Pagi yang indah menyambut, salju berdatangan. mikasa bangun dari tidurnya yang lelap.” hoaamm…jam berapa sekarang dan kenapa diluar sangat dingin” runtuk mikasa.jam telah menunjukan pukul 6:30, mikasa segera berjalan dari tempat tidurnya ke dapur.” whooah…aku lupa! sekarang bulan desember! pasti sebentar lagi kumpul bareng!” Ujar mikasa sambil memegangi sebuah cangkir berisi kopi yang baru diseduhnya. mikasa segera bersiap untuk kerja.dan sebentar lagi aku sangat sibuk batin mikasa sedikit kecewa. sebenarnya dia adalah multi- triple worker. mikasa adalah seorang model-penyanyi-Ceo perusahaan. Waktu sudah mulai menunjukan jam 6:40. Mikasa sudah memasang sanggulnya dan memakai kacamatanya, dia memakai sweeter berleher mock dan menggunakan rok sma nya dan shocking hitam yang sangat panjang, serta menggunakan flat shoes warna hitam.dia membawa tas nya dan berangkat ke kantor menggunakan payung. karena, sedang hujan salju. Hanya berdurasi 10 menit, dia sampai di kantornya.” wah…halo mikasa! mau keatas bareng?” tanya annie, seorang sahabatnya.” hei annie! yuk!” sapa mikasa balik. mereka segera melipat payung dan meletakannya di tempat payung yang ada di lobby. mereka mendekati lift yang kosong. Mikasa menekan tombol yang dia da nannie tuju.” hei annie, kamu gak sama armin?” buka mikasa.” nggak, dia lagi di Kyoto.dinas ke luar” annie menjawabnya dengan santai. mereka menggobrol hal-hal lain, tak terasa lift sudah terbuka, mereka segera keluar. mikasa dan annie berpisah. mikasa berjalan santai keruangan-nya. ” kriieett…” pintu-nya berdecit. mikasa menyalakan lampu. terdapat laptop mikasa yang tergeletak dia atas meja kaca-nya mikasa segera memulai pekerjaan nya. pukul menunjukan 4:37, senja mulai terlihat. Mikasa bersiap untuk pulang, tapi, dia perlu mengghabiskan waktu didalam kantornya itu sambil menikmati green tea yan tadi dia seduh.” kriing…kringg” telephone kantor mikasa berbunyi.” ehm… selamat sore dengan mikasa Ackerman disini” ucapan mikasa seperti operator sebuah jasa. “halo, mikasa. bisakah kau tahun depan bekerja di London?” tanya pak Erwin.” hmm…saya masih bingung, pak.” ujar mikasa.” begitu ya, kalau bisa kamu kabari saya secepat-nya.dan kamu akan bekerja di Ackerman corporation. Ok, terima kasih” tutup Erwin.mikasa mengghela nafas.” aku akan kesana jika mereka tidak masalah, pak” Waktu telah menunjukan pukul 05:00, mikasa segera pergi dari kantor nya. setelah keluar dari lobby, sambil membawa payung transparan. mikasa pergi menjauh dari kantornya. mikasa kembali kerumahnya, dia bersiap untuk ke tempat pemotretan, menggunakan mini cooper-nya.dia membawa beberapa pakaian lengkap untuk ganti. mobil mikasa terparkir di sebuah Mall.mikasa langsung membuka sanggulnya dan kacamatanya menukarnya dengan contac lens warna bening, menggunakan topeng-nya dan menukar roknya dengan rok model yang sama yang berwarna merah kotak-kotak cuman lebih panjang dengan aksen bunga disampinya dan mengganti sepatu dengan boots hitam. Mikasa berjalan memasuki mall, menuju tempat kerjanya dengan minibag warna biru hologram, yang sangat cocok dengan style-nya. mikasa menjadi pusat perhatian banyak orang karena dia adalah model ternama bernama Mi.A, mereka tak ada yang tahu identitas mikasa, semua orang hanya tau pekerjaan-nya dan tanggal lahirnya.
Mikasa memasuki tempat pemotretan nya. disana terlihat banyak orang.
