Anda di halaman 1dari 15

AKTIFITAS OLAH RAGA, MEROKOK DAN KONSUMSI ALKOHOL

SEBAGAI PERILAKU RESIKO GAGAL GINJAL KRONIK


PADA REMAJA DI PESISIR PANTAI CILACAP

Sport activity, Smoking and Alcohol Consumption: An Adolescents' Chronic Kidney


Failure Risking Behaviour in Cilacap Coastal Area

Ajeng Ciptaning DAM,1, Rusana2, Sodikin3


STIKES Al-Irsyad Al-Islamiyyah Cilacap
(email: ajengciptaning24@gmail.com , 0882 26425148)

ABSTRAK

Gagal Ginjal Kronik (GGK) merupakan penyakit yang tidak menular dan terjadi
dalam jangka waktu lama, dengan prevalensi dan insiden meningkat sehingga
berefek pada biaya perawatan tinggi. Beberapa faktor risiko yang berhubungan
dengan GGK khususnya pada remaja seperti perilaku merokok, aktifitas fisik,
konsumsi minuman suplemen, konsumsi alkohol dan status gizi. Tujuan Penelitian
ini adalah mendeskripsikan perilaku resiko GGK pada remaja di pesisir pantai
Cilacap. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain deskriptif
menggunakan rancangan cross sectional terhadap 100 remaja di pesisir pantai
Cilacap yang diambil menggunakan metode purposive sampling. Analisis data
menggunakan analisis univariat dengan distribusi frekuensi. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa sebagian besar remaja di pesisir pantai Cilacap berperilaku
tidak aktif berolah raga sebanyak 94 orang (94,0%), merokok < 10 batang/ hari
sebanyak 66 orang (66,0%), mengkonsumsi minuman alkohol sebanyak 58 orang
(58,0%). Responden paling banyak mengkonsumsi suplemen energi yaitu 34 orang
(34,0%) dan status gizi yang tidak normal sebanyak 29 orang (29,0%).

Kata kunci : faktor risiko, GGK, pesisir, remaja.


ABSTRACT

Chronic Renal Failure (CRF) is a disease that is not contagious and occurs over a long
period of time, with an increasing prevalence and incidence which results in high treatment
costs. Several risk factors associated with CRF, especially in adolescents such as smoking
behavior, physical activity, consumption of supplement drinks, alcohol consumption and
nutritional status. The aim of this study was to describe the risk behavior of CRF among
adolescents on the coast of Cilacap. This type of research is quantitative research with
descriptive design using cross sectional design to 100 adolescents on the coast of Cilacap
who were taken using purposive sampling method. Data analysis used univariate analysis
with frequency distribution. The results showed that most adolescents on the coast of
Cilacap were not active in sports as many as 94 people (94.0%), smoked <10 cigarettes /
day as many as 66 people (66.0%), consumed alcoholic drinks as many as 58 people (58 ,
0%). Most respondents consumed energy supplements, namely 34 people (34.0%) and 29
people (29.0%) had abnormal nutritional status.

Keywords : adolescents, coastal, CRF, risk factors.

Jurnal Kesehatan Al-Irsyad Vol XIII, No.2. September 2020 178


PENDAHULUAN bertindak dan berperilaku seperti orang
GGK terjadi melalui proses yang dewasa, misalnya: merokok, minum-
panjang (bertahun-tahun). Data Riset minuman keras, menggunakan obat-
Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun obatan, dan lain-lain (Pangalila, 2018).
2018 menunjukkan persentase penyakit Perilaku tersebut dapat beresiko
tidak menular pada tahun 2018 terhadap penyakit seperti GGK.
sebanyak 42.2% (Kementerian Beberapa faktor yang dapat
Kesehatan RI Badan Penelitian dan menyebabkan terjadinya penyakit gagal
Pengembangan, 2018) dan salah satu ginjal kronis adalah diabetes mellitus,
penyakit tidak menular yang hipertensi, glomerulonephritis,
prevalensinya meningkat setiap tahun penyakit jantung, kanker, batu ginjal.
adalah GGK (Ambarwati and Selain itu, gaya hidup seperti merokok,
Handayati, 2019). konsumsi alkohol, dan rendahnya
Badan kesehatan dunia aktivitas fisik juga menjadi faktor
menyebutkan pertumbuhan penderita dominan yang berhubungan dengan
gagal ginjal pada tahun 2013 telah penyakit GGK (Delima et al., 2014).
meningkat 50% dari tahun sebelumnya Tingginya prevalensi merokok,
(Wahyuni, Kartika and Asrul, 2019). pola makan kurang serat dan kurang
Prevalensi GGK (permil) menurut aktivitas fisik pada remaja merupakan
diagnosis dokter pada umur >15 tahun kontributor PTM di masa dewasa
berdasarkan tingkat pendidikan paling (Isfandari, 2014). Beberapa hasil
banyak adalah tidak/belum pernah penelitian menunjukkan bahwa ada 4
sekolah diikuti dengan tidak tamat SD faktor risiko (35%) antara lain
dan sebagian besar tidak bekerja hipertensi, aktifitas berat, minum jamu
(Kementerian Kesehatan RI Badan dan minum suplemen (Isroin and
Penelitian dan Pengembangan, 2018). Rosjidi, 2014).
Masa remaja merupakan masa Hasil penelitian Pranandari dan
dimana seorang individu mengalami Supadmi (2015) menunjukkan bahwa
peralihan dari satu tahap ke tahap yang riwayat merokok berhubungan dengan
berikutnya dan mengalami perubahan kejadian GGK dimana responden yang
baik emosi, tubuh, minat, pola perilaku, memiliki riwayat merokok berpeluang
dan juga penuh dengan masalah- 1,9 kali lebih tinggi terjadi GGK
masalah. Remaja mulai mencoba-coba dibanding yang tidak merokok

