Anda di halaman 1dari 7

MDVI Vol. 39. No.

1 Tahun 2012: 42-9

Tinjauan Pustaka

PERANAN TOLL-LIKE RECEPTOR


TERHADAP INFEKSI BAKTERI PADA KULIT
Yuanita, Qaira Anum

Bagian/SMF Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin


FK Universitas Andalas Padang / RS dr. M. Djamil, Padang

ABSTRAK

Toll-like receptors (TLR) termasuk kelompok glikoprotein yang berfungsi sebagai reseptor permukaan
transmembran dan terlibat dalam respons imun alami terhadap mikroorganisme patogen. Sistem imunitas
alami mengenali patogen melalui pathogen-associated molecular patterns (PAMPs). Molekul yang dikenali
berupa molekul bakteri positif-Gram dan negatif-Gram DNA dan RNA virus, jamur, dan protozoa. Masing-
masing molekul ini memiliki target spesifik. Saat ini telah diketahui 11 macam TLR, yang dibagi menjadi dua
tipe yaitu; surface-expressed TLRs, yang aktif melawan komponen dinding sel bakteri; dan reseptor
intraselular, yang mengenali pola molekul virus. Semua TLR memiliki kemiripan struktur dan fungsi namun
respons yang berbeda terhadap komponen mikroorganisme. Infeksi bakteri pada kulit merupakan salah satu
kondisi yang patogenesisnya berhubungan dengan fungsi TLR. TLR yang berperan dalam imunitas terhadap
bakteri adalah TLR 1,2, 4, 5, dan 6 yang dapat mengenali komponen dinding sel bakteri, sehingga disebut
juga sebagai TLR ekstraseluler. Penyakit infeksi bakteri pada kulit yang telah diketahui patogenesisnya
berhubungan dengan TLR antara lain: lepra, pioderma, dan sifilis. (MDVI 2011: 39/1; 42-8)

Kata kunci: Toll-like receptors (TLR), infeksi bakteri pada kulit

ABSTRACT

Toll-like receptors (TLR) included in the group of glycoproteins that function as transmembrane
surface receptors involved in innate immune response against pathogenic microorganisms. Natural immune
system recognizes pathogens via pathogen-associated molecular patterns (PAMPs). Molecules that recognize
molecules of Gram-positive bacteria and Gram-negative, DNA and RNA viruses, fungi and protozoa. Each
molecule has a target specificity. One of the main pattern recognition receptor molecules of innate immunity
system is a Toll-like receptors (TLRs). There are 11 different TLRs, which is divided into two types, namely:
surface-expressed TLRs, which is active against bacterial cell wall components, and intracellular receptors,
which recognize molecular patterns of viruses. All TLR has a similarity of structure and function and have
different responses to the components of microorganisms. Bacterial infections of the skin is one of the
conditions in the pathogenesis associated with TLR function. TLR that played a role in immunity against
bacteria are TLR 1,2, 4, 5, and 6 which can recognize bacterial cell wall components, so it is also known as
extracellular TLR. Bacterial infections of the skin disease known pathogenesis associated with TLR include:
leprosy, pyoderma, and syphilis. (MDVI 2011: 39/1; 42-8)

