Anda di halaman 1dari 23

Sistem Ekonomi Islam

Tim Dosen Ekonomi Syariah


Universitas Indraprasta PGRI Jakarta
Materi 1-
Sistem Ekonomi Islam

1. Latar Belakang Dibutuhkannya Ekonomi Islam


2. Definisi dan Ruang Lingkup Ekonomi Islam
3. Prinsip dan Ciri Ekonomi Islam
4. Tujuan Ekonomi Islam (Maqashid Syariah)
5. Perbedaan Ekonomi Islam, Kapitalistik, Sentralistik
6. Gambar : Cara Islam Menghidupkan Perekonomian
MENGAPA EKONOMI ISLAM
DIBUTUHKAN?
Latar Belakang dibutuhkannya Ekonomi Islam

kebutuhan Ketidakseimbangan Sistem


semakin antara kebutuhan kemakmuran ?
Ekonomi
kompleks dan keinginan

Sistem Sistem
Kapitalisme Sosialisme

1. Gagal dalam merealisasikan tujuan-tujuan


2. Ketidakseimbangan makro ekonomi
3. Kekacauan sosial dan kejahatan
4. Krisis
Mengapa harus ekonomi Islam?

 Umer Chapra : Diperlukan kembali pemikiran atau sebuah filsafat tentang manusia.
 Gunnar Myrdal (1968) : menyusun kembali ilmu ekonomi yang berkaitan dengan nilai-nilai kemanusiaan.
 Selain Umer Chapra, beberapa pemikir ekonom lainnya : “pentingnya kajan ekonomi yang berkarakter
religius, bermoral dan humanis”
 Para ekonom menyadari bahwa meniadakan hubungan kajian ekonomi dengan nilai yang humanis adalah
satu kekeliruan besar dan mencerminkan sikap tidak bertanggung jawab dalam menjaga keselamatan
manusia dan alam semesta.

Sistem Ekonomi Islam -> sebagai sebuah sistem


ekonomi alternatif
DEFINISI DAN RUANG
LINGKUP EKONOMI ISLAM
Definisi Ekonomi Islam
Ekonomi Islam mempelajari perilaku individu yang dituntun oleh
ajaran Islam, mulai dari penentuan tujuan hidup, cara
memandang dan menganalisis masalah ekonomi, serta prinsip-
prinsip dan nilai yang harus dipegang untuk mencapai tujuan
tersebut. Ekonomi Islam melingkupi pembahasan atas perilaku
ekonomi manusia yang sadar dan berusaha untuk mencapai
mashlahah atau falah.
Ruang Lingkup Ekonomi Islam
Akar masalah ekonomi Cakupan yang dibutuhkan,
apa & bagaimana?
Apa yang ingin diraih?
Konflik berbagai tujuan hidup

Konsumsi yang maslahah


Distribusi sumber daya tidak merata
Produksi yang maslahah Falah

Keterbatasan manusia
Distribusi yang maslahah
PRINSIP-PRINSIP & CIRI-CIRI
EKONOMI ISLAM
Prinsip-prinsip Ekonomi Islam
1. Kepemilikan :  kapitalisme : kepemilikan yang ada pada seseorang adalah bersifat absolut dan mutlak.
 sosialisme : tidak ada kepemilikan individu -> eksploitatif dan penuh konflik
 Islam : mengakui kepemilikan individu dan kepemilikan negara/masyarakat, tetapi bersifat relatif, tidak
mutlak. Allah yang memiliki semuanya.

2. Kebebasan :  Kapitalisme : individu -> kebebasan keluar masuk pasar dan tidak ada yang membatasi
 Sosialisme : kebebasan harus ditundukkan untuk kepentingan bersama
 Islam : kebebasan manusia sangat dihormati, tetapi ada batasnya yang diatur dalam agama.