Jurnal Kesehatan Al-Irsyad Vol XIII, No.2. September 2020 179


(OR=1,987, p < 0,05). Hasil penelitian kelurahan dengan jumlah penduduk
Rusliafa (2014) pada wilayah pesisir usia 15 – 19 tahun terbanyak di
dan pegunungan menunjukkan bahwa Kecamatan Cilacap Selatan yaitu
di wilayah pesisir yaitu merokok lebih sebesar 1.555 orang dengan rincian
dari 200 batang atau perokok berat laki-laki 821 orang dan perempuan 734
dengan persentase 51,7%. Hasil orang (Data Demografi Kelurahan
penelitian tentang Socio-ecological Cilacap, 2020). Berdasarkan informasi
determinants of alcohol, tobacco, and dari Puskesmas Cilacap Selatan I
drug use behavior of adolescents in diketahui bahwa pasien GGK tidak
Kilifi County at the Kenyan coast, ditangani oleh Puskesmas tetapi
diperoleh gambaran remaja pesisir langsung dirujuk ke RSUD, sehingga
memiliki perilaku merokok pasien dengan GGK tidak tercatat di
(Ssewanyana et al., 2018). rekam medis Puskesmas. Dari hasil
Masyarakat pesisir pantai memiliki studi pendahuluan dengan melakukan
gaya hidup mengkonsumsi Natrium wawancara secara informal terhadap 8
yang tinggi serta konsumsi ikan dan remaja usia 15-19 tahun di pesisir
hewan laut yang memiliki kadar pantai Cilacap didapatkan 6 dari 8
kolesterol lebih tinggi (Rezkia, 2019). remaja telah putus sekolah di kelas 2
Hasil penelitian Rozi (2016) SMK, 2 remaja lainnya masih berstatus
menemukan bahwa status gizi pelajar di SMK.
berhubungan dengan gagal ginjal
kronis pada pasien GGK di RSPAD METODE
Gatot Soebroto Ditkesad Jakarta Penelitian ini merupakan
(p=0.000). Hasil penelitian Rusliafa kuantitatif dengan desain deskriptif
(2014) pada wilayah pesisir dan menggunakan rancangan cross
pegunungan menunjukkan bahwa di sectional. Penelitian dilakukan wilayah
wilayah pesisir persentase konsumsi pesisir Cilacap, waktu penelitian pada
alkohol yaitu 77,8%. bulan Maret sampai Juli 2020. Populasi
Masyarakat pesisir di Kabupaten pada penelitian ini adalah seluruh
Cilacap salah satunya ada di remaja laki-laki usia 14-19 tahun, besar
Kecamatan Cilacap Selatan tepatnya sampel 100 responden dengan teknik
masuk pada wilayah Kelurahan purposive sampling.
Cilacap. Kelurahan Cilacap merupakan

Jurnal Kesehatan Al-Irsyad Vol XIII, No.2. September 2020 180


Penelitian ini menggunakan Variabel (f) (%)
1. Merokok:
instrumen kuesioner perilaku resiko a. Tidak merokok 11 11
b. Merokok < 10 btg/ hari 66 66
Gagal Ginjal Kronik (GGK) pada c. Merokok 11-20 batang/ 21 21
hari
remaja yang meliputi data demografi d. Merokok > 20 batang/ 2 2
(umur dan pendidikan), merokok, hari
2. aktifitas olahraga
aktivitas fisik, konsumsi suplemen a. tidak aktif 94 94
b. aktif 6 6
energi, status gizi dan perilaku 3. konsumsi suplemen
energi
konsumsi minuman beralkohol. a. tidak mengkonsumsi 66 66
b. < 7 x/ minggu 30 30
Analisis menggunakan distribusi c. 7-14 x/ minggu 3 3
frekuensi dengan tabel persentase. d. > 14 x/ minggu 1 1
4. status gizi
a. kurus 21 21
b. normal 71 71
HASIL c. gemuk 8 8
Pada penelitian ini karakteristik 5. Konsumsi Minuman
Alkohol 42 42
remaja di Pesisir Pantai Cilacap a. Tidak mengkonsumsi 58 58
meliputi deskripsi tentang umur dan b. Mengkonsumsi

