Toaz - Info Pedoman PMKP PR
Toaz - Info Pedoman PMKP PR
PEDOMAN
PENINGKATAN MUTU LAYANAN KLINIS
DAN KESELAMATAN PASIEN
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Mutu pelayanan merupakan faktor yang esensial dalam seluruh operasional Puskesmas.
Salah satu indikator mutu yang penting adalah tingkat kepuasaan pasien terhadap pelayanan yang
kita berikan dan keselamatan pasien, disamping indikator-indikator lainnya. Mutu suatu puskesmas
tidak bisa dikatakan baik bila belum terlaksana kegiatan-kegiatan yang menjamin keselamatan
sehingga memberikan kepuasaan kepada pasien yang dilayani di Puskesmas tersebut.
Pelayanan yang berkualitas merupakan cerminan dari sebuah proses yang
berkesinambungan dengan berorientasi pada hasil yang memuaskan. Dalam perkembangan
masyarakat yang semakin kritis, mutu pelayanan Puskesmas tidak hanya disorot dari aspek klinis
medisnya saja, melainkan juga dari aspek keselamatan pasien dan aspek pemberian
pelayanannya.
Kegiatan peningkatan mutu pelayanan di Puskesmas Dasan Lekong dilaksanakan
secara berkesinambungan, sistematis, objektif dan terpadu dalam identifikasi dan menetapkan
masalah dan penyebab masalah mutu pelayanan berdasarkan standar yang telah ditetapkan,
menetapkan dan melaksanakan cara penyelesaian masalah sesuai dengan kemampuan yang
tersedia, serta menilai hasil yang dicapai dan menyusun saran tindak lanjut untuk lebih
meningkatkan mutu pelayanan
Peningkatan mutu adalah program yang disusun secara obyektif dan sistematik untuk
memantau dan menilai mutu serta kewajaran asuhan terhadap pasien, menggunakan peluang
yang ada untuk memecahkan masalah demi meningkatkan mutu layanan. Dalam memberikan
pelayanan kepada masyarakat, seluruh unit pelayanan yang ada beserta karyawan Puskesmas
Dasan Lekong berkomitmen untuk memberikan pelayanan yang bermutu dan layanan yang peduli
terhadap keselamatan pasien, pengunjung serta karyawan yang bekerja di Puskesmas Dasan
Lekong.
Program peningkatan mutu klinis dan keselamatan pasien merupakan program yang wajib
direncanakan, dilaksanakan, dimonitor dan dievaluasi serta ditindaklanjuti di seluruh unit kerja
Puskesmas Dasan Lekong. Yang berkewajiban terhadap pelaksanaan program ini mulai dari
perencanaan hingga tindak lanjutnya adalah Tim Mutu Layanan Klinis dan Keselamatan Pasien
yang dibentuk melalui SK kepala Puskesmas.
Kegiatan menjaga Keselamatan Pasien adalah suatu sistem dimana Puskesmas membuat
asuhan pasien lebih aman untuk mencegah cedera yang disebabkan oleh kesalahan akibat
menjalankan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil.
Meskipun tidak pernah dilaporkan secara tertulis namun angka kejadian kesalahan pada
saat pemberian layanan kepada pasien berupa KNC (Kejadian Nyaris Cedera), Kondisi Potensial
Cedera (KPC), Kejadian tidak dinginkan (KTD) tidak dapat kita pungkiri sering terjadi di layanan
Puskesmas Dasan Lekong.
Oleh karena itu perlu disusun program peningkatan mutu layanan klinis dan keselamatan
pasien yang menjadi acuan dalam pelaksanaan kegiatan program.
2
B. Tujuan Umum
Untuk mengetahui tingkat mutu pelayanan di Puskesmas Dasan Lekong melalui aktivitas
kendali mutu dan Keselamatan Pasien sehingga mutu pelayanan yang diberikan semakin
meningkat dengan indikator tercapainya kepuasan dan harapan pasien terhadap pelayanan di
Puskesmas Dasan Lekong.
C. Tujuan Khusus:
1. Terlaksannya program peningkatan mutu pelayanan klinis yang berorientasi kepada kepuasan
pelanggan/pasien.
