Anda di halaman 1dari 10

Riwayat Artikel: Diterima 10 Maret 2017; Direvisi 17 Juli 2017; Disetujui 18 Juli 2017; dan

Dipublikasikan 26 Juli 2017

ANALISIS PENERAPAN E-GOVERNMENT DAN PERUBAHAN INTERAKSI


SOSIAL SETELAH MEDIATISASI DI DESA KARANG BAJO, LOMBOK

ANALYSIS OF E-GOVERNMENT IMPLEMENTATION AND CHANGES IN


SOCIAL INTERACTION AFTER MEDIATIZATION IN KARANG BAJO
VILLAGE, LOMBOK

Wulan Purnama Sari


(wulanp@fikom.untar.ac.id)
(Fakultas Ilmu Komunikasi, Universitas Tarumanagara)

Abstrak
Era digital di Indonesia, tidak hanya membawa perubahan bagi orang-orang yang berada di
daerah perkotaan, tetapi juga di daerah pedesaan yang belum memiliki akses memadai dalam hal
sumber daya. Sebagai salah satu contohnya adalah sebuah desa di provinsi Lombok yang bernama
Desa Karang Bajo. Desa Karang Bajo ini kemudian menerapkan pemerintahannya dengan
memanfaatkan teknologi dan new media, dengan kata lain Desa Karang Bajo ini telah menerapkan
sistem E-Government. Hal ini sejalan dengan konsep mediatiasi yang dapat diartikan sebagai konsep
paling utama untuk memahami pentingnya media terhadap budaya dan masyarakat. Penelitian
dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif dan metode studi kasus. Hasil yang diperoleh
melalui penelitian ini E-Government yang diterapkan di desa Karang Bajo masih berada dalam tahap
billboards dengan dasar tujuan utama adalah adanya UU No. 6 Tahun 2014 tentang sistem E-
Government. Hadirnya E-Government tidak membawa perubahan dalam interaksi sosial masyarakat.
Kata Kunci: E-Government, Mediatisasi, New Media

Abstract
In Indonesia, the digital era is not only brings difference for people residing in urban areas, but
also in rural areas that do not have adequate access in terms of resources. As one example is a
village in the province of Lombok named Karang Bajo. Karang Bajo village apply it’s government
with the use of technology and new media, in other words Karang Bajo Village has introduced a
system of E-Government. This is in line with the concept mediatization which can be interpreted as
the most important concepts to understand the importance of the media on culture and society. The
study was conducted using a qualitative approach and case study method. The results from this
research is E-Government applied in Karang Bajo village is still in the billboards stage with primaly
puspose because constitution UU No. 6 (2014). The presence of E-Government didn’t bring any
changes in society’s social interaction.
Keywords: E-Government, Mediatization, New Media

Pendahuluan
Era digital yang ditandai dengan muka secara langsung dan melakukan
hadirnya internet telah membawa banyak komunikasi, cukup dengan ponsel, email,
perubahan dalam kehidupan manusia. messanger, dan lain-lain, maka dua orang
Setiap aspek dalam kehidupan manusia, yang terpisah jarah dapat tetap
kini berkaitan dengan penggunaan berhubungan dan berkomunikasi.
teknologi dan internet didalamnya. Salah Wynants & Cornelis (2005: 13)
satu aspek tersebut adalah komunikasi, mengemukakan bahwa Internet membuka
dimana komunikasi dahulu lebih banyak sebuah dunia baru yang penuh
dilakukan secara langsung, kini di era keterbukaan, hal apapun dapat dimasukkan
digital komunikasi mulai lebih mengarah ke dalam internet dan siapapun bebas
kepada komunikasi tidak langsung.Dua mengaksesnya tanpa perlu mengeluarkan
individu tidak perlu lagi untuk bertatap biaya tambahan atau dibatasi oleh hak