pendidikan terdapat dalam tabel 1.1 Tabel 1.1 menunjukkan bahwa


dan 1.2. berdasarkan umur, maka rata-rata
remaja di pesisir pantai Cilacap
Tabel 1.1. Distribusi frekuensi
karakteristik berdasarkan umur pada berumur 17,67 tahun dengan umur
Remaja di Pesisir Pantai Cilacap tahun termuda 14 tahun dan tertua 19 tahun.
2020. (n=100).
n mean SD min- Berdasarkan tabel 1.2 diketahui
median max
17,6 bahwa sebagian besar remaja di pesisir
Umur 100 1,25 14-19
18
pantai Cilacap berpendidikan SMA
Tabel 1.2 Distribusi frekuensi yaitu sebanyak 74 orang (74,0%) dan
berdasarkan pendidikan pada Remaja
di Pesisir Pantai Cilacap tahun 2020. sebagian kecil SD yaitu sebanyak 4
(n=100). orang (4,0%). Hasil analisis univariat
Pendidikan Jumlah (f) persentase
(%) dideskripsikan distribusi frekuensi dari
SD 4 4%
SMP 22 22% perilaku merokok, aktivitas olah raga,
SMA 74 74%
konsumsi suplemen energi, status gizi
Tabel 1.3 Distribusi Frekuensi dan konsumsi alkohol terdapat dalam
Deskripsi responden berdasarkan tabel 1.3.
perilaku merokok, aktifitas olahraga,
konsumsi suplemen energi, status gizi Berdasarkan table 3.1 diketahui
dan pada Remaja di Pesisir Pantai bahwa sebagian besar remaja di pesisir
Cilacap tahun 2020. (n=100)

Jurnal Kesehatan Al-Irsyad Vol XIII, No.2. September 2020 181


pantai Cilacap berperilaku merokok < berada di jenjang pendidikan sekolah
10 batang/hari yaitu sebanyak 66 orang dasar akhir, SMP dan SMA. Hal ini
(66,0%) dan sebagian kecil merokok > seperti dikemukakan Santrock (2012)
20 batang/hari yaitu 2 orang (2,0%). masa remaja adalah masa transisi
sebagian besar aktifitas olahraga perkembangan antara masa kanak-
remaja di pesisir pantai Cilacap dalam kanak dan dewasa yang mencakup
kategori tidak aktif sebanyak 94 orang perubahan biologis, kognitif dan sosial
(94,0%) dan sebagian kecil kategori emosional yang pada umumnya
aktif yaitu 6 orang (6,0%). sebagian dimulai pada usia 10 sampai 13 tahun
besar perilaku mengkonsumsi dan berakhir pada usia akhir belasan
suplemen energy pada remaja di pesisir tahun atau awal dua puluh tahun.
pantai Cilacap dalam kategori tidak Peraturan Menteri Kesehatan RI
mengkonsumsi sebanyak 66 orang Nomor 25 tahun 2014, remaja adalah
(66,0%) dan sebagian kecil kelompok berusia 10 sampai berusia18
mengkonsumsi > 14 kali/minggu yaitu tahun. Monks, et al (2002 dalam Hadi,
1 orang (1,0%). sebagian besar remaja 2019) berpendapat bahwa secara global
di pesisir pantai Cilacap memiliki masa remaja berlangsung anatara usia
status gizi yang normal yaitu 71 orang 12-21 tahun dengan pembagian yaitu
(71,0%) dan sebagian kecil mempunyai remaja awal atau pubertas (12-15
status gizi gemuk yaitu 8 orang (8,0%). tahun), masa remaja pertengahan (15-
sebagian besar remaja di pesisir pantai 18 tahun) dan masa remaja akhir (18-
Cilacap mengkonsumsi minuman 21 tahun).
alkohol sebanyak 58 orang (58,0%) dan Hasil penelitian sejalan dengan
sebagian kecil tidak mengkonsumsi penelirtian Munir (2019) tentang
minuman alkohol yaitu 42 orang Gambaran Perilaku Merokok Pada
(42,0%). Remaja Laki-Laki, diperoleh hasil
bahwa jumlah batang yang dihisap
PEMBAHASAN setiap hari oleh sebagian besar
Hasil penelitian menunjukkan responden yaitu 1-10 batang (64%).
remaja berada pada masa peralihan Kemudian hasil penelitian Ssewanyana
yaitu masa kanak-kanak ke dewasa (2018) tentang Socio-ecological
yang berada pada rentang usia 12-20 determinants of alcohol, tobacco, and
tahun. Rentang usia remaja tersebut drug use behavior of adolescents in

Jurnal Kesehatan Al-Irsyad Vol XIII, No.2. September 2020 182


Kilifi County at the Kenyan coast, putra di SMA Negeri I Tompasobaru,
diperoleh gambaran remaja pesisir dan perilaku merokok dalam kategori
memiliki perilaku merokok. ringan.
Penelitian ini menunjukkan bahwa Perilaku merokok juga dapat
remaja di pesisir pantai Cilacap dipengaruhi oleh faktor ekstrinsik yang
termasuk kategori perokok ringan. meliputi pengaruh keluarga dan
Menurut WHO (2012, dalam Munir lingkungan sekitar, pengaruh teman
2019) dikategorikan perokok ringan sebaya dan pengaruh iklan rokok.
apabila menghisap 1-10 batang rokok Teman juga dapat mempengaruhi
per hari, perokok sedang apabila perilaku merokok. Merokok dilakukan
menghisap 1120 batang rokok per hari agar diterima oleh orang lain dan dapat
dan perokok berat apabila menghisap menyesuaikan diri dengan komunitas
lebih dari 20 batang rokok per hari. Hal yang baru. Teman tersebut akan
ini dimungkinkan karena bebrapa menularkan kebiasan merokok kepada
faktor yang dapat mempengaruhi teman yang lain dengan cara
remaja untuk merokok seperti menceritakan tentang kenikmatan
pengetahuan maupun faktor eksternal merokok atau sebagai wujud dari
lainnya. Remaja yang memiliki solidaritas kelompok. Hal ini seperti
pengetahuan yang baik tentang bahaya dikemukakan Munir (2019) bahwa
merokok akan mempengaruhi apabila orang tua atau anggota keluarga
perilakunya dalam merokok. Hal ini lainnya merokok maka akan
sesuai dengan hasil penelitian Maseda, mendorong untuk menjadi perokok
Suba dan Wongkar (2013) tentang pemula. Perilaku merokok dari teman
hubungan pengetahuan dan sikap sebaya ini kemudian membuat mereka
tentang bahaya merokok dengan yang belum merokok menginterpretasi
perilaku merokok pada remaja putra di bahwa dengan merokok dia akan
SMA Negeri I Tompasobaru diperoleh mendapatkan kenyamanan, dan atau
hasil nilai probabilitas hubungan dapat diterima oleh kelompok, dari
pengetahuan tentang bahaya merokok hasil interpretasi tersebut kemungkinan
dengan perilaku merokok sebesar remaja membentuk dan memperkokoh
0,015, artinya terdapat hubungan anticipatory belief, yaitu belief yang
pengetahuan tentang bahaya merokok mendasari bahwa remaja membutuhkan
dengan perilaku merokok pada remaja pengakuan teman sebaya. Oleh karena

