Full
Full
SKRIPSI
Oleh:
Rengganis Retno Saputri
NIM: 101224029
SKRIPSI
Oleh:
Rengganis Retno Saputri
NIM : 101224029
i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
HALAMAN PERSEMBAHAN
Dengan segala kerendahan hati dan rasa syukur kepada Tuhan, saya
persembahkan skripsi ini kepada:
1. Tuhan Yesus Kristus yang selalu memberkati, menyertai dan
memberikan mukjizat kepadaku.
2. Kedua orang tua tercintaku, Bapak Urip Sriwiratno S.Pd dan Ibu
Partiningsih yang telah memberikan segala cinta kasih dan doanya
kepadaku.
3. Adikku tersayang, Bagas Pranawa Ardi, yang selalu menghiburku dalam
setiap kesedihan.
4. Seluruh keluarga, simbah kakung, simbah putri, pakdhe, budhe, om,
bulik, dan sepupuku yang memberi dukungan luar biasa bagiku.
5. Abang Simanjuntak yang mengajarkan arti keihklasan dan kedewasaan
kepadaku.
6. Kesayanganku Restituta Devi Pramesti S.Pd, Mbak Soviana Rosarini,
Bunda Bernadeta Ratna Wuryaningsih S.Pd, dan Natalia Astra Yudanti
yang menemani suka dukaku.
7. Sahabat-sahabatku di GKJ Gondang dan GKI Gejayan, yang selalu
memberikan dukungan, perhatian dan semangat yang luar biasa.
8. Seluruh sahabat prodi PBSI angkatan 2010 yang tidak dapat kusebut
satu-satu, terima kasih telah memberikan warna, pelajaran dan
pengalaman selama berjuang bersama menyelesaikan studi.
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
MOTTO
Orang yang paling tidak bahagia ialah mereka yang paling takut pada perubahan.
-Mignon McLaughlin-
Jika kita “tidak mudah menyerah”, maka kita sudah dekat sekali dengan
kesuksesan. Karena di dunia ini, ada dua orang yang susah sekali dikalahkan:
1. Orang yang sabar;
2. Orang yang tidak mudah menyerah.
-TERE LIYE-
Lakukan yang terbaik, kemudian berdoalah. Tuhan yang akan mengurus sisanya.
-RE-
“Tetapi carilah dulu Kerajaan Allah dan Kebenarannya, maka semuanya itu akan
ditambahkan kepadamu.”
-Matius 6:33-
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRAK
Saputri, Rengganis Retno. 2017. Wujud Argot dan Pola Pembentukkan Argot
pada Komunitas Gay di Kota Yogyakarta. Skripsi S1. Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni,
Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia, Universitas Sanata Dharma.
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRACT
ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur atas berkat serta kasih yang diberikan Tuhan, sehingga
skripsi yang berjudul “Wujud Argot Dan Pola Pembentukan Argot Pada
Komunitas Gay Di Kota Yogyakarta” ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya.
Penulisan skripsi ini bertujuan memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh
gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra
Indonesia.
Penulis memperoleh berbagai pengalaman, hambatan, dan rintangan dalam
penyusunan skripsi ini. Namun, skripsi ini dapat terselesaikan dengan bantuan dan
dukungan dari berbagai pihak. Oleh sebab itu, penulis ingin mengucapkan terima
kasih kepada berbagai pihak yang terlibat, baik secara langsung maupun tidak
langsung dalam proses penyelesaian skripsi ini. Ucapan terima kasih ini penulis
sampaikan kepada pihak-pihak berikut ini.
1. Rohandi, Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
Universitas Sanata Dharma;
2. Rishe Purnama Dewi, S.Pd., M.Hum., selaku Ketua Program Studi
Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia;
3. Dr. R. Kunjana Rahardi,M.Hum, selaku Dosen Pembimbing I yang telah
memberikan perhatian, arahan, pendapat, dorongan, membimbing dengan
penuh kesabaran dan bijaksana serta memberikan bekal pengetahuan bagi
penulis selama berproses dalam penyelesaian skripsi ini;
4. Dr. B. Widharyanto, M.Pd, selaku Dosen Pembimbing II yang telah
memberikan perhatian, arahan, pendapat, dorongan, membimbing dengan
penuh kesabaran dan bijaksana serta memberikan bekal pengetahuan bagi
penulis selama berproses dalam penyelesaian skripsi ini;
5. Robertus Marsidiq, selaku karyawan sekretariat Program Studi Pendidikan
Bahasa Sastra Indonesia yang dengan sabar memberikan pelayanan
administratif kepada penulis dalam menyelesaikan studi;
6. Seluruh Dosen di PBSI;
x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL............................................................................................ i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING................................................ ii
HALAMAN PENGESAHAN............................................................................. iii
HALAMAN PERSEMBAHAN.......................................................................... iv
MOTTO................................................................................................................. v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA.............................................................. vi
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH
UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS.......................................................... vii
ABSTRAK.......................................................................................................... viii
ABSTRACT.......................................................................................................... ix
KATA PENGANTAR..........................................................................................x
DAFTAR ISI...................................................................................................... xiii
BAB I
PENDAHULUAN................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang.................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................3
1.3 Tujuan Penelitian.............................................................................3
1.4 Manfaat Penelitian.......................................................................... 4
1.5 Batasan Istilah................................................................................. 4
1.6 Sistematika Penyajian..................................................................... 6
xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2.2.1 Sosiolinguistik...................................................................................11
2.2.2 Variasi Bahasa dalam Sosiolinguistik..........................................15
2.2.2.1 Variasi dari Segi Penutur...........................................................15
2.2.2.2 Variasi dari Segi Pemakaian......................................................16
2.2.2.3 Variasi dari Segi Keformalan....................................................16
2.2.2.4 Variasi dari Segi Ragam............................................................17
2.2.3 Peristiwa Tutur.............................................................................18
2.2.4 Konteks.........................................................................................19
2.2.4.1 Pengertian Konteks....................................................................19
2.2.4.2 Unsur-unsur Konteks.................................................................20
2.2.5 Argot sebagai Variasi Bahasa.......................................................23
2.2.6 Konsep-konsep Tutur dalam Sosiolinguistik................................26
2.2.7 Komunitas Gay di Yogyakarta.....................................................27
2.2.8 Tinjauan Morfologi.......................................................................29
2.2.8.1 Argot Bentuk Kata.....................................................................29
2.2.8.2 Bentuk Tunggal.........................................................................29
2.2.8.3 Bentuk Abreviasi.......................................................................30
2.2.8.4 Proses Perlambangan.................................................................32
2.2.8.5 Jenis Makna...............................................................................33
2.2.8.6 Asal Kata...................................................................................35
2.2.8.7 Kelas Kata..................................................................................36
xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................162
LAMPIRAN........................................................................................................164
DAFTAR RIWAYAT HIDUP..........................................................................172
xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB I
PENDAHULUAN
Pada era modern dan globalisasi sekarang ini, gaya hidup atau life style
merupakan hal yang sangat penting bagi kehidupan remaja sampai orang tua.
Bahkan saat ini life style menjadi ajang bergengsi untuk menunjukkan identitas
diri. Berbagai macam cara dilakukan orang-orang agar bisa menunjukkan jati
tempat untuk bersantai atau tempat tongkrongan, pola hidup, perilaku seksual
yang belakangan ini menyimpang dari etika dan norma-norma yang ada, bahkan
sampai pada cara mereka berbicara dan berkomunikasi tidak sesuai dengan etika
masyarakat berupa simbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Kedua,
Bahasa dapat dikaji secara internal dan eksternal. Kajian internal berkaitan
dan teori linguistik, sedangkan kajian eksternal berkaitan dengan faktor di luar
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
lebih dari satu disiplin ilmu, misalnya sosiolinguistik yang merupakan gabungan
dari sosiologi dan linguistik. Penelitian ini memfokuskan pada masalah ragam
Kekhasan itu muncul dalam hal tempat, status, bidang, standarisasi, dan situasi.
keragaman kata dan keunikan istilah-istilah kata yang muncul dan berlangsung
Dilihat dari situasi dan kondisi, wujud argot yang terdapat pada gay memiliki
keunikan dan kekhasan dibanding dengan bahasa jurnalistik, bahasa bisnis, dan
bahasa akademik. Indikasi dari cara berkomunikasi para gay akan mempengaruhi
Atas dasar itulah peneliti tertarik untuk meneliti tentang argot pada
ada ciri unik yang terdapat pada ragam bahasa gay di Yogyakarta. Kelompok gay
menggunakan bahasa yang sewajarnya yaitu bahasa Indonesia dan bahasa waria
yang berlaku umum yang dimengerti oleh orang banyak. Namun, apabila mereka
menggunakan bahasa jawa, bahasa gay, bahasa khas waria Yogyakarta. Lebih
dari itu, ragam bahasa gay di kota Yogyakarta lebih memiliki tingkat pola
pembentukan yang lebih rumit dibanding dengan ragam bahasa gay di kota
lainnya. Selain itu penelitian tentang argot pada komunitas gay di kota
pertanyaan yang dijadikan acuan dalam penelitian ini, yaitu sebagai berikut :
Yogyakarta?
berikut ini.
Yogyakarta.
Yogyakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1. Manfaat teoretis
keunikan bahasa yang digunakan oleh komunitas gay. Hal tersebut masuk
2. Manfaat Praktis
a. Bagi masyarakat umum hal ini menjelaskan bahwa ada banyak kekhasan
yang sejenis.
perlu diberikan batasan adalah variasi bahasa, argot, dan gay kemudian, akan
a. Variasi Bahasa
b. Argot
dari suatu kelompok orang ( KBBI ). Argot adalah variasi sosial yang
c. Konsep Sosiolinguistik
2004:2).
d. Komunitas
(KBBI)
e. Gay
Skripsi ini terdiri atas lima Bab. Bab I berisi tentang pendahuluan yang
penelitian, batasan istilah dan sistematika penyajian. Bab II berisi landasan teori
yang memuat tentang penelitian yang relevan dan kajian teori. Bab III berisi
tentang metodologi penelitian yang memuat tentang jenis penelitian, sumber dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
data penelitian, metode penelitian data, dan teknik analisis data. Bab IV berisi
tentang pembahasan yang memuat tentang hasil penelitian. Bab V berisi penutup
BAB II
LANDASAN TEORI
Berikut ini adalah uraian mengenai landasan teori meliputi penelitian yang
relevan, dan kajian teori. Penelitian yang relevan berisi tinjauan terhadap topik-
topik sejenis yang dilakukan oleh peneliti-peneliti lain. Landasan teori berisi
bahasa, argot, dan tinjauan morfologi. Penelitian terdahulu dan teori yang relevan
mengarah pada aspek sosial dan masyarakat serta aspek kebahasan dalam
data yang peneliti lakukan, dapat ditarik kesimpulan bahwa Bahasa Prokem
pada Waria di kota Trenggalek dapat berupa (1) kata, (2) singkatan dan
akronim. Bentuk prokem ini merupakan pokok yang akan dianalisis. Bentuk
prokem ini merupakan pokok yang akan dianalisis. Dari hasil analisis tersebut
8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dengan penelitian ini antara lain analisis variasi bahasa dan fungsi
perbedaannya terletak pada data yang diteliti. Nugraha meneliti tentang pola
masyarakat.
kekhasan pengejaan kata yang terdiri dari :(1) Penerapan ejaan lama, (2)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
penanggalan fonem dan suku kata yang terdiri dari: (1) penanggalan fonem
konsonan suku kata. Terdapat juga pemakaian afiks dialek Jakarta, dan
Gadjah Mada yang berjudul “Ragam Bahasa Short Message Service”. Kajian
penyingkatan, (2) perubahan fonem atau suku kata, (3) peringkasan bentuk
dalam Rubrik SMS Gaul di SoloPos”. Kajian ini mendeskripsikan tentang: (1)
peneliti tidak melakukan penelitian tentang ragam bahasa yang terdapat pada
komunitas gay. Penelitian di atas membahas tentang ragam bahasa dan gaya
membatasi kajian dalam penelitin yang berjudul argot pada komunitas gay di
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
(Nawawi, 1994:73).
2.2.1 Sosiolinguistik
12
objek dalam sosiolinguistik, bahasa tidak dilihat atau didekati sebagai bahasa,
Berkaitan dengan hal ini, Nababan dan Halliday, yang dikutip oleh
pembahasan bahasa yang terkait dengan penutur bahasa itu sebagai anggota
13
bahasa. Nilai tersebut terkait dengan apa yang baik (yang boleh) dan apa
yang tidak baik (yang tidak diperbolehkan/tidak diijinkan). Hal ini dibuktikan
dengan kaidah-kaidah yang sebagian besar tidak tertulis namun dipatuhi oleh
orang maka kita dapat menentukan siapa orang tersebut, berasal dari mana
dan sebagainya.
dengan bahasa, mengkaji tentang ciri-ciri khas keragaman bahasa, fungsi ciri
sosiolinguistik yaitu: (1) identitas sosial dari penutur, (2) identitas sosial dari
tempat peristiwa tuturan terjadi, (4) analisis sinkronik dan diakronik dari
dialek-dialek sosial, (5) penilaian sosial yang berbeda oleh penutur akan
perilaku bentuk-bentuk ujaran, (6) tingkat variasi dan ragam linguistik, (7)
sosial dari penutur dapat diketahui dari pertanyaan apa dan siapa pentur
14
karena ketigaunsur ini selalu berinteraksi, berubah, dan saling mengubah satu
15
bahasa apa, kepada siapa,kapan, dimana, dan mengenai masalah apa seperti
yang dirumuskan oleh Fishman dalam Suwito (1991:4) ”Who Speaks, what
variasi bahasa.
pokok yang berlaku dalam bahasa yang bersangkutan. Dalam hal ini (Chaer
antara lain
Variasi dari segi penutur yang disebut idiolek adalah variasi bahasa
penuturnya adalah yang disebut dialek adalah variaisi bahasa dari sekelompok
penutur yang jumlahnya relatife, yang berada pada satu tempat, wilayah atau
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
area tertentu, maka dialek ini lazim disebut dialek areal, dialek regional, atau
dialek geografi.
