Laporan k3
Laporan k3
1 Fire Blanket
Kebakaran adalah suatu bencana yang waktu kejadiannya tidak dapat diduga
(unpredictable). Sering kali, kejadian kebakaran yang melalap gedung bertingkat atau
bangunan hingga memakan korban dan menimbulkan kerugian,
Fire blanket dapat menjadi perlengkapan pemadam kebakaran yang sangat efektif.
Selain sering digunakan oleh pemadam kebakaran untuk menolong orang yang terjebak api
dengan cara menutupi atau membungkusnya, fire blanket juga bisa digunakan untuk
memadamkan api yang terkadang sulit dipadamkan oleh air, misalnya api akibat minyak dan
korsleting listrik.
Fire blanket adalah lembaran bahan yang lentur dan mudah digunakan untuk
memadamkan kebakaran pada tahap awal. Pada dasarnya, fire blanket terbuat dari bahan
tahan api, seperti wol, serat kaca, serat aramid (Kevlar) dan lain-lain. Untuk meningkatkan
keefektifan dalam memadamkan api, material dasar tersebut dilapisi bahan kimia berbasis
pelarut air.
Meskipun bentuknya sederhana dan ringan (rata-rata beratnya di bawah 1 kg), alat
yang bekerja dengan prinsip menghentikan oksigen pada titik api ini memiliki ketahanan
panas sampai 700° Celcius. Untuk cara kerjanya, fire blanket akan memutus suplai udara atau
oksigen dari titik api, di mana udara atau oksigen merupakan salah satu unsur dari segi tiga
api, sehingga apabila suplai oksigen terhenti, maka nyala api akan padam pula secara
otomatis.
Namun perlu diketahui, sebelum menggunakan fire blanket, penting bagi Anda untuk
memastikan apakah fire blanket Anda memiliki ukuran yang cukup untuk menutupi seluruh
pangkal api atau tidak.
4. Jenis Halon.
APAR jenis ini efektif untuk menanggulangi kebakaran jenis cairan yang
mudah terbakar dan peralatan listrik bertegangan (kebakaran kelas B dan C).
Bahan pemadaman api gas Halon biasanya terdiri dari unsur-unsur kimia
seperti chlorine, flourine, bromide dan iodine.
5. Jenis CO2.
Bahan pemadam jenis CO2 efektif untuk memadamkan kebakaran kelas B
(minyak) dan C (listrik). Berfungsi untuk mengurangi kadar oksigen dan
efektif untuk memadamkan kebakaran yang terjadi di dalam ruangan (indoor).
Pemadaman dengan gas arang ini dapat mengurangi kadar oksigen sampai
dibawah 12%.
2.4 Fire Hydrant
Fire hydrant adalah sebuah sistem pemasok air yang berfungsi untuk proteksi
kebakaran. Fire hydrant digunakan jika kebakaran berskala besar sudah tidak bisa
dipadamkan lagi oleh APAR.
Fire hydrant memiliki komponen utama dalam pemadaman api, antara lain : tandor air
(reservoir), pompa (hydrant pump), hydrant pillar, dan hydrant box. Berikut pengertian dari
masing – masing komponen.
Tempat penyimpanan air (Reservoir)
Reservoir merupakan tempat penampungan air yang akan digunakan dalam
proses pemadaman kebakaran. Biasanya reservoir ini berbentuk satu tanki
ataupun beberapa tangki yang terhubung satu dengan yang lainnya. Reservoir
ini bisa berada di atas tanah maupun dalam tanah. Dan harus dibuat
sedemikian rupa hingga dapat menampung air untuk supply air hydrant selama
minimal 30 menit penggunaan hydrant dengan kapasitas minimum pompa 500
galon per menit. Selain itu reservoir juga harus dilengkapi dengan mekanisme
pengisian kembali dari sumber-sumber air yang dapat diandalkan untuk
menjaga level air yang tersedia dalam reservoir. Mekanisme pengisian
reservoir ini terdiri dari sistem pompa yang dihubungan dengan sumber air
yang dapat diandalkan misalnya dengan air tanah, air sungai, dll.
Sistem Distribusi
Untuk mendukung proses dan sistem kerja hydrant, diperlukan sistem
distribusi yang menggunakan pipa untuk menghubungkan sumber air hingga
ke titik selang hydrant. Dalam perancangan jaringan pipa hydrant, yang
terbaik adalah menggunakan system jaringan interkoneksi tertutup contohnya
sistem ring atau O. Sistem ini memberikan beberapa keunggulan, contohnya
adalah sebagai berikut:
o Air tetap dapat didistribusikan ke titik hydrant walaupun salah satu area pipa
mengalami kerusakan.
o Semburan air hydrant lebih stabil, meskipun seluruh titik hydrant dibuka.
Sistem pipa utama (primary feeders) dari hydarant biasanya berukuran 12-16
inch. Pipa sambungan ke dua (secondary feeders) biasanya berukuran 8-12
inch. Sedangkan untuk cabang pipa biasanya berukuran 4.5-6 inch. Pada ujung
pipa hydrant tersambung dengan pilar hydrant. Disamping pilar hydrant
terpasang box yang digunakan untuk menyimpan selang hydrant (hose).
