Supm Tegal
Supm Tegal
Pada zaman penjajahan Belanda, Sekolah Kejuruan Perikanan belum ada. Rintisan dimulai
pada jaman penjajahan Jepang, berupa latihan-latihan pemuda, latihan pemuda pertanian,
latihan pemuda perikanan yang disebut juga “gyomin-dozo”; dilaksanakan di Tegal,
Rembang, dan Batang. Pelatihan ini mengutamakan pemuda-pemuda yang bermukim di
daerah pantai di seluruh pulau Jawa. Masa pelatihan tiga bulan dengan materi latihan
meliputi dasar-dasar pelayaran dan perikanan. Mereka yang telah selesai mengikuti latihan
dikembalikan ke daerahnya masing-masing untuk dapat bekerja di sektor perikanan.
Tahun 1970– 1984, ketika pengembangan perikanan laut diarahkan ke perikanan industri,
sebagian besar lulusan direkrut untuk mengisi kebutuhan tenaga teknis dek dan mes
in kapal pada kapal-kapal penangkap ikan yang beroperasi di perairan Indonesia Timur.
Tahun 1985 – 1990, dalam rangka mencapai swasembada pangan, pada periode tersebut
para lulusan SUPM Tegal direkrut untuk mengisi kebutuhan penyuluh perikanan lapangan di
Indonesia.
Tahun 1991–1995, ketika industri penangkapan ikan tuna segar berkembang di Indonesia.
Pada periode itu, para lulusan direkrut untuk mengisi kebutuhan tenaga Perwira Deck
maupun Perwira Mesin pada kapal long line yang beroperasi di Samudera Hindia maupun di
perairan ZEE.
Pada tahun 1996 – 2000, kebutuhan tenaga kerja pada kapal perikanan di Indonesia tidak
sebanding dengan jumlah lulusan sekolah perikanan setiap tahunnya. Sementara itu, di
Jepang dan negara maju lainnya di Eropa, ABK setempat cenderung beralih mencari
pekerjaan yang beresiko rendah. Oleh karena itu, mereka membutuhkan ABK pengganti dari
negara lain. Peluang ini dimanfaatkan oleh SUPM Tegal, dan pada periode itu para
lulusannya mengisi kebutuhan tenaga ABK kapal perikanan Jepang dan negara maju
lainnya.
Tahun 2001, SUPM Tegal berada di bawah Departemen Kelautan dan Perikanan (DKP)
berdasarkan Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan No. Kep.26L/Men/2001.
Tahun 2001 – sekarang, lulusan SUPM Tegal terbaik direkrut oleh DKP untuk ditempatkan
sebagai teknisi perikanan pada instansi perikanan di bawah DKP seperti SUPM, Balai
Pelatihan Perikanan, Balai Pengembangan Penangkapan Ikan, Balai Budidaya Perikanan,
Balai Karantina Ikan, Kapal Latih Perikanan, Pengawas Perikanan, dan Pelabuhan
Perikanan.Sedangkan lulusan lainnya bekerja di perusahaan perikanan dalam negeri
maupun luar negeri. Setiap tahun ± 60 – 70 orang lulusan SUPM Tegal Program Studi
Nautika Perikanan Laut dan Teknika Perikanan Laut dikirim untuk bekerja ataupun magang
ke Jepang.
LOGO DA N VISI MISI SEKOLAH
AKREDITASI
PROGRAM KEAHLIAN
2021 - 2022