Key words: Toll-like receptors (TLR), bacterial infections of the skin

42
Yuana, dan Q Anum TLR pada infeksi bakteri pada kulit

PENDAHULUAN Toll-like receptor


Tubuh manusia dapat terpajan dengan mikroorganisme Sejarah dan definisi
sehingga menyebabkan penyakit infeksi dari ringan, hingga
sepsis dan kematian. Kulit merupakan pelindung terluar Penamaan Toll-like receptors (TLRs) berasal dari
terhadap virus, bakteri, dan jamur. Tubuh manusia kemiripan struktur dan fungsi pada reseptor trans-
memiliki berbagai mekanisme pertahanan tubuh untuk membran yang ditemukan pada lalat Drosophila melano-
mengendalikan kolonisasi mikroflora residen, yang cukup gaster. Dinamai Toll, yang dalam bahasa Jerman berarti
efektif mencegah perkembangan penyakit akibat mikro- “fantastis” atau “aneh”. Analisis rangkaian gen mem-
organisme. Mekanisme pertahanan tersebut terdiri atas perlihatkan adanya encoded protein transmembran dengan
pertahanan fisis atau anatomis (kulit, mukosa), mekanis, domain intrasitoplasmik baru yang mirip dengan reseptor
(sel silia pada traktus respiratorius), dan sawar biokimia interleukin-1 (IL-1) pada tikus. Selain mengatur per-
(air mata atau saliva), yang selanjutnya dapat kembangan tahap embrionik, bentuk mutan Toll juga
menginduksi sistem imun, alami dan adaptif.1-4 mengganggu pertahanan antijamur dari lalat. Selanjutnya
Sistem imunitas alami dapat mengenali patogen diketahui bahwa defek pada jalur Toll menyebabkan
melalui pathogen-associated molecular patterns (PAMPs). gangguan respons imun terhadap penyebab infeksi
Molekul yang dikenali berupa molekul bakteri positif-Gram lainnya. Janeway dkk. pada tahun 1997, menemukan
dan negatif-Gram, DNA dan RNA virus, jamur dan homolog reseptor Toll Drosophila pada manusia. Saat ini
protozoa. Setiap molekul tersebut memiliki target yang dikenal sebagai TLR4, yang terdiri atas domain intra-
spesifik. Salah satu reseptor pengenal utama pola molekul sitoplasmik Toll-like receptors/ IL-1 receptors, namun
sistem imunitas alami adalah Toll-like receptors (TLRs).3,5,6 domain ektraselular imunoglobulin (Ig) mirip dengan
Toll-like receptor (TLR) termasuk kelompok reseptor IL-1. Terlihat kemiripan struktur pada reseptor
glikoprotein yang berfungsi sebagai reseptor permukaan lalat, yang terdiri atas leucine-rich repeats. Kemiripan ini
transmembran dan terlibat dalam respons imun alami menunjukkan suatu metode lama reseptor pengenalan
terhadap mikroorganisme patogen. TLR merupakan yang dipertahankan melalui evolusi dan digunakan oleh
komponen kunci pada respons imun alami yang dapat manusia dan serangga. Saat TLR pertama kali ditemukan
mengenali komponen mikroorganisme. Selanjutnya TLR untuk mengenal pathogen-associated molecular patterns,
memulai jalur yang memberi sinyal untuk mengaktifkan TLR merupakan reseptor terpenting dalan pengenalan
sitokin, kemokin, dan peptida antimikroba. TLR dapat pola mikroorganisme pada sistem imunitas alami.7,8
meningkatkan perlekatan dan pengaturan kostimulasi (?) TLR merupakan reseptor transmembran yang diko-
molekul yang terlibat dalam respons imun alami dan dekan oleh germline dengan karakteristik berupa leucin-
bawaan.7,8 rich domain (LRR) ekstraselular dan domain intraseluler
Saat ini telah diketahui 11 macam TLR, yang dibagi atau sitoplasmik yang homolog dengan interleukin-1
menjadi dua tipe yaitu: surface-expressed TLRs, yang receptor (TIR).2,9,10 LRR ditemukan pada sejumlah
aktif terhadap komponen dinding sel bakteri; dan reseptor protein dan terlibat dalam pengenalan ligan dan trans-
intraselular, yang mengenali pola molekul virus. Seluruh duksi sinyal. Domain LRR dipisahkan dari region (?)
TLR memiliki kemiripan struktur dan fungsi, namun transmembran oleh domain LRR carboxy-terminal.
memberikan respons yang berbeda terhadap komponen Domain TIR dibutuhkan untuk intracellular signaling.
mikroorganisme.4 TLR berperan penting dalam berbagai TLR diekspresikan oleh berbagai sel misalnya makrofag
patofisiologi penyakit autoimun, di sistem saraf pusat, dan sel dendritik.9 TLR berfungsi sebagai pathogen
paru, traktus gastrointestinal, ginjal, dan kanker. Pada recognition receptors (PRRs), mengenali pathogen-
perkembangannya, TLR semakin dipahami peranannya associated molecular patterns (PAMPs) yang unik pada
dalam penyakit inflamasi pada kulit, keganasan serta mikroba dan penting dalam pertahanan diri mikroba.
mekanisme pertahanan. Berbagai kondisi kulit yang Ligasi PAMPs pada TLR akan menginduksi sel imun dan
berhubungan dengan TLR antara lain akne, rosasea, mengaktifkan sejumlah jalur dalam imunitas alami yaitu
psoriasis, dermatitis atopik, sistemik lupus eritematosus, inflamasi, koagulasi dan kematian sel.11 Pengenalan
mikosis fungoides, sifilis, lepra, kandidiasis, infeksi kulit PAMPs ini menyebabkan sistem imunitas alami mampu
akibat bakteri dan virus serta kanker kulit.3 membedakan antara bahan self dan non-self.12
Infeksi bakteri pada kulit merupakan salah satu
kondisi yang dalam patogenesisnya berhubungan dengan Klasifikasi TLR
fungsi TLR. Komponen dinding sel bakteri dikenali oleh
5 TLR yaitu 1, 2, 4, 5, dan 6, yang disebut TLR Sebagian besar spesies mamalia diperkirakan memiliki
ekstraselular karena ekspresinya pada permukaan sel dan 10 hingga 15 tipe TLR. Tiga belas TLR ditemukan pada
domain ektraselularnya. Pada tinjauan kepustakaan ini manusia dan tikus.3,7 Tabel 1 memperlihatkan 11 TLR yang
dibahas tentang peranan TLR pada infeksi bakteri di kulit. telah diketahui, dengan ligan dan spesiesnya.

