Anda di halaman 1dari 2

Nama : Made Dananjaya Dwi Putra

Kelas : XI MIPA 3
No. Absen : 19
Tugas Sejarah Indonesia

PERLAWANAN RAKYAT INDRAMAYU

Sewaktu Belanda, Jepang, dan Sekutu melakukan pendudukan di Indonesia,


beberapa daerah di Jawa Barat melakukan gerakan perlawanan yang dilakukan
rakyat untuk melawan penjajah. Gerakan perlawanan rakyat di Indramayu terjadi
sekitar tahun 1942-1947. Antara tahun 1942-1945 rakyat Indramayu melakukan
perlawanan melawan Jepang yaitu di Desa Kaplongan. Gerakan perlawanan
tersebut dipicu oleh Camat Karangampel yang bernama Misnasastra
mengumpulkan padi milik Haji Aksan, namun Haji Aksan menolak. Dengan minta
bantuan kepada polisi, Haji Aksan ditangkap untuk dibawa ke Balai Desa. Dengan
ditangkapnya Haji Aksan maka rakyat Desa Kaplongan berbondong-bondong
menyerbu Balai Desa dan menyerang polisi. Selain itu, Desa Kaplongan memiliki
banyak tokoh agama yang memimpin gerakan perlawanan rakyat sehingga Jepang
mencatat bahwa tokoh-tokoh tersebut telah masuk daftar hitam dan termasuk orang
yang dicari Jepang. Untuk menangkap tokoh-tokoh tersebut, Jepang melakukan
siasat yang sangat licik sehingga satu persatu tokoh-tokoh tersebut dapat
tertangkap.
Selain di Desa Kaplongan, gerakan perlawanan juga terjadi di Desa
Cidempet. Gerakan tersebut dipicu adanya bala tentara Jepang melakukan
perampasan padi hasil panen rakyat dengan cara hasil panenan rakyat harus
diserahkan ke Balai desa dan rakyat mengambil sebagian dari hasil panenan
tersebut. Namun, tawaran Jepang tersebut ditentang oleh rakyat sehingga timbullah
gerakan perlawanan melawan Jepang.

Setelah Indonesia merdeka, gerakan perlawanan rakyat Indramayu masih


juga terjadi yaitu gerakan perlawanan dalam melawan Sekutu. Gerakan tersebut
terjadi antara tahun 1946-1947. Sekutu yang diboncengi Belanda berkeinginan
untuk kembali menjajah Indonesia. Namun kedatangan Belanda yang
memboncengi NICA tersebut dihadang rakyat dalam bentuk perlawanan. Kejadian
tersebut terjadi di Kecamatan Kertasemaya. Kontak senjata melawan Belanda juga
terjadi di Desa Larangan. Namun diantara gerakan perlawanan rakyat di Indramayu
dalam melawan Belanda, yang paling dahsyat terjadi di Kampung Siwatu, yaitu
pembumihangusan Kampung Siwatu karena kampung tersebut dijadikan tempat
pengungsian para pejuang Indramayu. Ayib Maknun, warga Indramayu yang
menjadi mata-mata Belanda memberitahukan kepada tentara Belanda, kalau
Kampung Siwatu dijadikan tempat persembunyian sehingga oleh Belanda
kampung tersebut dibumihanguskan.

Anda mungkin juga menyukai