2. Terlaksananya program Keselamatan Pasien di Puskesmas secara sistematis dan terarah.
3. Terlaksanya Pencatatan insiden atau kejadian-kejadian yang tidak diharapkan maupun
kejadian nyaris cidera.
4. Meningkatkan kompetensi dan mutu prilaku petugas pemberi layanan klinis.
5. Tersedianya panduan yang menjadi kerangka acuan pelaksanaan program peningkatan mutu
layanan klinis dan keselamatan pasien yang profesional dan bermutu di Puskesmas Dasan
Lekong.
D. Sasaran
Prioritas sasaran peningkatan mutu layanan klinis dan keselamatan pasien di Puskesmas
Dasan Lekong mencakup seluruh unit pelayanan klinis mulai dari Loket, UGD, Rawat Inap, Poli
Umum, Poli gigi, Poli Kandungan/Kebidanan/KB, MTBS, Ruang bersalin (VK), Poli Gizi dan klinik
Sanitasi, Pelayanan Laboratorium dan pelayanan kefarmasian (obat-obatan).
3
BAB II
PELAKSANAAN KEGIATAN
Dalam pelaksanaan kegiatan peningkatan mutu dan keselamatan pasien harus melibatkan
setiap orang yang berada dalam Puskesmas itu untuk meningkatkan pelayanan yang terus menerus
dimana mereka akan memenuhi kebutuhan standar dan harapan dari pada pelanggan/Pasien.
Kegiatan Peningkatan mutu di Puskesmas Dasan Lekong didasarkan pada prinsip-prinsip sebagai
berikut :
1. Semua karyawan/staf Puskesmas Dasan Lekong harus dilibatkan dalam penentuan dan
peningkatan proses yang berkelanjutan terhadap indikator mutu yang telah ditetapkan dan
bertanggung jawab dalam setiap mutu yang dihasilkan oleh masing-masing staf tersebut.
2. Semua karyawan/staf Puskesmas Dasan Lekong harus sepakat untuk memuaskan pasien.
3. Peningkatan mutu dilaksanakan dengan menggunakan metode ilmiah yaitu dengan
menggunakan data untuk pengambilan keputusan, penggunaan alat-alat statistik, dan
keterlibatan setiap orang yang terkait
4. Adanya pengertian dan penerimaan terhadap suatu perbedaan yang alami
5. Pembentukan team work.
6. Adanya komitmen tentang pengembangan petugas melalui keterlibatan di dalam
pengambilan keputusan
7. Partisipasi dari pada setiap petugas dalam kegiatan merupakan dorongan yang positif dan
harus dilaksanakan
8. Program pendidikan dan pelatihan dianggap sebagai suatu investasi/modal dalam rangka
pengembangan kemampuan dan pengetahuan petugas untuk mencapai potensi mereka
9. Mengutamakan kepuasan dan keselamatan pasien dalam proses peningkatan mutu
4
BAB III
TIM KERJA MUTU KLINIS
Tim Kerja dalam pelaksanaan Kegiatan peningkatan mutu pelayanan klinis di Puskesmas
Dasan Lekong ditetapkan berdasarkan keputusan kepala Puskesmas Dasan Lekong sebagai berikut :
1. Ketua Tim Mutu Klinis
2. Sekertaris Mutu Klinis
3. Anggota
5
f. Bersama anggota tim menganalisis risiko dengan melihat tingkat kegawatan dari risiko
tersebut.
g. Bersama anggota tim Membuat rencana kegiatan perbaikan untuk meminimalisir risiko
yang berdampak mengganggu keselamatan pasien/pengunjung puskesmas, petugas,
peralatan dan sarana puskesmas lainnya.
h. Bersama anggota tim melakukan monitoring dan menindaklanjuti hasil pelaksanaan
kegiatan meminimalisir risiko.
i. Mengevaluasi pelaksanaan kegiatan perbaikan atau meminimalisir risiko serta
menyampaikan saran dan pertimbangan untuk kegiatan kedepan.