Variasi bahasa ke tiga berdasarkan penutur adalah yang disebut kronolek atau
dialek temporal, yakni variasi bahasa yang digunakan oleh kelompok sisal
sosiolek atau dialek sosial, yakni variasi bahasa yang berkenaan dengan
bidang kegiatan yang paling tampak cirinya adalah dalam bidang kosa
dengan masalah dialek. Kalau dialek berkenaan dengan bahasa itu digunakan
oleh siapa, dimana dan kapan, maka register berkenaan dnegan masalah
17
keputusan. Disebut ragam beku karena pola dan kaidahnya ditetapkan secara
Ragam usaha atau ragam konsulatif adalah variasi bahasa yang lazim
sebagainya.Ragam akrab atau ragam intim adalah variasi bahasa yang biasa
digunakan oleh para penutur yang hubungannya sudah akrab, seperti anggota
keluarga, atau antar teman yang sudah karib. Ragam ini ditandai dengan
Variasi bahasa dapat pula dilihat dari segi jalur dan sarana yang
digunakan.Dalam hal ini dapat disebut adanya ragam lisan dan ragam tulis,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
atau juga ragam dalam berbahasa dengan menggunakan sarana atau alat
tertentu misalnya telepon atau telegraf. Adanya ragam bahasa lisan dan ragam
bahasa tulis didasarkan pada kenyataan bahwa bahasa lisan dan bahasa tulis
kita dibantu oleh unsur-unsur non segmental atau non linguistik yang berupa
gejala fisik. Padahal dalam berbahasa tulis kita harus lebih menaruh perhatian
agar kalimat-kalimat yang kita susun bisa dapat dipahami pembaca dengan
baik. Kesalahan atau kesalahan pengertian dalam berbahasa lisan dapat segera
diperbaiki atau dilihat tetapi dalam berbahasa tulis kesalahan atau kesalahan
interaksi linguistik dalam satu bentuk ujaran atau lebih yang melibatkan dua
pihak yaitu penutur dan lawan tutur, dengan satu pokok tuturan, di dalam
waktu, tempat, dan situasi tertentu (Chaer, 1995: 61). Jadi interaksi antara
tutur. Peristiwa serupa kita dapati juga dalam acara diskusi di ruang kuliah,
di atas, peristiwa tutur terjadi pada tempat, waktu, dan siatuasi tertentu.Berarti
situasi tutur itu terjadi pada situasi tutur tertentu. Situasi tutur adalah situasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
yang melahirkan tuturan. Di dalam komunikasi tidak ada tuturan tanpa situasi
tutur. Situasi tutur tidak murni komunikatif dan tidak mengatur adanya aturan
Sementara itu, peristiwa tutur tejadi dalam satu situasi tutur dan peristiwa itu
2.2.4 Konteks
Kata konteks berasal dari kata context yang berarti kata-kata dan
kata dan kalimat dari sebuah teks, sebelum akhirnya Malinowski menciptakan
istilah “konteks situasi” yang berarti lingkungan teks (Haliday dan Hasan,
1992: 7).
pakar ilmu bahasa J.R Firth (yang oleh banyak orang dipandang sebagai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
berpendapat, semua ilmu bahasa adalah kajian tentang makna dan semua
makna merupakan fungsi dalam konteks (Halliday dan Hasan, 1992: 10).
tempat teks itu berfungsi dan yang berguna untuk menjelaskan mengapa hal-
hal yang lain dituturkan dan dituliskan pada kesempatan lain. Konteks situasi
terdiri atas tiga unsur yang saling berkaitan, yaitu (1) medan wacana, (2)
pelibat wacana, dan (3) sarana wacana. Medan wacana menunjuk pada hal
yang sedang terjadi, pada sifat tindakan sosial yang sedang berlangsung,
bagian yang diperankan oleh bahasa, yang meliputi organisasi simbiolek teks,
kedudukan dan dungsi yang dimiliki, saluran yang digunakan dan model
retorika.
waktu, tempat, adegan, topic peristiwa, bentuk amanat, kode dan saluran
21
1) Setting and scene. Di sini setting berkenaan dengan waktu dan tempat
sepak bola dalam situasi yang ramai tentu berbeda dengan pembicaraan
di kelas guru sebagai pembicara dan murid sebagai pendengar tidak dapat
ragam atau gaya bahasa yang berbeda bila berbicara dengan orang yang
lebih tua atau gurunya bila dibandingkan kalau anak berbicara degan
teman sebayanya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
3) Ends menunjuk pada maksud dan tujuan pertuturan. Peristiwa tutur yang
suatu kasus perkara, namun para partisipan di dalam peristiwa tutur itu
Dalam peristiwa tutur di ruang kuliah lingistik, ibu dosen yang cantik itu
cantik itu.
4) Act sequence, mengacu pada bentuk ujaran dan isi ujaran. Bentuk ujaran
pembicaraan.
5) Key, mengacu pada nada, cara dan semangat dimana suatub pesan
23
24
identitas mereka, atau agar orang lain tidak dapat mengerti bahasa mereka.
khusus dan rahasia.Artinya, variasi ini digunakan oleh kalangan tertentu yang
sangat terbatas, dan tidak boleh diketahui oleh kalangan di luar kelompok itu.
Kosakata dalam argot itu berubah-ubah dan bersifat temporal. Faktor yang
sering juga disebut bahasa prokem. Argot adalah salah satu bentukkebahasaan
kata-kata lama dengan makna baru. Argot mengacu pada kosakata khusus
yang tidak diketahui atau dimengerti orang banyak. Dapat dikatakan bahwa
argot adalah ragam bahasa tidak resmi yang dipakai oleh kaum remaja atau
25
Hal inilah yang dilakukan oleh “Boy” (nama samaran) yang seorang
tidak akan berjalan lancar apabila tidak ada pemahaman antara penutur dan
hewan mirip seperti harimau. Penggunaan bahasa oleh kaum gay sepertinya
bahasa tertentu demi terciptanya keakraban atau dengan alasan dan tujuan
sebagai bahasa gaul yang merupakan wujud dari variasi sosial. Bahasa gaul di
pada kalangan mereka saja. Pada awalnya, bahasa gaul yang digunakan di
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
suku kata, seperti kata banci menjadi binancini, kata gay menjadi ginay.
27
yang berjenis kelamin sama dari seorang manusia (Naele, Davidson, &
Haaga, 1996). Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia seorang yang menyukai
kepada sesama jenis ini hanya khusus berlaku untuk laki-laki yang juga
tertarik dengan laki-laki. Hal ini tidak berlaku untuk wanita, ketertarikan
sesama jenis wanita degan wanita tidak dapat dikategorikan sebagai gay,
seorang waria. Dalam kamus Besar Bahasa Indonesia waria adalah akronim
dari wanita pria dimana seorang waria tersebut berdandan layaknya seorang
seorang pria yang memiliki hasrat perasaan seperti wanita. Waria ini juga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
sering disebut wadam yaitu akronim dari hawa dan adam. Dalam masyarakat
jawa waria sering disebut dengan banci. Banci ini bukan akronim melainkan
masuk dalam kata sifat yang artinya bersifat laki-laki dan perempuan (tidak
baik dalam ber make-up ataupun berbusana. Cara seperti itu dilakukan oleh
para kaum waria untuk meyakinkan kepada setiap orang bahwa dirinya adalah
seorang “wanita”. Cara seperti itulah yang menjadikan ciri khas seorang
tersebut juga mengalami perbedaan dalam berbicara, biasanya para waria cara
berbicaranya “kemayu” (genit dan manja). Cara berbicara tadi juga diikuti
oleh perubahan suara yang awalnya suara laki-laki menjadi suara wanita.
Bahkan untuk waria dari kalangan menengah atas yang memiliki cukup modal
bahkan sampai memotong alat kelaminnya. Dengan seperti itu diharapkan jati
diri aslinya sebagi seorang laki-laki dapat berubah total menjadi seorang
wanita.
tidak berdandan menor layakya seorang waria, kaum gay tetap berdandan
hubungan ada yang berperan sebagai wanita dan ada yang berperan sebagai
29
dan lemah gemulai. Dilihat dari status sosial di masyarakat dan profesi yang
ditekuni, waria dan gay memiliki perbedaan yang sangat menyolok. Waria
biasanya berasal dari kalangan kelas bawah, seperti pengamen, pekerja salon,
make-up artis. Bahkan ada pula waria yang menjadi seorang pelacur,
Kata adalah satuan bebas yang paling kecil atau dengan kata lain,
setiap satu satuan bebas merupakan kata. Hal ini diutarakan oleh Ramlan
(2001:33). Kata terdiri dari dua macam satuan, yaitu satuan fonologik dan
satuan gramatik. Sebagai satuan fonologik, kata memiliki satu atau beberapa
suku, suku itu terdiri dari beberap fonem. Sebagai satuan gramatikal kata
memiliki satu atau beberapa morfem. Contohnya bermain, terdiri dari tiga
suku kata dengan memiliki tujuh buah fonem, yaitu /b,e,r,m,a,i,n/ dalam
Bentuk tunggal adalah satuan gramatik yang tidak terdiri dari satuan
yang lebih kecil lagi. Contohnya adalah satuan ber, - kuda, - di, - jalan, - ia, -
30
karena satuan tersebut tidak dapat dipisahkan lagi menjadi satuan yang lebih
Satuan berkuda dapat diuraikan kedalam bentuk yang lebih kecil lagi
yaitu satuan ber dan kuda. Bentuk komplek dalam penelitian ini merupakan
hasil proses afiksasi. Proses afiksasi merupakan bagian dari proses morfologi
selain proses pemajemukan dan proses dan proses pengulangan. Defnisi dari
proses afiksasi adalah pembubuhan afiks pada sesusatu satuan, baik satuan
itu bentuk tunggal maupun bentuk kompleks untuk membentuk suatu kata.
Misalnya pembubuhan afiks ber- pada kata jalan menjadi berjalan dan afiks
leksem atau kombinasi leksem sehingga jadilah bentuk baru yang berstatus
yaitu salah satu hasil proses pemnendekan yang berupa huruf atau gabungan
huruf baik yang dieja huruf demi huruf seperti, PBSI (Pendidikan Bahasa
31
penggalan yaitu proses pemendekan yang mengekalkan salah satu bagian dari
yang menggabungkan huruf dan suku kata atau bagian lain yang ditulis atau
yang dilafalkan sebagai sebuah kata yang sedikit banyak memenuhi kaidah
dasar atau gabungan leksem, contohnya takkan (dari kata tidak akan), tak
(dari kata tidak). Bentuk terkahir pada bagian ini adalah bentuk lambang
32
pelambangan suatu konsep untuk mengacu kepada referen yang berada di luar
bahasa (Chaer, 2002: 43). Makna dalam argot gay dapat dianalisis melalui
1. Penamaan
2002 : 44).
wenang tidak ada hubungan wajib di antara keduanya. Contohnya adalah kata
kuda. Antara kata (kuda) dengan benda yang diacunya yaitu seekor binatang
yang biasanya digunakan untuk menarik pedati, tidak bisa dijelaskan sama
2. Peristilahan
33
yang mengatakan bahwa peristilahan adalah kata atau gabungan kata yang
dengan cermat mengungkapkan konsep, proses, keadaan, atau sifat khas dalam
adalah hal yang sama atau dianggap bersinonim tetapi dalam istilah medis,
telinga dan kuping digunakan untuk acuan yang berbeda; telinga untuk alat
luar.
3. Pendefinisian
formal, yaitu dengan menyebut ciri umum dan ciri khusus yang menjadi
pembeda dengan konsep atau ide lain yang sama ciri umumnya.
sebuahkata atau leksem dapat dibedakan menjadi makna referensial dan non
34
makna kata.
1. Sinonim
(bisa berupa kata, frase, atau kalimat) yang maknanya kurang lebih sama
tidak seratus persen. Contohnya adalah kata meninggal dengan kata mati,
kedua kata tesebut memiliki makna yang hampir sama. Artinya ada
pembedaan, yaitu kata mati tidak dapat menggantikan kata meninggal dan
sebaliknya.
2. Antonim
dapat pula dalam bentuk frase atau kalimat) yang maknanya dianggap
kebalikan dari makna ungkapan lain (Verhaar dalam Chaer, 1995: 88).
makna antara dua buah kata yang bersifat dua arah. Artinya kata yang
dianggap sebagai kebalikan dari kata yang lain juga merupakan kebalikannya.
Misal, kata buruk berantonim dengan kata bagus, maka kata bagus
3. Hiponim
berupa kata, tetapi kiranya dapat juga frase atau kalimat) yang maknanya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
dianggap merupakan bagian dari makna suatu ungkapan lain. Hubungan yang
adalah kata ikan dengan kata tongkol, kata tongkol berhiponim dengan kata
4. Homonim
kalimat) yang bentuknya sama dengan ungkapan yang lain (juga berupa kata,
frase atau kalimat) tetapi maknanya tidak sama (Verhaar dalam Chaer, 2002:
93). Relasi makna dalam homonimi mempunyai sifat dua arah. Contohnya
adalah kata bisa yang berarti kemampuan dan kata bisa yang memiliki arti
racun yang dihasilkan oleh ular. Kata bisa yang pertama berhomonim dengan
Asal kata adalah bentuk rekontruktif yang menjadi asal kata dalam
bahasa yang sekerabat. Argot pada komunitas gay memiliki asal kata dari
kata dalam bahasa Indonesia dan asal kata dalam bahasa Jawa. Dengan kata
lain asal kata argot pada komunitas gay dapat diterapkan dalam analisis kata
1. Kata Asli
Kata asli adalah kata yang berkembang dari perbendaharaan asli suatu
bahasa dan bukan kata pinjaman (Ramlan, 2008:110). Pada argot pada
komunitas gay yang menjadi kata asli adalah kata-kata dari bahasa Indonesia
dan kata-kata dari bahasa Jawa. Hal ini terjadi karena bahasa Indonesia
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
daerah yang merupakan asal dari para gay. Sebagian dari gay dalam
2. Kata Pinjaman
Kata pinjaman adalah kata yang dipinjam dari bahasa lain dan
sedikit banyaknya disesuaikan dengan kaidah bahasa sendiri. Pada kasus kata
pinjaman. Dalam argot gay, kata pinjaman yang terdata adalah kaya dalam
Jawa. Hal ini karena lingkungan tempat mereka tinggal adalah lingkungan
Kelas kata adalah golongan kata yang memiliki kesamaan dalam perilaku
struktural kata yang mempunyai sifat atau perilaku yang sama membentuk
satu golongan kata atau kelas kata (Ramlan, 1976:27). Dalam argot bahasa
gay kelas kata dibagi menjadi tiga jenis, yaitu nomina, verba, dan numeralia.
1. Nomina
Nomina adalah kelas kata yang dapat berfungsi sebagai subyek atau obyek
dari klausa; kelas kata ini sering berpadanan dengan orang, benda, atau hal
lain yang dibendakan. Dalam bahasa Indonesia kelas kata ini ditandai oleh
37
2. Ajektiva
3. Verba
perilakunya dalam satuan yang lebih besar; jadi sebuah kata dapat
dalam hal tidak dapat didampinginya satuan itu dengan partikel di, ke,
dari, atau partikel seperti sangat, lebih, atau agak (Kridalaksana, 2007: 51)
4. Numeralia
untk mendampingi numeralia lain, dan (3) tidak dapat bergabung dengan
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Bab ini menguraikan tentang jenis penelitian, data dan sumber data,
analisi data dan objek penelitian. Metode penelitian merupakan prosedur dan
langkah kerja yang digunakan dalam kegiatan penlitian mulai dari pengumpulan
berdasarkan tipe dan jenis penelitiannya (Sutedi 25:22). Dengan demikian, pada
analisis, dan penyajian data yang dilakukan secara sistematis dan obyektif untuk
prinsip-prinsip umum.
adalah metode penelitian yang semata-mata hanya berdasarkan fakta yang ada
sehingga yang dihasilkan atau yang dicatat berupa data yang apa adanya.