JURNAL THE MESSENGER, Volume 9, Nomor 2, Edisi Juli 2017 176


cipta dan hak paten.Internet bahkan menjadikannya terkenal, bahkan kepala
dianggap sebagai sebuah bentuk media desanya Bapak Kertamalip dianggap
baru yang akan menggantikan media sebagai kepala desa yang sangat inspiratif,
konvensional, media baru dengan dasar walaupun Desa Karang Bajo sendiri
open source. Sebagai media baru dengan merupakan sebuah desa kecil yang berada
basis open source, internet dapat di kaki Gunung Rinjani, jauh dari pusat
digunakan dalam beragam bidang, seperti pemerintahan dan pusat kota Lombok.
politik, bisnis, pemasaran, dan Sebagai kepala desa, Bapak Kertamalip
pemerintahan. mampu membangun sebuah desa online
Era digital di Indonesia sendiri, tidak dan mendapatkan banyak penghargaan
hanya membawa perubahan bagi orang- karenanya. Beberapa penghargaan yang
orang yang berada di daerah perkotaan, pernah diraih Kertamalip adalah
yang memiliki mobilitas yang tinggi dan Penghargaan Pelita Nusantara yang
akses akan sumber daya yang memadai. diserahkan Wakil Presiden Boediono
Perubahan juga terjadi di daerah-daerah (2013), Kepala Desa Berprestasi Bidang
pedesaan, yang belum memiliki akses Informasi Desa (2013) serta anugerah
memadai dalam hal sumber daya.Sebagai Kepala Desa Pelopor Good Governance
salah satu contohnya adalah sebuah desa di dalam Pengelolaan Keuangan Desa (2015)
provinsi Lombok yang bernama Desa (https://www.maxmanroe.com/kertamalip-
Karang Bajo. kepala-desa-online-yang-inspiratif-dari-
Desa Karang Bajo merupakan desa desa-karang-bajo-di-kaki-gunung-
hasil pemekaran dari desa lain di Lombok rinjani.html).
Barat, yaitu Desa Bayan dan Desa Senaru. Atas dasar keberhasilan dan
Desa Karang Bajo ini kemudian pencapaian Desa Karang Bajo ini sebagai
menerapkan pemerintahannya dengan sebuah desa online, peneliti tertarik untuk
memanfaatkan teknologi dan new media. melakukan penelitian disana untuk
Desa Karang Bajo membangun sebuah mengkaji pemanfaatan media baru yang
webstite yang dijadikan dan dikembangkan diterapkan dalam sistem pemeritahan. Hal
sebagai aplikasi sumber informasi desa. ini dikarenakan, walaupun masih sangat
Website ini berisi seluruh berita, terbatas dan banyak bentuk komunikasi
pengumuman, produk desa, peraturan, yang dilakukan bersifat satu arah, tetapi
sampai dengan agenda yang dimiliki desa. Desa Karang Bajo telah menerapkan
Kemudian, pemerintahan desa bahkan sistem pemerintahan dengan cara E-
menggunakan website ini menerbitkan Government atau electronic government.
seluruh laporan RKP (Rencan Kerja Secara sederhana Heeks, seperti yang
Pembangungan) Desa yang berisi anggaran dikutip dalam Hasibuan dan Santoso
dana desa. Pemerintahan desa di Karang (2005: 42) mendefinisikan E-Government
Bajo bersifat transparan dan terbuka ke sebagai berikut: ‘kegiatan yang dilakukan
seluruh warga dan juga ke publik. oleh pemerintah dengan menggunakan
Tidak berhenti sampai disini, Desa Teknologi Informasi (TI) untuk
Karang Bajo juga memiliki profile media memberikan layanan kepada masyarakat’.
sosial facebook, dimana semua kegiatan Berdasarkan definisi tersebut dapat
desa diupload kedalam halaman facebook diketahui bahwa tujuan utama dari E-
dan para warga dapat memberikan Government adalah untuk efisiensi dan
komentar dan berinteraksi satu sama lain, kualitas layanan.
baik antar warga maupun antara warga Hadirnya internet dan penerapan
dengan aparat pemerintahan desa. sistem E-Government di Desa Karang Bajo
Keberhasilan Desa Karang Bajo telah menunjukkan bahwa adanya media
dalam memanfaatkan teknologi media baru baru dalam bentuk internet ini telah

