Analisis Kesalahan Konstruksi Sintaksis Pada Karangan Argumentasi Siswa Kelas Xi SMK Negeri 2 Semarang
Analisis Kesalahan Konstruksi Sintaksis Pada Karangan Argumentasi Siswa Kelas Xi SMK Negeri 2 Semarang
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bentuk
kesalahan konstruksi sintaksis dalam karangan argumentasi siswa kelas
XI SMK 2 Semarang. Bentuk kesalahan konstruksi sintaksis meliputi
kesalahan konstruksi frase dan kesalahan konstruksi kalimat dalam
karangan argumentasi.
Subjek penelitian ini adalah karangan argumentasi siswa kelas XI
SMK 2 Semarang. Objek penelitian ini adalah kesalahan konstruksi
sintaksis dalam karangan argumentasi siswa kelas XI SMK 2 Semarang.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif,
yaitu mendeskripsikan tentang kesalahan konstruksi sintaksis pada
karangan argumentasi siswa kelas XI SMK 2 Semarang. Untuk
mengumpulkan data kesalahan konstruksi sintaksis, digunakan teknik
simak dan catat. Metode analisis yang digunakan adalah metode teknik
lesap dan teknik balik dan metode agih. Instrumen dalam penelitian ini
adalah peneliti sendiri dengan kriteria kesalahan penggunaan
konstruksi frase dan kalimat.
Hasil penelitian kesalahan konstruksi sintaksis. Pertama,
kesalahan konstruksi sintaksis ada 2, yaitu kesalahan konstruksi frase
dan kalimat. Kesalahan konstruksi frase terdidiri dari 1 buah kesalahan
sementara kontruksi kalimat terdiri dari 8 jenis kesalahan.
PENDAHULUAN
METODE PENELITIAN
Instrumen penelitian ini adalah human instrument. Human instrument
adalah peneliti sendiri yang didasarkan pada pengetahuan tentang teori-teori
mengenai kesalahan konstruksi sintaksis melakukan seluruh aktifitas mulai dari
perencanaan, pengumpulan data, analisis, dan penafsiran data, sampai
dengan melaporkan hasil penelitian .
Pengumpulan data dilakukan dengan teknik simak dan catat
(Sudaryanto,1993: 133-136). Adapun yang dapat ditempuh dalam teknik simak
adalah peneliti membaca dan mengamati secara keseluruhan karangan
argumentasi siswa. Setelah membaca dan mengamati karangan-karangan siswa,
langkah berikutnya adalah mencatat. Langkah dalam mencatat adalah
mengidentifikasi kesalahan konstruksi kalimat yang digunakan dalam
karangan argumentasi siswa
Analisis data dalam penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif. Hal
ini dikarenakan objek yang diteliti berupa data-data yang bersifat kualitatif
memerlukan penjelasan secara deskriptif. Metode analisis yang digunakan
adalah metode agih. Metode agih atau metode distribusional adalah metode
analisis yang alat penentunya ada di dalam dan merupakan bagian dari bahasa
yang diteliti (Sudaryanto, 1993: 15)
Metode agih diterapkan melalui beberapa teknik lanjutan. Teknik analisis
lanjutan dalam penelitian ini adalah teknik lesap dan balik. Teknik lesap
ini berguna untuk mengetahui kadar kesalahan unsur yang dilesapkan dalam
konstruksi sintaksis. Jika hasil dari pelesapan itu tidak gramatikal, unsur yang
bersangkutan memiliki kadar keintian yang tinggi dan sebaliknya
(Sudaryanto,1993: 42). Teknik balik berguna untuk mengetahui kadar ketegaran
letak suatu unsur dalam konstruksi sintaksis.
5. Koherensi
Pertalian makna antar kalimat pada paragraf dapat dikaitkan
dengan lebih mudah dari pada kohesi. Pada kalimat pertama
membicarakan tentang pendidikan, begitu juga kalimat yang kedua.
Sedangkan pada paragraf kedua membicarakan tentang pendidikan
smk hingga kalimat terkahir masih membahas tentang pendidikan smk.
Berikut ini di temukan kesalahan koherensi pada teks argumentasi
Kelas IX SMK 2 Semarang.