38
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
produk dari proses tersebut (Arikunto, 2002:11). Pada penelitian ini, peneliti
mencermati dan menyajikan gambaran mengenai gejala yang diteliti, dari data
tentang argot gay yang ada kemudian dianalisis pola pembentukan dan faktor-
kualitatif yang dimaksud karena penelitian ini dilakukan pada kondisi yang
dengan siapa atau pandangan peneliti terhadap adanya dan tidak adanya
data, analisis data, menafsirkan data dan membuat kesimpulan atas temuannya
(Sugiyono, 2012:222). Fokus pada penelitian ini adalah komunitas gay di kota
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
Sumber data utama dalam penelitian kualitatif ini adalah kata-kata dan
komunitas gay yang ada di kota Yogyakarta. Sumber data penelitian ini berasal
dari beberapa cuplikan tuturan yag semuanya diambil secara natural dalam
41
observasi atau metode pengamatan dalam ilmu pengetahuan sosial. Metode ini
menyadap pemakaian bahasa dari informan. Sebagai tehnik dasar maka tentu
tuturan dalam komunikasi komunitas gay sebagaimana adanya. Hal ini sesuai
dengan ciri penelitian kualitatif bahwa sumber data yang berupa natural
setting dikumpulkan secara langsung dari lingkungan nyata dalam situasi yang
hari (Bogdan & Biklen, 1982; Burgess,1985: 8 via Zaianal Hasan). Pada awal
tersebut. Berangkat dari hal tersebut serta seiring dengan kelanjutan tahapan
penerapan tehnik bebas libat cakap. Dalam fase ini peneliti hanya bersikap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
diperoleh dalam situsi komunikasi yang berjalan sebagaimana adanya. Hal ini
Dalam tahap ini data yang telah dianalisis kemudian disajikan dengan
→ ) dan dengan penjabaran kata-kata, fonem serta urutan pola dari kata umum
analisis dilanjutkan dengan proses analisis bentuk kata, asal kata, dan kelas
proses perlambangan, jenis makna, relasi makna, dan medan makna. Pada
analisis bentuk kata, data diklasifikasikan menjadi dua macam, yaitu kata
tunggal dan kata kompleks. Pada analisis asal kata, data dimasukkan ke dalam
dua golongan, yaitu kata asli dan kata pinjaman. Sedangkan pada analisis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
kelas kata, data dikategorikan ke dalam tiga macam kelas, yaitu numeralia,
3.5 Trianggulasi
pembanding terhadap data itu (Moleong, 2006: 330). Teknik trianggulasi yang
derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu, dan alat
yang berbeda dalam penelitian kualitatif (Patton via Moleong, 2006: 330).
Narasumber 1
Umur : 35 Tahun
kini bekerja sebagai Co. Manager TeRace Cafe Jogja. Ia juga memiliki
44
hubungan yang baik, jadi orang tuanya pun sudah tahu jika, wahyu Saputro
oleh kedua orang tuanya sejak Wahyu Saputro di SMA. Mereka curiga
dengan tingkah laku yang dilakukan oleh Wahyu Saputro karena pada saat itu
pakaian yang ada di lemari ibunya, ia gemar memakai sendal ataupun sepatu
menerima kenyataan itu, mereka masih kerap kali menasehati Wahyu bahwa
pada sutu komunitas gay di Yogyakarta sejak tahun 1995 atau pada saat ia
sudah bekerja dan ia merasa sudah memiliki hasil, bisa menghidupi dirinya
menjadi seorang gay. Kini wahyu masih tetap bekerja sebagai Co. Manager di
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
TeRace café Jogja dimana sebelumnya ia menjadi hair stylish di Liquid Jogja.
Ia kini juga menjadi ketua komunitas gay di wilayah timur. Nama komunitas
gay yang diketuai oleh Wahyu Saputro ini adalah komunitas gay TRc. Dan
kini Wahyu Saputro di kenal dengan nama Susmex Sublach. Pada tanggal 14
peneliti sangat beruntung karena bisa bertemu langsung dengan ketua gay
Narasumber 2
Nama : Simbok
Umur : 35 Tahun
Pekerjaan : Wiraswasta
46
sampai saat ini Danang belum berani mengatakan kepada keluarganya tentang
sukai, bebas melakukan hal yang ia sukai, tetapi saat di Purwokerto sebisa
mungkin ia harus menjadi laki-laki yang normal. Hal ini ia lakukan untuk
kata mereka. Danang selalu repot dan telaten saat mengurus teman-temannya.
Jiwa keibuannya sangat kental melekat pad Danang, oleh sebab itu ia dijuluki
dengan Simbok. Sudah hampir 2 tahun ini Simbok menjadi ketua komunitas
gay di wilayah selatan. Nama komunitas gay yang diketuai oleh Simbok ini
Sublach (ketua gay wilayah timur, TRc) dan Simbok (ketua gay wilayah
Yogyakarta menyatakan bahwa data yang penelitian ambil sudah benar dan
tepat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB IV
Dari hasil penelitian didapatkan data berupa kata rahasia pada komunitas
gay. Pengumpulan data diperoleh dengan cara berperan serta dalam komunitas
gay dan menyimak setiap tuturan yang mereka lakukan melalui pengamatan
diadakan oleh komunitasnya. Dalam hal ini peneliti sama sekali tidak berpijak
Maksud dari kebaruan data adalah suatu penemuan data yang benar-
benar baru muncul bukan mengulang kata-kata yang sudah ada. Data yang
47
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
pemaparannya.
Analisis:
Percakapan di atas menjelaskan bahwa P1 sangat gemas dengan barang
yang dimiliki oleh P2, kegemasan tersebut tampak pada tuturan iihhh lucu,
terhadap P2, karena P2 memiliki selera gaya hidup atau selera dalam
Data 2 Bencong
P1 : wolha yo karang benconggggg...
P2 : ra bengak-bengok to, koyo kowe ra bencong wae.
P1 : kok cangkeman e kowe.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
(Konteks: percakapan di atas dilakukan oleh dua orang sahabat yang sedang
berdada di warung makan. Percakapan tersebut dilakukan penutur kepada
mitra tutur dengan maksud bercanda).
Analisis:
Percakapan di atas menjelaskan bahwa sedang ada seorang pengamen,
menyebut waria dengan sebutan bencong. Pada saat itu bencong tersebut
sedang menggoda salah satu anggota gay yaitu P1. Karna yang menggoda
adalah seorang waria maka P1 merasa risih dan merasa terganggu, hal itu
kepribadian yang sama dengan pengamen yang bencong tadi. Argot pada
argot dengan kategori penambahan -ong karena “bencong” berasal dari kata
Data 3 Gedong
P1 : oh kui kak? Awake cilik ah. Kurang lemu sitik.
P2 : eh jangan salah. Cilik-cilik ngono tapi hmmmm gedong.
Analisis:
Tuturan di atas disampaikan oleh P1 dengan nada santai tetapi membuat
50
jawaban yang tegas dan centil, ia menjawab dengan nada tegas dan centil
tersanjung dan memperhatikan P2. Hal itu dijelaskan pada tuturan “eh
dengan kategori penambahan -ong karena “gedong” berasal dari kata dasar
Data 4 Hetong
P1 : hetong-hetong gak usah ngebut.
P2 : oke bosku. Santai.
laki-lak) yang sedang dimabuk asmara. Hal itu terlihat dari pecakapan
usah ngebut dengan nada yang sangat lembut, dan dengan kedipan mata
genit yang ditujukan kepada kekasihnya yang sedang berada di atas motor.
51
kekasihnya. Hal itu terlihat ketika dia sedang berbica dengan kekasihnya,
argot dengan kategori penambahan -ong karena hetong berasal dari kata
Data 5 Lekong
P1 : self service yo kene ki. Kono jupuk aku wes mesekne kok mau ki.
P2 : isin aku mas-mase cucok e.
P3 : sah manja kowe ki lanang.
P1 : ha yo to, lanang kakean drama.
P2 : aku lekong tapi hati hellokitty ih.
Analisis :
dilakukan di kedai tesebut adalah self service, jadi setiap orang yang memesan
menu di kedai kopi tersebut harus bisa melayani diri sendiri, seperti mengambil
sendiri pesanan yang sudah jadi, dan mengembalikan gelas sendiri. Pada saat
jadi tetapi di tolak oleh P2 karena P2 merasa malu jika harus bertemu dengan
laki-laki ganteng. P2 malu karena dirinya merasa seperti wanita lainnya yang
malu apabila bertemu dengan laki-laki yang berparas tampan, hal itu
ditunjukkan pada percakapan “aku lekong tapi hati hellokitty ih”, dia merasa
bahwa meskipun fisiknya seorang laki-laki tetapi hati dan jiwanya adalah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
seorang wanita. Argot pada tuturan di atas terdapat pada kata “lekong”. Kata
Data 6 Lempong
P1 : Hans ki gemes aku. Heh kamu kok bisa putih gitu to? Aku pengen e.
P2 : nggak putih lho kak aku.
P3 : dulu pas bikin, bikinnya pakai lempong ya hans. Hahah
P2 : kak panda bisa aja.
Analisis:
di sauatu acara rutin yang dilaksanakan setiap bulan sekali. Pada percakapan di
candaannya dengan nada gemas dan genit, P1 gemas karena P2 memiliki kulit
yang sangat putih beda dengan dirinya yang berkulit sawo matang. Oleh karena
itu ia sangat heran dan gemas dengan P2, hal itu ditunjukkan pada tuturan
“Hans ki gemes aku. Heh kamu kok bisa putih gitu to? Aku pengen e”. Namun
ucapan P1 ditanggapi biasa saja oleh P2, karena P2 masih anggota baru, jadi ia
candaan dengan sedikit lantang. Dengan hal itu P2 sudah mulai bisa
beradaptasi dengan anggota lainnya. Argot pada tuturan di atas terdapat pada
kalimat “dulu pas bikin, bikinnya pakai lempong ya hans. Hahah”. Kalimat di
atas terdapat argot yang termasuk dalam kategori penambahan –ong, yaitu kata
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
penambahan -ong
Data 7 Mekong
P1 : Cica dari mana kok baru datang?
P2 : mekong nek. Diajakin temen kampus tadi.
P3 : temen kampus po temen tidur ca?
P1 : iyo hayo temen opo? Ojo-ojo konco turu.
(Konteks: percakapan di atas dilakukan oleh ketua anggota kepada salah satu
anggotanya. Percakapan tersebut dilakukan dengan maksud bercandaan).
Analisis:
beberapa gay sedang berkumpul bersama dalam acara hari kelahiran salah satu
anggota gay. Di tengah-tengah mulainnya acara, ada salah satu anggota gay
yang datang terlambat, ia terlihat sangat canggung ketika tahu bahwa ia datang
disambut oleh P2 dengan jawaban yang sangat lembut, “mekong nek. Diajakin
dan sedikit menunduk. Argot pada tuturan di atas terdapat pada kalimat
“mekong nek. Diajakin temen kampus tadi”. Argot pada kalimat tersebut
terdapat pada kata “Mekong” kata Mekong termasuk dalam kategori argot
penambahan –ong karena kata mekong berasal dari makan yang mendapat
penambahan –ong.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
Data 8 Metong
Ketika salah satu gay sedang menelpon saya (penulis).
P1 : nduk, nengdi?
P2 : aku di kontrakan kak, gimana?
P1 : aku numpang adus yo? Oleh kan?
P2 : iya sini aja kak.
Setelah beberapa saat P1 sampai di kontrakan penulis.
P1 : numpang adus yo, PLN ki njelei kok ngribut-ngributi wong meh
nyambut gawe. Aku masak ki rung mateng lho wes metong sak
kabehane.
P2 : sabar kak. Wes gek mandi.
P1 : yo yo. Misi numpang yo. Sory ngrepoti
P2 : hahah santai kak.
Analisis:
Percakapan di atas dilakukan oleh peneliti dan salah satu anggota gay.
Dalam hal ini peneliti dan P1 memiliki hubungan pertemanan yang sangat
pekerjaan rumah yang sedang dikerjakan oelh P1 belum selesai tetapi lisrik
keburu padam. Kekesalan P1 terlihat pada percakapan “numpang adus yo, PLN
ki njelei kok ngribut-ngributi wong meh nyambut gawe. Aku masak ki rung
mateng lho kok wes metong sak kabehane”. Pada hal ini P1 meluapkan
kekesalannya kepada P2. Tetapi P2 merasa hal itu sudah biasa karna memang
pada percakapan di atas terdapat pada kalimat “numpang adus yo, PLN ki
njelei kok ngribut-ngributi wong meh nyambut gawe. Aku masak ki rung
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
mateng lho kok wes metong sak kabehane”. Argot pada kalimat tersebut
terdapat pada kata “metong”. Kata mekong termasuk dalam kategori argot
penamabahan –ong karena kata mekong berasal dari kata makan yang
Data 9 Mendong
P1 : habis ini sarapan yuk. Aku ngeleh
P2 : sarapan dimana kak?
P1 : pengen yang berkuah-kuah
P3 : angel e isuk-isuk golek berkuah.
P1 : sembarangan, soto kae berkuah. Akehhh
P3 : yo wes lek ayo, arep lek mendong.
P2 : tumben mendong?
P1 : arep nengdi adus barang ki?
P3 : kerejonglah emang situ pengangguran
P1 : eh sini kelas malam ya kerjanya. Sembarangan
Analisis :
pekerja, yang pertama bekerja di sebuah hotel dan yang kedua bekerja sebagai
stylish rambut, pada percakapan ini mereka sedang beradu argument tentang
tempat umtuk sarapan karena setelah sarapan mereka akan sama-sama bekerja.
56
kata kerejong berasal dari kata kerja yang mendapat penambahan –ong.
Data 10 Nepsong
P1 : bar weruh lanangan akeh paling yo ngleces.
P2 : ih sembarangan.
P1 : lha suwe je kowe ki.
P3 : kok bisa sih kak? Aku roaming
P1 : vicky kan nepsong kalau ketemu cowok-cowok.
P3 : masak sik?
P2 : ih ora ya, aku nespong pun milih-milih.
Analisis :
ucapan P2. Percakapan di atas terdapat argot yang biasa digunakan oleh
kata sebelumnya dengan [é] dan mengubah suku kata terakhir sehingga
57
Data 1 Centes
P1 : lho potong rambut? Keliatan fresh lho say.
P2 : nggak pantes po kak? Kelihatan tambah gendut ya?
P1 : hei enggak kok. Centesss (sambil mata genit).
