Anda di halaman 1dari 21

IDENTIFIKASI POTENSI SUMBERDAYA ALAM DAN LINGKUNGAN

DI KABUPATEN MAJENE

Farah Sofhiah Amaliah (60800120058)

A. Gambaran Umum
Kabupaten Majene adalah salah satu Daerah Tingkat II yang berada di Provinsi
Sulawesi Barat, Indonesia. Ibu kota kabupaten ini terletak di Banggae. Kabupaten ini
memiliki luas wilayah 947,84 km² dan berpenduduk sebanyak 173.844 jiwa pada tahun
2020. Secara geografis, Kabupaten Majene terletak pada 2°38' - 3°38' Lintang Selatan
dan 118°45' - 119°4' Bujur Timur. Kabupaten Majene berada di pesisir barat Pulau
Sulawesi yang berjarak sekitar 143 km dari ibu kota Provinsi Sulawesi Barat, kota
Mamuju dan sejauh 378 km berkendara dari Kota Makassar, Provinsi Sulawesi Selata.
Luas wilayah Kabupaten Majene adalah 947,84 km 2 atau 5,6% dari luas Propinsi
Sulawesi Barat yang secara administratif berbatasan dengan wilayah-wilayah Kabupaten
Mamuju di sebelah utara, Kabupaten Polewali Mandar dan Kabupaten Mamasa di
sebelah timur, Teluk Mandar di sebelah selatan dan Selat Makassar di sebelah barat.
Kabupaten Mejene terdiri atas 8 kecamatan dan 82 desa/kelurahan. Adapun
kecamatan–kecamatan tersebut adalah Kecamatan Banggae, Kecamatan Banggae
Timur, Kecamatan Pamboang, Kecamatan Sendana, Kecamatan Tammerodo Sendana,
Kecamatan Tubo Sendana, Kecamatan Malunda, dan Kecamatan Ulumanda. Penduduk
Kabupaten Majene sebagian besar berasal dari Suku Mandar yang merupakan suku asli
Sulawesi Barat. Umumnya mereka berbahasa dengan menggunakan Bahasa Mandar.
Kabupaten Majene adalah salah satu di antara 5 (lima) Kabupaten di Provinsi Sulawesi
Barat yang terbentuk berdasarkan UU Nomor 26 Tahun 2004. Kabupaten ini merupakan
hasil pemekaran ex-Daerah Swatantra (Afdeling) Mandar yang menjadi 3 kabupaten
atau daerah tingkat II yang dimekarkan berdasarkan UU Nomor 29 Tahun 1959, yaitu: 1.
Kabupaten Majene, meliputi bekas Swapraja Majene, Swapraj Pamboang dan Swapraja
Cenrana (sendana); 2. Kabupaten Mamuju, meliputi bekas Swapraja Mamuju dan
Swapraja Tappalang; 3. Kabupaten Polewali Mamasa, meliputi Swapraja Balanipa dan
Swapraja Binuang yang termasuk dalam Onder Afdeling Polewali serta Onder Afdeling
Mamasa.

B. Klasifikasi SDA Berdasarkan Klasifikasi Umum


1. Stok
a. Dasit
Dasit adalah batuan beku vulkanik. Dasit mempunyai tekstur afanitik hingga
porfiritik dan memiliki komposisi intermediet (pertengahan) antara Andesit dan
Riolit. Bahan galian dasit terdapat di Kelurahan Lalampanua, Kecamatan
Pamboang, sebagai lava yang dijumpai berasosiasi dengan breksi gunung api,
yang merupakan bagian dari Formasi Mandar atau Mamuju. Secara petrografis,
dasit tersebut terdiri dari 50% mikrokristalin felspar, 20% kuarsa, 13% plagioklas,
12% biotit, 2% kalsedon, 2% epidot, dan 1% mineral opak. Batuan dasit
tersingkap dengan ketinggian antara 3-5 meter, sedangkan tinggi perbukitan
rata-rata 15 meter, dengan luas sebaran ± 3 ha. Besarnya sumber daya ditaksir
sebesar 625.000 ton. Bahan galian ini menempati morfologi perbukitan Terjal,
sering terkekarkan dan di beberapa tempat longsor sehingga sangat berbahaya
bagi pengguna jalan, terutama di sisi jalan utama Majene-Mamuju. Pemerintah
setempat merencanakan untuk bekerjasama dengan investor dari Brunai
Darulsalam dalam mengembangkan dasit ini sebagai bahan bangunan. Dasit
termasuk komoditas bahan bangunan, yang terdapat dalam jumlah yang cukup
besar bagi Kabupaten Majene, yaitu sekitar 26.400.000 ton. Pemerintah Daerah
setempat juga telah melakukan kesepakatan dengan investor dari Brunei
Darussalam untuk mengeksploitasi dasit di Desa Lalampanua untuk bahan
bangunan. Selain sebagai bahan bangunan, karena sebagian mengalami
pelapukan dan berwarna putih, serta dari analis petrografi menunjukkan
kandungan felspar yang cukup tinggi, yaitu sekitar 50%, maka memungkinkan
untuk memanfaatkan dasit ini sebagai bahan campuran keramik. Masalah yang
sering timbul dalam sektor dasit adalah masih sedikitnya pihak yang mengelola
sumber daya ini. Rencana yang dilakukan pemerintah dalam menghadapi
masalah ini adalah dengan menjalin kerja sama dengan beberapa perusahaan
tambang dalam mengelola SDA di Kabupaten Majene terutama di Kelurahan
Lalampanua, Kecamatan Pamboang.