Jurnal Kesehatan Al-Irsyad Vol XIII, No.2. September 2020 183


itu, merokok menjadi trend dalam Hasil penelitian sesuai dengan
pergaulan remaja. penelitian Setiawati, dkk (2019)
Perilaku merokok merupakan salah tentang Intensitas Penggunaan Media
satu perilaku berisiko terhadap Sosial, Kebiasaan Olahraga, dan
kesehatan, termasuk risiko terjadinya Obesitas pada Remaja Di SMA Negeri
gagal ginjal. Merokok merupakan salah 6 Surabaya Tahun 2019 yaitu sebagian
satu perilaku yang tergolong besar responden memiliki kebiasaan
penggunaan zat. Beragam penyakit olahraga yang tergolong rendah
dapat menyerang perokok diantaranya (52,6%).
yaitu gagal ginjal kronik. Floresa, Penelitian ini dapat disebabkan
(2015) mengemukakan bahwa pada karena adanya berbagai sarana dan
perokok gangguan fungsi ginjal fasilitas dari kemajuan teknologi salah
berawal dari terjadinya nepfrosklerosis satunya adalah media sosial sehingga
dan glomerulonefrritis yang disebabkan menyebabkan remaja malas untuk
kandungan zat dalam rokok. Penelitian bergerak. Hal ini seperti dikemukakan
Elisabeth (2005, dalam Harahap, 2018) oleh Setiawati, dkk (2019) bahwa
dengan menggunakan studi casecontrol seiring dengan perkembangan
di Swedia yang melibatkan 926 kasus teknologi seperti gadget dan adanya
dan 998 kelompok kontrol yang akses media sosial menyebabkan
diamati selama tahun 1996-1998 seseorang semakin malas untuk
menemukan bahwa kebiasaan merokok melakukan aktivitas fisik salah satunya
meningkatkan risiko mengalami gagal adalah berolahraga. Konsep tehknolgi
ginjal kronik sampai 52% yakni membuat manusia menjadi
dibandingkan tidak merokok, jika mudah dan cepat dalam melakukan
dibandingkan dengan bukan perokok. apapun, hal ini membuat manusia
Hal ini didukung oleh penelitian Xiao merasa dimanjakan dan membuat
et al (2019) tentang Risk Behaviors in mereka menjadi malas untuk
Teens with Chronic Kidney Disease: A melakukan aktivitas fisik.
Study from the Midwest Pediatric Aktivitas fisik memainkan peran
Nephrology Consortium diperoleh penting dalam mengontrol berat badan
gambaran perilaku berisiko terhadap karena kalori yang dibakar saat
GGK adalah merokok pada remaja melakukan aktivitas fisik. Menurut
sebanyak 28%. Nurmalia (2011 dalam Ibrahim, 2018)

Jurnal Kesehatan Al-Irsyad Vol XIII, No.2. September 2020 184


melakukan aktivitas fisik 30 menit per Pada obesitas, ginjal juga harus bekerja
hari untuk kesehatan jantung, 60 menit lebih keras menyaring darah lebih dari
untuk mencegah kenaikan berat badan normal untuk memenuhi kebutuhan
dan 90 menit untuk menurunkan berat metabolik akibat peningkatan berat
badan. Aktivitas fisik adalah gerakan badan. Peningkatan fungsi ini dapat
tubuh yang dihasilkan oleh otot rangka merusak ginjal dan meningkatkan
yang memerlukan pengeluaran energi. risiko terjadinya GGK dalam jangka
Aktivitas fisik yang tidak ada (kurang panjang (Isroin dan Rosjidi 2014).
aktivitas fisik) merupakan faktor risiko Hasil penelitian tidak sejalan
independent untuk penyakit kronis dan dengan penelitian Prastio (2015)
secara keseluruhan diperkirakan tentang Perilaku Remaja Dalam
menyebabkan kematian secara global. Mengkonsumsi Minuman Suplemen
Kurangnya aktivitas fisik memiliki Berenergi di SMA 1 Muhammadiyah
dampak yang besar pada kesehatan. Ponorogo, diperoleh hasil dari 53
Bukti terbaru menunjukkan bahwa responden didapatkan sebagian besar
terlalu banyak duduk menimbulkan responden berperilaku kadang-kandang
resiko kesehatan yang lebih meluas. dalam mengkonsumsi minuman
Terlalu banyak duduk (Sedentary suplemen yaitu sebanyak 32 orang
behaviour) dapat menimbulkan (60,4%). Hasil penelitinan juga tidak
masalah kesehatan yang berbahaya sejalan dengan penelitian Seifert et al
seperti obesitas, atherosklerosis, fraktur (2011) tentang Health Effects of
karena usia, serta diabetes (Zhu et al., Energy Drinks on Children,
2017 dalam Faiq, Zulhamidah Etty Adolescents, and Young Adults di
Widayanti, 2018). beberapa negara, diperoleh hasil di
Pada orang yang jarang Amerika sebanyak 34% remaja
berolahraga, zat makanan yang masuk mengkonsumsi minuman suplemen
ke dalam tubuh tidak dibakar tetapi berenergi, di Jerman sebanyak 94%
ditimbun dalam tubuh sebagai lemak remaja secara sadar mengkonsumsi
dan gula (Floresa, 2015). Obesitas minuman suplemen berenergi dan di
merupakan faktor risiko kuat terjadinya New Zealand sebanyak 40% remaja
penyakit ginjal. Obesitas meningkatkan mengkonsumsi minuman suplemen
risiko dari faktor risiko utama dari berenergi.
GGK seperti hipertensi dan diabetes.

