Anda di halaman 1dari 51

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

KESEIMBANGAN VERSUS KEADILAN


DALAM KONTRAK
(Upaya Menata Struktur Hubungan Bisnis dalam
Perspektif Kontrak yang Berkeadilan)

UNIVERSITAS AIRLANGGA
BADAN HUKUM MILIK NEGARA

Pidato

Disampaikan pada Pengukuhan Jabatan Guru Besar


dalam Bidang Ilmu Hukum Kontrak
pada Fakultas Hukum Universitas Airlangga
di Surabaya pada Hari Sabtu, Tanggal 1 Mei 2010

Oleh

AGUS YUDHA HERNOKO

KESEIMBANGAN VERSUS KEADILAN...


PIDATO GURU BESAR AGUS YUDHA HERNOKO
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

Buku ini khusus dicetak dan diperbanyak untuk acara


Pengukuhan Guru Besar di Universitas Airlangga
Tanggal 1 Mei 2010

Dicetak: Airlangga University Press


Isi di luar tanggung jawab AUP

KESEIMBANGAN VERSUS KEADILAN...


PIDATO GURU BESAR AGUS YUDHA HERNOKO
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

Bismillahirrahmanirrahim
Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Penyayang
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,
Selamat pagi dan salam Sejahtera untuk Kita Semua.

Yang Terhormat:
Ketua, Sekretaris, dan Anggota Majelis Wali Amanat Universitas
Airlangga,
Ketua, Sekretaris, Para Ketua Komisi dan Anggota Senat Akademik
Universitas Airlangga,
Rektor dan Para Wakil Rektor Universitas Airlangga,
Para Direktur Direktorat di Lingkungan Universitas Airlangga
Para Guru Besar Universitas Airlangga, dan Guru Besar Tamu,
Para Dekan dan Wakil Dekan di Lingkungan Universitas Airlangga,
Para Ketua Lembaga di Lingkungan Universitas Airlangga,
Para Teman Sejawat dan segenap Civitas Academika Universitas
Airlangga,
Para Mahasiswa, Sanak Keluarga yang saya cintai, serta
Para Undangan dan hadirin sekalian.

Segala puji syukur yang tak terhingga sepatutnya saya panjatkan


kehadirat Allah swt, karena hanya dengan rahmat dan kuasa-Nya
saya dapat berdiri di mimbar terhormat ini untuk menyampaikan
orasi ilmiah sebagai tradisi akademis dalam setiap penerimaan gelar
“guru besar”, khususnya di Lingkungan Universitas Airlangga.
“Tiada daya dan kekuatan yang dapat dicapai oleh manusia tanpa
seizin Allah swt”. Oleh karena itu sebagai hamba yang dalam setiap
langkah dan tarikan nafasnya menggantungkan pada ridhlo dan
kasih sayang-Nya, ucap syukur dan terima kasih kiranya menjadi
sebuah keniscayaan serta totalitas yang mutlak bagi saya.

KESEIMBANGAN VERSUS KEADILAN...


PIDATO GURU BESAR AGUS YUDHA HERNOKO
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

Hadirin yang saya muliakan,

Pada pagi hari yang dipenuhi dengan tebaran nikmat, kasih dan
karunia Ilahi, saya memperoleh kehormatan untuk menyampaikan
orasi ilmiah dalam rangka penerimaan jabatan Guru Besar saya
di bidang Hukum Kontrak pada Fakultas Hukum Universitas
Airlangga, almamater tercinta, yang selama 20 tahun telah
mengasuh, mendidik dan membesarkan saya dengan keteguhan,
dedikasi serta kebesaran namanya. Selama dua dasawarsa itu
pula, disiplin ilmu bidang hukum keperdataan, khususnya Hukum
Kontrak telah saya geluti, meskipun hingga saat ini masih begitu
terasa kurang apa yang telah saya pelajari dan tekuni tersebut,
ibarat “bejana kosong yang senantiasa haus untuk di isi air
kehidupan (tirta amrta).”

Hadirin yang saya muliakan,

Sebagai bidang ilmu yang paling dinamis dalam perkembangan


dunia hukum. Hukum Kontrak tumbuh dan berkembang sejalan
dengan dinamika, kompleksitas serta problematika yang ada di
masyarakat. Dinamika ini demikian terasa khususnya dalam
perspektif aktivitas bisnis yang semakin global. Dalam bisnis,
pertukaran kepentingan para pihak senantiasa dituangkan
dalam bentuk kontrak mengingat “Setiap langkah bisnis adalah
langkah hukum (i.c. kontrak)”. Ungkapan ini merupakan landasan
utama yang harus diperhatikan para pihak dalam berinteraksi
di dunia bisnis, di mana kontrak merupakan simpul utama yang
menghubungkan kepentingan mereka. Meskipun acap kali para
pelaku bisnis tidak menyadarinya, namun perlu diingat bahwa setiap
pihak yang memasuki belantara bisnis pada dasarnya melakukan
langkah-langkah hukum dengan segala konsekuensinya.
Untuk itu pada kesempatan yang berbahagia ini saya ingin
mengajak hadirin untuk berkontemplasi mengenai hakikat hubungan
kontraktual yang diharapkan, dibangun dan dilaksanakan para

KESEIMBANGAN VERSUS KEADILAN...


PIDATO GURU BESAR AGUS YUDHA HERNOKO
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

pihak, terutama di dunia bisnis, yang mampu mewujudkan ide-ide


tentang model kontrak yang bersubstansikan keadilan. Ide tersebut
saya coba tuangkan dalam pidato pengukuhan jabatan Guru Besar
saya ini, dengan judul:

KESEIMBANGAN BERKONTRAK VERSUS KEADILAN


BERKONTRAK
(Upaya Menata Struktur Hubungan Bisnis dalam Perspektif
Kontrak yang Berkeadilan)

Hadirin yang saya muliakan,

Urgensi Kontrak dalam Bisnis


Dewasa ini perdebatan mengena i keseimba nga n da n
ketidakseimbangan berkontrak, serta pada akhirnya berujung pada
isu-isu tentang “keadilan berkontrak” tampaknya sudah waktunya
untuk ditinggalkan, khususnya apabila dikaitkan dengan kontrak
bisnis (komersial). Bukan bermaksud apriori, namun demikian
perbincangan mengenai posisi para kontraktan dalam perspektif
kontrak-kontrak bisnis komersial seyogianya perlu dikaji secara
jernih, terutama pada struktur hubungan serta bangunan azas-
azasnya.
Dimensi kontrak bisnis komersial yang lebih menekankan
pada aspek penghargaan terhadap kemitraan dan kelangsungan
bisnis (efficiency and profit oriented), tidak lagi berkutat pada
keseimbangan matematis. Konstruksi hubungan para pihak
dalam kontrak bisnis komersial justru lebih menekankan pada
proporsionalitas pertukaran hak dan kewajiban di antara pelaku-
pelakunya. Dengan diterimanya prinsip-prinsip universal seperti
itikad baik dan transaksi yang adil atau jujur (good faith and
fair dealing; reasonableness and equity; redelijkheid en billijkheid;
kepatutan dan keadilan) dalam praktik bisnis, membuktikan bahwa
yang diutamakan adalah memberikan jaminan bahwa perbedaan

KESEIMBANGAN VERSUS KEADILAN...


PIDATO GURU BESAR AGUS YUDHA HERNOKO
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

kepentingan di antara para pihak telah diatur melalui mekanisme


pembagian beban kewajiban secara proporsional, terlepas berapa
proporsi hasil akhir yang diterima para pihak.

Hadirin yang saya muliakan,

Problematika di atas tentunya merupakan tantangan bagi para


yuris untuk memberikan jalan keluar terbaik demi terwujudnya
kontrak yang saling menguntungkan para pihak (win-win solution
contract), di satu sisi memberikan “kepastian hukum” dan
di sisi lain memberikan “keadilan”.1 Meskipun disadari untuk
memadukan kepastian hukum dan keadilan, konon merupakan
perbuatan yang mustahil, namun melalui instrumen kontrak yang
mampu mengakomodir perbedaan kepentingan secara proporsional,
maka dilema pertentangan ”semu” antara kepastian hukum dan
keadilan tersebut akan dapat dieliminir. Bahkan akan menjadi suatu
keniscayaan terwujudnya kontrak yang saling menguntungkan para
pihak (win-win contract).
Urgensi pengaturan kontrak dalam praktik bisnis adalah
untuk menjamin pertukaran kepentingan (hak dan kewajiban)
berlangsungan secara proprosional bagi para pihak, sehingga
dengan demikian terjalin hubungan kontraktual yang adil dan
saling menguntungkan. Bukan sebaliknya, merugikan salah satu
pihak atau bahkan pada akhirnya justru merugikan para pihak
yang berkontrak. Sekedar menyoal ketidakseimbangan kontraktual
berdasarkan bunyi klausul kontrak justru bertentangan dengan
esensi hubungan kontraktual yang dibangun para pihak. Pada
kontrak bisnis komersial, tujuan para pihak lebih ditujukan
membangun hubungan bisnis yang berlangsung fair.

1 Istilah ”kepastian hukum dan keadilan” sering kali dinamakan ”blanketnorm”, karena dengan

sifatnya yang abstrak (kosong) memberikan peluang untuk diinterpretasi sesuai selera masing-masing
pihak. Periksa Djasadin Saragih, “Peran Interpretasi dalam Sosialisasi Hukum: Khususnya Hukum
Perdata di dalam BW“, Yuridika, No. 8 Tahun III, Pebruari–Maret 1988, h. 39.

KESEIMBANGAN VERSUS KEADILAN...


PIDATO GURU BESAR AGUS YUDHA HERNOKO
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

Tentunya untuk menganalisis secara lebih cermat mengenai


seluk-beluk hubungan para pihak dalam kontrak bisnis komersial
diperlukan suatu metode pengujian terhadap eksistensi suatu
kontrak sebagai proses yang sistematis dan padu. Sudah bukan
waktunya lagi untuk berkutat pada “dilema semu ketidakseimbangan
atau ketidakadilan berkontrak”, tetapi seyogianya lebih difokuskan
pada bagaimana perbedaan kepentingan para pihak dapat diatur
sedemikian rupa secara proporsional (berkeadilan).

Hadirin yang saya muliakan,

Pada dasarnya kontrak berawal dari perbedaan atau


ketidaksamaan kepentingan di antara para pihak. Perumusan
hubungan kontraktual tersebut pada umumnya senantiasa diawali
dengan proses negosiasi di antara para pihak. Melalui negosiasi para
pihak berupaya menciptakan bentuk-bentuk kesepakatan untuk
saling mempertemukan sesuatu yang diinginkan (kepentingan)
melalui proses tawar-menawar. 2 Pendek kata, pada umumnya
kontrak bisnis justru berawal dari perbedaan kepentingan
yang dicoba dipertemukan melalui kontrak. Melalui kontrak
perbedaan tersebut diakomodir dan selanjutnya dibingkai dengan
perangkat hukum sehingga mengikat para pihak. Dalam kontrak
bisnis pertanyaan mengenai sisi kepastian dan keadilan justru
akan tercapai apabila perbedaan yang ada di antara para pihak

2 Dinamika negosiasi dalam kontrak bisnis merupakan salah satu kunci keberhasilan dalam kontrak

bisnis. Hal ini diulas dalam beberapa literatur, antara lain: Jeremy G. Thorn, Terampil Bernegosiasi,
alih bahasa Edi Nugroho, Pustaka Binaman Pressindo, Jakarta, 1995, h. 7. Negosiasi mempunyai banyak
definisi tergantung pada bidang dan kebutuhannya. Garry Goodpaster, Negosiasi dan Mediasi - Sebuah
Pedoman Negosiasi dan Penyelesaian Sengketa Melalui Negosiasi, ELIPS PROJECT, 1993, Jakarta, h.
5 Periksa juga Donald W. Hendon & Rebecca Angeles Hendon, Negosiasi Berskala Global (How to
Negotiate Worldwide), Alih Bahasa Rosa Kristiwati, Binarupa Aksara, Jakarta, 1993, h. x–xi. Periksa juga
Tim Hindle, Negotiating Skills, alih bahasa P. Buntaran, Dian Rakyat, Jakarta, 2001, h. 5–6. �������������
Periksa juga
Dennis A. Hawver, How To Improve Your Negotition Skills, Alexander Hamilton Insitute Incorporated,
New York, 1982, h. 1–2. Periksa juga Herb Cohen, You Can Negotiate Anything, alih Bahasa Zainal Bahri
Tafal, Cet. III, Pantja Simpati, Jakarta, 1992, h. 14.

KESEIMBANGAN VERSUS KEADILAN...


PIDATO GURU BESAR AGUS YUDHA HERNOKO
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

terakomodir melalui mekanisme hubungan kontraktual yang bekerja


secara proporsional.