b. Batu Gamping
Gamping atau batu kapur adalah batuan sedimen yang tersusun dari mineral
kalsit dan aragonit, yang merupakan dua varian yang berbeda dari kalsium
karbonat. Bahan galian batugamping tersebar di beberapa lokasi, diantaranya di
Desa Tubo dan Desa Onang, Kecamatan Sendana. Kandungan kimia dari batu ini
adalah 52,99% CaO; 1,93% SiO2; 0,98% Al2O3; 0,60% Fe2O3; dan 0,35% MgO.
Batu gamping juga terdapat di Desa Tamo, Kelurahan Baurung, Kecamatan
Banggae, sebagai penyusun utama Endapan Aluvial, panjang singkapan ± 50
meter, tebal 0,5– 1 meter. Di wilayah kelurahan ini batu gamping tersingkap
pada morfologi perbukitan rendah. Analisis kimia menunjukkan kandungan CaO=
55,32%; SiO2=0,07%; Al2O3=0,05%; Fe2O3= 0,29%; dan MgO=0,33%. Di Desa
Toli-Toli, Kecamatan Banggae KM 135, dijumpai batu gamping yang teroksidasi
berwarna kemerahan merupakan kebun penduduk setempat. Batu gamping
kristalin dijumpai tersingkap di kanan kiri jalan Desa Baruga Dhua, Kecamatan
Ranggae, berwarna putih kelabu, tebal rata-rata tersingkap 1-1,5 meter, dan
telah dimanfaatkan oleh penduduk setempat untuk bahan bangunan walaupun
terdapat mata air pada batu gamping. Batu gamping terumbu berwarna krem
terdapat di Gua Dusun Lombong, Desa Tubo (Tanjung Pasir Putih, Udung).
Kandungan kimia batu gamping adalah CaO = 50,96 %; SiO2 = 3,19%; Al2O3 =
0,97 %; Fe2O3 = 0,79 %; dan MgO = 0,94 %, P2O5 = 0,10 %. Batu gamping
dimanfaatkan sebagai bahan baku semen, bahan pembangunan jalan, bahan
pembuatan pasta gigi, hiasan taman, bahan pemutih pada kapur tulis dan cat.
Masalah yang sring timbul dalam batu gamping adalah masih sedikitnya pihak
yang mengelola batu gamping tersebut. Adapun cara untuk mengatasi masalah
tersebut yaitu dengan memanfaatkan gua batu gamping sebagai tempat
rekreasi/wisata yang sudah direncanakan oleh pemerintah setempat.

2. Flow
a. Hutan
Hutan adalah sebuah kawasan yang ditumbuhi dengan lebat oleh pepohonan
dan tumbuhan lainnya. Luas kawasan hutan di Kabupaten Majene sebesar
52.071 Ha yang terdiri atas hutan lindung seluas kurang lebih 45.109 Ha dan
hutan produksi terbatas seluas kurang lebih 6.690 Ha serta hutan rakyat seluas
19.000 Ha. Akibat deforestasi menyebabkan fungsi hutan lindung tidak dapat
berfungsi optimal, walaupun demikian masih memiliki potensi untuk
mengembangkan hasil hutan non kayu berupa rotan ± 5000 Ha di wilayah
Kecamatan Tubo Sendana dan Ulumanda dan hutan kemasyarakatan seluas
1.900 Ha di Kecamatan Sendana sementara dalam kawasan hutan produksi
terbatas telah dicanangkan 3.292 Ha untuk pengembangan HTR. Hutan sangat
bermanfaat untuk makhluk hidup. Adapun manfaat hutan yaitu sebagai
penyatok oksigen di dunia, menjaga dan mempertahanka kesuburan tanah,
tempat tinggal makhluk hidup, dan mencegah terjadinya bencana alam seperti
banjir dan longsor. Kerusakan hutan pada Kabupaten Majene setiap tahunya
mengalami peningkatan. Dilansir dari masalembo.com pada tahun 2020,
penebangan hutan marak di lakukan di Hulu Mandar. Penebangan hutan ini
berlokasi di Kecamatan Ulumanda, Kabupaten Majene. Belum dipastikan apakah
penebangan kayu yang terjadi di Ulumanda sudah mendapatkan izin dari pihak
terkait atau tidak. Menurut warga setempat dalam satu minggu terdapat empat
kali mobil ffroad atau hartop memuat kayu turun ke jalan poros. Hal ini sudah
berbulan-bulan, bahkan ada masyarakat yang mengatakan sudah menjelang dua
tahun mobil pemuat kayu berlalu lalang. Untuk mengatasi masalah ini
pemerintah membentuk organisasi dan tata kerja Unit Pelaksana Teknis
Kesatuan Pengelola Hutan (UPT KPH) Malunda dan terdapat pos jaga kepolisian
yang berada di sekitar kawasan hutan lindung di Kabupaten Majene.

b. Perkebunan
Kabupaten Majene merupakan salah satu daerah sentral komoditi
perkebunan di Provinsi Sulawesi Barat dengan luas 28.222 Ha dengan melibatkan
25.440 KK yang tersebar di Kecamatan Malunda, Ulumanda, Tubo Sendana,
Tammeroddo Sendana, Sendana, Pamboang, Banggae dan Banggae Timur. Jenis
komoditi perkebunan yang dikembangkan meliputi kelapa, kopi, kemiri, dan
kakao. Adapun jumlah produksi perkebunan pada Kabupaten Majene berbeda-
beda. Jumlah produksi kelapa dalam sebesar 8.113 ton yang tersebar di
Kecamatan Banggae, Kecamatan Banggae Timur, Kecamatan Sendana,
Kecamatan Pamboang, Kecamatan Tammero’do, Kecamatan Tubo Sendana,
Kecamatan Malunda. Jumlah produk kopi sebesar 177 ton yang terdapat di
Kecamatan Ulumanda. Jumlah produk perkebunan kakao sebesar 8.690 ton yang
terdapat di Sendana, Tubo Sendana, Tammero’do Sendana, Malunda, dan
Ulumanda. Adapun lokasi produk perkebunan kemiri terdapat di Tammero’do
Sendana dan Tubo Sedana. Kebanyaka masyarakat di Kabupaten Majene
memanfaatkan hasil perkebunannya sebagai penghasilan. Selain jadi
penghasilan, tanaman perkebunan juga bisa penyerap CO2, produksi oksigen,
menjaga kesuburan tanah, memberikan lapangan pekerjaan, dan tempat wisata.
Masalah yang sering mucul pada sektor perkebunan adalah saat perkebunan
masyarkat sudah panen akan tetapi masyarakat tidak tahu mau di jual kemana
hasil panennya tersebut. Kurangnya pengetahuan warga desa mengenai kondisi
pasar dan di tambah lagi masalah trasportasi saat mengirim panen tersebut ke
pasaran. Untuk mengatasi masalah tersebut pemerintah saat ini menyediakan
fasilitas sarana dan prasarana untuk memudahkan para petani dalam mengirim
hasil perkebunannnya ke pasaran. Selian itu, pemeritah juga meningkatkan
pengelolaan dan pemantapan kawasan-kawasan konservasi sekitar kawasan
tanaman tahunan dan perkebunan, untuk menghindari meningkatnya resiko
banjir terutama pada wilayah-wilayah hulu daerah aliran sungai. Kemudian,
pemerintah juga menjadi jembatan antara petani dan pembeli dalam proses jual
beli hasil panen.