Analisis :
terhadap gaya rambut baru yang dimiliki oleh P2. Hal itu terlihat pada
dan serasa ingin mengganti gaya rambutnya seperti gaya rambut P2. Pada
percakapan di atas terdapat argot yang digunkan oleh anggota gay. Argot
tersebut terdapat pada kata “centes”. Kata centes termasuk dalam kategori
argot penambahan –es, karena kata centes berasal dari kata cantik yang
58
mengubah bunyi/huruf vokal suku kata sebelumnya dengan [é] dan mengubah
Data 2 Endes
P1 : emoh aku nek kon mikir mangan. Aku manut wae wes. Pokoke sing
endes.
P2 : bakmi jawa yang deket altar (alun-alun utara) aja. Aku biasa disitu
kok.
P3 : oh iyo endes kui.
Analisis :
Percakapan di atas dilakukan oleh sekelompok anggota gay yang sedang
menjadi hal yang biasa bagi mereka. Setiap kali menentukan tempat makan
kebersihan dan kesehatan tempat makan yang akan mereka pilih. Sifat mereka
yang seperti itu melebihi sifat wanita yang kadang masa bodoh dalam
menentukan tempat makan. Hal itu terlihat pada kalimat yang diucapkan P1
digunakan salah satu anggota gay argot tersebut adalah “endes”. Endes”
termasuk dalam kategori argot yang mendapat penambahan –es karena kata
endes berasal dari kata enak yang mendapat penambahan –es dan memiliki
59
sebelumnya dengan [é] dan mengubah suku kata terakhir sehingga berakhir
dengan –es.
Data 3 Gengges
(Konteks: percakapan dilakukan oleh dua orang teman yang sedang duduk di
pinggiran jalan Malioboro. Saat sedang bersantai penutur pertama usil
kepada banci yang sedang lewat di depan mereka. Kemudian penutur kedua
juga mengeluarkan sindirannya kepada penutur pertama).
Analisis :
menyebut waria dengan sebutan bencong. Pada saat itu bencong tersebut
sedang menggoda salah satu anggota gay yaitu P1. Karna yang menggoda
adalah seorang waria maka P1 merasa risih dan merasa terganggu, hal itu
kepribadian yang sama dengan pengamen yang bencong tadi. Argot pada
argot dengan kategori penambahan -es karena “genggges” berasal dari kata
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
dengan [é] dan mengubah suku kata terakhir sehingga berakhir dengan –es..
Data 4 Ngleces
P1 : kak aku nitip tas sikik yo kak. Meh neng kamar mandi sikik aku. Duh
tapi isin ono mas-mas
P2 : halah kemayu lek uwes.
Setela beberapa saat.
P3 : suwi banget neng kamar mandi ngopo e vick?
P2 : bar weruh lanangan akeh paling yo ngleces.
P1 : ih sembarangan.
P3 : lha suwe je kowe ki.
Analisis :
dirasa terlalu lama berada di kamar mandi. Hal itu menjadikan kecurigaan bagi
mandi, tetapi karena di rasa terlalu lama, maka anggota yang lain mereka
melakukan kegiatan merangsang diri sendiri di kamar mandi (toilet). Hal itu
ditunjukkan pada kalimat “bar weruh lanangan akeh paling yo ngleces”. Kata
ngeleces dalam hal ini bermakan merangsang alat kelamin sendiri agar
mendapatkan kepuasan. Argot pada percakapan ini terdapat pada kata ngeleces.
Kata ngeleces termasuk dalam kategori argot dengan penambahan –es karena
ngeleces berasal dari kata ngeloco yang mendapat penambahan –es dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
sebelumnya dengan [é] dan mengubah suku kata terakhir sehingga berakhir
dengan –es.
Data 5 Peres
P1 : karang cangkeme vicky maklum kurang belaian.
P2 : yo biasa sih kak, aku kan biasa urip neng hotel, mewah, ACan, njuk
lingguhe turune ki empuk-empuk. Ra biasa nek atos-atos ki. Inget aku
cah mewah.
P3 : peressssss. *kemudian berjalan menjauh dan mengambil motor.
P2 : sah baper lho Ren. Haha
P3 : tidyak sama sekali.
Analisis:
parkir salah satu kedai makan di kali milk. Percakapan tersebut dilakukan dengan
suasana yang sedikit panas, karena pada percakapan tersebut terdapat sindiran
yang dilakukan oleh penutur kedua kepada penutur ketiga yang tidak bias diajak
hidup sederhana. Percakapan di atas terdapat argot yang biasa digunakan oleh
komunitas gay di kota Yogyakarta. Argot tersebut terdapat pada kata “peres”.
Kata peres memiliki makna pura-pura. Kata peres termasuk dalam kategori argot
penambahan –es karena peres berasal dari kata pura yang mendapat tambahan -es
dan memiliki proses pembentukan dengan mengubah bunyi/huruf vokal suku kata
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
sebelumnya dengan [é] dan mengubah suku kata terakhir sehingga berakhir
dengan –es.
4.2.1.3 Analisis Wujud Argot dengan Kategori Istilah Baru pada Bahasa
Indonesia
yang di dalamnya terdapat argot yang berasal dari istilah-istilah baru yang sudah
Analisis :
terdapat agot yang digunakan oleh anggota komunitas gay. Argot yang
ditemukan dalam percakapan di atas terdapat pada kata “adinda”. Argot adinda
terdapat pada akalimat “Aku adinda kak, handphoneku gak biasa kosong sih.
pulsa yang dapat digunakan untuk menghubungi temannya yang belum datang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
Kata andida termasuk dalam kategori argot yang berasal dari istilah yang sudah
(Konteks: percakapan di atas dilakukan oleh dua sahabat yang baru saja
bertemu. Percakapan dilkaukan dipintu masuk suatu club malam. oleh
penutur pertama mengucapkan percakapan tersebut dengan nada yang
lantang, hal ini dilakukan untuk menarik perhatian gay lainnya).
Analisis :
terdapat agot yang digunakan oleh anggota komunitas gay. Argot yang
ya amplop terdapat pada kalimat “Gusti Allah, hei aku lali. Ya amplop kepiye
kak, aku balik meneh po?”. Kata ya amplop dalam hal ini digunakan untuk
dipesan oleh P2. Ya amplop termasuk dalam kategori argot yang berasal dari
memiliki arti sebuah benda yang digunakan untuk tempat surat, namun
64
(Konteks: percakapan di atas dilakukan oleh dua sahabat yang sedang duduk
bersantai. Percakapan tersebut dilakukan dilaukan dirumah salah satu
anggota gay. Percakapan ini dilakukan untuk mengejek temannya yang tidak
pernah mau bergantian membeli makanan).
Analisis :
dalamnya terdapat agot yang digunakan oleh anggota komunitas gay. Argot
yang ditemukan dalam percakapan di atas terdapat pada kata bealang. Kata
bahwa ornag itu tidak hanya memululu minta dari orang lain, tetapi juga
harus mengeluarkan modal. Argot pada tuturan di atas terdapat kata belalang.
Belalang termasuk dalam kategori argot yang berasal dari istilah yang sudah
ada dalam bahasa Indonesia. Dalam bahasa Indonesia kata belalang memiliki
arti binatang berkaki empat yang biasa hidup di persawahan. Tetapi dalam
argot pada komuitas gay, kata belalang digunakan untuk menggantikan kata
beli.
Data 4 Ember
P1 : aku bleaching aja po ya? trus diponi depan. Biar tambah sirik.
Hahah
P2 : ember kak. Pasti nanti ikut-ikutan.
65
Analisis :
dalamnya terdapat agot yang digunakan oleh anggota komunitas gay. Argot
yang ditemukan dalam percakapan di atas terdapat pada kata ember. Kata
kebenaran kepada P1. Ember termasuk dalam kategori argot yang berasal
dari istilah yang sudah ada dalam bahasa Indonesia. Dalam bahasa
Indonesia ember memiliki arti sebgai wadah yang etrbuat dari seng atau
melamin yang digunakan untuk menampung air. Tetapi dalam argot pada
bener.
(Konteks: percakapan di atas dilakukan oleh pemilik salah satu club malam
di Yogyakarta ketika bertemu dengan soerang anak kecil yang memiliki
tubuh gendut, percakapan itu dilakukan dengan nada yang lembut dan
genit, untuu menunjukkan bahwa ia benar-benar merasa gemas dengan
anak kecil tersebut).
Analisis :
dalamnya terdapat agot yang digunakan oleh anggota komunitas gay. Argot
yang ditemukan dalam percakapan di atas terdapat pada kata gembala sapi.
yang memiliki badan gemuk. Gembala sapi termasuk dalam kategori argot
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
yang berasal dari istilah yang sudah ada dalam bahasa Indonesia. Dalam
bahasa Indonesia kata gembala sapi memiliki arti seseorang yang gemar
menggembalakan sapi. Tetapi dalam argot komunitas gay kata gembala sapi
Data 6 Gilingan
P1 : jangan salah. Cilik-cilik ngono tapi hmmm gedong.
P2 : wolha gilingan koe kak har.
Analisis :
dalamnya terdapat agot yang digunakan oleh anggota komunitas gay. Argot
yang ditemukan dalam percakapan di atas terdapat pada kata gilingan. Kata
yang bersikap tidak masuk akal. Kata gilingan termasuk dalam kategori
argot yang berasal dari istilah yang sudah ada dalam bahasa Indonesia.
Dalam bahasa Indonesia kata gilingan memiliki makna sebagai papan yang
digunkan untuk menggiling. Tetapi dalam argot komunitas gay kata gilingan
Data 7 Iritasi.
P1 : Jare meetup e minggu ngarep ko, aku jare nenek mau.
P2 : mbok ojo minggu ngarep kak. Tanggal tuwo e kak. Iritasi
duwitku.
P1 : yo mengko ben do ngomong karo nenek.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
Konteks: percakapan dilakukan oleh dua orang sahabat disalah satu burjo
di daerah selokan mataram. Percakapan ini merupaka salah satu protes
anggota kepada ketua, karena keberatan menetukan tanggal acara.
Analisis :
dalamnya terdapat agot yang digunakan oleh anggota komunitas gay. Argot
yang ditemukan dalam percakapan di atas terdapat pada kata iritasi. Kata
iritasi termasuk dalam kategori argot yang berasal dari istilah baru yang
sudah ada dalam bahasa Indonesia. Dlam bahasa Indonesia kata iritasi
berarti memar atau luka yang diakibatkan karena pennagana suatu luka yang
kurang bersih. Tetapi dalam argot komunitas gay, kata iritasi digunakan
Analsisi :
dalamnya terdapat agot yang digunakan oleh anggota komunitas gay. Argot
yang ditemukan dalam percakapan di atas terdapat pada kata jail-jali. Kata
jail-jali termasuk dalam kategori argot yang berasal dari istlah baru yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
sudah ada dalam bahasa Indonesia. Kata jail-jali dalam argot pada
Data 9 Kencana
P1 : hei, jangan kereta kencana sembarangan, dicokot tengu mengko
kui.
P2 : tengu opo kowe sing nyokot Lex?
P1 : weee ngeyel, yowes karebmu.
Analisis :
dalamnya terdapat agot yang digunakan oleh anggota komunitas gay. Argot
kencana. Kata kencana termasuk dalam kategori argot yang berasal dari
sitilah yang sudah ada dalam bahasa Indonesia. Dlam bahasa Indonesia ata
69
Analsisis :
dalamnya terdapat agot yang digunakan oleh anggota komunitas gay. Argot
yang ditemukan dalam percakapan di atas terdapat pada kata lapangan bola.
Kata lapangan bola termasuk dalam kategori argot yang berasal dari istilah
yang sudah ada dalam bahasa Indonesia. Pada bahasa Indonesia kata
lapangan bola memiliki makna sebagai arena atau tanah lapangan yang
sangat luas yang digunakan untuk pertandingan bola sepak. Tetapi dalam
argot pada komunitas gay, kata lapangan bola memiliki arti sebagia lapar.
Analisis:
Argot yang ditemukan dalam percakapan di atas terdapat pada kata beranak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
dalam kubur. Kata beranak dalam kubur termasuk dalam kategori argot
yang berasal dari istilah baru yang sudah ada dalam bahasa Indonesia. Kata
komunitas gay kata berana dalam kubur memiliki arti sebagai berak atau
Analsisis :
dalamnya terdapat agot yang digunakan oleh anggota komunitas gay. Argot
yang ditemukan dalam percakapan di atas terdapat pada kata lamberta. Kata
lamberta termasuk dalam kategori argot yangberasal dari istilah yang sudah
ada dalam bahasa Indonesia karena dalam bahasa Indonesia lamberta adalah
alat transportasi pada masa dahulu yang menyerupai omplet. Tetapi pada
argot komunitas gay, lamberta memiliki arti lama atau lambat. Sedangkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
Tetapi dalam argot pada komunitas gay, bambang memiliki arti banget.
Data 13 Tinta
P2 : tinta kak, temen kampus.
P1 : temen kampus yang berlanjut menjadi konco turu.
P3 : ih Kak Hary.
Analisis :
dalamnya terdapat agot yang digunakan oleh anggota komunitas gay. Argot
yang ditemukan dalam percakapan di atas terdapat pada kata “tinta” kata
tinta pada percakapandi atas digunakan untuk menjelaskna kata tidak. Kata
tinta termasuk dalam kategori argot yang berasal dari istilah yang sudah ada
dalam bahasa Indonesia karena dalam bahasa Indonesia kata tinta memiliki
arti cairan hitam atau biru yang digunakan untuk menulis, tetapi dalam argot
72
Data 1 Cor-coran
P1 : nggak kok, kita lagi ngobrol-ngobrol aja ya kan.
P2 : paham kok aku paham. Lagi gosipin si itu kan?
P3 : gak kelas doa sam kita. Corcoran gitu mana level.
Analisis :
Dalam argot gay cor-coran memiliki makna seorang gay yang tidak
kounitasnya tersebut. Baik acara besar maupun kecil, biasanya gay yang
jarang bergaul atau sama sekali tidak pernah bergaul itu dikarenakan masih
Data 2 Gedong
P1 : oh kui kak? Awake cilik ah. Kurang lemu sitik.
P2 : eh jangan salah. Cilik-cilik ngono tapi hmmmm gedong.
Data 3 Merak-merakkan
P1 : sedih aku kak. Lagi sepi, gak ada laki
P2 : jangan sedih, masih ada temen. Rak ono lanang yo isih urip kok
nduk.
P3 : sama amir Ca, hahhaa
P2 : merak-merakkan nek karo Amir.
73
Analisis :
Data 4 Kempolan
P1 : minggu ngarep kan G-Night to kak?
P2 : eh iyo, duh aku mlebu opo yo. Mugo ae mlebu isuk dadi iso.
P3 : njaluk ganti jadwal wae to vick.
P1 : meh dandan wedok po lanang?
P3 : kempolan wae vick.
P2 : ha yo ben do napsu.