43
MDVI Vol. 39. No.1 Tahun 2012: 42-9

Tabel 1. Klasifikasi TLR, ligan, dan spesies yang dikenali3 dan TLR4 meningkat pada jaringan adiposa tikus yang
obesitas.15
TLR subfamily Ligan Spesies
TLR1 + TLR2 Triacyl lipopeptides Bakteri Tabel 2. Ekspresi TLR pada berbagai sel5
TLR2 Zymosan Jamur
TLR3 dsDNA Virus
TLR4 Lipopolysaccharide Bakteri negatif-Gram
TLR5 Flagellin Bakteri
TLR6+ TLR2 Diacyl lipopeptides Mikoplasma
TLR7 ssRNA Virus, pejamu
TLR8 ssRNA Virus, pejamu
TLR9 DNA, hemozin Bakteri, virus,
plasmodium
TLR 10 Tidak diketahui Bakteri
TLR11 Profilin-like protein Toksoplasma, bakteri
DC: dendritic cell; Fb:fibroblast; KC:keratinocyte; LC:Langerhans cell;
MC: melanocyte; NK: not known; +: normal expression; –: no
expression; +/–: low expression.
TLR mengenali dan merespons molekul mikroba
yang berbeda, sehingga sistem imun alami dapat
Spesifik ligan TLR
membedakan patogen dan menginduksi respons kaskade
yang sesuai. Masing-masing TLR mengenali berbagai Pengenalan komponen dinding sel bakteri meru-
pengulangan produk mikroba, contohnya pasangan ligan- pakan peran dari 5 jenis TLR yaitu TLR 1,2,4,5, dan 6,
reseptor seperti TLR4 dan lipopolisakarida (LPS), TLR5 yang disebut juga sebagai TLR ekstraselular karena
dan flagelin, TLR1/TLR2/TLR6 dan lipoprotein, serta ekspresinya pada permukaan sel dan domain ekstra
TLR3/TLR7/TLR8/TLR9 dan asam nukleat tertentu.7,13 selular.4 TLR4 merupakan reseptor yang pertama kali
Sel imun yang mengekspresikan TLR antara lain ditemukan pada manusia,2,4 dan dapat mengenali
monosit, makrofag, granulosit, sel natural skiller, dan sel lipopolisakarida bakteri negatif-Gram. TLR4 juga dapat
B, sel T. Sel non-imun juga mengekspresikan TLR mengenali protein yang dikode oleh virus pada traktus
misalnya keratinosit, fibroblast, dan sel epitel. TLR respiratorius, dan self-protein seperti protein heat-shock
terutama ditemukan pada sel yang memulai respons imun dan β-defensin. Selain itu, protein matriks yaitu
primer, yaitu di permukaan sel, membran plasma sel, serta fibronektin dan fibrinogen protein plasma juga dikenali
kompartemen intrasel, berupa retikulum endoplasmik dan melalui TLR4.2,4
endosom.3,7 TLR2 dapat mengenali banyak ligan, misalnya
lipopeptida bakteri, zimosan jamur, protein parasit dan
TLR pada epidermis, dermis dan subkutan virus serta lipoteichoic acid (LTA) bakteri positif-Gram.
TLR 2 dan TLR4 terdapat pada permukaan sel dan dapat
Tiga populasi sel utama yaitu keratinosit, antigen
mengenali bakteri.16 Banyaknya pengenalan ligan ini terjadi
presenting cells (APC), dan melanosit berperan dalam
karena pembentukan heterodimer TLR2 dengan dua TLR
mengenali mikroba di epidermis. Dermis didominasi oleh
lain, yakni TLR1 atau TLR6, yang dapat mendis-
fibroblast dan dermal dendritic cells. Ekspresi TLR setiap
kriminasikan sedikit perubahan struktur ligan. Heterodimer
sel tersebut bervariasi. Keratinosit, mengekpresikan TLR1,
TLR1/TLR2 dapat mengenali triacylated lipoprotein,
TLR2, TLR3, dan TLR 5; sel Langerhans mengekspresikan
sedangkan TLR2/TLR6 dapat mengenali diacylated
TLR2 dengan kadar yang tinggi, TLR3, TLR4, TLR8;
lipoprotein. TLR5 dapat mendeteksi domain terbatas pada
dengan kadar sedang dan TLR10; serta sedikit dari TLR1,
monomer flagelin, protein struktur utama yang membentuk
TLR5, TLR6, TLR7 dan TLR9. Melanosit mengekspresikan
flagella pada bakteri negatif-Gram. Flagela merupakan
TLR4 dan terlihat memberikan respons terhadap induksi
organel penggerak yang berperan pada virulensi, kemo-
matriks metalloproteinase yang berhubungan dengan ligan.
taksis, adhesi dan invasi permukaan pejamu.
Fibroblas manusia yang berasal dari kulit yang terkelupas
TLR9 mengenali asam nukleat yaitu hipometilasi CpG,
terlihat mengekspresikan TLR3 dan TLR4, tapi tidak
yang umumnya terdapat pada DNA prokariotik dan tidak
mengekspresikan TLR2 dan TLR9.4,12,14
terdapat pada genom eukariotik. TLR9 juga diaktivasi
Sel lain yang mengekspresikan TLR misalnya
oleh hemozoin, hem yang terdiri dari produk degradasi
monosit/makrofag, sel dentritik, sel limfosit B dan T, sel
hemoglobin eritrosit yang terinfeksi oleh parasit malaria.
mast, sel endotel, dan jaringan adiposa.12 Adapala dkk.
TLR3, TLR7, dan TLR8 dapat mengenali asam nukleat
(melakukan penelitian pada tikus percobaan yang
misalnya TLR9, tapi lebih baik dalam pengenalan RNA
mengalami obesitas dan mendapatkan makanan tinggi
single-stranded (ss) dan double-stranded (ds) dibandingkan
lemak dibandingkan dengan tikus berat badan normal
DNA.2,7
serta mendapatkan diet normal. Hasilnya ekpresi TLR2