Hadirin yang saya muliakan,

Hakikat Keadilan dalam Kontrak


Pembahasan tentang hubungan kontraktual para pihak pada
hakikatnya tidak dapat dilepaskan dalam hubungannya dengan
masalah keadilan. Kontrak sebagai wadah yang mempertemukan
kepentingan satu pihak dengan pihak lain menuntut bentuk
pertukaran kepentingan yang adil. Pertanyaan seputar apa itu
”keadilan” adalah sebuah pertanyaan yang acap kali kita dengar,
namun pemahaman yang tepat justru rumit bahkan abstrak, terlebih
apabila dikaitkan dengan pelbagai kepentingan yang demikian
kompleks. 3 Keadilan menurut Aristoteles, 4 dalam karyanya
“Nichomachean ethics”, artinya berbuat kebajikan, atau dengan kata
lain, keadilan adalah kebajikan yang utama. Menurut Aristoteles,5
”justice consists in treating equals equally and unequals unequally,
in proportion to their inequality.” Prinsip ini beranjak dari asumsi
”untuk hal-hal yang sama diperlakukan secara sama, dan yang tidak
sama juga diperlakukan tidak sama, secara proporsional.”
Ulpianus 6 menggambarkan keadilan sebagai “justitia est
constans et perpetua voluntas ius suum cuique tribuendi” (keadilan

3 Robert Reiner dalam tulisannya berjudul “Justice” menggambarkan perdebatan tentang keadilan

sebagai suatu ‘essentially contested concept,” hal ini bermakna bahwa sebagai sebuah konsep, keadilan
merupakan konsep abstrak dan interpretatif-visioner (ditentukan oleh pemahaman dan cara pandang
masing-masing). Dalam James Penner et. al. (editors), Introduction to Jurisprudence and Legal Theory
(Commentary and Materials), Butterworths, London, 2002, h. 719. Menurut Plato, keadilan merupakan
bagian dari virtue (kebajikan). Periksa Burhanuddin Salam, Etika Sosial, Rineka Cipta, Jakarta, 1997,
h. 117.
4 Loc. Cit.
5 Raymond Wacks, Jurisprudence, Blackstone Press Limited, London, 1995, h. 178. Periksa juga O.

Notohamidjojo, Masalah: Keadilan, Tirta Amerta, Semarang, 1971, h. 7. Pemikiran Aristoteles tentang
keadilan tersebut merupakan salah satu titik tolak pemikiran saya tentang pentingnya azas proporsionalitas
dalam hubungan kontraktual para pihak. Periksa Burhanuddin Salam, Ibid.
6 O. Notohamidjojo, Op. Cit., h. 18–19.

KESEIMBANGAN VERSUS KEADILAN...


PIDATO GURU BESAR AGUS YUDHA HERNOKO
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

adalah kehendak yang terus-menerus dan tetap memberikan kepada


masing-masing apa yang menjadi haknya) atau “tribuere cuique
suum” - “to give everybody his own”, memberikan kepada setiap orang
yang menjadi haknya.7 Perumusan ini dengan tegas mengakui hak
masing-masing person terhadap lainnya serta apa yang seharusnya
menjadi bagiannya, demikian pula sebaliknya.
Menurut Thomas Aquinas8 Dalam konteks keadilan distributif,
keadilan dan kepatutan (equity) tidak tercapai semata-mata dengan
penetapan nilai yang aktual, melainkan juga atas dasar kesamaan
antara satu hal dengan hal yang lainnya (aequalitas rei ad rem). Ada
dua bentuk kesamaan yaitu:
a. kesamaan proporsional (acqualitas proportionis)
b. kesamaan kuantitas atau jumlah (acqualitas quantitas)

Sementara itu pembagian keadilan menurut pengarang modern,


antara lain sebagaimana yang dilakukan oleh John Boatright dan
Manuel Velasquez,9 yaitu:
a. Keadilan distributif (distributive justice), mempunyai pengertian
yang sama pada pola tradisional, di mana benefits and burdens
harus dibagi secara adil,
b. Keadilan retributif (retributive justice), berkaitan dengan
terjadinya kesalahan, di mana hukum atau denda dibebankan
kepada orang yang bersalah haruslah bersifat adil,
c. Keadilan kompensatoris (compensatory justice), menyangkut
juga kesalahan yang dilakukan, tetapi menurut aspek lain, di
mana orang mempunyai kewajiban moral untuk memberikan
kompensasi atau ganti rugi kepada pihak lain yang dirugikan.

7 K. Bertens, Pengantar Etika Bisnis, Kanisius, Yogjakarta, 2000, h. 86–87.


8 E. Sumaryono, Etika Hukum Relevansi Teori Hukum Kodrat Thomas Aquinas, Kanisius, Yogyakarta,

2002, h. 90–91
9 �. Ibid.

KESEIMBANGAN VERSUS KEADILAN...


PIDATO GURU BESAR AGUS YUDHA HERNOKO
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

Dari beberapa pembedaan tentang keadilan tersebut di atas,


keadilan distributif dipandang segala awal mula segala jenis teori
keadilan. Dinamika keadilan yang berkembang di masyarakat
dalam telaah para ahli pada umumnya berlandaskan pada
teori keadilan distributif, meskipun dengan berbagai versi dan
sisi pandangnya masing-masing. Oleh karena itu menurut saya,
melakukan telaah kritis mengenai hubungan kontraktual para
pihak, khususnya dalam kontrak bisnis komersial, tentunya harus
dilandasi pemikiran proporsional yang terkandung dalam keadilan
distributif. Keadilan dalam berkontrak lebih termanifestasi apabila
pertukaran kepentingan para pihak terdistribusi sesuai dengan hak
dan kewajibannya secara proporsional.
Dalam teori etika modern terdapat dua prinsip untuk keadilan
distributif, yaitu prinsip formil dan prinsip materiil. Kedua prinsip
tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut:
a. Prinsip formil, sebagaimana yang dikemukakan Aristoteles10
bahwa, ”equals ought to be treated equally and unequals may
be treated unequally”. Prinsip ini beranjak dari asumsi ”untuk
hal-hal yang sama diperlakukan secara sama” (dengan syarat
seluruh kondisi dalam keadaan “ceteris paribus”). Prinsip ini
menolak adanya perbedaan perlakuan (diskriminasi).
b. Prinsip materiil, prinsip ini mempunyai karakter melengkapi
prinsip formil. Prinsip ini bersanding secara korelatif dengan
prinsip formil yang menekan pada aspek formalitas prosedural,
dengan tetap memperhatikan aspek substantif terhadap
penghargaan perlakuan kepada masing-masing pihak.

10 Nozick mengajukan keberatan terhadap prinsip materiil keadilan distributif yang tradisional, karena

prinsip itu mempunyai dua kelemahan, yaitu bersifat, pertama, a-historis dan, kedua, sudah terpolakan
sebelumnya (patterned). ������������
K. Bertens, Op. Cit., h. 105.

KESEIMBANGAN VERSUS KEADILAN...


PIDATO GURU BESAR AGUS YUDHA HERNOKO
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

Hal yang sama dikemukakan oleh L.J. van Apeldoorn,11


J. van Kan dan J.H. Beekhuis, 12 bahwa keadilan itu
memperlakukan sama terhadap hal yang sama dan memperlakukan
yang tidak sama sebanding dengan ketidaksamaannya. Azas
keadilan tidak menjadikan persamaan hakiki dalam pembagian
kebutuhan-kebutuhan hidup. Hasrat akan persamaan dalam
bentuk perlakuan harus membuka mata bagi ketidaksamaan dari
kenyataan-kenyataan. Terkait dengan pandangan tersebut, perlu
diperhatikan makna keadilan dari suatu azas yang menentukan
”bentuk” menjadi azas yang memberikan ”isi” dari suatu standar
atau ukuran.
Beauchamp dan Bowie13 mengajukan enam prinsip agar
keadilan distributif terwujud, yaitu apabila diberikan:
a. kepada setiap orang bagian yang sama;
b. kepada setiap orang sesuai dengan kebutuhan individualnya;
c. kepada setiap orang sesuai dengan haknya;
d. kepada setiap orang sesuai dengan usaha individualnya;
e. kepada setiap orang sesuai dengan kontribusinya;
f. kepada setiap orang sesuai dengan jasanya (merit).

Hadirin yang saya muliakan,

Sehubungan dengan hakikat keadilan dalam kontrak, beberapa


sarjana mengajukan pemikirannya tentang keadilan yang berbasis
kontrak, antara lain John Locke, Rosseau, Immanuel Kant,
serta John Rawls.14 Para pemikir tersebut menyadari bahwa
tanpa kontrak serta hak dan kewajiban yang ditimbulkannya,
maka masyarakat bisnis tidak akan berjalan. Oleh karena itu tanpa
adanya kontrak, orang tidak akan bersedia terikat dan bergantung

11 L.J. van Apeldoorn, Pengantar Ilmu Hukum, Cet. xxx, Pradnya Paramita, Jakarta, 2004, h. 11–13.
12 J. van Kan dan J.H. Beekhuis, Pengantar Ilmu Hukum, Ghalia Indonesia, Jakarta, 1990, h .171–172.
13 Ibid., h. 95.
14 Raymond Wacks, Op. Cit., h. 191. Periksa juga James Penner et. al., Op. ������
Cit., h. 721–722.

KESEIMBANGAN VERSUS KEADILAN...


PIDATO GURU BESAR AGUS YUDHA HERNOKO
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

pada pernyataan pihak lain. Kontrak memberikan sebuah cara


dalam menjamin bahwa masing-masing individu akan memenuhi
janjinya, dan selanjutnya hal ini memungkinkan terjadinya transaksi
di antara mereka.
Dengan mengambil pelajaran dari kegagalan teori-teori
sebelumnya, Rawls 15 mencoba menawarkan suatu bentuk
penyelesaian yang terkait dengan problematika keadilan dengan
membangun teori keadilan berbasis kontrak. Menurutnya suatu teori
keadilan yang memadai harus dibentuk dengan pendekatan kontrak,
di mana azas-azas keadilan yang dipilih bersama benar-benar
merupakan hasil kesepakatan bersama dari semua person yang
bebas, rasional, dan sederajat. Hanya melalui pendekatan kontrak
sebuah teori keadilan mampu menjamin pelaksanaan hak dan
sekaligus mendistribusikan kewajiban secara adil bagi semua orang.
Oleh karenanya dengan tegas Rawls menyatakan, suatu konsep
keadilan yang baik haruslah bersifat kontraktual, konsekuensinya
setiap konsep keadilan yang tidak berbasis kontraktual harus
dikesampingkan demi kepentingan keadilan itu sendiri.
Dalam konteks ini Rawls16 menyebut ”justice as fairness” yang
ditandai adanya prinsip rasionalitas, kebebasan dan kesamaan.17
Oleh karena itu diperlukan prinsip-prinsip keadilan yang lebih

15Loc. Cit.
16James Penner et. al., Op. Cit., h. 726. Sedang menurut K. Bertens, justice as fairness, dalam
makna leksikal (kamus) just berarti adil juga fair. Tetapi
����������������������
ada perbedaan, just berarti adil menurut isinya
(substansi) atau disebut keadilan substantial (substantive justice), sedangkan fair berarti adil menurut
prosedurnya atau keadilan prosedural (procedural justice). Contohnya:
��������������������������������
undian yang berjalan fair (keadilan
prosedural), yang diikuti orang kaya dan orang miskin ternyata dimenangkan orang kaya, maka dari sisi
prosedurnya memang telah berjalan fair, namun dari sisi hasil dianggap sama sekali tidak adil (unjust).
Fairness berarti keadilan yang didasarkan atas prosedur yang wajar (tidak direkayasa atau dimanipulasi).
K Bertens, Op.Cit., h. 103.
17 Andre Ata Ujan, �������������
Keadilan dan ����������������������������������������������
Demokrasi (Telaah Filsafat Politik John Rawls), Kanisius,
Yogjakarta, 1999, h. 71.
����

10

KESEIMBANGAN VERSUS KEADILAN...


PIDATO GURU BESAR AGUS YUDHA HERNOKO
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

mengutamakan azas hak daripada azas manfaat. Rawls 18


merumuskan dua prinsip keadilan distributif, sebagai berikut:
a. Prinsip I - the greatest equal principle, bahwa setiap orang harus
memiliki hak yang sama atas kebebasan dasar yang paling luas,
seluas kebebasan yang sama bagi semua orang. Ini merupakan
hal yang paling mendasar (hak azasi) yang harus dimiliki
semua orang. Dengan kata lain, hanya dengan adanya jaminan
kebebasan yang sama bagi semua orang maka keadilan akan
terwujud (Prinsip Kesamaan Hak);19
b. Prinsip II, ketidaksamaan sosial dan ekonomi harus diatur
sedemikian rupa sehingga perlu diperhatikan azas atau prinsip
berikut:
(1) the different principle, dan
(2) the principle of fair equality of opportunity.
Prinsip ini diharapkan memberikan keuntungan terbesar
bagi orang-orang yang kurang beruntung, serta memberikan
penegasan bahwa dengan kondisi dan kesempatan yang sama,
semua posisi dan jabatan harus terbuka bagi semua orang
(Prinsip Perbedaan Objektif 20).