sepertinya dari agency lagi batin mikasa, karena banyak agency yang mau bekerja sama dengan Agency mikasa, tapi hanya sebagian saja yang bisa bekerja sama dengan Agency-nya.” permisi, selamat sore!” sapa mikasa bahagia. ” Ah, mia! kemari!” panggil produser Agency-nya, bu petra.” Ehm...ada apa?” ujar mikasa kebingungan.” perkenalkan ini adalah Ackerman Agency dari Ackerman corporation, dia ingin bekerja sama dengan Agency kita, jadi, kita mengkirimkan kamu sebagai model kita. inilah, Levi Ackerman, Ceo Ackerman corporation.” penjelasan bu petra membuat mikasa sedikit menggantuk. sedangkan levi menatapi mikasa terus menerus sambil memegang teh nya.” halo nona mia. bisa kah kau memulai pemotretan dengan menggunakan baju itu?” pinta seorang levi sambil menunjuk sebuah rak yang bergantung tulisan Ackerman’s. mikasa hanya menganguk pelan. mikasa berjalan menuju seorang perempuan berkuncir kuda.”ini nona” serah gadis itu. mikasa menaruh barang-barang nya dan ganti baju. mikasa sudah mengenakan sebuah T- shirt putih berlengan lebih dengan celana training berwarna biru dengan sepatu sport warna senada dengan rambut yang dikuncir. Mikasa terlihat sporty dengan gaya santai, dengan perut mikasa yang bagus, akan terlihat semakin indah. levi tetap memasang muka datar, tapi dia tertarik. pakaian selanjutnya, bertemakan sailor tapi terkesan sexy. sebenarnya, dalam benak levi, itu adalah pakaian yang sering membuat para model tereliminasi, tapi bagi mikasa, tidak. Mikasa keluar dengan pakaian yang menurut mikasa sangat memalukan. Levi menatap mikasa dengan sedikit blush di pipinya, itu sangat membuat levi terkesan. mikasa juga kaget, tapi, itu terkesan sangat lucu. karena tersisa beberapa baju dan mikasa harus pemotretan, mereka di biarkan istirahat. Mikasa merasa perutnya sudah mulai lapar, dia memutuskan untuk berkeliling mencari tempat makan yang memungkinkan. mikasa melangkah keluar tempat pemotretan, melihat penjuru mall dari atas.dia berjalan-jalan mengitari mall.dia menemukan foodcourt di lantai 3.dia segera menuju kesitu. Sampai didepan foodcourt, mikasa melihat tempat ice skating.dia berencana memakan ramen dengan green tea lalu menuju tempat ice skating. mikasa membeli ramen dan green tea-nya.dan memakan-nya didekat jendela yang berada di pojokan. mikasa sudah terbiasa untuk sendiri. Walaupun dia memiliki banyak teman, tapi dia lebih memilih untuk sendiri. mikasa menikmati malam yang penuh salju dengan makanan hangat-nya saat mulai memakan ramen-nya kursi yang ada didepan-nya berderit, menandakan seseorang duduk didepan-nya.” ehm…nona mia, bolehkah aku duduk di depanmu?” tanya levi. mikasa hanya mengganguk, dia menatap levi keheranan.” anda tidak memakan apa pun? sepertinya anda lapar?” tanya mikasa.” well, sebenarnya’ sih, lapar. cuman aku lagi gak mood aja” ujar levi malas. mikasa segera bangkit dari tempat duduknya berjalan ke kedai roti, tak berapa lama mikasa membawa sebuah bungkusan. Bungkusan itu berisi sandwich, mikasa langsung meletakan bungkusan itu didepan levi. levi menatap bungkusan itu dengan datar.” oh, kau membelikan ku apa? semoga bukan yang manis-manis” ucap levi. levi membuka bungkusan itu, sandwich.” terima kasih, akan ku makan nanti.” ucap levi. Mikasa sudah selesai dengan makanannya, dia pergi tanpa bilang pada levi.” hei kau, mau kemana?” dengan menarik lengan mikasa.” aku mau sedikit bersenang-senang, apa tuan mau ikut?” tanya mikasa.” hmm… boleh saja” mikasa langsung menarik tangan levi. levi langsung menarik bungkusan roti tadi. Mikasa dan levi kesebelah foodcourt.ice skating yang tadi mikasa rencanakan disambut baik oleh levi. mikasa langsung menarik tangan levi menuju loket.” maaf, apakah kalian