Anda di halaman 1dari 20

PENGARUH LIFESTYLE DAN ELECTRONIC WORD OF MOUTH TERHADAP

KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK FASHION PADA THRIFT STORE DI


INSTAGRAM DALAM PERSPEKTIF EKONOMI ISLAM

Proposal Skripsi

Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-syarat Guna dapat Mengerjakan
Tugas Skripsi

Dosen Pengampu

Dr. Evi Ekawati, S.E., M.Si.

Disusun Oleh:

Nama : Tri Putra Ganesha

NPM : 1851040178

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
PRODI MANAJEMEN BISNIS SYARIAH
TAHUN AJARAN 2020/2021
A. PENEGASAN JUDUL

Sebagai langkah awal untuk mendapatkan gambaran yang jelas dan memudahkan dalam
pemahaman penelitian ini, maka perlu adanya penguraian dan penegasan terhadap arti dan makna
dari istilah-istilah yang ada dijudul penelitian ini. Dangan adanya penegasan arti dan makna dari
istilah-istilah yang ada dijudul penelitian ini di harapkan tidak akan terjadi kesalah pahaman terkait
arti dan makna dari judul penelitian ini. Selain itu, penegasan judul ini merupakan penekanan
terhadap pokok permasalahan yang akan dibahas.
Adapun judul penelitian ini adalah: PENGARUH LIFESTYLE DAN ELECTRONIC WORD OF
MOUTH TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK FASHION PADA THRIFT
STORE DI INSTAGRAM DALAM PERSPEKTIF EKONOMI ISLAM. Adapun penjelasan
judul tersebut adalah sebagai berikut:

1. Pengaruh
Pengaruh adalah daya yang ada atau timbul dari sesuatu (orang atau benda) yang ikut
membentuk watak, kepercayaan atau perbuatan seseorang. 1

2. Lifestyle
Lifesyle atau gaya hidup adalah pola hidup seseorang di dunia yang diekspresikan dalam
aktivitas, minat, dan opininya. Gaya hidup menggambarkan keseluruhan diri seseorang dalam
berinteraksi dengan lingkungannya. Gaya hidup menggambarkan seluruh pola seseorang dalam
beraksi dan berinteraksi di dunia.2

3. Electronic word of mouth (e-WOM)


Electronic word of mouth merupakan merupakan komunikasi pemasaran yang berbasis online
melalui media sosial internet yang memiliki pesan berisi tentang pernyataan positif atau negatif
yang dilakukan oleh konsumen potensial atau mantan konsumen.3

4. Keputusan pembelian
Keputusan pembelian merupakan kegiatan indivudu yang secara langsung terlibat dalam
pengambilan keputusan untuk melakukan pembelian terhadap suatu produk yang di tawarkan
oleh penjual.4

B. ALASAN MEMILIH JUDUL

Adapun beberapa alasan yang menyebabkan penulis tertarik dan memilih judul tersebut yaitu:

1. Secara objektif
Penelitian ini berfokus pada adanya suatu gaya hidup atau lifestyle dalam pembelian suatu
barang atau produk, khususnya pada produk thrift di media sosial instagram. Pada kegiatan
pembelian suatu barang, gaya hidup atau lifestyle menjadi salah satu faktor pada saat
melakukan suatu kegiatan pembeliaan produk atau jasa, namun adapun masyarakat atau

1
Tim Pusat Bahasa Depdiknas, Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Bahasa Indonesia, 2008.
H.664
2
Kotler dan Keller, Marketing Management (England: Pearson, 2016), h. 192
3
Nur Aini Anisa and Andrik Gastri Widjatmiko, “ELECTRONIC WORD OF MOUTH (E-WOM) , CELEBRITY
ENDORSEMENT DAN GAYA HIDUP PADA MINAT BELI PRODUK ONLINE SHOP,” (Jurnal Mitra
Manajemen, Volume 4, Nomor 10, 2020), h. 1516
4
Rido Kurniawan dan Febsri Susanti, "PENGARUH LIFESTYLE TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN
PADA SEPATU MEREK FLADEO DI BASKO GRAND MALL PADANG" (INA-Rxiv Papers, 2019), h. 3
konsumen yang memutuskan untuk membeli barang atau jasa tidak dengan mengutamakan
gaya hidup. Tetapi tidak dapat di pungkiri bahwa ada beberapa anggota masyarakat atau
konsumen yang melakukan kegiatan pembelian dengan menggunakan atau mengutamakan
gaya hidup atau lifestyle untuk memilih barang yang akan dibeli. Selain gaya hidup atau
lifestyle, penelitian ini juga berfokus pada e-WoM (electronic Word of Mouth). E-WoM ini
sendiri akan memiliki peranan penting dalam kegiatan suatu barang, dimana hal ini didukung
dengan semakin maraknya Thrift Store yang muncul di media sosial Instagram. E-WoM secara
tidak langsung akan menjadi penentu pada masyarakat atau konsumen dalam mengambil
keputusan dalam melakukan pembelian.

2. Secara Subjektif
a. Pokok bahasan ini relevan dengan disiplin ilmu yang penulis pelajari di Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Islam Jurusan Manajemen BisnisSyariah.5
b. Kemudahan mengakses data dan informasi yang penulis butuhkan yang berkaitan
dengan judul yang akan diteliti.

C. LATAR BELAKANG MASALAH

Dunia bisnis yang tumbuh dengan pesat menjadi tantangan maupun ancaman bagi
para pelaku usaha agar dapat memenangkan persaingan dan mempertahankan kelangsungan
hidup perusahaannya. Industri fashion di Indonesia saat ini berkembang dengan sangat pesat.
Pada era pemasaran modern saat ini, jumlah merek dan produk yang bersaing dalam pasar
semakin banyak sehingga konsumen memiliki ragam pilihan dan alternatif produk dan jasa
yang dapat memenuhi kebutuhannya dan berhak memilih sesuai dengan apa yang konsumen
inginkan.
Pengaruh teknologi canggih, seperti internet dan saluran tv satelit, memudahkan
seseorang memperoleh informasi yang luas dan cepat, termasuk mengenai mode. Konsumen
didorong untuk menyesuaikan diri dengan tren yang berlaku saat itu dan menghindar dari
sebutan ketinggalan mode. Bagi masyarakat high income berbelanja sudah menjadi lifestyle
mereka, mereka akan rela mengorbankan sesuatu demi mendapatkan produk yang mereka
senangi.
Kondisi tersebut sejalan dengan semakin berkembangnya kesadaran masyarakat
akan fashion yang sudah mengarah pada pemenuhan gaya hidup atau lifestyle dalam
berbusana, sehingga dapat dikatakan bahwa kebutuhan berbusana pada zaman sekarang tidak
hanya untuk menutupi tubuh, tetapi juga sebagai sarana berkomunikasi dan menunjukkan
gaya hidup dan identitas pemakaianya. Gaya hidup (lifestyle) merupakan salah satu indikator
dari faktor pribadi yang turut berpengaruh terhadap perilaku konsumen dan keputusan
pembelian.6
Perkembangan bisnis yang bergerak di sektor online berkembang begitu pesat
menyebabkan perubahan besar pada pasar. Hal tersebut juga di dukung dengan semakin
banyaknya toko-toko thrift yang muncul, terutama pada media sosial instagram. Maraknya
kemunculan toko – toko thrift itu sendiri di dukung oleh gaya hidup atau lifestyle dari
masyarakat (khususnya kaum milenial) yang mulai tertarik menggunakan produk atau barang
– barang thrift.
Memiliki keputusan pembelian yang tinggi merupakan suatu yang diharapkan oleh