JURNAL THE MESSENGER, Volume 9, Nomor 2, Edisi Juli 2017 177


membawa perubahan dalam hal sistem memungkinkan seluruh warga,
pemerintahan. Perubahan dalam sistem perusahaan, dan organisasi untuk
pemerintahan juga akan merubah melaksanakan bisnis dengan pemerintahan
masyarakat desa yang berada di dalamnya. secara lebih mudah, cepat, dan biaya yang
Hal ini sejalan dengan konsep mediatiasi lebih rendah.
yang dapat diartikan sebagai konsep paling West (2005: 8-12) menjelaskan
utama untuk memahami pentingnya media bahwa terdapat empat tahap dari E-
terhadap budaya dan masyarakat Government.Tetapi kategorisasi ini sendiri
(Hjarvard, 2008: 106). tidak berarti semua E-Government melalui
Definisi mengenai meditisasi semua tahapan ini dalam urutan linear.
tersebut menggambarkan mengenai Terdapat beragam cara dimana E-
pengaruh yang dimiliki media terhadap Government telah berevolusi. Berdasarkan
budaya dan masyarakat. Seperti, yang penelitian yang telah dilakukan, rangkaian
dijelaskan sebelumnya bahwa hadirnya ini hanya menjadi tindakan yang umum
new media ini merubahan banyak aspek dilakukan dalam banyak yuridiksi. Berikut
dalam kehidupan manusia, salah satunya adalah ke empat tahapan tersebut: (1)
adalah cara manusia dalam berkomunikasi Tahap Billboards, pada tahap ini website
satu dengan lainnya. pemerintah sebagai sarana E-Government
Berdasarkan hal yang telah hanya digunakan sebagai billboard, atau
dijelaskan diatas, peneliti tertarik untuk dengan kata lain E-Government adalah
meneliti mengenai penerapan dari E- mekanisme statik untuk menampilkan
Government dan bagaimana mediatisasi ini informasi; (2) Tahap The Partial Service-
merubah masyarakat dan budaya di Desa Delivery, di mana pada tahap ini E-
Karang Bajo, Lombok.Sebuah desa yang Government menggabungkan fitur
belum lama terbentuk tetapi telah pencarian informasi dan pelayanan parsial
menunjukkan keberanian dalam hal kedalam website. Pada tahap ini
transparansi pemerintahan desa dan juga masyarakat dapat mengakses, memilih,
menunjukkan kemajuan di bidang dan mencari informasi; (3) Tahap portal
penggunaan new media dan internet. dengan eksekusi penuh dan pelayanan
Oleh karena itu, konsep teori utama terpadu, meliputi ‘one-stop’ portal
yang digunakan dalam penelitian adalah pemerintahan dengan pelayanan online
teori E-Government dari West (2005: 8- terpadu; (4) Demokrasi interaktif dengan
12); konsep mediatisai oleh Harvard pendekatan publik dan fitur peningkatan
(2008: 105-134); dan interaksi sosial. akuntabilitas, pada tahap ini website
Kesemua konsep ini akan dibahas secara pemerintah menawarkan sebuah pilihan
lebih mendalam berikut ini. untuk dapat melakukan personalisasi
Tesu dan Daniela (2012:79) website (misalnya penyesuaian atas
mendefinisikan E-Government sebagai kepentingan atau minat seseorang) dan
suatu cara memanfaatkan alat dan sistem mendorong teknologi (misalnya
dalam tekonologi komunikasi informasi menyediakan email atau electronic
untuk menyediakan pelayanan publik yang subscription yang menyediakan perbaruan
lebih baik kepada masyarakat dan bisnis. otomatis atas isu atau area yang
E-Government yang efektif melibatkan diperhatikan orang tersebut).
serangkaian proses dan pemikiran ulang Konsep mediatisasi menurut Stig
organisasi, serta perubahan perilaku Hjarvard (2008: 106) penting untuk
sehingga pelayanan publik dapat mengerti pentingnya media bagi
disampaikan secara lebih efisien kepada kebudayaan dan masyarakat. Istilah
orang yang membutuhkan. Jika diterapkan mediatisasi telah digunakan pada sejumlah
dengan baik, E-Government konteks yang berhubungan dengan

