Tugas Akhir Analisa Beban Listrik Dikapal TB Bima 306 (2 X 1500 HP)
Tugas Akhir Analisa Beban Listrik Dikapal TB Bima 306 (2 X 1500 HP)
Disusun Oleh :
Nama : Sugeng Riyanto
NIM : 41407120061
Jurusan : Teknik Elektro
Peminatan : Kelistrikan
Pembimbing : Ir Badaruddin, MT.
i
LEMBAR PERNYATAAN
Yang bertanda tangan di bawah ini,
Dengan ini saya menyatakan bahwa hasil penulisan Skripsi yang telah
saya buat ini merupakan hasil karya sendiri dan benar keaslianya. Apabila
ternyata di kemudian hari penulisan Skripsi ini merupakan plagiat atau
penjiplakan terhadap karya orang lain, maka saya bersedia
mempertanggungjawabkan sekaligus bersedia menerima sanksi berdasarkan
aturan tata tertib di Universitas Mercu Buana
Demikian, pernyataan ini saya buat dalam keadaan sadar dan tidak
dipaksa.
Sugeng Riyanto
ii
LEMBAR PENGESAHAN
ANALISA BEBAN LISTRIK DIKAPAL TB BIMA 306
(2 x 1500 HP)
Disusun Oleh :
Nama : Sugeng Riyanto
NIM : 41407120061
Jurusan : Teknik Elektro
Peminatan : Kelistrikan
Mengetahui
Pembimbing Koordinator TA
Mengetahui
Ketua Program Studi Teknik Elektro
iii
Abstrak
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas rahmat dan karuniaNya,
sehingga pelaksanaan dan penyusunan skripsi dapat terselesaikan. Sholawat dan
salam semoga senantiasa tercurah atas Nabi Muhammad Rasulluah SAW dan
para sahabatnya yang taat sampai akhir zaman. Skripsi dengan judul
“ANALISA BEBAN LISTRIK DIKAPAL TB BIMA 306 (2 x 1500 HP)”. Ini
diajukan untuk memenuhi syarat akhir untuk menyelesaikan pendidikan Program
Strata 1 pada Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknologi Industri Universitas
Mercu Buana
Rasa terima kasih yang tulus penulis ucapkan kepada semua pihak yang telah
membantu selama penyusunan skripsi ini.
1. Bapak Ir. Yudhi Gunardi, MT. selaku ketua jurusan Teknik Elektro
Fakultas Fakultas Teknologi Industri Universitas Mercu Buana.
3. Ibu, Bapak dan Adik-adiku yang selalu memberikan do’a dan kasih sayang serta
dukungan, baik material maupun spiritualnya.
v
dukungan dalam belajar
7. Sayang aku Siti riadhotul janah (ihat) yang telah memberikan Semangat dan
dukungan selama ini.
8. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah
membantu hingga terselesainya skripsi ini.
skripsi ini. Untuk itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat
penyusun harapkan dari semua pihak. Semoga laporan ini bermanfaat bagi
Penyusun
vi
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ................................................................................. i
HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................. i i
HALAMAN PERYATAAN ..................................................................... i i i
ABSTRAK ................................................................................................... iv
KATA PENGANTAR ................................................................................... v
DAFTAR ISI ........................................................................................... viii
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... x
DAFTAR TABEL ........................................................................................ xi
DAFTAR LAMPIRAN.............................................................................. x i i
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ……………………………………………..1
1.2 Permasalahan ……………………………………………..2
1.3 Tujuan.………… …………………………………………...2
1.4 Batasan masalah……………………………………………..2
1.5 Sistematika Penulisan……………………………………….3
vii
BAB III PERALATAN LISTRIK DI KAPAL
3.1 Menentukan equipment...……………………………………11
3.2 Mengklasifikasikan equipment...……………………………11
3.2.1 Instalasi Mesin……………………………………….11
3.2.2 Pompa………………………………………………..16
3.2.3 Mesin-mesin Geladak………………………………..25
3.3 Menentukan daya out put……………………………………27
3.4 Menentukan daya input……………………………………...27
3.5 Menentukan jumlah equipment……………………………...28
3.6 Menentukan jumlah equipment yang bekerja……………….28
3.7 Menghitung power balance………………………………….28
3.8 Menghitung demand factor………………………………….29
3.9 Menghitung power consumtion……………………………...29
3.10.Menghitung Daya Total Beban……………………………..30
3.11Pemilihan Generator………………………………………...30
viii
LAMPIRAN-LAMPIRAN .................................................................................