18 John Rawls, A Theory of Justice, Revised Edition, The Belknap Press of Harvard University Press

of Cambrigde, Massachusetts, 1999, h. 107. Periksa juga Raymond Wacks, Op. Cit., h. 193. Andre Ata
Ujan, Op. Cit., h. 129. A. Sonny Keraf, ���������������������������������������
Etika Bisnis (Tuntutan dan Relevansinya), Kanisius, Yogjakarta,
1998, h. 152–155. K Bertens, Op.Cit., h. 103. James Penner et. al., Op. Cit., h. 739.
19 ����������
Prinsip I, the greatest equal principle, menurut saya, tidak lain adalah ”prinsip kesamaan hak”,
merupakan prinsip yang memberikan kesetaraan hak dan tentunya berbanding terbalik dengan beban
kewajiban yang dimiliki setiap orang (i.c. para kontraktan). Prinsip ini merupakan ruh dari azas kebebasan
berkontrak.
20 Prinsip II, yaitu “the different principle” dan ”the principle of (fair) equality of opportunity”,

menurut saya merupakan “prinsip perbedaan objektif”, artinya prinsip kedua tersebut menjamin
terwujudnya proporsionalitas pertukaran hak dan kewajiban para pihak, sehingga secara wajar (objektif)
diterima adanya perbedaan pertukaran asalkan memenuhi syarat good faith and fairness (redelijkheid en
billijkheid). Dengan demikian, Prinsip I dan Prinsip II tidak dapat dipisahkan satu dengan lainnya. Sesuai
dengan azas proprosionalitas, keadilan Rawls ini akan terwujud apabila kedua syarat tersebut diterapkan
secara komprehensif-proporsional.

11

KESEIMBANGAN VERSUS KEADILAN...


PIDATO GURU BESAR AGUS YUDHA HERNOKO
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

Menarik untuk digarisbawahi bahwa konsep kesamaan menurut


Rawls harus dipahami sebagai ”kesetaraan kedudukan dan hak”,
bukan dalam arti ”kesamaan hasil” yang dapat diperoleh semua
orang. Kebebasan yang ada selalu dalam kebebasan yang ”tersituasi”
(dalam konteks ”ini” dan ”di sini”21), sehingga disandarkan pada
berbagai kondisi, keadaan-keadaan dan kualitas masing-masing.
Tentunya pandangan ini semakin membuka mata mereka yang
senantiasa menuntut hasil yang sama tanpa memandang proses
(prosedur) dari awal hingga akhir. Bagi Rawls kesamaan hasil
bukanlah alasan untuk membenarkan sebuah prosedur. Keadilan
sebagai fairness atau sebagai pure procedure justice tidak menuntut
setiap orang yang terlibat dan menempuh prosedur yang sama juga
harus mendapat hasil yang sama. Sebaliknya, hasil prosedur yang
fair itu harus diterima sebagai adil, juga apabila setiap orang tidak
mendapat hasil yang sama. Dengan demikian konsep keadilan yang
lahir dari suatu prosedur yang diterima oleh semua pihak juga harus
diterima sebagai konsep yang pantas berlaku untuk umum.22 Oleh
karena itu harus dipahami bahwa keadilan tidak selalu berarti
semua orang harus selalu mendapatkan sesuatu dalam jumlah yang
sama, tanpa memperhatikan perbedaan-perbedaan yang secara
objektif ada pada setiap individu.
Terkait dengan kompleksitas hubungan kontraktual dalam
dunia bisnis, khususnya terkait dengan keadilan dalam kontrak,
maka berdasarkan pikiran-pikiran tersebut di atas kita tidak boleh
terpaku pada pembedaan keadilan klasik. Artinya analisis keadilan
dalam kontrak harus memadukan konsep kesamaan hak dalam
pertukaran (prestasi – kontra prestasi) sebagaimana dipahami dalam
konteks keadilan komutatif maupun konsep keadilan distributif
sebagai landasan hubungan kontraktual.

21 Konteks ”ini” dan ”disini” tampaknya menjadi pembenaran terhadap pemahaman keadilan yang

seyogyanya dimaknai kontekstual-kasuistik.


22 Andre Ata Ujan, Op. Cit., h. 45.

12

KESEIMBANGAN VERSUS KEADILAN...


PIDATO GURU BESAR AGUS YUDHA HERNOKO
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

Hadirin yang saya hormati,

Azas Proporsionalitas sebagai Jalan Keluar terhadap


Diskursus “Keseimbangan Versus Keadilan dalam Kontrak”
Pemikiran mengenai azas proporsionalitas perlu dikemukakan
disamping azas keseimbangan dalam kontrak yang sudah sekian
lama dikenal (secara tekstual), namun belum tentu dipahami secara
kontekstualnya. Menurut saya, pengertian azas keseimbangan
lebih abstrak pemahamannya dibandingkan azas proporsionalitas.
Untuk memudahkan pemahaman antara kedua azas tersebut
dapat ditelusuri melalui makna leksikal, pendapat para sarjana,
karakteristik maupun daya kerjanya.
Pemahaman makna azas keseimbangan jika ditelusuri dari
pendapat beberapa sarjana, secara umum memberi makna azas
keseimbangan sebagai keseimbangan posisi para pihak yang
berkontrak. Oleh karena itu, dalam hal terjadi ketidakseimbangan
posisi yang menimbulkan gangguan terhadap isi kontrak diperlukan
intervensi otoritas tertentu (pemerintah). Beranjak dari pemikiran
tersebut di atas, maka pemahaman terhadap daya kerja azas
keseimbangan yang menekankan keseimbangan posisi para pihak
yang berkontrak terasa dominan dalam kaitannya dengan kontrak
konsumen. Hal ini didasari pemikiran bahwa dalam perspektif
perlindungan konsumen terdapat ketidakseimbangan posisi tawar
para pihak. Hubungan konsumen – produsen diasumsikan hubungan
yang sub-ordinat, sehingga konsumen berada pada posisi lemah
dalam proses pembentukan kehendak kontraktualnya. Hubungan
sub-ordinat, posisi tawar yang lemah, dominasi produsen serta
beberapa kondisi lain diasumsikan terdapat ketidakseimbangan
dalam hubungan para pihak.

13

KESEIMBANGAN VERSUS KEADILAN...


PIDATO GURU BESAR AGUS YUDHA HERNOKO
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

Interpretasi terhadap pemaknaan dan daya kerja azas


keseimbangan, adalah:
a. Pertama, lebih mengarah pada keseimbangan posisi para pihak,
artinya dalam hubungan konraktual tersebut posisi para pihak
diberi muatan keseimbangan.
b. Kedua, kesamaan pembagian hak dan kewajiban dalam
hubungan kontraktual seolah-olah tanpa memperhatikan proses
yang berlangsung dalam penentuan hasil akhir pembagian
tersebut.
c. Ketiga, keseimbangan seolah sekedar merupakan hasil akhir dari
sebuah proses;
d. Keempat, intervensi negara merupakan instrumen pemaksa dan
mengikat agar terwujud keseimbangan posisi para pihak.
e. Kelima, pada dasarnya keseimbangan posisi para pihak hanya
dapat dicapai pada syarat dan kondisi yang sama (ceteris paribus).

Sementara itu ruang lingkup dan daya kerja azas proporsionalitas


tampak lebih dominan pada kontrak bisnis komersial. Dengan
asumsi dasar bahwa karakteristik kontrak bisnis komersial
menempatkan posisi para pihak pada kesetaraan, sehingga tujuan
para kontrakan yang berorientasi pada keuntungan bisnis akan
terwujud apabila terdapat pertukaran hak dan kewajiban yang
fair (proporsional). Azas proporsionalitas tidak dilihat dari konteks
keseimbangan-matematis (equilibrium), tetapi pada proses dan
mekanisme pertukaran hak dan kewajiban yang berlangsung secara
fair.
Menur ut pendapat saya untuk menca ri ma k na a zas
proporsionalitas dalam kontrak harus beranjak dari makna filosofis
keadilan. Hal ini dapat ditelusuri dalam berbagai pendapat serta
pemikiran para filosof dan sarjana. Filosof besar seperti Aristoteles,
menyatakan bahwa” justice consists in treating equals equally and
unequals unequally, in proportion to their inequality”. Ulpianus
menggambarkan keadilan sebagai “justitia est constans et perpetua

14

KESEIMBANGAN VERSUS KEADILAN...


PIDATO GURU BESAR AGUS YUDHA HERNOKO
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

voluntas ius suum cuique tribuendi”, artinya keadilan dapat terwujud


apabila sesuatu yang diberikan kepada seseorang sebanding dengan
yang seharusnya ia terima (praeter proportionem dignitas ipsius).
Pada hakikatnya gagasan tersebut merupakan titik tolak bagi
pemaknaan azas proporsionalitas dalam hubungan kontraktual para
pihak.
Demikian pula dengan pandangan beberapa sarjana, seperti
Paul Tillich, L.J. van Apeldoorn, J. van Kan dan J.H.
Beekhuis, yang menyatakan bahwa keadilan itu memperlakukan
sama terhadap hal yang sama dan memperlakukan yang tidak sama
sebanding dengan ketidaksamaannya. Beauchamp dan Bowie,
dengan kriteria pembagian proporsionalnya, serta pemikiran John
Rawls tentang ”justice as fairness” yang menekan prinsip hak
berlandaskan rasionalitas, kebebasan dan kesamaan. P.S. Atijah
memberikan landasan pemikiran mengenai azas proporsionalitas
dalam kaitannya dengan peran kontrak sebagai landasan
pertukaran yang adil di dunia bisnis, bahwa transaksi para pihak
yang berkontrak sesuai dengan apa yang diinginkan (proportion in
what they want). Pandangan para sarjana tersebut di atas merupakan
dasar bagi argumentasi saya bangun untuk merumuskan makna
azas proporsionalitas.
Menurut Lyons 23 suatu iklim kontrak yang sesungguhnya,
pada hakikatnya memberi peluang bagi perbedaan pendapat,
tawar-menawar, atau bahkan perbedaan-perbedaan yang relevan di
antara para pihak. Hanya dalam proses seperti ini hasil dari suatu
kesepakatan sungguh-sungguh merefleksikan kepentingan semua
pihak.24

23 Andre Ata Ujan, Op. Cit., h. 140.


24 Loc. Cit.

15

KESEIMBANGAN VERSUS KEADILAN...


PIDATO GURU BESAR AGUS YUDHA HERNOKO
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

Peter Mahmud Marzuki25 menyebut azas proporsionalitas


dengan istilah “equitability contract” dengan unsur justice serta
fairness. Makna “equitability” menunjukkan suatu hubungan yang
setara (kesetaraan), tidak berat sebelah dan adil (fair), artinya
hubungan kontraktual tersebut pada dasarnya berlangsung secara
proporsional dan wajar. Dengan merujuk pada azas aequitas
praestasionis, yaitu azas yang menghendaki jaminan keseimbangan
dan ajaran justum pretium, yaitu kepantasan menurut hukum.
Tidak dapat disangkal bahwa kesamaan para pihak tidak pernah
ada. Sebaliknya, para pihak ketika masuk ke dalam kontrak berada
dalam keadaan yang tidak sama. Akan tetapi ketidaksamaan
tersebut tidak boleh dimanfaatkan oleh pihak yang dominan untuk
memaksakan kehendaknya secara tidak memadai kepada pihak
lain. Dalam situasi semacam inilah azas proporsionalitas bermakna
equitability.
Pada dasarnya azas proporsionalitas merupakan perwujudan
doktrin ”keadilan berkontrak” yang mengoreksi dominasi azas
kebebasan berkontrak yang dalam beberapa hal justru menimbulkan
ketidakadilan. Konrad Zweigert dan Hein Kotz,26 mengingatkan
para sarjana untuk membuang sikap memperlihatkan seolah-
olah kebebasan berkontrak merupakan prinsip utama dalam
pembentukan undang-undang kontrak. Tugas utama para sarjana
kini bukan lagi mengagungkan kebebasan berkontrak, melainkan
mencari kriteria serta prosedur bagi perkembangan doktrin
“keadilan kontraktual”.
Perw ujudan keadilan berkontra k ditentuka n mela lui
dua pendekatan. Pertama, pendekatan prosedural, pendekatan
ini menitikberatkan pada persoalan kebebasan kehendak dalam

25 Peter Mahmud Marzuki, “Batas-Batas Kebebasan Berkontrak”, Yuridika, Volume 18 No. 3, Mei

2003. h. 205.
Periksa Sakina Shaik Ahmad Yusoff, “Isi Kandungan Kontrak: Klasifikasi Terma dan
26 ��������

Permasalahannya”, Malaysian Journal of Law and Society, Faculty of Law Universiti Kebangsaan
Malaysia, Vol. V, 2001������������
, h. 87–88.

16

KESEIMBANGAN VERSUS KEADILAN...