Analisis :
Kempolan adalah suatu alat yang biasa dipakai oleh para gay yang
terbuat dari semacam foam dan kain keras berbentuk seperti celana
pendek senam yang sangat kekat (model ini bervariasi, ada yang
membentuk otot pinggul, otot paha, dan otot betis agar lebih menonjol
sehingga kesan sexy akan lebih tampak pada diri seorang gay.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
Data 5 Ngleces
P1 : kak aku nitip tas sikik yo kak. Meh neng kamar mandi sikik aku.
Duh
tapi isin ono mas-mas
P2 : halah kemayu lek uwes.
Setela beberapa saat.
P3 : suwi banget neng kamar mandi ngopo e vick?
P2 : bar weruh lanangan akeh paling yo ngleces.
P1 : ih sembarangan.
P3 : lha suwe je kowe ki.
Analisis :
peneliti lakukan adalah kaum gay yang berada di kota Yogyakarta dan
Demikian juga beberapa kaum gay yang berada di sini, mereka memiliki
Berikut sajian data penggunaan argot pada komunitas gay yang telah
75
Berikut ini adalah tuturan yang terdapat pada percakapan anggota komunitas
dilakukan oleh anggota komunitas gay di kota Yogyakarta. Berikut ini adalah
Data 1
P1 : Hans ki gemes aku.. Heh kamu kok bisa putih gitu to? Aku pengen e.
P2 : nggak putih lho kak aku..
P3 : dulu pas bikin, bikinnya pakai lempong ya hans. Hahah
P2 : kak panda bisa aja.
Analisis:
di sauatu acara rutin yang dilaksanakan setiap bulan sekali. Pada percakapan di
candaannya dengan nada gemas dan genit, P1 gemas karena P2 memiliki kulit
yang sangat putih beda dengan dirinya yang berkulit sawo matang. Oleh karena
itu ia sangat heran dan gemas dengan P2, hal itu ditunjukkan pada tuturan “Hans
ki gemes aku. Heh kamu kok bisa putih gitu to? Aku pengen e”. Namun ucapan P1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
ditanggapi biasa saja oleh P2, karena P2 masih anggota baru, jadi ia masih terlihat
sedikit lantang. Dengan hal itu P2 sudah mulai bisa beradaptasi dengan anggota
lainnya. Argot pada tuturan di atas terdapat pada kalimat “dulu pas bikin, bikinnya
pakai lempong ya hans. Hahah”. Kalimat di atas terdapat argot yang termasuk
dalam kategori penambahan –ong, yaitu kata “lempong”. Lempong berasal dari
atas adalah percakapan yang dilakukan oleh anggota komunitas gay yang di
dalamnya terdapat argot bentuk kata tunggal. Percakapan di atas termasuk dalam
argot berdasarkan bentuk kata tunggal karena argot yang terdapat pada
percakapan di atas (lempong) merupaka satuan gramatik yang tidak terdiri dari
satuan yang lebih kecil lagi, masing-masing tersebut merupakan bentuk tunggal
karena satuan tersebut tidak dapat dipisahkan lagi menjadi satuan yang lebih kecil.
Data 2
P1 : self service yo kene ki. Kono jupuk aku wes mesekne kok mau ki.
P2 : isin aku mas-mase cucok e.
P3 : sah manja kowe ki lanang.
P1 : ha yo to, lanang kakean drama.
P2 : aku lekong tapi hati hellokitty ih.
Analisis :
di kedai tesebut adalah self service, jadi setiap orang yang memesan menu di
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
kedai kopi tersebut harus bisa melayani diri sendiri, seperti mengambil sendiri
pesanan yang sudah jadi, dan mengembalikan gelas sendiri. Pada saat pesanan
sudah jadi, P1 menyuruh P2 untuk mengambil pesanan yang sudah jadi tetapi di
tolak oleh P2 karena P2 merasa malu jika harus bertemu dengan laki-laki ganteng.
P2 malu karena dirinya merasa seperti wanita lainnya yang malu apabila bertemu
dengan laki-laki yang berparas tampan, hal itu ditunjukkan pada percakapan “aku
lekong tapi hati hellokitty ih”, dia merasa bahwa meskipun fisiknya seorang laki-
laki tetapi hati dan jiwanya adalah seorang wanita. Argot pada tuturan di atas
terdapat pada kata “lekong”. Kata lekong termasuk ke dalam kategori argot
penambahan –ong karena “lekong” berasal dari kata asal laki yangv mendapat
kata tunggal karena argot yang terdapat pada percakapan di atas (lekong)
merupaka satuan gramatik yang tidak terdiri dari satuan yang lebih kecil lagi,
Data 3
P1 : hetong-hetong gak usah ngebut.
P2 : oke bosku. Santai.
Analisis:
laki-lak) yang sedang dimabuk asmara. Hal itu terlihat dari pecakapan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
usah ngebut dengan nada yang sangat lembut, dan dengan kedipan mata
genit yang ditujukan kepada kekasihnya yang sedang berada di atas motor.
kekasihnya. Hal itu terlihat ketika dia sedang berbica dengan kekasihnya,
argot dengan kategori penambahan -ong karena hetong berasal dari kata
dalam argot berdasarkan bentuk kata tunggal karena argot yang terdapat
terdiri dari satuan yang lebih kecil lagi, masing-masing tersebut merupakan
bentuk tunggal karena satuan tersebut tidak dapat dipisahkan lagi menjadi
ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
Data 1 Titi dj
P1 : itu udah aku siapin ya di tas, jangan lupa nanti di ambil
P2 : iya bebi, pulang dulu ya.
P1 : oke titi dj ya, nggak usah ngebut -ngebut.
P2 : oke bosku. Santai.
Analsisi :
Percakapan tersebut masuk dalam kategori bentuk abreviasi karena argot yang
beberapa bagian leksem atau kombinasi leksem sehingga jadilah bentuk baru yang
berstatus kata.
Data 2 Ember
P1 : aku bleaching aja po ya? trus diponi depan. Biar tambah sirik. Hahah
P2 : ember kak. Pasti nanti ikut-ikutan.
(Konteks: percakapan tersebut dilakukan oleh dua orang yang kira-kira berumur
27 tahun, keduana sama-sama berkerja sebagai stylish rambut. Keduanya sedang
membicarakan salah satu teman mereka yang mereka anggap sebagai orang yang
sombong , sok tahu, dan suka iri dengan teman lainya).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
Analsisi :
Percakapan tersebut masuk dalam kategori bentuk abreviasi karena argot yang
beberapa bagian leksem atau kombinasi leksem sehingga jadilah bentuk baru yang
berstatus kata.
dilakukan oleh anggota komunitas gay di kota Yogyakarta. Berikut ini adalah
Data 1 lekong
P1 : self service yo kene ki. Kono jupuk aku wes mesekne kok mau ki.
P2 : isin aku mas-mase cucok e.
P3 : sah manja kowe ki lanang.
P1 : ha yo to, lanang kakean drama.
P2 : aku lekong tapi hati hellokitty ih.
81
Analisis:
asli. Mengapa argot tersebut dikategorikan ke dalam argot bentuk kata asli, karena
argot tersebut berasal dari perbendaharaan asli suatu bahasa tertentu dan bukan
berasal dari kata-kata pinjaman atau serapan. Kata lekong memiliki makna
sebagai laki.
Data 2 Hetong
P1 : hetong-hetong gak usah ngebut.
P2 : oke bosku. Santai.
Analsisi :
asli. Mengapa argot tersebut dikategorikan ke dalam argot bentuk kata asli, karena
argot tersebut berasal dari perbendaharaan asli suatu bahasa tertentu dan bukan
berasal dari kata-kata pinjaman atau serapan. Kata hetong memiliki makna
sebagai hati.
Data 3 Jelong
P1 : Nenek kemana e kak kok gak datang?
P2 : neng thailand to nenek ki.
P3 : ngopo e Ren nenek neng thiland
P2 : hayo jelong-jelong to kok koyo wong susah. Hahah mbenekke susu kak.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
Analisis :
asli. Mengapa argot tersebut dikategorikan ke dalam argot bentuk kata asli, karena
argot tersebut berasal dari perbendaharaan asli suatu bahasa tertentu dan bukan
berasal dari kata-kata pinjaman atau serapan. Kata jelong memiliki makna sebagai
jalan.
Data 4 mekong
P1 : Cica dari mana kok baru datang?
P2 : mekong nek. Diajakin temen kampus tadi.
P3 : temen kampus po temen tidur ca?
P1 : iyo hayo temen opo? Ojo-ojo konco turu.
(Konteks: percakapan di atas dilakukan oleh ketua anggota kepada salah satu
anggotanya. Percakapan tersebut dilakukan dengan maksud bercandaan).
Analisis:
asli. Mengapa argot tersebut dikategorikan ke dalam argot bentuk kata asli, karena
argot tersebut berasal dari perbendaharaan asli suatu bahasa tertentu dan bukan
berasal dari kata-kata pinjaman atau serapan. Kata mekong memiliki makna
sebagai makan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
Data 5
P1 : bar weruh lanangan akeh paling yo ngleces.
P2 : ih sembarangan.
P1 : lha suwe je kowe ki.
P3 : kok bisa sih kak? Aku roaming
P1 : vicky kan nepsong kalau ketemu cowok-cowok.
P3 : masak sik?
P2 : ih ora ya, aku nespong pun milih-milih.
Analisis:
kata asli. Mengapa argot tersebut dikategorikan ke dalam argot bentuk kata asli,
karena argot tersebut berasal dari perbendaharaan asli suatu bahasa tertentu dan
bukan berasal dari kata-kata pinjaman atau serapan. Kata nepsong memiliki
makna nafsu.
dilakukan oleh anggota komunitas gay di kota Yogyakarta. Berikut ini adalah
Data 1
P1 : nduk, nengdi?
P2 : aku di kontrakan kak, gimana?
P1 : aku numpang adus yo? Oleh kan?
P2 : iya sini aja kak.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
(Konteks: percakapan di atas dilakukan oleh peneliti dengan salah satu anggota
gay, percakapan pertama dilakukan via telpone dimana penutur pertama masih
berada di rumah, sedangkan percakapan ke dua dilakukan ketika penutur
pertama sudah sampai di rumah peneliti).
Analisis:
Kata-kata di atas merupakan kata-kata serapan dari bahasa Jawa. Kata
nglecong merujuk pada kegiatan merangsang diri sendiri, yang dalam bahasa Jawa
kata nglecong berarti ngloco sedangkan dalam bahasa Indonesia kata nglecong
mempunyai arti onani. Gedong merujuk pada sifat ukuran sesuatu, gedong dalam
bahasa Jawa memiliki arti gede, dalam bahasa Indonesia kata gede mempunyai
arti besar. Kentong/kenti merujuk pada anggota tubuh manusia (laki-laki), yang
dalam bahasa jawa kentong/kenti mempunyai arti kontol, sedangkan dalam bahasa
Kempolan merujuk pada istilah celana ketat yang biasa dipakai untuk membentuk
otot paha hingga betis saat para lelaki sedang melakukan olahraga (gym) celana
ketat biasa terbuat dari kain foam. Dalam bahasa Indonesia kata kempolan
85
Data 2
P1 : kak aku nitip tas sikik yo kak. Meh neng kamar mandi sikik aku. Duh
tapi isin ono mas-mas
P2 : halah kemayu lek uwes.
P3 : suwi banget neng kamar mandi ngopo e vick?
P2 : bar weruh lanangan akeh paling yo ngleces.
P1 : ih sembarangan.
P3 : lha suwe je kowe ki.
Analisis :
nglecong merujuk pada kegiatan merangsang diri sendiri, yang dalam bahasa Jawa
kata nglecong berarti ngloco sedangkan dalam bahasa Indonesia kata nglecong
mempunyai arti onani. Gedong merujuk pada sifat ukuran sesuatu, gedong dalam
bahasa Jawa memiliki arti gede, dalam bahasa Indonesia kata gede mempunyai
arti besar. Kentong/kenti merujuk pada anggota tubuh manusia (laki-laki), yang
dalam bahasa jawa kentong/kenti mempunyai arti kontol, sedangkan dalam bahasa
Kempolan merujuk pada istilah celana ketat yang biasa dipakai untuk membentuk
otot paha hingga betis saat para lelaki sedang melakukan olahraga (gym) celana
ketat biasa terbuat dari kain foam. Dalam bahasa Indonesia kata kempolan
86
Data 3
P1 : minggu ngarep kan G-Night to kak?
P2 : eh iyo, duh aku mlebu opo yo. Mugo ae mlebu isuk dadi iso.
P3 : njaluk ganti jadwal wae to vick.
P1 : meh dandan wedok po lanang?
P3 : kempolan wae vick.
P2 : ha yo ben do napsu.
Analisis :
Kata-kata di atas merupakan kata-kata serapan dari bahasa Jawa. Kata
nglecong merujuk pada kegiatan merangsang diri sendiri, yang dalam bahasa Jawa
kata nglecong berarti ngloco sedangkan dalam bahasa Indonesia kata nglecong
mempunyai arti onani. Gedong merujuk pada sifat ukuran sesuatu, gedong dalam
bahasa Jawa memiliki arti gede, dalam bahasa Indonesia kata gede mempunyai
arti besar. Kentong/kenti merujuk pada anggota tubuh manusia (laki-laki), yang
dalam bahasa jawa kentong/kenti mempunyai arti kontol, sedangkan dalam bahasa
Kempolan merujuk pada istilah celana ketat yang biasa dipakai untuk membentuk
otot paha hingga betis saat para lelaki sedang melakukan olahraga (gym) celana
ketat biasa terbuat dari kain foam. Dalam bahasa Indonesia kata kempolan
87
Data 4
P1 : iyo ya vick, napsu wong kentine gemandul ngalor ngidul.
P2 : kak Hari mbok ra ngono kui to.
P3 : nggonmu cilik po Ren? Haha
(Konteks: percakapan di atas dilakukan oleh dua anggota gay yangsedang duduk
santai di salah satu angkringan, percakapan tersebut dilakukan untuk menyindir
temannya yang akan menggunakan kempolan pada saat acara G-Nigt, karena
temannya dirasa tidak pantas jika menggunakan pakaian tersebut).
Data 5
P1 : mbiyen pas aku isih kuru, ireng, elik we ndekne lunga, eh kok wingi
tiba-tibaketemu neng bigo njuk komen ngajak ketumbaran. Yo sory.
P2 : kowe ra gelem kak?
P1 : ra sudilah aku. Bareng sak iki aku wes bagus njuk meh nggoleki aku.
Tidak bisa!!
(Konteks: percakapan di atss dilakukan oleh peneliti dan salah satu anggota gay.
Percakapan dilakukan dengan nada tinggi karena kekesalannya terhadap mantan
kekasinya yang dulu pernah menyia-nyiakan hanya gara-gara masalah fisik).
Data 6
P1 : oh kui kak? Awake cilik ah. Kurang lemu sitik.
P2 : eh jangan salah. Cilik-cilik ngono tapi hmmmm gedong.
