Anda di halaman 1dari 3

Saras Mulia Rahim

1810112215

Hukum Perdata Internasional

1. Rumuskan pengertian Ketertiban Umum dalam bahasa anda sendiri dengan mengacu
kepada 10 definisi yang dikemukakan para sarjana
 Kegel
konsep ketertiban umum pada dasarnya berkenaan dengan "bagian yang tidak
dapat disentuh dari sistem hukum setempat". Karena itu hukum asing (yang
seharusnya berlaku) dapat dikesampingkan jika dianggap bertentangan dengan
"the untouchable part" dari lex fori itu.
 Sudargo Gautama
Teori ketertiban umum dalam HPI di Indonesia dimaknai sebagai rem darurat
 Blacks’s Law Dictionary
Broadly, principles and standards regarded by the legislature or by the courts
as being of fundamental concern to the state and the whole of society. Courts
sometimes use the term to justify their decisions, as when declaring a contract
void because it is “contrary to public policy” also termed policy of the law.
 Martin Wolf
Masalah "orde public" merupakan exeption to the application of foreign law
(pengecualian terhadap berlakunya kaidah hukum asing).
 Ahli HPI lain (di Amerika serikat)
"public policy" merupakan teknik yang dapat digunakan untuk membernarkan
hakim dalam menolak suatu klaim yang didasarkan pada suatu kaidah hukum
asing.
 Prof. Kollewijn
Pertama, ketertiban umum dalam hukum perikatan merupakan batasan dari
asas kebebasan berkontrak. Kedua, sebagai unsur pokok dalam “ketertiban dan
kesejahteraan, keamanan” (rust en veiligheid). Ketiga, sebagai pasangan dari
“kesusilaan yang baik” (goede zeden). Keempat, sebagai sinonim dari
“ketertiban hukum” (rechtsorde), ataupun kelima “keadilan.” Keenam,
sebagai pengertian dalam hukum acara pidana untuk jalannya peradilan yang
adil, dan terakhir kewajiban hakim untuk mempergunakan pasal-pasal dari
perundang-undangan tertentu.
 Prof. Sunaryati Hartono
“Ketertiban Umum” itu sulit untuk dirumuskan dengan jelas, karena
pengertian ini sangat dipengaruhi oleh waktu, tempat, serta falsafah bangsa/
Negara dan sebagainya yang bersangkutan dengan masyarakat hukum yang
bersangkutan.
 David D. Siegel
“It is impossible to define a state’s “public policy”. Presumably it is the
entirety of the state’s law, whether embodied in statutes, rules, decisions …
[if] that is the definition, then it could be argued that any foreign claim of rule
of law not having precise counterpart in forum law would violate forum
“policy”, and that would mean in turn that a state would” never enforce
different laws of another state” … [This is of course not the case”.
 Justice Cardozo
“...the courts are not free to refuse to enforce a foreign right at the pleasure of
the judges, to suit the individual notion of expediency or fairness. They don’t
close their doors unless help wouldviolate some fundamental principle of
justice, some prevalent conception of good morals, some deep-rooted tradition
of the common weal.”
 Stumberg
“Relief may be refused at the forum because of disapproval, on grounds of
policy there, of the particular cause of action as such.”
 Menurut saya
Ketertiban Umum adalah upaya membentuk landas pijak bagi hakim
mengesampingkan berlakunya hukum/kaidah hukum asing dalam perkara
Hukum Perdata Internasional yang seharusnya tunduk pada suatu sistem
hukum asing.
2. Kenapa diperlukan adanya lembaga Ketertiban Umum dalam HPI
Karena, merupakan suatu perisai (as ashield), dalam usaha untuk menjaga agar
tidak terjadi pelanggaran terhadap sendi-sendi asasi dari sistem hukum dan tata susila
masyarakat kita sendiri dan bukan sebagai pedang (as a sword) yang setiap kali akan
mencegah berlakunya putusan arbitrase luar negeri.
3. Apa bahaya jika hakim terlalu banyak menggunakan lembaga Ketertiban Umum
dalam pemberlakuan hukum asing
Hakim bisa dicap sebagai penganut “rechts-farizeisme”. Hakim bersifat
mengagung-agungkan, mendewa-dewakan hukum sendiri secara Chauvinistis yang
tentunya tidak dapat dipertanggungkanjawabkan dalam hubungan internasional.
Karena selalu hendak memakai ketertiban umum, menganggap segala sesuatunya
yang berlainan dari hukum sendiri sudah melanggar ketertiban umum adalah sifat
Parisi (rechts-farizeisme) atau chauvinismus yuridis.
4. Baca dan pelajari Putusan MA sebagai berikut Bdgk. Putusan MA. Reg. No
3191K/Pdt. tanggal 8 Februari 1986.
5. Berikan contoh Ketertiban Umum yang bersifat universal dan national
 Universal
Pihak penggugat, perempuan, Lie Kwie Hien, telah menuntut perceraian dari
suaminya Tjin Tjheuw Jie. Kedua pihak berkewarganegaraan RRC. Mereka
telah menikah di Purwakarta pada tahun 1950. Dalam pengajuan perceraian
ini, pihak penggugat mendalilkan agar perceraiannya diperlakukan undang-
undang Perkawinan RRC yang mulai berlaku tanggal 1 Mei 1950. Dalam
Pasal 17 Undang-undang RRC ini mengatur perceraian secara mudah, lebih
mudah daripada dasar-dasar perceraian yang diatur dalam BW. Menurut Pasal
17 tersebut, perceraian harus dikabulkan baik diajukan oleh kedua belah pihak
maupun salah satu pihak saja, jika perdamaian tidak berhasil dilaksanakan,
dan bila diajukan oleh kedua pihak, seharusnya diatur terlebih dahulu soal
anak dan harta kekayaan.

 National
Kasus penyelesaian perkara perkawinan dan perceraian, masalah pelarangan
perkawinan beda agama (dalam hukum Islam) sangat bertentangan dengan
public order Jerman, yaitu tentang kesetaraan dan kebebasan beragama. Akan
tetapi, pada tahun 1976, pengadilan tingkat banding di Oldenburg Jerman
menerima pelarangan ini tanpa mempertimbangkan banyak hal tentang hak-
hak konstutusional bagi para pasangan.

Anda mungkin juga menyukai