Selang ini terbuat dari bahan kanvas yang panjangnya berkisar 20-30
meter.Untuk mendukung supply air hydrant, dibuatlah suatu sambungan pipa
yang berinterkoneksi dengan sistem pipa hydrant yang disebut sambungan
Siamese. Sambungan ini terdiri dari satu / dua sambungan pipa yang fungsinya
adalah untuk memberikan supply air tambahan pada sistem hydrant.
Sambungan ini sangat berguna bagi petugas pemadam kebakaran untuk
memberikan supply air tambahan melalui mobil pemadam kebakaran atau
sistem pilar hydrant umum.
Sistem pompa hydrant
Sistem ini terdiri atas panel kontrol pompa, motor penggerak, dan unit pompa.
Pompa dikontrol melalui sistem panel kontrol, sehingga dapat menghidupkan
serta mematikan keseluruhan system dan juga untuk mengetahui status dan
kondisi pompa. Motor penggerak pompa merupakan sistem mekanik elektrik
yang mengaktifkan pompa untuk menyedot dan menyemburkan air.Unit
pompa untuk hydrant biasanya terdiri dari:
Pompa Generator
Digunakan sebagai sumber tenaga cadangan pada saat listrik mati
Pompa Utama
Digunakan sebagai penggerak utama untuk menyedot air dari sumber ke titik
hydrant
Pompa Jockey
Digunakan untuk mempertahankan tekanan air pada sistem hydran
2.5 SCBA
SCBA (Self Contained Breathing Apparatus) adalah suatu perlengkapan alat bantu
pernapasan yang digunakan oleh petugas rescue, pemadam kebakaran atau lainnya yang
dapat mensuplai udara yang dikompresi dalam tabung (silinder) sehingga pengguna dapat
bernafas di kondisi yang sulit untuk bernafas. Dalam memilih dan membeli SCBA hendaknya
perlu memperhatikan beberapa hal agar peralatan yang digunakan siap dan memenuhi
ekspektasi. Selaian itu, pada saat memilih SCBA, kita perlu memastikan bahwa alat yang
akan kita beli memenuhi standard. SCBA yang sesuai dengan standard telah melakukan
serangkaian prosedur pengujian yang memastikan kualitas produk dari badan sertifikasi
terpercaya. Berikut beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam memilih SCBA yang bekerja
secara optimal:
1. Ringan dan kuat SCBA harus dapat digunakan secara ergonomis, tangguh, tahan lama dan
juga pastikan peralatan yang akan anda beli memiliki bobot yang ringan (harness, mask, dan
cylinder) untuk tetap mendukung mobilitas anda saat menggunakannya.
2. Pandangan Luas Pada saat anda menggunakan SCBA. Anda dituntut untuk melakukan
penjelajahan di suatu area operasi. Oleh karena itu pastikan pada saat anda menggunakan
facemask SCBA dapat melihat seluruh ruang dengan jelas tanpa terhalang oleh peralatan
yang anda gunakan.
3. Durabilitas. Pada saat melakukan operasi, petugas dituntut bekerja secara efisien karena
dibatasi oleh waktu. Dengan durability yang baik, SCBA yang digunakan memiliki tekanan
300 bar pada cylindernya yang rata-rata dapat digunakan selama 45 menit.
4. Tanda PeringatanPastikan SCBA yang anda miliki tanda peringatan bahaya pada saat
penggunaan udara dalam silinder hampir habis. Peringatan dapat berupa suara atau yang
dapat dilihat. Hal ini penting agar pengguna mengetahui waktu untuk evakuasi dari lokasi
berbahaya.
Komponen SCBA:
Backpack – Frame untuk pemasangan bagian SCBA lainnya.
Harness – Tali dan pengencang untuk memasang SCBA ke tubuh pemadam
kebakaran.
Air Cylinder – Menyimpan udara untuk SCBA, dilengkapi dengan katup
penutup yang dioperasikan dengan tangan, pengukur tekanan menunjukkan
jumlah tekanan dalam silinder.
Regulator Assembly – Pengontrol aliran udara, dan peredam tekanan dua arah.
Face Piece Assembly – Mengalirkan udara untuk bernapas, terdiri dari masker
wajah, katup pernapasan, regulator. Dengan syarat harus menutup seluruh
wajah dan di tes secara teratur setidaknya setahun sekali.
Kategori SCBA Berdasarkan sistem kerjanya yaitu:
A. Closed-Circuit SCBA (sirkulasi tertutup)
Tipe ini dikenal juga dengan CCBA (Close Circuit Breathing Apparatus), digunakan untuk
pernafasan berdurasi lama seperti penyelamatan di daerah tambang dan terowongan panjang
dan daerah sempit. Penggunaanya bisa lebih lama dari tipe Open-Circuit karena tipe Closed-
Circuit merupakan unit berkemampuan rebreathing artinya mampu menyerap karbon
dioksida yang dihembuskan oleh pengguna untuk didaur ulang menjadi oksigen secara
substansial.
Close circuit memiliki masa penggunaan hingga 4 jam, umumnya digunakan oleh tim rescue
pertambangan bawah tanah (underground mine rescue).
Udara ini kemudian disalurkan ke masker melalui demand valve (mengaktifkan hanya pada
inhalasi) atau katup tekanan positif terus menerus (menyediakan aliran udara konstan ke
masker).
C. Supplied Air Respirator
Menggunakan saluran selang yang terhubung ke kompresor udara-pernapasan atau ke silinder
udara terkompresi, terkadang digunakan untuk operasi khusus