C. Klasifikasi SDA Berdasarkan Sifat


1. Terbarukan
a. Kambing
Kambing ternak merupakan salah satu subspesies kambing yang dipelihara
atau dijinakkan dari kambing liar Asia Barat Daya dan Eropa Timur. Potensi lahan
peternakan di Kabupaten Majene didominasi oleh lahan ternak kambing dengan
jumlah populasi sebanyak 72.372 ekor pada tahun 2020. Menurut Badan Pusat
Statistik (BPS) Kabupaten Majene tahun 2020 jumlah populasi di Kecamatan
Banggae 14.878 ekor, Kecamatan Banggae Timur 13.472 ekor, Kecamatan
Pamboang 10.011 ekor, Kecamatan Sendana 10.640 ekor, Kecamatan
Tammerodo 5.655 ekor, Kecamatan Tubu Sendana 5.208 ekor, Kecamatan
Malunda 7.050 ekor, dan Kecamatan Ulumanda 5.002 ekor. Peternakan kambing
di kabupaten ini masih dikelola secara tradisonal dengan model pengembangan
ternak keluarga di setiap penduduk di wilayah itu. Ketersediaan lahan hijau
sebagai pakan ternak cukup luas baik yang tumbuh secara alami, maupun yang
ditanami oleh masyarakat setempat sehingga dapat memungkinkan dalam
pengembagan kambing baik yang digembalakan maupun dengan sistem
perkandangan. Hal tersebut memberikan peluang baik untuk masyarakat
setempat dalam melakukan peternakan dengan menggunakan pola inti-plasma.
Selain itu, hal yang mendukung lainnya kondisi alam Kabupaten Majene berada
di pesisir pantai dengan hutan bakau yang cocok bagi makanan ternak kambing.
Lokasi peternakan kambing terdapat di Kecamatan Pamboang, Kecamatan
Banggae, dan Kecamatan Sendana. Di kabupaten ini kambing dimanfaatkan
sebagai sumber penghasilan warga. Selain itu, susu kambing dapat dijual atau
dikomsumsi sendiri dan juga kotorannya dapat digunakan sebagai pupuk.
Masalah yang sering terjadi pada sektor ini adalah masyarakat yang tinggal di
sekitar kandang kambing penduduk terganggu dengan bau dari kambing
tersebut. Sehingga, sering adanya perselisihan antar warga. Untuk mengatasi
masalah tersebut pemerintah melakukan kerja sama dengan peternak kambing
dan menyedikan tempat yang strategis dalam melakukan ternak kambing.

,
b. Kelapa
Kelapa adalah anggota tunggal dalam marga Cocos dari suku aren-arenan
atau Arecaceae. Kelapa merupakan salah satu potensi dan komoditas yang
menjadi tulang punggung perekonomian di daerah Mandar, terutama Majene.
Ketersedian kelapa yang melimpah menjadikan daerah ini menjadi salah satu
pemasok kelapa dan produk turunannya ke berbagai daerah, seperti buah kelapa
tua yang dikirim ke Makassar dan Balikpapan, kopra, tempurung kelapa yang
sampai diekspor ke luar negeri, sabut yang dipergunakan oleh masyarakat lokal
untuk memanggang ikan, minyak goreng kelapa yang tetap diminati oleh
masyarakat ditengah banyaknya minyak berbahan sawit, dan berbagai produk
olahan kelapa lainnya. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Majene,
jumlah produksi kelapa pada tahun 2020 sebanyak 8.113 ton dengan luas areal
tanaman perkebunan kelapa sebesar 7.446 Ha. Setiap tiga bulan sekali kelapa
dapat dipanen. Jenis kelapa yang banyak diproduksi masyarakat yaitu jenis
kelapa dalam dan kelapa hibrida. Masalah yang sering timbul dalam sektor ini
adalah masih kurangnya pihak atau organisasi dalam mengelola dan
memproduksi minyak kelapa murni. Padahal minyak kelapa murni ini sangat
berpotensi untuk menghasilkan pendapatan baik pendapatan pemerintah atau
pendapatan masyarakat setempat. Untuk mengatasi masalah tersebut
pemerintah bekerja sama dengan perusahaan dalam mengelola minyak kelapa
murni. Salah satu yang telah mengembangkan yaitu VCO (Virgin Coconut Oil)
atau minyak kelapa murni di Majene adalah Jeremy Hicks dan Indro Wibowo
dibawah naungan CV. Indokaluku. Perusahaan yang memulai produksi tahun
2017 ini menggunakan metode DME (Direct Micro Expelling). Dengan metode
ini, proses produksi minyak kelapa murni berlangsung cepat hanya dibutuhkan
waktu sekira 1 Jam dengan kapasitas pabrik sebanyak 2 ton perbulan dengan
rata-rata produksi 650-700 liter per bulan sesuai permintaan pasar.

2. Tidak Habis
a. Pisang Pere
Pisang pere atau dalam bahasa mandarnya loka pere adalah jenis pisang
musa parasiaca yang merupakan tanaman endemik Kabupaten Majene, Sulawesi
Barat. Tanaman endemik merupakan tumbuhan asli yang hanya bisa ditemukan
di sebuah wilayah geografis tertentu dan tidak ditemukan di wilayah lain.
Wilayah di sini dapat berupa pulau, negara, atau zona tertentu. Pisang pere
memiliki tinggi tanaman mencapai 2-3 meter, batang tegak, bentuk batang bulat
berwarna hijau, warna pangkal batang hijau, lingkar batang 46-68 cm, jumlah
anakan 3-8 anakan. Komodita local pisang pere di Kecamatan Pamboang.
Kelebihan jenis pisang ini buahnya enak, manis, tetap keras meskipun telah
masak dan tahan disimpan lama. Pisang muda dapat direbus dan digoreng. Buah
pisang baik yang masih mentah maupun yang sudah masak juga bisa diolah
menjadi berbagai jenis makanan ringan seperti loka pere nisattanni (pisang
rebus yang diberi santan), pisang ijo, pisang goreng. Selain itu, batang pisang
loka pere bisa dimanfaatkan untuk pakan ternak, daunnya sebagai pembungkus
makanan dan bonggolnya bisa diola menjadi kripik bonggol pisang. Loka pere
juga pernah meraih juara 1 tingkat nasional mewakili Makassar (Sulawesi Barat
masih masuk dalam Sulawesi Selatan) dan jenis pisang ini hanya terdapat di
Kabupaten Majene. Potensi pengembangan pisang loka pere di Kabupaten
Majene sangat besar. Dikutip dari Badan Penelitian Pengembangan Pertanian
(Balitbangtan) Provinsi Sulawesi Barat, keberadaan pisang pere belakangan ini
sangat sulit ditemukan. Hal itu dikarenakan, petani tidak begitu memperhatikan
budidaya pisang tersebut. Hal itu bisa terjadi karena belum adanya nilai
ekonomis yang membedakan pisang pere dari jenis pisang lainnya. Masalah yang
timbul dari pisang pere ini adalah saat ini pisang pere termasuk langka. Untuk
mengatasi masalah tersebut pemerintah mengimbau rakyatnya untuk menanam
pisang pere di halaman rumah mereka. Bahkan loka pere akan dijadikan salah
satu jenis perlombaan dalam memeriahkan Hari Ulang Tahun RI ke-75. Sistem
perlombaannya yaitu yang menanam banyak pisang pere akan diberikan hadiah.