Jurnal Kesehatan Al-Irsyad Vol XIII, No.2. September 2020 185


Remaja di pesisir pantai Cilacap Asnidar (2020) tentang Status Gizi
tidak mengkonsumsi suplemen energi Remaja Awal di Wilayah Pesisir dan
dapat disebabkan karena tidak Pegunungan Kabupaten Bulukumba,
menyukai rasa dari dari suplemen dengan hasil sebagian besar remaja
energi yang beredar di pasaran. Asumsi wilayah pesisir memiliki status gizi
ini didasarkan hasil wawancara normal yaitu 76,6%.
informal terhadap sebagian remaja di Hasil penelitian dapat disebabkan
pesisir pantai Cilacap yang tidak karena konsumsi makanan remaja di
mengkonsumsi suplemen energi pesisir pantai Cilacap cukup bagus
disebabkan karena tidak menyukai rasa karena di daerah pantai yang sebagian
dari suplemen energi. Hal ini seperti besar adalah nelayan yang cenderung
dikemukakan Putriastuti, Kustiyah, dan mengkomsumsi makanan sumber
Anwar (2007) dalam penelitiannya protein hewani yang berasal dari laut
tentang Persepsi, Konsumsi dan karena daerah pantai dominan akan
Preferensi Minuman Berenergi, bahwa produksi ikan dan hasil laut. Selain itu
salah satu alasan konsumen asupan zat gizi yang dikonsumsi sudah
mengonsumsi minuman berenergi sesuai dengan aktifitas remaja di di
adalah rasanya yang enak dan segar. pesisir pantai Cilacap. Hal ini seperti
Rasa merupakan hasil kerja pengelabel dikemukakan oleh Rahman, Fitriani
rasa (taste buds) yang terletak di lidah, dan Asnidar (2020) bahwa status gizi
pipi, kerongkongan, atap mulut. Rasa merupakan sumber energi,
berpengaruh terhadap pembelian minat pertumbuhan dan pemeliharaan
maupun konsumsi terhadap suatu jaringan tubuh, serta pengatur proses
produk makanan maupun minuman tubuh, keadaan tubuh sebagai akibat
(Hadi, 2016). Hasil penelitian komsumsi makanan dan pengunaan zat
Pranandari dan Supadmi (2015) gizi.
diperoleh hasil ada hubungan antara Status gizi memiliki hubungan
penggunaan minuman suplemen dengan risiko kejadian GGK karena
dengan kejadian gagal ginjal kronik keterkaitan antara Indeks Masa Tubuh
pada pasien gagal ginjal kronik dengan (IMT) dengan glomerulus filtration
hemodialysis (p<0,05). rate (GFR) sebagai salah satu indicator
Hasil penelitian sejalan dengan menilai fungsi ginjal. Hal ini ditunjang
penelitian Rahman, Fitriani dan oleh hasil penelitian Rozi (2016)