ix
DAFTAR GAMBAR
Halaman
x
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 4.1 Load dan Load Factor (%) Power Consumption Power In & Out…… 31
Tabel 4.1. a Perhitungan power consumtion Continous Load Port In & Out…...33
Tabel 4.1. b Perhitung power consumtion Intermitten Load Port In & out..……34
Tabel 4.2 Load dan Load Factor (%) Power Consumption Power Sea
Consumption Going …………………………………………………35
Tabel 4.2.a Perhitung power consumtion Continous Load Sea Going………….37
Tabel 4.2.b Perhitung power consumtion Intermitten Load Sea Going………...39
Tabel 4.3 Load dan Load Factor (%) Power Consumption Power Consumstion
Fire …………………………………………………………………..40
Tabel 4.3.a Perhitung power consumtion Continous Load Fire…………………41
Tabel 4.3.b Perhitung power consumtion Intermitten Load Fire………………..43
Tabel 4.4Tabel Load dan Load Factor (%) Power Consumption Power
Consumstion Fire ……………………………………………………45
xi
DAFTAR GARFIK
Halaman
Grafik 4.1. Perhitungan power consumtion Continous Load Port In & Out….34
Grafik 4.2.Perhitung power consumtion Intermitten Load Port In & out..……36
Grafik 4.3. Perhitung power consumtion Continous Load Sea Going………...39
Grafik 4.4 Perhitung power consumtion Intermitten Load Sea Going………...41
Grafik 4.5 Perhitung power consumtion Continous Load Fire………………...44
Grafik 4.6 Perhitung power consumtion Intermitten Load Fire………………..46
Grafik 4.7. Perhitung power consumtion Continous Load Rest In Port………..49
Grafik 4.8. Perhitung power consumtion Intermitten Load Rest In Port……….51
Grafik 4.9. Total Perhitungan Daya……………………………………………..53
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
xiii
1
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
BAB II
TINJAUAN TENTANG KAPAL DAN KELISTRIKANYA
Dalam gambar kapal pasti ada rencana umum, Rencana umum ini merupakan tahap
selanjutnya setelah lines plan. Rencana umum ini mengacu pada lines plan sehingga harus
benar-benar diperhatikan. Rencana umum ini di dalamnya mengatur tentang bagaimana
mendesain kapal dengan baik yang sesuai aturan yang digunakan.
Rencana Umum merencanakan gambar kapal yang isinya antara lain:
• Menentukan dari ruangan-ruangan.
• Menentukan segala peralatan yang dibutuhkan yang diatur sesuai dengan letaknya.
• Menentukan jalan untuk mencapai ruangan-ruangan di dalam kapal.
Ada beberapa hal dalam Rencana umum ini antara lain:
• Kapasitas muatan yang dihitung dan disesuaikan dengan ruang muat yang ada.
• Desain ruangan yang seefisien mungkin dan sesuai aturan.
• Tenaga penggerak yang dipakai dengan metode tertentu sehingga didapat besarnya
tahanan dan dapat diketahui BHP dan daya motor penggerak yang diperlukan.
• Tahanan kapal diusahakan sekecil mungkin sehingga gesekan badan kapal dengan
air juga semakin kecil sehingga efisiensi kapal dapat maksimal
• Penentuan ruang muat yang mengacu pada keamanan dan kenyamanan yang sesuai
dengan aturan.