b. Nanas
Nanas, nenas, atau ananas adalah sejenis tumbuhan tropis yang berasal dari
Brasil, Bolivia, dan Paraguay. Tumbuhan ini termasuk dalam familia nanas-
nanasan. Kualitas nanas di Kabupaten Majene merupakan nanas terbaik kedua
setelah nanas yang berada di Subang, Jawa Barat. Potensi nanas Kabupaten
Majene dikembangkan di Desa Betteng, Kecamatan Pamboang. Keistimewaan
nanas Majene adalah daunnya tidak berduri, ukuran buahnya lebih besar serta
kandungan vitaminnya juga lebih tinggi dibanding nanas di tempat lain di luar
Pamboang maupun di luar Majene. Selain itu, mengosumsi nanas juga dapat
untuk mencegah serangan jantung, beri-beri, stroke, dan masih banyak penyakit
lainnya. Khusunya di Kecamatan Pamboang, masih terdapat 500 Ha lahan yang
berpotensi menghasilkan ratusan ton buah nanas. Selama ini Indonesia dikenal
sebagai eksportir buah nanas terbesar ketiga setelah Filiphina dan Thailand.
Buah jenis ini memang banyak ditemuka di daerah tropis, terutama daerah
sekitar katulistiwa. Tanaman ini sudah mendapatkan hak paten dari Pusat
Perlindungan Varietas Tanaman dan Perizinan Pertanian Kementerian Pertanian.
Saat ini Kabupaten Majene mendapatkan tawaran kerjasama dengan beberapa
perusahaan. Salah satunya, perusahaan selai yang memproduksi bahan
campuran roti. Ada juga pengusaha yang akan membantu meningkatkan SDM di
Majene. Permasalahan yang dihadapi petani nanas di Desa Betteng adalah
keterbatasan alat yang dimiliki serta kurangnya pengetahuan dan keterampilan
dalam mengelolah buah nanas. Petani buah nenas ini perlu mendapatkan
perhatian pemerintah Majene untuk merubah mindset tidak hanya mampu
bertani, tetapi juga mampu mengelolah hasil pertanian mereka sendiri. Cara
pemerintah untuk mengatasi masalah tersebut adalah dengan memberikan
pembinaan dan pelatihan dari aspek produksi dan aspek menajemen usaha
kepada masyrakat setempat.

3. Tidak Terbarukan
a. Batu Bara
Batu bara adalah salah satu bahan bakar fosil. Potensi pertambangan batu
bara seluas 10.108 Ha terdapat di Desa Metta, Kecamatan Malunda. Potensi
batu bara di Desa Makatta memiliki kualitas tinggi, namun belum ditentukan
berapa jumlah kandungan yang terdapat di kawasan tersebut. Umumnya
kandungan batu bara terdiri dari karbon, hidrogen, oksigen, nitrogen, dan sulfur.
Jumlah karbon yang terdapat dalam batu bara bertambah sesuai dengan
peningkatan derajat batubaranya, kenaikan derajatnya dari 60% hingga 100%.
Kandungan hidrogen dalam liginit berkisar antara 5%, 6% dan 4.5% dalam
batubara berbitumin sekitar 3% hingga 3,5% dalam antrasit. Kandungan oksigen
dalam lignit sekitar 20% atau lebih, sedangkan dalam batu bara berbitumin
sekitar 4% hingga 10% dan sekitar 1,5% hingga 2% dalam batu bara antrasit.
Jumlah Nitrogen yang terdapat dalam batu bara berupa senyawa organik yang
terbentuk sepenuhnya dari protein bahan tanaman asalnya dan jumlahnya
sekitar 0,55% hingga 3%, Sulfur dalam batu bara biasanya dalam jumlah yang
sangat kecil dan kemungkinan berasal dari pembentuk dan diperkaya oleh
bakteri sulfur. Sulfur dalam batu bara biasanya kurang dari 4%, tetapi dalam
beberapa hal sulfurnya bisa mempunyai konsentrasi yang tinggi. Masalah yang
terjadi pada sektor ini adalah belum di liriknya batu bara yang berada di
kabupaten ini oleh investor. Pemerintah sudah mencari para investor lokal yang
tertarik untuk menggarap potensi tersebut, namun tidak terdapat para investor
di Kabupaten Majene. Untuk itu diharapka agar investor luar Majene dapat
mengetahui mengenai potesi besar yang dimiliki oleh kabupaten Majene
mengenai batu bara sehingga sumber daya ini dapat di garap secepatnya dan
tentunya dapat menambah Pendapatan Asli Daerah (PAD).

b. Ziolit
Zeolit adalah senyawa zat kimia alumino-silikat berhidrat dengan kation
natrium, kalium dan barium. Zeolit terdapat di Desa Seppong, Kecamatan
Sendana, merupakan hasil ubahan hidrotermal pada tuf Formasi Mandar (Tmm).
Di lapangan, batuan ini berwarna kehijauan, berlapis, keras, berbutir halus -
sedang. Sedangkan secara petrografis adalah bataulanau tufaan dan litik tuf
terubah, yang dari hasil analisis XRD terdiri dari mineral kuarsa dan mordenit.
Hasil analisis kimia ditunjukkan pada paragraf di bawah. Hasil analisis kimia
adalah: SiO2 = 71,39 % – 71,51 %, Al2O3 = 12,63 % - 13,05 %, Fe2O3 = 1,08 % -
1,13 %, CaO = 1,26 % - 1,61 %, MgO = 0,32 % - 0,38 %, Na2O = 1,41 % - 1,97 %,
K2O = 4,28 % - 3,28 %, TiO2 = 0,08 % - 0,09 %, MnO = 0 % - 0,01 %, P2O5 = 0,03
% - 0,09 %, SO3 = 0 % - 0,01 %, H2O = 1,11 % - 1,71 %, HD- = 5,03 % - 6,86 %. CEC
= 135,57 meq % - 147,56 meq %. Bahan galian ini tersingkap setebal ±2 meter,
sepanjang ± 3 km, dan lebar ± 2 km, sehingga sumber daya diperkirakan sebesar
26.400.000 ton. Endapan zeolit menempati daerah perbukitan terjal, dengan
ketinggian mencapai 30 meter, setempat-setempat longsor sebagai bongkah-
bongkah yang terserak di kaki bukit. Lahan digunakan oleh penduduk setempat
sebagai perkebunan coklat dan panili. dimanfaatkan sebagai pakan ternak, ikan,
penjernih air, pupuk tanaman. Pemanfaatan sebagai penyubur tanah (bidang
pertanian) lebih cocok di daerah Kabupaten Majene terutama sekali untuk areal
persawahan dan perkebunan. Masalah yang sering timbul adalah kurangnya
pihak dalam penggarapan sumber daya ini. Adapun tindaka pemerintah yaitu
mereka sedang mengusahakan agar ada pihak yang dapat mengelola sumber
daya ini dengan baik.