44
Yuana, dan Q Anum TLR pada infeksi bakteri pada kulit

Penandaan TLR telah diketahui berupa pengenalan PAMPs eksogen dan


ligan endogen, dengan tambahan protein intraseluler yang
Jalur penandaan TLR terdiri atas, jalur yang termasuk dalam kelompok nucleotide-binding oligo-
tergantung pada myeloid differentiation factor 88 merization domain (NOD) serta diidentifikasi sebagai
(MyD88) yang umum terhadap semua TLR, dan jalur PRR untuk produk degradasi peptidoglikan.11
yang tidak tergantung pada myeloid differentiation factor Bakteri negatif-Gram dapat dikenali dan mengaktifkan
88 (MyD88) yang selektif terhadap TLR3 dan TLR4. 2-4 RPR TLR4, sedangkan bakteri positif-Gram dikenali dan
Jalur yang tergantung pada myeloid differentiation factor mengaktifkan TLR2. TLR2 membentuk heterodimer dengan
88 (MyD88) akan menginduksi sitokin inflamasi atau TLR1 dan TLR6. Terdapat perbedaan jalur pengaktifan
TRIF (Toll-IL-1R domain containing adaptor-inducing sinyal TLR oleh MyD88 (bersama MAL) dan TRIF adapter
interferon β) yang akan menginduksi produksi interferon protein (bersamaan dengan TRAM). Aktivasi TLR4
tipe 1 yang juga merupakan sitokin inflamasi.3 TLR 3 dan menyebabkan penarikan MyD88 dan TRIF, tetapi
TLR 4 akan mengaktifkan jalur yang tidak bergantung pengaktifan TLR2 hanya menyebabkan penarikan MyD88.
pada MyD88, yang akan menyebabkan produksi IFN-β.17 Aktivasi TLR4 menyebabkan koinduksi nitric oxide
Aktivasi MyD88 memulai kaskade penandaan, yang synthesis (NOSII) dan TNF-α, sedangkan aktivasi TLR2
menyebabkan aktivasi berkesinambungan kinasi dan hanya mengaktifkan TNF- α. NOSII dan TNF-α merupakan
translokasi faktor transkripsi sentral dari nuclear factor gen kunci pada imunitas alami dan inflamasi.18
(NF)-кB dan interferon regulatory factor (IRF)-3. TLR4 menjadi mediator respons host terhadap
Akhirnya MyD88 berhubungan dengan toll/interleukin lipopolysaccharide (LPS) bakteri negatif-Gram. TLR2
(IL)-1 receptor (TIR) adaptor-containing adapter protein menjadi mediator respons terhadap peptidoglikan bakteri
terhadap kompleks yang akan menarik IL-1 receptor- gram-positif. Heterodimer TLR2/1selanjutnya akan menjadi
associated kinase dan tumor necrosing factor (TRAF)-6, mediator respons terhadap lipoprotein tri-acylated dan
yang selanjutnya akan mengaktivasi kompleks IкB Kinase heterodimer TLR2/6 merupakan mediator terhadap
(IKK).2-4 lipoprotein di-acylated. Tidak semua TLR menjadi respons
Pada penandaan MyD88, molekul adaptor TIR alami terhadap komponen dinding sel bakteri. Contohnya
domain-containing adaptor-inducing interferon (IFN)-β adalah TLR9 yang memediasi respons terhadap unmetylated
(TRIF) ditarik ke bagian intrasel TLR3 secara langsung CpG DNA yang terdapat pada genom bakteri sedangkan
atau ke TLR4 melalui TRIF-related adaptor molecule TLR5 menjadi mediator respons host terhadap flagellin
(TRAM), yang selanjutnya menyebabkan aktivasi tank- bakteri.17
binding kinase 1 (TBK-1) dan TRAF-6. Keduanya
merupakan tempat terjadinya induksi respons imun yang
didominasi oleh (NF)-кB atau respons imun yang
didominasi oleh IRF-3 dengan pola aktivasi IFN tipe 1.2-4

