64-72
ISSN 0215-0905
Rika Febriani
Program Studi Desain Komunikasi Visual, Fakultas Seni dan Desain,
Universitas Kristen Petra, Surabaya, Indonesia
Email: rikariko@petra.ac.id
Abstrak
Situs web pemerintah merupakan bagian penting dari e-government. Indonesia dengan sistem peme-
rintahan desentralisasi memberi kesempatan otonomi pemerintahan di tingkat kotamadya dan
kabupaten. Maka setiap kotamadya dan kabupaten berhak menjalankan e-government sendiri dan
memiliki situs web. Kajian ini hendak melihat sejauh mana kemajuan performa situs web pemerintah
daerah dengan mengevaluasi situs web Surabaya dan Deli Serdang. Kedua daerah terpilih karena
berprestasi nasional di bidang penerapan TIK dalam rangka e-government pada kurun waktu 2011-2013.
Hasil evaluasi kedua situs web menunjukkan perbedaan performa yang cukup jauh. Situs web Deli
Serdang masih pada tahap emerging presence sedangkan situs web Surabaya telah mencapai tahap
transactional presence. Walau kedua daerah tercatat maju di bidang penerapan TIK dalam rangka e-
government, dapat disimpulkan di antaranya masih terdapat digital divide.
Abstract
64
Rika F..: Gambaran e-Government di Indonesia yang Bersistem Desentralisas 65
pun situs web hanyalah sebagian dari pelaksaan e- web kotamadya Surabaya dan kabupaten Deli
government, namun keberadaannya cukup vital. Serdang. Dengan asumsi keduanya dipandang
terbaik secara nasional pada kurun waktu
Inisiatif e-government di Indonesia dimulai dari mutakhir, maka diharapkan hasil kajian akan
Instruksi Presiden No. 6/2001 tentang Telematika menjadi role model bagi situs-situs web pemerin-
(Telekomunikasi, Media dan Informatika). Kemu- tah lainnya untuk berbenah dan memperkecil
dian situs web pemerintah provinsi, kota, dan digital divide antar daerah otonomi.
kabupaten mulai bermunculan di awal tahun
2000an. Pada tahun 2003 Presiden Megawati Kerangka Teori
Soekarnoputri mengeluarkan Inpres no. 3/2003
tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengem- Jaringan Komunikasi
bangan E-government dengan tujuan membangun
masyarakat Indonesia menjadi masyarakat infor- Menurut Morrison, jaringan komunikasi atau
masi. Inpres ini seakan menjadi titik awal communication network dapat didefinisikan seba-
dimulainya e-government di Indonesia. Mengenai gai “struktur sosial yang diciptakan melalui komu-
situs web pemerintah, pada poin ke-10 tertulis nikasi di antara sejumlah individu dan kelompok”.
kesimpulan hasil pengamatan oleh Kementerian Bagi terciptanya jaringan komunikasi yang baik
Komunikasi dan Informasi yaitu “mayoritas situs maka sangat penting terwujudnya keterhubungan
pemerintah dan pemerintah daerah otonom dan keterkaitan yang stabil antara para partisipan
berada pada tingkat pertama (persiapan), dan komunikasi (2013:410-411).
hanya sebagian kecil yang telah mencapai tingkat
dua (pematangan). Sedangkan tingkat tiga Sedangkan Castells dalam Flew (2005:16) men-
(pemantapan) dan tingkat empat (pemanfaatan) defisikan jaringan sebagai serangkaian titik-titik
belum tercapai”. interkoneksi yang mana komunikasi mengalir di
dalamnya secara terbuka, fleksibel, dan adaptif
Kini 9 tahun telah berlalu. Menurut UN E- serta dapat berkembang tanpa batas selama kode-
Government Development Index (EGDI) 2014 kode komunikasi masih terbagi dalam jaringan
Indonesia berada di level Middle, peringkat 106 tersebut.
dari 193 negara anggota PBB (United Nations,
2014:201). Data terakhir dari Kementerian Dalam Dewasa ini jaringan komunikasi diperkuat dan
Negeri yang dilansir pada bulan Mei 2013 me- diperkaya dengan berbagai media canggih hasil
nunjukkan bahwa di Indonesia terdapat total 492 dari kemajuan teknologi. Teknologi menghadirkan
situs web pemerintah daerah yang aktif meliputi internet, mobile, dan game yang dikenal dengan
pemerintah provinsi, kabupaten dan kotamadya istilah media baru (new media). Media-media ini
se-Indonesia (2013). memungkinkan terjadinya global network, yaitu di
mana para partisipan komunikasi saling ber-
Untuk mendorong kemajuan e-government, peme- hubungan secara global (Morrison, 2013:413).
rintah melalui Kementerian Komunikasi dan
Informasi semenjak tahun 2011 menyelenggara- Menurut Rogers media baru memiliki karak-
kan pemeringkatan tingkat nasional melalui ajang teristik sebagai berikut:
ICT Pura dan PeGI (Pemeringkatan e-government 1. Interaktif, di mana sistem komunikasi tak
Indonesia). Para pemenang kedua kompetisi ini hanya bersifat satu arah melainkan dua arah
dianggap terbaik dalam pelaksanaan e-govern- (memberi umpan balik). Individu partisipan
ment, dengan performa situs web sebagai salah komunikasi tak lagi hanya sebagai penerima
satu poin penilaian. Pemerintah kota Surabaya pesan tetapi aktif sebagai pencipta pesan dan
adalah pemenang ICT Pura 2011 dan PeGI 2012 pengirim pesan.
(“Penghargaan”, 2014:par.8,14), sedangkan peme- 2. De-massified, yaitu ketika pesan dapat diper-
rintah kabupaten Deli Serdang adalah pemenang tukarkan dengan setiap individu dari sejumlah
pertama (terbaik) dalam kategori Utama di ajang pemirsa yang cukup besar.
ICT Pura 2013 (“Deliserdang”, 2013:par.1). 3. Asynchronous, mampu mengirim dan me-
nerima pesan pada waktu yang ditentukan
Dengan prestasi tersebut pemerintah kota Sura- sendiri oleh individu penggunanya.
baya dan pemerintah kabupaten Deli Serdang 4. Konten media baru cenderung lebih informatif
dianggap sebagai daerah otonomi yang berhasil daripada menghibur (1986:5-6).
dalam penerapan e-government. Tulisan ini hen-
dak memberi gambaran sejauh mana kemajuan Dikarenakan poin ke-4 tersebut maka media baru
performa situs web pemerintah pada level regional memungkinkan terciptanya masyarakat infor-
(kotamadya dan kabupaten) melalui evaluasi situs masi, yaitu ketika suatu bangsa terdiri atas
66 Jurnal Desain Komunikasi Visual Nirmana, Vol. 16, No. 1, Januari 2016: 64-72
mayoritas pekerja di bidang informasi dan di mana sinergi berbagai kepentingan baik pada daerah-
informasi merupakan elemen yang terpenting bagi daerah otonomi maupun di skala nasional diperlu-
bangsa itu (Rogers, 1986:10). kan jembatan jaringan komunikasi. Sesuai per-
kembangan jaman, Indonesia memerlukan sarana
Desentralisasi TIK yang telah mencapai media baru yang
diwujudkan dalam konsep e-government.
Rogers mendefinisikan desentralisasi sebagai
suatu tingkatan pada sistem sosial yang mana Perkembangan e-government di suatu negara
terdapat pembagian kekuasaan dan kontrol yang menurut Layne dan Lee dalam Wahid dapat
luas di antara anggota sistem tersebut. Kepu- ditinjau dari beberapa tahap evolusi, yaitu dimulai
tusan-keputusan yang diambil pada sistem sosial dengan kehadiran pemerintah dalam bentuk web
terdesentralisasi cenderung diambil di level lokal yang menyediakan informasi dasar dan relevan
atau bawah. Lawan dari desentralisasi adalah bagi publik. Kumar dan Best dalam Wahid
sentralisasi, di mana keputusan-keputusan pen- menggambarkan e-government sebagai pengguna-
ting diambil oleh para petinggi atau para ahli dan an TIK secara luas di sektor publik dalam rangka
segala sesuatu serba terpusat. peningkatan kinerja dan pelayanan pemerintah.
