Faktor-Faktor Keprilakuan
Manajer keuangan dan akuntan manajerial yang terlibat dalam operasional penganggaran,
baik dalam mengembangkan anggaran serta pelaporan kinerja. Seperti contoh anggaran
operasional meliputi anggaran penjualan, anggaran biaya tenaga kerja, anggaran biaya produksi,
dan anggaran lainnya. Dimana penekanan pada perbandingan hasil aktual dengan anggaran
kontrol, perencanaan, koordinasi dan tujuan, disajikan secara detail.
Keseluruhan proses identifikasi atas proyek potensial, estimasi arus kas untuk setiap
proyek, penggunaan teknik analisis, seleksi keputusan, dan kemudian penerapan proyek
tersebut melibatkan sejumlah pertimbangan keperilakuan atas dampak-dampak yang luas.
Identifikasi dan spesifikasi atas proyek potensial memerlukan kerativitas dan kemampuan
untuk mengubah ide yang bagus menjadi suatu proyek yang praktis. Ketidakpastian yang
melekat dalam data yang menggambarkan suatu proyek (seperti mengestimasikan waktu dari
arus kas atau nilai sisa) tidak memungkinkan penerapan teknik seleksi untuk dapat
sepenuhnya objektif. Karena hasil dari teknik analisis harus diinterpretasikan dengan hati-
hati, maka kemampuan manusia untuk mempertimbangkan dan menilai adalah faktor yang
penting.
Keputusan anggaran modal yang salah menyebabkan masalah yang merugikan ataupun
kegagalan. Oleh karena itu, perusahaan terus-terusan untuk memperbaiki proses penyusunan
anggaran modal. Beberapa dari teknik yang telah dikembangkan dalam perbaikan interpretasi
ekonomi dan data terkait keputusan anggaran yaitu seperti diskonto pembayaran kembali,
estimasi nilai sekarang bersih, analisis sensitivitas, simulasi, dan pemrograman sistematis.
Dalam penerapan teknik tersebut, diperlukannya kegiatan mengidentifikasi atas proyek
potensial, estimasi arus kas untuk setiap proyek, penggunaan teknik analisis, seleksi
keputusan, dan penerapan proyek-proyek dalam teknik seleksi. Seluruh proses tersebut
melibatkan sejumlah pertimbangan keperilakuan atas dampak-dampak yang luas. Beberapa
faktor-faktor keperilakuan yang mempengaruhinya antara lain:
Faktor manusia sangat terlibat dalam proses penyusunan anggaran modal, telah ditunjukan
bahwa proyek modal marginal kadang kala diimplementasikan untuk menyediakan suatu
mekanisme guna melatih karyawan manajemen. Penyusunan anggaran modal juga dapat menjadi
ritual dan dengan demikian gagal untuk memanfaatkan teknik pengambilan keputusan yang
rasional. Telah dicatat bahwa penerimaan atau penolakan terhadap suatu proyek modal dapat
bergantung pada tingkat penghindaran risiko dari pribadi si pengambil keputusan. Perilaku
mencari risiko atau menghindari risiko juga dapat mempengaruhi proses tersebut dan sebaiknya
dipantau. Akhirnya, dicatat bahwa tekanan politik dapat sangat mempengaruhi keputusan
penyusunan anggaran modal.
3. Usulan Perbaikan
Apa yang dapat dilakukan untuk mengurangi pengaruuh ynag merugikan dari faktor-
faktor keperilakuan manusia terhadap proses penyusunan anggaran modal? Pertama, penting
bagi mereka yang terlibat dalam penyusunan anggaran modal menyadari faktor-faktor
keperilakuan yang melekat pada proses tersebut. Dimana, mungkin faktor-faktor ini
sebaiknya tidak diperbolehkan untuk mengaburkan data keputusan yang relevan dan yang
bersifat lebih rasional. Sementara itu, tidak mungkin untuk sama sekali menghilangkan
faktor-faktor manusia dan usaha-usaha untuk mengendalikan dampaknya yang disfungsional.
Lebih lanjut lagi, agar audit pasca-implementasi dilakukan terhadap proyek-proyek
anggaran modal. Dengan melakukan hal itu, seseorang dapat mengamati bukan hanya
kesesuaian dari suatu model pengambilan keputusan (pengembalian, nilai sekarang, bersih,
dan seterusnya) dan akurasi dari estimasi data yang digunakan, melainkan juga usaha untuk
mengidentifikasikan berbegai faktor keperilakuan yang mempengaruhi seleksi dan proses
manajemen proyek di suatu perusahaan. Disini seseorang dapat mencoba untuk memnetukan
faktor-faktor perilaku manakah yang menghambat keputusan yang tepat dan implementasi
berikutnya. Ketika hal ini dilakukan, seorang pengambil keputusan mengenai anggaran
modal dapat mengambil langka-langkah untuk memperhitungkan faktor-faktor ini dalam
proses seeksi dan implementasi. Dalam mengembangkaan kesadaran akan faktor-faktor yang
menghambat, manajemen sebaiknya membiasakan diri untuk menemukan kasus-kasus
ritualisme dalam proses penyusunan anggaran dan mencatat apakah tingkat penghindaran
risiko atau tingkat pencarian risiko dari manajer individual adalah konsisten dengan tujuan
perusahaan secara keseluruhan.
Teori penguatan yang dijelaskan B. F. Skinner dalam Robbins dan Coulter (2004)
bahwa orang kemungkinan besar berperilaku seperti yang dikehendaki apabila ia
mendapat imbalan untuk berbuat hal itu. Manfaat yang dapat diambil dari teori ini adalah
para manajer dapat memengaruhi perilaku anggota organisasi yang dipimpinnya dengan
memperkuat tindakan-tindakan yang mereka anggap menguntungkan.
Gambar Proses Penguatan :