6
BAB IV
INDIKATOR MUTU LAYANAN KLINIS
Indikator adalah suatu cara untuk menilai penampilan dari suatu kegiatan dengan
menggunakan instrumen. Mutu adalah kemampuan untuk memenuhi persyaratan persyaratan
berdasarkan karakteristik yang dimiliki oleh suatu produk. Mutu layanan adalah derajat kesempurnaan
yang memenuhi kebutuhan masyarakat yang dilaksanakan sesuai dengan standar profesi dan standar
pelayanan kesehatan yang menggunakan sumber daya yang tersedia, wajar, efisien dan efektif serta
memberikan keamanan dan memuaskan sesuai norma, etika, hukum, sosial dengan memperhatikan
keterbatasan dan kemampuan pemerintah dan masyarakat.
Puskesmas Dasan Lekong mengambil indikator peningkatan mutu layanan klinis di semua unit
pelayanan dengan mengukur beberapa indikator sesuai dengan kebutuhan. Indikator yang
dicantumkan dibawah ini dapat berubah sesuai dengan waktu dan kebutuhan.
Monitoring terhadap indikator ini adalah dengan cara merekap buku register pemberi
pelayanan oleh dokter di poli Rawat jalan setiap hari layanan.
7
2. Unit Gawat Darurat
Indikator yang dinilai :
Prosedur pelayanan sesuai dengan SOP, Target 100%
Di Unit gawat darurat sebagai bagian terdepan dari pemberian pelayaan yang akan
berlanjut keperawatan semestinya unit gawat darurat menerapkan pelayanan sesuai
dengan standar yang berlaku untuk memastikan pelayanan pertama itu diberikan secara
memadai, sehingga mempermudah pelayanan selanjutnya jika pasien telah ditransper ke
ruang rawat inap. Maka dari itu dibuat penilaian sebagai berikut yaitu jumlah pasien yang
diberikan pelayanan sesuai dengan standar SOP dibagi jumlah pasien yang dilayani dalam
kurun waktu tertentu dikali 100%.
Pencegahan dan kontrol infeksi (Kepatuhan hand higyene sesuai SOP), target 80%
Pencegahan dan kontrol infeksi salah satunya adalah kepatuhan hand higiene
adalah hal penting yang harus dilakukan oleh semua petugas pemberi layanan kelinis
dengan mengikuti five momen penting cuci tangan yaitu sebelum melakukan tindakan,
sebelum melakukan tindakan aseptik, setelah bersentuhan dengan cairan tubuh pasien,
setelah melakukan tindakan, dan setelah bersentuhan dengan lingkungan pasien. Maka
diharapkan tidak terjadi infeksi atau penularan penyakit dari pasien ke petugas dan
sebaliknya, dan yang utama tidak terjadi infeksi akibat kesalahan yang dilakukan karena
petugas tidak melakukan pencegahan dan kontrol infeksi terutama hand higyene sesuai
SOP. Maka dibuat penilaian sebagai berikut yaitu jumlah pelaksanaan kepatuhan hand
higiene petugas dibagi jumlah kali melakukan tindakan dalam kurun waktu tertentu dikali
100%
8
Jumlah pasien yg dirawat sesuai SOP Triase X 100 %
Jumlah seluruh pasien yg dirawat di IG
3. Rawat Inap
Indikator yang dinilai :
Kejadian phlebitis,target <5%
Phlebitis adalah peradangan pada pembuluh darah balik/vena. Phlebitis dapat timbul
secara spontan maupun akibat dari prosedur atau tindakan medis. Untuk menghindari
kejadian phlebitis akibat tindakan medis yang dilakukan maka dapat diukur dengan
menghitung jumlah pasien di rawat inap yang mengalami phlebitis ≤ 3 hari dibagi dengan
jumlah pasien rawat inap yang dirawat pada kurun waktu tertentu dikali 100%.
9
Prosedur Pelayanan sesuai dengan SOP, target 100%
Rawat Inap merupakan tempat melakukan perawatan pasien selama beberapa hari
sampai pasien sembuh. Dalam melaksanakan pelayanan maka semestinya petugas
menerapkan pelayanan sesuai dengan standar yang berlaku untuk memastikan
pelayanan pertama itu diberikan secara memadai. Maka dari itu dibuat penilaian
sebagai berikut yaitu jumlah pasien yang diberikan pelayanan sesuai dengan standar
SOP dibagi jumlah pasien yang dilayani dalam kurun waktu tertenti dikali 100%.