Sedangkan Seifert dan Bonham dalam Wahid
Jaringan komunikasi dapat pula menggunakan menyatakan bahwa terdapat 4 sektor dalam e-
sistem sentralisasi atau desentralisasi. Ketika government, yaitu government-to-government
jaringan komunikasi terdesentralisasi, maka (G2G), government-to-business (G2B), government-
komunikasi terjadi dengan lebih bebas dan to-citizen (G2C), dan government-to-employee
interaktif antar individu atau kelompok di level (G2E). (2008:H-39)
lokal atau bawah. Mereka juga lebih punya
kewenangan mengambil keputusan dibandingkan Menurut pemeringkatan E-Government Develop-
jika berada pada jaringan komunikasi sentralisasi ment Index (EGDI) tingkat kesiapan e-government
yang harus menunggu keputusan dari atas. di Indonesia termasuk kategori Middle
(menengah). Ciri-ciri dari negara yang berada di
Desentralisasi dapat dipandang dari sisi peng- kategori ini adalah:
gunaan teknologi komunikasi. Media baru yang - Berkesempatan memperbaiki e-government
interaktif dan mudah diakses secara luas me- dengan strategi yang cermat, investasi cerdas
mungkinkan terjadinya desentralisasi. Sedangkan pada infrastruktur TIK, pendidikan TIK dari
sarana komunikasi publik (misalnya televisi dan level sekolah dasar hingga atas, serta trans-
radio publik) dan komputer generasi awal cende- formasi pelayanan publik secara radikal men-
rung terpusat (sentralisasi) dan terkonsentrasi jadi pelayanan berbasis online.
(Rogers, 1986:186-187). - Mayoritas negara memberi pelayanan e-govern-
ment melalui mobile devices.
Otonomi Daerah - Menghadapi rendahnya literasi teknologi mau-
pun tingkat pendidikan di kalangan penduduk
Indonesia merupakan negara yang menganut dewasa (United Nations, 2014:16).
sistem organisasi pemerintahan terdesentralisasi
yang disebut dengan otonomi daerah. Harsastro Lima tahun kemudian (2008), penelitian tentang
menggambarkan otonomi daerah sebagai pemerin- performa situs-situs web daerah-daerah otonomi
tah kabupaten dan kota yang pada masa Orde se-Indonesia dinilai dari segi konten dan kemu-
Baru terjepit dalam kesempitan wewenang oto- dahan penggunaan oleh Fathul Wahid menunjuk-
nomi yang tersentralisasi, melalui dua UU kan bahwa rata-rata masih berada pada level
otonomi daerah (UU No.22/1999 dan UU No. menengah. Ia menyimpulkan bahwa konten situs-
34/2004), mendapatkan keleluasaan bertindak. situs web (daerah-daerah otonomi se-Indonesia)
Mereka mendapatkan kewenangan yang luas terfokus pada hubungan antara pemerintah dan
untuk mengatur rumah tangganya sendiri, kecuali bisnis dengan sedikit ditemukan layanan tran-
bidang politik luar negeri, hankam, peradilan, saksional bagi sektor bisnis. Pelayanan garda
moneter dan fiskal, serta agama” (2012:1) depan yang efisien dan efektif belum menjadi
prioritas. Ia berpendapat bahwa penyediaan
e-Government layanan transaksi secara online adalah pilihan
terbaik (2008: H-42-3).
Pratikno dalam Harsastro menyatakan bahwa
governance merupakan suatu konsensus untuk Budi Hermana dan Widya Silfianti di tahun 2011
menjembatani perbedaan kepentingan dan mem- meneliti digital divide antar situs-situs web peme-
bangun sinergi dalam suatu negara, wilayah atau rintah daerah se-Indonesia. Hasilnya menunjuk-
daerah/lokal (2012:1). Di Indonesia dengan sistem kan bahwa kebanyakan situs lemah pada tipe
pemerintahan desentralisasi, dalam membangun pelayanan FAQ, e-procurement, site map dan
Rika F..: Gambaran e-Government di Indonesia yang Bersistem Desentralisas 67
location map, padahal keempatnya merupakan sedangkan di luar pulau Jawa situs web provinsi
informasi penting bagi publik. Mengacu pada lebih dominan. Dengan kata lain, otonomi daerah
model e-government dari Baum dan Maio (2000) dari sisi administrasi web lebih berhasil di pulau
mereka menyimpulkan bahwa pemanfaatan situs- Jawa (2011:160-161).