pasangan? karena ada special promo untuk pasangan!” ujar pelayan tadi. levi menatap mikasa dengan kaget.dan mikasa malu setengah mati. ” i…itu kami bukan pasangan! hanya te…” ucap mikasa gelagapan. levi langsung menyerang kata-kata mikasa,” ya…kami adalah pasangan,” levi bermuka meyakinkan. mikasa malah memanas. mikasa menyerahkan beberapa lembar uang kepada pelayan tersebut.” kalian manis sekali, selamat bersenang-senang” ujar pelayan. Mikasa menahan muka malunya, sedangkan levi tetap berusah tidak mengeluarkan blush nya. mikasa memilih ukuran sepatu ice skatingnya dan levi juga melakukan hal yang sama. mikasa melakukan peregangan sebelum melakukan ice skatingnya. mikasa memulai mengitari lintasan es nya. sedangkan levi hanya diam. Mikasa berhenti didepan levi.” hmm…tuan tidak meluncur? apakah tuan tidak bisa bermain ice skating?” sindir mikasa,” wah, ayok kita beradu!” levi langsung mengejar mikasa yang tercengang. merekapun saling berkejaran. kalau bukan karena lelah, pasti mereka bersaing. mereka beristirahat di pinggir. “sepertinya ini sudah jam 7, sebaiknya ita kembali” ucap levi sambil melihat jam tangan-nya. mikasa dan levi segera keluar arena ice skating. Dan menuju ke lantai 2, disana cukup ramai. mikasa dan levi berjalan menyusuri koridor mall yang ramai, sambil membicarakan kegiatan yang tadi ia lakukan bersama. Levi dan mikasa sedikit berbincang-bincang, agar suasana tak kaku.” nona mia, terima kasih atas yang tadi ya, by the way, kenapa kau tak pernah memperlihakan ID mu?” Pertanyaan levi tadi membuat mikasa tertegun, mikasa merundukan wajah nya.” ada 1000 alasan kenapa aku menyembunyikan semua Identitasku.” Ucap mikasa, levi menyirit.” apa itu? katakan saja?” mikasa kembali menatap muka levi.” semua orang tahu, resiko menyadi seorang artis. semua paparazi”
Little more bit for me
Levi menyirit kembali, menunduk.” maaf aku tak tahu soal itu” sesal levi mikasa hanya tersenyum, tak sadar mereka sudah sampai di tempat pemotertan.” ayo kita lanjutkan, nona mia” ucap bu petra.” baik” ucap mikasa. levi kembali duduk ke sofa yang tadi diduduki-nya. mikasa mengambil baju di gantungan tadi. Mikasa menggunakan jaket denim biru muda dengan kaus yang didesain tali yang didesain melilit di tengkuk leher mikasa dengan bawahan yang berukuran 20 cm, serta menggunakan rok yang terdapat rantai yang melilit disisi kanan-nya, dengan boots yang keren.itu membuat mikasa terkesan sangat modis. Levi kembali tercengang, kemampuan modelling mikasa sangan kuat, levi tambah tertarik, belum lagi tubuh mikasa sangat bagus. prosesi selanjutnya dia segera menggambil pemotretan. mikasa sangat modis dan ahli dalam bergaya, membuat levi smakin terkesan.”ini sudah saatnya rekaman, ayo!” ajak bu petra. Mikasa melirik levi yang sibuk dengan ponsel gengamnya sendiri, mikasa berbalik badan.” tuan tidak mau ikut?” tanya mikasa, levi menengok kearah mikasa.” ok, aku akan ikut.ini juga bisa ku kontrak untuk ini juga” ucap levi santai. mikasa dn yang lainnya memasuki sebuah ruangan kecil yang cukup nyaman yang terdapat beberapa alat music. Levi duduk di sofa berwarna hijau yang terdapat di ruangan perekaman, sementara mikasa terdapat di ruang rekaman. mikasa dan instruktunya sedang brbincang-bincang, lalu instruktunya masuk kembali ke ruangan perekaman. mikasa memulai bermain piano-nya. ” kau…mengganggap ku tak pernah…menjadi bagian dari dirimu… sejak kau dekat dengan-nya…” suara indah mikasa menggalun di telinga levi, levi tersanjung oleh suara indah mikasa, levi mulai tergila-gila dengan