“Kalau dana sekolah di turunkan hingga 10% pastinya pertumbuhan
dan perkembangan sekolah akan semakin meningkat dan menjadi
baik. Pemerintah menyatakan wajib belajar 9 tahun tetapi
kenyataanya banyak masih banyak anak yang tidak sekolah”
Kalimat diatas Kalau dana sekolah di turunkan hingga 10% pastinya
pertumbuhan dan perkembangan sekolah akan semakin meningkat dan
menjadi baik pada saat yang bersamaan pemerintah menyatakan wajib
belajar 9 tahun. Dengan demikian agar kalimat tersebut koherensi
maka di tambahkan kata hubung “Sementara” sehingga kalimatnya
menjadi “Kalau dana sekolah di turunkan hingga 10% pastinya
pertumbuhan dan perkembangan sekolah akan semakin meningkat dan
menjadi baik. Sementara itu Pemerintah menyatakan wajib belajar 9
tahun tetapi kenyataanya banyak masih banyak anak yang tidak
sekolah”
6. Penggunaan Kata Mubadzir
Penggunaan kata kata yang tidak tepat atau terlalu berbelit belit
dalam suatu kalimat. Maka jika kata itu di hilangkan maka tidak akan
merubah makna kalimat tersebut. Berikut analisis yang di temukan
dalam teks argumentasi siswa kelas IX SMK 12 Semarng
“Oleh karna itu pemerintah harus berupaya untuk memberikan
bantuan beasiswa untuk orang orang yang kurang mampu.”
Kata”oleh karna itu” terlalu berbelit belit dan maknanya sama tiap
katanya maka agar kalimat tersebut efektif harus di hilangkan
kemudian penghilangan kata” yang “ di anggap terlalu boros kata jika
di hilangkan tidak akan merubah makna sesungguhnya. Maka kalimat
yang benar adalah “pemerintah harus berupaya untuk memberikan
bantuan beasiswa untuk orang orang kurang mampu.”
7. Kata Serapan Dalam Kalimat
Adalah penggunaan kata dalam Bahasa asingyang sudah diintregasikan
ke dalam suatu Bahasa dan di terima pemakai secara umum.
“Jika biaya pendidikan di turunkan dengan memberikan BOS
(Bantuan Oprasional Sekolah), tentunya System pendidikan akan
semakin lebih baik dan tidak ada anak yang putus sekolah.”
Dari kalimat di atas ada kata serapan dari Bahasa inggris yaitu
“system” tetapi belum di intregasikan ke dalam Bahasa Indonesia .
maka seharusnya di serap menjadi “sistem” berikut klimat benarnya
Jika biaya pendidikan di turunkan dengan memberikan BOS (Bantuan
Oprasional Sekolah), tentunya System pendidikan akan semakin lebih
baik dan tidak ada anak yang putus sekolah.”
8. Logika Kalimat
merupakan hubungan yang logis antara satu kalimat (proposisi)
dengan kalimat lain. Suatu kalimat memenuhi logika kalimat jika
makna kalimat itu dapat diterima oleh akal sehat.
”sangat di sayangkan bila mereka putus sekolah di karnakan biaya
yang cukup mahal”
Kata putus di dalam kalimat di atas tidak logis karna dapat
menimbulkan makna kalau mereka itu memutus sekolah karna biaya
yang mahal.
Kata putus bisa di ganti dengan kata berhenti. Kalimat yang telah di
perbaiki sebagai berikut. sangat di sayangkan bila mereka berhenti
bersekolah di karnakan biaya yang cukup mahal
PENUTUP
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan
pada bab sebelumnya dapat ditarik kesimpulsan bahwa:
Kesalahan konstruksi sintaksis pada karangan argumentasi siswa
kelas XI SMK 2 Semaarang terdiri dari kesalahan konstruksi frase
dan kesalahan konstruksi kalimat. Kesalahan konstruksi frase
meliputi makna yang redundan.Kesalahan konstruksi kalimat
terbagi menjadi 8 bagian yaitu ketidak hadiran fungsi subjek
(2kategori) kalimat tidak baku (1 kategori) kalimat ambigu (1
kategori) diksi yang tidak tepat (1 kategori) koherensi (1kategori) kata
mubadzir (1 kategori) kata serapan (1 kategori) dan logika kalimat (1
kategori).
DAFTAR PUSTAKA
Sari,emidar,dkk 2012 .Hubungan kompetensi dan kemampuan menulis kalimat
efektif dalam karangan argumentasi .Lengayang
https://www.google.com/url?
sa=t&source=web&rct=j&url=https://media.neliti.com/media/publications/11784
6-ID-hubungan-kompetensi-sintaksis-dan-kemamp.pdf&ved=2ahUKEwie-
_rl_KnqAhU34HMBHQhOA3IQFjACegQIBhAB&usg=AOvVaw2KF-
JAISlcYCLOFugc6iVO (Diakses pada 30 juni 2020 Pukul 23.13 wib)