Konsekuensi aktivasi TLR


Aktivasi ligan TLR akan mengaktivasi fagositosis
patogen dan respons inflamasi terhadap kandungan
fagosom. Beberapa TLR, yaitu TLR2 dan TLR4, mampu
membantu penempatan fagosom, yang merupakan kontak
paling dini sistem imun terhadap antigen mikroba yang
berpotensi merusak. Karakteristik terpenting aktivasi TLR Gambar 1. TLR secara spesifik mengenali pathogen-associared
adalah terbentuknya kondisi proinflamasi yang disajikan molecular patterns (PAMPs) dan/atau komponen
oleh sitokin dan kemokin tertentu, didomimasi oleh TNFα sintetis17
dan IL-12 pada (NF)-кB dan IFN α/β pada IRF-3 penanda
ligan TLR.4 Keterangan:
Terdapat 10 TLR yang diekspresikan pada manusia dan
berbagai ligan terhadap mikroba yang dikenalinya yaitu:
Pengenalan TLR terhadap bakteri − TLR2 dan TLR1 mengenali triacylated protein
Pemahaman tentang peranan reseptor dan protein bakteri.
tambahan yang terlibat dalam imunitas terhadap bakteri − TLR2 dan TLR6 mengenali diacylated protein
merupakan hal penting terhadap intervensi pengobatan bakteri.
infeksi bakteri. Identifikasi TLR merupakan langkah maju − TLR5 mengenali flagellin bakteri.
memahami mikroorganisme, terutama bakteri. Ekspresi − TLR7 mengenali ssRNA virus.
TLR berbeda tergantung atas tipe sel. Fungsi TLR yang − TLR8 mengenali ssRNA virus.

45
MDVI Vol. 39. No.1 Tahun 2012: 42-9

− TLR9 mengenali CpGDNA virus. sebagai mekanisme penghindaran dari imunitas. Pada
− TLR10 belum diketahui. orang Eropa, alel 602S mewakili polimorfisme nukleotida
tunggal yang paling sering terjadi dan mempengaruhi
fungsi TLR.21 Penelitian Krutzik dkk. (Los Angeles,
Toll-like receptor pada infeksi kulit karena bakteri 2003) menemukan dua lipoprotein yaitu lipoprotein 19
kDa dan 33 kDa, yang mampu mengaktivasi monosit dan
TLR pada kulit manusia diekspresikan pada sel dendritik. Aktivasi ditingkatkan oleh sitokin tipe-1
berbagai sel, dari epidermis hingga jaringan adiposa, dan dihambat oleh sitokin tipe-2. Selain itu, interferon
dengan variasi pada ekspresi dan fungsi bergantung pada (IFN)-γ dan granulocyte-macrophage colony-stimulating
tipe sel. Sel epidermal terpenting yang mengekspresikan factor (GM-CSF) meningkatkan ekspresi TLR1 pada
TLR antara lain adalah keratinosit, yang mengekspresikan monosit dan sel dendritik, sedangkan IL-4 menurunkan
TLR 1-6 dan 9, dan sel Langerhans yang mengeks- regulasi ekspresi TLR2. TLR2 dan TLR1 lebih kuat
presikan semua TLR, terutama TLR 1, 2, 3, 5, 6 dan 10. diekspresikan pada lesi bentuk tuberkuloid dibandingkan
Sel lain yang mengekspresikan TLR antara lain: monosit/ dengan bentuk lepromatosa. Data ini memberikan bukti
makrofag, sel dendritik, sel T dan B, serta sel mast, sel bahwa ekspresi diatur dan aktivasi TLRs pada lesi
endotel mikrovaskuler kulit dan sel stromal kulit seperti berkontribusi terhadap pertahanan tuan rumah terhadap