4
5
Distribusi vertikal adalah pengaturan timbunan muatan secara vertikal (dari bawah ke
atas). Cara distribusi ini mempengaruhi stabiltas kapal, yaitu
Jika lebih (terlalu) berat muatan di bagian atas, maka kapal akan memiliki sedikit
stabilitas sehingga kapal mudah oleng (miring ke kiri dan ke kanan), tapi olengnya agak
lambat; sebaliknya, jika lebih (terlalu) berat muatan di bagian bawah, maka kapal
akan memiliki stabilitas yang sangat besar sehingga kapal oleng agak cepat.
Stabilitas kapal adalah, sifat atau kecenderungan untuk kembali ke dalam posisi
seimbang apabila kapal oleng yang disebabkan oleh gaya dari luar.
Distribusi longitudinal adalah pengaturan timbunan muatan secara longitudinal
(dari muka ke belakang). Cara distribusi ini mempengaruhi trim kapal, yaitu jika muatan
lebih (terlalu) berat pada bagian muka (haluan), maka kapal agak menungging,
yaitu bagian belakang kapal (buritan) naik ke atas; sebaliknya, jika muatan lebih
(terlalu) berat pada bagian belakang kapal (buritan), maka kapal agak mendongkak, yaitu
bagian bagian muka (haluan) naik ke atas. Jika muatan terlalu (lebih) berat di tengah -
tengah, maka tekanan muatan ini mengakibatkan bagian tengah kapal agak
melengkung arah ke bawah (sagging); sebaliknya, jika muatan terlalu (lebih) berat pada
bagian haluan dan bagian buritan, maka tekanan muatan ini mengakibatkan bagian
tengah kapal agak melengkung arah ke atas (hogging). Trim kapal adalah perbedaan
sarat (draft) kapal antara bagian haluan dengan bagian buritan. Sarat kapal adalah
dalamnya bagian tubuh kapal yang terbenam di dalam air, dihitung (diukur tegak
lurus) mulai dari lunas kapal (bagian terbawah kapal = keel) sampai ke garis
permukaan air (waterline).
6
Keterangan:
M = metasenter (terletak vertikal di atas B).
G = titik berat yaitu pusat dari segala gaya berat yang bekerja vertikal arah ke bawah
(pusat dari gaya berat kapal dengan muatannya).
B = titik daya apung yaitu pusat dari semua bagian - bagian air yang menekan
tubuh kapal yang berada di dalam air K = Keel (lunas kapal).
Besar daya apung atau jumlah semua tekanan bagian-bagian air sama dengan berat
air yang dipindahkan atau didesak oleh bagian benda yang terbenam di dalam air disebut
displacement. Ketentuan ini terkenal dengan hukum Archimedes yang berbunyi sebagai
berikut: Benda yang terbenam seluruhnya atau sebagian di dalam air mendapat
tekanan ke atas oleh bagian-bagian air dengan jumlah kekuatan yang sama dengan
berat air yang dipindahkan atau didesak oleh benda yang terbenam di dalam air. Titik
pusat dari semua tekanan air diberi tanda B dengan arah ke atas (vertikal). Sedangkan
titik berat diberi tanda G dengan arah tekanan ke bawah (vertikal). B dan G
merupakan gaya yang bekerja.
Jika benda mengapung, maka kekuatan gaya B yang menekan ke atas sama dengan
kekuatan gaya G yang menekan ke bawah, supaya benda mengapung, gaya G
tidak boleh lebih besar dari gaya B. Jika sekiranya gaya G lebih besar dari gaya B,
maka benda tersebut tenggelam ke dalam air. Titik B selalu berada pada pusat dari
semua bagian - bagian air yang menekan tubuh kapal yang berada di dalam air Faktor
yang mengakibatkan perubahan posisi B ialah perubahan posisi tubuh kapal yang
berada di dalam air, misalnya jika kapal oleng. Jadi, posisi B akan berubah-ubah jika
kapal berlayar, perubahan mana akan besar jika kapal berlayar melalui lautan yang
8
bergelombang besar. Titik G selalu berada pada pusat dari seluruh berat kapal dengan
muatannya.