D. Klasifikasi SDA Berdasarkan Potensi


1. Materi
a. Lempung
Lempung atau tanah liat adalah partikel mineral berkerangka dasar silikat
yang berdiameter kurang dari 5 mikrometer. Lempung terdapat di morfologi
pedataran Desa Baurung dan Lembang, Kecamatan Banggae termasuk dalam
Endapan Aluvial dan Pantai (Qal), diperkirakan berasal dari hasil pelapukan
batuan gunungapi, karena banyak mengandung kuarsa, berwarna coklat
kemerahan. Sebaran lempung kira-kira seluas 5 Ha, dengan sumber daya
diperkirakan sebesar 125.000 ton. Bahan galian ini telah sekitar 4 tahun
dimanfaatkan oleh penduduk setempat sebagai bahan baku batu bata. Produksi
batu bata ± 200 per orang per hari, untuk konsumsi setempat sampai Kabupaten
PolaweliMamasa. Analisis kimia senyawa major menunjukkan kandungan SiO2 =
63,99 %, Al2O3 = 16,97 %, Fe2O3 = 2,96 %, CaO = 1,72 %, MgO = 0,77 %, Na2O =
2,18 %, K2O = 3,66 %, TiO2 = 0,61 %, MnO = 0,01 %, P2O5 = 0,06 %, H2O = 1,65
%, HD- = 6,17 %. Lempung yang terdapat di Desa Baurung dan Desa Lembang,
Kecamatan Banggae ini telah dimanfaatkan sebagai bahan pembuatan batu batu
oleh penduduk setempat. Selain itu, lempung merupakan bahan baku semen
disamping batu gamping, akan tetapi jumlahnya kurang memadai dan perlu
kerjasama dengan pemerintah daerah lainnya agar bahan galian ini dapat
dimanfaatkan sebagai bahan campuran semen. Adapun manfaat lemping lainnya
yaitu dipergunakan sebagai bahan untuk pembuatan keramik bodi porous
seperti bata/genteng atau gerabah. Masalah yang sering muncul pada sektor ini
adalah dari penerajin lempig. Alat yang mereka gunakan masih tradisonal
sehingga mereka belum dapat memproduksi secara besar-besaran seperti dalam
memprosuksi batu bata. Adapun solusi yang diberikan oleh pemerintah yaitu
memberikan wadah untuk para pengerajin dalam berkreasi dan sebagai
jembatan antara perajin dengan pembeli.

b. Ikan Terbang
Xocoetidae atau torani dan sering kali disebut sebagai ikan terbang adalah
famili ikan laut yang terdiri atas sekitar 50 spesies yang dikelompokkan dalam 7
hingga 9 genera. Bahasa mandar ikan terbang yaitu bau tuingtuing. Jenis ikan
terbang terletak di Kecamatan Sendana, Kecamatan Pamboang, Kecamatan Tubo
Sendana dan Kecamatan Malunda. Ciri khas ikan terbang yaitu memiliki sirip
dada yang panjang dan lebar sehingga memudahkan akselerasi saat di udara
dengan mengepakkan kedua sirip-“sayap”nya. Para nelayan di Majene biasanya
menangkap ikan Tuing tuing dengan jala. Banyaknya hasil tangkapan dipengaruhi
oleh cuaca seperti kerasnya angin dan derasnya arus laut. Pada bulan Juni hingga
Oktober tidak terlalu deras. Para nelayan akan menangkap ikan terbang dengan
jarak 20 mil dari pesisir pantai. Namun pada bulan November hingga Mei,
derasnya arus laut membuat nelayan harus menangkap ikan terbang dengan
jarak 50 mil dari pesisir pantai. Dahulu ikan ini hanya di konsumsi oleh masyarakt
setempat dikarenakan belum terkenalnya produk ikan ini. Kemudian, masyarakat
setempat melakukan inovasi dengan membuat warung makan seiring jalan di
Kecamatan Sendana. Bahkan saat ini saat kamu pergi melewati jalan di
Kecamatan Sendana, kamu akan melihat wisata kuliner disana. Adapun nama
wisata kulinarnya yaitu somba. Disana kamu bisa menikmati aneka olahan hasil
laut yang mengunggah selera. Makanan yang disajikan berupa cumi-cumi, ikan
terbang, buras, nasi, dan masih banyak lagi yang pasti akan membuat perjalanan
semakin mengasikkan. Seiring zaman produk ikan ini mulai dikenal bahkan
produk ikan ini sudah melakukan kegiatan ekspor ke Jepang. Ikan terbang ini
menjadi salah satu unggulan komoditi ikan asin di kabupaten Majene, Provinsi
Sulawesi Barat. Ikan Tuing-tuing ini kemudian dibuat menjadi ikan asin dengan
cara tradisional kemudian dibakar hingga berwarna kecoklatan. Masalah yang
sering timbul saat ini adalah banyaknya warung di somba yang sudah mulai
mengganti olahan ikan terbangnya menjadi jenis ikan lain. Tindakan yang di
ambil oleh pemerinntah yaitu melindungi jenis ikan tersebut dikarenakan jumlah
ikan terbarang saat ini mulai berkurang.

2. Energi
a. Sungai
Sungai adalah aliran air di permukaan yang besar dan berbentuk memanjang
yang mengalir secara terus-menerus dari hulu (sumber) menuju hilir (muara). Di
Kabupaten Majene terdapat beberapa sungai. Adapun sungai saat ini di
kabupaten ini dimanfaatkan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan sehari-
harinya atau tempat rekreasi. Tempat rekreasi yang dialiri sungai di kabupaten
ini adalah Permandian Sungai Teppo di Kelurahan Baru Kecamatan Banggae; Air
Terjun Orongan Puawang di Lingkungan Puawang Kelurahan Tande Kecamatan
Banggae Timur; Permandian Udhuhun Pokki di Galung Kecamatan Pamboang;
Permandian Sungai Tubo di Kecamatan Tubo Sendana; Permandian Air Panas di
Limboro dan Makula serta Wisata Wai Makula Tinggas di Kecamatan Sendana;
dan Air Terjun Mario dan Takkulilia di Kecamatan Malunda. Manfaat dari sungai
yaitu sebagai sumber irigasi terutama pada daerah persawahan. Masalah yang
sering terjadi pada daerah perairang sungai di Kabupaten Majene adalah air
sungai yang tercemar. Tercatat sebanyak empat dari enam sungai yang
merupakan sumber air untuk pemasuk Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM)
Kabupaten Majene Sulawesi Barat terdeteksi engalmi pencemara ringan. Adapun
empat sungai yang tercemar ringan adalah Sungai Tinambung dengan indeks
pencemaran (IP) 1,36, Sungai Pamboang dengan Indek Pencemaran (IP) 1,35,
dan Sungai Tubo dengan Indek Pencemaran (IP) 1,09. Kategori pencemaran sugai
tersebut masih tergolong ringan. Dua sungai yang masih dalam kondisi tidak
tecemar adalah Sungai Seppong dengan dengan Indek Pencemaran (IP) sebesar
0,85 dan Sungai Deking dengan dengan Indek Pencemaran (IP) sebesar 0,91.
Kadar pencemaran dianggap telah menghampiri tercemar ringan. Kendati
demikian, masalah tersebut harus tetap diatasi. Adapun tindakan pemerintah
Kabupaten Majene dalam mengatasi masalah tersebut yaitu dengan mengalukan
sosialisasi kepada sejumlah warga dan dilakukannya penghijauan di sekitar
sungai agar dapat megurangi dampak pengikisan yang juga memicu keruhnya air
sungai.