10
Jumlah kepatuhan hand higine sesuai SOP X 100 %
Jumlah kali melakukan tindakan
4. Poli Gigi
Kepuasan Pasien, target 80%
Indikator dari kepuasan pasien di unit gawat darurat adalah dengan menghitung
jumlah pasien yang menyatakan puas terhadap layanan Unit Gawat Darurat dibagi
dengan jumlah pasien yang disurvey dikali 100%.
Indikator dari kepuasan pasien di unit gawat darurat adalah dengan menghitung
jumlah pasien yang menyatakan puas terhadap layanan Unit Gawat Darurat dibagi
dengan jumlah pasien yang disurvey dikali 100%.
6. Poli KIA
Kepuasan pasien, target 80%
Indikator dari kepuasan pasien di unit gawat darurat adalah dengan menghitung
jumlah pasien yang menyatakan puas terhadap layanan Unit Gawat Darurat dibagi
dengan jumlah pasien yang disurvey dikali 100%.
7. Apotek/Farmasi
Waktu tunggu penyiapan obat: (non racikan <10 menit, racikan <20 menit),target 90%
Penyiapan sediaan farmasi seperti obat membutuhkan prosedur yang standar dan
tidak bisa sekenanya hanya agar lebih cepat, oleh karena itu dibutuhkan waktu untuk
penyiapan mulai dari penerimaan resep hingga pelabelan sebelum penyerahan obat
ke pasien. Penyiapan obat ini juga berkaitan dengan tenaga/sumberdaya yang
tersedia di Puskesmas.
11
Indikator pelayanan obat racikan/non racikan diukur dengan cara menghitung jumlah
pasien yang diresepkan obat racikan/non racikan yang dilayani sesuai standar dibagi
jumlah pasien yang mendapat obat racikan/non racikan yang disurvey dikali 100%.
Jumlah pasien yang menerima resep racikan/non racikan yang sesuai standar X 100%
Jumlah seluruh pasien yang mendapat resep racikan/non racikan yang di survey
Pelaksanaan monitoring terhadap waktu tunggu penyiapan obat dilakukan pada setiap hari
dengan jumlah sampel masing-masing 5 resep obat racikan dan 5 non racikan.
Kepuasan pasien, target 80%
Pelaksanaan monitoring terhadap waktu tunggu kesiapan dokumen dilakukan dengan cara
merekap pada buku waktu pelayanan pasien di loket pada setiap hari dengan jumlah
sampel sebanyak 10 orang.
9. Gizi
Ketepatan waktu distribusi makanan pasien rawat inap,target 80%
Indikator ketepatan waktu distribusi makanan pasien rawat inap di ukur dengan cara
menghitung jumlah distribusi makanan yang tepat waktu dibagi jumlah hari dalam 1 bulan
dikali 100%.
Target : 80%
10. Klinik Sanitasi
Kunjungan ulang pasien yang dirujuk ke klinik sanitasi dengan kasus yang sama, target
<5%
12
Indikator ini diukur dengan cara jumlah kunjungan ulang pasien yang dirujuk ke klinik sanitasi
dibagi jumlah pasien yang dirujuk ke klinik sanitasi dikali 100%
Jumlah kunjungan ulang pasien ke klinik sanitasi dengan kasus yang sama X100%
Jumlah seluruh rujukan ke klinik sanitasi dalam 1 bulan
11. Laboratorium
Waktu tunggu hasil pemeriksaan laboratorium < 60 menit, target 80%
Pemeriksaan laboratorium merupakan pemeriksaan yang penting untuk menunjang
diagnosis atau mengontrol keberadaan suatu jenis penyakit. Untuk menjawab tantangan
akan pelayanan kesehatan yang tepat, cepat dan akurat maka pelayanan laboratorium perlu
untuk meningkatkan mutu layanan. Salah satu indikator yang bisa dinilai untuk peningkatan
mutu layanan di laboratorium adalah waktu tunggu. Waktu tunggu hasil pemeriksaan
laboratorium tergantung jenis pemeriksaan yang diinginkan. Indikator dari pemeriksaan di
laboratorium diukur dengan cara menghitung jumlah pasien yang mendapat hasil
pemeriksaan <60 menit dibagi jumlah pasien yang disurvey di laboratorium dikali 100%.
