Anda di halaman 1dari 4

Sister Like Mother in this Family

Pada pagi yang yang cerah, matahari terbit menunjukkan sinar megahnya yang
membangunkan perempuan muda. Perempuan itu bernama Mizuki Candramawa. Dia
memiliki mata coklat dengan warna rambut berwana kehitaman dan panjang. Gadis itu
memulai kegiatannya dengan mandi kemudian dilanjutkan membersihkan rumah sampai
membuat sarapan untuk kakek dan kedua adiknya. Dia melakukannya secara telaten dan
terampil.
“Huh, capeknya sampai pengal,” ujarnya sambil merenggangkan punggungnya. “sudah
waktunya membangunkan mereka.” Mizuki berjalan menuju kamar kakeknya. Sesampainaya
ke kamar kakek, mizuki mengetuk pintu kamar. “kakek, bangun dah pagi”. Terdengar suara
sahutan dari dalam kemudian ia beranjak ke kamar adik cowok pertama, Iqbal Candramawa.
“Iqbal, bangun nanti terlambat sekolah” belum ada sahutan. Ia kembali mengetuk pintunya
dengan lebih keras. “Bal, bangun. Kalo gak, kudombrak pintu nih.” Belum sempat ia
mengetuk untuk ketiga kalinya, pintu terbuka menampilkan cowok yang berumur 15 tahun.
“ iya kak, sabar. Lagi ngumpulin nyawa nih.” Jawab iqbal sambil menguap dan mengucek
matanya.
Di sinilah dia sekarang. Di hadapan pintu kamar milik anggota keluarga termuda yang
berusia 9 tahun. Ia mengetuk pintu pelan pintu kamar tersebet sebelum memasuki kamar
yang gelap. Ia tidak membangunkannya dari luar kamar seperti kakek dan Iqbal karena tidak
akan mempan membangunkan seperti itu melainkan membuka jendela kamar dan
menguncang badannya. “….., bangun. Kita mau sekolah lagi” kata Mizuki sambil
menguncangkan badan adik termuda, Rizki candramawa. Akan tetapi, dia belum bangun dari
kasurnya. “ada kue coklat loh, mau gak. Nanti dihabisin iqbal loh” goda mizuki sambil
mencubit pipi tembem adiknya.
“iya iya kak, hentikan kak sakit nih” ujar rizki sambil melepaskan tangan kakaknya dari
pipinya kemudian menjulurkan kedua tangannya pada mizuki. Makanan manis selalu
manjur. Kemudian ia mengambil uluran tangan manji dan mengangkat tubuh dari kasur.
……
“kak, mana kue coklatnya ??” kata rizki bersungut kesal sambil mencari kue coklat diatas
meja. “uh,oh… udah dihabiskan Iqbal loh. Kamu sih telat bangun, kasian gak kebagian.”
Iqbal yang mendengar namanya disebut langsung menyaut. “ emang kita ada kue coklat, bagi
dong kak.” Kata Iqbal menuju meja makan.“kak mizu jahat, bohong ke rizki” jawab rizki
kesal. “sudah rizki, jangan cengeng pagi pagi, kita makan lagi” gertak sang kakek sambil
berjalan ke meja makan dan mengambil makanan yang ada di meja.
Akhirnya rizki terdiam dan menekuk wajahnya. Tidak ada yang berani menentang
kakeknya di rumah, dia orang yang tegas. Mizuki terkiki gemas. “ makan sayurnya yah
rizki,” ujar mizuki lembut. Dengan paksaan yang masih menumpuk, rizki memakan sayur
tersebut meskipun rasanya tidak enak menurutnya. Mereka melakukan sarapan dengan
hikmat dengan adanya candaan dari iqbal meskipun berakhir dengan marahnya dari sang
kakek yang mengganggu acara sarapannya. Setelah sarapan, mereka bersiap-siap untuk
berangkat pergi sekolah.
“bal, jangan bolos dan berkelahi lagi disekolah. Awas saja berkelahi lagi, uang jajan
untuk kakak” ancam Mizuki. “ iya kakakku yang cantik” ujar Iqbal sambil smirk. Iqbal
merupakan siswa yang sangat bandel. Dia terkadang sering melakukan bolos dan berkelahi.
Akan tetapi, dia termasuk anak yang pintar dan popular di sekolahnya. Meskipun dia sedikit
bandel, tetapi dia sangat menyayangi keluarganya. Dia tidak segan segan akan memukul
orang yang telah menyakiti keluarganya.
“Rizki, belajar yang benar ya, ini uang jajannya,” kata mizuki sambil mengusap kepala
dan memberikan uang ke Rizki. “baik kak” kata Rizki. Mereka pun berpisah menuju sekolah
masing-masing. Mizuki bersekolah di SMA khusus putri di kelas 11. Sedangkan Iqbal
bersekolah di SMP 14 di kelas 9 dan Rizki di SDN 2 kelas 3. Selama di perjalanan Mizuki
bertemu dengan teman kembarnya, Ariana dan Aliana raditya. Meskipun kembar mereka
dapat dibedakan dari sifatnya. Ariana memiliki sifat yang tenang dan irit bicara. sedangkan
Aliana memiliki sifat yang periang dan banyak bicara.
“oh..ya.. ada tau gak kafe yang baru dibuka dekat sekolah kita. Kapan kapan mampir