(Konteks: percakapan tersebut dilakukan oleh dua sahabat yang sedang berada di
basecamp, keduanya bertemu dengan salah satu pelanggan penutur pertama.
Pada percakapan ini penutur kedua mengejek badan pelanggan penutur pertama,
tetapi meskipun badannya kurus tetapi pelanggan penutur pertama tersebut
memiliki kelamin yang besar).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
Analisis :
nglecong merujuk pada kegiatan merangsang diri sendiri, yang dalam bahasa Jawa
kata nglecong berarti ngloco sedangkan dalam bahasa Indonesia kata nglecong
mempunyai arti onani. Gedong merujuk pada sifat ukuran sesuatu, gedong dalam
bahasa Jawa memiliki arti gede, dalam bahasa Indonesia kata gede mempunyai
arti besar. Kentong/kenti merujuk pada anggota tubuh manusia (laki-laki), yang
dalam bahasa jawa kentong/kenti mempunyai arti kontol, sedangkan dalam bahasa
Kempolan merujuk pada istilah celana ketat yang biasa dipakai untuk membentuk
otot paha hingga betis saat para lelaki sedang melakukan olahraga (gym) celana
ketat biasa terbuat dari kain foam. Dalam bahasa Indonesia kata kempolan
dilakukan oleh anggota komunitas gay di kota Yogyakarta. Berikut ini adalah
Data 1
P1 : self service yo kene ki. Kono jupuk aku wes mesekne kok mau ki.
P2 : isin aku mas-mase cucok e.
P3 : sah manja kowe ki lanang.
P1 : ha yo to, lanang kakean drama.
P2 : aku lekong tapi hati hellokitty ih.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
Data 2
P1 : minggu ngarep kan G-Night to kak?
P2 : eh iyo, duh aku mlebu opo yo. Mugo ae mlebu isuk dadi iso.
P3 : njaluk ganti jadwal wae to vick.
P1 : meh dandan wedok po lanang?
P3 : kempolan wae vick.
P2 : ha yo ben do napsu.
Data 3
P1 : wolha yo karang benconggggg...
P2 : ra bengak-bengok to, koyo kowe ra bencong wae.
P1 : kok cangkeman e kowe.
(Konteks: percakapan di atas dilakukan oleh dua orang sahabat yang sedang
berdada di warung makan. Percakapan tersebut dilakukan penutur kepada mitra
tutur dengan maksud bercanda).
Analisis :
Percakapan-percakapan di atas merupakan data yang ditemukan dalam
wujud argot gay yang termasuk dalam nomina. Kata-kata yang termasuk dalam
nomina tidak dapat digabungkan Seperti yang telah diuraikan di atas, kata-kata
nomina tidak mungkin digabungkan dengan partikel tidak, seperti tidak bencong
90
dilakukan oleh anggota komunitas gay di kota Yogyakarta. Berikut ini adalah
Data 1 ember
P1 : aku bleaching aja po ya? trus diponi depan. Biar tambah sirik. Hahah
P2 : ember kak. Pasti nanti ikut-ikutan.
(Konteks: percakapan tersebut dilakukan oleh dua orang yang kira-kira berumur
27 tahun, keduana sama-sama berkerja sebagai stylish rambut. Keduanya sedang
membicarakan salah satu teman mereka yang mereka anggap sebagai orang yang
sombong , sok tahu, dan suka iri dengan teman lainya).
Analisis:
digabungkan dengan partikel tidak, lebih dan sangat. Contohnya ada pada kata
lapangan bola. Dalam argot gay ember memiliki pengertian sebagai suatau rasa
Data 2 gedong
P1 : oh kui kak? Awake cilik ah. Kurang lemu sitik.
P2 : eh jangan salah. Cilik-cilik ngono tapi hmmmm gedong.
(Konteks: percakapan tersebut dilakukan oleh dua sahabat yang sedang berada di
basecamp, keduanya bertemu dengan salah satu pelanggan penutur pertama.
Pada percakapan ini penutur kedua mengejek badan pelanggan penutur pertama,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
Analsisi :
digabungkan dengan partikel tidak, lebih dan sangat. Contohnya ada pada kata
gedong. Dalam argot gay gedong memiliki pengertian sebagai suatau ukuran
Artinya konsep kata gedong merujuk pada keterangan yang bersifat bilangan.
(Konteks : percakapan tersebut terjadi di kost salah satu anggota gay. Suasana
percakapan tersebut sedikit ada perdebatan karena salah satu dari anggota gay
merasa lapar karena sudah lama menunggu).
Analsisi :
digabungkan dengan partikel tidak, lebih dan sangat. Contohnya ada pada kata
lapangan bola. Dalam argot gay lapangan bola memiliki pengertian sebagai suatau
konsep kata lapangan bola merujuk pada keterangan yang bersifat ingi
92
dilakukan oleh anggota komunitas gay di kota Yogyakarta. Berikut ini adalah
Data 1
P1 : Cica dari mana kok baru datang?
P2 : mekong nek. Diajakin temen kampus tadi.
P3 : temen kampus po temen tidur ca?
P1 : iyo hayo temen opo? Ojo-ojo konco turu.
(Konteks: percakapan di atas dilakukan oleh ketua anggota kepada salah satu
anggotanya. Percakapan tersebut dilakukan dengan maksud bercandaan).
Analisis :
anggota gay yang di dalam percakapan tersebut terdapat argot atau kata rahasia.
Argot yang terdapat dalam percakapan di atas merupakan kategori argot dalam
bentuk verba. Verba adalah kelas kata yang biasanya berfungsi sebagai predikat.
Sebagaian besar verba mewakili unsur perbuatan, keadaan, atau proses. Kelas ini
dalam bahasa Indonesia ditandai dengan kemungkinan untuk diawali dengan kata
tidak dan tidak mungkin diawali dengan kata sangat seperti sangat, lebih
93
Data 2
P1 : lek ayo to cah. Mah do criwis.
P2 : sikik vick, dilit meneh lagi penak iki. Haha
P3 : iyo santai to, isih sore iki. Koyo arek cilik wae.
P2 : ora masalah isih sore, kene ki wes lapangan bola e mah do crigis ra
uwis-uwis.
P1 : wes ayo, ndak mah mutung.
(Konteks : percakapan tersebut terjadi di kost salah satu anggota gay. Suasana
percakapan tersebut sedikit ada perdebatan karena salah satu dari anggota gay
merasa lapar karena sudah lama menunggu).
Analisis :
oleh anggota gay yang di dalam percakapan tersebut terdapat argot atau kata
rahasia. Argot yang terdapat dalam percakapan di atas merupakan kategori argot
dalam bentuk verba. Verba adalah kelas kata yang biasanya berfungsi sebagai
predikat. Sebagaian besar verba mewakili unsur perbuatan, keadaan, atau proses.
Kelas ini dalam bahasa Indonesia ditandai dengan kemungkinan untuk diawali
dengan kata tidak dan tidak mungkin diawali dengan kata sangat seperti sangat,
dilakukan oleh anggota komunitas gay di kota Yogyakarta. Berikut ini adalah
94
Duta
pernah sangat populer grup band sheile on7 yang memiliki personil yang
terkenal terutama pada vocalisnya yaitu bernama Duta, oleh karena itu nama
Duta di angkat masuk kedalam argot gay sebagai pola transformasi dari kata
duwit (dalam bahasa indonesia uang) menjadi kata duta karena kedekatan
bunyi yaitu dengan cara melesapkan konsonan terakhir pada kata asal dan
penambahan.
dilakukan oleh anggota komunitas gay di kota Yogyakarta. Berikut ini adalah
Data 1
P1 : minggu ngarep kan G-Night to kak?
P2 : eh iyo, duh aku mlebu opo yo. Mugo ae mlebu isuk dadi iso.
P3 : njaluk ganti jadwal wae to vick.
P1 : meh dandan wedok po lanang?
P3 : kempolan wae vick.
P2 : ha yo ben do napsu.
95
Data 2
P1 : nggak kok, kita lagi ngobrol-ngobrol aja ya kan.
P2 : paham kok aku paham. Lagi gosipin si itu kan?
P3 : gak kelas doa sam kita. Corcoran gitu mana level.
(Kontaks: percakapan di atas di lakukan oleh tiga orang yang sedang berada di
tempat nongkrong. Ketiga pemuda tersebut sedang membincangkan sorang lain
yang tidak pernah mau berkumpul dengan anggota).
Data 3
P1 : sedih aku kak. Lagi sepi, gak ada laki
P2 : jangan sedih, masih ada temen. Rak ono lanang yo isih urip kok nduk.
P3 : sama amir Ca, hahhaa
P2 : merak-merakkan nek karo Amir.
Analisis :
Percakapan-percakapan di atas merupakan percakapan yang dilakukan
oleh anggota gay yang di dalam percakapan tersebut terdapat argot atau kata
rahasia. Argot yang terdaapat dalam percakapan di atas merupakan kategori argot
hal ini dilakukan untuk mendapatkan kecermatan dan ketetapan makna untuk
suatu bidang kegiatan atau keilmuan, berbeda dengan penamaan atau penyebutan
prosedur (Chaer). Berikut ini penjelasan makna argot dalam kategori bentuk
pengistilahan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
Kempolan adalah suatu alat yang biasa dipakai oleh para gay yang
terbuat dari semacam foam dan kain keras berbentuk seperti celana
pendek senam yang sangat kekat (model ini bervariasi, ada yang
membentuk otot pinggul, otot paha, dan otot betis agar lebih menonjol
sehingga kesan sexy akan lebih tampak pada diri seorang gay.
Dalam argot gay cor-coran memiliki makna seorang gay yang tidak
kounitasnya tersebut. Baik acara besar maupun kecil, biasanya gay yang
jarang bergaul atau sama sekali tidak pernah bergaul itu dikarenakan masih
dilakukan oleh anggota komunitas gay di kota Yogyakarta. Berikut ini adalah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
ingin lebih akrab dan tidak dianggap berbeda dengan anggota lainnya.
Dan bisa juga agar terlihat eksis apalagi jika seseorang itu lebih
nadanyang cetil atau genit karna itu menjadi modal utama untuk
1. Jelong - Jelong
P1 : Nenek kemana e kak kok gak datang?
P2 : neng thailand to nenek ki.
P3 : ngopo e Ren nenek neng thiland
P2 : hayo jelong-jelong to kok koyo wong susah. Hahah
mbenekke susu kak.
98
Data 1:
P1 : wuih, Cica mah sekarang banyak ya gandengannya.
P2 : enggak lho kak, biasa aja. Cuma temen.
P3 : gak papa yang pentng harus tau, ingat jangan mau sama
oleh salah anggota gay kepada teman-temannya, karena saat salah satu
anggota mengatakan lekong tinta duta maka anggota yang lain sudah
mengerti tanpa harus bertanya dulu arti lekong tinta duta. Karena argot
tersebut sudah biasa atau sering kali digunakan maka anggota yang lain
99
Data 1 Titi DJ
P1 : itu udah aku siapin ya di tas, jangan lupa nanti di ambil
P2 : iya bebi, pulang dulu ya.
P1 : oke titi dj ya, nggak usah ngebut -ngebut.
P2 : oke bosku. Santai.
Analisis :
tesebut, para anggota gay merasa lebih mudah dalam berkomunikasi tanpa
harus berbelit-belit
Data 2 Ember
P1 : aku bleaching aja po ya? trus diponi depan. Biar tambah sirik.
Hahah
P2 : ember kak. Pasti nanti ikut-ikutan.
100
Analisis:
inti pembicaraan yang nantinya malah membuat bingung. Oleh sebab itu,
Data 1
P1 : iyo ya vick, napsu wong kentine gemandul ngalor ngidul.
P2 : kak Hari mbok ra ngono kui to.
P3 : nggonmu cilik po Ren? Haha
101
Data 2
P1 : mbiyen pas aku isih kuru, ireng, elik we ndekne lunga,
eh kok wingi tiba-tibaketemu neng bigo njuk komen
ngajak ketumbaran. Yo sory.
P2 : kowe ra gelem kak?
P1 : ra sudilah aku. Bareng sak iki aku wes bagus njuk meh
nggoleki aku. Tidak bisa!!
berkomunikasi.
102
P1 : Peneliti
P2 : Gay
P1 : “Eh bang, sebenernya apasih alasannya, kok kebayakan dari
kalian lebih milih pakai bahasa rahasia yang berasal dari prokem
jawa dan huruf Jawa?
P2 : “Kebanyakan dari kita kan orang Jawa dek, jadi kita enggak mau
ninggalin kebudayaan di Jawa ini to. Tapi sebenernya ada alasan
lain juga selain itu”.
P1 : “Aku boleh tau enggak bang, alasan yang lain itu apa?”
P2 : “Sebenernya, bahasa yang paling aman yang kita gunakan itu ya
bahasa Jawa ini dek, selain pembentukkannya yang rumit, orang
awam juga gak banyak yang bisa paham menggunakan prokem
jawa apalagi aksara Jawa, mayoritas masyaraat diindonesia kan
pakai bahasa Indonesia, jadi kalau kita lagi punya urusan atau
omongan yang sedikit rahasia, kita aman pakai bahasa itu, orang
enggak akan ngerti sama apa yang kita omongkan to”.
anggotanya agar orang lain tidak memahami apa yang mereka bicarakan.
Dengan menggunakan argot gay ini mereka bisa dengan bebas dan leluasa
berbicara dengan teman sesama anggotanya. Apa lagi jika mereka sedang
103
4.3 Pembahasan
yang disebut dengan variasi bahasa. Variasi bahasa yang muncul pada masa
kini sangat beragam, salah satu bentuk variasi bahasa yang akan dibahas
adalah ragam bahasa yang sering digunakan oleh para gay. Bahasa yang
Hal yang sama juga dikemukan oleh Dede Oetomo yang juga seorang
aktifis gay bahkan beliau sendiri adalah seorang gay, menyatakan bahawa
ragam bahasa yang digunakan oleh kmunitas gay adalah termasuk bahasa
rahasia atau argot. Yang dimaksud dengan bahasa rahasia atau argot di sini
adalah bahasa khusus yang hanya dimengerti dan dipahami oleh orang-orang
dalam kelompok yang sama, dalam hal ini adalah kelompok atau komunitas
gay. Bahasa gay memiliki kemiripan dengan bahasa gaul yang sering
digunakan oleh anak-anak remaja jaman sekarang, tetapi bahasa gay memiliki
ciri khas pada beberapa kosakata yang terkait dengan aktivitas dan dunia gay.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
Di bawah ini adalah wujud-wujud argot yang ada pada komunitas gay di kota
Yogyakarta
1. Bencong
P1 : ihhh lucu, berepong say harganya?
P2 : murah kok kak, dibawah 200ribuanlah. Mau po?
P1 : gampang, besok-besok aja.
2. Bencong
P1 : wolha yo karang benconggggg...
P2 : ra bengak-bengok to, koyo kowe ra bencong wae.
P1 : kok cangkeman e kowe.