3. Keadilan :  Kapitalisme : otoritas individu


 Sosialisme : otoritas negara
 Islam : otoritas dan kewenangan Tuhan, dilihat dari kesesuaian dan ketidaksesuaian dengan agama.
4. Keseimbangan:

 Kapitalisme : mementingkan individu daripada masyarakat. (profit)


 Sosialisme : lebih mementingkan masyarakat daripada individu = tidak seimbang
 Islam :kepentingan individu dan masyarakat baik di dunia dan di akhirat. (distribusi pendapatan=seimbang)

5. Persaudaraan dan Kebersamaan :

 Sosialisme : negara yang mengatur aktivitas ekonomi


 Kapitalisme : tidak menjadi perhatian. Hal itu bisa terjadi secara otomatis
 Islam : merupakan salah satu indikator keberimanan seseorang. Melarang adanya praktek kedzaliman,
ketidakadilan, eksploitasi yang merusak
Prinsip Ekonomi Islam dan Instrumen
1. Pengendalian harta individu -> investasi -> tertumpuk bisa keluar dan mengalir dalam aktivitas
perekonomian -> investasi (riil) atau ziswaf -> kegiatan perekonomian akan tetap tumbuh dan
terus berputar secara berkelanjutan.
2. Distribusi kekayaan dan pendapatan -> menjamin adanya daya beli seluruh lapisan masyarakat
(inklusifitas) -> kepada 8 golongan yang berhak menerima zakat (Q.S At-taubah:60) -> daya beli
yang merata -> agregat konsumsi masyarakat akan terjaga -> mendorong dan menghidupkan
perekonomian.
3. Berinvestasi secara optimal dan berbagi risiko -> [riba yang merupakan tambahan akan
memberikan dampak pengalihan risiko (risk transfer) dari pihak pemberi pinjaman kepada pihak
penerima pinjaman -> ketidakadilan karena mengalihkan risiko -> berbagi risiko (risk sharing)
4. Berinvestasi secara produktif yang terkait erat sektor riil -> [maysir/judi : modal mengharapkan
keuntungan yang tidak pasti/spekulasi -> haram] ->
5. Partisipasi sosial untuk kepentingan publik -> ISWAF -> menambah sumber daya publik ->
mendorong kegiatan perekonomian -> pembangunan infrastruktur, pemberdayan ekonomi,
penanggulangan bencana dapat diantisipasi melalui partisipasi masyarakat (low cost of economic)
6. Bertransaksi atas dasar kerjasama dan keadilan -> transparan/tidak gharar, tidak membahayakan,
tidak zalim/adil, tidak merugikan atau mengeksploitasi pihak lain, tidak haram -> memberikan
jaminan keseimbangan dan efektifitas implementasi
Ciri Ekonomi Islam
1. Menggunakan sistem bagi hasil -> pembagian kepemilikan yang mengutamakan
keadilan, bagi secara adil.
2. Menggabungkan antara nilai spiritual dan material -> ekonomi mendapat keuntungan -
> ziswaf ->
3. Memberikan kebebasan sesuai ajaran islam -> kebebasan sesuai hak dan kewajiban,
bernilai positif sesuai ajaran islam dan bertanggungjawab
4. Mengakui kepemilikan multi jenis ->
5. Terikat akidah, syariah, serta moral
6. Menjaga keseimbangan rohani dan jasmani -> fisik, tetapi juga ditujukan dalam
mendapatkan keuntungan dan ketenangan batin
7. Memberikan ruang pada negara dan pemerintah
8. Melarang praktik riba
TUJUAN EKONOMI ISLAM
(MAQASHID SYARIAH)
Tujuan Ekonomi
Islam
1. Penyucian jiwa agar pada setiap muslim dapat menjadi sumber kebajikan terhadap
masyarakat dan lingkungan sekitar.
2. Tegaknya keadilan didalam masyarakat. Keadilan yang dimaksud adalah mencakup aspek
kehidupan pada bidang hukum dan muamalah.
3. Tercapainya sebuah maslahah. Para ulama telah bersepakat bahwa maslahah yang menjad
inti sasaran di atas yang mencakup lima jaminan dasar, yakni:
1. Keselamatan dalam keyakinan agama (al din),
2. Kesalamatan pada jiwa (al nafs),
3. Keselamatan pada akal (al aql), Maqashid
syariah
4. Reselamatan pada keluarga dan keturunan (al nasl),dan
5. Keselamatan pada harta benda (al mal).
TUJUAN UMUM EKONOMI
ISLAM (MAQASHID SYARIAH)
sebagaimana dikatakan oleh Imam Al Ghazali bahwa,”
tujuan utama syariat adalah memelihara
kesejahteraan manusia yang meliputi
perlindungan terhadap keimanan (agama),
kehidupan (jiwa), akal, keturunan dan harta benda
mereka. Apa saja yang menjamin terlindungnya 5
perkara ini adalah maslahat
(kesejahteraan/kebahagiaan) bagi manusia dan
dikehendaki.”
PERBEDAAN EKONOMI
KAPITALISTIK, EKONOMI
ISLAM DAN SENTRALISTIK
EKONOMI KAPITALISTIK
Individu berkuasa penuh terhadap harta dan bebas menggunakannya menurut cara-cara yang
dikehendaki
Kebebasan ekonomi dan persaingan bebas