PIDATO GURU BESAR AGUS YUDHA HERNOKO
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

suatu kontrak. Pendekatan kedua, yaitu pendekatan substantif


yang menekan kandungan atau substansi serta pelaksanaan
kontrak. Dalam pendekatan substanstif perlu diperhatikan adanya
kepentingan yang berbeda.25
Mengambil moralitas pertimbangan tersebut, maka azas
proporsionalitas bermakna sebagai ”azas yang melandasi atau
mendasari pertukaran hak dan kewajiban para pihak sesuai
proporsi atau bagiannya dalam seluruh proses kontraktual.” Azas
proporsionalitas mengandaikan pembagian hak dan kewajiban
diwujudkan dalam seluruh proses hubungan kontraktual, baik
pada fase pra-kontraktual, pembentukan kontrak maupun
pelaksanaan kontrak (pre-contractual, contractual, post contractual).
Azas proporsional sangat berorientasi pada konteks hubungan dan
kepentingan para pihak (i.c. menjaga kelangsungan hubungan agar
berlangsung kondusif dan fair).
Terkait dengan kontrak bisnis komersial yang berorientasi
keuntungan para pihak, fungsi azas proporsionalitas menunjukkan
pada karakter kegunaan yang ‘operasional dan implementatif’26
dengan tujuan mewujudkan apa yang dibutuhkan para pihak.
Dengan demikian fungsi azas proporsionalitas, baik dalam proses
pembentukan maupun pelaksanaan kontrak bisnis komersial
adalah:
a. Dalam tahap pra-kontrak, azas proporsionalitas membuka
peluang negosiasi bagi para pihak untuk melakukan pertukaran
hak dan kewajiban secara fair. Oleh karena itu adalah tidak
proporsional dan harus ditolak proses negosiasi dengan itikad
buruk;

25 Loc. Cit.
26 ����������
Karakter ‘operasional dan implementatif’ dari azas proporsionalitas hendaknya tidak diartikan
bahwa azas ini dengan sendirinya berlaku mengikat para pihak. Sesuai dengan sifatnya, azas berkedudukan
sebagai meta norma sehingga tidak dapat langsung mengikat para pihak. Namun yang dimaksudkan dalam
kajian ini adalah seyogianya para pihak menuangkan dan mengimplementasikan azas proporsionalitas ini
ke dalam klausul-klausul kontrak yang mereka buat.

17

KESEIMBANGAN VERSUS KEADILAN...


PIDATO GURU BESAR AGUS YUDHA HERNOKO
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

b. Dalam pembentukan kontrak, azas proporsional menjamin


kesetaraan hak serta kebebasan dalam menentukan/mengatur
proporsi hak dan kewajiban para pihak berlangsung secara fair;
c. Dalam pelaksanaan kontrak, azas proporsional menjamin
terwujudnya distribusi pertukaran hak dan kewajiban menurut
proporsi yang disepakati/dibebankan pada para pihak;
d. Dalam hal terjadi kegagalan dalam pelaksanaan kontrak, maka
harus dinilai secara proporsional apakah kegagalan tersebut
bersifat fundamental (fundamental breach) sehingga mengganggu
pelaksanaan sebagian besar kontrak atau sekedar hal-hal yang
sederhana/kesalahan kecil (minor important). Oleh karena itu
pengujian melalui azas proporsionalitas sangat menentukan
dalil kegagalan pelaksanaan kontrak, agar jangan sampai terjadi
penyalahgunaan oleh salah satu pihak dalam memanfaatkan
klausul kegagalan pelaksanaan kontrak, semata-mata demi
keuntungan salah satu pihak dengan merugikan pihak lain;
e. Bahkan dalam hal terjadi sengketa kontrak, azas proporsionalitas
menekankan bahwa proporsi beban pembuktian kepada para
pihak harus dibagi menurut pertimbangan yang fair.

Dengan demikian, kontrak sebagai proses mata rantai hubungan


para pihak harus dibangun berdasarkan pemahaman keadilan yang
dilandasi atas pengakuan hak para kontraktan. Pengakuan terhadap
eksistensi hak para kontraktan tersebut termanifestasi dalam
pemberian peluang dan kesempatan yang sama dalam pertukaran
kepentingan (hak dan kewajiban). Namun demikian pengakuan
terhadap hak, kebebasan dan kesamaan dalam pertukaran
kepentingan (hak dan kewajiban) tersebut tetap harus dalam bingkai
aturan main yang mempertimbangkan prinsip distribusi yang
proporsional.
Ukuran proporsionalitas pertukaran hak dan kewajiban
didasarkan pada nilai-nilai kesetaraan (equitability), kebebasan,
distribusi-proporsional, tentunya juga tidak dapat dilepaskan

18

KESEIMBANGAN VERSUS KEADILAN...


PIDATO GURU BESAR AGUS YUDHA HERNOKO
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

dari azas atau prinsip kecermatan (zorgvuldigheid), kelayakan


(redelijkheid; reasonableness) dan kepatutan (billijkheid; equity).
Untuk menemukan azas proporsionalitas dalam kontrak
dengan menggunakan kriteria atau ukuran nilai-nilai tersebut
di atas, hendaknya tidak diartikan akan diperoleh hasil temuan
berupa angka-angka matematis. 27 Azas proporsionalitas tidak
mempermasalahkan keseimbangan (kesamaan) hasil secara
matematis, namun lebih menekankan proporsi pembagian hak dan
kewajiban di antara para pihak yang berlangsung secara layak dan
patut (fair and reasonable).
Contoh sederhana yang dapat menjelaskan eksistensi dan daya
kerja azas proporsionalitas, sebagai berikut:
a. A dan B sepakat untuk membeli sebungkus rokok yang berisi
10 batang seharga Rp10.000,00 secara patungan dan akan
membaginya secara proporsional. A mempunyai uang sebesar
Rp8.000,00 dan B sebesar Rp2.000,00.
Secara sederhana maka pembagian hak dan kewajiban yang pro-
porsional dari kasus di atas adalah sebagai berikut:
(i) Dari beban kewajiban membayar sebesar Rp8.000,00 maka
A memperoleh hak sebanyak 8 (delapan) batang rokok;
(ii) Sebaliknya, B yang membayar sebesar Rp2.000,00
memperoleh hak sebanyak 2 (dua) batang rokok;
(iii) Secara matematis, hasil yang diperoleh masing-masing
pihak adalah tidak sama (tidak seimbang - tidak adil). Hal
ini dikarenakan sebagian besar pihak yang memberikan
penilaian semata-mata hanya melihat dari hasil akhir

27 Pendapat ini saya ajukan untuk menjawab pertanyaan mengenai apa makna, kriteria maupun wujud

azas proporsionalitas. Bukan hal yang mudah, bahkan mustahil menimbang atau menakar hubungan
kontraktual yang sesuai dengan azas proporsionalitas dalam bentuk hasil akhir yang terukur secara
matematis. Azas-azas pokok dalam hukum kontrak yang lain pun tidak ada yang memberikan jawaban
yang pasti mengenai makna, kriteria maupun wujud nyatanya. Namun azas-azas tersebut dapat ditemukan
dan diterima melalui interpretasi yang komprehensif, dengan memperhatikan karakteristiknya masing-
masing.

19

KESEIMBANGAN VERSUS KEADILAN...


PIDATO GURU BESAR AGUS YUDHA HERNOKO
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

tanpa memahami proses yang berlangsung sebelumnya.


Oleh karena itu mereka hanya memaknai perbandingan
matematis, yaitu: 8 (delapan) batang: 2 (dua) batang.
(iv) Namun apabila ditinjau dari azas porporsionalitas pembagian
tersebut adil dan proporsional. Seharusnya penilaian adil
atau tidak adil harus dianalisis secara komprehensif pada
seluruh proses, bahwa untuk memperoleh 8 (delapan) batang
rokok tersebut A dibebani kewajiban membayar Rp8.000,00.
Tentunya beban kewajiban ini lebih berat dibandingkan
dengan kewajiban B yang hanya membayar Rp2.000,00.
Sehingga wajar untuk pengorbanan yang lebih besar A
memperoleh hasil yang lebih besar pula. Jadi proporsionalitas
harus dihitung dari awal proses hingga hasil akhirnya.
(v) Baik A maupun B, keduanya sama memperoleh rokok serta
merasakan kenikmatan rokok. Perbedaan hanya terletak
jumlah dan lama waktu menghisap rokok, namun rasa rokok
sama-sama dapat dinikmati keduanya.
(vi) Proses penyelesaian tersebut di atas menggambarkan
bagaimana prinsip kesamaan atau kesetaraan, kebebasan dan
distribusi proporsional berlangsung dengan fair.

Berdasarkan contoh-contoh tersebut, maka dapat disimpulkan


bahwa daya kerja azas proporsionalitas meliputi proses pra-kontrak,
pembentukan maupun pelaksanaan kontrak. Asumsi kesetaraan
posisi para pihak, terbukanya peluang negosiasi serta aturan main
yang fair menunjukkan bekerjanya mekanisme pertukaran hak
dan kewajiban yang proporsional. Di sini problematika mengenai
ada atau tidaknya keseimbangan para pihak pada dasarnya kurang
relevan lagi diungkapkan, karena melalui kesetaraan posisi para
pihak, terbukanya peluang negosiasi serta aturan main yang fair,
maka substansi keseimbangan itu sendiri telah tercakup dalam
mekanisme pertukaran hak dan kewajiban yang proporsional.

20

KESEIMBANGAN VERSUS KEADILAN...


PIDATO GURU BESAR AGUS YUDHA HERNOKO
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

Menurut Niewenhuis,28 sepanjang prestasi yang diperjanjikan


bertimbal balik mengandaikan kesetaraan (posisi para pihak),
maka apabila terjadi ketidakseimbangan, fokus perhatian akan
dititikberatkan pada kesetaraan yang terkait dengan cara
terbentuknya kontrak, dan tidak pada hasil akhir dari prestasi
dimaksud. Pandangan Niewenhuis ini tentunya relevan dengan
azas proporsionalitas dalam konteks kontrak bisnis komersial yang
menekankan kesetaraan posisi dan pertukaran prestasi di antara
para pihak yang berkontrak.
Dengan demikian ungkapan yang berkembang dalam praktik
bisnis diberbagai tempat dapat dijadikan sebagai landasan moral
bagi azas proporsionalitas, khususnya dalam konteks kontrak bisnis
komersial, bahwa ”equal pay for equal work”, ”you pay peanut, you
get monkey”, pedagang Minang sering mengatakan ”rancak di awak
rancak pulo di urang”, dalam komunitas Jawa banyak ungkapan
yang menggambarkan proporsionalitas tersebut, misal: “piye pada
penake sing penting pada mlakune “, atau ”golek apik lan bener,
golek bener lan apik”. Kesemuanya itu pada dasarnya mempunyai
kandungan moralitas proporsional, artinya kita memang sama
apabila memang sama, namun kita berbeda karena pada dasarnya
berbeda, bukan “sama rasa, sama rata”, tapi “sama rasa, sama
bahagia.”

28 J.H. Niewenhuis, Drie Beginselen van Contractenrecht, Kluwer-Deventer, 1979������������������


, h. 122. Periksa
juga Herlien Budiono, Asas keseimbangan Bagi Hukum Perjanjian Indonesia, Hukum Perjanjian
Berlandaskan Asas-Asas Wigati Indonesia, Citra Aditya Bakti, Bandung, 2006�������������
, h. 318–319.

21

KESEIMBANGAN VERSUS KEADILAN...


PIDATO GURU BESAR AGUS YUDHA HERNOKO
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

Hadirin yang saya hormati,

Kontrak Merupakan Penuangan Proses Bisnis dalam Format


Hukum
Hakikat hukum kontrak pada dasarnya untuk memenuhi
kebutuhan hukum pelaku bisnis, dalam arti tidak sekedar
mengatur namun lebih dari itu memberi keleluasaan dan kebebasan
sepenuhnya kepada para pelaku bisnis untuk menentukan apa yang
menjadi kebutuhan mereka. Hal ini karena para pelaku bisnis yang
lebih paham dan mengetahui seluk beluk berbagai kebutuhan dalam
kegiatan bisnisnya. Sebagaimana diketahui bahwa dalam dunia
bisnis yang mempertemukan para pelakunya dalam aktivitas bisnis,
kontrak merupakan instrumen penting yang senantiasa membingkai
hubungan hukum dan mengamankan transaksi mereka. Hampir
tiada satu pun aktivitas bisnis yang mempertemukan para pelaku
bisnis dalam pertukaran kepentingan mereka tanpa kontrak.
Kontrak menjangkau begitu luas aspek hubungan masyarakat,
sebagaimana diungkapkan oleh D.G. Cracknell,29 “contract is one
of the few areas of law with which almost everyone comes into day-to-
day contact.”
Menurut Niewenhuis 30 latar belakang atau rasio kontrak
beranjak pada tujuan terjadinya pertukaran harta kekayaan secara
adil (ruilrechtvaardigheid). Pertukaran yang adil (fair exchange)
akan muncul apabila dalam hubungan tersebut terwujud perikatan
yang berisi prestasi dengan imbangan kontra prestasi. Menurut
P.S. Atijah,31 kontrak merupakan bentuk pertukaran yang adil
(fair exchange - ”who contributed what”) terkait dengan kewajiban

29D.G. Cracknell, Obligation: Contract Law, Old Bailey Press, London, 2003, h. 5.
30J.H. Niewenhuis, Op. ���Cit., h. 57-61. Periksa juga dalam Herlin Budiono, Op. Cit., h. 308–309.
31 P.S. Atijah, An Introduction to The Law of Contract, 4th Ed, Oxford University Press Inc., New

York, 1995���������������������������������
, h. 1–8.������������������������
(selanjutnya disingkat P.S. Atijah-I).