situs web oleh pemerintah daerah masih sebatas
tahap presence dengan karakteristik sederhana, Kriteria Situs Web Pemerintah yang Baik
berbiaya rendah, dan pengembangan hanya
dilakukan ala kadarnya. Ditinjau dari sisi desen- Menurut Freed situs web yang terbaik adalah
tralisasi, temuan mereka menunjukkan bahwa di yang mampu melayani kebutuhan informasi
Jawa situs-situs web kotamadya dan kabupaten publik dengan cepat dan mudah untuk ditelusuri
lebih dominan daripada situs web provinsi, (searchable), maka fungsi pencarian dan navigasi
68 Jurnal Desain Komunikasi Visual Nirmana, Vol. 16, No. 1, Januari 2016: 64-72
yang baik mutlak diperlukan. Kumar berpendapat adalah (1) menyediakan acuan bagi pengembang-
bahwa peluang publik berpartisipasi dalam an dan pemanfaatan TIK di lingkungan peme-
pemerintahan merupakan fitur penting di situs rintah, (2) mendorong peningkatan TIK di ling-
web pemerintah. Partisipasi akan meningkatkan kungan pemerintah melalui evaluasi yang utuh,
kepercayaan antara pemerintah dan publik. seimbang, dan obyektif, (3) melihat peta kondisi
Sedangkan Timonen, O’Donnel dan Humphreys pemanfaatan TIK di lingkungan pemerintah
mensyaratkan adanya dua wilayah layanan, yaitu secara nasional. Cakupan instansi yang dinilai
untuk internal pemerintah dan masyarakat. meliputi pemerintah provinsi, pemerintah kabupa-
Layanan masyarakat meliputi (a) pelayanan pada ten, pemerintah kota, kementerian, dan lembaga
perusahaan dan institusi yang membutuhkan non kementerian (“Tentang”, 2013:par 1).
informasi dari pemerintah dan (b) pelayanan pada
individu anggota masyarakat (dalam Hermana Situs web pemerintah kota Surabaya
dkk, 2011:159). (Alamat: www.surabaya.go.id)
Dengan analogi situs web pemerintah merupakan Di bawah kepemimpinan Ir. Tri Rismaharini, M.T,
bentuk kehadiran e-government di ranah internet, Surabaya meraih banyak penghargaan dari
maka dapat digunakan kriteria kesiapan peme- berbagai bidang. Penghargaan di bidang TIK yang
rintah dari PBB (United Nations, 2005:16). pernah diraih adalah: pemenang the Best of
Penjelasan tahapan kesiapan pemerintah ini Diamond kategori government dari Indonesia
dapat dilihat di Tabel 1 Digital Society Award (IDSA) 2013, penghargaan
Internasional Future Gov tingkat Asia Pasifik
Klasifikasi yang spesifik pada fokus situs web e- 2013 kategori Data Center melalui Media Center
government dihadirkan oleh Stowners berdasar- Pemerintah Kota Surabaya dan Data Inclusion
kan pada fungsi dan informasi yang disediakan melalui Broadband Learning Center, Penghargaan
E-Procurement Award 2013 kategori Kepemimpin-
oleh situs (dalam Wahid, 2008:H-40). Detil
an Dalam Transformasi Sistem Pengadaan dan
klasifikasinya dapat dilihat pada Tabel 2.
kategori Penguatan Peran Serta Komunitas Peng-
adaan, Juara Harapan I Website Pemerintah dari
Analisa Situs Web Anugerah Media Humas 2013, E-Procurement
Award 2012 kategori Service Innovation, peng-
ICT Pura hargaan Citynet 2012 Kategori Kota Partisipasi
Terbaik se-Asia Pasifik, peringkat Terbaik dalam
Program ICT Pura digagas oleh Menkominfo PeGi 2012, dan ICT Pura 2011 kategori Utama
Tifatul Sembiring pada tahun 2011. Program ini (“Penghargaan”, 2014:par 8,14). Prestasi TIK
berupaya memetakan, mengukur, dan mengapre- Surabaya yang di antaranya dari sisi situs web
siasi kota-kota dan kabupaten-kabupaten di dalam kurun waktu mutakhir, menjadikan situs
Indonesia terkait dengan kesiapannya dalam web pemerintah kota Surabaya dipandang layak
memasuki era digital. Pada pelaksanaannya ICT untuk menjadi obyek kajian tulisan ini.
Pura merupakan kompetisi kemajuan TIK antar
kota-kota dan kabupaten-kabupaten se-Indonesia Situs web pemerintah kabupaten Deli
dan dilaksanakan setiap tahun sekali. Serdang.