Jurnal Kesehatan Al-Irsyad Vol XIII, No.2. September 2020 186


tentang Faktor Dominan yang terdapat hubungan yang signifikan
Berhubungan dengan Gagal Ginjal antara IMT dan nilai GFR (p<0.001).
Kronis pada Pasien Gagal Ginjal Hasil penelitian sejalan dengan
Kronis di RSPAD Gatot Soebroto penelitian Issakh Ottay dan Rombot
Ditkesad Jakarta, berdasarkan hasil uji (2012) tentang Gambaran Perilaku
korelasi Spearman menunjukkan Remaja Dalam Mengkonsumsi
terdapat hubungan yang signifikan Minuman Beralkohol di desa Sapa
(p<0.05) antara nilai GFR (GGK) dan lingkungan II Kecamatan Tenga
status gizi (IMT) (p=0.000, r=0.653). Kabupaten Minahasa Selatan, diperoleh
Hasil tersebut menunjukkan bahwa hasil sebagian besar remaja
terdapat hubungan antara IMT dan nilai mengkonsumsi alkohol yaitu sebesar
GFR. Nilai korelasi -0.653 73%. Kemudian hasil penelitian
mengindikasikan bahwa semakin tinggi Rahmawati, Fitlayeni dan Marleni
IMT maka nilai GFR akan semakin (2014) tentang Kenakalan Remaja yang
turun, sebaliknya semakin normal IMT Mengkonsumsi Minuman Keras (Studi
maka nilai GFR akan semakin tinggi. Kasus : di Kampung Pasar 60 Nagari
Nilai GFR ditentukan oleh banyak Tapan Kabupaten Pesisir Selatan)
faktor, diantaranya umur, berat badan, diperoleh gambaran remaja pesisir
dan serum kreatinin. Untuk memiliki perilaku mengkonsumsi
menghitung nilai GFR, berat badan minuman keras.
(IMT) menjadi salah satu faktor Hal ini dapat disebabkan karena
penentu nilai GFR. Semakin tinggi pada usia remaja berkembang sifat,
nilai berat badan (IMT), maka nilai sikap dan perilaku yang selalu ingin
GFR akan semakin tinggi (Levey 2000 tahu, ingin merasakan dan ingin
dalam Rozi, 2016). Cohen (2013) mencoba. Remaja sering mengalami
dalam penelitiannya tentang kegelisahan, kebingungan bahkan
Association between the body mass keguncangan dalam menemukan jati
index and chronic kidney disease in diri mereka, sehingga banyak remaja
men and women. A population-based yang merasa dan beranggapan bahwa
study from Israel dengan menggunakan dengan minum-minuman keras mereka
studi cross sectional dengan jumlah menjadi lebih percaya diri dan mereka
sample 21880 orang (laki-laki 68%, beranggapan bahwa semua masalah
perempuan 32%) menyatakan bahwa, dapat teratasi dengan minum minuman

Jurnal Kesehatan Al-Irsyad Vol XIII, No.2. September 2020 187


keras. Hal ini seperti dikemukakan Hariyanto (2012) bahwa
Batubara (2010) bahwa masa remaja penyalahgunaan alkohol memiliki efek
merupakan masa transisi antara masa yang merusak pada organ tubuh.
anak-anak menuju masa dewasa. Pada Konsumsi alkohol lebih dari 4 gelas
masa ini terjadi kematangan secara anggur per hari (atau lebih dari 2 botol
signifikan yaitu interaksi dari struktur bir sehari) dapat menyebabkan hati dan
otak yang telah sempurna dan ginjal bekerja terlalu keras untuk
lingkungan sosial semakin luas yang membersihkan sistem tubuh. Konsumsi
memungkinkan remaja berfikir abstrak. dalam jangka panjang dapat
Pada saat sekarang banyak remaja menyebabkan gagal hati atau gagal
yang mengatakan bahwa dengan ginjal. Asumsi ini ditunjang oleh hasil
minum-minuman keras kepercayaan penelitian Xiao et al (2019) tentang
diri mereka bertambah dari yang Risk Behaviors in Teens with Chronic
pemalu menjadi pemberani, mereka Kidney Disease: A Study from the
beranggapan bahwa semua masalah Midwest Pediatric Nephrology
dapat teratasi dengan minum minuman Consortium diperoleh gambaran salah
keras, minuman keras dapat satu perilaku berisiko terhadap GGK
memperbanyak teman (Kusuma, 2016). adalah perilaku minum alkohol pada
Hal ini didukung hasil penelitian remaja sebanyak 34%. Kemudian hasil
Kusuma (2016) yaitu hasil analisis data penelitian Hariyanto (2012) mengenai
didapatkan terdapat hubungan antara Hubungan Konsumsi Minuman
aspek teman tehadap perilaku minum Beralkohol dengan Gagal Ginjal Di
minuman keras dengan p = 0,000. Rumah Sakit Kanjuruhan Kepanjen
Akibatnya, apabila teman sebayanya Kabupaten Malang diperoleh 50 %
mempunyai kebiasaan minum responden mengkonsumsi minuman
minuman keras, maka remaja akan beralkohol 2-3 kali/minggu dan 83,3 %
cenderung ikut mengkonsumsi responden menderita gagal ginjal
minuman keras sebagai bentuk kronik. Hasil perhitungan analisis data
solidaritas terhadap teman sebaya menggunakan uji chi square
sebab teman sebaya akan menjadi didapatkan nilai x hitung sebesar
sumber dari tekanan antara dua (7,200) > x tabel (5,992), yang berarti
kekuatan set yang eksklusive dari nilai ada hubungan konsumsi minuman
– nilai beralkohol dengan gagal ginjal. Salah