fibroblas dan adiposit.12 mikroba patogen.23 Perlekatan TLR pada jaringan dapat
Penyakit kulit karena infeksi yang terkait dengan mengaktifkan apoptosis. Fenomena ini mungkin
TLR antara lain lepra, pioderma, dan sifilis.3,12 berkontribusi dengan kerusakan saraf pada lepra, dimana
sel Schwann terlihat mengekspresi TLR2 dan memberi
Lepra respons terhadap lipoprotein 19 kDa melalui apoptosis.4,20
Penurunan ekspresi TLR akan menyebabkan kerentanan
Lepra merupakan penyakit kronik yang disebabkan terhadap lepra. Hal ini terlihat pada penelitian Levis dkk.
oleh infeksi Mycobacterium leprae. Organisme ini (New York, 2003) yang menemukan defisiensi TLR4
terutama ditemukan pada zona subepidermal, didalam akibat mutasi meyebabkan hiporesponssif terhadap LPS
jaringan saraf, kelenjar keringat, muskulus erector pili, dan lebih rentannya infeksi terhadap infeksi
makrofag, dan di sekitar folikel rambut.19 Infeksi Mycobacterium leprae. Kerentanan terhadap infeksi pada
M.leprae memiliki berbagai tampilan klinis, yang tikus yang mengalami defisensi TLR4 ini disebabkan
berhubungan dengan respons imun host. Bentuk klinis reduksi produksi TNF-α.24
tuberkuloid terdiri atas reaktif sel T, keadaan yang
didominasi oleh T-helper (Th)-1; sementara tipe
lepromatosa terdiri dari anergik sel T, keadaan yang
didominasi oleh Th-2.4 Pada pasien dengan indeks
bakteri tinggi (IB > 4), basil akan dapat ditemukan pada
dermis, bahkan pada kolagen kulit. PAMPs yang terdapat
pada M.leprae mampu mempengaruhi kadar ekspresi gen
TLR2 dan TLR4. Ekspresi TLR2 dan TLR1 yang lebih
tinggi ditemukan pada lesi lepra tipe tuberkuloid
dibandingkan dengan lesi lepra tipe lepromatosa. Hal ini
memperlihatkan perbedaan ekspresi TLR akibat dari
perbedaan sitokin pada lokasi lesi. Lesi lepromatosa,
didominasi oleh sitokin T-helper2 dan mampu menurunkan
kadar ekspresi TLR2, sementara tipe tuberkuloid dido-
minasi oleh sitokin T-helper 1 dan mampu menginduksi
ekspresi TLR1. Ekspresi dari TLR pada kulit dan
kemampuan heterodimer TLR2/TLR1 untuk mengenali
M.leprae akan menimbulkan respons inflamasi dan selan- Gambar 2. Varian 602s dari TLR1 menyebabkan ganguan
jutnya akan memodulasi respons imunitas adaptif.8,17,19,20 pengenalan lipoprotein triacylated22
Polimorfisme TLR1 dan kemungkinan adanya
interaksi mikobakteria telah diteliti oleh Mischdkk. Keterangan gambar:
(Nepal, 2008). Polimorfisme terjadi pada TLR1, yaitu
pada alel 602S, dimana merusak permukaan sel Penelitian Hawn dkk. menemukan varian 602S menye-
trafficking dan respons secara fungsional TLR1 serta babkan gangguan trafficking cell pada kompleks yang
berhubungan dengan penurunan insiden lepra. Hal ini kehilangan TLR2/1. Hal ini menyebabkan berkurangnya
memperlihatkan bahwa M.leprae merusak sistem TLR