JURNAL THE MESSENGER, Volume 9, Nomor 2, Edisi Juli 2017 178


pengaruh media pada berbagai fenomena orang lain dalam situasi dimana dirinya
tapi baru sedikit usaha yang dilakukan ikut berada.
untuk membuat konsep mediatisasi ini. Ada dua syarat utama yang harus
Menurut Krotz dan Schulz dalam Hjarvard dipenuhi dalam melakukan interaksi sosial,
(2008: 106) baru belakangan ini saja yaitu: adanya kontak sosial dan adanya
peneliti media berusaha untuk komunikasi (Burhan Bungin, 2006: 55).
mengembangkan konsep mediatisasi Kontak baru terjadi ketika ada hubungan
sebagai suatu proses sosial dan budaya. fisik. Tetapi dalam konteks interaksi sosial
Konsep mediatisasi pertama kali antara manusia, kontak tidak perlu berarti
digunakan pada pengaruh media untuk adanya hubungan fisik, karena manusia
komunikasi politik. Peneliti media dari dapat melakukan kontak tanpa harus
Swedia, Kent Asp (1986) adalah orang menyentuh. Misalnya adalah dengan
yang pertama kali bicara mengenai menggunakan teknologi komunikasi yang
mediatisasi pada kehidupan politik yang ada seperti telepon atau email untuk
dia formulasikan sebagai ‘a political melakukan kontak dengan manusia
system to a high degree is infuenced by lainnya. Syarat kedua dalam interaksi
and adjusted to the demands of the mass sosial adalah komunikasi. Arti terpenting
media in their coverage of politics”. dalam komunikasi adalah bahwa seseorang
Menurut Asp salah satu bentuk mediatisasi memberikan tafsiran pada perilaku orang
ini adalah ketika seorang politikus lain. Orang yang bersangkutan kemudian
membungkus pernyataan politiknya untuk memberikan reaksi. Dengan adanya
konsumsi publik dengan cara membuatnya komunikasi tersebut dapat membantu
menjadi personal dan mempolarisasi manusia, baik orang perorangan maupun
sebuah isu sehingga pesan tersebut akan kelompok untuk meyampaikan perasaan
mendapat perhatian dari media lebih baik yang dimilikinya terhadap orang lain.
lagi (Hjarvard, 2008: 106). Komunikasi juga membantu manusia
Teori mediatisasi harus mampu untuk mengetahui apa yang ada dalam
untuk menjelaskan secara keseluruhan pikiran dan perasaan seseorang mengenai
perkembangan trend dalam masyarakat sesuatu atau seseorang. Berdasarkan
dalam konteks yang berbeda, melakukan komunikasi inilah manusia menentukan
analisa yang konkrit dan menunjukan respon atau reaksi apa yang akan
impak dari media pada berbagai institusi diberikan.
dan kegiatan manusia (Hjarvard, 2008: Berkembangnya teknologi
113). Dengan menggunakan teori komunikasi dan informasi juga membawa
mediatisasi maka peneliti berusaha perubahan dalam interaksi yang terjadi
menjelaskan bagaimana arti media antar manusia. Kontak dan komunikasi
onlineyang diciptakan oleh Pemerintah yang dibutuhkan sebagai syarat dalam
Desa Karang Bajo untuk masyarakat Desa interaksi dapat dilakukan melalui teknologi
Karang Bajo, Kecamatan Bayan, komunikasi komputer. Wood & Smith
kabupaten Lombok Utara. (2005: xiv) menyatakan bahwa konteks
Alo Liliweri (2005: 127) secara komunikasi dalam medium komputer
sederhana mendefinisikan interaksi sosial berbeda dengan komunikasi dalam bentuk
sebagai suatu proses yang dilakukan oleh lainnya, terdapat pengalaman interaksi
setiap orang ketika dia bertindak dalam yang berbeda melalui komunikasi online.
sebuah relasi dengan orang lain. Interaksi Komunikasi online erat dikaitkan
sosial merupakan sebuah proses yang dengan komputer dan internet. Lebih
kompleks, yang dilalui oleh setiap orang lanjut, Wood & Smith (2005: xv)
ketika mengorganisasi dan menjelaskan bahwa saluran komunikasi
menginterpretasikan persepsi tentang yang biasa digunakan dalam komunikasi