Ketimpangan ekonomi karena individu-individu bermodal besar menikmati kebebasan yang lebih
baik dan hasil sempurna

Tidak selarasnya antara kepentingan individu dengan masyarakat karena persaingan bebas tak
terbatas mengakibatkan pengumpulan kekayaan yang berlebihan dari individu dan cenderung
mengorbankan kepentingan umum.

Mengabaikan nilai-nilai moral seperti persaudaraan, saling membantu, kasih sayang, murah hati
berganti menjadi pendendam, egois dan permusuhan bersama
EKONOMI ISLAM
Islam mengakui hak individu dalam kepemilikan harta, hak yang sama mendapatkan pekerjaan

Setiap individu memiliki kebebasan yang dibatasi aturan syariah supaya tidak merugikan
kepentingan umum

Islam mengakui adanya perbedaan individu dalam kepemilikan harta tetapi tidak membiarkan
ketimpangan menjadi bertambah dengan cara distribusi kekayaan meluas, larangan menumpuk
kekayaan, kewajiban zakat

Kesejahteraan individu dan masyarakat saling melengkapi dan adanya jaminan sosial dari negara
dalam pemenuhan kebutuhan pokok untuk menegakkan hak hidup warganya.

Menjunjung tinggi nilai moral, persaudaraan, saling membantu, kasih sayang.


EKONOMI SENTRALISTIK
Kepemilikan harta oleh negara, individu dilarang memiliki dan memanfaatkan harta

Prinsip kesamaan dalam ekonomi, kebutuhan hidup sudah disediakan oleh negara menurut
keperluan masing-masing.

Disiplin politik yang dikendalikan dan diambil alih di bawah peraturan kaum buruh dalam
kegiatan produksi dan distribusi dimana kebebasan ekonomi dan pemilikan harta dihapuskan
sama sekali.

Negara mengatur dan mengelola bentuk produksi dan penggunaannya. Keuntungannya untuk
kepentingan masyarakat, tetapi individu tidak punya posisi tawar ekonomi, menolak
kebebasan berpikir individu.

Pendidikan moral individu diabaikan


RENUNGKANLAH
● “Maha suci Allah yang menguasai (kerajaan) dan Dia Maha Kuasa
atas segala sesuatu. Yang menciptakan mati dan hidup, untuk
menguji kamu, siapa diantara kamu yang lebih baik amalnya,
dan Dia Maha Perkasa, Maha Pengampun. Yang menciptakan
tujuh langit berlapis-lapis. Tidak akan kamu lihat sesuatu yang
tidak seimbang pada ciptaan Tuhan Yang Maha Pengasih. Maka
lihatlah sekali lagi, adakah kamu lihat sesuatu yang cacat?”(QS Al
Mulik ayat 1-3)

Anda mungkin juga menyukai