22

KESEIMBANGAN VERSUS KEADILAN...


PIDATO GURU BESAR AGUS YUDHA HERNOKO
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

kontraktualnya (exchange of obligation) yang didasarkan pada


proporsi masing-masing. Kontrak merupakan bentuk pertukaran
yang saling menguntungkan (exchange benefit for benefit). 32
Kewajiban kontraktual tersebut tidak lain muncul karena adanya
pertukaran janji di antara para pihak (exchange of promises).33
Pertukaran kepentingan (prestasi – kontra prestasi) merupakan titik
tolak bagi terwujudnya keadilan bagi para pihak.
Menurut P.S. Atiyah,34 kontrak memiliki tiga tujuan, yaitu:
a. Pertama, kontrak wajib untuk dilaksanakan (memaksa) serta
memberikan perlindungan terhadap suatu harapan yang wajar,
b. Kedua, kontrak berupaya mencegah terjadinya suatu
penambahan kekayaan secara tidak adil,
c. Ketiga, kontrak bertujuan untuk mencegah terjadinya kerugian
tertentu dalam hubungan kontraktual.

Apabila ditinjau dari aspek perancangan kontrak (drafting),


kontrak bisnis komersial merupakan dokumen hukum (legal
document) yang menetapkan prosedur dan syarat dalam suatu
transaksi bisnis yang lebih rinci dibandingkan dengan kontrak
konsumen. Menurut Elmer Doonan dan Charles Foster,35 dengan
dituangkannya prosedur serta syarat-syarat suatu transaksi bisnis
dalam kontrak, para pihak bermaksud:
a. untuk menyediakan bukti tertulis mengenai transaksi yang
mereka lakukan,
b. untuk mencegah terjadinya penipuan,

32 P.S. Atijah, Promises, Morals and Law, Clarendon Press, Oxford, 1981, h. 12 (selanjutnya disingkat

P.S. Atijah-II).
33 David Oughton and Martin Davis, Source Book on Contract Law, 2nd Ed., Cavendish Publishing,

London, 2000, h. 21. Periksa juga Jill Poole, Textbook on Contract Law, 6th Ed., Blackstone Press Ltd.,
London, 2001, h. 2. Periksa juga P.S. Atijah, Essays on Contract, Clarendon Press, Oxford, 1988, h. 329
(selanjutnya disingkat P.S. Atijah-III).
34 P.S. Atijah-I, Op. Cit., h. 35.
35 Elmer Doonan & Charles Foster, Drafting, Cavendish Publishing Limited, London, 2001, h. 3–5.

23

KESEIMBANGAN VERSUS KEADILAN...


PIDATO GURU BESAR AGUS YUDHA HERNOKO
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

c. untuk menetapkan hak dan kewajiban para pihak, dan


d. untuk mengatur secara lebih rinci transaksi bisnis yang komplek,
demi mencegah hambatan dalam pelaksanaan kontrak yang
mereka buat.

Terkait dengan kompleksitas dalam kontrak bisnis komersial


(commercial transasctions) apabila dibandingkan dengan
kontrak konsumen (simple consumer transactions), J. Beatson36
mengemukakan beberapa fungsi kontrak bisnis komersial yang
mempunyai karakteristik pertukaran kepentingan melibatkan
pelaku bisnis (business people and companies), yaitu:
a. kontrak menjamin harapan yang saling diperjanjikan di antara
para pihak akan terpenuhi, atau akan tetap ada kompensasi yang
dibayarkan apabila terjadi wanprestasi;
b. kontrak mempermudahkan rencana transaksi bisnis masa depan
dari berbagai kemungkinan yang merugikan;
c. kontrak menetapkan standar pelaksanaan dan tanggung jawab
para pihak;
d. kontrak memungkinkan pengalokasian risiko bisnis secara lebih
tepat (meminimalisir risiko bisnis para pihak);
e. kontrak menyediakan sarana penyelesaian sengketa bagi para
pihak.

Beranjak dari pendapat beberapa sarjana tersebut di atas, maka


dapat dirumuskan beberapa fungsi atau arti penting kontrak dalam
lalu lintas bisnis, antara lain:37
a. kontrak sebagai wadah hukum bagi para pihak dalam
menuangkan hak dan kewajiban masing-masing (bertukar
konsesi dan kepentingan),

36
J. Beatson, Anson’s Law of Contract, Oxford University Pess, London, 2002, h. 2–3.
37
A. Yudha Hernoko, “Dasar-Dasar Hukum Kontrak”, Materi Perkuliahan Teknik Perancangan
Kontrak, Porgram Magister Kenotariatan Fakultas Hukum Universitas Airlangga, Surabaya, 2005.

24

KESEIMBANGAN VERSUS KEADILAN...


PIDATO GURU BESAR AGUS YUDHA HERNOKO
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

b. kontrak sebagai bingkai aturan main,


c. kontrak sebagai alat bukti adanya hubungan hukum,
d. kontrak memberikan (menjamin) kepastian hukum,
e. kontrak menunjang iklim bisnis yang kondusif (win-win solution;
efisiensi – profit).

Agar supaya proses pertukaran kepentingan dalam kontrak


berjalan fair, para pihak dituntut untuk memahami dasar-dasar
hukum kontrak. Mengapa pemahaman ini diperlukan, perlu diingat
bahwa kontrak yang dibuat atau disusun oleh para pihak pada
dasarnya adalah penuangan proses bisnis ke dalam rumusan bahasa
hukum (kontrak). Dengan memahami dasar-dasar hukum kontrak
dimaksudkan para pihak mempunyai pedoman dalam penyusunan
kontrak, karena:38
a. Memberikan dasar hukum bagi kontrak yang dibuat,
b. Memberikan bingkai atau rambu-rambu aturan main dalam
transaksi bisnis,
c. Sebagai batu uji atau tolok ukur eksistensi kontrak yang
bersangkutan.
Dalam hubungannya dengan kegiatan bisnis, kontrak berfungsi
untuk mengamankan transaksi. Hal ini karena dalam kontrak
terkandung suatu pemikiran (tujuan) akan adanya keuntungan
komersial yang diperoleh para pihak.

Hadirin yang saya hormati,

Prinsip-prinsip Perancangan Kontrak Bisnis


Pemahaman terhadap materi kontrak secara komprehensif
berkorelasi secara signifikan dengan proses penyusunan kontrak
(contract drafting). Bagaimana para pihak menuangkan maksud

38 Loc. Cit.

25

KESEIMBANGAN VERSUS KEADILAN...


PIDATO GURU BESAR AGUS YUDHA HERNOKO
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

dan tujuannya dalam sebuah rancangan kontrak (draft contract)


merupakan suatu upaya yang sistematis dan komprehensif. Tentunya
untuk dapat membuat (merancang) kontrak yang baik dibutuhkan
kepiawaian khusus terhadap aspek-aspek hukum kontrak serta
materi kontrak yang bersangkutan. Kemampuan merancang kontrak
tersebut hanya dapat dikuasai oleh seorang perancang (drafter) yang
sudah terlatih dan memiliki jam terbang tinggi. Hal ini mengingat
membuat kontrak termasuk bidang “skill” dan “arts”, keahlian yang
dibingkai dengan pengetahuan yang profesional, sehingga sangat
ditentukan oleh proses pematangan yang membutuhkan waktu dan
pengalaman yang bersangkutan.
Eksistensi hubungan kontraktual para pihak pada dasarnya
ditentukan oleh proses awal penyusunan kontrak. Namun tidak
menutup kemungkinan bahwa kontrak yang telah dibuat tersebut
dalam perjalanannya mengalami kegagalan, problem, kendala serta
hambatan. Perlu dipahami pada dasarnya tiada satu kontrak pun
yang sempurna, oleh karena itu ada baiknya suatu kontrak, terlebih
yang bersifat masal dan jangka panjang, senantiasa di “up date”
agar mampu mengakomodir kebutuhan para pihak. Untuk itu perlu
dipahami beberapa aspek sentral dalam suatu kontrak. Kontrak
sebagai suatu proses sistematis dari awal sampai akhir harus
diupayakan berjalan pada “rel” atau bingkai hak dan kewajiban
yang ditentukan dan dimaksudkan para pihak. Dalam hal ini ada
dua hal yang harus diperhatikan, yaitu proses perancangan kontrak
serta review kontrak. Dua hal ini dapat dijadikan semacam tolok
ukur hubungan kontraktual para pihak.
Berikut ini terdapat beberapa aspek yang perlu diperhatikan
dalam proses perancangan kontrak, antara lain:
a. pemahaman latar belakang transaksi,
b. mengenali dan memahami para pihak,
c. mengenali dan memahami objek transaksi,
d. menyusun garis besar transaksi serta merumuskan pokok-pokok
kontrak,

26

KESEIMBANGAN VERSUS KEADILAN...


PIDATO GURU BESAR AGUS YUDHA HERNOKO
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

e. dasar hukum,
f. penguasaan bahasa hukum,
g. interpretasi,
h. kemampuan bernegosiasi,
i. keterampilan menyusun kontrak.

Dalam merancang atau menyusun kontrak diperlukan


pemahaman terhadap anatomi kontrak serta substansi kontrak.
Meskipun tidak ada keharusan mengenai format/bentuk kontrak
seperti apa yang harus dibuat oleh para pihak, namun dengan
memahami anatomi/outline serta substansi kontrak akan
menghasilkan kontrak yang sistematis, logis dan komprehensif.
Perancangan kontrak yang sistematis, logis dan komprehensif, serta
mengikuti alur proses bisnisnya akan mengeliminir potensi sengketa
dan lebih lanjut akan mendukung iklim bisnis yang kondusif (profit).

Hadirin yang saya hormati,

Saran dan Rekomendasi


Menutup substansi orasi ini kiranya perlu saya sampaikan
beberapa saran dan rekomendasi, sebagai berikut:
a. Kontrak bisnis, khususnya kontrak bisnis komersial,
seyogianya tidak selalu diartikan dalam wujud keseimbangan
matematis. Azas proporsionalitas membuka peluang adanya
ketidakseimbangan dengan syarat pertukaran prestasi
berlangsung secara fair dan proporsional. Dengan demikinan
azas proporsionalitas seyogianya dijadikan dasar untuk:
(i) menjamin pertukaran hak dan kewajiban dalam berkontrak,
(ii) rambu-rambu aturan main dalam transaksi bisnis para pihak,
dan (iii) sebagai batu uji atau tolok ukur eksistensi kontrak.
Dengan demikian azas proporsionalitas harus senantiasa
membingkai pemahaman pelaku bisnis dalam seluruh proses
kontrak, baik pada tahapan pra-kontraktual, pembentukan

27

KESEIMBANGAN VERSUS KEADILAN...


PIDATO GURU BESAR AGUS YUDHA HERNOKO
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

kontrak maupun pelaksanaan kontrak. Bahkan dalam hal


terjadi sengketa mengenai kegagalan pelaksanaan kewajiban
kontraktual, maka hakim harus berpegang pada penerapan azas
proporsionalitas dalam menilai pembagian beban kewajiban para
pihak yang berkontrak.
b. Bagi pelaku bisnis, agar terhindar dari risiko hukum (legal risk)
maka dalam seluruh proses tahapan kontrak, khususnya di
bidang perancangan kontrak, perlu melibatkan ahli hukum yang
berkompeten (lawyer, legal consultant) karena aspek-aspek teknis
hukum hanya dipahami oleh ahlinya. Meskipun anda bukan
sarjana hukum atau ahli hukum, kegiatan bisnis anda dari awal
sampai akhir adalah proses hukum.
c. Bagi institusi pendidikan tinggi hukum, Mata Kuliah Hukum
Kontrak yang bersubstansikan prinsip/azas sampai aspek praktis
perancangan kontrak (drafting contract) perlu dijadikan mata
kuliah wajib fakultas, terutama berdasarkan pertimbangan
dinamika dan posisi Fakultas Hukum Unair di Surabaya
“Megapolitan” yang sarat dengan aktivitas bisnis berskala global.

UCAPAN TERIMA KASIH


Hadirin yang saya Hormati,

Sebelum mengakhiri pidato pengukuhan ini, perkenankanlah


saya menyampaikan ucapan terima kasih serta penghargaan yang
setinggi-tingginya kepada Pemerintah RI c.q. Menteri Pendidikan
Nasional, yang telah memberikan kepercayaan kepada saya untuk
mengemban jabatan Guru Besar dalam Hukum Kontrak pada
Fakultas Hukum Universitas Airlangga.
Ucapan terima kasih juga saya sampaikan kepada yang
terhormat, Rektor Universitas Airlangga Prof. Dr. H. Fasich,
Apt., Ketua Senat Akademik Prof. H. Sam Suharto, dr., Sp.MK.,
Sekretaris Senat Akademik Prof. Dr. Noor Cholies Zaini, Apt.,

28

KESEIMBANGAN VERSUS KEADILAN...


