Anda di halaman 1dari 3

Analisis Hubungan antara Financial Distress dan Keputusan Kebijakan Dividen Omisi

(Studi Kasus: Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI 2010-2016)


Oleh Dwi Putri Antika, FMIPA Universitas Jember
Financial distress adalah kondisi dimana perusahaan mengalami kerugian atau
kehilangan, namun belum sampai dikatakan bangkrut. Kondisi yang paling mudah dilihat
dari perusahaan yang mengalami financial distress adalah dari keputusan dividen omisi
perusahaan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh dari rasio
keuangan seperti likuiditas, leverage, profitabilitas, free cash flow, dan size terhadap durasi
waktu antara perusahaan mengalami financial distress dan kemunculan dividen omisi
dengan model Cox extended yang diinteraksikan dengan fungsi waktu dan dungsi Heaviside
dan untuk mengetahui keberlangsungan perusahaan untuk membagikan dividen.

METODOLOGI

Populasi Dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur periode 2016 yang telah
melaporkan laporan keuangannya dan tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) yaitu sebanyak 144
perusahaan. Dari populasi yang ada, dilakukan pengambilan sampel menggunakan purposive
sampling, yakni sampel ditentukan dengan kriteria tertentu sesuai yang diinginkan peneliti. Berikut
beberapa kriteria sampel yang diambil:

1. Perusahaan telah membagikan dividen minimal 3 tahun berturut-turut


2. Perusahaan mengalami financial distress
3. Perusahaan tercatat diamati dalam waktu 7 tahun (2010-2016)

Selama waktu tersebut akan dilakukan pencatatan untuk mengetahui keputusan perubahan
kebijakan pembayaran dividen pada saat financial distress. Kondisi tersebut dapat diketahui dari
laporan tahunan dan saham yang dimiliki perusahaan.

Dari 144 perusahaan dari sektor manufaktur 2016, diperoleh 62 perusahaan manufaktur yang
memenuhi kriteria untuk menjadi sampel.
Sumber Data

Data dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang diunduh melalui website www.idx.co.id
dan www.sahamok.com. Data yang diperoleh sudah diolah oleh pihak pengumpul data primer serta
melalui studi pustaka yang ada hubungannya dengan masalah yang dihadapi dan dianalisis, disajikan
dalam bentuk informasi. Data sekunder yang diperlukan antara lain:

1. Laporan keuangan perusahaan/laporan tahunan perusahaan


2. Tanggal pengumuman pembagian dividen.

Variabel

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini ialah:

 Variabel Y
Lamanya waktu keberlangsungan perusahaan yang mengalami financial distress hingga
melakukan perubahan kebijakan dividen berupa omisi pembayaran dividen tunai.
 Variabel X
1. Likuiditas ( X 1 )
Likuiditas adalah current ratio/current asset to current liabilities yang merupakan
kemampuan perusahaan memenuhi hutang jangka pendek dengan menggunakan
aktiva lancarnya
2. Leverage ( X 2 )
Leverage dapat diproksikan sebagai total liabilitas jangka panjang terhadap total
ekuitas.
3. Profitabilitas ( X 3 )
Rasio pendapatan adalah rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam
mencari keuntungan. Rasio pendapatan dicari dengan menggunakan ROA (Return on
Asset)
4. Free Cash Flow ( X 4)
Dinyatakan sebagai rasio free cash flow dibagi dengan total aktiva.
5. Ukuran Perusahaan (size) ( X 5 )
Besar nilai asset yang digunakan sebagai tolak ukur, harus ditransformasi ke dalam
bentuk logaritma natural.

Variabel Kategori
Variabel Y Status:
Time: waktu perusahaan yang 1: Melakukan dividen omisi
mengalami financial distress sampai 0: Tetap membagikan dividen
melakukan dividen omisi
Likuiditas ( X 1 ) Status:
1: < 200 %
2: > 200 %
Leverage ( X 2 ) Status:
1: > 90 %
2: < 90 %
X
Profitabilitas ( 3 ) Status:
1: < 5,98 %
2: > 5,98 %
Free Cash Flow ( X 4) Status:
1: Negatif
2: Positif
Size ( X 5 ) Status:
1: 25 – 27
2: 28 – 30
3: 31 – 33

Langkah-Langkah Penelitian

Berikut merupakan langkah yang dilakukan untuk memperoleh hasil yang diinginkan:

1. Metode Dokumenter
Mengumpulkan seluruh data sekunder. Pengumpulan data dilakukan pada perusahaan
manufaktur yang tidak delisting dan telah membagikan dividen selama 3-5 tahun
berturutturut. Data diperoleh dari web Bursa Efek Indonesia dan berupa data rasio keuangan
yang diperoleh dari laporan keuangan atau tahunan perusahaan selaman periode 2010-2016.
Data rasio keuangan yang digunakan seperti likuiditas (current ratio), leverage (long-term
debt to equity), profitabilitas (return on asset), free cash flow, dan size.
2. Analisis Deskriptif Karakteristik
Menganalisis karakteristik variabel-variabel yang mempengaruhi perubahan kebijakan
pembayaran dividen perusahaan yaitu menunjukan subjek (perusahaan) yang tersensor dan
tidak tersensor. Perusahaan dikatakan tersensor jika perusahaan tetap membagikan dividen
sampai waktu pengamatan berakhir yakni sampai tahun 2016. Perusahaan dikatakan tidak
tersensor jika perusahaan mengalami event yakni melakukan dividen omisi.
3. Membuat Plot Fungsi Survival setiap Variabel dan Uji Log-Rank
Estimasi fungsi survival dilakukan pada semua variabel dengan menggunakan metode Kaplan-
Meier. Selanjutnya dilakukan uji Log-Rank untuk menguatkan kesimpulan dari hasil plot
tentang ada tidaknya perbedaan survival antar kelompok pada setiap variabel.
4. Melakukan Uji Asumsi Proportional Hazard menggunakan Uji Goodness Of Fit (GOF) dan
Time-Dependent Variable
Melakukan pengujian asumsi menggunakan goodness of fit test dengan cara melihat nilai p-
value (Chi-square). Jika nilai p−value >0,05 maka asumsi proportional hazard terpenuhi.
Selain itu juga uji asumsi dilakukan dengan menggunakan variabel waktu saling bebas dalam
model Cox extended dengan membuat interaksi antar variabel bebas dengan waktu survival
kemudian lihat nilai signifikansinya. Asumsi proportional terpenuhi bila nilai p-value > 0,05.
5. Memodelkan Waktu Ketahanan Perusahaan dan Memilih Model Terbaik
Pada tahap ini dibentuk model Cox extended dengan fungsi waktu dan fungsi heaviside.
Variabel bebas yang tidak memenuhi asumsi proportional hazard diinteraksikan dengan
fungsi waktu dan fungsi heaviside. Variabel yang signifikan akan dimasukkan kedalam model.
Uji kesignifikanan dilakukan dengan uji serentak (Likelihood ratio) dan uji parsial (Uji Wald).
Selanjutnya, dilakukan pemilihan model terbaik dengan membandingkan nilai AIC. Model
terbaik ialah model dengan nilai AIC terkecil.

Anda mungkin juga menyukai