Anda di halaman 1dari 3

Nama : Faqih Kholil Al Ghifari

NIM : 118240140
Kelas : SG – B
Tanggal : 20 Maret 2021
SG Ke : 5

Memulai Biro Arsitektur


Ar. Boy Brahmawanta Sembiring. IAI., AA.
Biro Arsitektur ini adalah instansi atau badan yang tidak hanya sendiri jadi bisa
bekerjasama dengan instansi lain. Pada saat memulai biro arsitektur, pak boy memulai proses
dari 0, dimana pada saat lulus kuliah, beliau bertekad harus menjadi arsitek. Pada tahun 2000
setelah kelulusan beliau mendapat tawaran menjadi drafter dengan gaji kecil, tetapi beliau tidak
proteas dikarenakan ingin menggali lebih banyak ilmu arsitektur. Lalu pada tahun yang sama
beliau dipercaya menjadi asisten arsitek, yang langsung merealisasikan konsep atau ide arsitek
menjadi sebuah gambar. Dan pada tahun 2001 beliau dipercaya menjadi arsitek junior. Hal
tersebut merupakan proses pembelajaran menjadi arsitek melalui bekerja, namun ada juga
beberapa orang yang langsung membangun usaha freelance sendiri. Pada proses yang sudah
dijelaskan tadi, beliau mendapat pembelajaran setelah menjadi arsitek, pembelajaran tersebut
berupa bagaimana mensinkronkan desain degan lapangan, mensinkronkan budget dengan
desain.
Didalam Konsultan arsitek terdapat beberapa divisi yaitu divisi bangun, divisi desain,
divisi pelaksanaan. Pada tahun 2002 beliau keluar dari konsultan arsitek (Pensil Desain), Lalu
mencoba membuka freelance sendiri. Pada desain pertama pak boy, beliau mencoba
mendekatkan diri dengan konstruktor. Pada awal memulai pak boy lebih sering mendengar
masukan dari kontraktor sipil yang lebih senior. Seperti pada saat mencoba material baru pak
boy diberi pandangan – pandangan, jadi kita sebagai arsitek sering merasa bisa, namun
kenyataannya para tukang dilapang yang lebih mengetahui tentang karakter material – material
tersebut, karena mereka yang terjun langsung dalam mewujudkan desain kita menjadi sebuah
bangunan. Para arsitek itu sering berdialog dengan desain sendiri, sering berdialog dengan para
klien. Jika berdialog dengan klien kebanyakan itu menyangkut soal bisnis atau dana, dimana
mereka ingin desain bagus dengan dana seminim mungkin. Berbeda dengan arsitek pada saat
baru memulai, mereka ingin bagaimana desain saya ini keren. Tapi akhirnya sebagaimana
proses – proses dimana dialog berkomunikasi dengan tukang, berdialog dengan
pelaksana/kontraktor, berdialog dengan klien. Ternyata dari proses tersebut banyak perubahan,
dimana gambar tidak sama dengan pelaksanaan awal, banyak rancangan yang diganti. Jadi
komunikasi menjadi hal yang sangat penting dalam berpraktek.
Pada tahun 2003, pak boy mengambil pendidikan S2 sambil bekerja, dan mengambil
jurusan perancangan arsitektur, lalu lulus pada tahun 2006. Pada tahun pertama perancangan
arsitektur, pak boy beserta teman kuliah disimulasikan menjalankan proyek dimana para
mahasiswa S2 mulai masuk kepada penawaran – penawaran instansi baik swasta maupun
pemerintah melalui vendor dan kontes. Dari situ merupakan prosesnya untuk memilih satu
orang atau satu instansi untuk menangani suatu proyek. Didalam simulasi tersebut dibagi
menjadi beberapa kelompok yang terdiri dari 5 orang, disimulasikan seakan – akan sebagai tim
konsultan, dalam proses pembelajaran tersebut kita menjadi tahu bahwa di dunia kerja akan
seperti itu, dimana pada awal mula kita harus bikin penawaran dengan konsep awal istilah di
proyek nyata itu perencanaan teknis dimana ada usulan teknis, usulan biaya, dll.
Pada saat ingin ikut serta dalam IAI (Ikatan Arsitek Indonesia) akan ada proses seperti
magang, dsb. Jangan jadikan proses tersebut sia – sia. Jika ingin menjadi arsitek bentuk terlebih
dahulu diri kita dari proses – proses tersebut. Pada tahun 2009, pak boy mendirikan perusahaan
PT. Brahma Wahana Cipta, yang berlokasi di Sumatera utara, bergerak dibidang arsitektim,
Interior, urban design/rancangan kota, planning. Dengan mengajak kawan – kawan yang
berasal dari Sumatera Utara. Pada saat memulai biro banyak tantangan dalam bekerjasama
dengan instansi, terutama instansi pemerintah. Dalam dunia konstruksi ternyata banyak sekali
kesepakatan ilegal. Jadi dalam membuat sebuah biro arsitektur itu kita harus menegedepankan
etik dan etos. Karena banyak dalam dunia konsultan maupun konstruksi banyak kesepakatan
yang tidak jujur sehingga membuat kita menjadi dilema, jika proyek tersebut tidak diambil
maka tidak ada pemasukan untuk biro, sedangkan jika diambil membuat hati menjadi tidak
tenang karena banyak kesepakatan ilegal atau tidak jujur. Pak boy berpesan, dalam berpraktek
dasarnya adalah etik. Pada proses penciptaan arsitek itu pada dasarnya mempunyai 2 fase yaitu
1) mewujudkan secara mental; dan 2) mewujudkan secara fisik. Pada saat fase mewujudkan
mental yaitu mendesain kita sudah tidak jujur, maka akan menciptakan bibit yang tidak baik
kedepan, seperti contoh, banyak pemimpin perusahaan atau proyek yang tertangkap KPK, jadi
bisa jadi para arsitek atau konsultan ini menanam bibit KKN (Korupsi, Kolusi, Nepotisme),
jadi pada saat bangunan sudah jadi dari hasil bibit tersebut, bisa jadi melebarnya bibit negatif
tersebut. Arsitek harus jujur, arsitek harus punya etik dalam menolak bibit KKN, arsitek harus
memulai untuk menolak hal – hal yang berbau koruptif. Arsitek harus bisa mempertahankan
desain yang tidak dipengaruhi konflik – konflik atau kepentingan – kepentingan yang
merendahkan karya kita atau keprofesian kita. Memulai sebuah biro arsitek tidak harus
berlokasi di kota, namun bisa juga di desa. Karena arsitek itu mendesain dimana saja. Tidak
hanya perkembangan kota yang harus kita perhatikan, namun perkembangan desa juga, karena
masa depan pariwisata terlatak di desa. Yang dijual oleh pariwisata kepada wisatawan adalah
budaya atau culture yang dimana kebanyakan terletak di pedesaaan. Arsitek atau biro arsitek
pun harus bisa membagun sebuah desa dengan mengedepankan konsep culture atau budaya
setempat.
Bukti mengikuti webinar :

Anda mungkin juga menyukai