PIDATO GURU BESAR AGUS YUDHA HERNOKO
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

serta para Wakil Rektor dan seluruh anggota Senat Akademik yang
telah berkenan mengusulkan saya sebagai Guru Besar.
Terima kasih pula saya sampaikan kepada Prof. Dr.
Muchammad Zaidun, S.H., M.Si., selaku Dekan Fakultas
Hukum Universitas Airlangga, Para Wakil Dekan (���������������
Prof. Dr. Eman
Ramelan, SH., M.S., Prof. Dr. Didik Endro Purwoleksono,
SH., MH. dan Prof. Dr. Rahmi Jened, S.H., M.H.), Ketua dan
Sekretaris serta segenap anggota Badan Pertimbangan Fakultas
(BPF) dan Ketua Departemen Hukum Perdata Fakultas Hukum
Universitas Airlangga yang berkenan memproses pengusulan saya
sebagai Guru Besar.
Rasa terima kasih juga saya sampaikan kepada mantan Dekan
Fakultas Hukum Universitas Airlangga R. Djoko Soemadijo,
S.H., Prof. Dr. Frans limahelu, S.H., LL.M., Ismet Barwedan,
S.H. dan H. Machsoen Ali, S.H., M.S. atas kepercayaan yang
diberikan kepada saya untuk mengabdi pada almamater tercinta.
Kemudian juga kepada Prof. Dr. Fendy Suhariadi, MT., selaku
Direktur Sumber Daya Universitas Airlangga beserta staf yang telah
memberikan perhatian dalam pengurusan jabatan Guru Besar saya.
Secara khusus ucapan terima kasih yang setulus-tulusnya saya
sampaikan kepada Promotor saya, Prof. Dr. Rudhi Prasetya,
SH. serta Prof. Dr. Peter Mahmud Mz., S.H., MS., LL.M.
selaku Ko-Promotor, dan Prof. Dr. Y. Sogar Simamora, S.H.,
M.Hum. selaku Konsultan yang
����������������������������������������
dengan tulus serta penuh perhatian
telah membimbing, mengarahkan, memotivasi serta mendorong
saya untuk terus mengembangkan dan mempelajari Ilmu Hukum,
khususnya Hukum Kontrak hingga saya menyelesaikan Program
Doktor (S3). Untuk itu saya menyampaikan terima kasih pula
kepada Prof. Dr. Hj. Sri Hajati, SH., MS. selaku Direktur
Program Pascasarjana Universitas Airlangga, serta kepada
Prof. Dr. H. Muhammad Amin, dr. selaku mantan Direktur
Program Pascasarjana Universitas beserta Wakil Direktur Program

29

KESEIMBANGAN VERSUS KEADILAN...


PIDATO GURU BESAR AGUS YUDHA HERNOKO
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

Pascasarjana Universitas Airlangga atas segala dukungan dan


bantuan fasilitas yang telah diberikan selama saya mengikuti
pendidikan.
Melalui mimbar yang terhormat ini, secara khusus saya
menyampaikan terima kasih kepada guru besar serta sejawat
yang membimbing saya dalam menekuni Ilmu Hukum di Fakultas
Hukum Universitas Airlangga, baik di S1, S2 maupun S3, sehingga
saya sampai pada jabatan Guru Besar, antara lain: Prof. Abdul
Gani, S.H., MS (Alm), Prof. Hermien Hadiati Koeswadji,
S.H., Prof. Dr. J.E. Sahetapy, S.H., Pof. Dr. Mr. R. Soetojo
Prawirohamidjojo, Prof. Dr. Siti Sundari Rangkuti, S.H.,
Prof. Dr. Rudhi Prasetya, S.H., Prof. Dr. Philipus Mandiri
Hadjon, S.H., Prof. Dr. Frans Limahelu, S.H., LL.M., Prof.
Dr. Abdoel Rasjid, S.H., LL.M. (alm), Prof. Dr. M. Isnaeni,
S.H., M.S. Prof. Dr. Peter Mahmud Mz., S.H., MS., LL.M.,
Prof. Dr. Afdol, S.H., M.S., Prof. Dr. Y. Sogar Simamora, S.H.,
M.Hum., Prof. Dr. Tatiek Srie Djatmiati, S.H., MS., Prof. Dr.
Basuki Rekso Wibowo, S.H., MS., Prof. Dr. Eman ramelan,
S.H., M.S., serta seluruh dosen yang tidak dapat saya sebutkan satu
persatu, rasa hormat yang tak terhingga patut saya haturkan atas
segala bimbingan, tauladan dan pencerahan dalam menimba ilmu.
Dalam kesempatan ini saya sampaikan terima kasih yang tulus
kepada sejawat Dosen di Fakultas Hukum Universitas Airlangga,
khususnya sejawat Dosen di Departemen Hukum Perdata serta
Dr. Drs. Abd. Shomad, S.H., M.H. selaku Ketua Departemen
Hukum Perdata serta Staf Administrasi-Kepegawaian Fakultas
Hukum Universitas Airlangga yang berkenan memberikan
dukungan kepada saya, baik pada saat saya menempuh studi,
sebagai Ketua Departemen maupun sampai saat pengukuhan guru
besar saya, terima kasih untuk kebersamaannya selama ini dalam
mengembangkan Departemen Hukum Perdata.��������������������
Demikian pula para
mahasiswa S1, S2 dan S3 serta alumni atas segala perhatian dan

30

KESEIMBANGAN VERSUS KEADILAN...


PIDATO GURU BESAR AGUS YUDHA HERNOKO
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

dukungannya, tanpa itu semua niscaya berat bagi saya untuk dapat
berdiri di mimbar terhormat ini.
Dalam kesempatan ini pula, secara khusus saya patut untuk
menghaturkan terima kasih yang tak terhingga kepada kedua orang
tua yang sangat saya hormati dan cintai, yaitu ibunda Rr. Setijati
dan ayahanda Koestari Ady Andaya yang telah mendidik dan
membesarkan saya dengan penuh kasih sayang. Dorongan semangat
serta doa yang tiada putus-putusnya telah membuka mata hati saya
untuk senantiasa bersyukur atas nikmat dan karunia Allah swt.
Demikian pula ucapan terima kasih yang tulus saya sampaikan
kepada isteriku tercinta Dwi Puspitasari, S.E., serta anak-anakku
terkasih: Lintang Yudhantaka, Kinan Kalam Khalifa dan
Pamungkas Ridaningjati, atas kesetiaan, kesabaran serta segala
pengorbanannya selama ini. Tentunya rasa terima kasih ini juga
saya sampaikan kepada ibu dan bapak mertua, adik-adikku yang
tercinta, beserta seluruh keluarga besar yang telah memberikan
dorongan semangat dalam mengarungi samudera pengabdian ini.
Kepada seluruh Panitia Pengukuhan Guru Besar, di bawah
koordinasi dr. Agus Subagjo dan Mbak Nurwahyuni, S.H.,
CN., M.H. serta Unit Paduan Suara Universitas Airlangga
yang sudah bekerja keras, sehingga acara pengukuhan ini dapat
berjalan khidmat dan lancar, saya menyampaikan terima kasih dan
penghargaan yang setinggi-tingginya.
Saya dan segenap keluarga menghaturkan rasa terima kasih dan
penghargaan atas perhatian Bapak/ibu serta rekan-rekan yang tidak
bisa saya sebutkan satu-persatu yang telah memberikan dorongan
dan semangat, sehingga pada akhirnya saya dapat dikukuhkan
sebagai Guru Besar hari ini. Akhir kata, kepada hadirin yang
saya muliakan yang dengan penuh kesabaran mengikuti acara
pengukuhan ini, pada kesempatan ini saya beserta keluarga
memohon maaf atas segala kekurangan dan sekaligus mohon
doa restu agar saya dapat mengemban tugas mulia ini dengan

31

KESEIMBANGAN VERSUS KEADILAN...


PIDATO GURU BESAR AGUS YUDHA HERNOKO
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

sebaik-baiknya. Semoga Allah swt senantiasa membimbing dan


memberikan rahmat-Nya kepada kita sekalian. Amin.

Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

32

KESEIMBANGAN VERSUS KEADILAN...


PIDATO GURU BESAR AGUS YUDHA HERNOKO
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

DAFTAR PUSTAKA

Apeldoorn, L.J. van, Pengantar Ilmu Hukum, cet. xxx, Pradnya


Paramita, Jakarta, 2004.
Atijah, P.S., Promises, Morals and Law, Clarendon Press, Oxford,
1981.
-------------, Essays on Contract, Clarendon Press, Oxford, 1988.
-------------, An Introduction to The Law of Contract, 4th Ed, Oxford
University Press Inc., New York, 1995.
Beatson, J., Anson’s Law of Contract, Oxford University Pess,
London, 2002.
Bertens, K., Pengantar Etika Bisnis, Kanisius, Yogjakarta, 2000.
Budiono, Herlien, Asas keseimbangan bagi Hukum Perjanjian
Indonesia, Hukum Perjanjian Berlandaskan Asas-Asas Wigati
Indonesia, Citra Aditya Bakti, Bandung, 2006.
Cohen, Herb, You Can Negotiate Anything, alih Bahasa Zainal
Bahri Tafal, Cet. III, Pantja Simpati, Jakarta, 1992.
Cracknell, D.G., Obligation: Contract Law, Old Bailey Press,
London, 2003.
Doonan, Elmer - Charles Foster, Drafting, Cavendish Publishing
Limited, London, 2001.
Goodpaster, Garry, Negosiasi dan Mediasi - Sebuah Pedoman
Negosiasi dan Penyelesaian Sengketa Melalui Negosiasi, ELIPS
PROJECT, Jakarta, 1993.
Hawver, Dennis A., How To Improve Your Negotition Skills,
Alexander Hamilton Insitute Incorporated, New York, 1982.
Hernoko, A. Yudha, Dasar-Dasar Hukum Kontrak, Materi
Perkuliahan Teknik Perancangan Kontrak, Program Magister
Kenotariatan Fakultas Hukum Universitas Airlangga, Surabaya,
2005.
Hendon, Donald W. - Rebecca Angeles Hendon, Negosiasi
Berskala Global (How to Negotiate World wide), Alih Bahasa
Rosa Kristiwati, Binarupa Aksara, Jakarta, 1993.

33

KESEIMBANGAN VERSUS KEADILAN...


PIDATO GURU BESAR AGUS YUDHA HERNOKO
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

Hindle, Tim, Negotiating Skills, alih bahasa P. Buntaran, Dian


Rakyat, Jakarta, 2001.
Keraf, A. Sonny, ���������������������������
Etika Bisnis (Tuntutan dan ������������
Relevansinya),
Kanisius, Yogjakarta�������
, 1998.
�����
Marzuki, Peter Mahmud, “Batas-Batas Kebebasan Berkontrak”,
Yuridika, Volume 18 No. 3, Mei 2003.
Niewenhuis, J.H., Drie Beginselen van Contractenrecht, Kluwer-
Deventer, 1979.
Notohamidjojo, O., Masalah: Keadilan, Tirta Amerta, Semarang,
1971.
Oughton, David and Martin Davis, Source Book on Contract
Law, 2nd Ed., Cavendish Publishing, London, 2000.
Penner, James et. al. (editors), Introduction to Jurisprudence
and Legal Theory (Commentary and Materials), Butterworths,
London, 2002.
Poole, Jill, Textbook on Contract Law, 6th Ed., Blackstone Press
Ltd., London, 2001.
Rawls, John, A Theory of Justice, Revised Edition, The Belknap
Press of Harvard University Press of Cambrigde, Massachusetts,
1999.
Salam, Burhanuddin, Etika Sosial, Rineka Cipta, jakarta, 1997.
Saragih, Djasadin, “Peran Interpretasi Dalam Sosialisasi Hukum:
Khususnya Hukum Perdata Di Dalam BW “, Yuridika, No. 8
Tahun III, Pebruari–Maret 1988.
Sumaryono, E., Etika Hukum Relevansi Teoru Hukum Kodrat
Thomas Aquinas, Kanisius, Yogyakarta, 2002.
Thorn, Jeremy G., Terampil Bernegosiasi, alih bahasa Edi
Nugroho, Pustaka Binaman Pressindo, Jakarta, 1995.
Ujan, Andre Ata, Keadilan dan Demokrasi (Telaah Filsafat Politik
John Rawls), Kanisius, Yogjakarta, 1999.
van Kan, J. - J.H. Beekhuis, Pengantar Ilmu Hukum, Ghalia
Indonesia, Jakarta, 1990.

34

KESEIMBANGAN VERSUS KEADILAN...


PIDATO GURU BESAR AGUS YUDHA HERNOKO
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

Wacks, Raymond, Jurisprudence, Blackstone Press Limited,


London, 1995.
Yusoff, Sakina Shaik Ahmad, “Isi Kandungan Kontrak:
Klasifikasi Terma Dan Permasalahannya”, Malaysian Journal
of Law and Society, Faculty of Law Universiti Kebangsaan
Malaysia, Vol. V, 2001.

35

KESEIMBANGAN VERSUS KEADILAN...


PIDATO GURU BESAR AGUS YUDHA HERNOKO
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

KESEIMBANGAN VERSUS KEADILAN...