5
Kotler dan Keller, Manajemen Pemasaran Edisi 12 Jilid I (Jakarta: PT.Indeks,2007), h. 254
6
Rido, Febsri, 2019, Op, Cit, h. 1
suatu perusahaan, karena keputusan pembelian yang tinggi menandakan bahwa suatu produk
atau jasa tersebut berhasil menarik perhatian konsumen. Keputusan pembelian merupakan
suatu perilaku konsumen mengenai keterlibatan konsumen dalam memilih dan menentukan
keputusan untuk menggunakan suatu barang atau jasa. 7
Pada saat konsumen hendak melakukan atau mengambil keputusan dalam
pembelian, ada banyak faktor yang dapat mempengaruhinya, salah satunya adalah e-WoM
(electronic Word of Mouth). E-WoM merupakan merupakan komunikasi pemasaran yang
berbasis online melalui media sosial internet yang memiliki pesan berisi tentang pernyataan
positif atau negatif yang dilakukan oleh konsumen potensial atau mantan konsumen.
E-WoM itu sendiri secara langsung dan tidak langsung bisa menjadi bahan
pertimbangan bagi calon konsumen dalam mengambil keputusan dalam pembelian.
Konsumen akan melewati tahapan pencarian informasi sebelum melakukan pembelian, salah
satunya informasi yang didapat dari e-WoM yang dapat berbentuk komentar atau ulasan
dalam internet. Melihat ulasan atau komentar online sangat membantu konsumen karena
membuat konsumen merasa lebih percaya diri pada keputusan pembelian.

Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik ingin melakukan penelitian perbandingan


lebih lanjut tentang keputusan pembelian. Mengapa hal tersebut dapat dipengaruhi oleh
lifestyle dan e-WoM. Untuk itu peneliti memberi judul penelitian dengan judul “Pengaruh
Lifestyle Dan Electronic Word Of Mouth Terhadap Keputusan Pembelian Produk Fashion
Pada Thrift Store Di Instagram Dalam Perspektif Ekonomi Islam”.

D. BATASAN MASALAH

Pembatasan suatu masalah digunakan untuk menghindari adanya penyimpangan maupun


pelebaran pokok masalah agar penelitian tersebut lebih terarah dan memudahkan dalam
pembahasan sehingga tujuan penelitian akan tercapai. Batasan masalah dalam penelitian ini hanya
pada Lifestyle dan e-WoM terhadap Keputusan Pembelian. Dan objek pada penelitian ini adalah
konsumen Thrift Store di Instagram yang bertempat tinggal di Bandar Lampung.

E. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan , pokok masalah yang dirumuskan dalam
penelitian ini adalah :
1. Apakah Lifestyle berpengaruh terhadap Keputusan Pembelian Produk Fashion pada Thrift Store
di Instagram?
2. Apakah e-WoM berpengaruh terhadap Keputusan Pembelian Produk Fashion pada Thrift Store
di Instagram?
3. Bagaimana pandangan Ekonomi Islam terhadap Lifestyle dan e-WoM terhadap Keputusan
Pembelian Produk Fashion pada Thrift Store di Instagram?

F. TUJUAN PENELITIAN

Adapun tujuan yang ingin dicapai penulis dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

7
Ritma Rahmadhani and Apriatni Endang Prihatini, “Pengaruh Electronic Word Of Mouth Dan Perceived Risk
Terhadap Keputusan Pembelian Pada Konsumen Tokopedia,” (Jurnal Administrasi Bisnis, 2019), h. 2
1. Untuk mengetahui pengaruh Lifestyle terhadap Keputusan Pembelian Produk Fashion pada
Thrift Store di Instagram.
2. Untuk mengetahui pengaruh e-WoM terhadap Keputusan Pembelian Produk Fashion pada
Thrift Store di Instagram.
3. Untuk mengetahui dan menganalisa pandangan Ekonomi Islam terhadap Lifestyle dan e-WoM
terhadap Keputusan Pembelian Produk Fashion pada Thrift Store di Instagram.

G. MANFAAT PENELITIAN

Dengan adanya penelitian ini, diharapkan dapat memberikan manfaat untuk berbagai pihak, bukan
hanya bermanfaat bagi penulis melainkan juga bermanfaat bagi pembaca. Berikut beberapa
manfaat yang bias didapat dari penelitian ini :
a. Manfaat Akademis
Manfaat Akademis Sebagai kontribusi tambahan terhadap pengembangan ilmu pengetahuan,
dengan implementasi teori yang sudah didapat selama masa perkuliahan dan sebagai refrensi
bagi peneliti lain yang ingin melakukan penelitian terkait Lifestyle, e-WoM dan keputusan
pembelian.
b. Manfaat Praktis
Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi pemilik usaha Thrift Store di Instagram sebagai
bahan evaluasi dan analisa terkait keputusan pembelian yang berhubungan dengan Lifestyle
dan e-WoM

H. LANDASAN TEORI

a. Lifestyle

1. Pengertian Lifestyle
Lifestyle atau gaya hidup adalah pola hidup seseorang di dunia yang diekspresikan
dalam aktivitas, minat dan opininya. Dalam arti bahwa secara umum gaya hidup
seseorang dapat dilihat dari aktivitas rutin yang dia lakukan, apa yang mereka pikirkan
terhadap segala hal disekitarnya dan seberapa jauh dia peduli dengan hal itu dan juga
apa yang dia pikirkn tentang dirinya dan juga dunia luar.8

2. Faktor – faktor pembentuk Lifestyle


Faktor internal yaitu sikap, pengalaman dan pengamatan, kepribadian, konsep diri,
motif, dan persepsi dengan penjelasannya sebagai berikut:9
1) Sikap
Sikap bisa dipahami sebagai cara seseorang dalam memberikan tanggapan
terhadap suati hal sesuai dengan keadaan jiwa dan pikirannya yang dipengaruhi
oleh pengalaman dan mempengaruhi secara langsung terhadap perilaku orang
tersebut.
2) Pengalaman dan pengamatan
Pengalaman seseorang dapat mempengaruhi cara seseorang dalam mengamati
sesuatu sehingga akhirnya dapat membentuk pandangan pribadi mereka terhadap