kesana yok. ” kata aliana bersemangat. “boleh aja kok, asalkan ada traktirannya.” Kata
mizuki sambil menyenggol lengan aliana. “mana bisa gitu” kata ariana memperhatikan
mereka. Mereka terus berbicara sampai menuju ke kelas. Sesampainya dikelas, mereka
berpisah menuju kursinya masing-masing. Bertepatan itu pula bel masuk berbunyi
menandakan kelas akan dimulai.
“Selamat pagi, anak-anak. Hari ini kita akan belajar persamaan aljabar. Buka buku
halaman 89” kata ibu Saraswati. Siswi-siswi yang ada disana belajar dengan serius sambil
memperhatikan pembelajaran meskipun pelajaran tersebut kurang disukai oleh sebagian
siswi disana. Siswi-siswi dari sekolah mizuki berhamburan keluar sekolah menandakan
waktunya pulang.
“Mizu, ria, jadi juga ke kafe baru sana?.” kata aliana sambil mengandeng tangan mizuki
dan ariana menuju kafe samping sekolah. “ oke, tapi bisa lepas tangannya. Pegal nih” kata
ariana melepaskan tangannya dari saudarinya. Sesampainya dikafe baru tersebut, mereka
dikejutkan dengan tampilan kafe yang kelihatan cantik dan elegan. Ketika memasuki kafe,
tercium aroma kue dan kopi yang sangat menggugah selera. “Selamat datang, ada yang bisa
dibantu?” kata pelayan toko sambil tersenyum.
Mereka pun memesan makanan dan minuman yang ada disana. Selama menunggu
pesanan tiba, mereka berbicara sekaligus menggibah tentang banyak hal. Pada waktu mereka
berbicara, mizuki bertemu dengan seorang cowok yang berpenampilan dingin dan irit bicara
mengambil pesanan dari kafe tersebut. Disaat itu pula mata mereka bersautan dan menatap
satu sama lain. “mizu..mizuki…hey…halo. dengar gak sih?” sahut aliana sambil
melambaikan tangan ke wajah mizuki.
“ehh ya, ada apa lia?” Mizuki pun tersadar dari lamunannya. “liat apa sih” kata aliana
sambil melihat apa yang Mizuki perhatikan begitu juga dengan Ariana. “tampan juga” kata
Ariana. “ciee.. cinta pandangan pertama nih.” Kata Aliana mengenggol lengan mizuki.
“apaan sih, biasa ajalah” kata Mizuki menggeleng kepalanya. Pelayan toko pun dating
sambil membawa pesanan yang dipesan oleh mereka.
‘namanya Mizuki ya’ batin cowok tersebut tersenyum tipis tanpa diketahui oleh mereka
dan pergi meninggalkan kafe tersebut. Mizuki, dan teman kembarnya pun pulang ke rumah
dan memisahkan diri karna arah rumah yang tidak sejalan. Ia menikmati kesendiriannya
selama di perjalanan untuk melepas penat. Sesampainya dia dirumah, mizuki membuka pintu
dan bertemu dengan rizki yang pulang setelah bermain. “rizki, dah pulang main yah, gimana
sekolahnya.?” Tanya mizuki berjalan ke sofa dan duduk disana untuk istirahat sebentar.
“baik kak, biasa aja disekolah” ujar rizkia sambil mendekati sang kakak. Mereka terus
berbicara dan bercanda ria menikmati kebersamaan yang ada.
“rizki, mizuki, kita latihan kendo lagi, cepat” kata sang kakek. Mereka pun bersiap-siap
untuk latihan beladiri kendo. Kakek memiliki kursus kendo yang terkenal di daerahnya
sehingga memiliki banyak murid yang ada disana. Bela diri kendo ini diwariskan secara
turun menurun oleh keluarga sang kakek yang asli orang Jepang.
Mereka pun sampai ke tempat Latihan kendo. Terlihat beberapa murid sang kakek yang
dikenal mizuki, Daisuke temannya rizki, dan dua anak yang tidak dikenal yang berbeda jenis
kelamin yang sepertinya merupakan murid baru. Sang kakek pun datang dan memulai
Latihan kendo yang dimulai dengan pemanasan diteruskan dengan gerakan beladiri tersebut .
Murid-murid disana melakukan secara serius.
Setelah selesai, murid-murid tersebut pulang dengan jalan kaki ataupun dijemput oleh
orang terdekatnya. Tetapi tidak dengan dua murid baru tersebut, mereka belum melakukan
perjalanan menuju rumah. Mizuki pun pergi menemui mereka sambil menjajarkan badannya
bertanya “Apa kalian menunggu orang tua kalian?. Jika kalian menunggu, kalian boleh kok
menunggu di ruang keluarga” kata Mizuki tersenyum kepada mereka. Mereka hanya
mengangguk dan pergi bersama Mizuki ke ruang keluarga. Keadaan disana cukup canggung
karna mereka hanya diam saja.
Sesampainya diruang keluarga, mereka bertemu dengan rizki yang sedang istirahat
dengan mengibas wajah agar menghilangkan keringat.

Anda mungkin juga menyukai