PIDATO GURU BESAR AGUS YUDHA HERNOKO
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

RIWAYAT HIDUP

Data Pribadi
Nama : Prof. Dr. Agus Yudha Hernoko,
S.H., M.H.
Tempat, Tanggal Lahir : Madiun, 19 April 1965
Agama : Islam
Pekerjaan : Dosen Fakultas Hukum Unair
NIP : 131878393/19650419 199002 1 001
Pangkat/Golongan : Pembina Tk I/IVb
Jabatan Fungsional : Guru Besar Ilmu Hukum Kontrak
Jabatan Struktural : - Ketua Program Studi (S2) Magister
Ilmu Hukum (M.H.) 2009–sekarang
- Ketua Program Studi (S2) Magister
Sains Hukum dan Pembangunan
(M.Si) 2009–sekarang
- Ketua Departemen Hukum Perdata
Fakultas Hukum Unair 2007–2009
Nama Istri : Dwi Puspitasari, S.E.
Pekerjaan Istri : PNS Departemen Keuangan
Nama Anak : 1. Lintang Yudhantaka
2. Kinan Kalam Khalifa
3. Pamungkas Ridaningjati
Alamat Rumah : Jl. Kalikepiting Jaya X/8 Surabaya
Telp. (031) 77760065
HP. 08123087172
Email : yudha_fhunair@yahoo.co.id

37

KESEIMBANGAN VERSUS KEADILAN...


PIDATO GURU BESAR AGUS YUDHA HERNOKO
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

Riwayat Pendidikan
Pendidikan Dasar dan Menengah
1978 : Lulus SDN Kare I Madiun
1981 : Lulus SMPN IV Madiun
1984 : Lulus SMAN I Madiun

Pendidikan Tinggi
1988 : Lulus Sarjana Hukum (S.H.)
1998 : Lulus Magister Hukum (M.H.)
2007 : Lulus Pendidikan Program Doktor Ilmu Hukum (S-3)
Program Pascasarjana Universitas Airlangga Surabaya

Riwayat Kepangkatan dan Jabatan Fungsional


Kepangkatan
1990 : CPNS (Gol. III/a)
1991 : Penata Muda (Gol. III/a)
1995 : Penata Muda Tk. I (Gol.III/b)
1997 : Penata (Gol. III/c)
1999 : Penata Tk. I (Gol. III/d)
2002 : Pembina (Gol. IV/a)
2005 : Pembina Tk. I (Gol. IV/b)

Jabatan Fungsional
1992 : Asisten Ahli Madya
1994 : Asisten Ahli
1997 : Lektor Muda
1999 : Lektor Madya
2001 : Lektor
2002 : Lektor Kepala
2009 : Guru Besar

38

KESEIMBANGAN VERSUS KEADILAN...


PIDATO GURU BESAR AGUS YUDHA HERNOKO
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

Riwayat Pekerjaan/Jabatan
Di Lingkungan Unair, antara lain:
1. Dosen Tetap Fakultas Hukum UNAIR Surabaya, untuk Mata
Kuliah: Hukum Perdata (1990–sekarang), Hukum Perikatan
(1990–sekarang); Hukum Perjanjian Kredit dan Jaminan (1999–
2002); Hukum Lembaga Jaminan (2000–2002); Perbuatan
Melanggar Hukum (2003); Hukum Kontrak (2000–sekarang);
Teknik Perancangan Kontrak (2000–sekarang).
2. Dosen Program Pascasarjana Universitas Airlangga - Magister
Hukum Bisnis – Mata Kuliah Hukum Jaminan, Perkembangan
Hukum Jaminan.
3. Dosen Program Pascasarjana Universitas Airlangga -Magister
Peradilan – Mata Kuliah Teknik Pembuatan Dokumen Hukum
(Contract Drafting), Penyelesaian Sengketa Kontrak.
4. Dosen Program Pascasarjana Universitas Airlangga - Magister
Kenotariatan – MK. Teknik Perancangan Kontrak (Contract
Drafting), Hukum Perjanjian, Hukum Keluarga dan harta
perkawinan.
5. Penguji Program Doktor, Dosen Mata Kuliah Penunjang
Disertasi (MKPD) dan Ko- promotor (S3) Program Pascasarjana
Unair (2008– ).
6. Anggota Unit Pelaksana Konsultasi dan bantuan Hukum FH
Unair 1992–1998.
7. Staf Bidang Akademik Program Ekstensi Fakultas Hukum
UNAIR Surabaya (1999–2003).
8. Wakil Ketua Unit Pelaksana Teknis Pusat Perancangan Hukum
dan Manajemen Universitas Airlangga (UPT-PPHM Unair)
(2004–2008).
9. Sekretaris Laboratorium Praktik Hukum FH Unair (2006–
2008).
10. Anggota Badan Pertimbangan Fakultas (BPF) FH Unair (2008–
2009).

39

KESEIMBANGAN VERSUS KEADILAN...


PIDATO GURU BESAR AGUS YUDHA HERNOKO
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

11. Anggota Unit Perancangan Hukum dan Kontrak Bisnis FH


Unair (2008–sekarang).
12. Anggota Tim Telaah Perancangan Hukum di Lingkungan
Universitas Airlangga (2008–sekarang).
13. Pemegang ”Sertifikat Ahli Pengadaan Nasional”, Tingkat
Pertama – Kategori L2, sejak 17 Oktober 2008.
14. Pemegang ”Sertifikat Training of Trainer (TO) Sertifikasi
Dosen”, Universitas Airlangga 2009.
15. Wakil Ketua Tim Telaah Perjanjian Alih Material (Material
transfer Agreement/MTA) Universitas Airlangga (2010–
sekarang).

Di Luar Unair, antara lain:


1. Direktur “Yudistira Law Research & Information Center”
(1998–sekarang).
2. Konsultan Hukum PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur
(2002–2004).
3. Konsultan Hukum PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur
tidak tetap (s/d sekarang).
4. Anggota Tim Penyuluhan Hukum Terpadu (LUHKUM)
Kotamadya Surabaya (1994–1996).
5. Instruktur/Narasumber Pembekalan Hukum di lingkungan PT.
PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur (2000–sekarang).
6. Instruktur/Narasumber dalam Pelatihan Perancangan Kontrak
Bagi Eksekutif maupun DPRD di Beberapa Kabupaten/Kota di
Jawa Timur.
7. Instruktur/Narasumber dalam Pelatihan Perancangan Kontrak
bagi dosen dan mahasiswa di beberapa perguruan tinggi.
8. Instruktur/Narasumber untuk materi “Teknik Perancangan
Kontrak dan Analisis Kontrak” pada Pendidikan Khusus Profesi
Advokat (PKPA) kerja sama DPC IKADIN Jember – Universitas
Jember (2005–sekarang).

40

KESEIMBANGAN VERSUS KEADILAN...


PIDATO GURU BESAR AGUS YUDHA HERNOKO
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

9. Instruktur/Narasumber Legal Drafting bagi Anggota DPRD


Kota Pasuruan, Hotel Inna Simpang, Surabaya, 30 Mei–1 Juni
2004.
10. Instruktur/Narasumber Case Studies Workshop on Contract
Drafting, CABLe-STIESIA, 4–5 Maret 2005.
11. Instruktur/Narasumber Legal Drafting bagi Anggota DPRD
Kabupaten Pasuruan, Hotel Inna Bath Tretes, Pasuruan, 29–31
Maret 2005.
12. Instruktur/Narasumber Teknik Pembentukan Surat Keputusan
dan Perancangan Kontrak, Fakultas Ekonomi UNAIR,
Surabaya, 19 Juli 2005.
13. Instruktur/Narasumber Legal Drafting bagi Anggota DPRD
Kota Probolinggo, Hotel Tunjungan, Surabaya, 26–28 Juli 2005.
14. Instruktur/Narasumber Legal Drafting Tingkat Lanjutan,
Fakultas Ekonomi UNAIR, Surabaya, 6–7 September 2005.
15. Instruktur/Narasumber Legislative di Drafting PEMKAB
Gresik, 18–21 September 2006.
16. Instruktur/Narasumber Teknik Pembentukan Keputusan dan
Perancangan Kontrak, Fakultas Ekonomi UNAIR, Surabaya, 17
& 24 September 2006.
17. Narasumber ISFI Madiun, 2008.
18. Instruktur/Narasumber Pelatihan “Legal Drafting dan Contract
Drafting”, SMHI Fakultas Hukum UNAIR, Surabaya, 12 & 13
April 2008.
19. Instr uktur/ Na ra sumber L ega l Dra fting Pemer inta h
Kabupaten Pasuruan (Materi Kontrak Pengadaan Barang/
Jasa Pemerintah), Hotel Inna Bath Tretes, Pasuruan, 26–29
November 2008.
20. Instruktur/Narasumber “Pelatihan Singkat Contract Drafting
(Penyusunan Kontrak Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah),
diselenggarakan oleh Bagian Hukum dan Perundang-undangan
Sekretariat Daerah Kota Mojokerto, Hotel Surya Mojopahit,
Mojokerto, 12–13 Agustus 2009.

41

KESEIMBANGAN VERSUS KEADILAN...


PIDATO GURU BESAR AGUS YUDHA HERNOKO
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

21. Pembicara/Narasumber “Tanggung Jawab Badan Usaha Jasa


Konsultansi Dalam Pekerjaan Perencanaan dan Pengawasan
Ditinjau dari Aspek Hukum Pidana dan Hukum Perdata”,
diselenggarakan oleh Ikatan nasional Konsultan Indonesia
(INKINDO) Dewan Pengurus Provinsi Jawa Timur, 11 Januari
2010.
22. Pembicara/Narasumber “Tanggung Jawab Badan Usaha Jasa
Konsultansi dalam Pekerjaan Perencanaan dan Pengawasan
Ditinjau dari Aspek Hukum Pidana dan Hukum Perdata”,
diselenggarakan oleh Ikatan Nasional Konsultan Indonesia
(INKINDO) Dewan Pengurus Provinsi Jawa Timur, 11 Januari
2010.
23. Pembicara/Narasumber Pengabdian Masyarakat Departemen
Hukum Perdata dengan Topik ”Sosialisasi Penggunaan
Alat Bukti Elektronik di Pengadilan untuk Perkara Perdata
Berdasarkan Undang Undang Nomor 11 tahun 2008 Tentang
Informasi dan Transaksi elektronik”, Kediri, 9 Maret 2010.
24. Narasumber dalam beberapa kegiatan asosiasi profesi.
25. Sebagai saksi ahli di beberapa pengadilan, antara lain di PN
Surabaya (10 kasus), PN Gresik (2 kasus), PN Jakarta Selatan
(Kasus Gugatan Supersemar & Soeharto) – (2 kasus), PN
Manado (2 kasus), PN Palu (1 kasus).
26. Sebagai ahli/Narasumber dalam gelar perkara di kepolisian,
antara lain: POLDA Jatim, POLDA Maluku, POLDA Palu
Sulawesi Tengah, maupun di POLWILTABES Surabaya
(kurang/lebih 50 kasus)– s/d sekarang.
27. Dewan Pertimbangan DPD Gabungan Kontraktor Indonesia
(GAKINDO) 2007–2012.
28. Ketua IV DPD Asosiasi Kontraktor Ketenagalistrikan Indonesia
(AKLINDO) 2007–2012.
29. Ketua Dewan Pertimbangan DPD Gabungan Perusahaan
Konstruksi Indonesia (GAPEKSI) 2009–2014.

42

KESEIMBANGAN VERSUS KEADILAN...


PIDATO GURU BESAR AGUS YUDHA HERNOKO
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

30. Dewan Pendiri Koperasi Gabungan Kontraktor Merah Putih


Surabaya.
31. Dewan Pendiri Lembaga Kajian dan Advokasi “Nurani Bangsa
Indonesia”.
32. Konsultan Hukum.

Pelatihan Yang Pernah Diikuti, antara lain:


Tahun 1991 : Kursus Bahasa Belanda Ekstensif, Kerja sama
Belanda dengan Indonesia, Jakarta, Oktober 1991–
Februari 1992.
Tahun 1992 : Penataran Dosen Pengasuh Mata Kuliah Hukum
Perdata, Fakultas Hukum UNAIR, Surabaya, 25
September & 18 Desember 1992.
Tahun 1993 : Pendidikan Konsultasi Hukum dan Kepengacaraan,
Kerja sama UNAIR dengan Pengadilan Tinggi Jawa
Timur, Surabaya, 27 Agustus 1993.
Tahun 1993 : Seminar Sehari Tentang Kredit Macet Perbankan
Upaya Preventif dan Penyelesaiannya, Fakultas
Hukum UNAIR, Surabaya, 28 Agustus 1993.
Tahun 1993 : Forum Diskusi Nasional Hukum Penerbangan,
Kerja sama Fakultas Hukum UNAIR dengan
Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Departemen
Perhubungan Republik Indonesia, Surabaya, 02–04
Nopember 1993.
Tahun 1993 : Seminar Nasional Asuransi Penerbangan, Kerja sama
Fakultas Hukum UNAIR dengan Direktorat Jenderal
Perhubungan Udara Departemen Perhubungan
Republik Indonesia, Surabaya, 5 Nopember 1993.
Tahun 1993 : Program Pelatihan Pengembangan Keterampilan
Dasar Teknik Intruksional (PEKERTI) bagi Dosen
Muda, DIKTI, Jakarta, 8–13 Nopember 1993.