13
BAB V
INDIKATOR PERILAKU PEMBERI LAYANAN KLINIS
Mutu layanan klinis tidak hanya ditentukan oleh sistem pelayanan yang ada, tetapi juga
perilaku dalam pemberian pelayanan. Tenaga klinis perlu melakukan evaluasi terhadap perilaku
dalam pemberian pelayanan dalam melakukan upaya perbaikan baik pada sistem pelayanan
maupun perilaku pemberi layanan yang mencerminkan budaya keselamatan, dan budaya
perbaikan pelayanan klinis yang berkelanjutan
Berikut indikator penilaian perilaku pemberi layanan klinis di Puskesmas Dasan Lekong yang
dapat dinilai sebagai bagian dari pengembangan budaya mutu dan keselamatan pasien.
1. Mengenakan pakaian dinas (jam kerja) atau seragam (jaga/piket) sewaktu melayani
pasien. Target 90%. Tujuan dari penilaian indikator ini adalah untuk meningkatkan
kepercayaan pasien terhadap pemberi layanan.
2. Mengenakan name tag/ papan nama/ identitas yang dapat dilihat oleh pasien saat
memberikan layanan. Target 80%Hal ini dinilai bertujuan agar pasien paham dan mengerti
dengan siapa mereka dilayani, juga dapat digunakan sebagai telusur jika ada
laporan/komplain mengenai staf/pegawai dari pasien.
3. Datang piket tepat waktu sesuai jadwal dan kesepakatan, Target 80%. Untuk piket jaga
siang harus datang jam 14.00 dan jaga malam jam 20.00 WITA
Pelaksanaan monitoring penilaian perilaku pemberi layanan klinis dilakukan setiap hari pada
semua petugas layanan klinis yang ada di Puskesmas Dasan Lekong dan petugas yang
melakukan piket jaga siang dan malam di rawat inap, UGD dan Ruang bersalin
Evaluasi dari indikator pemberi layanan klinis ini dilakukan oleh masing-masing koordinator unit
layanan dan dicatat pada buku prilaku layanan klinis di rekap dan di analisa setiap bulan oleh tim
monitoring mutu klinis.
14
BAB VI
KESELAMATAN PASIEN
Keselamatan pasien adalah Adalah bebas dari cidera aksidental atau menghindarkan cidera
pada pasien akibat perawatan medis dan kesalahan pengobatan. Program keselamatan pasien
adalah untuk menjamin keselamatan pasien di puskesmas melalui pencegahan terjadinya kesalahan
dalam memberikan pelayanan kesehatan antara lain : infeksi nosokomial, pasien jatuh, pasien
dicubitus, plebitis pada pemasangan infus, tindakan bunuh diri yang bisa dicegah, kegagalan
profilaksis.
Patient Safety (keselamatan pasien) puskesmas adalah suatu sistem dimana puskesmas
membuat asuhan pasien lebih aman. Hal ini termasuk : assesment resiko, identifikasi dan
pengelolaan hal yang berhubungan dengan risiko pasien, pelaporan dan analisis insiden, kemampuan
belajar dari insident dan tindak lanjutnya serta implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya
resiko. Sistem ini mencegah terjadinya cedera yang di sebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan
suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya dilakukan.
Di Puskesmas terdapat banyak macam obat, tindakan medis, bahan-bahan berbahaya, alat
kesehatan dan sarana lainnya yang jika tidak dikelola dengan baik dapat menimbulkan risiko insiden
terhadap pasien. Tenaga klinis wajib berperan aktif mulai dari identifikasi permasalahan mutu layanan
klinis, melakukan analisis, menyusun rencana perbaikan, melaksanakan dan menindaklanjuti usaha
perbaikan terhadap mutu layanan klinis untuk menjamin keselamatan pasien.