8
Angga Sandy Susanto, “Membuat Segmentasi Berdasarkan Life Style (Gaya HIdup)”. Jurnal JIBEKA, Vol. 7 No.
2 (Agustus 2013), h. 1
9
Ibid.
suatu hal, pengalaman ini didapatkan dari semua tindakannya di masa lalu.
3) Kepribadian
Kepribadian meliputi beberapa karakteristik khusus seperti dominasi, keagresifan,
rasa percaya diri dan sebagainya yang berguna untuk menentukan perilaku
konsumen untuk produk tertentu.
4) Konsep diri
Konsep diri adalah inti dari pola kepribadian yang akan mempengaruhi cara
seseorang dalam mengatasi permasalahan dalam hidupnya, konsep diri merupakan
frame of reference yang menjadi awal perilaku.
5) Motif
Perilaku individu terbentuk karena adanya motif kebutuhan untuk memenuhi
kebutuhan fisik, merasa aman, merasa dihargai dan lain sebagainya,
pengelompokan kebutuhan manusia telah dibuat teori oleh beberapa orang.
6) Persepsi
Persepsi adalah proses dimana seseorang memilih, mengatur, dan
menginterpretasikan informasi untuk membentuk suatu pemahaman dan gambaran
mengenai sesuatu.
Adapun faktor eksternal meliputi kelompok referensi, keluarga, kelas sosial, dan
kebudayaan. Faktor-faktor ini sangat juga mempengaruhi pembentukan gaya hidup.10
1) Kelompok referensi
Kelompok referensi adalah kelompok orang-orang yang dianggap mampu dan
memiliki pengetahuan untuk memberikan pengaruh terhadap pembentukan sikap
dan perilaku seseorang.
2) Keluarga
Masukan dari keluarga berupa nasihat dan cerita mengenai pengalaman akan
mempengaruhi gaya hidup seseorang, budaya salah satu anggota keluarga dapat
menjadi kebiasaan bagi anggota keluarga lainnya yang mengamati setiap harinya,
tidak heran jika ada saudara yang memiliki gaya hidup yang sama dengan kita.
3) Kelas sosial
Kelas sosial adalah sebuah kelompok yang relatif homogen dan bertahan lama
dalam sebuah masyarakat, yang tersusun dalam sebuah urutan. jenjang, dan para
anggota dalam setiap jenjang itu memiliki nilai, minat, dan tingkah laku yang
sama.
4) Kebudayaan
Kebudayaan bisa meliputi pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum,
adat istiadat, dan kebiasaan-kebiasaan yang membentuk gaya hidup seseorang dan
akhirnya membuat pemasar mudah untuk mengidentifikasi apakah kelompok
konsumen dengan kebudayaan tersebut cocok dengan produknya atau tidak.

3. Indikator Lifestyle
Dalam penelitian ini indikator gaya hidup meliputi:11
1) Aktivitas (activity) terdiri dari: bekerja, hobi, liburan, olahraga.
2) Ketertarikan (interest) terdiri dari: pekerjaan, komunitas, rekreasi, mode.
3) Pendapat (opinion) terdiri dari: diri mereka sendiri, isu sosial, budaya.

4. Lifestyle dalam pandangan ekonomi Islam

10
Ibid.
11
Amirudin M Amin and Rafiqah Fitri Yanti, “Pengaruh Brand Ambassador, E-WOM, Gaya Hidup, Country Of
Origin Dan Motivasi Terhadap Keputusan Pembelian Produk Skincare Korea Nature Republic Amirudin,” (Jurnal
Inovasi Bisnis Dan Akuntansi, 2021) h. 3
Dalam pandangan dunia Islami, pemanfaatan anugerah Tuhan sebatas kebutuhan
selain tidak dilarang, tapi juga sebuah keharusan untuk kelangsungan hidup manusia.
Namun, Islam mencela setiap ketergantungan pada dunia dan menjadikannya sebagai
tujuan utama. Islam sebagai pedoman hidup tidak menonjolkan standar atau sifat
kepuasan dari sebuah perilaku konsumsi, melainkan lebih menonjolkan aspek
normatif, kepuasan dari sebuah perilaku konsumsi menurut Islam harus berlandaskan
pada tuntunan Islam itu sendiri. Prinsip dasar dari perilaku konsumsi seperti dalam Qs.
Al-Baqarah 168:

‫ﺸﻴ ْٰﻄ ۗ ِﻦ ﺍِﻧﱠﻪٗ َﻟ ُﻜ ْﻢ َﻋﺪ ﱞُﻭ ﱡﻣ ِﺒﻴ ٌْﻦ‬


‫ﺕ ﺍﻟ ﱠ‬
ِ ‫ﻄ ٰﻮ‬ َ ‫ﺽ َﺣ ٰﻠ ًﻼ‬
ُ ‫ﻁ ِﻴّﺒًﺎ ﱠۖﻭ َﻻ ﺗَﺘ ﱠ ِﺒﻌُ ْﻮﺍ ُﺧ‬ ِ ‫ﺎﺱ ُﻛﻠُ ْﻮﺍ ِﻣ ﱠﻤﺎ ِﻓﻰ ْﺍﻻَ ْﺭ‬
ُ ‫ٰ ٓﻳﺎَﻳﱡ َﻬﺎ ﺍﻟﻨﱠ‬

Artinya: Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat
di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan; karena
Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagimu.(Qs. Al-Baqarah ayat
168).
Dari hal yang diuraikan tersebut dapat dijelaskan bahwa prinsip perilaku konsumsi
yang memberikan kepuasan kepada konsumen menurut Islam adalah barang-barang
yang dikonsumsi harus halal dan suci dan tidak mengikuti hawa nafsu dan langkah-
langkah setan setiap tindakan konsumsinya.
Konsumsi tidak dapat dipisahkan dari peranan keimanan dalam pandangan Islam.
Peranan keimanan menjadi tolak ukur penting, karena keimanan memberikan cara
pandang dunia dan mempengaruhi kepribadian manusia, yaitu dalam bentuk perilaku,
gaya hidup, selera, sikap-sikap terhadap sesama manusia, sumber daya dan ekologi.
Keimanan sangat mempengaruhi sifat, kuantitas, dan kualitas konsumsi baik dalam
kepuasan material maupun spiritual. Inilah yang di sebut untuk menyeimbangkan
kehidupan duniawi dan ukhrawi.
Gaya hidup dalam fashion pun harus mengikuti syariat islam. Ketika fashion telah
menjadi suatu konsumsi masyarakat maka hal itu hanyalah berdasar pada kebutuhan
semu atau pseudo needs. Banyaknya masyarakat yang gemar mengenakan busana
muslim pada setiap aktivitasnya sehari-hari menjadikan busana muslim sebagai
fashion dan lifestyle (gaya hidup). Busana muslim adalah pakaian atau busana yang
dipakai semua umat Islam baik itu laki-laki (muslim) maupun perempuan (muslimah)
dalam aktifitas keseharian.