(Alamat: www.deliserdangkab.go.id)
Melalui ICT Pura diharapkan akan memicu
kesiapan e-government Indonesia dalam meng- Deli Serdang adalah pemenang pertama (terbaik)
hadapi (a) 10 (sepuluh) target WSIS (The World untuk kategori Utama di ICT Pura 2013 karena
Summit on Information Society), (b) rencana imple- dianggap siap menuju era masyarakat digital
mentasi Perjanjian Pasar Tunggal ASEAN berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi
(AFTA) di tahun 2015, (c) pergantian puncak (TIK) (“Deliserdang”, 2013:par.1). Beberapa poin
pemerintahan, dan (d) rezim pemerintahan yang lebih Deli Serdang dalam bidang TIK adalah
baru terpilih di 2015 akan meneruskan agenda adanya sumber informasi online dari semua SKPD
desentralisasi pembangunan berbasis otonomi yang akurat dan ter-update melalui situs web
daerah (Indonesia, 2011:13-14). Pemkab, sosialisasi TIK berkesinambungan
kepada anak sekolah hingga ke pedesaan melalui
PeGi empat unit Mobil Pelayanan Internet Kecamatan
(MPLIK), dan penyediaan “media center” untuk
Pemeringkatan e-Government Indonesia (PeGI) masyarakat umum serta wartawan media cetak
merupakan inisiatif dari Kemenkominfo. PeGI maupun elektronik (“Deliserdang”, 2013:par 5-7),
dimulai pada tahun 2007 pada tingkat pemerintah dan adanya penggunaan master plan penyeleng-
daerah provinsi (Ariyani 43). Tujuan program ini garaan TIK di lingkungan Kabupaten Deli
Rika F..: Gambaran e-Government di Indonesia yang Bersistem Desentralisas 69
Serdang (Sumarno, 2013 : par. 4). Prestasi mutak- dipilihnya situs web pemerintah kabupaten Deli
hir di bidang TIK tersebut merupakan alasan Serdang menjadi obyek kajian tulisan ini.
Evaluasi situs web pemerintah daerah e-government dari PBB juga disajikan sebagai
kriteria, yaitu ada (emerging presence), updated
Kriteria yang dipilih adalah klasifikasi dari Stow- (enhanced), interaktif, transaksional, dan network-
ners dalam Wahid dengan melihat fungsi dan ed (berjaringan/one stop shop) (Wahid, 2008:H-39).
informasi dari situs web (2008:H-40). Beberapa
kriteria ditambahkan dengan pertimbangan me- Evaluasi dilakukan pada hari Minggu tanggal 29
nilai sejauh mana situs web mengikuti perkem- Juni 2014. Untuk meringkas tampilan tabel maka
bangan TIK seperti ada/tidaknya fungsi tautan ke kriteria e-government dari PBB disajikan dengan
media sosial dan aplikasi mobile. Ukuran kesiapan perlambang: I untuk tahap ada, II untuk tahap
updated, III untuk tahap interaktif, IV untuk kategori utama di ICT Pura 2013 (“Deliserdang”,
tahap transaksional, dan V untuk tahap network- 2013:par 5-7). Hanya bagian Berita yang updated
ed. Hasil evaluasi disajikan dalam Tabel 3. hingga 16 Juni 2014, sedangkan data-data lainnya
umumnya berakhir pada tahun 2012. Dari sisi
Simpulan interaksi dan transaksi tak ditemukan.
Hasil evaluasi menunjukkan adanya digital divide Temuan ini mengklarifikasi hasil penelitian
yang cukup jauh antara situs web pemerintah kota Hermana dan Silfianti di tahun 2011 lalu. Mereka
Surabaya dan pemerintah kabupaten Deli menyatakan bahwa jika ditinjau dari sisi otonomi
Serdang. Walaupun kedua daerah mencatatkan daerah, di pulau Jawa situs web pemerintah
prestasi kompetisi nasional penerapan TIK dalam kota/kabupaten lebih dominan daripada provinsi
rangka e-government dalam kurun waktu mutak- dan di luar Jawa terjadi sebaliknya. Ini dapat
hir (2011-2013), perbedaan performa kedua situs dilihat pada situs kota Surabaya yang cukup maju
cukup signifikan. tetapi tidak menghadirkan tautan pada situs web
pemerintah provinsi Jawa Timur. Walau 3 tahun
Jika mengacu pada tahapan evolusi kesiapan e- telah berlalu semenjak penelitian mereka, per-
government dari PBB (United Nations, 2005:16) bedaan performa kedua web menunjukkan bahwa
performa situs web pemerintah kota Surabaya masih adanya digital divide yang lebar antar
telah berupaya mencapai tahap transactional daerah-daerah otonomi, pulau Jawa versus luar
presence karena memungkinkan terjadinya tran- pulau Jawa.