43

KESEIMBANGAN VERSUS KEADILAN...


PIDATO GURU BESAR AGUS YUDHA HERNOKO
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

Tahun 1993 : Lokakarya Sehari Perbandingan Hukum Perjanjian,


Kerja sama Menko Ekku dan Wasbang dengan
Fakultas Hukum Universitas Indonesia, Surabaya,
4 Desember 1993.
Tahun 1993 : Lokakarya Sehari Arbitrase Dagang Internasional,
Kerja sama Menko Ekku dan Wasbang dengan
Fakultas Hukum Universitas Indonesia, Yogyakarta,
7 Desember 1993.
Tahun 1993 : Lokakarya Sehari Jaminan Transaksi, Kerja sama
Menko Ekku dan Wasbang dengan Fakultas Hukum
Universitas Indonesia, Surabaya, 13 Desember 1993.
Tahun 1994 : Pendidik a n Singk at (Shor t Course) Tek nik
Komunikasi dalam Manajemen Modern untuk
Eksekutif, Indopurels, Surabaya, 7–9 Januari 1994.
Tahun 1994 : Pendidikan Pendalaman Public Relations, Indopurels,
Surabaya, 9 Januari 1994.
Tahun 1994 : Penyegaran Penatar P-4 Tingkat I Jatim, BP-7
Provinsi Daerah Tingkat I Jatim, Surabaya, 18 Mei
1994.
Tahun 1994 : Pendidikan Konsultasi Hukum dan Kepengacaraan,
Kerja sama UNAIR dengan Pengadilan Tinggi Jawa
Timur, Surabaya, 11 Juli–31 Agustus 1994.
Tahun 1994 : Lokakarya Sehari Commercial Paper, Kerja sama
Menko Ekku dan Wasbang dengan Fakultas Hukum
Universitas Indonesia, Surabaya, 15 Nopember 1994.
Tahun 1996 : Pelatihan Untuk Pengajar Hukum Hak Atas Kekayaan
Intelektual, Fakultas Hukum UNAIR, Surabaya, 10-
25 September 1996.
Tahun 1997 : Pelatihan Internship Filsafat Ilmu, UGM, Yogyakarta
1997.
Tahun 2000 : Pelatihan Bahasa Belanda sebagai Bahasa Sumber
2000.

44

KESEIMBANGAN VERSUS KEADILAN...


PIDATO GURU BESAR AGUS YUDHA HERNOKO
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

Tahun 2004 : Pelatihan Hukum Bisnis PT (Persero) Pelabuhan


Indonesia III, Kerja sama Fakultas Hukum UNAIR
dengan PT (Persero) Pelabuhan Indonesia III, Prigen,
13–16 April 2004.
Tahun 2008 : Pelatihan Ahli Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
Sesuai Keppres R.I. No. 80 Tahun 2003 (angkatan
45), Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada
masyarakat Unair Bekerja sama dengan Badan
Perencanaan pembangunan Nasional Republik
Indonesia (BAPPENAS), Surabaya, 14–17 Oktober
2008.
Tahun 2009 : Training of Trainer (TOT) Sertifikasi Dosen,
Lembaga Pengkajian dan����������������������������
Pengembangan Pendidikan
(LP3) Universitas Airlangga, 13–14 Mei 2009.
Tahun 2009 : ��������������������������������������������
Training of Trainer (TOT) Pembekalan Undang-
Und a n g B id a n g E k onom i d a n K e u a n g a n ,
diselenggarakan oleh Badan Kebijakan Fiskal
– Departemen Keuangan, Hotel Grand Preanger,
Bandung 7–8 Agustus 2009.
Tahun 2010 : Workshop “Aliansi Program Pascasarjana antar
Perguruan Tinggi 2010/2011”, diselenggarakan oleh
Dirjen DIKTI, Hotel Pangrango, Bogor, 8–10 Maret
2010.

Karya Tulis
Karya Tulis yang di Publikasikan, antara lain:
1. Perceraian di Lingkungan Pegawai Negeri Sipil (Study
Observasi terhadap Alasan Perceraian dan Penegakan Disiplin
Di lingkungan Pemerintah daerah Tingkat I Jawa Timur), (FH
Unair), No. 3, Tahun X, Juli–Agustus 1995.
2. Pengikatan Jual Beli dan Pembebanan Jaminan Satuan Rumah
Susun, Jurnal Hukum Ekonomi, Edisi VI, Nopember 1996.

45

KESEIMBANGAN VERSUS KEADILAN...


PIDATO GURU BESAR AGUS YUDHA HERNOKO
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

3. Prinsip Kehati-hatian sebagai Landasan dalam Mewujudkan


Sosok Perbankan yang Sehat (Sound Banking Bussiness), Jurnal
Hukum Ekonomi, Edisi XI, Agustus 1998.
4. Pengembangan Kontrak “Win-Win” di dunia Bisnis, AMRTA,
Vol. 2, No. 1, Januari 2000.
5. Keseimbangan Para Pihak dalam Kontrak Alih Teknologi, (FH
Unair), Volume 15, No. 2, Maret 2000.
6. Prospek Hak Tanggungan sebagai Penunjang Kegiatan Bisnis
Perbankan, Yuridika, (FH Unair), Volume 15, September 2000.
7. Perspektif Pendekatan Sistem terhadap Kebebasan Berkontrak
dalam Kontrak Standart, Projustitia, Tahun XVIII, No. 4,
Oktober 2000.
8. Keterkaitan antara Hukum dan Sumber Daya Manusia dalam
Proses Industrialisasi, Peluang dan Tantangan Menuju Era
Globalisasi, AMRTA, Vol. 3, No. 1, Maret 2001.
9. Reinterpretasi dan Reorientasi Pemahaman Prinsip-Prinsip
Hukum Perjanjian, Yuridika, (FH Unair), Volume 17, No.6,
Nopember 2002.
10. Prinsip-Prinsip Negosiasi dalam Kontrak Bisnis, Yuridika, (FH
Unair), Volume 18, No. 3, Mei 2003.
11. “Force Majeur Clause” atau “Hardship Clause” Problematika
dalam Perancangan Kontrak Bisnis, Perspektif Keadilan, (FH
UWK), Volume X, Juli 2006.
12. Azas Proporsionalitas sebagai Perwujudan Doktrin Keadilan
Berkontrak, Perspektif Keadilan, (FH UWK), Volume XIV,
September 2007.
13. Quid Iuris, ke mana arah keilmuan hukum? PROSPEKTIF, (FH
UHT), Volume VIII No. 1, bulan Mei 2008.
14. Penyelesaian S engketa Kont rak B erd a sarkan A z a s
Proporsionalitas, Yuridika, (FH Unair), 2008.
15. Azas Proporsionalitas dalam Kontrak bisnis komersial,
Laksbang Mediatama, Yogyakarta, 2008.

46

KESEIMBANGAN VERSUS KEADILAN...


PIDATO GURU BESAR AGUS YUDHA HERNOKO
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

Karya Tulis Non Publikasi, antara lain:


1. Keterkaitan antara A zas Kebebasan Berkontrak, A zas
Konsensualisme dan Itikad Baik, Lembaga Penelitian
Universitas Airlangga, 1990.
2. Fungsi Bank Garansi di dalam Perjanjian Perbankan (Tinjauan
terhadap Segi-segi Hukum Perikatan), Lembaga Penelitian
Universitas Airlangga, 1991.
3. Klausula Eksonerasi dalam Kontrak Adhesi (Kajian Juridis
dari Segi Hukum Perjanjian), (Anggota), Lembaga Penelitian
Universitas Airlangga, 1993.
4. Kebebasan Berkontrak sebagai Azas Hukum Perjanjian,
(Anggota), Lembaga Penelitian Universitas Airlangga, 1992.
5. Aspek Yuridis Pengikatan Jual Beli Rumah Susun dan
Perlindungan Hukum bagi Konsumen, (Anggota), Lembaga
Penelitian Universitas Airlangga, 1996.
6. Aspek Juridis Perceraian di lingkungan Pegawai Negeri Sipil,
Lembaga Penelitian Universitas Airlangga, 1994.
7. Penerapan Azas Monogami bagi Pegawai Negeri Sipil, (Anggota),
Lembaga Penelitian Universitas Airlangga, 1993.
8. Pengembangan Konsep Win-Win Solution dalam Kontrak Bisnis,
Pelatihan Singkat Contract Drafting dalam Dunia Bisnis
Perbankan, Yudhistira dan Balai Surabaya Pos, 11 September
1999.
9. Kebebasan Berkontrak dalam Kontrak Standar (Pengembangan
Konsep Win-win Solution sebagai Alternatif Baru dalam Kontrak
Bisnis), 2000.
10. Perspektif Pendekatan Sistem terhadap Kebebasan Berkontrak
dalam Kontrak Standar, 2000.
11. Kesiapan Perangkat Hukum Bisnis Indonesia Menyongsong
Era Globalisasi, Tugas Akhir Mata Kuliah Hukum Bisnis
dan Globalisasi Ekonomi, Program Pascasarjana Universitas
Airlangga, 2000.

47

KESEIMBANGAN VERSUS KEADILAN...


PIDATO GURU BESAR AGUS YUDHA HERNOKO
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

12. Pengembangan Konsep Win-win Solution dalam Kontrak Bisnis


(Upaya Mencari Model Kontrak Bisnis yang Mendukung Dunia
Bisnis), Lembaga Penelitian Universitas Airlangga, 2001.
13. Perkembangan Konsep-konsep Hukum Perjanjian, 2002.
14. Perkembangan Prinsip Kesamaan (Kesetaraan) Menuju Prinsip
Keseimbangan dalam Kontrak Bisnis, 2002.
15. Azas-azas Negosiasi dalam Bisnis, 2002.
16. Hukum Perlindungan Konsumen dan Advokasi Konsumen,
“Continuing Legal Education bagi SDM Berbasis Hukum
PT PLN (Persero) Unit Bisnis Distribusi Jawa Timur”, Garden
Palace Hotel, 14–18 Januari 2002.
17. Hukum Kontrak, “Continuing Legal Education bagi SDM
Berbasis Hukum PT PLN (Persero) Unit Bisnis Distribusi Jawa
Timur”, Garden Palace Hotel, 14–18 Januari 2002.
18. Hukum Kontrak (Lanjutan), “Continuing Legal Education
(Lanjutan) bagi SDM Berbasis Hukum PT PLN (Persero) Unit
Bisnis Distribusi Jawa Timur”, PT PLN (Persero) UDIKLAT
Pandaan, 28 April–2 Mei 2003.
19. Paradigma Baru Aspek Hukum P2TL, “Continuing Legal
Education Peningkatan Penguasaan Advokasi Hukum bagi
SDM Berbasis Hukum PT PLN (Persero) Unit Bisnis Distribusi
Jawa Timur”, Surabaya, 23–26 Agustus 2004.
20. Dasar-dasar Perancangan Kontrak (Contract Drafting),
“Continuing Legal Education Pelatihan Perancangan Kontrak
bagi SDM Berbasis Hukum PT PLN (Persero) Unit Bisnis
Distribusi Jawa Timur”, Hotel Satelit Surabaya, 13–14 Desember
2004.
21. Pengantar Hukum Kontrak, “Legal Drafting Lanjutan”,
diselenggarakan oleh Sekretariat Jenderal Dewan Perwakilan
Daerah, Citra Cikopo Hotel, Cisarua Bogor, 31 Juli–1 Agustus
2008.

48

KESEIMBANGAN VERSUS KEADILAN...


PIDATO GURU BESAR AGUS YUDHA HERNOKO
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

22. Teknik Perancangan Kontrak, “Legal Drafting Lanjutan”,


diselenggarakan oleh Sekretariat Jenderal Dewan Perwakilan
Daerah, Citra Cikopo Hotel, Cisarua Bogro, 31 Juli–1 Agustus
2008.
23. Dasar-dasar Hukum Kontrak, “Pelatihan Contract Drafting”,
diselenggarakan oleh Fakultas Hukum Unair, 1–2 Agustus
2008.
24. Pengantar Hukum Kontrak, “Lokakarya Legal Drafting Materi
Kontrak pengadaan Barang/Jasa Pemerintah”, Pemerintah
Kabupaten Pasuruan (Hotel Inna Bath Tretes, Pasuruan, 26–29
November 2008
25. Teknik Perancangan Kontrak, “Lokakarya Legal Drafting
Materi Kontrak Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah”,
Pemerintah Kabupaten Pasuruan (Hotel Inna Bath Tretes,
Pasuruan, 26–29 November 2008.
26. Dasar-dasar Hukum Kontrak dan Teknik Perancangan Kontrak,
“Pelatihan Singkat Contract Drafting (Penyusunan Kontrak
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah)”, diselenggarakan oleh
Bagian Hukum dan Perundang-undangan Sekretariat Daerah
Kota Mojokerto, Hotel Surya Mojopahit, Mojokerto, 12–13
Agustus 2009.

49

KESEIMBANGAN VERSUS KEADILAN...


PIDATO GURU BESAR AGUS YUDHA HERNOKO

Anda mungkin juga menyukai