JURNAL THE MESSENGER, Volume 9, Nomor 2, Edisi Juli 2017 179


online adalah melalui e-mail, bulletin Desa Karang Bajo, Ibu Suriatni yang
borad system, dan world wide web merupakan Sekretaris Desa Karang Bajo,
(WWW). Melalui komunikasi online inilah dan Bapak Iramawan yang merupakan
tercipta konsep cyberspace yang menjadi salah satu Kepala Dusun di Desa Karang
tempat terjadinya interaksi secara online. Bajo.
Data dalam penelitian ini terdiri dari
Metodologi data primer dan juga data sekunder.Data
Pendekatan yang digunakan dalam primer dalam penelititan ini diperoleh
penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. melalui wawancara mendalam dengan
Pendekatan kualitatif ini dipilih karena narasumber. Kemudian data penelitian
peneliti menganggap bahwa pendekatan juga diperoleh dengan cara observasi dan
kualitatif merupakan pendekatan paling pengumpulan studi pustaka yang relevan
sesuai untuk menggambarkan tujuan dalam penelitian ini. Studi pustaka
penelitian ini, yaitu untuk mengetahui diperoleh melalui berbagai sumber, mulai
penerapan E-Government, tujuannya, dan dari sumber buku sampai dengan sumber
faktor pendukung dan penghambat dari online.
penerapannya di Desa Karang Bajo. Serta
bagaimana penerapan E-Government ini Hasil dan Pembahasan
yang merupakan bagian dari meditisasi Desa Karang Bajo, Kecamatan
merubah interaksi sosial masyarakat di Bayan merupakan pemekaran dari Desa
desa tersebut. Bayan dan Desa Senaru pada tanggal 11
Selain itu, pendekatan yang Oktober 2004 sesuai dengan Peraturan
digunakan adalah menggunakan Bupati Lombok Barat nomor 9 Tahun
pendekatan kualitatif studi kasus. Robert 2004 tentang Pengesahan Pendirian Desa
E. Stake seperti dikutip dalam Denzin dan Perisiapan Karang Bajo di Kecamatan
Lincoln (1994: 236) menuliskan bahwa Bayan, Kabupaten Lombok Barat, Provinsi
studi kasus bukannya suatu pilihan Nusa Tenggara Barat. Desa Karang Bajo
methodologikal tetapi merupakan sebuah didefinitifkan pada tanggal 30 Desember
pilihan atas objek yang ingin 2005 sesuai Peraturan Bupati Lombok
dipelajari.Sebagai sebuah bentuk Barat nomor 17 tahun 2005 tentang
penelitian, studi kasus di definisikan oleh Peningkatan Desa Persiapan Karang Bajo,
ketertarikan individu terhadap kasus Kecamatan Bayan menjadi desa difinitif.
tersebut, dan bukannya oleh metode Desa Karang Bajo melakukan
penelitian yang digunakan.Penelitian ini pemilihan pertama pada tanggal 11
sendiri merupakan penelitian studi kasus Februari 2007 untuk masa jabatan 2007-
menggunakan model deskriptif.Model 2013 dengan 2 orang calon yaitu Mistradi
deskriptif dipilih karena penelitian ini dan Kertamalip, dan yang terpilih pada
merupakan penelitian awal atau pembuka saat itu adalah Kertamalip sehingga
dari rangkaian penelitian di Desa Karang pelantikan kepala desa terpilih tanggal 5
Bajo. Data dari penelitian akan menjadi Maret 2007 dikuatkan dengan Surat
dasar untuk penelitian berikutnya yang Keputusan Bupati Lombok Barat Nomor
akan menggali secara lebih mendalam 72/17/PEM/2007 tentang Pengesahan
permasalahan yang terdapar di Desa Pengangkatan Kepala Desa terpilih di
Karang Bajo. Desa Karang Bajo, Kecamatan Bayan,
Objek penelitian ini adalah aparat tanggal 2 Maret 2007.
pemerintahan desa Karang Bajo di Desa Karang Bajo melakukan
Lombok, Nusa Tenggara Barat. pemilihan kedua pada Desember 2012
Narasumber dalam penelitian ini adalah untuk masa jabatan tahun 2013-2019
Bapak Kertamalip yang merupakan Kepala dengan 2 orang calon yaitu Supardi dan