b. Matahari
Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) terdapat di Pantai Wisata Barane
Kelurahan Baurung Kecamatan Banggae Timur dengan kapasitas 300 Watt dan di
Desa Sambabo Kecamatan Ulumanda dengan kapasitas 90 unit x 150 WP.
Penyedia aliran listrik di Kabupaten Majene sepenuhnya menjadi tanggung
jawab PT.PLN. Pada daerah ini PT.PLN menggunakan Pembangkit Listrik Tenaga
Mikrohidro (PLTMS), Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS), Pembangkit Listrik
Tenaga Diesel (PLTD), dan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA). PLTS adalah
suatu pembangkit listrik yang menggunakan sinar matahari melalui sel surya
(photovoltaic) untuk mengkonversikan radiasi sinar foton matahari menjadi
energi listrik. Unjuk kerja PLTS sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu
faktor lingkungan, faktor temperature PV modul, faktor kondisi cuaca lingkungan
dan faktor Intensitas cahaya matahari. Pembangkitan listrik bisa dilakukan
dengan dua cara, yaitu secara langsung menggunakan fotovoltaik dan secara
tidak langsung dengan pemusatan energi surya. Fotovoltaik mengubah secara
langsung energi cahaya menjadi listrik menggunakan efek fotoelektrik.
Pemusatan energi surya menggunakan sistem lensa atau cermin dikombinasikan
dengan sistem pelacak untuk memfokuskan energi matahari ke satu titik untuk
menggerakan mesin kalor. Sistem pemusatan energi surya (concentrated solar
power, CSP) menggunakan lensa atau cermin dan sistem pelacak untuk
memfokuskan energi matahari dari luasan area tertentu ke satu titik. Sel Surya
yang mendapat penyinaran sinar matahari merupakan salah satu sumber energi
yang sangat menjanjikan. Dalam keadaan puncak atau saat posisi matahari tegak
lurus, sinar matahari yang jatuh di permukaan sel surya seluas satu meter
persegi akan mampu menghasilkan energy listrik 900 hingga 1000 Watt. PLTS
memanfaatkan cahaya matahari untuk menghasilkan listrik DC, yang dapat
diubah menjadi listrik AC melalui inverter apabila diperlukan, oleh karena itu
meskipun cuaca mendung, selama masih terdapat cahaya, maka PLTS tetap
dapat menghasilkan listrik. PLTS merupakan pembangkit listrik yang ramah
lingkungan tanpa ada bagian yang berputar, tidak menimbulkan kebisingan, dan
tanpa mengeluarkan gas buangan atau limbah.

3. Ruang
a. Air Terjun
Air terjun adalah formasi geologi dari arus air yang mengalir melalui suatu
formasi bebatuan yang mengalami erosi dan jatuh ke bawah dari ketinggian.
Majene yang masuk dalam wilayah Sulawesi Barat selain dikenal dengan pesona
baharinya juga memiliki keindahan alam yang jarang diketahui masyarakat.
Meski begitu, hamparan alam yang indah mampu membuat Kabupaten Majene
menjadi salah satu destinasi wisata yang perlu dijelajahi saat berkunjung ke sini.
Kendati Majene di kenal sebagai daerah pesisir dan pantai yang menjadi objek
wisata andalannya, rasanya kurang lengkap apabila tidak mencoba destinasi
wisata alam lainnya, salah satunya adalah Air Terjun Malunda. Air terjun berada
di Desa Maliaya, Kecamatan Malunda, Kabupaten Majene. Air Terjun Malunda
oleh masyarakat sekitar dikenal dengan nama Air Terjun Salassang Malunda. Air
terjun ini juga memiliki nama lain selain Air Terjun Salassang Malunda yaitu Air
terjun Cinta. Air terjun Cinta dinamai oleh pengujung bukan karena lokasinya
yang kerap di jadikan tempat memadu kasih pasangan muda mudi, melainkan
karena di dasar air terjun, terdapat genangan air seperti kolam, yang berbentuk
seperti hati. Air Terjun yang memiliki ketinggian sekitar 15 meter dengan debit
yang lumayan deras ini langsung mengalir ke kolam renang alami di bawahnya.
Untuk dapat menikmati tempat ini kita hanya akan berjalan sekira 100 meter
dari sisi jalan Trans Sulawesi atau kurang lebih 15-20 menit. Namun jangan
khawatir kamu tidak akan kelelahan karena di sepanjang perjalanan menuju air
terjun, Anda akan dimanjakan oleh pemandangan pepohonan hijau dan rimbun
yang membuat perjalanan kamu terasa nyaman. Kendati belum ditunjang sarana
dan prasarana pendukung, air terjun cukup menarik perhatian.