b. Electronic Word of Mouth

1. Pengertian Electronic Word of Mouth


Menurut Kotler dan Keller, Word of Mouth adalah penawaran yang dilakukan
oleh orang baik dalam bentuk lisan, tertulis, atau komunikasi elektronik yang
berhubungan dengan kebaikan pengalaman membeli atau menggunakan produk
dan jasa, juga merupakan salah satu bentuk bauran komunikasi yang tentu saja
diharapkan dapat mengkomunikasikan sesuatu kepada konsumen lainnya. Word of
Mouth merupakan proses komunikasi berupa pemberian rekomendasi, baik secara
individu maupun kelompok terhadap suatu produk atau jasa yang bertujuan untuk
memberikan informasi secara personal.
Word of Mouth adalah salah satu saluran komunikasi yang dinilai efektif bagi
perusahaan yang menghasilkan produk dan jasa, karena dapat memberikan
panduan bagi perusahaan untuk memperbaiki kinerja perusahaan yang dapat
dilihat dari berbagai komentar yang disampaikan oleh konsumen, sehingga dapat
meningkatkan keuntungan. Word of Mouth terbagi menjadi dua jenis yaitu secara
tradisional dan secara online (mealui internet). Word of Mouth secara tradisional
merupakan komunikasi lisan antara individu ke individu lainnya atau pembicara yang
secara alami terjadi diantara orang-orang dan terdapat pesan didalamnya, sedangkan
secara online atau disebut dengan Electronic Word of Mouth(e-WOM) merupakan
pernyataan negatif atau positif yang dibuat oleh konsumen aktual, potensial,
atau konsumen sebelumnya mengenai produk atau perusahaan dimana informasi ini
tersedia bagi orang-orang atau pun institusi melalui via media internet.12
Sehingga e-WOM dapat disimpulkan sebagai bentukkomunikasi yang
berkembang dari WOM secara elektronik atau dengan penggunaan internet, yang lebih
baik dari personal selling atau periklanan konvensional dimana konsumen
menggunakan internet untuk membagikan pengalaman setelah menggunakan
produk atau jasa, atau konsumen dapat memanfaatkan pengalaman orang lain
untuk melakukan pembelian. Keduanya dapat berupa positif aupun negatif, jika saran
positif lebih dapat mendorong konsumen lain untuk membuat keputusan
pembelian, jika saran negatif lebih memungkinkan konsumen tidak keputusan
pembelian.
Beberapa alasan yang membuat WOM dapat menjadi sumber informasi
yang kuat dalam memengaruhi keputusan pembelian adalah sebagai berikut:13
a) WOM adalah sumber informasi yang independen dan jujur (ketika
informasi datang dari seorang teman itu lebih dipercaya karena tidak
memiliki asosiasi dengan orang dari perusahaan atau produk).
b) WOM sangat kuat karena memberikan manfaat kepada orang yang
bertanya langsung tentang produk melalui pengalaman teman dan
kerabat.
c) WOM disesuaikan dengan orang-orang yang tertarik didalamnya,
seseorang tidak akan bergabung dengan percakapan, kecuali mereka
tertarik pada topic diskusi.
d) WOM menghasilkan media iklan informal.
e) WOM dapat dimulai dari satu sumber tergantung kekuatan influencer dari
jaringan sosial itu menyebar dengan cepat dan secara luas kepada orang
lain.
f) WOM tidak dibatasi oleh ruang atau kendala lainnya seperti ikatan sosial,
waktu, keluarga, atau hambatan fisik lainnya.

2. Dimensi Electronic Word of Mouth


Menurut Goyette et al., dalam mengukur pengaruh Electronic Word of Mouth(e-
WOM) menggunakan dimensi sebagai berikut:14
a) Intensitas
Intensitas dalam Electronic Word of Mouth(e-WOM) adalah banyaknya
pendapat atau opini yang ditulis oleh konsumen dalam sebuahsitus jejaring sosial.
Indikator dari intensitas dibagi sebagai berikut:
1) Frekuensi mengakses informasi dari situs jejaring sosial: seberapa sering

12
Puspa Dewi Yulianty and Agisty Mauludy, “Pengaruh Electronic Word Of Mouth Dan Brand Trust Terhadap
Keputusan Pembelian Produk Wardah Varian Bedak ( Studi Penelitian Pelanggan Wardah Beauty Konter
Majalengka),” Jurnal Manajemen Dan Akuntansi, 2019.
13
Rita, Karyana Hutomo, dan Natalia, “Electrinic Word of Mouth (E-WOM) Foursquare: the New Social
Media”. Binus Bussiness Review,Vol.4 No.2 (2 November 2013), h. 715.
14
Isabelle Goyette et al., “E-WOM Scale: Word-of-Mouth Measurement Scale for e-Services Context,” Canadian
Journal of Administrative Sciences, 2010, https://doi.org/10.1002/cjas.129.
calon konsumen melakukan jelajah seluler untuk mendapatkan informasi
seputar toko onlinedan produknya.
2) Frekuensi interaksi dengan pengguna situs jejaring sosial: seberapa sering
calon konsumen melakukan jelajah seluler untuk mendapatkan informasi
seputar toko online dan produknya pada sebuah komunitas online atau blogger
dan terkadang berkontribusi meninggalkankomentar yang berisi pertanyaan
atau pernyataan.
3) Banyaknya ulasan yang ditulis oleh pengguna situs jejaring sosial:
banyaknya ulasan yang didapat, sebanding dengan kemungkinannya
mendapatkan satu atau lebih komentar negatif ataupun positif.
Pengaruh intensitas membaca review konsumen lain di internet
terhadap kepercayaan belanja onlinedapat dijelaskan melalui teori
pemrosesan informasi. Pemrosesan informasi konsumen adalah proses di mana
para konsumen diekspos untuk menerima informasi, menjadi terlibat dengan
informasi tersebut, memperhatikan informasi, memahami informasi,
mengingatnya, dan mencari kembali untuk digunakan di masa mendatang.
Menurut Mowen dan Minor, terdapat tiga faktor penting yang dapat
mempengaruhi pemrosesan informasi:15
a) Persepsi, yaitu proses di mana individu diekspos untuk menerima informasi,
memperhatikan informasi tersebut dan memahaminya.
b) Tingkat keterlibatan konsumen, yakni apakah konsumen akan bergeser
dari exposure ke perhatian, dan akhirnya sampai pada tahap pemahaman
persepsi. Keterlibatan juga mempengaruhi fungsi memori.
c) Fungsi memori, yaitu memori memandu proses exposure dan perhatian
dengan membiarkan konsumen mengantisipasi rangsangan yang dihadapi.

b) Valensi Opini
Valensi opini adalah pendapat konsumen baik positif atau negatif
mengenai produk, jasa dan brand. Valensi opini memiliki dua sifat yaitu negatif
dan positif. Valensi opini meliputi:
1) Komentar positif dari pengguna situs jejaring sosial, komentar positif yang
di posting oleh sebuah pengulas biasanya timbul karena adanya kepuasan akan
sebuah took online, produk jasa dan pelayanannya.
2) Komentar negatif dari pengguna situs jejaring sosial, komentar negatif yang di
posting oleh sebuah pengulas biasanya timbul karena adanya ketidakpuasan
akan sebuah toko online, produk jasa dan pelayanannya.
3) Rekomendasi dari pengguna situs jejaring sosial
Pelanggan yang puas adalah jaminan secara tidak langsung bagi
kelangsungan hidup perusahaan, pelanggan yang puas juga memberikan
peluang bagi terciptanya income yang terus menerus didapatkan. Kepuasan
pelanggan adalah salah satu tujuan utama perusahaan baik jasa maupun barang
berproduksi. Kepuasan pelanggan adalah perbedaan antara harapan dan
kinerja atau hasil yang dirasakan. Kepuasan konsumen akan berdampak
pada sikap psikologis konsumen untuk membicarakan hal-hal positif tentang
produk yang digunakannya kepada orang lain baik secara langsung maupun
tidak langsung. Dari electronic word of mouth (e-WOM) positif tersebut dapat
membantu perusahaan dalam menaikkan citra dan dapat memperluas

