Anda di halaman 1dari 85

TUGAS AKHIR

ANALISA BEBAN LISTRIK DIKAPAL TB BIMA 306


(2 x 1500 HP)

Diajukan sebagai salah satu syarat guna menyelesaikan


pendidikan sarjana strata-1 (S1) pada Jurusan Teknik Elektro
Fakultas Teknik Universitas Mercu Buana

Disusun Oleh :
Nama : Sugeng Riyanto
NIM : 41407120061
Jurusan : Teknik Elektro
Peminatan : Kelistrikan
Pembimbing : Ir Badaruddin, MT.

PROGARAM STUDI TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MERCU BUANA
JAKARTA
2009

i
LEMBAR PERNYATAAN
Yang bertanda tangan di bawah ini,

Nama : Sugeng Riyanto


NIM : 41407120061
Jurusan : Teknik Elektro
Fakultas : Teknologi Industri

Dengan ini saya menyatakan bahwa hasil penulisan Skripsi yang telah
saya buat ini merupakan hasil karya sendiri dan benar keaslianya. Apabila
ternyata di kemudian hari penulisan Skripsi ini merupakan plagiat atau
penjiplakan terhadap karya orang lain, maka saya bersedia
mempertanggungjawabkan sekaligus bersedia menerima sanksi berdasarkan
aturan tata tertib di Universitas Mercu Buana

Demikian, pernyataan ini saya buat dalam keadaan sadar dan tidak
dipaksa.

Jakarta, November 2009


Tanda tangan

Sugeng Riyanto

ii
LEMBAR PENGESAHAN
ANALISA BEBAN LISTRIK DIKAPAL TB BIMA 306
(2 x 1500 HP)

Disusun Oleh :
Nama : Sugeng Riyanto
NIM : 41407120061
Jurusan : Teknik Elektro
Peminatan : Kelistrikan

Mengetahui

Pembimbing Koordinator TA

( Ir Badaruddin, MT. ) ( Ir. Yudhi Gunardi, MT. )

Mengetahui
Ketua Program Studi Teknik Elektro

( Ir. Yudhi Gunardi, MT. )

iii
Abstrak

Sistem Listrik Perkapalan adalah suatu sistem listrik yang digunakan


pada kapal yang terdiri dari sistem listrik di bagian Hull Parr, sistem listrik di
bagian Machinary Part dan ElectricPart.
Sistem listrik di bagian Hull Part
Suatu sistem yang mengatur kebutuhan listrik yang berada di bagian Hull
Part. Diantaranya : steering gear, capstan, windllas, crane dan lain-lain.
Sistem listrik di bagian Machinary Part
Suatu sistem yang mengatur kebutuhan listrik yang berada di bagain
machinary part.
Diantaranya : Separator, ballast pump, engine room ventilation, fire pump dan
lain-lain.
Sistem listrik di bagian Electrical Part
Suatu sistem yang mengatur kebutuhan listrik yang berada di bagian
electrical part. Diantaranya : Navigation deck lighting, bridge deck lighting,
radio station dan lain-lain.
Menghitung power balance Adalah perhitungan yang digunakan untuk
menentukan kapasitas Generator atau Auxiliary engine yang di butuhkan oleh
kapal. Dalam pengoperasian kapal TB BIMA 306 dapat di golongkan menjadi
empat kondisi. Di antaranya adalah sebagai berukut :
• Port in & out ( pada saat masuk dan keluar pelabuahan )
• Sea going ( pada saat berlayar )
• Fire (pada saat terjadi kebakaran)
• Rest in port (pada saat berlabuh)
Tujuan yang ingin di capai dari penulisan tugas ini adalah sebagai
berikut : Mengetahui total beban yang ada pada kapal Dan Menentukan besar
daya generator yang diperlukan.
Penentuan kapasitas generator adalah : 100%-15% Jumlah beban = 85%
(batas maks. Pembebanan generator). Jumlah generator yang harus disediakan
dikapal diisyaratkan oleh BKI sekurang – kurangnya ada dua unit yang terpisah
dari penggerak utama harus disediakan untuk pemberian daya instalasi listrik.
Tujuan pengoperasian generator maksimal 85 % agar generator dapat tahan
lama.
Kesimpulan Generator yang terpilih adalah generator Cumming .
Generator ini terpilih kerena memiliki kriteria yang ditentukan yaitu
memperhatikan total load, adanya generator cadangan dan load tidak boleh lebih
dari 85% dari daya generato .

Kata Kunci : Sistem Listrik kapal , beban listrik, Generator

iv
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas rahmat dan karuniaNya,
sehingga pelaksanaan dan penyusunan skripsi dapat terselesaikan. Sholawat dan
salam semoga senantiasa tercurah atas Nabi Muhammad Rasulluah SAW dan
para sahabatnya yang taat sampai akhir zaman. Skripsi dengan judul
“ANALISA BEBAN LISTRIK DIKAPAL TB BIMA 306 (2 x 1500 HP)”. Ini
diajukan untuk memenuhi syarat akhir untuk menyelesaikan pendidikan Program
Strata 1 pada Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknologi Industri Universitas
Mercu Buana

Rasa terima kasih yang tulus penulis ucapkan kepada semua pihak yang telah
membantu selama penyusunan skripsi ini.

1. Bapak Ir. Yudhi Gunardi, MT. selaku ketua jurusan Teknik Elektro
Fakultas Fakultas Teknologi Industri Universitas Mercu Buana.

2. Bapak Ir Badaruddin, MT , selaku dosen pembimbing utama jurusan Teknik


Elektro Fakultas Teknologi Industri Universitas Mercu Buana..

3. Ibu, Bapak dan Adik-adiku yang selalu memberikan do’a dan kasih sayang serta
dukungan, baik material maupun spiritualnya.

4. Muji wibowo, Yanuarrahman, Afgan Nasrullah, Agus Tony, Beny , Akhmad


akhsian. Rina Damayanti, Apri lukito, Agus Widodo, Ismatullah,Ayuk.
Yang selama ini menjadi temen aku di UMB

5. Resa, Agus sr, Wahab, Wafirul, Franky Setiawan, Ibnu Sutowo,


Wahyudi,Muhtar Halim, Bpk Handoko, Bpk Mustofa, yang telah memberi

v
dukungan dalam belajar

6. Teman-teman mahasiswa seperjuangan TE’ PKK Universitas Mercubuana


Angkatan XII tetap semangat ! I Love You All...!

7. Sayang aku Siti riadhotul janah (ihat) yang telah memberikan Semangat dan
dukungan selama ini.

8. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah
membantu hingga terselesainya skripsi ini.

Penyusun menyadari bahwa masih terdapat kekurangan dalam laporan

skripsi ini. Untuk itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat

penyusun harapkan dari semua pihak. Semoga laporan ini bermanfaat bagi

perkembangan ilmu pengetahuan dan ilmu kendali pada khususnya dan

seluruh pihak yang berkepentingan.

Jakarta, November 2009

Penyusun

vi
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL ................................................................................. i
HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................. i i
HALAMAN PERYATAAN ..................................................................... i i i
ABSTRAK ................................................................................................... iv
KATA PENGANTAR ................................................................................... v
DAFTAR ISI ........................................................................................... viii
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... x
DAFTAR TABEL ........................................................................................ xi
DAFTAR LAMPIRAN.............................................................................. x i i

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ……………………………………………..1
1.2 Permasalahan ……………………………………………..2
1.3 Tujuan.………… …………………………………………...2
1.4 Batasan masalah……………………………………………..2
1.5 Sistematika Penulisan……………………………………….3

BAB II LANDASAN TEORI


2.1 . Gambaran Umum Tentang Kapal.………………………………..4
2.2 Stabiitas Kapal…………………………………………………..…4
2.3 . Distribusi Vertikal, Longitudinal dan Transversal……………………5
2.4 .Kebutuhan Listrik di Kapal……………………………………….8
2.5 .Faktor Beban ( load factor )………………………………………9
2.6 Faktor Kesamarataan ( Deversity Factor )………………………...9

vii
BAB III PERALATAN LISTRIK DI KAPAL
3.1 Menentukan equipment...……………………………………11
3.2 Mengklasifikasikan equipment...……………………………11
3.2.1 Instalasi Mesin……………………………………….11
3.2.2 Pompa………………………………………………..16
3.2.3 Mesin-mesin Geladak………………………………..25
3.3 Menentukan daya out put……………………………………27
3.4 Menentukan daya input……………………………………...27
3.5 Menentukan jumlah equipment……………………………...28
3.6 Menentukan jumlah equipment yang bekerja……………….28
3.7 Menghitung power balance………………………………….28
3.8 Menghitung demand factor………………………………….29
3.9 Menghitung power consumtion……………………………...29
3.10.Menghitung Daya Total Beban……………………………..30
3.11Pemilihan Generator………………………………………...30

BAB IV ANALISA BEBAN LISTRIK DIKAPAL TB BIMA 306 (1500 HP)


4.1. Data Kapal...............................................................................31
4.2. Power Balance.........................................................................31
4.2.1. Power Balance Port In & Out...................................31
4.2.2. Power Balance Sea Going........................................35
4.2.3. Power Balance Fire..................................................40
4.2.4. Power Balance Rest In Port.....................................45
4.3. Total Perhitungan Daya……………………………………..52
4.4. Penentuan Generator………………………………………..54

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan ......................................................... 56


5.2 Saran .......................................................................57

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 58

viii
LAMPIRAN-LAMPIRAN .................................................................................

Lampiran 1. Electric Power Consumption Table ...................................... 59


Lampiran 2. One Line Diagram .................................................................. 60
Lampiran 3. Brosur Generator Cummins .................................................... 61
Lampiran 4. Brosur Generator dutsz ........................................................... 63

ix
DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 . Kapal Dalam keadaan seimbang ............................................... 7

Gambar 3.1 . Mesin Induk ............................................................................ 12

Gambar 3.2 . Mesin Propolution........................................................................ 12

Gambar 3.3 . Mesin Bantu Dan Generator ................................................... 13

Gambar 3.4 . Mesin Diesel dan pemadam ................................................... 14

Gambar 3.5 . Mesin Diesel dan generator pelabuhan .................................. 15

Gambar 3.6 . Mesin Air compresor .............................................................. 16

Gambar 3.7 . General servis pump dan bilge pump.......................................... 17

Gambar 3.8 . Balast pump.................................................................................... 18

Gambar 3.9 . S.W Hydropore pump.............................................................. 18

Gambar 3.10 . F.W Hydropore pump ............................................................ 19

Gambar 3.11 F.O Pump ............................................................................... 20

Gambar 3.12 F.O Sparator Pump ................................................................ 20

Gambar 3.13 Standby ME Fresh Water ...................................................... 21

Gambar 3.14 . Foom pump ............................................................................ 22

Gambar 3.15 . Standby LO (ME) Pump ........................................................ 23

Gambar 3.16 . Sea Water Cooling Pump ....................................................... 24

Gambar 3.17 . OWS Pump ............................................................................ 24

Gambar 3.18. WindLass ................................................................................ 25

Gambar 3.19. Aft Hydrulic towing Winch .................................................... 26

Gambar 3.20 . AC Sentral .............................................................................. 26

Gambar 3.21. AC Untuk ECR ....................................................................... 27

x
DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 4.1 Load dan Load Factor (%) Power Consumption Power In & Out…… 31
Tabel 4.1. a Perhitungan power consumtion Continous Load Port In & Out…...33
Tabel 4.1. b Perhitung power consumtion Intermitten Load Port In & out..……34
Tabel 4.2 Load dan Load Factor (%) Power Consumption Power Sea
Consumption Going …………………………………………………35
Tabel 4.2.a Perhitung power consumtion Continous Load Sea Going………….37
Tabel 4.2.b Perhitung power consumtion Intermitten Load Sea Going………...39
Tabel 4.3 Load dan Load Factor (%) Power Consumption Power Consumstion
Fire …………………………………………………………………..40
Tabel 4.3.a Perhitung power consumtion Continous Load Fire…………………41
Tabel 4.3.b Perhitung power consumtion Intermitten Load Fire………………..43
Tabel 4.4Tabel Load dan Load Factor (%) Power Consumption Power
Consumstion Fire ……………………………………………………45

Tabel 4.4.a Perhitung power consumtion Continous Load Rest In Port……….46


Tabel 4.4.b Perhitung power consumtion Intermitten Load Rest In Port……….46
Tabel 4.5. Total Perhitungan Daya………………………………………………52

xi
DAFTAR GARFIK

Halaman

Grafik 4.1. Perhitungan power consumtion Continous Load Port In & Out….34
Grafik 4.2.Perhitung power consumtion Intermitten Load Port In & out..……36
Grafik 4.3. Perhitung power consumtion Continous Load Sea Going………...39
Grafik 4.4 Perhitung power consumtion Intermitten Load Sea Going………...41
Grafik 4.5 Perhitung power consumtion Continous Load Fire………………...44
Grafik 4.6 Perhitung power consumtion Intermitten Load Fire………………..46
Grafik 4.7. Perhitung power consumtion Continous Load Rest In Port………..49
Grafik 4.8. Perhitung power consumtion Intermitten Load Rest In Port……….51
Grafik 4.9. Total Perhitungan Daya……………………………………………..53

xii
DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Electric Power Consumption Table ...................................... 59


Lampiran 2. One Line Diagram .................................................................. 60
Lampiran 3. Brosur Generator Cummins .................................................... 61
Lampiran 4. Brosur Generator dutsz ........................................................... 63

xiii
1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah


Ruang lingkup dan batasan sistem listrik dikapal secara khusus merupakan
fungsi dari ukuran dan misi kapal. System listrik dikapal adalah pembangkit daya
, penerangan, komunikasi interior dan kontrol, system navigasi dan beberapa hal
untuk keselamatan keperluan lainnya yang berhubungan dengan system listrik
dan elektronik.
Daya listrik merupakan hal yang sangat vital pada operasi kapal untuk
keselamatan dan kenyamanan terhadap penumpang dan crew. Selama kapal
berada di laut dan terisolasi dengan sumber daya dari luar, dalam hal ini
pembangkit daya listrik dikapal diperlukan untuk menjaga kontinuitas pelayaran.
Perancangan kebutuhan sumber daya listrik dikapal umumnya mulai
dilakukan pada tahap prelimineri design kemudian terus berkembang dan
dipertahankan terhadap penambahan detail sampai kedetail design. Dalam
menentukan besarnya daya listrik dikapal setiap perancangan memperkirakan
besarnya kebutuhan listrik untuk berbagai kondisi kapal, berlayar, manouer,
berlabuh, dan bongkar muat sehingga dapat diketahui daya listrik minimal dan
maksimal.
Pengamatan langsung dilapangan terhadap pengoperasian peralatan
peralatan listrik dikapal untuk berbagai kondisi pelayaran di kapal terutama
diharapkan dapat menjadi acuan perhitungan besar kebutuhan daya lisrik dikapal
sebenarnya dan hasilnya dapat digunakan untuk membandingkan antara hasil
perencanaan perhitungan kebutuhan daya listrik dikapal dan kebutuhan daya
listrik sebenarnya, sehingga dapat dipakai sebagai satu masukan terhadap
pengembangan kapal selanjutnya.
Atas dasar tersebut diatas, penulis mengambil judul “ ANALISA BEBAN
LISTRIK DI KAPAL TB BIMA 306 (2 x 1500HP) “
Tugas utama dari kapal Tug Boat adalah sebagai pemandu kapal masuk dan
keluar pelabuhan. Pada analisa ini Kapal TB Bima 306 (2 x 1500HP) digunakan

1
2

di Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya. Jadi Kapal TB Bima 306 (2 x 1500HP)


sangat vital bagi kelancaran keluar masuk kapal di Pelabuhan Tanjung Perak
Surabaya, dan salah satu factor yang menyebabkan ketidak lancaran adalah
adanya masalah pada kelitrikan kapal oleh sebab itu perhitungan beban listrik
harus benar-benar sesuai dengan perencanaan dan tidak melebihi kapasitas yang
berlaku.

1.2 Pokok-pokok Permasalahan


Masalah yang akan di bahas dalam tugas ini dapat dirumuskan sebagai
berikut :
- Melakukan perencanaan peralatan listrik yang ada di kapal
- Melakukan perhitungan beban listrik yang diperlukan dalam suatu kapal.

1.3. Tujuan penulis


Tujuan yang ingin di capai dari penulisan tugas ini adalah sebagai berikut:
- Mengetahui total beban yang ada pada kapal
- Menentukan besar daya generator yang diperlukan

1.4. Batasan Masalah


Batasan masalah dalam tugas ini adalah sebagai berikut :
- Keakurasian peralatan tidak diperhitungkan
- Hanya untuk mengetahui besar kebutuhan daya generator dari beban yang
ada pada kapal.

1.5. Metode Penulisan


Dalam penulisan Tugas Akhir ini diperlukan suatu metode untuk
mendapatkan hasil maksimal. Untuk itu kami merencanakan suatu langkah-
langkah yang dapat memaksimalkan pelaksanaan pengerjaan Tugas Akhir ini,
yaitu:
1. Studi perpustakaan
3

Dilakukan dengan membaca buku-buku, literatur, makalah dan surfing di


internet yang berhubungan dengan pembahasan tugas akhir ini.
2. Studi lapangan
Pencarian data mengenai komponen-komponen yang digunakan dan kenyataan
beban listrik yang digunakan .

1.6. Sistematika Penulisan


Untuk memudahkan penulisan tugas akhir ini dan memudahkan bagi
pembaca, maka laporan tugas akhir ini penulis menggunakan sistematika sebagai
berikut :
BAB I : PENDAHULUAN
Merupakan pengantar bagi pembaca agar mengetahui maksud dan tujuan
dari penulisan tugas akhir ini, latar belakang penulisan, perumusan
masalah, batasan masalah, dan metode penelitian.
BAB II : LANDASAN TEORI
Berisi tentang teori-teori dasar yang menunjang tugas akhir ini secara garis
besar
BAB III : METODE PENELITIAN
Pada bab ini berisi cara pengambilan dan pengolahan data dengan
menggunakan alat-alat analisis yang ada
BAB IV : ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini berisi data-data perhitungan beban listrik dan beban
keseluruhan yang digunakan di kapal TB BIMA 306 (2 x 1500HP).
BAB V : PENUTUP
Pada bab ini akan memuat kesimpulan dan saran dari tugas akhir ini
4

BAB II
TINJAUAN TENTANG KAPAL DAN KELISTRIKANYA

2.1 . Gambaran Umum Tentang Kapal

Dalam gambar kapal pasti ada rencana umum, Rencana umum ini merupakan tahap
selanjutnya setelah lines plan. Rencana umum ini mengacu pada lines plan sehingga harus
benar-benar diperhatikan. Rencana umum ini di dalamnya mengatur tentang bagaimana
mendesain kapal dengan baik yang sesuai aturan yang digunakan.
Rencana Umum merencanakan gambar kapal yang isinya antara lain:
• Menentukan dari ruangan-ruangan.
• Menentukan segala peralatan yang dibutuhkan yang diatur sesuai dengan letaknya.
• Menentukan jalan untuk mencapai ruangan-ruangan di dalam kapal.
Ada beberapa hal dalam Rencana umum ini antara lain:
• Kapasitas muatan yang dihitung dan disesuaikan dengan ruang muat yang ada.
• Desain ruangan yang seefisien mungkin dan sesuai aturan.
• Tenaga penggerak yang dipakai dengan metode tertentu sehingga didapat besarnya
tahanan dan dapat diketahui BHP dan daya motor penggerak yang diperlukan.
• Tahanan kapal diusahakan sekecil mungkin sehingga gesekan badan kapal dengan
air juga semakin kecil sehingga efisiensi kapal dapat maksimal
• Penentuan ruang muat yang mengacu pada keamanan dan kenyamanan yang sesuai
dengan aturan.

2.2. Stabiitas Kapal

Stabilitas kapal diperlukan untuk memperoleh keselamatan dan keutuhan kapal


dengan muatannya (barang dan penumpang), yaitu dengan mengusahakan agar selalu
dicapai stabilitas dan keseimbangan kapal. Stabilitas dan keseimbangan ini dipengaruhi
oleh susunan dan tata letak pada setiap ruangan maka susunan tersebut harus
dilakukan sedemikian rupa sehingga,

1. Tercapai keselamatan dan keutuhan kapal dengan muatannya,

4
5

2. Dapat dilakukan pemuatan maupun pembongkaran barang-barang dengan


secepat mungkin dan sistematis,

3. Dicapai pemakaian maksimum atas kapasitas (daya angkut) kapal dan


pemakaian maksimum atas ruangan muatan

4. Terjamin keselamatan para awak kapal dan penumpang.

2.3. Distribusi Vertikal, Longitudinal dan Transversal

Distribusi vertikal adalah pengaturan timbunan muatan secara vertikal (dari bawah ke
atas). Cara distribusi ini mempengaruhi stabiltas kapal, yaitu
Jika lebih (terlalu) berat muatan di bagian atas, maka kapal akan memiliki sedikit
stabilitas sehingga kapal mudah oleng (miring ke kiri dan ke kanan), tapi olengnya agak
lambat; sebaliknya, jika lebih (terlalu) berat muatan di bagian bawah, maka kapal
akan memiliki stabilitas yang sangat besar sehingga kapal oleng agak cepat.
Stabilitas kapal adalah, sifat atau kecenderungan untuk kembali ke dalam posisi
seimbang apabila kapal oleng yang disebabkan oleh gaya dari luar.
Distribusi longitudinal adalah pengaturan timbunan muatan secara longitudinal
(dari muka ke belakang). Cara distribusi ini mempengaruhi trim kapal, yaitu jika muatan
lebih (terlalu) berat pada bagian muka (haluan), maka kapal agak menungging,
yaitu bagian belakang kapal (buritan) naik ke atas; sebaliknya, jika muatan lebih
(terlalu) berat pada bagian belakang kapal (buritan), maka kapal agak mendongkak, yaitu
bagian bagian muka (haluan) naik ke atas. Jika muatan terlalu (lebih) berat di tengah -
tengah, maka tekanan muatan ini mengakibatkan bagian tengah kapal agak
melengkung arah ke bawah (sagging); sebaliknya, jika muatan terlalu (lebih) berat pada
bagian haluan dan bagian buritan, maka tekanan muatan ini mengakibatkan bagian
tengah kapal agak melengkung arah ke atas (hogging). Trim kapal adalah perbedaan
sarat (draft) kapal antara bagian haluan dengan bagian buritan. Sarat kapal adalah
dalamnya bagian tubuh kapal yang terbenam di dalam air, dihitung (diukur tegak
lurus) mulai dari lunas kapal (bagian terbawah kapal = keel) sampai ke garis
permukaan air (waterline).
6

Distribusi transversal adalah pengaturan timbunan muatan secara transversal (dari


samping ke samping kapal). Cara distribusi ini mempengaruhi posisi letaknya titik daya
apung kapal Jika berat muatan berada (dipusatkan) sepanjang garis tengah kapal
(centreline),maka jika kapal oleng, olengan tersebut agak cepat dengan periode
olengan yang semakin berkurang (sampai akhirnya olengan berhenti); sebaliknya, jika
berat muatan berada (dipusatkan) sepanjang dinding kapal pada pinggir kanan dan kiri,
maka jika kapal oleng, olengan tersebut agak lambat dengan periode olengan yang
semakin besar (sampai akhirnya olengan berhenti). Yang terbaik ialah agar berat
muatan merata dan sama beratnya pada bagian tengah kapal
Daya apung (bouyancy) kapal adalah kekuatan tekanan bagian-bagian air (water
portions) yang menekan tubuh kapal arah ke atas sehingga kapal mengapung.
Stabilitas transversal) atau stabilitas melintang adalah mengenai olengnya kapal ke
kanan dan ke kiri, olengan yang dapat mengakibatkan kapal terbalik (jika olengan itu
besar), sehingga stabilitas melintang sangat penting dari segi keamanan dan
keselamatan kapal dengan muatannya. Stabilitas longitudinal atau stabilitsa membujur
adalah mengenai stabilitas kapal yang mendongkak (bagian haluan naik) dan
menungging (bagian buritan naik), sehingga stabilitas membujur menyangkut
persoalan sarat dan keseimbangan kapal (trim). Sarat kapal memegang peranan
penting apakah suatu kapal dapat melalui suatu ambang atau alur pelayaran .
Stabilitas kapal dibedakan antara stabilitas awal (initial stability), disebut juga
stabilitas metasentrik, dengan stabilitas besar. Batas antara stabilitas awal dengan
stabilitas besar adalah senget (oleng) kapal kira–kira 100 dari posisi seimbang (vertikal).
Dengan demikian, stabilitas awal adalah sifat atau kecenderungan kapal untuk
kembali ke dalam posisi seimbang apabila kapal oleng kurang dari 100.
Gravitasi, Daya Apung dan Metasenter
Stabilitas kapal dipengaruhi oleh gravitasi kapal (posisi titik berat kapal),
daya apung dan metasenter yang dapat dilukiskan sebagai berikut
7

Gambar 2.1. Kapal dalam keadaan seimbang.

Keterangan:
M = metasenter (terletak vertikal di atas B).
G = titik berat yaitu pusat dari segala gaya berat yang bekerja vertikal arah ke bawah
(pusat dari gaya berat kapal dengan muatannya).
B = titik daya apung yaitu pusat dari semua bagian - bagian air yang menekan
tubuh kapal yang berada di dalam air K = Keel (lunas kapal).

Besar daya apung atau jumlah semua tekanan bagian-bagian air sama dengan berat
air yang dipindahkan atau didesak oleh bagian benda yang terbenam di dalam air disebut
displacement. Ketentuan ini terkenal dengan hukum Archimedes yang berbunyi sebagai
berikut: Benda yang terbenam seluruhnya atau sebagian di dalam air mendapat
tekanan ke atas oleh bagian-bagian air dengan jumlah kekuatan yang sama dengan
berat air yang dipindahkan atau didesak oleh benda yang terbenam di dalam air. Titik
pusat dari semua tekanan air diberi tanda B dengan arah ke atas (vertikal). Sedangkan
titik berat diberi tanda G dengan arah tekanan ke bawah (vertikal). B dan G
merupakan gaya yang bekerja.
Jika benda mengapung, maka kekuatan gaya B yang menekan ke atas sama dengan
kekuatan gaya G yang menekan ke bawah, supaya benda mengapung, gaya G
tidak boleh lebih besar dari gaya B. Jika sekiranya gaya G lebih besar dari gaya B,
maka benda tersebut tenggelam ke dalam air. Titik B selalu berada pada pusat dari
semua bagian - bagian air yang menekan tubuh kapal yang berada di dalam air Faktor
yang mengakibatkan perubahan posisi B ialah perubahan posisi tubuh kapal yang
berada di dalam air, misalnya jika kapal oleng. Jadi, posisi B akan berubah-ubah jika
kapal berlayar, perubahan mana akan besar jika kapal berlayar melalui lautan yang
8

bergelombang besar. Titik G selalu berada pada pusat dari seluruh berat kapal dengan
muatannya.
Berat tersebut meliputi berat semua bagian kapal yang berada di bawah dan
yang di atas permukaan air serta semua benda yang berada di bagian atas dan di
dalam kapal. Perubahan berat (penambahan berat, pengurangan berat, pergeseran letak
berat) akan mengakibatkan perubahan posisi G. Titik M selalu berada vertikal di
atas B dan selalu terletak pada bidang penampang longitudinal yang tegak lurus pada
lunas kapal.

2.4. Kebutuhan Listrik di Kapal


Dalam perencanaan suatu system dan untuk memperkirakan besar
kapasitas dari generator dan peralatan listrik lainnya harus diketahui besarnya
kebutuhan minimum dan maksimum dari peralatan.Kebutuhan maksimum
didefinisikan sebagai kebutuhan daya rata – rata terbesar yang terjadi dalam
selang waktu yang singkat dalam periode kerja peralatan tersebut, dan sebaliknya
untuk kebutuhan minimum. Sedangkan kebutuhan rata- rata adalah kebutuhan
daya rata- rata selam periode kerja yang ditentukan dengan membagi energi yang
dipakai dengan jumlah jam periode tersebut.
Kebutuhan maksimum penting untuk diketahui karena digunakan untuk
menentukan kapasitas dari generator yang diperlukan sedangkan, kebutuhan
minimum digunakan untuk menentukan plan pembangkit daya listrik yang sesuai,
serta untuk menentukan kapan suatu generator menurut BKI vol IV 1978 ( Bab I
D.1 ) yang diisyratkan sebagai berikut :
Apabila tidak ada suatu petunjuk yang terperinci guna menentukan persediaan
daya yang cukup, daya yang keluar dari generator yang sekurang kurangnya
diperlukan untuk pelayanan ( pelayaran ) harus 15% lebih tinggi dari pada
kebutuhan daya yang ditetapkan dalam balans daya.
Penentuan kapasitas generator adalah :
Kapasitas generator = 100% - 15% jumlah beban
= 85% ( batas maks. pembebanan generator )
9

Jumlah generator yang harus disediakan dikapal diisyaratkan oleh BKI sekurang –
kurangnya ada dua unit yang terpisah dari penggerak utama harus disediakan
untuk pemberian daya instalasi listrik. Daya keluarannya harus sedemikian
sehingga daya keluaran generator masih tersisa dan cukup untuk menutup
kebutuhan daya dalam pelayaran dilaut ketika unit rusak atau di berhentikan.

2.5. Faktor Beban ( load factor )


Dalam perencanaan instalasi listrik dikapal dan untuk merencanakan
kapasitas daya optimum dari generator yang diperlukan untuk mensuplai
kebutuhan daya peralatan listrik dikapal, maka salah satu faktor yang berpengaruh
dalam perhitungan tersebut adalah faktor beban. Perlu diketahui bahwa peralatan
bantu yang ada dikapal jarang sekali bekerja dengan beban penuh dalam waktu
yang lama. Sehingga dengan mengetahui besarnya variabel load factor dengan
tepat dan sesuai dapat diperkirakan besarnya kapasitas optimum generator.
Faktor beban didefinisikan sebagai perbandingan antara waktu pemakian
suatu peralatan dalam sutu kondisi dengan total waktu untuk satu kondisi yang
dimaksud ( berlayar saja atau bongkar muat saja dan sebaginya ).

totalwaktupengoperasianperala tan
Faktor beban = …………………..……(2.2)
totalwaktukondisipelayaran

Perhitungan faktor beban dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain :


a. Karakter pembebanan peralatan, yaitu keadaan atau dari sifat peralatan apkah
sering atau jarang dibebani selama periode yang telah ditentukan . Faktor –
faktor yang berhubungan erat dengan karakter pembebanan adalah cuaca, jenis
kapal, rute/ daerah pelayaran, jumlah crew dan penumpang.
b. Jenis kapal, berpengaruh terhadap penggunaan suatu peralatan listrik.
c. Daerah pelayaran, hal – hal yang berpengaruh adalah musi, jarak pelayaran
yang berbeda akan diperoleh faktor beban yang berbeda pula.
10

2.6. Faktor Kesamarataan ( Deversity Factor )


Peralatan – peralatan listrik yang bekerja pada kapal mempunyai
karakter pembebanan yang spesifik, dimana peralatan – peralatan tersebut
bekerja dengan waktu pemakaian yang teratur dan bersamaan, seperti pemakaian
didarat. Peralatan – peralatan yang ada dikapal jarang sekali digunakan pada
waktu yang bersamaan dan terus menerus dalam periode tertentu.Oleh karena itu
perlu diperhatikan adanya ketidaksamaan waktu pada kebutuhan maksimum dari
peralatan yang bekerja,dalam perencanaan kapasitas generator.
Ada dua jenis pembebanan dalan pengoperasian peralatan listrik
dikapal yaitu :
a. Beban terus menerus (continous load) adalah peralatan yang dalam
pengoperasiannya secara terus menerus / kontiyu untuk suatu kondisi normal
kapal tersebut.
b. Beban terputus – putus (intermiten load) adalah peralatan yang dalam
pengoperasiannya tidak secara terus menerus, untuk suatu kondisi pelayaran
normal kapal tersebut, tetapi periodik dengan periode waktu yang tidak tetap.

totaldaya int ermitenyangbe ker ja


Deversity factor = ………………………(2.3)
totaldaya

Factor kesamaratan harus ditetapkan,dengan memasukkan pertimbangan beban


tertinggi yang diharapkan dapat terjadi pada waktu yang sama. Seandainya
penentuan yang tepat tidak mungkin , faktor kesamarataan waktu yang digunakan
adalah 0.666
11

BAB III
PERALATAN LISTRIK DI KAPAL

3.1. Menentukan equipment


Equipment atau perlengkapan yang ada di kapal dapat di tentukan dengan
mengetahui lebih dahulu type kapal yang akan di buat. Karena ada beberapa
peralatan yang khusus misalkan crane, pompa bongkar muat, mooring winch dll.
Apabila ingin mengetahui peralatan satu persatu dapat di lihat dari hasil tabel
perhitugan beban listrik tiap alat pada kapal.

3.2 . Mengklasifikasikan equipment


Dari peralatan yang ditentukan maka untuk mempermudah analisa dan
pengerjaan maka di jelaskan fungsi equipmen seperti di bawah ini :
Dalam pembagian equipmen di bagi menjadi 3 bagian :
1. Instalasi mesin
2. Pompa-pompa
3. Mesin-mesin geladak

3.2.1. INSTALASI MESIN


1. Mesin Induk/ Main Engine:
Mesin Induk adalah mesin yang digunakan sebagai penggerak utama
sebuah kapal.
• Jumlah : 2 unit
• Merk / Model : Niigata / 6L25HX
• Type : In-line ; 4 cycle ; Turbocharger
6 cylinder ; Non reversible
• Tenaga Efektif : 2 x 1500 HP
• Putaran : 650 – 1200 Put/Menit
• Cooling System : Tertutup
• Jenis bahan bakar : Solar

11
12

Gambar 3.1
Mesin Induk

Engine propulsion:
Engine propulsion adalah mesin yang dihubungkan dengan mesin induk
dan berfungsi sebagai penggerak baling-baling.
• Jumlah : 2 unit
• Merk / Model : Niigata / ZP-21
• Input putaran : Max.1200 Putaran / Menit
• Input power / Daya : 2 x 1500 HP
• Bollard Pull : 35 ton / 2 unit (min.)
• Propeller blade : 4 Buah / Menit

Gambar 3.2
Mesin propulsion
13

2. Auxiliary Engine / Mesin Bantu:


Auxiliary Engine adalah mesin yang di fungsikan untuk menggerakkan
generator sehingga menghasilkan energi listrik sebagai sumber utama.
• Jumlah : 2 unit
• Merk : Marine use
• Type : In-line,4 Cycles,water cooled
6 cylinder,marine diesel engine
• Daya : 150 HP
• Putaran : 1500 Rpm
Generator:
• Jumlah : 2 unit
• Merk : Marine use
• Putaran : 1500 Rpm
• Tegangan : 380 / 220 Volt
• Daya : Min 125 kW, 50 Hz
:

Gambar 3.3
Mesin Bantu dan Generator
14

3. Pemadam (Fire Pump)


Fire Pump = digunakan untuk memompa air laut yang berfungsi untuk
memadamkan kebakaran.
a) Mesin Diesel
• Jumlah : 1 unit
• Merk : Yanmar
• Type : Marine diesel engine,In-line ; 4 cycle
6 cylinder ; Turbocharger
• Putaran : 1900 / menit
• System Pendingin : Sea Water Cooling

b) Pompa pemadam
• Jumlah : 1 unit
• Merk : Yanmar
• Kapasitas : 360 m3 / jam
• Outlet pressure : 130 MWC
• Head : 128 m
• Tegangan / Putaran : 380 V / 1900 rpm per menit
• Jenis Impeler : Bronze
• Shaft :Stainless steel

Gambar 3.4
Mesin Diesel dan Pompa pemadam
15

4. Diesel Generator Pelabuhan


Diesel Generator pelabuhan adalah mesin yang di fungsikan untuk
menggerakkan generator sehingga menghasilkan energi listrik sebagai
sumber Cadangan pada waktu kapal berlabuh di pelabuhan
a) Diesel Engine Generator
• Jumlah :1 unit
• Merk : Yanmar
• Type : In line,4 Cycles,water cooled,
marine diesel engine
• Daya : 60 HP / 44.2 kW
• Putaran : 1500 RPM
b) Generator pelabuhan
• Jumlah :1 unit
• Type : Marine use
• Daya : Min 25 – 37 KW
• Tegangan : 380 / 220 Volt
• Frequency : 50 Hz / 3 phase
• Putaran : 1500 RPM

Gambar 3.5
Mesin Diesel dan generator pelabuahan
16

5. Compressor Udara (Main air compresor)


Main air compresor = Kompresor utama di kapal, terutma pada saat start
mesin kapal
• Jumlah : 2 unit
• Merk : Hatlapa
• Type : Vertikal, 2 Stages
single silinder compressed air cooler
• Tekanan maksimal : 35 bar
• Kapasitas : 0.62 m3 / menit
• Putaran : 800 rpm
• Daya : 7,5 KW / 380 Volt / 3 ph / 50 Hz

Gambar 3.6
Main air compresor

1. General Service Pump & Bilge/Ballast


General Service Pump & Bilge/Ballast adalah pompa yang berfungsi
pompa umum (di pakai semua pompa) , yang mana bila ada pompa yang
rusak dapat menggantikan fungsinya
• Jumlah : 1 unit
17

• Merk : Ebara
• Model : Centrifugal, Self priming
• Kapasitas : 28 m3/jam
• Putaran : 2900 / menit
• Tekanan : 40 meter 4 bar
• Jenis Impeler : Ni Al Bronze
• Motor : 7.5 kW, 380 V, 3 Ph, 50 Hz

Gambar 3.7
General Service Pump & Bilge/Ballast

2. Ballas pump for (E/R)


Ballast Pump = digunakan untuk mengatur sarat kapal pada saat kondisi
oleng maupun trim
• Jumlah : 1 unit
• Merk : Ebara
• Model : Centrifugal, Self priming
• Kapasitas : 28 m3/jam
• Putaran : 2900 / menit
• Tekanan : 40 meter 4 bar
• Jenis Impeler : Ni Al Bronze
18

• Motor : 7.5 kW, 380 V, 3 Ph, 50 Hz

Gambar 3.8
Ballast Pump
3. S.W Hydropore Pump
S.W Hydropore Pump = digunakan untuk mengalirkan air laut dari laut
ke tanki harian dan disalurkan melalui pipa-pipa keseluruh kapal yang
membutuhkan air laut.
• Jumlah : 1 unit
• Merk : Ebara
• Kapasitas : 3 m3/jam
• Putaran : 1450 / menit
• Tekanan : 30 m
• Motor : 2.2 kW, 380V, 3 Ph, 50 Hz

Gambar 3.9
S.W Hydroper Pump
19

4. F.W Hydropore Pump


F.W Hydropore Pump = digunakan untuk mengalirkan air tawar dari
tanki utama ke tanki harian dan disalurkan melalui pipa-pipa keseluruh
kapal.
• Jumlah : 1 unit
• Merk : Ebara
• Kapasitas : 3 m3/jam
• Putaran : 1450 / menit
• Tekanan : 30 m
• Motor : 2.2 kW, 380V, 3 Ph, 50 Hz :

Gambar 3.10
Fresh Water Pump
5. F.O Pump:
a) Fuel Oil Transfer Pump
FO Transfer Pump = digunakan untuk mengalirkan bahan bakar FO
dari storage tank menuju setlling tank.

• Jumlah : 1 unit
• Merk : Ebara
• Model : Horisontal, Three screw
• Kapasitas : 15 m3/jam
• Tekanan : 3 bar
• Putaran : 2900 / menit
20

• Motor : 3 kW, 380V, 3 Ph, 50 Hz


• Jenis Impeler : Steel
• Shaft seal : Mech.seal

Gambar 3.11
F.O Pump
b) Fuel Oil separator Pump
Fuel oli separator pump adalah pompa yang berfungi untuk
memisahkan minyak dengan oli.
• Jumlah : 1 unit
• Merk : Marine use
• Kapasitas : 760 ltr / jam
• Tekanan : 3 bar
• Motor : 0.70 kW, 380V, 3 Ph, 50 Hz

Gambar 3.12
F.O separator Pump
21

5. Standby ME Fresh Water


Standby ME Fresh Water adalah pompa yang harus siap di gunakan untuk
pendinginan mesin utama, yang menggunakan air tawar,
• Jumlah : 1 unit
• Merk : Marine use
• Model : Centrifugal
• Kapasitas : 60 m3/jam
• Putaran : 2900 / menit
• Tekanan : 2.5 Bar
• Jenis Impeler : Ni Al Bronze
• Shaft : Stainless Steel
• Motor : 7.5 kW, 380V, 3 Ph, 50 Hz

Gambar 3.13
Standby ME Fresh Water
22

10. Foam pump


Foam pump : Pompa yang di gunakan untuk menekan Foam, jika terjadi
kebakaran di dalam kamar mesin
• Jumlah : 1 unit
• Merk : Marine use
• Putaran : 1450 / menit
• Kapasitas : 11 m3/jam
• Head : 30 m
• Jenis Impeller : Brass
• Shaft : Stainless steel
• Motor : 5.5 kW, 380V, 3 Ph, 50 Hz

Gambar 3.14
Foam pump
23

11. Standby LO (ME) Pump


Standby LO (ME) Pump adalah pompa yang harus siap di gunakan untuk
metransfer pelumas ke mesin utama, jika pompa oli utama terjadi kendala.

• Jumlah : 2 unit
• Merk : Marine use
• Model : Horisontal screw
• Kapasitas : 24 m3/jam
• Tekanan : 5 bar
• Putaran : 2900 / menit
• Jenis Impeler : Stainless Steel
• Shaft seal : Mech. seal
• Motor : 7,5 kW, 380V, 50 Hz

Gambar 3.15
Standby LO (ME) Pump
12. Sea Water Cooling Pump ( ME )
S.W cooling Pump = air laut yang digunakan untuk mendinginkan
engine dengan cara mendinginkan air tawar yang ada dalam engine.

• Jumlah : 1 unit
• Merk : Ebara
24

• Design :Centrifugal
• Kapasitas : 60 m3 / jam
• Tekanan : 2,5 Bar
• Putaran : 2900 / menit
• Jenis Impeler : Ni Al Bronze
• Shaft : Stainless steel
• Motor : 7,5 kW, 380V, 50 Hz

Gambar 3.16
Sea Water Cooling Pump ( ME )

13. OWS pump


OWS Pump adalah pompa yang berrfungsi memisahkan air dengan
minyak, apa bila terjadi tumpahan minyak di dalam kamar mesin.
• Jumlah : 1 unit
• Merk : Proto
• Model : Proto Seres HRS
• Kapasitas : 500 liter / jam
• Daya Motor : 0,75 HP / 380 volt / 3 ph / 50 Hz

Gambar 3.17
OWS Pump
25

1. Windlass /Anchor Winch


Windlass = Digunakan untuk mengangkat dan menurunkan jangkar
• Jumlah : 1 unit
• Merk : PLIMSOLL
• Type : Electro Hydraulic Operated
- Line pull : 2 Tons
- Line speed : 10 m/min
• Jangkar & rantai jangkar : 2 x 780 kg & dia. 24 mm x 330 m

Gambar 3.18
Windlass / Anchore Winch

2. Aft Hydraulic Towing Winch


• Jumlah : 1 unit
• Merk : PLIMSOLL
• Type : Electo Hydraulic Operated
- Line pull : 3 Tons
- Line speed : 25 m/min
- Rope drum (single) : 125 m rope dia 75 mm
26

• Hydraulic Actuated : 50 tons

Gambar 3.19
Aft Hydraulic Towing Winch

3.AC Sentral untuk Mess room, dapur & WH


Air Conditioner merupakan mesin pendingin untuk mengatur suhu
ruangan. Ac central merupakan AC yang di gunakan untuk melayani
seluruh bagian kapal
• Jumlah : 1 unit
• Merk : DAIKIN
• Kapasitas : 30 kW
• Motor : 7.5 Kw, AC 380 V, 3 Ph, 50 Hz

Gambar 3.20
AC Sentral
27

4. AC Untuk ERC
AC yang di gunakan Di Engine Control Room, yang berada di
kamarmesin
• Jumlah : 1 unit
• Type : Split AC
• Merk : Dast
• Kapasitas : 7.5 kW
• Motor : 1.7 kW, AC 220 V, 1 Ph, 50 Hz

Gambar 3.21
AC Untuk ERC

3.3. Menentukan daya out put


Peralatan yang telah di klasifikasikan selanjutnya di hitung dayanya. Untuk
menghitung kapasitas peralatan maka terlebih dahulu menghitung beban
minimumnya. Kemudian kita dapat memilih peralatan yang yang sesuai dengan
beban tersebut dengan memperhatikan efisiensinya. Daya yang dibutuhkan untuk
mengangkat beban minimum inilah yang di sebut “Daya Out put “
28

3.4. Menentukan daya input


Merupakan daya yang dibutuhkan untuk menghidupkan peralatan berdasarkan
specifikasi sesungguhnya. Daya inilah yang nanti di gunakan untuk menghitung
beban yang di terima generator.

3.5. Menentukan jumlah equipment


Tidak semua sistem hanya memerlukan satu peralatan saja. Adakalanya di
perlukan peralatan sejenis yang lebih dari satu buah. Hal ini berhubungan dengan
jumlah daya yang di perlukan.

3.6. Menentukan jumlah equipment yang bekerja


Dalam perhitungan beban tergantung pada kondisi peralatan tersebut saat
berfungsi. Tidak semua peralatan di fungsikan semua. Oleh karena itu yang di
hitung hanya pada peralatan yang bekerja saja.

3.7. Menghitung power balance


Adalah perhitungan yang digunakan untuk menentukan kapasitas
Generator atau Auxiliary engine yang di butuhkan oleh kapal.
Dalam pengoperasian kapal TB BIMA 306 dapat di golongkan menjadi empat
kondisi. Di antaranya adalah sebagai berukut :
• Port in & out ( pada saat masuk dan keluar pelabuahan )
• Sea going ( pada saat berlayar )
• Fire (pada saat terjadi kebakaran)
• Rest in port (pada saat berlabuh)
Data-data yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan daya listrik dikapal:
1. Seluruh perlengkapan yang dioperasikan secara kontiyu.
2. Beban yang terhubung dengan seluruh perlengkapan cadangan
3. Seluruh perlengkapan yang dioperasikan sementara (intermiten )
29

Hal-hal yang diperlukan adalah sebagai berikut :


1. Menentukan macam-macam pompa termasuk kapasitas dari motor
penggeraknya
2. Menentukan alat angkat beserta motor penggeraknya
3. Menentukan daya penerangan pada setiap ruangan

3.8. Menghitung demand factor


Agar peralatan mempunyai life time yang tinggi, maka setiap peralatan
harus di batasi dalam pemakaian bebannya. Karena beban yang tinggi dapat
mempercepat kerusakan pada peralatan.
Dimana sesuai dengan permintaan yaitu ; 30 % - 100 % dengan
mempertimbangkan jenis peralatan listrik dan sistem pengoperasiannya, antara
lain : 100 % untuk heater dan lampu pijar, 80 % untuk motor – motor listrik
dengan mempertimbangkan system pengoperasian kapal atau 40 – 60 % untuk
motor – motor listrik yang bekerja bergantian dengan motor lain

3.9. Menghitung power consumtion


1.Continous Load
Merupakan beban yang digunakan secara terus menerus. Apabila peralatan
tersebut digunakan scara terus menerus, maka otimatis menambah beban
generator. Untuk menghitung beban continous load adalah sebagai berikut :

CL = DF X Pi x N… … … … … … … … .(3.1)
Dimana :

CL : Beban Continous Load ( kW )


DF : Demand Factor ( % )
Pi : Power Input ( kW )
N : Jumlah peralatan yang bekerja
30

2. Intermitten Load
Merupakan beban yang di gunakan sewaktu – waktu. Ada sebagian
peralatan yang penggunaannya tidak terus menerus, maka beban seperti
inilah yang disebut intermiten load. Untuk menghitung beban intermiten
load adalah sebagai berikut :

IL = DF X Pi X N… … … … … … … … ...(3.2)
Dimana :
IL : Beban Intermiten Load ( kW )
DF : Demand Factor ( % )
Pi : Power input ( kW )
N : Jumlah peralatan yang bekerja

3.10. Menghitung Daya Total Beban


Untuk menghitung total beban dapat digunakan rumus dibawah ini :

PB = PA + X PT … … … … … … … … (3.3)

Dimana :
PB : Daya total beban
PA : Pemakaian beban kontiyu
X : Common simultaneity factor ( > 0.5 )
PT : Pemakaian beban intermiten

3.11 .Pemilihan Generator


Dalan penilihan generator ada beberapa hal yang harus diperhatikan diantaranya
adalah sebagai berikut :
1. Total beban pada masing masing kondisi
31

2. Load factor tidak boleh lebih dari 0.85


3. Harus ada satu generator cadangan
4. Effisiensi seoptimal mungkin
Load factor dapat dihitung dengan menggunakan rumus :
Load Factor = PB X 100… … … … … … … … … … … … … … … ...(3.3)
Dimana :
PB : Daya total beban
PG : Kapasitas generator yang digunakan
32

BAB IV
ANALISA BEBAN LISTRIK DIKAPAL TB BIMA 306 (1500 HP)

4.1. DATA KAPAL


Sebelum Menganalisa beban listrik di kapal TB Bima 306 (2 x1500 HP)
kita harus mengetahui data kapal, agar mendapat gambaran atau membayangkan
bagai mana bentuk, kapasitas dan lain sebagainya mengenai suatu kapal.
Nama Kapal : TB BIMA 306 ( 2 X 1500 HP)
Tipe Kapal : TUNDA/PANDU
Daerah pelayaran : Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya
UKURAN UTAMA KAPAL :
LENGHTH (LOA) Panjang Keseluruhan Kapal yang di tarik garis dari
bawah kapal : 29.00 m
LENGHTH (LWL) Panjang Garis air antara garis tegak buritan dengan
garis tegak Haluan : 28.00 m
LENGHTH (LBP) Panjang kapal antara garis tegak tinggi buitan dengan
garis tegak linggi haluan : 25.50 m
BREADTH (MLD) Lebar Kapal : 9.60 m
DEPTH (MLD) Tinggi dari plat alas ke deck : 4.47 m
DRAFT (DESIGN) Batas tinggi maksimal garis air : 3.50 m
Kekuatan Tarik
Kekuatan tarik yang di jamin pada putaran mesin induk penuh tidak
kurang dari (minimal) 30 ton pada kondisi sarat kapal (penuh) saat percobaan
Kecepatan
Kecepatan bebas (tanpa beban) dengan putaran mesin penuh dan kondisi
sarat kapal (penuh), pada perairan yang dalam dengan kekuatan angin tidak lebih
dari 2 beaufort dan kecepatan melawan arus 0.5 knot adalah rata2 min 10 knot.

32
33

4.2. POWER BALANCE


4.2.1 Power Balance Port In & Out
Tabel 4.1
Tabel Load (Beban) dan Load Factor (%) Power Consumption Power In & Out
(Faktor beban (%) sumber pemakaian pada saat kapal keluar masuk pelabuhan)
No Load Load Factor (%) Power consumption
of Out Power Port In & Out
No Apparatus Set Put Input No Cont Int
Kw Kw of % Kw Kw
Set

1 AIR COMPRESSOR 2 6.6 15.84 1 80 6.34


2 WINDLASS & MOORING WINCH 1 18 21.6 1 80 17.28
3 M/E ST BY SW COOLING PUMP 1 12 14.4
4 M/E ST BY FW COOLING PUMP 1 9 10.8
5 M/E LO ST BY PUMP 2 9 21.6
6 BILGE PUMP 1 5 6 1 80 4.8
7 BALLAST & GS PUMP 1 5 6 1 80 4.8
8 FOAM SUPPLY PUMP 1 2.2 2.64 1
9 FO TRANSFER PUMP 1 1.5 1.8 1 80 1.44
10 FW HYDROPHORE PUMP 2 2.2 5.28 1 80 2.11
11 SW HYDROPHORE PUMP 2 2.2 5.28 1 80 2.11
12 OILY WATER SEPARATOR 1 0.4 0.48 1 80 0.38
13 FUEL OIL PURIFIER 1 1.65 1.98 1 80 1.58
14 SEWAGE TREATMENT PLAN 1 1.5 1.8
15 ENGINE CONTROL CONSOLE 2 1 2.4 2 80 1.92
Z - DRIVE (PORTABLE HYDRAULIC
16 PUMP) 1 0.4 0.48 1 80 0.38
EXHAUST FAN FOR STEERING GEAR
17 RM 2 0.4 0.96 2 80 0.77
18 VENT FAN FOR ENGINE ROOM 2 7.5 18 2 80 14.4
19 EXH. VENT FAN FOR SANITARY 1 0.4 0.48 1 80 0.38
20 EXH. VENT FAN FOR GALLEY 1 0.75 0.9 1 80 0.72
21 EXH. VENT FAN FOR PAINT STORE 1 0.4 0.48 1 80 0.38
22 EXH. VENT FAN FOR PROV. STORE 1 0.4 0.48 1 80 0.38
23 AIR COND. FOR CABIN, MESS RM., W/H 1 10 12 1 80 9.6
24 AIR COND. FOR ECR 1 2 2.4 1 80 1.92
25 SEA COOLING PUMP FOR AIR COND. 2 2.2 5.28 1 80 2.11
26 REFRIGERATOR 1 0.3 0.36 1 60 0.22
27 ELECTRIC COOK RANGE 2 3 7.2 1 60 2.16
28 RICE COOKER 1 0.5 1 60 0.36
29 ELECTRIC WATER BOILER 1 1 1 60 0.72
30 WASH MACHINE 1 0.5 0.6 1 80 0.48
34

31 FLOOD LIGHT 2 1.4 2 100 2.8


32 SEARCH LIGHT 500 W 1 0.5 1 100 0.5
33 SEARCH LIGHT 300 W 1 0.3 1 100 0.3
34 GENERAL LIGHT (SET) 1 3 1 100 3
35 NAVIGATION LIGHT (SET) 1 0.6 1 100 0.6
36 RADIO & NAUTICAL EQUIPMENT (SET) 1 6 1 100 6
37 BATTERY CHARGER 1 1 1 60 0.6
38 TV, AUDIO SYSTEM ETC 1 2 1 100 2

Untuk menghitung beban continous Load Port In & Out (Cl) dapat
dihitung dengan berdasar data pada Tabel (4.1) dengan diketahui
DF = 80%, Pi = 21.60 N = 1, dengan menggunakan persamaan (3.1) maka :
Windlass & Mooring Winch = 80 % x 21.60 x 1 = 17.28
Dengan menggunakan persamaan yang sama dan berdasarkan data pada table
(4.1) dapat di tentukan beban continous Load Port In & Out (Cl) untuk setiap
peralatan yang tercantum di bawah ini.
Hasil perhiungan dapat di ketahui pada table 4.1.a

Tabel 4.1. a
Perhitungan power consumtion Continous Load Port In & Out
Perhitungan power consumtion
Continous Load Port In & Out

No Nama Equipment DF (%) x Pi x N = CL


1 WINDLASS & MOORING WINCH 80 x 21.6 x 1 = 17.28

2 BILGE PUMP 80 x 6 x 1 = 4.8

3 BALLAST & GS PUMP 80 x 6 x 1 = 4.8


EXHAUST FAN FOR STEERING GEAR
4 RM 80 x 0.96 x 2 = 0.77

5 VENT FAN FOR ENGINE ROOM 80 x 18 x 2 = 14.4

6 EXH. VENT FAN FOR SANITARY 80 x 0.48 x 1 = 0.38

7 EXH. VENT FAN FOR GALLEY 80 x 0.9 x 1 = 0.72

8 EXH. VENT FAN FOR PAINT STORE 80 x 0.48 x 1 = 0.38

9 EXH. VENT FAN FOR PROV. STORE 80 x 0.48 x 1 = 0.38


AIR COND. FOR CABIN, MESS RM.,
10 W/H 80 x 12 x 1 = 9.6
35

11 AIR COND. FOR ECR 80 x 2.4 x 1 = 1.92

12 SEA COOLING PUMP FOR AIR COND. 80 x 5.28 x 1 = 2.11

13 REFRIGERATOR 60 x 0.36 x 1 = 0.22

14 FLOOD LIGHT 100 x 1.4 x 2 = 2.8

15 SEARCH LIGHT 500 W 100 x 0.5 x 1 = 0.5

16 SEARCH LIGHT 300 W 100 x 0.3 x 1 = 0.3

17 GENERAL LIGHT (SET) 100 x 3 x 1 = 3

18 NAVIGATION LIGHT (SET) 100 x 0.6 x 1 = 0.6

19 RADIO & NAUTICAL EQUIPMENT (SET) 100 x 6 x 1 = 6

20 BATTERY CHARGER 60 x 1 x 1 = 0.6


Total CL = 71.56

Grafik 4.1 Perhitungan Continous Load Part In & Out


36

Kesimpulan Dari Perhitung power consumtion Continous Load Port In & Out
Bahwa demand factor 100 % untuk heater dan lampu pijar, 80 % untuk
motor – motor listrik dengan mempertimbangkan system pengoperasian kapal
atau 40 – 60 % untuk motor – motor listrik yang bekerja bergantian dengan motor
lain.
Beban tertinggi pada saat power consumtion Continous Load Port In &
Out adalah WINDLASS & MOORING WINCH sebesar 17.28 Kw. Sedangkan beban yang
tertera terencana adalah 18 kw jadi selisih antara beban yang terencana dengan
beban yang terpakai adalah 0.78 kw (Sefty beban consumtion Continous Load
Port In & Out)
Beban terendah pada saat power consumtion Continous Load Port In &
Out Adalah REFRIGERATOR Sebesar 0.22 Kw . Sedangkan beban yang terencana
adalah 0.3 kw, jadi selisih antara beban yang terencana dengan beban yang
terpakai adalah 0.08 kw (Sefty beban consumtion Continous Load Port In & Out)

Untuk menghitung beban Intermitten Load Port In & Out (IL) dapat
dihitung dengan berdasar data pada Tabel (4.1) dengan diketahui
DF = 80%, Pi = 15.84 N = 1, dengan menggunakan persamaan (3.2) maka :
Air Compressor = 80 % x 15.84 x 1 = 17.28
Dengan menggunakan persamaan yang sama dan berdasarkan data pada table
(4.1) dapat di tentukan beban Intermitten Load Port In & Out (IL) untuk setiap
peralatan yang tercantum di bawah ini.
Hasil perhiungan dapat di ketahui pada table 4.1.b
37

Tabel 4.1. b
Perhitung power consumtion Intermitten Load Port In & out
Perhitung power consumtion Intermitten
Load Port In & out

No Nama Equipment DF(%) x Pi x N = IL


1 AIR COMPRESSOR 80 x 15.84 x 1 = 6.34

2 FO TRANSFER PUMP 80 x 1.8 x 1 = 1.44

3 FW HYDROPHORE PUMP 80 x 5.28 x 1 = 2.11

4 SW HYDROPHORE PUMP 80 x 5.28 x 1 = 2.11

5 OILY WATER SEPARATOR 80 x 0.48 x 1 = 0.38

6 FUEL OIL PURIFIER 80 x 1.98 x 1 = 1.58

7 ENGINE CONTROL CONSOLE 80 x 2.4 x 2 = 1.92


Z - DRIVE (PORTABLE HYDRAULIC
8 PUMP) 80 x 0.48 x 1 = 0.38

9 ELECTRIC COOK RANGE 60 x 7.2 x 1 = 2.16

10 RICE COOKER 60 x 0.5 x 1 = 0.36

11 ELECTRIC WATER BOILER 60 x 1 x 1 = 0.72

12 WASH MACHINE 80 x 0.6 x 1 = 0.48

13 TV, AUDIO SYSTEM ETC 100 x 2 x 1 = 2


Total IL = 21.98

Grafik 4.2
Intermitten Load Part In & Out
38

Kesimpulan Dari Perhitung power Intermitten Load Port In & Out


Bahwa demand factor 100 % untuk heater dan lampu pijar, 80 % untuk motor –
motor listrik dengan mempertimbangkan system pengoperasian kapal atau 40 – 60
% untuk motor – motor listrik yang bekerja bergantian dengan motor lain
Beban tertinggi pada saat power consumtion Intermiten Load Port In &
Out AIR COMPRESSOR adalah sebesar 6.34 Kw. Sedangkan beban yang terencana
adalah 6.6 kw jadi selisih antara beban yang terencana dengan beban yang
terpakai adalah 0.26 kw (Sefty beban consumtion Intermiten Load Port In & Out)
Beban terendah pada saat power consumtion Continous Load Port In &
Out Adalah Rice Coker Sebesar 0.36 Kw . Sedangkan beban yang terencana adalah
0.5 kw, jadi selisih antara beban terencana dengan beban yang terpakai adalah
0.14 kw (Sefty beban consumtion Intermiten Load Port In & Out)

4.2.2 Power Balance Sea Going


Tabel 4.2
Tabel Load (Beban) dan Load Factor (%) Power Consumption Power Sea
Consumption Going (Faktor beban (%) sumber pemakaian pada saat kapal
berlayar)

No Load Load Factor (%) Power consumption


of Out Power Sea Going
No Apparatus Set Put Input No Cont Int
Kw Kw of % Kw Kw
Set

1 AIR COMPRESSOR 2 6.6 15.84 1 80 6.34


2 WINDLASS & MOORING WINCH 1 18 21.6
3 M/E ST BY SW COOLING PUMP 1 12 14.4 1 80 11.52
4 M/E ST BY FW COOLING PUMP 1 9 10.8 1 80 8.64
5 M/E LO ST BY PUMP 2 9 21.6 2 80 17.28
6 BILGE PUMP 1 5 6 1 80 4.8
7 BALLAST & GS PUMP 1 5 6 1 80 4.8
8 FOAM SUPPLY PUMP 1 2.2 2.64
9 FO TRANSFER PUMP 1 1.5 1.8 1 80 1.44
10 FW HYDROPHORE PUMP 2 2.2 5.28 1 80 2.11
39

11 SW HYDROPHORE PUMP 2 2.2 5.28 1 80 2.11


12 OILY WATER SEPARATOR 1 0.4 0.48 1 80 0.38
13 FUEL OIL PURIFIER 1 1.65 1.98 1 80 1.58
14 SEWAGE TREATMENT PLAN 1 1.5 1.8 1 80 1.44
15 ENGINE CONTROL CONSOLE 2 1 2.4 1 80 0.96
Z - DRIVE (PORTABLE HYDRAULIC
16 PUMP) 1 0.4 0.48 1 80 0.38
EXHAUST FAN FOR STEERING GEAR
17 RM 2 0.4 0.96 2 80 0.77
18 VENT FAN FOR ENGINE ROOM 2 7.5 18 2 80 14.4
19 EXH. VENT FAN FOR SANITARY 1 0.4 0.48 1 80 0.38
20 EXH. VENT FAN FOR GALLEY 1 0.75 0.9 1 80 0.72
21 EXH. VENT FAN FOR PAINT STORE 1 0.4 0.48 1 80 0.38
22 EXH. VENT FAN FOR PROV. STORE 1 0.4 0.48 1 80 0.38
23 AIR COND. FOR CABIN, MESS RM., W/H 1 10 12 1 80 9.6
24 AIR COND. FOR ECR 1 2 2.4 1 80 1.92
25 SEA COOLING PUMP FOR AIR COND. 2 2.2 5.28 1 80 2.11
26 REFRIGERATOR 1 0.3 0.36 1 60 0.22
27 ELECTRIC COOK RANGE 2 3 7.2 1 60 2.16
28 RICE COOKER 1 0.5 1 60 0.36
29 ELECTRIC WATER BOILER 1 1 1 60 0.72
30 WASH MACHINE 1 0.5 0.6 1 80 0.48
31 FLOOD LIGHT 2 1.4 2 100 2.8
32 SEARCH LIGHT 500 W 1 0.5 1 100 0.5
33 SEARCH LIGHT 300 W 1 0.3 1 100 0.3
34 GENERAL LIGHT (SET) 1 3 1 100 3
35 NAVIGATION LIGHT (SET) 1 0.6 1 100 0.6
36 RADIO & NAUTICAL EQUIPMENT (SET) 1 6 1 100 6
37 BATTERY CHARGER 1 1 1 60 0.6
38 TV, AUDIO SYSTEM ETC 1 2 1 100 2

Untuk menghitung beban continous Sea Going (Cl) dapat dihitung


dengan berdasar data pada Tabel (4.2) dengan diketahui
DF = 80%, Pi = 0.96 N = 2, dengan menggunakan persamaan (3.1) maka :
Exhaust Fan For Steering Gear Rm = 80% x 0.90 x 2 = 1.44
Dengan menggunakan persamaan yang sama dan berdasarkan data pada table
(4.2) dapat di tentukan beban continous Sea Going (Cl) untuk setiap peralatan
yang tercantum di bawah ini.
Hasil perhiungan dapat di ketahui pada table 4.2.
40

Tabel 4.2.a
Perhitung power consumtion Continous Load Sea Going
Perhitung power consumtion
Continous Load Sea Going

No Nama Equipment DF x Pi x N = CL
EXHAUST FAN FOR STEERING
1 GEAR RM 80 x 0.96 x 2 = 0.77

2 VENT FAN FOR ENGINE ROOM 80 x 18 x 2 = 14.4

3 EXH. VENT FAN FOR SANITARY 80 x 0.48 x 1 = 0.38

4 EXH. VENT FAN FOR GALLEY 80 x 0.9 x 1 = 0.72

5 EXH. VENT FAN FOR PAINT STORE 80 x 0.48 x 1 = 0.38

6 EXH. VENT FAN FOR PROV. STORE 80 x 0.48 x 1 = 0.38


AIR COND. FOR CABIN, MESS RM.,
7 W/H 80 x 12 x 1 = 9.6

8 AIR COND. FOR ECR 80 x 2.4 x 1 = 1.92


SEA COOLING PUMP FOR AIR
9 COND. 80 x 5.28 x 1 = 2.11

10 REFRIGERATOR 60 x 0.36 x 1 = 0.22

11 FLOOD LIGHT 100 x 1.4 x 2 = 2.8

12 SEARCH LIGHT 500 W 100 x 0.5 x 1 = 0.5

13 SEARCH LIGHT 300 W 100 x 0.3 x 1 = 0.3

14 GENERAL LIGHT (SET) 100 x 3 x 1 = 3

15 NAVIGATION LIGHT (SET) 100 x 0.6 x 1 = 0.6


RADIO & NAUTICAL EQUIPMENT
16 (SET) 100 x 6 x 1 = 6

17 BATTERY CHARGER 60 x 1 x 1 = 0.6


Total CL = 44.68

Grafik 4.3
Contious Load Sea Going
41

Kesimpulan Dari Perhitung power consumtion Continous Load Sea Going


Bahwa demand factor 100 % untuk heater dan lampu pijar, 80 % untuk motor –
motor listrik dengan mempertimbangkan system pengoperasian kapal atau 40 – 60
% untuk motor – motor listrik yang bekerja bergantian dengan motor lain.
Beban tertinggi pada saat power consumtion Continous Load Sea Going
adalah AIR COND. FOR CABIN, MESS RM., W/H sebesar 9.6 Kw. Sedangkan beban yang
terencana adalah 10 kw jadi selisih antara beban yang terencana dengan beban
yang terpakai adalah 0.4 kw (Sefty beban consumtion Continous Load Sea Going)
Beban terendah pada saat power consumtion Continous Load Sea Going
Adalah REFRIGERATOR Sebesar 0.22 Kw . Sedangkan beban yang terencana adalah
0.3 kw, jadi selisih antara beban yang di name plate dengan beban yang terpakai
adalah 0.08 kw (Sefty beban consumtion Continous Load Sea Going)

Untuk menghitung beban Intermitten Load Sea Going (IL) dapat


dihitung dengan berdasar data pada Tabel (4.2) dengan diketahui
DF = 80%, Pi = 15.84 N = 1, dengan menggunakan persamaan (3.2) maka :
Air Compressor = 80 % x 15.84 x 1 = 17.28
Dengan menggunakan persamaan yang sama dan berdasarkan data pada table
(4.2) dapat di tentukan beban Intermitten Sea Going (IL) untuk setiap peralatan
yang tercantum di bawah ini.
Hasil perhiungan dapat di ketahui pada table 4.2..b

Tabel 4.2.b
Perhitung power consumtion Intermitten Load Sea Going
Perhitung power consumtion
Intermitten Load Sea Going

DF
No Nama Equipment (%) x Pi x N = IL
1 AIR COMPRESSOR 80 x 15.84 x 1 = 6.34
42

2 M/E ST BY SW COOLING PUMP 80 x 14.4 x 1 = 11.52

3 M/E ST BY FW COOLING PUMP 80 x 10.8 x 1 = 8.64

4 M/E LO ST BY PUMP 80 x 21.6 x 2 = 17.28

5 BILGE PUMP 80 x 6 x 1 = 4.8

6 BALLAST & GS PUMP 80 x 6 x 1 = 4.8

7 FO TRANSFER PUMP 80 x 1.8 x 1 = 1.44

8 FW HYDROPHORE PUMP 80 x 5.28 x 1 = 2.11

9 SW HYDROPHORE PUMP 80 x 5.28 x 1 = 2.11

10 OILY WATER SEPARATOR 80 x 0.48 x 1 = 0.38

11 FUEL OIL PURIFIER 80 x 1.98 x 1 = 1.58

12 SEWAGE TREATMENT PLAN 80 x 1.8 x 1 = 1.44

13 ENGINE CONTROL CONSOLE 80 x 2.4 x 1 = 0.96

Z - DRIVE (PORTABLE HYDRAULIC


14 PUMP) 80 x 0.48 x 1 = 0.38

15 ELECTRIC COOK RANGE 60 x 7.2 x 1 = 2.16

16 RICE COOKER 60 x 0.5 x 1 = 0.36

17 ELECTRIC WATER BOILER 60 x 1 x 1 = 0.72

18 WASH MACHINE 80 x 0.6 x 1 = 0.48

19 TV, AUDIO SYSTEM ETC 100 x 2 x 1 = 2


Total IL = 69.5

Grafik 4.4
Intermitten Load Sea Going
43

Kesimpulan Dari Perhitung power Intermitten Load Sea Going


Bahwa demand factor 100 % untuk heater dan lampu pijar, 80 % untuk motor –
motor listrik dengan mempertimbangkan system pengoperasian kapal atau 40 – 60
% untuk motor – motor listrik yang bekerja bergantian dengan motor lain
Beban tertinggi pada saat power consumtion Intermiten Load Sea Going
M/E ST BY SW COOLING PUMP adalah sebesar 6.34 Kw. Sedangkan beban yang
terencana adalah 6.6 kw jadi selisih antara beban yang terencana dengan beban
yang terpakai adalah 0.26 kw (Sefty beban consumtion Intermiten Load Sea
Going)
Beban terendah pada saat power consumtion Continous Load Sea Going
Adalah Rice Coker Sebesar 0.36 Kw . Sedangkan beban yang terencana adalah 0.5
kw, jadi selisih antara beban yang di name plate dengan beban yang terpakai
adalah 0.14 kw (Sefty beban consumtion Intermiten Load Sea Going)

4.2.3 Power Balance Fire


Tabel 4.3
Tabel Load (Beban) dan Load Factor (%) Power Consumption Power
Consumstion Fire (Faktor beban (%) sumber pemakaian pada saat kapal berlayar)

No Load Load Factor (%) Power consumption


of Out Power Fire
No Apparatus Set Put Input No Cont Int
Kw Kw of % Kw Kw
Set

1 AIR COMPRESSOR 2 6.6 15.84


2 WINDLASS & MOORING WINCH 1 18 21.6
3 M/E ST BY SW COOLING PUMP 1 12 14.4
4 M/E ST BY FW COOLING PUMP 1 9 10.8
5 M/E LO ST BY PUMP 2 9 21.6
6 BILGE PUMP 1 5 6 1 80 4.8
7 BALLAST & GS PUMP 1 5 6 1 80 4.8
8 FOAM SUPPLY PUMP 1 2.2 2.64 1 80 2.11
9 FO TRANSFER PUMP 1 1.5 1.8
10 FW HYDROPHORE PUMP 2 2.2 5.28
44

11 SW HYDROPHORE PUMP 2 2.2 5.28 1 80 2.11


12 OILY WATER SEPARATOR 1 0.4 0.48 1 80 0.38
13 FUEL OIL PURIFIER 1 1.65 1.98 1 80 1.58
14 SEWAGE TREATMENT PLAN 1 1.5 1.8
15 ENGINE CONTROL CONSOLE 2 1 2.4 1 80 0.96
Z - DRIVE (PORTABLE HYDRAULIC
16 PUMP) 1 0.4 0.48 1 80 0.38
EXHAUST FAN FOR STEERING GEAR
17 RM 2 0.4 0.96 2 80 0.77
18 VENT FAN FOR ENGINE ROOM 2 7.5 18 2 80 14.4
19 EXH. VENT FAN FOR SANITARY 1 0.4 0.48 1 80 0.38
20 EXH. VENT FAN FOR GALLEY 1 0.75 0.9 1 80 0.72
21 EXH. VENT FAN FOR PAINT STORE 1 0.4 0.48 1 80 0.38
22 EXH. VENT FAN FOR PROV. STORE 1 0.4 0.48 1 80 0.38
23 AIR COND. FOR CABIN, MESS RM., W/H 1 10 12 1 80 9.6
24 AIR COND. FOR ECR 1 2 2.4 1 80 1.92
25 SEA COOLING PUMP FOR AIR COND. 2 2.2 5.28 1 80 2.11
26 REFRIGERATOR 1 0.3 0.36 1 60 0.22
27 ELECTRIC COOK RANGE 2 3 7.2 1 60 2.16
28 RICE COOKER 1 0.5 1 60 0.36
29 ELECTRIC WATER BOILER 1 1 1 60 0.72
30 WASH MACHINE 1 0.5 0.6
31 FLOOD LIGHT 2 1.4 2 100 2.8
32 SEARCH LIGHT 500 W 1 0.5 1 100 0.5
33 SEARCH LIGHT 300 W 1 0.3 1 100 0.3
34 GENERAL LIGHT (SET) 1 3 1 100 3
35 NAVIGATION LIGHT (SET) 1 0.6 1 100 0.6
36 RADIO & NAUTICAL EQUIPMENT (SET) 1 6 1 100 6
37 BATTERY CHARGER 1 1 1 60 0.6
38 TV, AUDIO SYSTEM ETC 1 2 1 50 1.2

Untuk menghitung beban continous Fire (Cl) dapat dihitung dengan berdasar data
pada Tabel (4.3) dengan diketahui
DF = 80%, Pi = 0.96 N = 2, dengan menggunakan persamaan (3.1) maka :
Exhaust Fan For Steering Gear Rm = 80% x 0.90 x 2 = 1.44
Dengan menggunakan persamaan yang sama dan berdasarkan data pada table
(4.3) dapat di tentukan beban continous Fire (Cl) untuk setiap peralatan yang
tercantum di bawah ini.
Hasil perhiungan dapat di ketahui pada table 4.3.a
45

Tabel 4.3.a
Perhitung power consumtion Continous Load Fire
Perhitung power consumtion
Continous Load Fire

No Nama Equipment DF (%) x Pi x N = CL


EXHAUST FAN FOR STEERING GEAR
1 RM 80 x 0.96 x 2 = 0.77

2 VENT FAN FOR ENGINE ROOM 80 x 18 x 2 = 14.4

3 EXH. VENT FAN FOR SANITARY 80 x 0.48 x 1 = 0.38

4 EXH. VENT FAN FOR GALLEY 80 x 0.9 x 1 = 0.72

5 EXH. VENT FAN FOR PAINT STORE 80 x 0.48 x 1 = 0.38

6 EXH. VENT FAN FOR PROV. STORE 80 x 0.48 x 1 = 0.38

7 AIR COND. FOR CABIN, MESS RM., W/H 80 x 12 x 1 = 9.6

8 AIR COND. FOR ECR 80 x 2.4 x 1 = 1.92

9 SEA COOLING PUMP FOR AIR COND. 80 x 5.28 x 1 = 2.11

10 REFRIGERATOR 60 x 0.36 x 1 = 0.22

11 FLOOD LIGHT 100 x 1.4 x 2 = 2.8

12 SEARCH LIGHT 500 W 100 x 0.5 x 1 = 0.5

13 SEARCH LIGHT 300 W 100 x 0.3 x 1 = 0.3

14 GENERAL LIGHT (SET) 100 x 3 x 1 = 3

15 NAVIGATION LIGHT (SET) 100 x 0.6 x 1 = 0.6

16 RADIO & NAUTICAL EQUIPMENT (SET) 100 x 6 x 1 = 6

17 BATTERY CHARGER 60 x 1 x 1 = 0.6


Total CL = 44.68

Grafik 4.5
Continous Load Fire
46

Kesimpulan Dari Perhitung power consumtion Continous Load Fire


Bahwa demand factor 100 % untuk heater dan lampu pijar, 80 % untuk motor –
motor listrik dengan mempertimbangkan system pengoperasian kapal atau 40 – 60
% untuk motor – motor listrik yang bekerja bergantian dengan motor lain.
Beban tertinggi pada saat power consumtion Continous Load Fire adalah
AIR COND. FOR CABIN, MESS RM., W/H sebesar 9.6 Kw. Sedangkan beban yang tertera
terencana adalah 10 kw jadi selisih antara beban yang terencana dengan beban
yang terpakai adalah 0.4 kw (Sefty beban consumtion Continous Load Fire)
Beban terendah pada saat power consumtion Continous Load Fire Adalah
REFRIGERATOR Sebesar 0.22 Kw . Sedangkan beban yang terencana adalah 0.3 kw,
jadi selisih antara beban yang terencana dengan beban yang terpakai adalah 0.08
kw (Sefty beban consumtion Continous Load Fire)

Untuk menghitung beban Intermitten Load Fire (IL) dapat dihitung


dengan berdasar data pada Tabel (4.3) dengan diketahui
DF = 80%, Pi = 6 N = 1, dengan menggunakan persamaan (3.2) maka :
.Bilge Pump = 80 % x 6 x 1 = 4.8
Dengan menggunakan persamaan yang sama dan berdasarkan data pada table
(4.3) dapat di tentukan beban Intermitten Fire (IL) untuk setiap peralatan yang
tercantum di bawah ini.
Hasil perhiungan dapat di ketahui pada table 4.3..b

Tabel 4.3.b
Perhitung power consumtion Intermitten Load Fire

Perhitung power consumtion


Intermitten Load Fire

DF
No Nama Equipment (%) x Pi x N = IL
1 BILGE PUMP 80 x 6 x 1 = 4.8

2 BALLAST & GS PUMP 80 x 6 x 1 = 4.8


47

3 FOAM SUPPLY PUMP 80 x 2.64 x 1 = 2.11

4 SW HYDROPHORE PUMP 80 x 5.28 x 1 = 2.11

5 OILY WATER SEPARATOR 80 x 0.48 x 1 = 0.38

6 FUEL OIL PURIFIER 80 x 1.98 x 1 = 1.58

7 ENGINE CONTROL CONSOLE 80 x 2.4 x 1 = 0.96

Z - DRIVE (PORTABLE HYDRAULIC


8 PUMP) 80 x 0.48 x 1 = 0.38

9 ELECTRIC COOK RANGE 60 x 7.2 x 1 = 2.16

10 RICE COOKER 60 x 0.5 x 1 = 0.36

11 ELECTRIC WATER BOILER 60 x 1 x 1 = 0.72

12 TV, AUDIO SYSTEM ETC 50 x 2 x 1 = 1.2


Total IL = 21.56
Grafik 4.6
Intermtten Load Fire

Kesimpulan Dari Perhitung power Intermitten Load Fire


Bahwa demand factor 100 % untuk heater dan lampu pijar, 80 – 95 % untuk
motor – motor listrik dengan mempertimbangkan system pengoperasian kapal
atau 40 – 50 % untuk motor – motor listrik yang bekerja bergantian dengan motor
lain
48

Beban tertinggi pada saat power consumtion Intermiten Load Fire BILGE
PUMP, Ballast & GS Pump adalah sebesar 4.8 Kw. Sedangkan beban yang terencana
adalah 5 kw jadi selisih antara beban yang terencana dengan beban yang terpakai
adalah 0.2 kw (Sefty beban consumtion Intermiten Load Fire)
Beban terendah pada saat power consumtion Continous Load Fire Adalah
Rice Coker Sebesar 0.36 Kw . Sedangkan beban yang tertera terencana adalah 0.5
kw, jadi selisih antara beban yang terencana dengan beban yang terpakai adalah
0.14 kw (Sefty beban consumtion Intermiten Load Fire)

4.2.4 Power Balance Rest In Port


Tabel 4.4
Tabel Load (Beban) dan Load Factor (%) Power Consumption Power
Consumstion Fire (Faktor beban (%) sumber pemakaian pada saat Istirahat Di
pelabuhan)
No Load Load Factor (%) Power consumption
of Out Power Rest In Port
No Apparatus Set Put Input No Cont Int
Kw Kw of % Kw Kw
Set

1 AIR COMPRESSOR 2 6.6 15.84


2 WINDLASS & MOORING WINCH 1 18 21.6
3 M/E ST BY SW COOLING PUMP 1 12 14.4
4 M/E ST BY FW COOLING PUMP 1 9 10.8
5 M/E LO ST BY PUMP 2 9 21.6
6 BILGE PUMP 1 5 6
7 BALLAST & GS PUMP 1 5 6 1 50 3
8 FOAM SUPPLY PUMP 1 2.2 2.64
9 FO TRANSFER PUMP 1 1.5 1.8
10 FW HYDROPHORE PUMP 2 2.2 5.28 1 40 1.06
11 SW HYDROPHORE PUMP 2 2.2 5.28 1 40 1.06
12 OILY WATER SEPARATOR 1 0.4 0.48 1 40 0.19
13 FUEL OIL PURIFIER 1 1.65 1.98
14 SEWAGE TREATMENT PLAN 1 1.5 1.8
15 ENGINE CONTROL CONSOLE 2 1 2.4
Z - DRIVE (PORTABLE HYDRAULIC
16 PUMP) 1 0.4 0.48
49

EXHAUST FAN FOR STEERING GEAR


17 RM 2 0.4 0.96
18 VENT FAN FOR ENGINE ROOM 2 7.5 18 1 60 5.4
19 EXH. VENT FAN FOR SANITARY 1 0.4 0.48 1 60 0.29
20 EXH. VENT FAN FOR GALLEY 1 0.75 0.9 1 60 0.54
21 EXH. VENT FAN FOR PAINT STORE 1 0.4 0.48 1 60 0.29
22 EXH. VENT FAN FOR PROV. STORE 1 0.4 0.48 1 60 0.29
23 AIR COND. FOR CABIN, MESS RM., W/H 1 10 12 1 60 7.2
24 AIR COND. FOR ECR 1 2 2.4 1 60 1.44
25 SEA COOLING PUMP FOR AIR COND. 2 2.2 5.28 1 60 1.58
26 REFRIGERATOR 1 0.3 0.36 1 60 0.22
27 ELECTRIC COOK RANGE 2 3 7.2 1 40 1.44
28 RICE COOKER 1 0.5 1 40 0.24
29 ELECTRIC WATER BOILER 1 1 1 40 0.48
30 WASH MACHINE 1 0.5 0.6 1 40 0.24
31 FLOOD LIGHT 2 1.4
32 SEARCH LIGHT 500 W 1 0.5
33 SEARCH LIGHT 300 W 1 0.3
34 GENERAL LIGHT (SET) 1 3
35 NAVIGATION LIGHT (SET) 1 0.6
36 RADIO & NAUTICAL EQUIPMENT (SET) 1 6 1 40 2.4
37 BATTERY CHARGER 1 1
38 TV, AUDIO SYSTEM ETC 1 2 1 100 2

Untuk menghitung beban continous Rest In Port (Cl) dapat dihitung


dengan berdasar data pada Tabel (4.4) dengan diketahui
DF = 40%, Pi = 6 N = 1, dengan menggunakan persamaan (3.1) maka :
Radio & Nautical Equipment = 40% x 6 x 1 = 2.4
Dengan menggunakan persamaan yang sama dan berdasarkan data pada tabel
(4.4) dapat di tentukan beban continous Rest In Port (Cl) untuk setiap peralatan
yang tercantum di bawah ini.
Hasil perhiungan dapat di ketahui pada table 4.4.a
Tabel 4.4.a
Perhitung power consumtion Continous Load Rest In Port
Perhitung power consumtion Continous
Load Rest In Port

No Nama Equipment DF(%) x Pi x N = CL


50

1 RADIO & NAUTICAL EQUIPMENT (SET) 40 x 6 x 1 = 2.4

2 TV, AUDIO SYSTEM ETC 100 x 2 x 1 = 2


Total IL = 4.4

Grarik 4.7
Continous Load Rest In Port

Kesimpulan Dari Perhitung power consumtion Continous Rest In Port


Bahwa demand factor 100 % untuk heater dan lampu pijar, 80 % untuk motor –
motor listrik dengan mempertimbangkan system pengoperasian kapal atau 40 – 60
% untuk motor – motor listrik yang bekerja bergantian dengan motor lain.

Beban tertinggi pada saat power consumtion Continous Load Rest In Port
adalah RADIO & NAUTICAL EQUIPMENT (SET) sebesar 2.4 Kw. Sedangkan beban
terencana adalah 3 kw jadi selisih antara beban yang terencana dengan beban yang
terpakai adalah 0.6 kw (Sefty beban consumtion Continous Load Rest In Port)
Beban terendah pada saat power consumtion Continous Load Rest In Port
Adalah TV, AUDIO SYSTEM ETC Sebesar 0.2 Kw . Sedangkan beban yang terencana
adalah 0.25 kw, jadi selisih antara beban yang terencana dengan beban yang
terpakai adalah 0.05 kw (Sefty beban consumtion Continous Load Rest In Port)
51

Untuk menghitung beban Intermitten Load Rest In Port (IL) dapat


dihitung dengan berdasar data pada Tabel (4.3) dengan diketahui
DF = 50%, Pi = 6 N = 1, dengan menggunakan persamaan (3.2) maka :
Ballast & GS Pump = 50 % x 6 x 1 = 3
Dengan menggunakan persamaan yang sama dan berdasarkan data pada table
(4.4) dapat di tentukan beban Intermitten Fire (IL) untuk setiap peralatan yang
tercantum di bawah ini.
Hasil perhiungan dapat di ketahui pada table 4.4..b
Tabel 4.4.b
Perhitung power consumtion Intermitten Load Rest In Port

Perhitung power consumtion


Intermitten Load Rest In Port

No Nama Equipment DF (%) x Pi x N = IL


1 BALLAST & GS PUMP 50 x 6 x 1 = 3

2 FW HYDROPHORE PUMP 40 x 5.28 x 1 = 1.06

3 SW HYDROPHORE PUMP 40 x 5.28 x 1 = 1.06

4 OILY WATER SEPARATOR 40 x 0.48 x 1 = 0.19

5 VENT FAN FOR ENGINE ROOM 60 x 18 x 1 = 5.4

6 EXH. VENT FAN FOR SANITARY 60 x 0.48 x 1 = 0.29

7 EXH. VENT FAN FOR GALLEY 60 x 0.9 x 1 = 0.54

8 EXH. VENT FAN FOR PAINT STORE 60 x 0.48 x 1 = 0.29

9 EXH. VENT FAN FOR PROV. STORE 60 x 0.48 x 1 = 0.29


AIR COND. FOR CABIN, MESS RM.,
10 W/H 60 x 12 x 1 = 7.2

11 AIR COND. FOR ECR 60 x 2.4 x 1 = 1.44

12 SEA COOLING PUMP FOR AIR COND. 60 x 5.28 x 1 = 1.58

13 REFRIGERATOR 60 x 0.36 x 1 = 0.22

14 ELECTRIC COOK RANGE 40 x 7.2 x 1 = 1.44

15 RICE COOKER 40 x 0.5 x 1 = 0.24

16 ELECTRIC WATER BOILER 40 x 1 x 1 = 0.48


Total IL = 24.72
52

Grafik 4.8
Intermitten Load Rest In Port

Kesimpulan Dari Perhitung power Intermitten Load Rest In Port


Bahwa demand factor 100 % untuk heater dan lampu pijar, 80 untuk motor –
motor listrik dengan mempertimbangkan system pengoperasian kapal atau 40 – 60
% untuk motor – motor listrik yang bekerja bergantian dengan motor lain
Beban tertinggi pada saat power consumtion Intermiten Load Rest In Port
AIR COND. FOR CABIN, MESS RM., W/H adalah sebesar 7.2 Kw. Sedangkan beban yang
terencana adalah 10 kw jadi selisih antara beban yang terencana dengan beban
yang terpakai adalah 0.38kw (Sefty beban consumtion Intermiten Load Rest In
Port)
Beban terendah pada saat power consumtion Continous Load Rest In Port
Adalah REFRIGERATOR Sebesar 0.22 Kw . Sedangkan beban yang terencana adalah
0.3 kw, jadi selisih antara beban yang terencana dengan beban yang terpakai
adalah 0.08 kw (Sefty beban consumtion Intermiten Load Rest In Port)
53