Berat tersebut meliputi berat semua bagian kapal yang berada di bawah dan
yang di atas permukaan air serta semua benda yang berada di bagian atas dan di
dalam kapal. Perubahan berat (penambahan berat, pengurangan berat, pergeseran letak
berat) akan mengakibatkan perubahan posisi G. Titik M selalu berada vertikal di
atas B dan selalu terletak pada bidang penampang longitudinal yang tegak lurus pada
lunas kapal.
Jumlah generator yang harus disediakan dikapal diisyaratkan oleh BKI sekurang –
kurangnya ada dua unit yang terpisah dari penggerak utama harus disediakan
untuk pemberian daya instalasi listrik. Daya keluarannya harus sedemikian
sehingga daya keluaran generator masih tersisa dan cukup untuk menutup
kebutuhan daya dalam pelayaran dilaut ketika unit rusak atau di berhentikan.
totalwaktupengoperasianperala tan
Faktor beban = …………………..……(2.2)
totalwaktukondisipelayaran
BAB III
PERALATAN LISTRIK DI KAPAL
11
12
Gambar 3.1
Mesin Induk
Engine propulsion:
Engine propulsion adalah mesin yang dihubungkan dengan mesin induk
dan berfungsi sebagai penggerak baling-baling.
• Jumlah : 2 unit
• Merk / Model : Niigata / ZP-21
• Input putaran : Max.1200 Putaran / Menit
• Input power / Daya : 2 x 1500 HP
• Bollard Pull : 35 ton / 2 unit (min.)
• Propeller blade : 4 Buah / Menit
Gambar 3.2
Mesin propulsion
13
Gambar 3.3
Mesin Bantu dan Generator
14
b) Pompa pemadam
• Jumlah : 1 unit
• Merk : Yanmar
• Kapasitas : 360 m3 / jam
• Outlet pressure : 130 MWC
• Head : 128 m
• Tegangan / Putaran : 380 V / 1900 rpm per menit
• Jenis Impeler : Bronze
• Shaft :Stainless steel
Gambar 3.4
Mesin Diesel dan Pompa pemadam
15
Gambar 3.5
Mesin Diesel dan generator pelabuahan
16
Gambar 3.6
Main air compresor
• Merk : Ebara
• Model : Centrifugal, Self priming
• Kapasitas : 28 m3/jam
• Putaran : 2900 / menit
• Tekanan : 40 meter 4 bar
• Jenis Impeler : Ni Al Bronze
• Motor : 7.5 kW, 380 V, 3 Ph, 50 Hz
Gambar 3.7
General Service Pump & Bilge/Ballast
Gambar 3.8
Ballast Pump
3. S.W Hydropore Pump
S.W Hydropore Pump = digunakan untuk mengalirkan air laut dari laut
ke tanki harian dan disalurkan melalui pipa-pipa keseluruh kapal yang
membutuhkan air laut.
• Jumlah : 1 unit
• Merk : Ebara
• Kapasitas : 3 m3/jam
• Putaran : 1450 / menit
• Tekanan : 30 m
• Motor : 2.2 kW, 380V, 3 Ph, 50 Hz
Gambar 3.9
S.W Hydroper Pump
19
Gambar 3.10
Fresh Water Pump
5. F.O Pump:
a) Fuel Oil Transfer Pump
FO Transfer Pump = digunakan untuk mengalirkan bahan bakar FO
dari storage tank menuju setlling tank.
• Jumlah : 1 unit
• Merk : Ebara
• Model : Horisontal, Three screw
• Kapasitas : 15 m3/jam
• Tekanan : 3 bar
• Putaran : 2900 / menit
20
Gambar 3.11
F.O Pump
b) Fuel Oil separator Pump
Fuel oli separator pump adalah pompa yang berfungi untuk
memisahkan minyak dengan oli.