saksi non-finansial. Di bagian Pelayanan dapat
diakses berbagai layanan perijinan pendirian Saran
usaha di wilayah Surabaya. Warga yang berminat
dapat mengajukan permohonan dengan mengisi Kedua situs web yang dievaluasi memiliki ke-
formulir yang dapat diunduh di bagian ini. lemahan dari sisi fungsi dan informasi pariwisata.
Situs web pemerintah kota Surabaya menyedia-
Idealnya jaringan komunikasi situs web pemerin- kan tautan informasi pariwisata di homepage
tah memenuhi kebutuhan individu warga dan tetapi tidak bisa diakses, sedangkan di situs web
kalangan institusi yang membutuhkan pelayanan pemerintah kabupaten Deli Serdang tidak di-
pemerintah. (Timonen, O’Donnel dan Humphreys temukan informasi pariwisata. Padahal sektor
dalam Hermana dkk., 2011:159). Dari sisi warga, pariwisata merupakan salah satu penyumbang
situs web ini telah berupaya berada lebih dekat pendapatan daerah yang cukup besar. Alangkah
dengan warga (interaktif) melalui adanya tautan baiknya jika kedua situs melengkapi diri dengan
Facebook, Twitter, dan situs web Sapawarga. informasi pariwisata.
Namun jaringan ini tampaknya masih memerlu-
kan sosialisasi yang luas pada warga Surabaya Melihat digital divide yang begitu lebar antara
karena di timeline terlihat hanya sedikit warga kedua situs web pemerintah daerah otonomi ini
yang tertarik memanfaatkan jaringan ini, tampaknya diperlukan upaya-upaya pelatihan dan
sehingga situs web belum bisa dikategorikan pembenahan bagi daerah-daerah dengan situs web
berada pada tahap networked presence. Sedangkan yang masih berada di tahap emerging presence.
dari sisi institusi, layanan dan informasi yang Walaupun Indonesia menganut sistem pemerin-
diberikan situs web Surabaya patut diacungi tahan otonomi daerah, untuk mencapai e-govern-
jempol. Ia menyediakan data mulai prosedur ment ideal seperti dicita-citakan oleh Inpres no.
pengurusan KTP hingga prosedur pengajuan ijin 3/2003 mungkin ada baiknya Kemenkominfo
usaha di kota Surabaya. Tautan kepada berbagai turun tangan ke daerah-daerah, memetakan per-
dinas di kota Surabaya pun tersedia lengkap. Situs masalahan ini dan mencari solusi nasional.
ini bahkan memberi tautan pada rapor siswa-
siswa sekolah negeri se-Surabya dengan tautan Inisiatif pengukuran penerapan e-government di
Rapor Online. Poin lebih lainnya, situs web ini Indonesia oleh Kemenkominfo sebenarnya cukup
menyediakan layanan komunikasi bagi pegawai baik dengan adanya ajang ICT Pura dan PeGi.
pemerintah di homepage dengan sistem tertutup Namun belum ditemukan adanya kompetisi khu-
(memerlukan login). sus situs-situs web pemerintah daerah. Kompetisi
semacam ini mungkin dapat melecut pemerintah-
Performa situs web pemerintah kabupaten Deli pemerintah daerah untuk meningkatkan performa
Serdang tampaknya masih berada di tahap situsnya. Jika 492 situs web pemerintah daerah
emerging presence. Ini cukup mengejutkan meng- bekerja dengan optimal dapat dibayangkan ke-
ingat adanya puja puji media terhadap akurasi untungan dari jaringan komunikasi yang tercipta
dan kekinian informasi di situs web ini ketika dan dari efisiensi kinerja pemerintah daerah se-
pemerintah kabupaten Deli Serdang masuk pada Indonesia.
72 Jurnal Desain Komunikasi Visual Nirmana, Vol. 16, No. 1, Januari 2016: 64-72