15
John C. Mowen dan Michael Minor, Perilaku Konsumen Jilid I (Jakarta: Erlangga,2002), h. 81-82.
pemasaran.16

c) Konten
Konten adalah isi informasi dari situs jejaring sosial berkaitan dengan
produk dan jasa. Indikator dari konten meliputi:
1) Informasi tentang variasi produk yang dijual.
2) Informasi tentang kualitas produk.
3) Informasi tentang harga yang ditawarkan.
4) Informasi tentang keamanan transaksi dan situs jejaring internet yang
disediakan.
Dalam rangka menciptakan kepuasan konsumen, produk yang dijual
perusahaan harus berkualitas. Hal ini dikarenakan kepuasan juga tergantung
pada kualitas produk dan jasa. Tjiptono, et.al,. menjelaskan secara sederhana
kualitas dapat diartikan sebagai produk yang bebas cacat. Dengan kata lain,
produk sesuai dengan standar.17
Untuk memasarkan suatu produk seorang pemasar harus
mengembangkan program komunikasi yang efektif yang ditujukan kepada
konsumen untuk mengkomunikasikan informasi yang ada dan di rancang untuk
menghasilkan tindakan konsumen yang mengarah kepada keuntungan
perusahaan. Selain itu, harus adanya kemudahan dalam setiap transaksi
sehingga konsumen dapat dengan mudah memperoleh informasi yang berkaitan
dengan produk yang diinginkan.
Menurut Reichheld and Schetter yang dikutip oleh Ismai Ishak,
kemudahan pengguna situs mencerminkan detail informasi mengenai
mengenai produk, baik barang atau jasa. Hal ini berpengaruh dengan
kepuasan sebab jika situs sulit untuk dinavigasikan dan terdapat konten yang
kurang relevan, maka pengguna akan mudah untuk pindah ke situs lain.18

c. Keputusan Pembelian

1. Pengertian Keputusan Pembelian


Keputusan pembelian menurut pendapat Nugroho ialah proses pengintegrasian yang
mengkombinasikan sikap pengetahuan untuk mengevaluasi dua atau lebih perilaku
alternatif dan memilih salah satu diantaranya perilaku alternatif tersebut.19 Proses
keputusan pembelian merupakan proses yang dilalui oleh individu sebelum mencapai
keputusan pembelian. Seperti merencakan dan memutuskan sesuatu yang akan dibeli.
Suatu proses keputusan pembelian di lihat dari peranan dalam pembelian dan
keputusan untuk membeli. Bukan hanya sekedar untuk memahami berbagai faktor
yang mempengaruhi pembeli. Bilson Simamora berpendapat bahwa ada lima peran
yang mempengaruhi keputusan pembelian.20

16
Honorata Ratnawati Dwi Putranti and FX Denny Pradana, “Electronic Word Of Mouth (E-WOM), Kepuasan
Konsumen Dan Pengaruh Langsung Dan Tak Langsung Terhadap Minat Beli Konsumen (Studi Pada Mahasiswa
FEB Untag Di Semarang),” Media Ekonomi Dan Manajemen, 2015.
17
Hendra dwi Cahyadi and Sugiono Sugiharto, “Pengaruh Private Brand Strategy Terhadap Brand Loyalty Pada
Airmineral 600ml Merek Alfa Di Alfamart Siwalankerto Surabaya,” Jurnal Manajemen Pemasaran, 2014.
18
Asmai Ishak, “Analisis Kepuasan Pelanggan Dalam Belanja Online: Sebuah Studi Tentang Penyebab
(Antecedents) Dan Konsekuensi (Consequents),” Jurnal Siasat Bisnis, 2012,
https://doi.org/10.20885/jsb.vol16.iss2.art1.
19
Nugroho Setiadi, J, “PERILAKU KONSUMEN : Perspektif Kontenporer Pada Motif, Tujuan, Dan Keininan
Konsumen,” Prenadamedia Group, Jakarta, 2003.
20
Bilson Simamora, “Panduan Riset Dan Perilaku Konsumen,” Jakarta: Gramedia, 2007. H.15
a) Pemrakarsa
Yakni individu yang pertama kali yang menyarankan membeli produk atau jasa
tertentu terhadap calon pembeli.
b) Pemberi
Pengaruh individu yang bertugas sebagai pemberi pandangan terhadap barang pada
konsumen dalam pengambilan keputusan pembelian mengakibatkan konsumen
percaya barang tersebut dan tertarik untuk membelinya.
c) Pengambil Keputusan
Individu yang sangat menentukan sebagian atau keseluruhan keputusan pembelian, apa
yang akan di beli, kapan membeli, bagaimana cara membeli dan dimana akan membeli
barang tersebut.
d) Pembeli
Individu yang melakukan pembelian secara nyata.
e) Pemakai
Individu yang menggunakan atau mengkonsumsi barang atau jasa. Pengambilan
keputusan merupakan suatu kegiatan yang dilakukan secara langsung dan terlibat
dalam mendapatkan maupun menggunakan produk yang ditawarkan. Secara garis
besar terdapat lima langkah dalam proses keputusan pembelian.21

2. Proses Keputusan Pembelian

Gambar 1.1: Proses Keputusan Pembelian

Mengenali Pencarian Evaluasi Keputusan Perilaku


masalah Informasi alternatif Pembelian Pembelian

Berikut penjelasan dari gambar di atas:


1. Problem reginition (mengenali masalah)
Maknanya adalah pengenalan kebutuhan oleh konsumen, kebutuhan apa yang
diperlukan sehingga timbul stimulus yang memicu munculnya kebutuhan (internal)
seperti lapar dan haus. Sedangkan eksternal misalnya keinginan untuk membeli produk
elektronik gadget yang melaui iklan-iklan di pingggir jalan mengakibatkan terangsang
ingin membelinya
2. Information search (pencarian informasi)
Pada tahap ini konsumen mencari lebih dalam lagi tentang informasi yang lebih
lanjut baik yang terdapat pada lingkungan maupun disimpan dalam ingatan.
3. Evaluation of alternative (evaluasi alternatif)
Konsumen mulai memasuki tahapan keputusan untuk membeli dan akan
mengevaluasi sekumpulan penilaian pilihan alternatif menggunakan informasi yang
telah didapatkan.
4. Purchase decision (keputusan pembelian)
Konsumen pada tahapan yaitu pengambilan keputusan pembelian ini akan benar-
benar membeli sebuah produk yang telah ditawarkan.
5. Post-punchase behaviior (perilaku konsumen pembelian)

21
Muhammad Ismail Yustanto, Menggagas Bisnis Isalami, Jakarta: Gema Insani Press,(2002), h. 169.
Kepuasan yang diperoleh oleh konsumen terhadap produk yang telah dibeli
berpengaruh terhadap perilaku pembelian selanjutnya. Ketika konsumen puas atas
produk yang telah di belinya kemungkinan besar akan mengulanginya lagi untuk
membeli produk tersebut. Sebaliknya jika konsumen merasa tidak puas kemungkinan
akan menyebarkan informasi buruk kepada orang. lain sehingga penting bagi
perusahaan semaksimal mungkin memberi pelayanan yang terbaik terhadap konsumen
agar konsumen merasa puas dan apa yang diharapkan tercapai.22