JURNAL THE MESSENGER, Volume 9, Nomor 2, Edisi Juli 2017 180


Kertamalip dan yang terpilih adalah
Kertamalip sehingga pelantikan kepala
desa terpilih tanggal 10 Januari 2013
dikuatkan dengan Surat Keputusan Bupati
Lombok Utara tentang Pengesahan
Pengangkatan Kepala Desa terpilih di
Desa Karang Bajo, Kecamatan Bayan,
tanggal 1 Januari 2013.
Berikutnya akan menjelaskan
tentang hasil dan temuan dalam penelitian
ini, kemudian bagaimana hasil temuan ini Gambar 1. Website Desa Karang Bajo
dianalisis berdasarkan teori yang telak Selama penelitian ini berlangsung,
dikemukakan pada bab landasan teori. peneliti melakukan wawancara dengan
Sebelum penjelasan dan pembahasan lebih beberapa aparat pemerintahan, yaitu
lanjut, data hasil dan temua dalam kepada desa Bapak Kertamalip (K),
penelitian ini diperoleh melalui hasil sekretaris desa Ibu Suriatni (S), dan salah
wawancara dengan narasumber, observasi satu kadus Bapak Iramawan (I).
dan bahan pustaka dari berbagai sumber. Berdasarkan hasil wawancara dengan
Fokus utama dari penelitian ini adalah Bapak K diketahui bahwa awal tujuan
penerapan E-Government di Desa Karang dibuat dan diterapkannya sistem E-
Bajo dalam kaitannya dengan mediatisasi Government adalah karena adanya
dan perubahan interaksi sosial di Undang-Undang No 6 Tahun 2014,
masyarakatnya. khususnya pasal 86 tentang Sistem
West (2005: 8-12) menjelaskan Informasi Pembangunan Desa dan
bahwa terdapat empat tahap dari E- Pembangunan Kawasan Perdesaan.
Government. Tetapi kategorisasi ini sendiri Berikut adalah isi dalam UU No.6 Tahun
tidak berarti semua E-Government melalui 2014 Pasal 86.
semua tahapan ini dalam urutan linear. (1) Desa berhak mendapatkan akses
Terdapat beragam cara di mana E- informasi melalui sistem informasi Desa
Government telah berevolusi. Berikut yang dikembangkan oleh Pemerintah
adalah ke empat tahapan tersebut: (1) Daerah Kabupaten/Kota.
Tahap Billboards; (2) Tahap The Partial (2) Pemerintah dan Pemerintah Daerah
Service-Delivery; (3) Tahap portal dengan wajib mengembangkan sistem informasi
eksekusi penuh dan pelayanan terpadu; (4) Desa dan pembangunan Kawasan
Demokrasi interaktif dengan pendekatan Perdesaan.
publik dan fitur peningkatan akuntabilitas. (3) Sistem informasi Desa sebagaimana
Berdasarkan tahapan yang dikemukan oleh dimaksud pada ayat (2) meliputi fasilitas
West (2005), maka E-Government yang perangkat keras dan perangkat lunak,
diterapkan oleh Desa Karang Bajo masih jaringan, serta sumber daya manusia.
berada pada tahap pertama atau tahap Atas dasar adanya UU No. 6 tahun
billboards. Hal ini dapat dilihat melalui 2016 ini pemerintahan Desa Karang Bajo
website Desa Karang Bajo yang hanya membangun Sistem Informasi Desa dalam
menampilkan informasi, seperti bentuk website untuk penerapan E-
pengumuman laporan dan publikasi. Government. Bapak K menyatakan bahwa
Sistem E-Government masih bersifat satu dari website tersebut dibuat juga untuk
arah dan tidak memungkinkan untuk dapat memberikan informasi kepada
dilakukannya komunikasi dua arah antara masyarakat didalam dan diluar Desa
masyarakat dan aparat pemerintahan. Karang Bajo. Website tersebut juga
terbentuk dikarenakan adanya dana desa
yang disesuaikan dengan UU No.6 Tahun
JURNAL THE MESSENGER, Volume 9, Nomor 2, Edisi Juli 2017 181
2014 Pasal 114, yang diterima dari handphone lebih dimanfaatkan sebagai alat
pemerintah. Adanya pemberian dana desa untuk melakukan telepon atau SMS
sehingga pemerintahan desa harus daripada untuk browsing internet atau
memberikan laporan hasil penganggaran membuka website desa. Kegiatan warga
lewat website, dengan cara tersebut yang melibatkan internet masih sangat
pemerintah pusat dan daerah dapat terbatas pada ketertarikan hanya untuk
memantau anggaran yang dilakukan untuk membuka media sosial Facebook.
pembangunan prasarana dan sarana desa Wawancara dengan Ibu S
tersebut. menunjukkan bahwa walaupun dirinya
Bila dilihat dari sejarahnya, bahkan menjadi salah satu perangkat desa, tapi
sebelum adanya UU No.6 Tahun 2014 ini dirinya tidak paham dengan website
Desa Karang Bajo telah memiliki sistem ataupun Sistem Informasi Desa atau E-
informasi untuk desa dalam bentuk radio Government. Ibu S juga menyebutkan
komunitas pada tahun 2002, Radio bahwa sebatas yang dipahaminya website
Komunitas Primadona.Radio komunitas desa hanya ditujukan bagi para perangkat
ini berfungsu untuk memberikan informasi desa. Hasil wawancara juga menunjukkan
seputar desa dan dapat di dengar oleh bahwa Ibu S menggunakan internet hanya
seluruh masyarakat desa.Tetapi sejak untuk membuka email, karena sebagai
tahun 2010 radio komunitas ini kurang seorang Pegawai Negeri Sipil (PNS)
diminati, oleh karena itu kemudian dibuat dirinya memiliki keharusan untuk
juga blog, desakarangbajo.blogspot.com memiliki email. Dirinya memiliki
dan juga media sosial Facebook. Hanya handphone hanya untuk melakukan SMS
saja nama akun Facebook yang jadi dan telepon, bahkan Ibu S tidak memiliki
sumber informasi ini masih atas nama akun Facebook. Ibu S berpendapat bahwa
pribadi milik Bapak K, yaitu akun seorang perempuan yang memiliki akun
Facebook Bang Ardes. Facebook, hanyalah perempuan yang
Sejak diterapkannya sistem E- kurang pekerjaan.
Government melalui website ini, setiap Anggapan bahwa perempuan juga
berita yang diupload ke dalam website tidak seharusnya memiliki akun Facebook
juga diupload ke dalam akun Facebook juga sesuai dengan hasil wawancara
Bang Ardes. Hal ini dilakukan untuk dengan Bapak I. Bapak I mengatakan
mempermudah warga untuk mendapatkan bahwa mayoritas yang memiliki akun
informasi mengenai desa.Sebagian besar Facebook di Desa Karang Bajo hanyalah
warga Desa Karang Bajo masih berada kaum laki-laki. Perempuan di Desa Karang
didalam kemiskinan sehingga tingkat Bajo hanya paham mengenai hal bekerja di
pendidikan yang dimiliki tidak terlalu sawah. Pandangan ini menjadikan
tinggi, kemudian akses yang dimiliki perempuan semakin terbatas aksesnya
terhadap teknologi juga masih terbilang terhadap teknologi dan internet, karenanya
rendah. Hal ini menjadikan sistem mengenai sistem E-Government sejauh ini
pemerintahan melalui E-Government tidak dipahami sama sekali oleh kaum
terhambat. perempuan.
Berdasarkan hasil wawancara Faktor penghambat dalam sistem E-
dengan Bapak I dan Ibu S diketahui bahwa Government juga masih terlihat dalam visi
biasanya setiap keluarga di Desa Karang dan misi yang dimiliki oleh Desa Karang
Bajo hanya memiliki satu buah handphone Bajo. Visi dan misi masih berfokus pada
yang dipegang oleh kepala keluarga hal-hal mendasar, seperti terwujudnya
(ayah/suami). Akses terhadap internetpun masyarakat Desa Karang Bajo yang sehat,
terbatas pada pulsa yang dimiliki untuk bersih, indah, aman dan sejahtera; dan
membeli paket data.Pada umumnya misi AKINO (Angka Kematian Ibu