b. Pantai
Pantai Dato merupakan salah satu destinasi wisata yang sangat digemari oleh
masyarakat di Majene, Sulawesi Barat (Sulbar). Pantai yang dikenal dengan
pemandangan khas pasir putih dan tebing karang itu terletak di Lingkungan
Pangale, Kelurahan Baurung, Kecamatan Banggae Timur. Kawasan pantai Dato’
dibuka sejak 1998. Sejak saat itu pula pemerintah setempat terus berupaya
membenahi tempat wisata ini untuk menambah ciamik panorama alamnya. Pada
2018 misalnya, Disbudpar Majene mengucurkan anggaran sebesar Rp 1,6 miliar
dari Dana Alokasi Khusus (DAK) Kementerian Pariwisata RI pada 2018 untuk
membangun sejumlah fasilitas. Jauh dari sorotan tujuan yang lebih populer di
pulau-pulau besar lainnya, Pantai Dato dengan segala kemegahannya benar-
benar merupakan keindahan terpencil yang tersembunyi di dalam Kabupaten
Majene. Kota Majene terletak di Teluk Mandar, sebelah selatan ibu kota
Mamuju dan lebih dekat ke kota Polewali di Sulawesi Barat. Terletak hanya 1 km
dari Banggae, jantung Kabupaten Majene atau sekitar 3,5 jam perjalanan dari
Mamuju ibu kota Sulawesi Barat, pantai ini disorot dengan formasi batuan yang
indah di satu sisi dan pantai berpasir putih yang membentang luas di bawah
tebing yang tergantung pada yang lain. Pantai Dato Majene menawarkan
panorama alam yang indah dan ketenangan bagi setiap pengunjungnya. Selain
itu, pantai ini masih alami dan terjaga dengan baik sehingga menarik minat
wisatawan untuk berkunjung terutama pada hari-hari libur. Sepanjang garis
Pantai Dato merupakan rumah bagi berbagai jenis kepiting dan kerang, dan
beragam jenis ikan laut. Selain itu, perairan lepas pantainya pun relatif tenang.
Dengan semua kelebihan yang dimiliki, pantai ini cocok untuk segala jenis wisata
pantai, seperti bermain pasir, memancing, hingga berenang. Pada bulan
tertentu, yakni Agustus hingga September, Pantai Dato selalu menjadi lokasi
pelaksanaan lomba perahu tradisional Suku Mandar, yang dikenal dengan nama
Sandeq Race. Ini sejenis perahu bercadik yang digerakkan hanya dengan bantuan
tiupan angin pada layar. Itulah yang menjadi ciri khas pantai ini.

E. Klasifikasi SDA Berdasarkan Jenis


1. Hayati
a. Hutan Mangrove
Hutan bakau atau disebut juga hutan mangrove adalah hutan yang tumbuh
di air payau, dan dipengaruhi oleh pasang-surut air laut. Hutan ini tumbuh
khususnya di tempat-tempat di mana terjadi pelumpuran dan akumulasi bahan
organik. Pada Kabupaten Majene terdapat beberapa hutan mangrove yang
terkenal. Salah satunya yaitu Hutan Mangrove Rewataa. Hutan mangrove ini
terletak Kelurahan Lalampanua, Kecamatan Pamboang, Kabupaten Majene.
Lokasi tepat dari hutan ini berada di sisi jalan Trans Sulawesi, dan dapat
dijangkau dengan dengan kendaraan roda dua maupun roda empat. Dengan
jarak berkisar 15 kilometer dari ibu kota Kabupaten Majene. Waktu tempuh
untuk sampai ke Hutan mangrove Rewata'a dapat dicapai dengan sekitar 30
menit. Adapun fasilitas dalam objek wisata mangrove itu di antaranya jalan titian
sepanjang 152 meter yang dibuat semeratik mungkin seperti diberikan beragam
warna, empat unit gazebo, tanggul seluas 38 x 12 meter serta pos jaga yang
menjadi pintu masuk ke kawasan objek wisata. Hutan mangrove ini mrmberikan
manfaat untuk masyarakat maupun pemerintah. Secara umum Manfaat hutan
mangrove adalah sebagai paru-paru dunia, sumber ekonomi, habitat flora dan
fauna, hingga pengendali bencana. Adapun manfaat lainnya yaitu dapat
mencegah abrasi, pengikisan tanah di pesisir pantau, mata pencarian warga, dan
penyerap karbondioksida. Namun, saat ini di beberapa hutan mangrove di
Kabupaten Majene sudah mengalami kerusakan diakibatkan ulah manusia. Hal
itu dikarenakan mereka yang ingin membuat tambak dan tanpa pertimbangan
matang-matang mereka langsung memangkas mangrove tersebut. Selain itu,
adanya penebangan liar dan tindakan membuang sampah ke laut juga dapat
merusak ekosistem hutan mangrove. Untuk tetap menjaga hutan mangrove yang
Kabupaten Majene ini miliki, pemerintah bekerja sama perusahaan dalam
menyediakan bibit mangrove kemudian melakukan even/organisasi yang
bergerak dalam penanaman mangrove.

b. Tanaman Kemiri
Kemiri adalah tumbuhan yang bijinya dimanfaatkan sebagai sumber minyak
dan rempah-rempah. Tumbuhan ini masih sekerabat dengan singkong dan
termasuk dalam suku Euphorbiaceae. Kawasan tanaman kemiri terdapat di
Tammero’do, Sendana, dan Tubo Sendana. Ratusan hektar lahan pertanian
kemiri petani di Kecamtan Sendana mendapatkan hasil panen yang cukup
menjanjikan. Di tambah lagi dengan harganya pada setiap kilogram mengalami
kenaikan dari harga Rp.3.000 menjadi Rp.5000. Namun, kenaikan harga beli
kemiri tersebut belum cukup memuaskan masyarakat di Kecamatan Tammerofo
Sendana, Kabupaten Majene, Sulawesi Barat untuk terus membudidayakan
kemiri. Masyarakat akhir-akhir ini gemar menebang pohon ksmiri untuk
dijadijkan kayu yang dijual. Mereka mengatakan dibanding menjual kemiri yang
rendah, masyarakat lebih memilih menebang pohon kemiri untuk kayunya dijual.
Kalau pohon kemiri ditebang maka akan dapat menghasilkan satu kubik kayu
yang harganya mencapai Rp 1,5 juta, makaya masyarakat memilih menjual
pohonnya dari buahnya. Kemudia, kayu tersebut dijual ke masyarakat umum dan
dibawa untuk dijual ke Kota Mamuju yang dijadikan sebagai bahan membuat
papan mal yang diguakan membuat gedung dan bangunan. Para pengusaha
banyak menggunakan kayu jenis ini dikareakan hargaya yang murah dan kayunya
yang tidak tahan lama makanya jenis kayu ini hanya dijadikan papan
malSehingga produksi kemiri di Kabupaten Majene yang dijual di pasaran akan
menurun dikarenakan penjualan kayu kemiri tersebut, sehingga perlu antisipasi
pemerintah. Hal itulah yang menjadi masalah pada sektor kemiri ini. Untuk
mengatasi masalah ini sesuai dengan Peraturan Daerah Nomor 12 Tahun 2012
Tentang Rencana Tata Ruang Wilayaj Kabupaten Majene Tahun 2011-2031,
pemerintah mengambil tindakan dengan mengubah kebiasaan masyarakat yang
ingin menjual kayu pohon kemiri mereka dengan melakukan sosialisasi.