3. Keputusan Pembelian dalam pandangan Islam


Perilaku konsumen mempunyai kaitan yang erat dengan keputusan pembelian
dalam penentuan untuk mendapatkan dan menggunakan barang dan jasa. Konsumen
akan memiliki banyak pertimbangan dalam pengambilan keputusan dalam membeli.
Islam mengatur seorang muslim dalam berperilaku termasuk dalam pengambilan
keputusan pembelian. Seorang muslim harus dapat mengamsusikan fungsi daya guna
barang yang akan dibeli bukan hanya sekedar menuruti keinginan dan hawa nafsunya.
Allah SWT melarang umatnya dalam kerugian, sama halnya dalam aktivitas
pembelian. Sebagai seorang muslim harus dapat membedakan antara kebutuhan dan
keinginan seperti yang terdapat dalam QS. Al Maidah ayat 5: 100:

ِ ‫„َ َﻳﺎ ﺃُﻭ ِﻟﻲ ْﺍﻷ َ ْﻟﺒَﺎ‬


‫ﺏ َﻟ َﻌﻠﱠ ُﻜ ْﻢ‬ ِ ‫ﺐ َﻭ َﻟ ْﻮ ﺃ َ ْﻋ َﺠ َﺒﻚَ َﻛﺜْ َﺮﺓ ُ ْﺍﻟ َﺨﺒِﻴ‬
‫ﺚ ۚ َﻓﺎﺗﱠﻘُﻮﺍ ﱠ‬ ُ ِ‫ﻗُ ْﻞ َﻻ َﻳ ْﺴﺘ َ ِﻮﻱ ْﺍﻟ َﺨﺒ‬
‫ﻴﺚ َﻭ ﱠ‬
ُ ِّ‫ﺍﻟﻄﻴ‬
َ‫ﺗ ُ ْﻔ ِﻠ ُﺤﻮﻥ‬
“Katakanlah, tidak sama yang buruk dengan yang baik, meskipun banyaknya yang
buruk itu menarik hatimu, maka bertakwalah kepada Allah hai orang-orang yang
berakal, agar kamu mendapat keberuntunga” (QS Al-Maidah ayat 5:100)

Berdasarkan ayat tersebut, diketahui bahwa sebagai umat muslim


hendaknya berhati-hati dalam menerima suatu berita atau informasi. Ketika kita
tidak mempunyai pengetahuan tentang hal tersebut maka sebaiknya periksa
dan teliti terlebih dahulu. Ayat ini juga dapat disandarkan dengan sikap hati-hati umat
Islam dalam membuat keputusan untuk mengkonsumsi atau menggunakan suatu
produk. Seperti yang dijelaskan sebelumnya bahwa terdapat tahapan-tahapan
yang dilalui seseorang dalam pengambilan keputusan konsumen. Dimulai dari
pengenalan masalah, pencarian informasi, pemilihan alternatif, pengambilan
keputusan, dan perilaku pasca pembelian.

I. PENELITIAN TERDAHULU

Penelitian ini, peneliti melakukan studi pustaka atas penelitian-penelitian sejenis yang telah
dilakukan sebelumnya. Ada empat penelitian yang menjadi acuan peneliti.
1. Rido Kurniawan dan Febsri Susanti yang berjudul “PENGARUH LIFESTYLE TERHADAP
KEPUTUSAN PEMBELIAN PADA SEPATU MEREK FLADEO DI BASKO GRAND
MALL PADANG”. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui lifestyle dan pengaruhnya
terhadap keputusan pembelian pada sepatu merk Fladeo di Basko Grand Mall Padang. Dalam
penelitian ini didapatkan hasil bahwa lifestyle memiliki pengaruh yang positif dan signifikan
terhadap keputusan pembelian.
2. Adeliasari, Vina Ivana, Sienny Thio yang berjudul “Electronic Word of Mouth dan

22
G. Kotler, P. & Armstrong, Prinsip-Prinsip Pemasaran, Edisi 12, Jilid 1., Manajemen Pemasaran, 2008.
Pengaruhnya terhadap Keputusan Pembelian di Restoran dan Kafe Surabaya”. Penelitian ini
dilakukan untuk mengetahui electronic word of mouth dan pengaruhnya terhadap keputusan
pembelian di restoran dan kafe Surabaya. Dalam penelitian ini didapatkan hasil bahwa
variabel-variabel (intensity, valance of opinion, dan content) e-WOM memiliki pengaruh
yang positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian.23
3. Vivi Endah Sari yang berjudul “PENGARUH E-WOM, LIFESTYLE, KEPERCAYAAN
TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN TICKET ONLINE BOOKING PADA SITUS
TRAVELOKA.COM DI PONOROGO (STUDI KASUS PEMBELIAN TIKET PESAWAT
DAN KERETA API)”. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui E-WoM, Lifestyle,
Kepercayaan dan pengaruhnya terhadap keputusan pembelian tiket online di Ponorogo. Dalam
penelitian ini didapatkan hasil bahwa ketiga varibel tersebut berpengaruh positif dan signifikan
terhadap keputusan pembelian.
4. Dian Wahyu Utami, Marheni Eka Saputri yang berjudul “PengaruhElectronic Word of Mouth
(e-WOM) terhadap Keputusan Pembelianpada Konsumen Café Roti Gempol dan Kopi Anjis
Bandung”. Penelitian ini bertujuan untuk melihat seberapa besar pengaruh electronic word of
mouth terhadap keputusan pembelian pada café roti Gempol dan kopi Anjis Bandung.
Berdasarkan hasil uji hipotesis secara keseluruhan electronic word of mouth secara parsial
berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian pada Café Roti Gempol dan Kopi Anjis
Bandung.24

J. HIPOTESIS

Berdasarkan perumusan masalah tersebut diatas dapat dirumuskan hipotesis penelitian adalah
sebagai berikut :
1. Ho = 0, Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara Lifestyle dan e-WoM secara parsial
terhadap keputusan pembelian produk fashion pada Thrift store di Instagram.
Ha ≠ 0, Terdapat pengaruh yang signifikan antara Lifestyle dan e-WoM secara parsial
terhadap keputusan pembelian produk fashion pada Thrift store di Instagram.

2. Ho = 0, Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara Lifestyle dan e-WoM secara
simultan terhadap keputusan pembelian produk fashion pada Thrift store di Instagram.
Ha ≠ 0, Terdapat pengaruh yang signifikan antara Lifestyle dan e-WoM secara
simultan terhadap keputusan pembelian produk fashion pada Thrift store di Instagram.

K. METODE PENELITIAN

a. Ruang lingkup penelitian


Penelitian ini dilakukan untuk menguji apakah Lifestyle dan e-WoM dapat mempengaruhi
keputusan pembelian produk fashion pada Thrift store di Instagram. Penelitian ini dilakukan
kepada konsumen atau orang yang pernah membeli produk fashion pada Thrift store di
Instagram yang bertempat tinggal di daerah Bandar Lampung. Yang menjadi populasi dalam
penelitian ini adalah masyarakat yang melakukan transaksi atau pembelian minimal 2 kali.