Target: 100%
15
2. Peningkatan komunikasi yang efektif
Komunikasi efektif, tepat waktu, akurat, lengkap, jelas dan yang dipahami oleh pasien akan
mengurangi kesalahan dan menghasilkan peningkatan keselamatan pasien. komunikasi dapat
berupa lisan, tertulis atau elektronik. Komunikasi yang sering terjadi kesalahan sering terjadi pada
saat perintah diberikan secara lisan atau melalui telepon. Kesalahan yang sering terjadi di
puskesmas adalah instruksi dokter yang kurang/tidak jelas dibaca oleh perawat hingga tidak
dilaksanakan, atau dilaksanakan tapi tidak lengkap.
Pengukuran indikator dilakukan dengan cara menghitung instruksi dokter yang
dilaksanakan jelas/tepat oleh perawat pada kasus rawat inap dibagi dengan jumlah sampel
pasien rawat inap yang diberikan instruksi dikali 100%.
Target: 100%
Target : 100%
Target: 100%
16
Agar tidak terjadi risiko infeksi, maka semua petugas Puskesmas Dasan Lekong wajib menjaga
kebersihan tangan dengan cara mencuci tangan 6 langkah dengan menggunakan sabun dan air
mengalir atau bila tidak memungkinkan dengan menggunakan cairan antiseptic, pada 5 keadaan :
a. Sebelum kontak dengan pasien
b. Setelah kontakdengan pasien
c. Sebelum tindakan aseptic
d. Setelah kontak dengan cairan tubuh pasien
e. Setelah kontak dengan lingkungan sekitar pasien.
Langkah lain yang diterapkan untuk mengurangi resiko infeksi di Puskesmas Dasan lekong
adalah dengan cara Menggunakan alat pelindung diri ( APD ) pada saat melakukan tindakan
medis sesuai dengan kondisi dan kebutuhan medis yang bertujuan mencegah terjadinya infeksi
silang antara pasien dan petugas . Adapun Alat pelindung diri yang digunakan terdiri dari
masker, hand schoon,apron,jas lab dan sepatu tertutup pada bagian depannya.
Pengukuran terjadinya resiko infeksi di puskesmas dilakukan dengan cara menghitung jumlah
petugas yang melakukan cuci tangan pakai sabun 7 langkah pada 5 keadaan tersebut dibagi
jumlah sampel dikali 100%.
Target : 100 %
Target : 100%
17
B. INSIDEN KESELAMATAN PASIEN
Insiden keselamatan pasien adalah setiap kejadian atau situasi yang dapat mengakibatkan atau
berpotensi mengakibatkan cedera pada pasien yang tidak seharusnya terjadi. Insiden keselamatan
pasien terdiri dari:
1. Kejadian tidak diharapkan (KTD)
Kejadian tidak diharapkan (KTD) adalah Suatu insiden yang mengakibatkan cedera pada
pasien akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya
diambil, dan bukan karena penyakit dasarnya atau kondisi pasien. Cedera dapat diakibatkan oleh
kesalahan medis atau bukan kesalahan medis.
1. Kejadian Tidak Cidera (KTC)
Kejadian tidak cidera adalah suatu kejadian akibat Penanganan klinis yang tidak sesuai tetapi
kadang tidak menimbulkan cidera
3. Kejadian nyaris cidera (KNC)
Kejadian Nyaris Cidera adalah Suatu insiden yang tidak menyebabkan cidera pada pasien
akibat melaksanakan suatu tindakan (comission) atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya
diambil (omission), dapat terjadi karena keberuntungan (misalnya pasien menerima suatu obat
kontraindikasi tetap tidak timbul reaksi obat), karena “pencegahan” (suatu obat dengan overdosis
lethal akan diberikan, tetapi staf lain mengetahui dan membatalkannya sebelum obat diberikan),
atau “peringanan” (suatu obat dengan overdosis lethal diberikan, diketahui secara dini lalu
diberikan antidotumnya.
4.Kondisi berpotensi Menyebabkan Cedera (KPC)
Kondisi berpotensi Cidera adalah suatu keadaan-keadaan tertentu dalam pelayanan klinis,
misalnya tempat tidur yang tidak dilengkapi pengaman, lantai yang licin, yang dapat berpotensi
menyebabkan pasien cidera dan jatuh.