• Jumlah : 1 unit
• Merk : Marine use
• Kapasitas : 760 ltr / jam
• Tekanan : 3 bar
• Motor : 0.70 kW, 380V, 3 Ph, 50 Hz
Gambar 3.12
F.O separator Pump
21
Gambar 3.13
Standby ME Fresh Water
22
Gambar 3.14
Foam pump
23
• Jumlah : 2 unit
• Merk : Marine use
• Model : Horisontal screw
• Kapasitas : 24 m3/jam
• Tekanan : 5 bar
• Putaran : 2900 / menit
• Jenis Impeler : Stainless Steel
• Shaft seal : Mech. seal
• Motor : 7,5 kW, 380V, 50 Hz
Gambar 3.15
Standby LO (ME) Pump
12. Sea Water Cooling Pump ( ME )
S.W cooling Pump = air laut yang digunakan untuk mendinginkan
engine dengan cara mendinginkan air tawar yang ada dalam engine.
• Jumlah : 1 unit
• Merk : Ebara
24
• Design :Centrifugal
• Kapasitas : 60 m3 / jam
• Tekanan : 2,5 Bar
• Putaran : 2900 / menit
• Jenis Impeler : Ni Al Bronze
• Shaft : Stainless steel
• Motor : 7,5 kW, 380V, 50 Hz
Gambar 3.16
Sea Water Cooling Pump ( ME )
Gambar 3.17
OWS Pump
25
Gambar 3.18
Windlass / Anchore Winch
Gambar 3.19
Aft Hydraulic Towing Winch
Gambar 3.20
AC Sentral
27
4. AC Untuk ERC
AC yang di gunakan Di Engine Control Room, yang berada di
kamarmesin
• Jumlah : 1 unit
• Type : Split AC
• Merk : Dast
• Kapasitas : 7.5 kW
• Motor : 1.7 kW, AC 220 V, 1 Ph, 50 Hz
Gambar 3.21
AC Untuk ERC
CL = DF X Pi x N… … … … … … … … .(3.1)
Dimana :
2. Intermitten Load
Merupakan beban yang di gunakan sewaktu – waktu. Ada sebagian
peralatan yang penggunaannya tidak terus menerus, maka beban seperti
inilah yang disebut intermiten load. Untuk menghitung beban intermiten
load adalah sebagai berikut :
IL = DF X Pi X N… … … … … … … … ...(3.2)
Dimana :
IL : Beban Intermiten Load ( kW )
DF : Demand Factor ( % )
Pi : Power input ( kW )
N : Jumlah peralatan yang bekerja
PB = PA + X PT … … … … … … … … (3.3)
Dimana :
PB : Daya total beban
PA : Pemakaian beban kontiyu
X : Common simultaneity factor ( > 0.5 )
PT : Pemakaian beban intermiten
BAB IV
ANALISA BEBAN LISTRIK DIKAPAL TB BIMA 306 (1500 HP)
32
33
Untuk menghitung beban continous Load Port In & Out (Cl) dapat
dihitung dengan berdasar data pada Tabel (4.1) dengan diketahui
DF = 80%, Pi = 21.60 N = 1, dengan menggunakan persamaan (3.1) maka :
Windlass & Mooring Winch = 80 % x 21.60 x 1 = 17.28
Dengan menggunakan persamaan yang sama dan berdasarkan data pada table
(4.1) dapat di tentukan beban continous Load Port In & Out (Cl) untuk setiap
peralatan yang tercantum di bawah ini.
Hasil perhiungan dapat di ketahui pada table 4.1.a
Tabel 4.1. a
Perhitungan power consumtion Continous Load Port In & Out
Perhitungan power consumtion
Continous Load Port In & Out
Kesimpulan Dari Perhitung power consumtion Continous Load Port In & Out
Bahwa demand factor 100 % untuk heater dan lampu pijar, 80 % untuk
motor – motor listrik dengan mempertimbangkan system pengoperasian kapal
atau 40 – 60 % untuk motor – motor listrik yang bekerja bergantian dengan motor
lain.