JURNAL THE MESSENGER, Volume 9, Nomor 2, Edisi Juli 2017 182


Melahirkan Nol). Berdasarkan visi dan Kondisi ini dapat dimanfaatkan untuk
misi ini, peran E-Government didalamnya meningkatkan kesadaran masyarakat untuk
belum dibutuhkan. E-Government ada membuka website desa sebagai bentuk
hanya sebatas pada keharusan yang pelaksanaan E-Government di Desa
diwajibkan oleh pemerintah atas dasar UU Karang Bajo. Diharapkan dengan adanya
No. 6 tahun 2014. faktor-faktor pendukung ini penerapan E-
Walaupun penerapan E-Government Government dapat semakin ditingkatkan
di Desa Karang Bajo masih sangat minim dan berkembang tahapannya menjadi ke
dan memiliki banyak faktor penghambat, tahap berikutnya, sesuai dengan tahapan
tetapi kemungkinan untuk terus yang diberikan oleh West (2005: 8-12).
dikembangkan yang menjadi faktor Sejalan dengan penerapan E-
pendukung masih ada. Pada pembahasan Government dan kondisi trend masyarakat
sebelumnya diketahui bahwa minat akan media online, khususnya media sosial
masyarakat Desa Karang Bajo terhadap Facebook. Peneliti juga mendapatkan
internet masih sebatas pada penggunaan temuan bahwa interaksi diantara
media sosial Facebook. Atas dasar ini, masyarakat desa mulai mengalami
Bapak K juga mem-posting setiap berita perubahan. Perubahan ini merupakan
dalam website ke dalam akun Facebook akibat dari adanya mediatisai. Hjarvard
pribadinya, dengan harapan agar (2008: 113) mengatakan bahwa teori
masyarakat desa yang melihatnya mediatisasi harus mampu untuk
mengklik link tersebut dan secara otomatis menjelaskan secara keseluruhan
akan membuka website desa. Walaupun, perkembangan trend dalam masyarakat
keefektifan dari hal ini masih belum dapat dalam konteks yang berbeda, melakukan
dibuktikan tetapi hal ini dapat dikatakan analisa yang konkrit dan menunjukan
sebagai langkah awal untuk membangun impak dari media pada berbagai institusi
minat dan pengetahuan masyarakat atas dan kegiatan manusia.
adanya E-Government di Desa Karang Winfried Schulz dalam Hjarvard
Bajo. (2008: 109-110), mengidentifikasikan
Adanya dana desa yang didapatkan empat bentuk proses media dalam
dari pemerintah dapat digunakan untuk merubah komunikasi dan interaksi
membangun sarana dan prasaran yang manusia. Pertama, media online dapat
lebih memadai untuk memudahkan meningkatkan kemampuan berkomunikasi
masyarakat Desa Karang Bajo untuk masyarakat bila dilihat dari sisi waktu dan
mendapatkan akses terhadap internet dan jarak. Kedua, media internet dapat
juga teknologi. Kemudian adanya mengganti kegiatan sosial yang biasa
perangkat desa dengan jabatan Operator dilakukan masyarakat secara tatap muka.
(SID) yang dijabat oleh Bapak Ketiga, media online dapat menjadi
Hamzamwadi. Saat ini tugas utama Bapak perantara dari gabungan kegiatan; kegiatan
Hamzamwadi adalah membuat database tatap muka dikombinasikan melalui media.
warga Desa Karang Bajo, sehingga Terakhir masyarakat menyesuaikan
masyarakat yang butuh pelayanan tingkah laku untuk mengakomodasikan
membuat surat keterangan butuh hanya 2 dengan bentuk media.
menit untuk menyelesaikannya, karena Bila dikaitkan antara proses dari
datanya sudah ada. Winfried Schulz dengan hasil penelitian
Berdasarkan hasil wawancara yang ditemukan di lapangan, maka dapat
dengan Bapak K, E-Government mulai dikatakan ke empat tahapan proses
diterapkan sejak tahun 2015. Hal ini tersebut terjadi di Desa Karang Bajo.
dibarengi dengan kondisi masyarakat yang Hanya saja media online yang lebih
pada umumnya telah memiliki handphone. berperan dalam terciptanya proses tersebut

JURNAL THE MESSENGER, Volume 9, Nomor 2, Edisi Juli 2017 183


adalah media sosial Facebook, bukanya Ibu S yang mengatakan bahwa perempuan
media online website sebagai bentuk yang memiliki akun Facebook hanya
penerapan dari E-Government di Desa perempuang yang kurang pekerjaan.
Karang Bajo. Dalam wawancara dengan Bapak K
Konsep mediatisasi dalam merubah diketahui bahwa perempuan jarang yang
komunikasi dan interaksi manusia di Desa memiliki akun Facebook karena bila
Karang Bajo menunjukkan bahwa perempuan yang sudah menjadi istri ini
berkembangnya teknologi komunikasi dan terlalu aktif di Facebook akan
informasi juga membawa perubahan dalam menimbulkan kecemburuan sang suami,
interaksi yang terjadi antar manusia. tetapi hal sebaliknya tidak terjadi.
Bungin (2006: 55) menyebutkan bahwa Kedua, terkait dengan penerapan E-
kontak dan komunikasi dibutuhkan Government, hanya Bapak K yang dapat
sebagai syarat dalam interaksi sosial, dan mengupload berita dan laporan ke dalam
hal ini dapat dilakukan melalui teknologi website. Hal ini dilakukan dengan alasan
komunikasi komputer. agar berita yang masuk ke dalam website
Wood & Smith (2005: xiv-xv) dapat dikontrol dan dijaga kualitasnya atau
menyatakan bahwa konteks komunikasi dengan kata lain Bapak K menjadi
dalam medium komputer berbeda dengan gatekeeper. Tidak ada satu orangpun yang
komunikasi dalam bentuk lainnya, terdapat menjadi perangkat desa dapat
pengalaman interaksi yang berbeda menggantikan peran Bapak K ini.Seluruh
melalui komunikasi online. Komunikasi password dan id untuk masuk ke dalam
online erat dikaitkan dengan komputer dan website administrator hanya diketahui oleh
internet. Dikatakan berbeda karena warga Bapak K.
Desa Karang Bajo tidak lagi harus
melakukan komunikasi dan interaksi Penutup
secara langsung atau tatap muka, tetapi Berdasarkan hasil dan pembahasan
komunikasi dan interaksi dapat dilakukan pada bab sebelumnya dan rumusan
secara online di cyberspace. Warga masalah dalam penelitian maka terdapat 4
desapun tidak lagi membutuhkan banyak hal utama yang dapat disimpulkan dalam
waktu untuk melakukan interaksi satu penelitian ini, yaitu:
sama lain. Pertama, penerapan E-Government
Kemudian selain temuan dan yang diterapkan oleh Desa Karang Bajo
pembahasan yang telah dijelaskan diatas, masih berada pada tahap pertama menurut
peneliti menemukan beberapa temuan lain West (2005) atau tahap billboards. Hal ini
yang menarik terkait dengan penelitian ini. dapat dilihat melalui website Desa Karang
Pertama terkait dengan masalah gender, Bajo yang hanya menampilkan informasi,
melalui penelitian ini diketahui bahwa seperti pengumuman laporan dan
perempuan sangat terbatas dalam memiliki publikasi. Sistem E-Government masih
akses terhadap teknologi dan juga internet. bersifat satu arah dan tidak memungkinkan
Hal ini dikarenakan adanya anggapan untuk dilakukannya komunikasi dua arah
bahwa perempuan seharusnya berfokus antara masyarakat dan aparat
pada urusan rumah tangga bukan pada pemerintahan.
gadgets atau juga media sosial. Oleh Kedua, tujuan utama dari
karenanya perempuan Desa Karang Bajo diterapankan sistem E-Government di
sangat minim pengetahuannya akan Desa Karang Bajo adalah karenanya
teknologi. Istri Bapak K yang merupakan adanya UU No.6 Tahun 2014 yang
Kades bahkan tidak bisa memakai menyatakan bahwa setiap desa harus
handphone dan tidak paham apa itu memiliki sistem informasi desa, dan
Facebook. Pandangan juga ditegaskan oleh karenanya mendapatkan dana desa sebagai