Jurnal Kesehatan Al-Irsyad Vol XIII, No.2. September 2020 188


satu akibat konsumsi alkohol (etanol) Batubara (2010), Adolescent
Development (Perkembangan
berlebihan adalah meningkatknya
Remaja), Departemen Ilmu
risiko penyakit ginjal dan penyakit Kesehatan Anak, RS Dr Cipto
Mangunkusumo, Fakultas
fungsi hati. Mengonsumsi etanol sangat
Kedokteran Universitas
berbahaya karena reaksi kimia senyawa Indonesia, Sari Pediatri, Vol, 12,
No, 1, Juni 2010
ini membentuk nefrotoksik kuat hingga
menyebabkan gangguan fungsi dan Cohen, E., Fraser, A., Goldberg, E.,
Milo, G., Garty, M., Krause, I.
kematian sel (nekrosis) pada sel
(2013). Association between the
tubulus proksimal ginjal (Sutopo, body mass index and chronic
kidney disease in men and
2016).
women. A population-based study
from Israel.
KESIMPULAN DOI:10.1093/ndt/gft072.
https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/
Kesimpulan dalam penelitian ini 24179008/
bahwa sebagian besar remaja di pesisir
Data Demografi Kelurahan Cilacap.
pantai Cilacap berperilaku merokok < (2020). diambil dari data
10 batang/hari yaitu sebanyak 66 orang Kelurahan Cilacap.tidak
dipublikasikan.
(66,0%), tidak aktif berolah raga yaitu
sebanyak 94 orang (94,0%), tidak Delima, E. T. et al. (2014), Risk
Factors for Chronic Kidney
mengkonsumsi suplemen energi yaitu Disease: A Case Control Study in
sebanyak 66 orang (66,0%), status gizi Four Hospitals in Jakarta in
2014, Buletin Penelitian
yang normal yaitu sebanyak 71 orang Kesehatan, 45(1), pp. 17–26. doi:
(71,0%) dan sebagian besar dx.doi.org/10.22435/bpk.v45i1.5
771.17-26.
mengkonsumsi minuman alkohol yaitu
sebanyak 58 orang (58,0%). Faiq, A.R. , Zulhamidah, Y.,
Widayanti, E., (2018). Gambaran
Sedentary Behaviour dan Indeks
DAFTAR PUSTAKA Massa Tubuh Mahasiswa
Fakultas Kedokteran Universitas
Ambarwati, M. D. and Handayati, A. YARSI di Masa Pendidikan
(2019) Perbedaan Kadar Tahun Pertama dan Kedua.
Albumin Serum Sebelum Dan Majalah Sainstekes 5 (2): 066-
Sesudah Hemodialisis Pada 073 (2018).
Penderita Gagal Ginjal Kronik, DOI: 10.33476/ms.v5i2.925
Analis …, 8(I), pp. 691–695.
Available at: Floresa, P.G. (2015). Beberapa Faktor
http://journal.poltekkesdepkes- Resiko Gagal Ginjal Kronik di
sby.ac.id/index.php/ANKES/artic RSD dr.Soebandi. Skripsi.
le/view/1202. https://repository.unej.ac.id/bitstr
eam/handle/123456789/68949/Pu

Jurnal Kesehatan Al-Irsyad Vol XIII, No.2. September 2020 189


tri%20Gesti%20Floresa%20%20 +pada+penyakit+ginjal&hl=id&a
112110101083.pdf?sequence=1 s_sdt=0,5.

Hadi, (2019), Literatur Review, Model Issakh, R.A., Ottay, R., Rombot, D.V.
Modifikasi Intervensi (2016). Gambaran Perilaku
Pencegahan Obesitas, Remaja Dalam Mengkonsumsi
Indomedia Pustaka, Sidoarjo. Minuman Beralkohol di desa
Sapa lingkungan II Kecamatan
Harahap, S. (2018). Faktor-faktor Tenga Kabupaten Minahasa
risiko kejadian gagal ginjal Selatan Tahun 2012. Jurnal e-
kronik (ggk) di ruang Biomedik.
hemodialisa (hd) RSUP H. https://ejournal.unsrat.ac.id/index
Adam Malik Medan. e-jurnal .php/ebiomedik/article/view/1103
sari mutiara.ac.id 9

Hariyanto, (2012), Hubungan Kemenkes, (2017), Situasi Penyakit


Konsumsi Minuman Beralkohol Ginjal Kronis, Pusat Data dan
dengan Gagal Ginjal Di Rumah Informasi, Kementerian
Sakit Kanjuruhan Kepanjen Kesehatan RI
Kabupaten Malang. Other
thesis, University of Kementerian Kesehatan RI Badan
Muhammadiyah Malang. Penelitian dan Pengembangan
http://eprints.umm.ac.id/29842/ (2018), Hasil Utama Riset
Kesehatan Dasar, Kementrian
Hurlock, EB., (2015), Psikologi Kesehatan Republik Indonesia,
Perkembangan Suatu pp. 1–100.
Pendekatan Sepanjang Rentang http://www.depkes.go.id/resource
Kehidupan, edisi kelima, Alih s/download/info-terkini/hasil-
bahasa : Isti Widayanti dan riskesdas 2018.pdf
Soedjarwo, Erlangga, Jakarta
Kusuma, Y.L.H. (2016). Faktor
Ibrahim, B.I. (2018). Hubungan Lingkungan Yang Melatar
Aktivitas Fisik Dengan Kejadian Belakangi Konsumsi Minum-
Obesitas Pada Remaja Di Sman Minuman Keras Pada Remaja Di
1 Gamping Sleman Yogyakarta. Desa Gayaman Kecamatan
http://digilib.unisayogya.ac.id/4 Mojoanyar-Mojokerto. Hospital
317/1/NASKAH%20PUBLIKA Majapahit Jurnal. Vol 8 No. 2
SI%20BANGUN.pdf Nopember 2016.
Isfandari, S. (2014), Analisa Faktor
Risiko Dan Status Kesehatan Maseda, D.R., Suba, B., Wongkar, D.
Remaja Indonesia Pada Dekade (2013). Hubungan Pengetahuan
Mendatang, Buletin Penelitian Dan Sikap Tentang Bahaya
Kesehatan, 42(2), pp. 122–130. Merokok Dengan Perilaku
Merokok Pada Remaja Putra Di
Isroin, L. and Rosjidi, C. H. (2014), Sma Negeri I Tompasobaru, e-
Prevalensi Faktor Resiko Gagal Jurnal Keperawatan.
Ginjal Kronik, p. 26. Available https://ejournal.unsrat.ac.id/index
at:https://scholar.google.co.id/sch .php/jkp/article/view/2176
olar?start=20&q=risiko+minuma
n+bersoda,+beralkohol,+bernergi

Jurnal Kesehatan Al-Irsyad Vol XIII, No.2. September 2020 190


Munir, M. (2019), Gambaran Perilaku Sosiologi Sekolah Tinggi
Merokok Pada Remaja Laki- Keguruan Dan Ilmu Pendidikan
Laki, Jurnal Kesehatan Vol (12) (STKIP) Pgri Sumatera Barat,
No (2) Tahun (2019) Padang

Pangalila, T. (2018), Jurnal Civic Rezkia, (2019), Gaya Hidup Sebagai


Education, Vol. 2 No. 1 Juni Faktor Risiko Hipertensi Pada
2018, Theodorus pangalila, 2(1), Masyarakat Pesisir Pantai,
pp. 15–24, Departemen Teknik Kelautan
https://ppjp.ulm.ac.id/journal/ind Fakultas Teknik Universitas
ex.php/pkn/article/viewFile/3553/ Hasanuddin
3082.
Rozi, (2016), Faktor Dominan Yang
Pranandari & Supadmi, (2015), Faktor Berhubungan Dengan Gagal
Risiko Gagal Ginjal Kronik Di Ginjal Kronis Pada Pasien
Unit Hemodialisis RSUD Wates Gagal Ginjal Kronis Di RSPAD
Kulon Progo, Majalah Gatot Soebroto Ditkesad Jakarta,
Farmaseutik, Vol. 11 No. 2 skripsi, Departemen Gizi
Tahun 2015 Masyarakat Fakultas Ekologi
Manusia Institut Pertanian Bogor
Prastio, I. (2015), Perilaku Remaja Bogor
Dalam Mengkonsumsi Minuman
Suplemen Berenergi di SMA 1 Rusliafa, (2014), Komparatif kejadian
Muhammadiyah Ponorogo, hipertensipada wilayah
http://eprints.umpo.ac.id/1233/ pesisirpantai dan pegunungan di
kota kendari tahun 2014,
Putriastuti, R., Kustiyah, L., dan MKMI.2014; 1:113
Anwar, F. (2007), Persepsi,
Konsumsi dan Preferensi Santrock, J. W. (2012). Life span
Minuman Berenergi, Jurnal Gizi development.jilid 1. Jakarta:
dan Pangan, Erlangga
https://journal.ipb.ac.id/index.php
/jgizipangan/article/view/4426 Seifert, S.M., Schaechter, J.L.,
Hershorin, E.G, Lipshultz, S.E.
Rahman, N., Fitriani dan Asnidar. 2011. Health Effects of Energy
(2020) Status Gizi Remaja Awal Drinks on Children, Adolescents,
di Wilayah Pesisir dan and Young Adults
Pegunungan Kabupaten Pediatrics. 2011.Mar;127(3):511
Bulukumba, Jurnal Kesehatan 28.DOI:10.1542/peds.20093592.
Panrita Husda, Epub 2011 Feb 14.
http://ojs.stikespanritahusada.ac.i https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/
d/index.php/jkph/article/view/173 21321035/
Setiawati, F.S., Mahmudiono, T.,
Rahmawati, Fitlayeni dan Marleni, Ramadhani, N., Hidayati, K.F.
(2014), Kenakalan Remaja yang (2019). Intensitas Penggunaan
Mengkonsumsi Minuman Keras, Media Sosial, Kebiasaan
(Studi Kasus : di Kampung Olahraga, Dan Obesitas Pada
Pasar 60 Nagari Tapan Remaja Di Sma Negeri 6
Kabupaten Pesisir Selatan), Surabaya Tahun 2019. Amerta
Program Studi Pendidikan Nutrition Jurnal, https://e-

Jurnal Kesehatan Al-Irsyad Vol XIII, No.2. September 2020 191


journal.unair.ac.id/AMNT/artic Masyarakat Fakultas Ilmu
le/view/13344 Keolahragaan Universitas Negeri
Semarang September 2016,
Ssewanyana, D. et al. (2018), Socio-
ecological determinants of Wahyuni, A., Kartika, I. R. and Asrul,
alcohol, tobacco, and drug use I. F. (2019), Korelasi Lama
behavior of adolescents in Kilifi Hemodialisa Dengan Fungsi
County at the Kenyan coast’, Kognitif, Real in Nursing
Journal of Health Psychology, Journal, 2(1), p. 1. doi:
(November). doi: 10.32883/rnj.v2i1.328.
10.1177/1359105318782594.
Xiao, et al, (2019), Risk Consortium,
Hindawi International Journal of
Sutopo, (2016), Analisis Faktor-Faktor Nephrology Volume 2019, Article
yang Berhubungan dengan Behaviors in Teens with Chronic
Kejadian Penyakit Ginjal Kronik Kidney Disease: A Study from
(Studi Kasus di RSUP dr. the Midwest Pediatric
Soeradji Tirtonegoro Klaten), Nephrology ID 7828406
Jurusan Ilmu Kesehatan

Jurnal Kesehatan Al-Irsyad Vol XIII, No.2. September 2020 192

Anda mungkin juga menyukai