Beban tertinggi pada saat power consumtion Continous Load Port In &
Out adalah WINDLASS & MOORING WINCH sebesar 17.28 Kw. Sedangkan beban yang
tertera terencana adalah 18 kw jadi selisih antara beban yang terencana dengan
beban yang terpakai adalah 0.78 kw (Sefty beban consumtion Continous Load
Port In & Out)
Beban terendah pada saat power consumtion Continous Load Port In &
Out Adalah REFRIGERATOR Sebesar 0.22 Kw . Sedangkan beban yang terencana
adalah 0.3 kw, jadi selisih antara beban yang terencana dengan beban yang
terpakai adalah 0.08 kw (Sefty beban consumtion Continous Load Port In & Out)
Untuk menghitung beban Intermitten Load Port In & Out (IL) dapat
dihitung dengan berdasar data pada Tabel (4.1) dengan diketahui
DF = 80%, Pi = 15.84 N = 1, dengan menggunakan persamaan (3.2) maka :
Air Compressor = 80 % x 15.84 x 1 = 17.28
Dengan menggunakan persamaan yang sama dan berdasarkan data pada table
(4.1) dapat di tentukan beban Intermitten Load Port In & Out (IL) untuk setiap
peralatan yang tercantum di bawah ini.
Hasil perhiungan dapat di ketahui pada table 4.1.b
37
Tabel 4.1. b
Perhitung power consumtion Intermitten Load Port In & out
Perhitung power consumtion Intermitten
Load Port In & out
Grafik 4.2
Intermitten Load Part In & Out
38
Tabel 4.2.a
Perhitung power consumtion Continous Load Sea Going
Perhitung power consumtion
Continous Load Sea Going
No Nama Equipment DF x Pi x N = CL
EXHAUST FAN FOR STEERING
1 GEAR RM 80 x 0.96 x 2 = 0.77
Grafik 4.3
Contious Load Sea Going
41
Tabel 4.2.b
Perhitung power consumtion Intermitten Load Sea Going
Perhitung power consumtion
Intermitten Load Sea Going
DF
No Nama Equipment (%) x Pi x N = IL
1 AIR COMPRESSOR 80 x 15.84 x 1 = 6.34
42
Grafik 4.4
Intermitten Load Sea Going
43
Untuk menghitung beban continous Fire (Cl) dapat dihitung dengan berdasar data
pada Tabel (4.3) dengan diketahui
DF = 80%, Pi = 0.96 N = 2, dengan menggunakan persamaan (3.1) maka :
Exhaust Fan For Steering Gear Rm = 80% x 0.90 x 2 = 1.44
Dengan menggunakan persamaan yang sama dan berdasarkan data pada table
(4.3) dapat di tentukan beban continous Fire (Cl) untuk setiap peralatan yang
tercantum di bawah ini.
Hasil perhiungan dapat di ketahui pada table 4.3.a
45
Tabel 4.3.a
Perhitung power consumtion Continous Load Fire
Perhitung power consumtion
Continous Load Fire
Grafik 4.5
Continous Load Fire
46
Tabel 4.3.b
Perhitung power consumtion Intermitten Load Fire
DF
No Nama Equipment (%) x Pi x N = IL
1 BILGE PUMP 80 x 6 x 1 = 4.8
Beban tertinggi pada saat power consumtion Intermiten Load Fire BILGE
PUMP, Ballast & GS Pump adalah sebesar 4.8 Kw. Sedangkan beban yang terencana
adalah 5 kw jadi selisih antara beban yang terencana dengan beban yang terpakai
adalah 0.2 kw (Sefty beban consumtion Intermiten Load Fire)
Beban terendah pada saat power consumtion Continous Load Fire Adalah
Rice Coker Sebesar 0.36 Kw . Sedangkan beban yang tertera terencana adalah 0.5
kw, jadi selisih antara beban yang terencana dengan beban yang terpakai adalah
0.14 kw (Sefty beban consumtion Intermiten Load Fire)
Grarik 4.7
Continous Load Rest In Port
Beban tertinggi pada saat power consumtion Continous Load Rest In Port
adalah RADIO & NAUTICAL EQUIPMENT (SET) sebesar 2.4 Kw. Sedangkan beban
