Pernahkah kita berpikir mengapa rasa lapar tergugah ketika mencium aroma
masakan? Benda apa sebenarnya yang menghasilkan aroma masakan tersebut?
Dalam kimia, suatu senyawa yang disebut dengan senyawa perasa (flavor)
merupakan senyawa yang berperan sangat penting pada aroma suatu makanan.
Flavor merupakan persepsi yang dihasilkan dari beberapa komponen yang
merupakan gabungan dari rasa dan bau. Flavor juga didefinisikan sebagai
semua sensasi yang dihasilkan oleh atribut rasa, tekstur, dan aroma di
dalam mulut.
Penurunan mutu dapat terjadi baik dari segi cita rasa, kualitas gizi,
sampai peningkatan jumlah mikroba penyebab kebusukan maupun mikroba
penyebab penyakit (patogen). Mikroba penyebab kebusukan makanan antara
lain Penicillium sp, Pseudomonas aeruginosa, dan Escherichia coli.
Mikroba patogen yang sering mengontaminasi makanan di antaranya adalah
Bacillus cereus, Salmonella sp, dan Staphyloccus aureus.
Beberapa komponen flavor yang diekstrak dari tanaman herbal dan rempah-
rempah terbukti bisa digunakan sebagai zat antimikroba. Minyak atsiri
atau flavor daun jeruk purut terbukti bisa menghambat mikroba Candida
karena kandungan limonene dan p-cymene-nya. Selain itu, kandungan
terpineol dalam daun jeruk purut juga mampu menghambat pertumbuhan
kapang. Contoh lainnya, vanillin yang diperoleh dari vanilla yang
terfermentasi dapat menghambat perkembagan mikroorganisme. Senyawa
alkanolida juga dapat menghambat tumbuhnya mikroorganisme lain seperti
jamur.
Proses oksidasi juga dapat terjadi dalam tubuh manusia, yang menyebabkan
kerusakan sel pada tubuh manusia. Kerusakan sel tubuh pada dasarnya
disebabkan oleh adanya radikal bebas. Mekanisme kerja antioksidan
sebagai pencegah kerusakan sel tubuh manusia adalah dengan menghambat
terbentuknya radikal bebas, menjadi perantara dalam netralisasi radikal
bebas yang telah terbentuk, menurunkan kemampuan radikal bebas dalam
reaksi oksida, dan menghambat enzim oksidatif, misalnya sitokrom P-450.
Dengan mengonsumsi antioksidan yang cukup, sel-sel dalam tubuh kita akan
lebih sehat dan terhindar dari kerusakan yang disebabkan radikal bebas.
Senyawa flavor yang dapat berfungsi sebagai zat antioksidan antara lain
vanillin dari daun vanilla, eugenol dari cengkeh, ionone dari daun
pandan, thymol dari thyme, dan tumerone dari kunyit. Selan itu, eugenol,
α-pinene, β-pinene, β-caryophyllene, p-cymene dan carvacrol dari kemiri,
serta gingerol dan shagaol dari jahe dapat pula bermanfaat sebagai
antioksidan.
Bahan bacaan:
http://en.wikipedia.org/wiki/Flavor
Bakkali F, Averbeck S, Averbeck D, Idaoma M. 2008. ‘Biological
effects of essential oils: A review . Food and Chemical
Toxicology 46: 446-475
Bhattacharjee P, Kshirsagar A, Singhal RS. 2005.
Supercritical carbon dioxide extraction of 2-acetyl-1-pyrroline
from Pandanus amaryllifolius Roxb. Food Chemistry 91(2): 255–259.
Berger R. 2009. Biotechnology of flavours—the next generation.
Biotechnology Letters 31(11): 1651–1659.
Carnesecchi S, Bras-Goncalves R, Bradaia A, Zeisel M, Gosse
F, Poupon MF, Raul F. 2004. Geraniol, a component of plant
essential oils, modulates DNA synthesis and potentiates 5-
fluorouracil efficacy on human colon tumor xenografts. Cancer Lett.
215: 53–59.
Charpentier R, Cateora H. 1996. Tumeric: phytonutrient protection
for variety of physiological stress. Vitamin research product.
Carson City, Nevasa. http://www.rvp.com.
Fardiaz S. 1987. Mikrobiologi Pangan. PAU Pangan dan Gizi IPB,
Bogor.
Gounder DK, Lingamallu J. 2012. Comparison of chemical
composition and antioxidant potential of volatile oil from fresh,
dried and cured turmeric (Curcuma longa) rhizomes. Industrial
Crops and Products 38: 124-131
Gupta AD, Rajpurohi D. 2011. Antioxidant and Antimicrobial
Activity of Nutmeg (Myristica fragrans). Nuts and Seeds in Health
and Disease Prevention: 831-839
Hsiang-yu Yeh, Cheng-hung Chuang, Hsin-chun Chen, Chu-jen Wan,
Tai-liang Chen, Li-yun Lin. 2014. Bioactive component analysis
of two various gingers (Zingiber officinale Roscoe) and
antioxidant effect of ginger extract. LWT – Food Science and
Technology 55: 329 – 334.
Javanmardi J, Stushnoff C, Locke E, Vivanco JM. 2003.
Antioxidant Activity and Total Phenolic Content of Iranian Ocimum
Acceccions. J Food Chem 83: 547 – 550.
Jay JM. 2004. Modern Food Microbiology. 4 th edition. An AVI
Book.Van Nostrand Reinhold, New York.
Waikedre J, Dugay A, Barrachina I, Herrenknecht C, Cabalion P,
Fournet A. 2010. Chemical composition and antimicrobial activity
of the essential oils from New Caledonian Citrus macroptera and
Citrus hystrix. Chemistry and Biodiversity 7: 871-877.
Penulis: