JOSWENDO
NPM : 1641187
JOSWENDO
NPM : 1641187
Telah disusun dan dipertahankan oleh Joswendo, NPM: 1641187, di depan tim
penguji pada tanggal (30, Januari, 2020) dan dinyatakan memenuhi sebagian
syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Manajemen
Nama/NPM : Joswendo/1641187
Program Sarjana : Manajemen
Fakultas : Ekonomi
Telp/Email : 081261263639/joswendo.phan@gmail.com
Menyatakan bahwa:
1. Karya ilmiah ini merupakan hasil karya saya sendiri dan tidak memuat karya/
pendapat yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar di suatu perguruan
tinggi, serta tidak terdapat karya/pendapat yang pernah ditulis/diterbitkan oleh
orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam karya ilmiah ini dan
disebutkan dalam daftar pustaka.
2. Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada
Universitas Internasional Batam, Hak Bebas Royalti Non-Eksklusif (Non-
exclusive Royalty-Free Right) beserta perangkat yang diperlukan (bila ada) atas
karya ilmiah saya yang berjudul:
Materai 6000
Fakultas Ekonomi
Program Sarjana Manajemen
Semester Ganjil 2019
Joswendo
NPM: 1641187
ABSTRAK
Tujuan penelitian untuk mempelajari perilaku impusif konsumen yang berada
di Batam terhadap produk fashion dalam perdagangan digital. Penelitian ini
menggunakan variabel impulsiveness sebagai variabel independen, Hedonic
Shopping Value dan Utilitarian Shopping Value sebagai variable interveningnya
terhadap variable Urge to buy Impulsively sebagai variabel dependen.
Terdapat sampel sebanyak 394 responden untuk digunakan dalam penelitian
ini dimana diperoleh dari warga daerah batam pemilihan sample purposive
sampling method. Data penelitian yang terkumpul akan diproses menggunakan
program Partial Least Square (PLS).
Hasil penelitian ini menjelaskan bahwa belanja produk fashion di
perdagangan digital, variabel impulsiveness berpengaruh signifikan terhadap
hedonic shopping value dan utilitarian shopping value sebagai interveningnya yang
juga berpengaruh signifikan terhadap urge to buy impulsively. Moderating pada
variabel serendipity berpengaruh signifikan terhadap kedua shopping value serta
berpengaruh signifikan terhadap urge to buy impulsively tetapi tidak berlaku pada
variabel moderating serendipity.
Kata Kunci : impulsiveness, hedonic shopping value, utilitarian shopping value,
urge to buy impulsively
UNIVERSITAS INTERNASIONAL BATAM
Faculty of Economic
Department of Management
Odd Semester 2019
ABSTRACT
The research objective is to study the impulsive behavior of consumers in
Batam towards fashion products in digital commerce. This study uses the
impulsiveness variable as an independent variable, the Hedonic Shopping Value
and the Utilitarian Shopping Value as the intervening variable to the Urge to buy
Impulsively variable as the dependent variable.
There were 394 respondents as samples to be used in this study which were
obtained from residents of Batam in the selection of a purposive sampling method.
The research data collected will be processed using the Partial Least Square (PLS)
program.
The results of this study explain that shopping for fashion products in digital
commerce, impulsiveness variables significantly influence hedonic shopping value
and utilitarian shopping value as intervening which also significantly influence
urge to buy impulsively. Moderating on the serendipity variable has a significant
effect on both shopping value and a significant effect on urge to buy impulsively but
does not apply to moderating serendipity variable.
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan
rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Perilaku Impulsif
Konsumen Batam terhadap Produk Fashion dalam Perdagangan Digital”
sebagai salah satu persyaratan yang wajib diselesaikan untuk memperoleh gelar
sarjana (S1) ini dengan baik dan sesuai pada waktu yang sudah ditentukan..
Skripsi ini disusun berdasarkan data yang diperoleh oleh penulis dari
penelitian terdahulu serta melalui metode survey terhadap sampel yang sudah
ditentukan melalui penyebaran kuesioner yang kemudian data tersebut diolah
menggunakan PLS.
Penulis juga menyadari bahwa skripsi yang dibuat oleh penulis tidaklah
sepenuhnya sempurna, tentunya masih ada kekurangan yang perlu diperbaiki. Oleh
karena itu, penulis sangat mengharapkan dan mengapresiasi kritik dan saran dari
para pembaca untuk membangun penulis yang lebih baik lagi kedepannya, terima
kasih.
Penulis
UCAPAN TERIMA KASIH
Dalam penyusunan laporan skripsi ini, penulis banyak mendapat saran, ide,
dan motivasi dari berbagai pihak secara langsung maupun tidak langsung. Selain
itu juga, suka dan duka juga banyak dialami dan dapat dilalui dari berbagai pihak
pula. Untuk itu pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih
kepada semua pihak yang telah membantu penulis di dalam penyusunan laporan
kerja praktek ini, antara lain:
1. Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan rahmat-Nya, penulis dapat
menyelesaikan laporan kerja praktek ini dengan baik.
2. Orang tua penulis yang telah membesarkan, melindungi dan mengajarkan
seluruh pengetahuan serta selalu memberi dukungan bagi penulis.
3. Bapak Dr. Iskandar Itan, S.E. MM. yang terhormat selaku Rektor Universitas
Internasional Batam.
4. Ibu Dr. Evi Silvana Muchsinati, SE., M.Si., selaku Ketua Program Studi
Manajemen Universitas Internasional Batam.
5. Bapak Golan Hasan, SE., M.Si., yang telah memberikan saran dan nasehat
sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan skripsi ini dengan tepat waktu
dan benar.
6. Para dosen dan staf perpustakaan Universitas Internasional Batam yang telah
banyak memberikan bantuan kepada penulis dalam proses penyelesaian
laporan skripsi ini.
7. Keluarga penulis yang sudah membantu dan menyemangati penulis dalam
proses pembuatan laporan skripsi ini sehingga penulis dapat
menyelesaikannya.
8. Keluarga besar Universitas Internasional Batam beserta teman teman penulis
dan pihak lain yang membantu penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan
laporan skripsi ini.
Semoga segala bimbingan, saran, kritik, pengarahan, dan budi baik yang
telah diberikan kepada penulis mendapat balasan yang sebesar-besarnya dari Tuhan
Yang Maha Esa dan semoga makalah ini semakin memperkaya ilmu pengetahuan
bagi kalangan akademisi dan menambah wawasan baru bagi kalangan praktisi serta
tentunya bermanfaat bagi kita semua.
Penulis
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 The Role of Self-esteem, Negative Affect and Normative Influence in
Impulse Buying: a Study from India. sumber: Bandyopadhyay, (2016) ............... 21
Gambar 2.2 Impulse Buying Intentions of Young Consumers from a Hedonic
Shopping Perspective, sumber: Dey & Srivastava (2017) .................................... 22
Gambar 2.3 Role of Consumer Traits and Situational Factors on Impulse Buying:
does Gender Matter? sumber: Atulkar & Kesari (2018) ...................................... 23
Gambar 2.4 Personality and Fashion Consumption: a Conceptual Framework in
the Indian Context Sumber: Saran et al., (2016) ................................................... 24
Gambar 2.5 Online Impulse Buying of Tourism Products: the Role of Web Site
Personality, Utilitarian and Hedonic Web Browsing ........................................... 24
Gambar 2.6 Online Reviews and Impulse Buying Behavior: the Role of Browsing
and Impulsiveness ................................................................................................. 25
BAB I
PENDAHULUAN
Impulsive Buying
Tendency
Consumers'
Susceptibility to
interpersonal
Influence (Normative)
Buying Impulse
Self Esteem Impulse Buying
Behavior
Negative Affect
Gambar 2.1 The Role of Self-esteem, Negative Affect and Normative Influence in
Impulse Buying: a Study from India. sumber: Bandyopadhyay (2016)
Penelitian ini di lakukan oleh Dey & Srivastava (2017) di India dengan kuat
menekan segmentasi pasar para remaja yang mengikuti zaman modern. Dey &
Srivastava (2017) menjelaskan bahwa para remaja memiliki pengetahuan dan
informasi yang lebih jelas serta peka dan sensitive terhadap harga serta dipercaya
juga bahwa para remaja lebih berani mengambil banyak risiko, sehingga penelitian
ini percaya bahwa remaja di India memiliki dorongan untuk penunjukkan belanja
secara impulsif. Pada penelitian ini lebih meneliti ke sifat hedonisme, penelitian ini
menuju terhadap konsumen muda. Penelitian ini dipengaruhi oleh money
availability, time availability dan task definition. Kemudian untuk penelitian ini ,
variable indenden yang dipakai adalah novelty, praise from other, fun, escapism,
dan social interaction dengan variable intervening hedonic shopping motivation,
dengan dorongan sifat hedonisme sehingga mewujudkan impulsive buying
intention.
Novelty
Praise from
Other
Hedonic Impulse
Fun Shopping Buying
Motivation Intention
Excapism
Social
Interaction Money Time Task
Availability Availability Definition
Penelitian ini di lakukan oleh Atulkar & Kesari (2018) di India serta
mengambil data responden yang berbelanja di industry eceran juga seperti
hypermart dan supermarket yang terletak di pusat India. Tujuan penelitian ini untuk
mengetahui peran sifat sifat konsumen dan faktor situasional pada pembeli apakah
mempengaruhi impulse buying yang didukung oleh beberapa variable independen.
Tujuan lain dari penelitian ini juga untuk mengetahui apakah faktor gender dapat
membedakan. Atulkar & Kesari (2018) menjelaskan bahwa konsumen India tidak
hanya fokus pada harga suatu produk, akan tetapi mereka juga memperhatikan
perbandingan harga dengan kualitas, jumlah dan manfaat yang didapat apakah
sebanding dengan harga produk tersebut. Sebuah hal baru yang mampu menarik
perhatian serta keseimbangan harga dengan kualitas, jumlah dan manfaat dipercaya
mampu memberi peran penting untuk mendorong konsumen untuk berbelanja
secara online sehingga dipercaya dengan perkembangan pesat industri eceran di
India dan dorongan tersebut dapat memicu perilaku impulsif konsumen.
Materialism
Store Environment
Product Attributes
Gambar 2.3 Role of Consumer Traits and Situational Factors on Impulse Buying:
does Gender Matter? sumber: Atulkar & Kesari (2018)
Pada penelitian Saran et al., (2016) ini dilakukan di India dimana penelitian
ini untuk mempelajari bagaimana kepribadian seseorang mempengaruhi pembelian
secara impulsif pada produk fashion. Data yang diambil didalam penelitian ini
adalah dengan melakukan survey di kawasan mall kemudian membagikan
kuesioner kepada responden yang berumur 20 sampai dengan 45. Penelitian Saran
et al., (2016) menjelaskan bahwa India berkonstribusi 33% nasional GDP dan
sebagai market yang menguntungkan di domestik maupun internasional. Variable
dependen dari penelitian ini adalah fashion-oriented impulse buying, dimana
dipengaruhi oleh variable intervening nya personality, fashion involvement,
fashion-oriented hedinic consumption, dan untuk variable independen nya positive
emotion. Tujuan dari penelitian ini lebih menuju ke kepribadian dari konsumen
india yang bagaimana mempengaruhi pembelian secara impulsif produk fashion.
Personality
Positive Fashion
Emotion Involvement
Fashion-oriented Fashion-oriented
Impulse Buying Hedonic Consumtion
Utilitarian
Solidity
Enthusiasm
Online
Website
Genuine Impulse
Personality
Buying
Sophisticated
Unpleasant
Hedonic
Gambar 2.5 Online Impulse Buying of Tourism Products: the Role of Web Site
Personality, Utilitarian and Hedonic Web Browsing, sumber: Rezaei et al (2016)
Utilitarian
Value Urge to Buy
Browsing
Impulsively
Hedonic
Value
Gambar 2.6 Online Reviews and Impulse Buying Behavior: the Role of Browsing
and Impulsiveness, sumber: Zhang et al (2018)
Penelitian Ozen & Engizek (2014) ini dilakukan terhadap konsumen Turkey
yang memiliki potensi atau kriteria melakukan belanja secara impulsif secara
online, serta dipercaya dorongan hedonisme lah sebagai pengaruh yang paling kuat
kepada konsumen yang berbelanja secara online. Ozen & Engizek (2014)
menjelaskan bahwa berbelanja secara online ini memiliki dampak negative seperti
kurangnya perilaku sosialisasi serta adanya waktu pengiriman membuat kurangnya
dorongan untuk memicu perilaku impulsif konsumen, akan tetapi yang memjadi
dampak positif untuk mendorong perilaku impulsif konsumen disini adalah
kenyamanan dan kemudahan berbelanja, seperti kemudahan membandingkan harga
atau mendapatkan barang yang sebelumnya jauh menjadi lebih mudah didapat
dengan bantuan belanja online ini sehingga dipercaya kegiatan jual beli secara
online ini lebih menguntungkan daripada jual beli secara tradisional. terdapat
jumlah 430 sampel yang digunakan pada penelitian ini
Adventure Shopping
Idea Shopping
Affective Impulsive
Value Shopping
Buying Tendencies
Social Shopping
Relaxion Shopping
Gambar 2.8 Shopping online without thinking: being emotional or rational?,
sumber: Ozen & Engizek (2014)
Pada penelitian Lee & Wu (2017) menyelidiki pengalaman konsumen dalam
lingkungan berbelanja secara online, kemudian mempelajari bagaimana pencarian
konsumen terhadap nilai belanja yang bisa mempengaruhi kepuasan mereka,
kepuasan yang didapat ini dapat memicu konsumen untuk berbelanja barang tanpa
rencana karena ingin mendapatkan kepuasan itu lagi. Data yang diambil adalah para
pelaku belanja online di Taiwan, data yang didapat dan digunakan untuk penelitian
ini adalah sebanyak 363 responden yang hamper semua merupakan pendidikan
sarjana dan berumur young adult. Penelitian ini menjelaskan bahwa perceived
control dan concentration yang dirasakan secara positif akan mempengaruhi
utilitarian value, dan pada cognitive enjoyment dan consentration yang dirasakan
secara positif akan mempengaruhi hedonic value. Pada penelitian ini membuktikan
bahwa utilitarian value yang memberikan nilai kepuasan yang lebih tinggi
dibanding hedonic value. pada akhirnya mempengaruhi secara positif
mempengaruhi unplanned purchase.
Concentration
Unplanned
Cognitive Enjoyment Hedonic Value
Purchase
Gambar 2.9 Consumer Online Flow Experience: the Relationship Between
Utilitarian and Hedonic Value, Satisfaction and Unplanned Purchase, sumber:
Lee & Wu (2017)
pada studi ini menjelaskan kunci untuk membentuk variabel dependen urge
to buy impulsively, yaitu variabel hedonic browsing dan utilitarian browsing.
penelitian ini dilakukan oleh Zheng et al (2019), penelitian ini juga menjelaskan
bahwa semakin berkembangnya berbelanja online dapat semakin meningkatkan
perilaku impulsif orang untuk berbelanja secara impulsif. Data yang diambil pada
penelitian ini adalah membagikan kuesioner secara online terhadap para konsumen
yang melakukan pembelian melalui mobile taobao pada waktu singles day
shopping festival yang di lakukan di Wenjuanxiang, China. Variabel independen
pada jurnal ini adalah interpersonal influence, visual appeal, dan portability.
Hedonic
Interpersonal Influence Browsing
Portability Utilitarian
Browsing
Perceived
Informativeness Utilitarian
Click -
Perceived Through
Credibility Motivation Urge to
Personalization Buy
Perceived Impulsively
Hedonic
Creativity
Click -
Through
Perceived Motivation
Entertainment
Control Variables :
Age and Budget
Self-esteem
Hedonism
Fashion Involvement
Gambar 2.14 Factor Affecting Impulsive Buying Behavior with Mediating role of
Positive Mood: An Empirical Study, sumber: Ahmad et al., (2019)
Scarcity
Online Impulse
Buying Behavior
Serendipity
Information
Intrinsic Category
Accuracy
Consumers’
Contextual Category Urge to Buy
Relevance
Impulsively
Ease of Understanding
Completeness
Currency
Representational Category
Format
Observational Learning
and Herding Effect
Number of “likes”
Gambar 2.16 Facebook C2c Social Commerce: a Study of Online Impulse
Buying, sumber: Chen et al., (2016)
Akram et al., (2018) melakukan penelitian tenang perilaku impulsif
konsumen di festival belanja “Double Eleven” yang merupakan festival yang paling
besar, ramai dan meriah di acara belanja online di China, Akram et al., (2018)
menjelaskan bahwa fenomena ini dapat memicu para konsumen yang mengikuti
festival belanja tersebut untuk melakukan belanja secara impulsif, data responden
yang didapat pada penelitian ini adalah sebanyak 426 responden dimana kuesioner
didistribusikan ke 6 wilayah yang berada di Beijing. Tujuan riset ini adalah
bagaimana nilai belanja online hedonis dan utilitarianisme ini dapat mendorong
konsumen untuk berbelanja online secara impulsif. Peneliti juga menjelaskan
dengan melakukan penelusuran situs ini dapat membuat seseorang merasa senang
dan menyenangkan dan juga digunakan untuk mendapatkan informasi, para
pengguna ini biasanya mendapatkan dorongan impulsif ini dikarenakan ketika
melakukan keputusan untuk berbelanja dikarenakan oleh kemudahan dan
kenyamanan dan sebaliknya bertindak rasional dikarenakan adanya lama
pengiriman dan hal sebagainya.
Fashion
Orientation
Hedonism
Impulse
Buying
Penelitian dari Danish & Qayyum (2017) ini juga menggunakan nilai belanja
hedonisme dan utilitarianisme saat melakukan penelurusan di situs belanja untuk
menilai seseorang untuk berbelanja secara impulsif. Penelitian ini menggunakan
menggunakan afek emosional konsumen seperti positive affect dan negative affect
yang berhubungan dengan nilai belanja dan pada akhirnya mendorong konsumen
untuk berbelanja secara impulsif. Konsumen yang memiliki kepribadian yang
positif akan memberikan jawaban yang berbeda dengan konsumen yang memiliki
kepribadian negatif ketika melakukan penelurusan di situs belanja, hasil dari
penelitian ini menjelaskan bahwa konsumen yang mempunyai kepribadian positif
ini lebih energetik dan pecinta kesenangan ini akan lebih banyak menghabiskan
waktu mereka untuk menelusuri situs, dan sebaliknya konsumen yang mempunyai
kepribadian negatif seperti gampang bersedih, stress dan sering emosi ini lebih
sedikit menghabiskan waktu mereka untuk menelusuri situs, walaupun begitu
kedua kepribadian tersebut memberikan dorongan juga kepada seseorang untuk
berbelanja secara impulsif akan tetapi lebih memberikan dorongan lebih kepada
konsumen yang memili kepribadian positif. Penelitian ini menggunakan data
sebanyak 470 responden dimana didalam nya kebanyakan dijawab oleh responden
yang berumur 20 -30 dan sebagian besar merupakan kelulusan sarjana.
E-Impulsive
Buying
Buying Regret Complain
Impulsiveness
Behaior
Utilitarian Return
Value Intention
Pesatnya perkembangan situs jejaring sosial ini seperti facebook, twitter, dan
pinterest membuat para konsumen dan perusahaan perusahaan tertarik terhadap
social commerce (Xiang et al., 2016), Social commerce ini adalah gabungan dari
sosial media dan perdagangan digital atau biasa dikenal dengan e-commerce,
dengan menampilkan beberapa iklan, komersial dan beberapa aktivitas yang
menarik di media sosial. Bagi para konsumen mereka mendapatkan keuntungan
dalam berinteraksi secara online atau bantuan konstribusi dari konsumen lain
dengan juga dukungan dari beberapa pelayanan yang tersedia di situs sosial ini,
kemudian keuntungan yang didapat bagi perusahaan perusahaan adalah mendapat
kemudahan untuk menjalani hubungan baik dengan para konsumen, klien yang
nantinya akan meningkatkan angka penjualan mereka dan juga membentuk
customer loyalty untuk perusahaan, sehingga social commerce adalah sebuah topic
yang hangat untuk diteliti untuk mendapatkan informasi dan juga sebagai riset
marketing di masa yang akan datang. Xiang et al., (2016) menjelaskan bahwa
penelitian tetang pembelian tanpa terencana sudah dilakukan terdahulu yang
sekarang dikembangkan dan dikenal dengan pembelian impulsif dimana belanja
barang yang tidak sesuai dengan daftar belanja, terdapat faktor didalam yang
membuat kita berbelanja secara impulsif. Penelitian menggunakan faktor stimulus
serta bantuan reaksi kognitif dan afektif ini untuk mendapatkan hasil dan respon
perilaku impulsif belanja
Information Perceived
Fit-to-Task Usefulness
Similarity
Likeability
Moderating Variable -
Income
F-commerce
Browsing
Urge to F-commerce
Purchase Impulse Purchase
F-commerce
Usage Intensity
Control Variable - Control Variable -
Age Gender
Gambar 2.24 The effects of Facebook browsing and usage intensity on impulse
purchase in f-commerce, sumber: Leong et al., (2018)
Scarcity yang artinya kelangkaan ini tanpa kita sadari sering kita temui di tempat
berbelanja, di dalam lingkungan kompetitif ini kelangkaan sangat mempengaruhi
kita dan mendorong para konsumen untuk melakukan belanja secara impulsif,
biasanya ini adalah strategi dari para sales atau marketing untuk membuat kita
melakukan belanja secara impulsif, sehingga ini menjadi bahan penelitian dari Choi
& Qu, (2017). Peneliti percaya bahwa strategi dari kelangkaan di grup belanja
media sosial akan sangat efektif untuk mendorong para konsumen untuk berbelanja
secara impulsif ini, sehingga pada penelitian ini untuk mendapatkan perbandingan
hasil penelitian di Korea dan China. Terdapat 291 responden yang didapat di Korea
dan 273 responden yang didapat di China, dan hasil dari kedua negara ini
memberikan hasil yang berbeda, untuk negara Korea lebih menunjukkan nilai
utilitarianisme yaitu mengambil nilai manfaat, dan sebaliknya untuk negara China
lebih menunjukkan nilai hedonisme yaitu nilai kesenangan dan kenikmatan belanja.
Hedonic
Shopping Value
Serendipity
Tabel 4.12 juga menunjukan hasil R square pada variabel urge to buy
impulsively sebesar 0.433 (43.3%) menjelaskan bahwa variabel hedonic shopping
value dan utilitarian shopping value dapat menjelaskan variabel urge to buy
impulsively sebesar 43.3% diamana terdapat 56.7% dijelaskan oleh faktor atau
variabel lain yang tidak ada pada penelitian
Tabel 4.13
Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)
Tabel 4.14
Hasil Uji Quality Index
Communality R Square GoF Kesimpulan
0.796 0.365 0.539 Large
Sumber: Pengelolah data primer (2019)
BAB V
KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN REKOMENDASI
5.1 Kesimpulan
Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh antara
perilaku impulsiveness konsumen, hedonic shopping value, utilitarian shopping
value, scarcity dan serendipity produk fashion, mempengaruhi urge to buy
impulsively konsumen di kota batam. Dari pembahasan sebelumnya terdapat hasil
yang dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Perilaku impulsif konsumen dalam berbelanja produk fashion di perdagangan
digital mampu memberikan dorongan niat kepada konsumen yang sebelumnya
tidak ada rencana untuk berbelanja produk fashion. Kemudian dengan adanya
nilai kesenangan dan kenikmatan berbelanja, serta adanya manfaat dan kegunaan
dari produk tersebut saat berbelanja dengan e-commerce , konsumen cenderung
akan terdorong untuk membeli produk fashion tersebut tanpa berpikir atau tanpa
rencana terdahulu
2. Ketidaksengaja atau kebetulan saat menggunakan e-commerce, konsumen
menemukan produk fashion bisa juga memberikan dorongan yang kuat yang
sebelumnya tidak ada rencana apapun untuk berbelanja, akan tetapi kelangkaan
produk fashion tidak begitu mempengaruhi konsumen untuk memberikan
dorongan untuk membeli produk tersebut secara impulsif.
3. Konsumen yang mempunyai perilaku impulsif yang kuat, kemudian dengan
adanya nilai kesenangan dan kenikmatan saat belanja serta mengetahui manfaat
dan kegunaan dari sebuah produk fashion tersebut akan memberikan dorongan
kuat kepada konsumen untuk berbelanja di e-commerce secara keputusan yang
impulsif.
5.2 Keterbatasan
Terdapat beberapa keterbatasan di dalam penelitian ini yang dijelaskan
sebagai berikut :
1. Dari hasil uji koefisien determinasi di penjelasan sebelumnya terdapat nilai
34.7%, 31.5% dan 43.3% pada variabel hedonic shopping value, utilitarian
shopping value dan urge to buy impulsively, sehingga lebih banyak variabel dan
faktor lain yang tidak terdapat pada penelitian yang dijelaskan.
2. Penelitian ini dilakukan di batam dimana batam adalah daerah zona perdagangan
bebas atau biasa dikenal dengan FTZ (Free Trade Zone), dimana ada kemudahan
dan lebih mudah untuk kegiatan ekspor, menjelaskan bahwa kegiatan berbelanja
melalui e-commerce adalah juga bisa dengan ekspor dari luar Indonesia,
sehingga penelitian ini kemungkinan akan memberikan sedikit perbedaan ketika
penelitian ini digunakan untuk membandingkan ke daerah luar yang bukan zona
perdagangan bebas
5.3 Rekomendasi
Dari hasil penelitian dan kesimpulan yang dibahas sebelumnya, penulis
mempunyai rekomendasi yang akan dijelaskan sebagai berikut:
1. Memanfaatkan perilaku impulsif konsumen untuk menentukan strategi menarik
perhatian konsumen, karena produk fashion ini adalah nomor satu produk yang
paling dicari oleh konsumen di Indonesia.
2. Bagi pelaku usaha yang juga melakukan usaha melalui e-commerce,
direkomendasikan memberikan tampilan yang semenarik mungkin dan
memungkinkan keseringan muncul di kategori pencarian, dikarenakan
ketidaksengajaan atau kebetulan juga mempengaruhi konsumen yang
sebelumnya tidak ada rencana untuk membeli produk tersebut menjadi ada
dorongan dan niat untuk berbelanja karena produk tersebut menarik mata atau
sesuai dengan selera konsumen tersebut.