terencana adalah 3 kw jadi selisih antara beban yang terencana dengan beban yang
terpakai adalah 0.6 kw (Sefty beban consumtion Continous Load Rest In Port)
Beban terendah pada saat power consumtion Continous Load Rest In Port
Adalah TV, AUDIO SYSTEM ETC Sebesar 0.2 Kw . Sedangkan beban yang terencana
adalah 0.25 kw, jadi selisih antara beban yang terencana dengan beban yang
terpakai adalah 0.05 kw (Sefty beban consumtion Continous Load Rest In Port)
51
Grafik 4.8
Intermitten Load Rest In Port
Port Rest
In & Sea In
Out Going Fire Port
DIVERSITY
FACTOR 1/1.5
INTERMITTENT POWER
LOAD REQUIREMENT 14.65 46.33 14.37 16.47
CONTINUOUS
LOAD 71.56 44.68 44.68 4.4
Grafik 4.9
Total Perhitungan Daya TB Bima 306 (2 x 1500 HP)
55
BAB : V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan uraian pada bab-bab sebelumnya, maka dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut :
1. Penentuan kapasitas generator adalah : 100%-15% Jumlah beban =
85% (batas maks. Pembebanan generator). Jumlah generator yang
harus disediakan dikapal diisyaratkan oleh BKI sekurang – kurangnya
ada dua unit yang terpisah dari penggerak utama harus disediakan
untuk pemberian daya instalasi listrik. Tujuan pengoperasian generator
maksimal 85 % agar generator dapat tahan lama.
2. Dalam perhitungan daya listrik di TB Bima 306 (2 x 1500 HP) ada 2
pembagian beban listrik :
a) Beban terus menerus (continous load) adalah peralatan
yang dalam pengoperasiannya secara terus menerus /
kontiyu untuk suatu kondisi normal kapal tersebut.
b) Beban terputus – putus (intermiten load) adalah peralatan
yang dalam pengoperasiannya tidak secara terus menerus,
untuk suatu kondisi pelayaran normal kapal tersebut,
tetapi periodik dengan periode waktu yang tidak tetap.
3. Berdasarkan hasil analisa dan perhitungan Dari serluruh Beban, Baik
beban continous maupun beban intermiten maka dapat diproleh bahwa
generator yang terpilih dan akan di gunakan di Kapal TB BIMA 306 (
2 x 1500 HP) adalah merk CUMMINS. Pemilihan ini dengan
memperhitungkan dan mempertimbangkan ukuran utama kapal, jenis
kapal, dan beban dari tiap peralatan-peralatan yang letakanya ada pada
bagian Hull part, Machinery part dan Electrical part
4. Generator ini terpilih kerena memiliki kriteria yang ditentukan yaitu
memperhatikan total load, adanya generator cadangan dan load tidak
boleh lebih dari 85% dari daya generator.
58
5.2. Saran
Penulis setelah menganalisa Beban listrik di TB Bima 306 (2 x 1500 HP)
memberi saran kepada:
1. Pihak Galangan selaku pembuat keseluruhan kapal, supaya
menghitung benar-benar beban listrik secara keseluruhan agar tidak
terjadi kesalahan, sebab perhitungan ini dasar dari pembelian
generator yang merupakan sumber utama listrik di kapal.
2. Pihak galangan dapat mengjukan ke Owner Kapal TB Bima 306 ( 2 x
1500 HP) mengenai jenis-jenis generator agar tidak terjadi kesalah
pahaman dalam menentukan spesifikasi jenis generator.
3. Setelah generator ditentukan maka yang perlu perhatikan adalah
peletakan generator dalam ruang, dimana harus dipersiapkan alat-alat
angkat dan pondasinya. Melakukan inspeksi atau pemeriksaan
terhadap generator secara kontinyu untuk mendeteksi kerusakan lebih
dini.
59
DAFTAR PUSTAKA
BSN. 2000. Persyaratan Umum Instalasi Listrik 2000. Jakarta : Yayasan PUIL.