mikasa. waktu telah menunjukan pukul 08:36, saatnya perekaman selesai. “aku pulang dulu ya semua! terima kasih atas kerjasama-nya” ucap mikasa sedikit menunduk. mikasa menggambil ponsel-nya yang diletakan di atas meja. sebenarnya mikasa menggambil ponsel yang salah, yang diambil malah ponsel milik levi. Levi juga malah menggambil ponsel yang salah, malah milik mikasa. Mikasa segera menuju parkiran, dengan terburu-buru karena mau hujan salju. mikasa segera berlari ke mini coopernya, dan melaju kearah rumahnya.” kringg…kring…” ponsel mikasa bordering, dia segera mengankatnya. “ha...halo?” ucap mikasa kagok.”ini aku, levi Ackerman.poselmu dengan ponselku tertukar.aku akan menuju kerumah mu!” ucap si penelpon. Mikasa kembali menutup ponselnya, tak peduli apa yang di katakan levi. Mikasa segera membuka pintu rumahnya.” mikasa mengintip di jendela.” hujan salju semakin deras ya…” Mikasa segera membersihkan ruang tamu, dan menaruh beberapa camilan disana dan kopi.” kriieeet…bruk” mikasa yang sedang didapur sangat kaget, dia langsung bersembunyi sambil membawa panci.” ehm…anak ini lupa memasukan kunci” keluh seseorang yang baru masuk, mikasa mengintip, levi. Mikasa tetap dalam persembunyian-nya dengan memegang panci yang menutupi muka merah padam-nya yang masih tertutup topeng dengan rambut yang disanggul. levi berdiri tepat didepan-nya sambil terkekeh. ia langsung menurunkan panci yang menutupi muka merah padamnya.” hei, ini aku” “HUAA!!!” jerit mikasa, levi hanya tertawa kecil. mikasa mencoba membuka matanya.” hei, kau mengangetkan aku tahu!” mikasa berteriak.” sorry, kau lupa mengembalikan kunci rumahmu dan kau lucu sekali” ucap levi gemas. mikasa langsung ke dapur, dan levi mengitari ruangan rumah mikasa. Mikasa sudah menyiapkan 2 piring omelet dengan air hangat untuk kopi yang ada dimeja.” duduk saja di sofa, tidak apa-apa” ucap mikasa, ternyata levi sudah duduk dari tadi. mikasa kaget setengah mati, sedangkan levi dengan kacamata nya yang membuat dia stylish abis. levi menggambil remote TV. Levi memilah-milah channel TV, dan berhenti disebuah channel yang sedang ada siaran berita.” permirsa sekalian, badai dan hujan salju akan menerjang kota ini selama 4 hari. jadi penerbangan harus ditutup dan sebaiknya anda tetap berada dirumah anda, karena suhu di tahun ini sangat ekstrim. terima kasih” Levi dan mikasa saling menatap, memberikan arti levi sedang terjebak disini bersama mikasa.” Ok, aku akan tinggal di rumah-mu selama seminggu, ok?” unjuk levi, mikasa memerah seperti buah peach, levi menatapnya,” kau manis sekali, ya?” ucap levi spontan. levi langsung menutup mulutnya, dengan jari-jari jangkungnya. Mikasa tersenyum, dan membawakan omelet itu ke meja yang berada dekat dengan sofa, dan duduk di samping levi.” kau memasak ya? tak kusangka ada artis rajin begini” ucap levi sambil mengambil piring omeletnya.” memang nya artis lain kenapa? bukan-nya mereka lebih lihai?” tanya mikasa. Levi menatap mikasa sambil menggunyah makanan-nya.” Karena biasanya mereka itu manja, mereka pasti menyewa maid dirumah nya. sedang kan kau tidak” jelas levi panjang lebar, mikasa mendengarkan levi sambil memakan makanan-nya.” hmm…dan kau bisa memasak dengan baik” puji levi, mata mikasa berbinar. “benarkah?!terima kasih” mikasa menatap penuh harap ke levi, levi tertegun.” y…yah itu pujian pertama kali untuk orang lain, biasanya aku memberi saran saja” ucap levi dengan malu, dan blush di pipinya. mikasa menggambil piring levi membawanya ke dapur. mikasa membawa air hangat untuk menyeduh