendekati kemurnian yang dibutuhkan.
Bannon, C.D., 1988, Limitation of Ambient
Sedangkan kuantitas yang dimaksud adalah
Temperature Methods for Methyl
apabila metanol yang dihasilkan (distilat)
alcoholysis of Triacglglyceross in the
sudah cukup untuk memenuhi proses
Analysis of Fathy Acid Methyl Esters
transesterifikasi. Dari pertimbangan tersebut
with High Accuracy and Realibility,
di atas, maka hasil penelitian yang paling
Journal of American Oil Chemist, Vol
optimal adalah perbandingan refluks 2,125
65 No.2.
untuk umpan crude gliserol sebanyak 263,7
Hayafuji, S., 1999, Method and Apparatus
gram atau 300 mL.
for Producing Disel Fuel Oil from
4. KESIMPULAN Waste Edible Oil, Lonford Development
Limited, Kyoto.
Berdasarkan percobaan dan perhitungan
Peterson, C., Gregory, M., Randall, H.,
yang dilakukan pada penelitian ini dapat
Xiulin, Z., Joseph, T., and Daryl, R.,
diambil kesimpulan sebagai berikut:
1996, Optimi- zation of a Batch Type
1. Dari variasi jenis bahan isian diperoleh
Etyl Ester Process,
hasil distilat dengan kadar metanol yang
http://www.journeytoforever.org/.
tertinggi dengan menggunakan jenis
Foust, A.S, Wenzel, L.A, Clump, C.W,
bahan isian baja anti karat diperoleh
Maus, L.. and Andersen, L.B., 1980,
kadar metanol 98,94 %.
Principles of Unit Operations, John
2. Nilai Height Equivalent of Theoritical
Wiley & Sons, New York.
Plate bahan isian jenis baja anti karat
Perry R.H., 1984, Perry’s Chemical
adalah 9,72 cm.
Engineers’Handbook, International
3. Dari variasi perbandingan refluks
Edition, Mc. Graw Hill International
menggunakan bahan isian baja anti karat
Editions, New York.
diperoleh kadar metanol hasil atas sebesar
Treybal, R.E., 1980, Mass Transfer
96,99 % berat dengan perbandingan
Operation, 3 ed., McGraw-Hill, Inc.,
refluks 2,125 dari umpan sebanyak 263,7
Tokyo-Japan.
gram.
Pasto, D., Johson, C., dan Miller, M., 1992,
UCAPAN TERIMAKASIH Experiments and Techniques in Organic
Chemistry, Prentice-Hall, Inc, USA.
Pada kesempatan ini penulis
Dean, J.A., 1987, Lange’s Handbook of
menyampaikan penghargaan dan ucapan
Chemistry, McGraw-Hill, Singapore.
terimakasih kepada Sdr. Dyah Kisrahmawati
Wankat, P.C., 1988, Separations in Chemical
yang telah membantu melakukan penelitian
Engineering Equilibrium Staged
dan pembuatan makalah ini.
Separations, Prentice Hall, Inc.,
Englewood Cliffs, New Jersey.

29

Anda mungkin juga menyukai