JURNAL THE MESSENGER, Volume 9, Nomor 2, Edisi Juli 2017 184


bantuan dari pemerintah pusat yang harus West, D. M. (2005). Digital Government:
dilaporkan secara online. Technology and Public Sector
Ketiga, adalah faktor penghambat Performance. United Kingdom:
dan pendukung dari pelaksanaan E- Princeton University Press.
Government. Faktor penghambat terlihat Wood, A. F., & Smith, M. J. (2005).
dari masih banyaknya warga yang hidup Online Communication: Linking
dalam kemiskinan sehingga akses dimiliki Technology, Identity, and Culture
terhadap teknologi dan internet masih (2nd Ed.). Mahwah, New Jersey:
sangat terbatas; kurangnya minat Lawrence Erlbaum Associates.
masyarakat terhadap E-Government; visi Wynants, M. & Cornelis, J. (2005). How
dan misi desa yang masih jauh kaitannya Open Is the Future?: Economic,
dengan E-Government. Untuk faktor Social & Cultural Scenarios Inspired
pendukung dapat dilihat dari adanya dana by Free & Open-Source Software.
desa yang berasal dari pemerintah pusat USA: Crosstalks.
yang dapat digunakan untuk membangun Hasibuan, Z. A. & Santoso, H. B. (2005).
infrastruktur; solusi dari Bapak K yang Standardisasi Aplikasi E-
juga memposting berita website ke dalam Government Untuk Instansi
akun Facebook milikinya; kondisi trend di Pemerintah. Prosiding Konferensi
masyarakat yang mulai tertarik pada Nasional Teknologi Informasi dan
teknologi dan sosial media dapat Komunikasi Indonesia, 42-48.
dimanfaatkan. Hjarvard, S. (2008). The Mediatization Of
Keempat, konsep mediatisasi Society: A Theory Of The Media As
merubah komunikasi dan interaksi Agents Of Social And Cultural
manusia di Desa Karang Bajo. Konsep Change. Nordicom Review, 29 (2),
mediatisasi yang dimaksud disini adalah 105-134.
bukan merujuk pada konsep E- Tesu & Daniela, M. (2012). Developing E-
Government melainkan pada hadirnya Government for Better Public
media sosial facebook dikalangan Services Within European Union.
masyarakat Desa Karang Bajo. Theoretical and Empirical
Researches in Urban Management, 7
Daftar Pustaka (2).
Bungin, B. (2006). Sosiologi Komunikasi. Kertamalip. (2017). Kepala Desa ‘Online’
Jakarta: Prenada Media Group. yang Inspiratif dari Desa Karang
Denzin, N. K., & Lincoln, Y. S. (1994). Bajo di Kaki Gunung Rinjani.
Handbook of qualitative research. Diakses pada 14 Juli 2017, dari
London: SAGE Publisher. https://www.maxmanroe.com/kertam
Liliweri, A. (2005). Prasangka & Konflik: alip-kepala-desa-online-yang-
Komunikasi Lintas Budaya inspiratif-dari-desa-karang-bajo-di-
Masyarakat Multikultur. kaki-gunung-rinjani.html
Yogyakarta: LKiS Yogyakarta.

JURNAL THE MESSENGER, Volume 9, Nomor 2, Edisi Juli 2017 185

Anda mungkin juga menyukai