5. Sentinel Event
Segala kejadian tidak diharapkan (KTD) yang berakibat pada kematian atau kehilangan fungsi
secara permanen baik sebagian maupun seluruh, yang tidak berhubungan dengan perjalanan
penyakit dari pasien, dan juga terjadinya kesalahan pembedahan (salah sisi, salah prosedur atau
salah pasien). Setiap sentinel event akan dilakukan analisa akar masalah (Root Cause
Analysis)
6. Kesalahan Pengobatan (Medication Error)
Medication error adalah setiap kejadian terkait pengobatan yang dapat dicegah, yang
membahayakan atau berpotensi membahayakan pasien dan terjadi ketika pasien dalam proses
pengobatan oleh petugas kesehatan.
Yang termasuk Medication error antara lain: Salah pasien, Salah obat, Salah dosis, Salah waktu
pemberian , Salah rute/cara pemberian
18
C. LAPORAN INSIDEN KESELAMATAN PASIEN
1. Petugas Puskesmas yang terlibat atau pertama menemukan insiden keselamatan pasien
wajib segera melapor ke dokter untuk diberikan penanganan pertama.
2. Setelah ditindak lanjuti, petugas tersebut segera buat laporan insidennya dengan mencatat
pada buku register KTD/KNC/KPC dan melaporan insiden tersebut kepada koordinator unit
pelayanan sebelum akhir jam kerja yang bersangkutan (paling lambat 1x24 jam setelah
kejadian).
3. Atasan langsung (koordinator/ supervisor) yang menerima laporan melakukan penilaian
katagori resiko., apakah termasuk KNC/KTD/KPC.
4. Koordinator masing-masing layanan klinis melaporkan ke Tim monitoring mutu klinis untuk
kemudian dilakukan analisi sederhana.
5. Tim mutu klinis melaporkan hasil analis kepada kepala Puskesmas untuk ditindaklanjuti.
6. Bersama pihak manajemen, tim mutu klinis merencanakan rekomendasi “perbaikan dan
pembelajaran “ kepada unit kerja terkait.
19
BAB VII
ANALISA DAN TINDAK LANJUT
A. ANALISA
Data yang diperoleh dari hasil monitoring indikator mutu, serta dari catatan buku register
KNC/KPC/KTD dikumpulkan oleh tim monitoring mutu klinis Puskesmas Dasan lekong. Data-
data tersebut disajikan dalam bentuk statistik sederhana dan trends serta dianalisa sesuai
dengan penyebab dan alternatif perbaikannya. Setiap penyimpangan dari standar yang
ditetapkan dilaporkan ke kepala puskesmas. Laporan tersebut dapat dibuat secara terpisah
maupun secara keseluruhan.
Tim mutu juga memimpin suatu pertemuan dengan pihak manajemen Puskesmas maupun
unit layanan terkait dengan indikator mutu atau hasil survey, observasi, review dan audit di mana
ditemukan penyimpangan atau insiden pada keselamatan pasien yang ditetapkan sebelumnya,
guna menyusun suatu Rencana Perbaikan (Strategic Improvement Plan).
B.TINDAK LANJUT
Tindak lanjut perbaikan dapat berupa :
1. Disusunnya suatu kebijakan dan/atau prosedur baru, lengkap beserta sosialisasi yang cukup
mengenai kebijakan dan/atau prosedur baru tersebut
2. Direvisinya suatu kebijakan dan/atau prosedur lengkap beserta sosialisasi yang cukup
mengenai revisi dari kebijakan dan/atau prosedur tersebut
3. Disusunnya suatu program kerja baik itu pelatihan peningkatan kompetensi petugas,
Peningkatan komunikasi efektif dengan pasien, pemenuhan sarana dan prasarana yang dapat
menimbulkan risiko pada keselamatan pasien.
4. Dilakukan monitoring secara terus menerus dengan interval waktu yang ditetapkan
sebelumnya.
20
BAB VIII
PENUTUP
Demikian pedoman peningkatan mutu layanan klinis dan keselamatan pasien ini dibuat
diharapkan dapat menjadi acuan untuk memberikan pelayanan klinis yang berkualitas dan aman serta
dapat dilaksanakan oleh seluruh staf di Puskesmas Dasan Lekong . Pedoman ini akan dievaluasi
secara berkala guna meningkatkan kinerja bagian Pelayanan klinis.
21