23
Adeliasari, Vina Ivana, and Sienny Thio, “Electronic Word-of-Mouth (e-WOM) Dan Pengaruhnya Terhadap
Keputusan Pembelian Di Restoran Dan Kafe Surabaya,” Bisnis Manajemen, 2014.
24
Dian Wahyu Utami and Marheni Eka Saputri, “Pengaruh Electronic Word Of Mouth (E-Wom) Terhadap
Keputusan Pembelian Pada Konsumen Cafe Roti Gempol Dan Kopi Anjis Bandung,” E-Proceeding of
Management, 2016.
b. Pendekatan dan Jenis Pendekatan
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah
penelitian empiris yang datanya berbentuk angka-angka. Penelitian kuantitatif adalah metode
penelitian yang menghasilkan penemuan-penemuan yang dapat dicapai dengan menggunakan
prosedur-prosedur statistic atau cara-cara lain dari kuantifikasi (pengukuran). Metode
Kuantitatif adalah metodologi penelitian yang berlandaskan pada filsafat
positivisme,digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu dan untuk menguji
hipotesis yang telah ditetapkan. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini
menggunakan jenis penelitian survey. Dalam penelitian survey, informasi yang dikumpulkan
dari responden dengan menggunakan kuesioner.25

c. Populasi dan Sampel


Metode penelitian sampel menggunakan Metode Purposive Random Sampling, yaitu:
teknik penentuan sampel dengan mempertimbangkan karakter dan ciri-ciri yang telah
ditentukan terlebih dahulu untuk membatasi sampel.26 Adapun karakter yang telah ditentukan
adalah pelanggan yang melakukan kunjungan berbelanja minimal 2 (dua) kali selama 1 (satu)
semester terakhir. Tujuan dari penetapan kriteria ini untuk menunjukkan bahwa responden
merupakan pelanggan tetap bukan hanya sekedar pembeli.
1. Populasi adalah wilayah generasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai
kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian
ditarik kesimpulannya.
2. Populasi penelitian ini adalah masyarakat yang bertempat tinggal di wilayah bandar
lampung.
3. Sampel adalah sebagian dari jumlah karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.

Untuk mendapat informasi dari setiap anggota populasi, peneliti harus menentukan sampel
yang sejenis atau yang bisa mewakili populasi dalam jumlah tertentu. Teknik pengambilan
sampel dalam penelitian ini adalah tekhnik Nonprobably Sampling. Nonprobably Sampling
adalah teknik pengambilan sampel yang tidak member peluang/kesempatan yang sama bagi
setiap unsure atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. Dalam Nonprobably
Sampling terdapat berbagai cara dalam pengambilan sampel salah satunya adalah Accidential
Sampling. Accidential Sampling merupakan pemilihan sampel dari siapa saja yang kebetulan
ada atau dijumpai oleh peneliti. Sampel dalam penelitian ini adalah sebagian konsumen yang
berkunjung pada Rumah Makan Istana Hot Plate. Pengambilan sampel penelitian berdasarkan
pada pendekatan rumus Slovin yaitu sebagai berikut:

N
n=

1+Ne2

Keterangan :
n = Jumlah Sampel
N = Jumalah Populasi
e = Praktik tingkat kesalahan,0,1 atau 10%2

d. Teknik Pengumpulan Data


Untuk mengumpulkan data dari informasi yang diperoleh yang diperoleh dalam penelitian ini

25
Prof. Dr. Sugiyono, Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Metods), Bandung: Alfabeta., 2012.
26
Ibid.
akan menggunakan metode sebagai berikut :
a) Angket
Merupakan suatu penyelidikan terhadap suatu masalah yang banyak kepentingan umum
tentang banyak dengan jalan mengedarkan formulir daftar pertanyaan yang diajukan secara
tertulis kepada sejumlah subjek untuk mendapatkan jawaban (tanggapan atau respon),
kuesioner ditunjukan kepada konsumen produk fashion pada Thrift store di Instagram untuk
memperoleh data.
Adapun skala pengukuran yang dipakai adalah skala likert, skala jenis ini digunakan untuk
mengukur sikap, pendapat dan persepsi seorang atau sekelompak orang tentang fenomena
social. Jawaban setiap item instrument yang menggunakan skala likert memiliki gradasi mulai
dari sangat setuju sampai sangat tidak setuju atau dari positif sampai sangat negatife.
Sementara untuk keperluan analisis kuantitatif, maka jawabannya bisa diberi skor :
 Sangat Setuju (SS) diberi skor 5
 Setuju (S) diberi skor 4
 Tidak Setuju (TS) diberi skor 3
 Sangat Tidak Setuju (STS) diberi skor 2

b) Wawancara
Metode wawancara adalah suatu percakapan tanya jawab lisan antara dua orang atau lebih
yang duduk berhadapan secara fisik dan diarahkan dalam suatu masalah27. Metode ini
sebagai metode bantuan untuk mendapatkan informasi yang terus mengklasifikasikan
data-data yang dibutuhkan sehingga dapat diperoleh data yang akurat yang mengenai
kualitas pelayanan untuk kepuasan pelanggan. Wawancara ditunjukan kepada pelanggan
minimarket Indomaret.

e. Metode Pengelolaan Data


Metode Pengumpulan data dapat dilakukan dengan cara :28
a) Pengkodean Data
Pengkodean data adalah usaha mengklasifikasikan jawaban dari para responden menurut
macamnya. Dalam melakukan pengkodean data, jawaban-jawaban responden diklasifikasikan
dengan memberikan kode berupa angka.
b) Tabulasi Data
Tabulasi data adalah proses penyusunan dan analisis data dalam bentuk tabel. Dengan
memasukan data dalam melakukan analisis. Pembuatan sebuah tabel sangat tergantung dari
masalah, tujuan dan hipotesis penelitian.

f. Teknik Analisis Data


Untuk mendukung hasil penelitian, data penelitian yang diperoleh akan dianalisis dengan
alat statistik melalui bantuan program SPSS. Adapun pengujian-pengujian akan dilakukan
adalah :
a) Uji Validitas
Validitas merupakan derajat ketepatan antara data yang sesungguhnya terjadi pada objek
penelitian dengan data yang dilaporkan oleh peneliti. Uji validitas digunakan untuk mengetahui
kelayakan butir-butir dalam suatu daftar pertanyaan dalam mendefinisikan suatu variable. Uji
validitas sebaiknya dilakukan pada setiap butir pertanyaan diuji validitasnya
Hasil r hitung kita bandingkan dengan r table, dimana df= n-2 dengan signifikansi 5% jika
r table <r hitung maka valid. Dalam melakukan uji validitas, peneliti akan menggunakan

27
Ibid. hlm.81
28
Ibid.
metode spss dengan teknik pengujian bivariatepearson (produk momen pearson ). Adapun
rumus untuk menghitung validitas adalah29

N∑XY-(∑x) (∑Y)
R=

{N∑X2-(∑X)2 } X { N∑Y2 –(∑Y)2 }

Keterangan :

R : koofisien validitasitem yang dicari


X : skor responden untuk setiap item
∑X : jumlah skor dalam distribusi X
∑Y : jumlah skor dalam distribusi Y
∑X2 : jumlah kuadrat masing-masing skor
XN : jumlah responden

b) Uji Reliabilitas
Reabilitas merupakan tingkat keandalan suatu instrumen penelitian. Uji reliabilitas
digunakan untuk mengetahui konsistensi alat ukur, apakah alat pengukur yang digunakan dapat
diandalkan dan tetap konsisten jika pengukuran tersebut diulang. Tujuan dari uji reabilitas
adalah untuk menilai kestabilan ukuran dan konsistensi responden dalam menjawab kuesioner,
sehingga saat diberikan berulang akan mendapatkan hasil yang konsisten.