46
Yuana, dan Q Anum TLR pada infeksi bakteri pada kulit

respons terhadap ligan mikroba yang secara potensial T.pallidum. Pada penelitian ini terlihat peranan TLR2
merubah kerentanan terhadap lepra. pada inisiasi stimulasi sel dendritik imatur. Selain itu TLR
A. Varian normal TLR1, dimana ekspresi juga berperan pada induksi ekspresi penanda permukaan
permukaan normal terhadap kompleks TLR2. sel dendritik untuk maturasi dan penguatan aktivitas
B. Varian 602S dengan hilangnya respons terhadap stimulasi sel T. Perubahan ini tidak terlihat pada sel
ligan. dendritik yang mengalami pre-inkubasi dengan antibodi
TLR2. Setelah dianalisa terlihat LPS bakteri menstimulasi
Pioderma monosit untuk menghasilkan IL-12. Selain itu terjadi
meningkatkan pengaturan molekul ko-stimulatori B7-2,
Pioderma dapat disebabkan oleh Staphylococcus proliferasi sel T dan produksi sitokin Th1.Proses aktifnya
aureus. Staphylococcus aureus merupakan bakteri yang sitokin ini merupakan hal penting dalam proses imunitas
terdapat pada kulit dan membran mukosa (seperti hidung) alami dan juga berhubungan dengan inisiasi proses
pada manusia. Sekitar 20% populasi memiliki kolonisasi imunitas adaptif.7,28
secara menetap dan 50% merupakan karier.12 Jika Faktor penting lainnya adalah, T.pallidum memiliki
S.aureus menembus barier kulit, sehingga menimbulkan filamen flagella yang terbentuk dari polimerisasi subunit
berbagai pioderma seperti impetigo, folikulitis, dan flagelin. Subunit flagelin tersebut berasal dari bakteri
selulitis.3 Pada infeksi yang lebih berat, dapat terbentuk Gram-negatif yang melekat dan mengaktifkan TLR5,
abses yang selanjutnya bakteri akan menyebar secara sehingga terjadi aktivasi NF-кB yang selanjutnya
diseminata dan menyebabkan bakterimia, sepsis, menghasilkan TNF-α.29 Mizel dkk. (North Carolina,
endokarditis, dan keratitis.3,12 Infeksi S.aureus juga dapat 2003) mendapatkan bahwa flagellin dapat menstimulasi
terjadi pada penderita penyakit kulit seperti dermatitis nitrit oksida pada makrofag melalui jalur yang
atopik.12,19 membutuhkan TLR4 dan TLR5.7 Peningkatan ekspresi
Respons terhadap Staphylococcus aureus dapat TLR pada sifilis dapat meyebabkan gejala penyakit
diinduksi oleh beberapa TLR. Beberapa komponen menjadi lebih hebat. Hal ini sesuai dengan penelitian
bakteri seperti lipoprotein, peptidoglikan dan asam lipo- Zhang dkk. (Shanghai, 2007) menemukan ekspresi
tekoik merupakan agonis TLR2/TLR6 atau TLR2/- mRNA TLR2 meningkatkan secara signifikan pada
TLR2.3,19 Peptidoglikan juga dikenali oleh NOD2.19 kelompok infeksi neonatal, terutama pada kelompok yang
NOD2 menjadi perantara respons sitokin terhadap infeksi mengalami sepsis. Salah satu penyebab sepsis pada
S.aureus dan memiliki kontribusi dalam mekanisme penelitian ini adalah infeksi sifilis kongenital.30
terhadap infeksi patogen sistemik.25 Penelitian Miller dkk.
(California, 2007) memperlihatkan bahwa molekul KESIMPULAN
adapter TLR MyD88 dibutuhkan untuk memberi respons − Toll-like receptors (TLR) merupakan
terhadap infeksi S.aureus pada model tikus. Pada abses glikoprotein yang berfungsi sebagai reseptor
MyD88 memiliki peranan penting dalam eliminasi bakteri permukaan transmembran yang terlibat pada
sehingga terbatasnya proses infeksi.19,26 respons imun alami terhadap mikroorganisme
Salah satu bakteri lain yang dapat menyebabkan patogen.
pioderma adalah Streptococcus spp. Penelitian Mancuso − Infeksi bakteri pada kulit merupakan salah satu
dkk. (Itali, 2004) pada tikus mengenai peranan TLR pada kondisi yang dalam patogenesisnya berhubungan
infeksi Streptococcus spp. Terlihat bahwa peptidoglikan dengan fungsi TLR.
yang terdapat pada dinding sel bakteri tersebut dapat − TLR yang berperan dalam imunitas terhadap
menginduksi p38 dan NF-кB. Induksi ini tergantung pada bakteri adalah TLR 1, 2, 4, 5 dan 6 yang dapat
protein adaptor MyD88, namun proses ini tidak melalui mengenali komponen dinding sel bakteri,
pola pengenalan reseptor TLR2 atau TLR4.27 sehingga disebut juga sebagai TLR ekstraseluler.
− Penyakit infeksi bakteri pada kulit yang telah
Sifilis diketahui patogenesisnya berhubungan dengan
Sifilis merupakan infeksi menular seksual yang TLR antara lain: lepra, pioderma, dan sifilis.
disebabkan oleh bakteri spirochaeta Treponema pallidum.
Mekanisme yang pasti mengenai respons imun terhadap DAFTAR PUSTAKA
T.pallidum belum dapat diterangkan. Namun terdapat
sejumlah dugaan mengenai peranan TLR pada infeksi
1. Modlin R, Kim J, Maurer D, Bangert D, Stingl D.
T.pallidum. Lipopeptida yang dihasilkan oleh bakteri ini
Innate and adaptive immunity in the skin. In: Freedberg
dapat merangsang proliferasi sel T. Infitrasi sel dermal
I, Eisen A, Wolff A, et al, editor. Dermatology in
pada chancre inisial terdiri dari makrofag, limfosit dan sel
general medicine. New York: Mc.Graw-Hill;
plasma, dan banyak sitokin Th1.7 Penelitian Hertz dkk.
2008:95-126.
(Los Angeles, 2001) menggunakan LPS yang berasal dari