2. Non Hayati
a. Sirtu
Sirtu adalah singkatan dari pasir batu. Orang kadang menyebutnya dengan
gravel atau base course. Sirtu biasanya merupakan bahan yang belum
terpadukan. Sumber daya ini biasanya tersebar di daerah aliran Sungai. Endapan
sirtu sering dijumpai di Desa Tallu Banua, Desa Pangalerong, Kecamatan
Sendana, Kampung Pu Awang, Desa Baruga Dhua, Kecamatan Banggae. Biasanya
sirtu diendapkan pada lingkungan air seperti sungai, danau maupun laut dikenal
dengan sebutan aluvium. Adapun ciri-ciri dari sirtu berupa agregat pasir terdiri
dari butir-butir yang tajam dan keras dengan indikasi kekerasan ≤ 2,2, butir-butir
agregat halus harus bersifat kekal, agregat pasir tidak boleh mengandung zat-zat
yang dapat merusak beton, seperti zat-zat yang reaktif alkali, Agregat halus tidak
mengandung bahan-bahan organis terlalu banyak, agregat halus tidak boleh
mengandung lumpur lebih dari 5 % (ditentukan terhadap berat kering), pasir dan
batu, berukuran pasir halus, kasar, kerikil, kerakal, dan bongkah. Paduan antara
material yang besar-besar seperti material batuan dan material pasir serta
material lempung. Material batuan beku sangat baik untuk bahan pondasi
bangunan ringan - sedang, sedangkan material halus sangat baik untuk pengisi
celah dan batuan bangunan. Sirtu berasal dari dua bagian yang berukuran besar
merupakan material dari batuan beku, metamorf, dan sendimen. Sedangkan
yang berukuran halus terdiri dari pasir dan lempung. Seluruh material tersebut
tererosi dari batuan induknya bercampur menjadi satu dengan material yang
halus. Kuatnya proses ubahan atau pelapukan batuan dan jauhnya transportasi
sehingga material batuan berbentuk elip atau bulat dengan ukuran mulai kerikil
sampai bongkah. Sirtu biasanya berada pada daerah ketinggian atau bukit. Sirtu
dapat dimanfaatkan sebagai bahan bangunan, dan pondasi jalan Sirtu yang lepas
sangat baik untuk bahan pengeras jalan biasa maupun jalan tol, dan airport.
Selain itu dapat pula dipergunakan dalam campuran beton, aspal/hotmix,
plester, bahan bangunan dan tanah urug.

b. Lempung Bentonitan
Bahan galian ini dijumpai di Dusun Lamaru, Desa Simbang, Kecamatan
Pamboang, secara fisik tersingkap menyerpih, kilap lilin, berwarna coklat
kehijauan, ketebalan 1-3 meter yang merupakan hasil devitrivikasi batuan tuf
yang mengandung banyak gelas vulkanik. Di Desa Bonde, Kecamatan Pamboang
lempung bentonitan, kilap lilin, mengandung pasir, keberadaannya cukup luas,
areal ini merupakan kebun penduduk. Di Kampung Segeri, Dusun Baruga Dhua,
Kecamatan Banggae, berdekatan dengan lokasi batugamping, kemungkinan
bentonit, menyerpih, mengulit bawang, berwarna coklat kehijauan, teroksidasi
berwarna kemerahan. Bentonit adalah bahan galian yang banyak mengandung
mineral monmorillonite yang merupakan salah satu kelompok dalam mineral
lempung yang kaya akan kandungan Na. Kandungan mineral yang terdapat pada
lempung bentonitan adalah montmorilonit dengan daya bleaching setelah
diaktifasi 35 % - 45 %, ini batuan ini tidak bias digunakan sebagaimana bentonit.
Bentonit kering mempunyai sifat fisik seperti berupa partikel butiran halus yang
berwarna kuning muda, putih dan abuabu dengan karakteristik sebagai berikut :
Massa jenis : 2,2 – 2,7 g/L Massa molekul relative : 549,07 g/mau. Mineral
lempung yang terkandung pada tanah tersebut yaitu jenis montmorillonite
dengan tingkat pengembangan yang tinggi. Selain itu, Bentonite termasuk
mineral lempung clay golongan smektit dioktahedral yang mengandung sekitar
80% monmorilonit dan sisanya antara lain kaolit, illit, feldspar, gypsum, abu
vulkanik, kalsium karbonat, pasir kuarsa dan mineral lainya. Lempung benyonitan
memiliki banyak manfaatAdapun manfaatnya yaitu mengurangi racin tubuh,
merawat kulit berminyak dan berjerawat, mengobati ruam popok, mengatasi
diare, dan menurunkan berat badan. Kegunaan bentonit cukup banyak, antara
lain sebagai bahan campuran kosmetik, campuran semen, campuran pembuatan
pupuk, sebagai lumpur pemboran dan masih cukup banyak lain lagi
kegunaannya.
F. Tujuan Penataan Ruang
Dari hasil identifikasi yang saya lakukan setelah menyelesaikan tugas ini adalah saat
ini pemerintah Kabupaten Majene sedang berusaha semaksimal mungkin untuk
menjalankan semua Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) yang sudah mereka
rencanakan dengan sebaik mungkin. Adapun rancangan tersebut ditetapkan pada
tanggal 28 September 2012 oleh bapak bupati Kabupaten Majene, bapak H. Kalma Katta
pada saat itu bersama bapak H. Syamsiar Muchtar M. Selaku sekretaris daerah
Kabupaten Majene. Mereka mengesahkan Peraturan Daerah Kabupaten Majene
Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Majene Tahun 2011-2031. Dalam
penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten memiliki beberapa
tahapan yang meliputi tahapan persiapan penyusunan, peninjauan kembali RTRW
Kabupaten sebelumnya, pengumpulan data dan informasi, analisis, konsepsi atau
perumusan konsep rencana, dan legalisasi rencana menjadi Peraturan Daerah. Menurut
saya, saat ini pemerintah Kabupaten Majene lebih fokus dalam mengelola sumber daya
alam (SDA) yang mereka miliki seperti halnya pisang pere. Awalnya jenis pisang andemik
Kabupaten Majene ini hampir punah. Namun, berkat inovasi pemerintah dengan
melakukan perlombaan pada HUT RI ke-75. Masyarakat berbodong-bondong untuk
menanam pisang endemik ini. Contoh lainnya juga, pada hasil tambang di Kabupaten
Majene. Saat ini pemerintah masih terus mencari perusahaan yang layak untuk
mengelola hasil tambang Kabupaten Majene dengan baik dan menghentikan
penambangan ilegal yang ada pada kabupaten ini. Adapun hasil sumber daya alam (SDA)
yang berhasil tembus ke pasar internasional dan melakukan kegiatan ekspor adalah
peroduk ikan terbang dan nanas. Saat ini ikan terbang kering sudah melakukan ekspor
ke jepang dan untuk nanas saat ini juga melakukan ekspor ke berbagai negara seperti
Korea Selatan, Iran, Singapura, Arab Saudi serta permintaan dari konsumen lokal.

Anda mungkin juga menyukai