4.3. Total Perhitungan Daya TB Bima 306 (2 x 1500 HP)


Setelah kita menghitung tiap-tiap dari perhitungan daya listrik di kapal
Tug Boat Bima 306 , maka kita dapat menghitung keseluruhan daya listrik.
Fungsinya setelah kita mengetahui total beban maka kita dapat menentukan
kapasitas generator yang kita perlukan sebagai sumber tenaga listrik di kapal TB
Bima 306.
Tabel 4.5
Total Perhitungan Daya TB Bima 306 (2 x 1500 HP)

Port Rest
In & Sea In
Out Going Fire Port

TOTAL 21.98 69.5 21.56 24.72

DIVERSITY
FACTOR 1/1.5

INTERMITTENT POWER
LOAD REQUIREMENT 14.65 46.33 14.37 16.47

CONTINUOUS
LOAD 71.56 44.68 44.68 4.4

TOTAL POWER 86.21 91.01 59.05 20.87


54

Grafik 4.9
Total Perhitungan Daya TB Bima 306 (2 x 1500 HP)
55

4.4. Penentuan Generator


Pada Kapal TB Bima 306 (2 X 1500 HP) penentuan generator di dasarkan
atas kebutuhan listrik Saat Masuk dan Keluar pelabuhan, Saat Berlayar, Saat
Menjadi Pemadam kebakaran dan Saat Berlabuh di pelabuahan. Sehingga di
ketahui daya maksimum dari kebutuhan listrik (Pada 4.3.1. Sudah di ketahui total
Daya maksimum), Selain Kebutuhan daya maksimum ada beberapa hal yang
menjadi pertimbangkan pemilihan generator:
1. Faktor Daya Generator
Pertimbangan berdasarkan factor daya generator ini juga disesuaikan
dengan besarnya kebutuhan daya yang harus di penuhi selain itu juga
atas berapa jumlah generator yang di rencanakan, hal ini khususnya
atas pertimbangan seberapa besar space yang harus disediakan untuk
generator tersebut.
2. Maintainability
Maintainabilty ini berhubungan dengan ketahanan yang di miliki
generator, hal ini tertutama dalam hubungan dengan bagaimana
kemudahan perwatannya dan ketersediaan spare part sehingga apabila
terjadi kerusahan akan mudah di lakukan perbaikan.
3. Space di ruang mesin
Hal ini berhubungan terutama dengan dimensi generator dan besaran
space dalam kamar mesin sehingga juga akan mempengaruhi beberapa
jumlah generator yang harus disedikan untuk memenuhi daya yang di
butuhkan.
Berdasarkan hal tersebut di atas maka kita dapat melakukan pemilihan generator
seperti yang terdapat pada table di bawah ini.
56
57

BAB : V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan uraian pada bab-bab sebelumnya, maka dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut :
1. Penentuan kapasitas generator adalah : 100%-15% Jumlah beban =
85% (batas maks. Pembebanan generator). Jumlah generator yang
harus disediakan dikapal diisyaratkan oleh BKI sekurang – kurangnya
ada dua unit yang terpisah dari penggerak utama harus disediakan
untuk pemberian daya instalasi listrik. Tujuan pengoperasian generator
maksimal 85 % agar generator dapat tahan lama.
2. Dalam perhitungan daya listrik di TB Bima 306 (2 x 1500 HP) ada 2
pembagian beban listrik :
a) Beban terus menerus (continous load) adalah peralatan
yang dalam pengoperasiannya secara terus menerus /
kontiyu untuk suatu kondisi normal kapal tersebut.
b) Beban terputus – putus (intermiten load) adalah peralatan
yang dalam pengoperasiannya tidak secara terus menerus,
untuk suatu kondisi pelayaran normal kapal tersebut,
tetapi periodik dengan periode waktu yang tidak tetap.
3. Berdasarkan hasil analisa dan perhitungan Dari serluruh Beban, Baik
beban continous maupun beban intermiten maka dapat diproleh bahwa
generator yang terpilih dan akan di gunakan di Kapal TB BIMA 306 (
2 x 1500 HP) adalah merk CUMMINS. Pemilihan ini dengan
memperhitungkan dan mempertimbangkan ukuran utama kapal, jenis
kapal, dan beban dari tiap peralatan-peralatan yang letakanya ada pada
bagian Hull part, Machinery part dan Electrical part
4. Generator ini terpilih kerena memiliki kriteria yang ditentukan yaitu
memperhatikan total load, adanya generator cadangan dan load tidak
boleh lebih dari 85% dari daya generator.
58

5.2. Saran
Penulis setelah menganalisa Beban listrik di TB Bima 306 (2 x 1500 HP)
memberi saran kepada:
1. Pihak Galangan selaku pembuat keseluruhan kapal, supaya
menghitung benar-benar beban listrik secara keseluruhan agar tidak
terjadi kesalahan, sebab perhitungan ini dasar dari pembelian
generator yang merupakan sumber utama listrik di kapal.
2. Pihak galangan dapat mengjukan ke Owner Kapal TB Bima 306 ( 2 x
1500 HP) mengenai jenis-jenis generator agar tidak terjadi kesalah
pahaman dalam menentukan spesifikasi jenis generator.
3. Setelah generator ditentukan maka yang perlu perhatikan adalah
peletakan generator dalam ruang, dimana harus dipersiapkan alat-alat
angkat dan pondasinya. Melakukan inspeksi atau pemeriksaan
terhadap generator secara kontinyu untuk mendeteksi kerusakan lebih
dini.
59

DAFTAR PUSTAKA

BSN. 2000. Persyaratan Umum Instalasi Listrik 2000. Jakarta : Yayasan PUIL.

Sariadi. 1999. Jaringan Distribusi Listrik. Bandung : Angkasa Bandung.

Sudjana. 2002. Metoda Statistika. Bandung : Tarsito.

Suryatmo F. 2002. Teknik Listrik Instalasi Penerangan. Jakarta : Rineka Cipta.

Van Harten P. 2001. Instalasi Listrik Arus Kuat 1. Trimitra Mandiri.

Zan Scbotsman. 1993. Instalasi. Jakarta : Erlangga.


Zuhal. 1993. Dasar Teknik Tenaga Listrik Dan Elektronika Daya. Jakarta :
Gramedia.

Gonen Turan. 1986. Electric Power Distribution System Engineering.


McGraw-Hill Book Company.
60
61

Perhitungan Load Balance Di Kapal TB Bima 306 (2 x 1500 HP)

Port In & Out Sea Going

TOTAL 19.99 68
DIVERSITY FACTOR 1/1.5
INTERMITTENT LOAD POWER REQUIREMENT 13.33 45.01 13.58
CONTINUOUS LOAD 71.57 44.69 44.69
TOTAL POWER 84.9 89.7 58.27
GENERATOR OUTPUT X
NO 125 Kw X 1 125 Kw X 1 125 Kw
GENERATOR LOAD
FACTOR 67.92% 71.76% 46.62%

MAIN GENERATOR AC, 380 V, 3 PH, 50 Hz, 125 KW 1500 Rpm, 2 Sets -- HARBOUR GENERATOR
62

Fa
Type Rpm Kw Set
Port In & Out Set Sea Going

VOLVO PENTA
1500 168 2 84.90 = 50.5 1 89.70 =
HCM434C 168 x 1 168 x 1

AMERICAS
GENERATOR 1500 160 2 84.90 = 53.1 1 89.70 =
1306-E87T215 160 x 1 160 x 1

ALASKA
1500 125 2 84.90 = 67.9 1 89.70 =
M6125T 125 x 1 125 x 1

VOLVO PENTA
1500 136 2 84.90 = 62.4 1 89.70 =
UCM274H 136 x 1 136 x 1

DEUTZ
1500 122 2 84.90 = 69.6 1 89.70 =
BF6M1013E 122 x 1 122 x 1

VOLVO PENTA
1500 112 2 84.90 = 75.8 1 89.70 =
UCM274G 112 x 1 112 x 1

VOLVO PENTA
1500 90 2 84.90 = 94.3 1 89.70 =
UCM274E 90 x 1 90 x 1

DEUTZ
1500 81 2 84.90 = 105 1 89.70 =
BF4M1013E 81 x 1 81 x 1
63
64
65
66
67
68
69
70

BAB : V
KESIMPULAN

Berdasarkan hasil analisa dan perhitungan maka dapat diproleh bahwa generator yang
terpilih adalah merk CARTERPILAR. Pemilihan ini dengan memperhitungkan dan
mempertimbangkan ukuran utama kapal, jenis kapal, dan beban dari tiap peralatan-peralatan
yang letakanya ada pada bagian Hull part, Machinery part dan Electrical part
Generator ini terpilih kerena memiliki kriteria yang ditentukan yaitu memperhatikan
total load, adanya generator cadangan dan load tidak boleh lebih dari 85% dari daya
generator.

Setelah generator ditentukan maka yang perlu perhatikan adalah peletakan generator
dalam ruang, dimana harus dipersiapkan alat-alat angkat dan pondasinya. Melakukan inspeksi
atau pemeriksaan terhadap generator secara kontinyu untuk mendeteksi kerusakan lebih dini.
71

Air Compresor =
Windlass = Digunakan untuk mengangkat jangkar.
Sea water pump = Pompa yang digunakan untuk mengalirkan air laut pada kapal yang
digunakan untuk mendinginkan mesin
Seawage treatmant sistem = sistem yang digunakan untuk merawat tempat kotoran dalam
kapal.
HFO Service Pump = digunakan untuk mengalirkan bahan bakar HFO dari daily tank
menuju diesel engine.
HFO Transfer Pump = digunakan untuk mengalirkan bahan bakar HFO dari storage tank
menuju setlling tank.
MDO Service Pump = digunakan untuk mengalirkan diesel oil dari daily tank menuju ke
engine.
MDO Transfer Pump = digunakan untuk mengalirkan diesel oil dari daily MDO storage
tank menuju ke setlling tank.
L.O Pump = digunakan untuk mengalirkan pelumas engine dari L.O tank
S.W cooling Pump = air laut yang digunakan untuk mendinginkan engine dengan cara
mendinginkan air tawar yang ada dalam engine.
F.W Pump = digunakan untuk mengalirkan air tawar dari tanki utama ke tanki harian dan
disalurkan melalui pipa-pipa keseluruh kapal.
Fecal Pump = digunakan untuk mengeringkan air dan kotoran pada sewage tank, dimana
pada waktu berlayar sewage tank ini dapat dibersihakan dan dikeringkan.
Fire Pump = digunakan untuk memompa air laut yang berfungsi untuk memadamkan
kebakaran.
Capstan = Digunakan untuk menggulung tali tambat.
72

Steering gear = Digunakan untuk menggerakkan ruder.


Galley Equipment = Peralatan untuk dapur pada kapal.
Store = penyimpanan barang-barang
Unit cooler = Unit – unit atau bagian – bagian dari pendingin Marine Engine
Accomodation fan =
menuju ke sistem didalam engine.
Suplly pump = Pompa penyuplai
Ballast Pump = digunakan untuk mengatur sarat kapal pada saat kondisi oleng maupun trim.
Bilge pump = digunakan untuk mengambil air dalam jumlah sedikit dari ruangan atau sela-
sela kapal, yang dikumpulkan menjadi satu dalam saluran bilga dan sumur bilga.
Engine room ventilation = Ventilasi kamar mesin
Welder machine = Mesin yang digunakan untuk mengelas dalam kapal.
Main air compresor = Kompresor utama di kapal.
Radar = digunakan untuk komunikasi dengan daratan atau kapal lain.
Weather Deck Light = Lampu yang digunakan untuk penerangan yang berada di deck untuk
cuaca.
Navigation & Signal Light = peralatan dan lampu yang digunakan sebagai signal.
Radio Station = digunakan untuk komunikasi dengan daratan atau kapal lain.
Genaral Alarm = Tanda suara yang digunakan untuk tanda bahaya.
Side Light = Lampu yang digunakan untuk menerangi sisi kapal di navigation deck.
Electric Horn = digunakan untuk klakson.
Stern Light = digunakan untuk penerangan bagian belakang kapal.
Red Light = Memberikan petunjuk arah kapal.
Anchor Light = digunakan untuk penerangan waktu menurunakan muatan pada malam
hari.
Mast Heat Light = digunakan untuk penerangan bagian tengah dari kapal.
Navigation Deck Lighting = digunakan untuk memberikan petunjuk kepada kapal lain posisi
kapal berada.

Anda mungkin juga menyukai