47
MDVI Vol. 39. No.1 Tahun 2012: 42-9

2. Albiger B, Dahlberg S, Henriques-Normark B, disease due to streptococcus pyogenes and


Normark S. Role of the innate immune system in haemophilus influenza. Clinical and vaccine
host defence against bacterial infections: fokus on immunology. 2011;18:217-22.
the Toll-like receptors. Journal of Internal Medicine. 17. McIntrurff J, RL M, Kim J. The role of Toll-like
2007;261:1-10. receptors in the pathogenesis and treatment of
3. Emertcan A, Öztürk F, Gündüz K. Toll-like receptors dermatological disease. J Invest Dermatol.
and skin. Journal of the European Academy of 2005;125:1-8
Dermatology and Venereology. 2011;11:1-7. 18. Paul-Clark M, Mc Master S, Belcher E, Sorrentino
4. Terhorst D, Kalali B, Ollert M, Ring J, Mempel M. R, Anandarajah J, Fleet M. Differential effects of
The role of toll-like receptors in host defenses and Gram-positive versus Gram-negative bacteria on
their relevance to dermatologic diseases. Am J Clin NOSII and TNFa in macrophages: role of TLRs in
Dermatol. 2010;11:1-10. synergy between the two. British Journal of
5. Sato M, Kawagoe T, Meguro A, Ota M. Toll-like Pharmacology 2006;148:1067–75.
receptor 2 (TLR2) gene polymorphisms are not 19. Lai Y, Gallo R. Toll-like receptors in skin infectious
associated with sarcoidosis in the Japanese and inflammatory diseases. Infect Disord Drug
population. Molecular vision. 2011;17:731-6. Targets. 2008;8:144-55.
6. Damgaard R. Inhibitor of apoptosis (IAP) proteins in 20. Miller L, Modlin R. Toll-like receptors in the skin.
regulation of inflammation and innate immunity. Semin Immunopathol. 2007;29:15-26.
Discovery Medicine 2011:1-5. 21. Misch E, Macdonald M, Ranjit C, et al. Human TLR1
7. Petry V, Gaspari A. Toll-like receptors and deficiency is associated with impaired mycobacterial
dermatology. International Journal of Dermatology. signaling and protection from leprosy reversal reaction.
2006:558-70. PLoS Negl Trop Dis. 2008;2:231-5.
8. Kang S, Kauls L, Gaspari A. Toll-like receptors: 22. Schumann R, Tapping R. Genomic variants of TLR1
applications to dermatologic disease. J Am Acad – It takes (TLR-)two to tango. Eur J Immunol.
Dermatol. 2006;54:951-83. 2007:2059–62.
9. Carpenter S, O'Neill L. How important are Toll-like 23. Krutzik S, Ochoa M, Sieling P, al e. Activation and
receptors forantimicrobial responsses? Journal regulation of Toll-like receptors 2 and 1 in human
compilation. 2007;9:1891-901. leprosy. Nat Med 9. 2003;9:525-32.
10. Zoste M, Bouwman L, Marijke K, Putten J. 24. Levis W, Schuller-Levis G, Park E. Deficient tumor
Cleavage and activation of a Toll-like receptor by necrosis factor-α production in lipoarabinomannan
microbial proteases. PNAS 2011;108:4968-73. activated macrophages from Toll-like receptor-4
11. Elson G, Dunn-Siegrist I, Daubeuf B, Pugin J. deficient mice: Implication for Mycobacterial suscep-
Gram-negative and Gram-positive bacteria tibility. International Journal of Leprosy. 2003;71:1-9.
Contribution of Toll-like receptors to the innate 25. Hurz P, Zinkernagel A, Jenikova G, et al. NOD2
immune responsse. Blood. 2006;109:1574-82. contributes to cutaneous defense against Staphy-
12. Valins W, Amini S, Berman B. The expression of lococcus aureus through. PNAS. 2009;106:12873-8.
Toll-like receptors in dermatological diseases and 26. Miller L, O'Connell R, Guterrez M, Pietras E, Shahagia
the therapeutic effect of current and newer topical A. MyD88 mediates neutrophil recruitment initiated by
Toll-like receptor modulators. J Clin Aesthet IL-1R but not TLR2 activation in immunity against
Dermatol. 2010;9:20–9. staphylococcus aureus. Immunity. 2006;24:79-91.
13. Ehrentraut H, Meyer R, Schwederski M, Ehrentraut 27. Mancuso G, Midiri A, Beninanti C, Biondo C. Dual
S, Velten M, Grohe C. Systemically administered role of TLR2 and myeloid differentiation factor 88
ligands of Toll-like receptor 2, -4, and -9 induce in a mouse model of invasive group B streptococcal
distinct inflammatory responsses in the Murine disease. J Immunol. 2004;172:6324-9.
Lung. Mediators of inflammation 2011:1-11. 28. Hertzs C, Kiertscher S, Godowski P. Microbial
14. Sandor F, Buc M. Toll-like receptors. I. Structure, lipopeptides stimulate dendritic cell maturation via
function and their ligands. Folia Biol. 2005 Toll-like receptor. The Journal of Immunology.
2005;51:148–57. 2001;166:2444–50.
15. Adapala V, Buhman K, Ajuwon K. Novel anti- 29. Moors M, Li L, Mizel S. Activation of interleukin-1
inflammatory role of SLPI in adipose tissue and its receptor-associated kinase by Gram-negative
regulation by high fat diet. Journal of inflammation. flagellin. Infection and Immunity. 2001;69:4424–29.
2011;8:1-7. 30. Zhang JP, Chen Y, Yang Y. Changes and clinical
16. Liadaki K, Petinaki E, Skuolakis C, Tsirevelou P, significance of Toll-like receptor 2 and 4 expression
Klapsa D. Toll-like receptor 4 Gene (TLR4), but not in neonatal infections. Zhonghua Er Ke Za Zhi.
TLR2, polymorphisms modify the risk of tyonsillar 2007;45:130-3.

48

Anda mungkin juga menyukai