TOTAL 19.99 68
DIVERSITY FACTOR 1/1.5
INTERMITTENT LOAD POWER REQUIREMENT 13.33 45.01 13.58
CONTINUOUS LOAD 71.57 44.69 44.69
TOTAL POWER 84.9 89.7 58.27
GENERATOR OUTPUT X
NO 125 Kw X 1 125 Kw X 1 125 Kw
GENERATOR LOAD
FACTOR 67.92% 71.76% 46.62%
MAIN GENERATOR AC, 380 V, 3 PH, 50 Hz, 125 KW 1500 Rpm, 2 Sets -- HARBOUR GENERATOR
62
Fa
Type Rpm Kw Set
Port In & Out Set Sea Going
VOLVO PENTA
1500 168 2 84.90 = 50.5 1 89.70 =
HCM434C 168 x 1 168 x 1
AMERICAS
GENERATOR 1500 160 2 84.90 = 53.1 1 89.70 =
1306-E87T215 160 x 1 160 x 1
ALASKA
1500 125 2 84.90 = 67.9 1 89.70 =
M6125T 125 x 1 125 x 1
VOLVO PENTA
1500 136 2 84.90 = 62.4 1 89.70 =
UCM274H 136 x 1 136 x 1
DEUTZ
1500 122 2 84.90 = 69.6 1 89.70 =
BF6M1013E 122 x 1 122 x 1
VOLVO PENTA
1500 112 2 84.90 = 75.8 1 89.70 =
UCM274G 112 x 1 112 x 1
VOLVO PENTA
1500 90 2 84.90 = 94.3 1 89.70 =
UCM274E 90 x 1 90 x 1
DEUTZ
1500 81 2 84.90 = 105 1 89.70 =
BF4M1013E 81 x 1 81 x 1
63
64
65
66
67
68
69
70
BAB : V
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisa dan perhitungan maka dapat diproleh bahwa generator yang
terpilih adalah merk CARTERPILAR. Pemilihan ini dengan memperhitungkan dan
mempertimbangkan ukuran utama kapal, jenis kapal, dan beban dari tiap peralatan-peralatan
yang letakanya ada pada bagian Hull part, Machinery part dan Electrical part
Generator ini terpilih kerena memiliki kriteria yang ditentukan yaitu memperhatikan
total load, adanya generator cadangan dan load tidak boleh lebih dari 85% dari daya
generator.
Setelah generator ditentukan maka yang perlu perhatikan adalah peletakan generator
dalam ruang, dimana harus dipersiapkan alat-alat angkat dan pondasinya. Melakukan inspeksi
atau pemeriksaan terhadap generator secara kontinyu untuk mendeteksi kerusakan lebih dini.
71
Air Compresor =
Windlass = Digunakan untuk mengangkat jangkar.
Sea water pump = Pompa yang digunakan untuk mengalirkan air laut pada kapal yang
digunakan untuk mendinginkan mesin
Seawage treatmant sistem = sistem yang digunakan untuk merawat tempat kotoran dalam
kapal.
HFO Service Pump = digunakan untuk mengalirkan bahan bakar HFO dari daily tank
menuju diesel engine.
HFO Transfer Pump = digunakan untuk mengalirkan bahan bakar HFO dari storage tank
menuju setlling tank.
MDO Service Pump = digunakan untuk mengalirkan diesel oil dari daily tank menuju ke
engine.
MDO Transfer Pump = digunakan untuk mengalirkan diesel oil dari daily MDO storage
tank menuju ke setlling tank.
L.O Pump = digunakan untuk mengalirkan pelumas engine dari L.O tank
S.W cooling Pump = air laut yang digunakan untuk mendinginkan engine dengan cara
mendinginkan air tawar yang ada dalam engine.
F.W Pump = digunakan untuk mengalirkan air tawar dari tanki utama ke tanki harian dan
disalurkan melalui pipa-pipa keseluruh kapal.
Fecal Pump = digunakan untuk mengeringkan air dan kotoran pada sewage tank, dimana
pada waktu berlayar sewage tank ini dapat dibersihakan dan dikeringkan.
Fire Pump = digunakan untuk memompa air laut yang berfungsi untuk memadamkan
kebakaran.
Capstan = Digunakan untuk menggulung tali tambat.
72