ke-dua kopi di depan-nya. Levi menggambil gelas yang sudah di beri air hangat. mikasa juga sama. Mikasa kembali duduk disebelah levi, mikasa dan levi memiliki picuan detak jantung yang sama, aneh. levi menatap dalam-dalam mikasa, mikasa merasakan tatapan itu semakin dalam.” em…bolehkah aku meminta 2 permintaan dari mu?” ucap levi, mikasa tersenyum.” boleh, apa saja. akan ku Kabul kan” Levi menunduk muka-nya memerah. muka levi mendekat ke arah mikasa. “boleh’kah aku mengetahui identitas mu dan hidup bersama mu?” levi mendaratkan bibinya ke bibir mikasa, dan membuka topeng- nya. mikasa menutup matanya, dengan muka yang sangat manis. levi kembali tersipu,” kenapa’sih kamu itu manis sekali?” Mikasa terkejut, dia menutup muka nya merah dengan bantal.” Kau... masih mempunyai 1 permintaan lagi, Mr. Levi Ackerman!” serunya. levi membuka bantalnya, tersenyum. mikasa kembali ke kamarnya untuk menggambil tasnya. mikasa mengeluarkan kacamata-nya, dan bersandar ke bahu levi. Levi tersenyum menatap mikasa, mikasa menyerah-kan sesuatu. sebuah file. levi mebacanya,berisikan data tentang dirinya.”wah..nama aslimu… Mikasa Ackerman?! Kau punya marga yang sama denganku!” seru levi dengan mata berbinar.” Yah...Mi.A adalah singkatan dari mikasa Ackerman, dan kau sebentar lagi ulang tahun’kan? 25 desember” Levi yang masih memegang topeng mikasa segera meletakan-nya di meja. Levi mencari-cari sebuah channel yang menyediakan sebuah film. levi berhenti sebuah channel yang menyiarkan sebuah film kesukaan- nya. mikasa meletakan dokumen yang berada di tangan levi ke mejanya. mata mikasa dan levi saling menatap. “hei, Ackerman. jangan jauh-jauh dariku ya…” ucap levi dengan nada yang sangat lembut dengan mengelus kepala mikasa yang bersandar di bahunya.” aku mencintai mu dari saat ini, levi” ucap mikasa lembut di telinganya.” aku mencintaimu lebih dulu, nona Ackerman.” Umpan levi balik. Mikasa menyuruput kopinya, yang hangat. kopi levi juga sudah di minum oleh nya. mikasa dan levi menyaksikan film yang disukai levi,” apa kau menyukai film nya?” tanya levi, mikasa mengganguk dengan senyuman. mikasa mulai mendekat kan posisi dirinya ke levi. mikasa menyetuh rambut levi. Levi terkejut, dan menatap mikasa.”se…sedang apa kau mikasa?” tanya nya levi gagap, mikasa tersenyum seperti orang biasa.” membelai rambut mu” jawab mikasa. mikasa langsung menggambil tangan-nya kembali, levi meliriknya.” kenapa kau menarik kembali tangan mu?” tanya levi.” seharus-nya kau harus lebih dekat dengan ku, Ackerman” Levi menarik lengan mikasa, seketika mikasa menjadi sangat dekat dengan levi. wajah mikasa tepat didepan levi, levi melepaskan kedua kacamata yang dipakai kedua pasangan baru jadian tadi, levi kembali mendekatkan bibirnya ke bibir mikasa, mikasa menyabutnya.” ehm… levi” ucap mikasa setelah hal tadi. “ehm…ada apa?” tanya levi.”ki…ta sebaiknya…” ucap mikasa sambil menunduk, levi mengerti,” ok…kita sebaiknya putus saja” ucap levi.” tidak... levi, kita berdua harus mandi, karena kita lengket” ucap mikasa. levi bangkit, menatap mikasa.” kita tidak jadi putus?” tanya levi. Mikasa menatap levi,” huh? kenapa kita harus putus? kita’kan baru jadian tadi” ujar mikasa, levi spontan memeluknya.” kukira kita mau putus, ternyata mandi.aku khawatir mikasa” ujar levi. mikasa membalas memeluknya juga,” aku juga mencintai mu, untuk apa melepaskan mu?” ujar mikasa Levi segera beranjak dari tempat duduknya, mikasa menoleh kebelakang. "kamar mandi ada di dekat kamarku, pakailah.aku akan menggunakan kamar mandi lain” ujar