(Konteks: percakapan di atas dilakukan oleh dua orang sahabat yang sedang
berdada di warung makan. Percakapan tersebut dilakukan penutur kepada
mitra tutur dengan maksud bercanda).
3. Gedong
105
4. Hetong
5. Lekong
P1 : self service yo kene ki. Kono jupuk aku wes mesekne kok mau ki.
P2 : isin aku mas-mase cucok e.
P3 : sah manja kowe ki lanang.
P1 : ha yo to, lanang kakean drama.
P2 : aku lekong tapi hati hellokitty ih.
6. Lempong
P1 : Hans ki gemes aku. Heh kamu kok bisa putih gitu to? Aku pengen e.
P2 : nggak putih lho kak aku.
P3 : dulu pas bikin, bikinnya pakai lempong ya hans. Hahah
P2 : kak panda bisa aja.
7. Mekong
P1 : Cica dari mana kok baru datang?
P2 : mekong nek. Diajakin temen kampus tadi.
P3 : temen kampus po temen tidur ca?
P1 : iyo hayo temen opo? Ojo-ojo konco turu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
(Konteks: percakapan di atas dilakukan oleh ketua anggota kepada salah satu
anggotanya. Percakapan tersebut dilakukan dengan maksud bercandaan).
8. Metong
Ketika salah satu gay sedang menelpon saya (penulis).
P1 : nduk, nengdi?
P2 : aku di kontrakan kak, gimana?
P1 : aku numpang adus yo? Oleh kan?
P2 : iya sini aja kak.
Setelah beberapa saat P1 sampai di kontrakan penulis.
P1 : numpang adus yo, PLN ki njelei kok ngribut-ngributi wong meh
nyambut gawe. Aku masak ki rung mateng lho wes metong sak
kabehane.
P2 : sabar kak. Wes gek mandi.
P1 : yo yo. Misi numpang yo. Sory ngrepoti
P2 : hahah santai kak.
9. Mendong
107
bekerja sebagai stylish rambut, pada percakapan ini mereka sedang beradu
argument tentang kesibukan-masing-masing).
10. Nepsong
P1 : bar weruh lanangan akeh paling yo ngleces.
P2 : ih sembarangan.
P1 : lha suwe je kowe ki.
P3 : kok bisa sih kak? Aku roaming
P1 : vicky kan nepsong kalau ketemu cowok-cowok.
P3 : masak sik?
P2 : ih ora ya, aku nespong pun milih-milih.
Percakapan di atas terdapat argot yang biasa digunakan oleh komunitas gay
di kota Yogyakarta. Pola argot pada data-data percakapan di atas memiliki proses
[é] dan mengubah suku kata terakhir sehingga berakhir dengan –ong.
Ada berbagai macam wujud argot yang terdapa dalam percakapan yang
1. Centes
108
2. Endes
P1 : emoh aku nek kon mikir mangan. Aku manut wae wes. Pokoke sing
endes.
P2 : bakmi jawa yang deket altar (alun-alun utara) aja. Aku biasa disitu
kok.
P3 : oh iyo endes kui.
3. Gengges
P1 : gak usah gengges banci.
P2 : woh iyo banci kaleng em? ndak mah rusuh mengko.
P1 : iyolah. Eh koyo adewe ra banci wae. Hahah
(Konteks: percakapan dilakukan oleh dua orang teman yang sedang duduk di
pinggiran jalan Malioboro. Saat sedang bersantai penutur pertama usil
kepada banci yang sedang lewat di depan mereka. Kemudian penutur kedua
juga mengeluarkan sindirannya kepada penutur pertama).
4. Ngleces
P1 : kak aku nitip tas sikik yo kak. Meh neng kamar mandi sikik aku. Duh
tapi isin ono mas-mas
P2 : halah kemayu lek uwes.
Setela beberapa saat.
P3 : suwi banget neng kamar mandi ngopo e vick?
P2 : bar weruh lanangan akeh paling yo ngleces.
P1 : ih sembarangan.
P3 : lha suwe je kowe ki.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
5. Peres
Percakapan di atas terdapat argot yang biasa digunakan oleh komunitas gay
di kota Yogyakarta. Pola argot pada data-data percakapan di atas memiliki proses
[é] dan mengubah suku kata terakhir sehingga berakhir dengan –es.
Indonesia
yang di dalamnya terdapat argot yang berasal dari istilah-istilah baru yang sudah
110
1. Adinda
P1 : Duh aku ra isa ngubungi, sapa kene sing ana pulsa, ditelpon wae.
P2 : Aku adinda kak, handphoneku gak biasa kosong sih. Nih
(sambilmenyerahkan handphone)
P1 : oh yo kene nduk, tak silih sikik yo.
P2 : (tersenyum)
2. Ya amplop
P1 : Gusti Allah, hei aku lali. Ya amplop kepiye kak, aku balik meneh
po?
P2 : heleh rausah, sesuk wae koyo ra rep ketemu meneh wae.
(Konteks: percakapan di atas dilakukan oleh dua sahabat yang baru saja
bertemu. Percakapan dilkaukan dipintu masuk suatu club malam. oleh
penutur pertama mengucapkan percakapan tersebut dengan nada yang
lantang, hal ini dilakukan untuk menarik perhatian gay lainnya).
3. Akika
111
4. Belalang
(Konteks: percakapan di atas dilakukan oleh dua sahabat yang sedang duduk
bersantai. Percakapan tersebut dilakukan dilaukan dirumah salah satu
anggota gay. Percakapan ini dilakukan untuk mengejek temannya yang tidak
pernah mau bergantian membeli makanan).
5. Begindang
6. Cipika-cipiki
112
7. Cacamarica
P1 : ha, Siapa bilang aku galau? Cacamarica lagi dong. Kayak nggak
laku aja.
P2 : situ oke?
P1 : jelas. Bye.
8. Dese
9. Diana
113
10. Ember
P1 : aku bleaching aja po ya? trus diponi depan. Biar tambah sirik.
Hahah
P2 : ember kak. Pasti nanti ikut-ikutan.
11. Endes
P1 : emoh aku nek kon mikir mangan. Aku manut wae wes. Pokoke
singendes.
P2 : bakmi jawa yang deket altar (alun-alun utara) aja. Aku biasa
disitukok.
P3 : oh iyo endes kui.
(Konteks: percakapan di atas dilakukan oleh pemilik salah satu club malam
di Yogyakarta ketika bertemu dengan soerang anak kecil yang memiliki
tubuh gendut, percakapan itu dilakukan dengan nada yang lembut dan
genit, untuu menunjukkan bahwa ia benar-benar merasa gemas dengan
anak kecil tersebut).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
13. Gilingan
14. Hamida
15. Himalayang
115
16. Iritasi.
Konteks: percakapan dilakukan oleh dua orang sahabat disalah satu burjo
di daerah selokan mataram. Percakapan ini merupaka salah satu protes
anggota kepada ketua, karena keberatan menetukan tanggal acara.
17. Jahara
(Konteks: percakapan dilakukan oleh salah satu anggota gay dan kakanya.
Percakapa di atas dilakukan dalam suasana kemarahan karena salah satu
temannya membawa kabur handphone peneliti).
116
19. Jijay
P1 : woo nek kae sak iki dandanane ngeri. Risik sak kayahe. Nganggo
eyeliner, softlensean
P2 : nganggo wig barang.
P1 : woo iyooo mah nggilani kae. Jijay pokoke.
20. Kencana
21. Kesindang
P1 : Cica, kowe karo Rere mengko lek siap-siap yo. Aku bali kerjo
njukcus.
P2 : kak Darren kesindang dulu em?
P1 : iyo nduk.
117
P1 : ih sembarangan
P2 : lha suwe je kowe ki.
P1 : beranak dalam kubur eike cin. Ha mules e ket mau bali kerjo.
P3 : bar disodok po piye kok mules ki?
P1 : kak Hary ki waton lho.
24. Lupita
118
P1 : kak Darren kak Rere naik dulu aja, aku masih dendong.
P2 : kita neng mobil wae Re
P3 : manut.
Setelah beberapa menit akhirnya datang.
P2 : cica ki lambreta bambang.
P1 : masak sih kak? Maklum cewek. Hehe
26. Tinta
1. Cor-coran
P1 : nggak kok, kita lagi ngobrol-ngobrol aja ya kan.
P2 : paham kok aku paham. Lagi gosipin si itu kan?
P3 : gak kelas doa sam kita. Corcoran gitu mana level.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
119
2. Gedong
3. Merak-merakkan
4. Kempolan
P1 : minggu ngarep kan G-Night to kak?
P2 : eh iyo, duh aku mlebu opo yo. Mugo ae mlebu isuk dadi iso.
P3 : njaluk ganti jadwal wae to vick.
P1 : meh dandan wedok po lanang?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
120
5. Ketumbaran
P1 : mbiyen pas aku isih kuru, ireng, elik we ndekne lunga, eh kok
wingi tiba-tiba ketemu neng bigo njuk komen ngajak ketumbaran.
Yo sory.
P2 : kowe ra gelem kak?
P1 : ra sudilah aku. Bareng sak iki aku wes bagus njuk meh nggoleki
aku.Tidak bisa!!
6. Kenti
P1 : iyo ya vick, napsu wong kentine gemandul ngalor ngidul.
P2 : kak Hari mbok ra ngono kui to.
P3 : nggonmu cilik po Ren? Haha
121
7. Ngleces
P1 : kak aku nitip tas sikik yo kak. Meh neng kamar mandi sikik aku.
Duhtapi isin ono mas-mas
P2 : halah kemayu lek uwes.
Setela beberapa saat.
P3 : suwi banget neng kamar mandi ngopo e vick?
P2 : bar weruh lanangan akeh paling yo ngleces.
P1 : ih sembarangan.
P3 : lha suwe je kowe ki.
Pola pembentukan argot adalah suatu pola pembentukan istilah yang khas
dalam argot gay yang memiliki lima pola, yaitu imbuhan –ong, -ok, es, pergeseran
berdasarkan bentuk lingual, asal kata dan kelas kata. Menurut bentuk lingualnya,
argot gay dapat dibagi menjadi dua bentuk yaitu pola pembentukan argot bentuk
kata dan pola pembentukan argot bentuk abreviasi. Dalam analisis asal kata pola
pembentukan argot gay dibagi menjadi dua yaitu kata asli dan kata pinjaman. Dari
analisis asa kata, argot dapat dikelompokkan kedalam dua macam kelas kata,
122
Pola pembentukan argot pada gay yang terjadi dari jenis ini merupakan
pola yang terjadi dari argot yang memiliki dua suku kata. Prosesnya adalah
menganti vokal pada suku kata pertama dengan [é] kemudian vokal pada suku
kata yang kedua diganti atau dihilangkan kemudian ditambahkan dengan fonem –
1. Adendong
P1 : Duh aku ra isa ngubungi, sapa kene sing ana pulsa, ditelpon
wae.
P2 : Aku adendong kak, handphoneku gak biasa kosong sih. Nih
(sambilmenyerahkan handphone)
P1 : oh yo kene nduk, tak silih sikik yo.
P2 : (tersenyum)
Argot pada tuturan di atas terdapat pada kata adendong, kata adendong
123
2. Lekong
P1 : self service yo kene ki. Kono jupuk aku wes mesekne kok
mauki.
P2 : isin aku mas-mase cucok e.
P3 : sah manja kowe ki lanang.
P1 : ha yo to, lanang kakean drama.
P2 : aku lekong tapi hati hellokitty ih.
Argot pada tuturan di atas terdapat pada kata Lekong kata lekong
berikut : Aku Tapi hati hello kitty. Kata lekong memiliki makna
3. Hetong
124
4. Jelong – Jelong
P1 : Nenek kemana e kak kok gak datang?
P2 : neng thailand to nenek ki.
P3 : ngopo e Ren nenek neng thiland
P2 : hayo jelong-jelong to kok koyo wong susah. Hahah mbenekke
susu kak.
Argot pada tuturan di atas terdapat pada kata Jelong kata lekong
5. Mekong
125
Argot pada tuturan di atas terdapat pada kata Mekong kata lekong
6. Nepsong
Argot pada tuturan di atas terdapat pada kata Nepsong kata lekong
126
bunyi/huruf vokal suku kata sebelumnya dengan [é] dan mengubah suku kata
terakhir sehingga berakhir dengan –ong. Para gay biasanya menyebut pola ini
dengan sebutan omong cong. Pada data yang ditemukan peneliti teori omong cong
ini mendominasi secara kuantitas hasil temuan data. Berdasarkan hasil temuan,
pola –ong pada pola pembentukan argot pada komunitas gay di kota Yogyakarta
dibagi oleh peneliti menjadi tiga jenis. Pembagian ini dilakukan oleh peneliti
Pola pembentukan argot pada gay ini terjadi karena kata asal ( kata sebelum
ditransformasi) memiliki tiga suku kata. Prosesnya adalah menganti vokal pada
suku kata kedua dengan [ é ] kemudian vokal pada suku kata yang ketiga diganti
1. Berepong - kebiasaan
127
Argot pada tuturan di atas terdapat pada kata Berepong kata lekong
2. Kepelong
P1 : ihhh lucu, berepong say harganya?
P2 : murah kok kak, dibawah 200ribuanlah. Mau po?
P1 : gampang, besok-besok aja.
P3 : Rere ki ga usah di pujilah, besar kepelong eim nanti.. hahahah
P2 : ih, kak Hary mah suka gitu. Biasa aja lho kak. heheh
Argot pada tuturan di atas terdapat pada kata Kepelong kata lekong
128
3. Kemenong
P1 : Nenek kemenong e kak kok gak datang?
P2 : neng thailand to nenek ki.
P3 : ngopo e Ren nenek neng thiland
P2 : hayo jelong-jelong to kok koyo wong susah. Hahah mbenekke
susu kak.
Argot pada tuturan di atas terdapat pada kata Kemenong kata lekong
kemana.
dibagi menjadi dua pola. Pola yang pertama merupakan pola yang menggunakan
tambahan –es di akhir suku kata, sedangkan pola yang lainnya menggunakan
1. Centes
P1 : lho potong rambut? Keliatan fresh lho say.
P2 : nggak pantes po kak? Kelihatan tambah gendut ya?
P1 : hei enggak kok. Centesss (sambil mata genit).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
129
Argot pada tuturan di atas terdapat pada kata Centes kata centes
argot pada kata kemenong adalah sebagai berikut : Cantik → Centes : Can +
2. Endes
P1 : emoh aku nek kon mikir mangan. Aku manut wae wes.
Pokoke sing endes.
P2 : bakmi jawa yang deket altar (alun-alun utara) aja. Aku biasa
disitukok.
P3 : oh iyo endes kui.
Argot pada tuturan di atas terdapat pada kata Endes kata lekong
sebagai berikut : Aku manut wae wes. Pokoke sing lho ya. Pola
pembentukan argot pada kata Enak adalah sebagai berikut : Enak → Endes :
130
3. Gengges
P1 : gak usah gengges banci.