29
Duwi Priyatno, “Mandiri Belajar Analisis Data Dengan SPSS,” in Yogyakarta: Gava Media, 2013.
OUTLINE

HALAMAN JUDUL ............................................................................

ABSTRAK ...........................................................................................

PENDAHULUAN ................................................................................

PENEGASAN ......................................................................................

MOTTO ................................................................................................

PERSEMBAHAN ................................................................................

RIWAYAT HIDUP ..............................................................................

KATA PENGANTAR..........................................................................

DAFTAR ISI ........................................................................................

DAFTAR TABEL ................................................................................

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................

A. Penegasan Judul .................................................................

B. Alasan Memilih Judul ........................................................

C. Latar Belakang Masalah .....................................................

D. Batasan Masalah .................................................................

E. Rumusan Masalah ..............................................................

F. Tujuan.................................................................................

G. Manfaat...............................................................................

BAB II LANDASAN TEORI ..............................................................

A. Lifestyle ..............................................................................

B. Electronic Word of Mouth ..................................................

C. Keputusan Pembelian .........................................................

D. Penelitian Terdahulu ..........................................................

E. Hipotesis .............................................................................
BAB III METODE PENELITIAN .......................................................

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian .........................................

B. Populasi dan Sampel ..........................................................

C. Teknik Pengumpulan Data .................................................

D. Teknik Analisis Data ..........................................................

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .............................................

A. Hasil Penelitian ..................................................................

B. Pembahasan ........................................................................

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ...............................................

A. Kesimpulan.........................................................................

B. Saran ...................................................................................

DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................

LAMPIRAN
DAFTAR PUSTAKA

Aceh, Darussalam Banda. “No Title血清及尿液特定蛋白检测在糖尿病肾病早期诊断中的意义,”

2002.

Adeliasari, Vina Ivana, and Sienny Thio. “Electronic Word-of-Mouth (e-WOM) Dan Pengaruhnya

Terhadap Keputusan Pembelian Di Restoran Dan Kafe Surabaya.” Bisnis Manajemen, 2014.

Amin, Amirudin M, and Rafiqah Fitri Yanti. “Pengaruh Brand Ambassador, E-WOM, Gaya Hidup,

Country Of Origin Dan Motivasi Terhadap Keputusan Pembelian Produk Skincare Korea Nature

Republic Amirudin.” Jurnal Inovasi Bisnis Dan Akuntansi, 2021.

Anisa, Nur Aini, and Andrik Gastri Widjatmiko. “ELECTRONIC WORD OF MOUTH (E-WOM) ,

CELEBRITY ENDORSEMENT DAN GAYA HIDUP PADA MINAT BELI PRODUK ONLINE

SHOP.” Jurnal Mitra Manajemen, 2020. https://doi.org/10.52160/ejmm.v4i10.480.

Cahyadi, Hendra dwi, and Sugiono Sugiharto. “Pengaruh Private Brand Strategy Terhadap Brand Loyalty

Pada Airmineral 600ml Merek Alfa Di Alfamart Siwalankerto Surabaya.” Jurnal Manajemen

Pemasaran, 2014.

Goyette, Isabelle, Line Ricard, Jasmin Bergeron, and François Marticotte. “E-WOM Scale: Word-of-

Mouth Measurement Scale for e-Services Context.” Canadian Journal of Administrative Sciences,

2010. https://doi.org/10.1002/cjas.129.

Ishak, Asmai. “Analisis Kepuasan Pelanggan Dalam Belanja Online: Sebuah Studi Tentang Penyebab

(Antecedents) Dan Konsekuensi (Consequents).” Jurnal Siasat Bisnis, 2012.

https://doi.org/10.20885/jsb.vol16.iss2.art1.

Kotler, P. & Armstrong, G. Prinsip-Prinsip Pemasaran, Edisi 12, Jilid 1. Manajemen Pemasaran, 2008.

Kotler, Philip, and Kevin Lane Keller. Manajemen Pemasaran, Edisi 12, Jilid 1. Jakarta: PT Indeks,

2007.

———. Marketing Management (15th Global Ed.). England: Pearson, 2016.

Mowen, John C, and Michael Minor. “Perilaku Konsumen, Edisi Kelima, Jilid 1 Dan Jilid 2.” Jakarta:

PT Penerbit Erlangga, 2002.

Priyatno, Duwi. “Mandiri Belajar Analisis Data Dengan SPSS.” In Yogyakarta: Gava Media, 2013.

Prof. Dr. Sugiyono. Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Metods). Bandung: Alfabeta., 2012.

Putranti, Honorata Ratnawati Dwi, and FX Denny Pradana. “Electronic Word Of Mouth (E-WOM),
Kepuasan Konsumen Dan Pengaruh Langsung Dan Tak Langsung Terhadap Minat Beli Konsumen

(Studi Pada Mahasiswa FEB Untag Di Semarang).” Media Ekonomi Dan Manajemen, 2015.

Rahmadhani, Ritma, and Apriatni Endang Prihatini. “Pengaruh Electronic Word Of Mouth Dan Perceived

Risk Terhadap Keputusan Pembelian Pada Konsumen Tokopedia.” Jurnal Administrasi Bisnis,

2019. https://doi.org/10.14710/jab.v8i1.23766.

Rita, Rita, Karyana Hutomo, and Natalia Natalia. “Electronic Word of Mouth (e-WOM) Foursquare: The

New Social Media.” Binus Business Review, 2013. https://doi.org/10.21512/bbr.v4i2.1385.

Setiadi, J, Nugroho. “PERILAKU KONSUMEN : Perspektif Kontenporer Pada Motif, Tujuan, Dan

Keininan Konsumen.” Prenadamedia Group, Jakarta, 2003.

Simamora, Bilson. “Panduan Riset Dan Perilaku Konsumen.” Jakarta: Gramedia, 2007.

Susanto, Angga Sandy. “Membuat Segmentasi Berdasarkan Life Style (Gaya Hidup).” Jibeka, 2013.

Tim Pusat Bahasa Depdiknas. Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional. Kamus Bahasa

Indonesia, 2008.

Utami, Dian Wahyu, and Marheni Eka Saputri. “Pengaruh Electronic Word Of Mouth (E-Wom)

Terhadap Keputusan Pembelian Pada Konsumen Cafe Roti Gempol Dan Kopi Anjis Bandung.” E-

Proceeding of Management, 2016.

Yulianty, Puspa Dewi, and Agisty Mauludy. “Pengaruh Electronic Word Of Mouth Dan Brand Trust

Terhadap Keputusan Pembelian Produk Wardah Varian Bedak ( Studi Penelitian Pelanggan Wardah

Beauty Konter Majalengka).” Jurnal Manajemen Dan Akuntansi, 2019.

Anda mungkin juga menyukai