mikasa ceria. levi berdiri disamping mikasa, menunduk.” kau memang selalu yang terbaik” bisik levi. mikasa muka merah padam. Mikasa beranjak dari tempat duduknya, meninggalkan sofa. mikasa kembali kekamarnya, melihat ada koper kecil.” pasti milik levi” guman- nya. mikasa menggambil baju tidur dan handuk. memasuki kamar mandi yang tidak terkunci itu.” krieet…hm…apa aku lupa mematikan air?” pintu kamar mandi terbuka. Mikasa berjalan di tengah kepulan uap, menabrak sesuatu, levi.” Gyahhhh...sejak kapan kau mandi disini?!” teriak mikasa. levi berdiri menggenakan celana tidur panjang dengan handuk di lehernya, dan juga perut atletis-nya.” oh…kamu, kukira siapa” ujar levi santai. mikasa sangat malu,mukanya merah seperti tomat. Levi mencubit pipi mikasa,” kau ini, manis sekali sih!” ujar levi sambil tersenyum.” h…hei! kau belum menjawab pertanyaan ku!” ujar mikasa sambil mengeluarkan blush kecil dipipinya,” pasti, karena kau sudah menjadi calon tunangan-ku dan ibu dari anak-anak di masa depan ku” ujar levi sambil menunjukan senyum jahil, mikasa semakin meleleh menjadi air. Levi terkekeh, mikasa segera mendorong levi keluar dan mengunci pintu. Mikasa merasa sangat meleleh, dan memulai mandi. mikasa keluar menggunakan baju tidur nuansa biru muda pendek, membuat levi semakin ingin erat dengan mikasa. mikasa menghampiri levi yang memangku selimut biru mikasa di sofa. Mikasa mengecup pipi levi, levi menoleh. Merangkul erat mikasa.” Ok, aku akan menjawab pertanyaanmu, karena aku sudah jatuh cinta pada pandangan pertama padamu” ucap levi, mikasa mulai terpejam, levi kembali tersenyum. mikasa bersandar didekat levi, levi mengecup nya.” Selamat tidur, sayang” Pagi yang dingin telah datang, di jendela hanya terdapat butiran salju yang turun. waktu telah menunjukan pukul 7:06, levi terbangun dengan mencium bau masakan yang wangi, berasal dari dapur. levi bangun dari tidurnya, berjalan ke arah dapur. seorang berkuncir kuda memakai celemek sedang berdiri di depan-nya. Levi memeluk-nya dari belakang, bersandar di bahunya.”hm…levi, kau sudah bangun?” tanya mikasa, levi mencium tengkuk leher mikasa.” selamat pagi, sayang” ucap levi bermakna.” haha… kau lucu ya, selamat pagi juga levi” ucap mikasa sambil memotong sayuran, mengelus kepala levi yang bersandar di bahunya. Mikasa memasukan potongan sayur ke dalam panci kecil yang berbau sangat sedap. Levi melepaskan pelukan-nya, mengambil celemek lain yang tergantung di gantungan, memakai-nya.dia membuka panci yang berisikan potongan sayur tadi, dan menutup-nya.”kau memasak sup miso ya? Aku akan buat kan kare-nya” levi mengucap-nya lembut. Levi menggambil wortel, dan mencucinya. memotong-nya, mikasa melirik levi, yang sedang konsentrasi memotong beberapa sayur. muka mikasa mendekat, mencoba mencium pipi-nya. mikasa memejam kan mata nya. dengan spontan levi menarik muka mikasa yang mencoba mencium-nya. Levi mendekat’kan muka-nya ke arah muka mikasa,’kiss’. mikasa merona, levi menatapnya lembut.tak terasa waktu memasak sudah selesai, mereka meletakan hasil masakan-nya di meja makan yang tak jauh dari dapur. mikasa menggambil teh hitam yang sudah di seduhnya tadi.” wah, tampilan nya bagus! pasti enak” Levi cengar-cengir disebelah mikasa.” Ayo kita makan!” sambut mikasa. Levi sengaja pura-pura ngambek, meng-isengi mikasa. levi menjalankan rencana-nya dengan rapih, dia duduk tanpa berbicara kepada mikasa. Mikasa kebingungan, ada apa dengan levi.”levi- kun,kamu kenapa? Apa ada yang salah dengan ku?” tanya mikasa memelas. Levi menatap mikasa