P2 : woh iyo banci kaleng em? ndak mah rusuh mengko.
P1 : iyolah. Eh koyo adewe ra banci wae. Hahah
(Konteks: percakapan dilakukan oleh dua orang teman yang sedang duduk
di pinggiran jalan Malioboro. Saat sedang bersantai penutur pertama usil
kepada banci yang sedang lewat di depan mereka. Kemudian penutur kedua
juga mengeluarkan sindirannya kepada penutur pertama).
Argot pada tuturan di atas terdapat pada kata Gengges kata lekong
ganggu.
Proses pembentukan pola yang terjadi pada bagian ini adalah menganti
vokal pada suku kata pertama dengan [ é ] kemudian vokal pada suku kata yang
mempertahankan konsonannya.
Data yang ditemukan oleh peneliti hanya satu kata yaitu dari kata
ngloconan (Onani sering di sebut rancap. Onani atau rancap adalah kebiasaan
bantuan tangannya sendiri atau dengan bantuan busa sabun tanpa jenis kelamin
yang lain). Ngeloconan setelah melewati proses transfomasi bahasa gay kemudian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
131
menjadi ngelecesan, pola penmbentukan argot yang terjadi pada proses ini dapat
dipertahankan, pada suku kata kedua, hanya konsonan awal saja yang
sebagai berikut:
1. Ngleces
P1 : kak aku nitip tas sikik yo kak. Meh neng kamar mandi sikik
aku. Duhtapi isin ono mas-mas
P2 : halah kemayu lek uwes.
P3 : suwi banget neng kamar mandi ngopo e vick?
P2 : bar weruh lanangan akeh paling yo ngleces.
P1 : ih sembarangan.
P3 : lha suwe je kowe ki.
Argot pada tuturan di atas terdapat pada kata Ngeleces kata ngeleces
ngelecesan.
dasar dari ngeloconan adalah loco. Imbuhan ng dan -an dalam kata
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
132
sendiri tanpa bantuan orang lain atau alat kelamin lain. Atau lebih sering
penciptaan kata atau istilah baru atau pun pergeseran makna kata atau
istilah dalam bahasa gaul adalah plesetan yang sudah ada dalam bahasa
ditandai dengan percakapan atau komunikasi santai dan akrab serta banyak
1. Lapangan bola
P1 : lek ayo to cah. Mah do criwis.
P2 : sikik vick, dilit meneh lagi penak iki. Haha
P3 : iyo santai to, isih sore iki. Koyo arek cilik wae.
P2 : ora masalah isih sore, kene ki wes lapangan bola e mah do
crigis ra uwis-uwis.
P1 : wes ayo, ndak mah mutung.
Argot pada tuturan di atas terdapat pada kata Lapangan Bola kata
133
Indonesi mempunyai arti ruang yang lapang ; tempat (tanah dsb) yang luas,
sedangkan lapangan bola adalah suatu area yang luas yang digunakan untuk
bermain sepal bola. Dalam bahasa gay lapangan merujuk pada konsep lapar.
Bunyi lapar, dan lapangan mempunyai modal suku kata pertama dan konsonan
suku kata kedua yang sama, sehingga terwujudlah pola pemlesetan dari kata
lapar menjadi kata lapangan. Penambahan kata bola sehingga menjadi lapangan
bola karena untuk memantapkan intonasi (agar terlihat genit ketika sedang
2. Tinta.
Argot pada tuturan di atas terdapat pada kata Lapangan Bola kata
134
tin + ta → tinta
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia tinta memiliki arti barang cair yang
berwarna (hitam, merah, dsb) yang digunakan untuk menulis. Dalam bahasa gay
kata tinta memiliki makna sebagai tidak. Tidak dan tinta memiliki kesamaan
suku kata. Hal itulah yang menjadi modal untuk mengangkat kata tinta menjadi
3. Sutra
Dalam bahasa Indonesia sutra berarti benang halus dan lembut yang
merupakan reprensentasi dari kata sudah yang berarti selesai atau telah.
Argot pada tuturan di atas terdapat pada kata Sutra kata ngeleces
sebagai perikut : kak, aku sutra pesen kok tadi. sudah → su + dah
4. Sastra
135
5. Mawar
136
bunga. dalam argot gay kata mawar memiliki makna sebagai keinginan atau
anggota komunitas gay mengalami pemendekan kata, seperti contoh di bawah ini.
TITI DJ
P1 : itu udah aku siapin ya di tas, jangan lupa nanti di ambil
P2 : iya bebi, pulang dulu ya.
P1 : oke titi dj ya, nggak usah ngebut -ngebut.
P2 : oke bosku. Santai.
Argot pada tuturan di atas terdapat pada kata TITI DJ kata mawar memiliki
makna “Hati-hati di jalan”. Pola pembentukan kata titi dj adalah sebagai berikut :
Data 2 ember
P1 : aku bleaching aja po ya? trus diponi depan. Biar tambah sirik. Hahah
P2 : ember kak. Pasti nanti ikut-ikutan.
(Konteks: percakapan tersebut dilakukan oleh dua orang yang kira-kira berumur
27 tahun, keduana sama-sama berkerja sebagai stylish rambut. Keduanya sedang
membicarakan salah satu teman mereka yang mereka anggap sebagai orang yang
sombong , sok tahu, dan suka iri dengan teman lainya).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
137
Argot pada tuturan di atas terdapat pada kata Ember kata ember memiliki
makna “Emang bener”. Pola pembentukan kata ember adalah sebagai berikut :
Abreviasi adalah proses penanggalan satu atau beberapa bagian leksem atau
kombinasi leksem sehingga menjadi bentuk baru yang berstatus kata. Istilah lain
(Kridalaksana, 1996: 159). Pada argot gay ternyata, ditemukan pula pola-pola
Tiga kata di atas merupakan hasil dari pemendekan gabungan kata yang
Kata asli adalah kata yang berkembang dari perbendaharaan asli suatu
bahasa dan bukan kata pinjaman (Ramlan, 2008:110). Pada argot pada komunitas
gay yang menjadi kata asli adalah kata-kata dari bahasa Indonesia dan kata-kata
dari bahasa Jawa. Hal ini terjadi karena bahasa Indonesia merupakan bahasa
merupakan asal dari para gay. Sebagian dari gay dalam komunitas ini merupakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
138
pendantang yang berbeda asal daerahnya. Berdasarkan uraian di atas, berikut ini
disajikan contoh temuan data pola pembentukan argot gay dalam kajian ranah ini.
Data 1 lekong
P1 : self service yo kene ki. Kono jupuk aku wes mesekne kok mau ki.
P2 : isin aku mas-mase cucok e.
P3 : sah manja kowe ki lanang.
P1 : ha yo to, lanang kakean drama.
P2 : aku lekong tapi hati hellokitty ih.
Argot pada tuturan di atas terdapat pada kata Lekong kata lekong
berikut : Aku Tapi hati hello kitty. Kata lekong memiliki pola
Data 2 hetong
P1 : hetong-hetong gak usah ngebut.
P2 : oke bosku. Santai.
139
Data 3 jelong
P1 : Nenek kemenong e kak kok gak datang?
P2 : neng thailand to nenek ki.
P3 : ngopo e Ren nenek neng thiland
P2 : hayo jelong-jelong to kok koyo wong susah. Hahah mbenekke susu kak.
Argot pada tuturan di atas terdapat pada kata Jelong kata lekong
jalan.
Data 4 mekong
P1 : Cica dari mana kok baru datang?
P2 : mekong nek. Diajakin temen kampus tadi.
P3 : temen kampus po temen tidur ca?
P1 : iyo hayo temen opo? Ojo-ojo konco turu.
(Konteks: percakapan di atas dilakukan oleh ketua anggota kepada salah satu
anggotanya. Percakapan tersebut dilakukan dengan maksud bercandaan).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
140
Argot pada tuturan di atas terdapat pada kata Mekong kata lekong
Data 5 Nepsong
Argot pada tuturan di atas terdapat pada kata Nepsong kata lekong
kata yang diambil dari kata bahasa Indonesia. Lesbong memiliki arti lesbi,
centong memiliki arti cantik, mendong memiliki arti mandi, hetong memiliki arti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
141
hati, lekong memiliki arti laki, dendong memiliki arti dandan, nepsong memiliki
Kata pinjaman adalah kata yang dipinjam dari bahasa lain dan sedikit
banyaknya disesuaikan dengan kaidah bahasa sendiri. Pada kasus kata pinjaman,
kedudukan bahasa Indonesia pada argot gay merupakan bahasa pinjaman. Dalam
argot gay, kata pinjaman yang terdata adalah kata dalam Jawa. Hal ini karena
lingkungan tempat mereka tinggal adalah lingkungan yang memakai bahasa Jawa.
Berikut ini kata-kata yang merupakan hasil dari penyerapan bahasa jawa pada
argot gay.
P1 : nduk, nengdi?
P2 : aku di kontrakan kak, gimana?
P1 : aku numpang adus yo? Oleh kan?
P2 : iya sini aja kak.
P1 : numpang adus yo, PLN ki njelei kok ngribut-ngributi wong meh
nyambut gawe. Aku masak ki rung mateng lho wes metong sak
kabehane.
P2 : sabar kak. Wes gek mandi.
P1 : yo yo. Misi numpang yo. Sory ngrepoti
P2 : hahah santai kak.
(Konteks: percakapan di atas dilakukan oleh peneliti dengan salah satu anggota
gay, percakapan pertama dilakukan via telpone dimana penutur pertama masih
berada di rumah, sedangkan percakapan ke dua dilakukan ketika penutur
pertama sudah sampai di rumah peneliti).
Argot pada tuturan di atas terdapat pada kata Metong kata lekong
memiliki makna “Mati”. Pola pembentukan kata mati adalah sebagai perikut
142
Data 2
P1 : kak aku nitip tas sikik yo kak. Meh neng kamar mandi sikik aku. Duh
tapi isin ono mas-mas
P2 : halah kemayu lek uwes.
P3 : suwi banget neng kamar mandi ngopo e vick?
P2 : bar weruh lanangan akeh paling yo ngleces.
P1 : ih sembarangan.
P3 : lha suwe je kowe ki.
Argot pada tuturan di atas terdapat pada kata Ngeleces kata ngeleces
Data 3 Kentine
P1 : iyo ya vick, napsu wong kentine gemandul ngalor ngidul.
P2 : kak Hari mbok ra ngono kui to.
P3 : nggonmu cilik po Ren? Haha
(Konteks: percakapan di atas dilakukan oleh dua anggota gay yangsedang duduk
santai di salah satu angkringan, percakapan tersebut dilakukan untuk menyindir
temannya yang akan menggunakan kempolan pada saat acara G-Nigt, karena
temannya dirasa tidak pantas jika menggunakan pakaian tersebut).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
143
sebagai perikut : Iyo ya Vick, napsu lha wong ngalor ngidul kok.
menyamarkan kata.
Data 4
P1 : mbiyen pas aku isih kuru, ireng, elik we ndekne lunga, eh kok wingi
tiba-tibaketemu neng bigo njuk komen ngajak ketumbaran. Yo sory.
P2 : kowe ra gelem kak?
P1 : ra sudilah aku. Bareng sak iki aku wes bagus njuk meh nggoleki aku.
Tidak bisa!!
(Konteks: percakapan di atss dilakukan oleh peneliti dan salah satu anggota gay.
Percakapan dilakukan dengan nada tinggi karena kekesalannya terhadap mantan
kekasinya yang dulu pernah menyia-nyiakan hanya gara-gara masalah fisik).
adalah sebagai perikut : Eh kok wingi ketemu neng Bigo njuk ngajak
ketemuan.
bahasa Jawa. Kata nglecong merujuk pada kegiatan merangsang diri sendiri, yang
dalam bahasa Jawa kata nglecong berarti ngloco sedangkan dalam bahasa
Indonesia kata nglecong mempunyai arti onani. Gedong merujuk pada sifat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
144
ukuran sesuatu, gedong dalam bahasa Jawa memiliki arti gede, dalam bahasa
Indonesia kata gede mempunyai arti besar. Kentong/kenti merujuk pada anggota
tubuh manusia (laki-laki), yang dalam bahasa jawa kentong/kenti mempunyai arti
kontol, sedangkan dalam bahasa Indonesia kata kentong/kenti mempunyai arti alat
kelamin laki-laki (penis). Kempolan merujuk pada istilah celana ketat yang biasa
dipakai untuk membentuk otot paha hingga betis saat para lelaki sedang
melakukan olahraga (gym) celana ketat biasa terbuat dari kain foam. Dalam
3. Nominal
Nomina adalah kelas kata yang dapat berfungsi sebagai subyek atau obyek
dari klausa; kelas kata ini sering berpadanan dengan orang, benda, atau hal lain
yang dibendakan. Dalam bahasa Indonesia nomina ditandai oleh tidak dapat
bergabungnya dengan kata tidak (Kridalaksana, 2007: 68). Berikut adalah contoh
data nomina.
1. Lekong
P1 : self service yo kene ki. Kono jupuk aku wes mesekne kok
mauki.
P2 : isin aku mas-mase cucok e.
P3 : sah manja kowe ki lanang.
P1 : ha yo to, lanang kakean drama.
P2 : aku lekong tapi hati hello kitty ih.
145
Argot pada tuturan di atas terdapat pada kata Lekong kata lekong
berikut : Aku Tapi hati hello kitty. Kata lekong memiliki pola
2. Kepelong
Argot pada tuturan di atas terdapat pada kata Kepelong kata lekong
146
3. Kenti/ Kentong
sebagai perikut : Iyo ya Vick, napsu lha wong ngalor ngidul kok.
menyamarkan kata.
ditemukan dalam wujud argot gay yang termasuk dalam nomina. Seperti yang
telah dijelaskan di atas, kata-kata yang teemasuk dalam nomina tidak dapat
digabungkan Seperti yang telah diuraikan di atas, kata-kata nomina tidak mungkin
digabungkan dengan partikel tidak, seperti tidak bencong melainkan lebih pas jika
4. Ajektiva
ajektiva ditandai dengan ciri dapat bergabung dengan partikel tidak, sangat, lebih
147
1. Lapangan bola
P1 : lek ayo to cah. Mah do criwis.
P2 : sikik vick, dilit meneh lagi penak iki. Haha
P3 : iyo santai to, isih sore iki. Koyo arek cilik wae.
P2 : ora masalah isih sore, kene ki wes lapangan bola e mah do
crigis ra uwis-uwis.
P1 : wes ayo, ndak mah mutung.
Argot pada tuturan di atas terdapat pada kata Lapangan Bola kata
2. Centes
Argot pada tuturan di atas terdapat pada kata Centes kata centes
148
argot pada kata kemenong adalah sebagai berikut : Cantik → Centes : Can +
3. Ember
P1 : aku bleaching aja po ya? trus diponi depan. Biar tambah sirik. Hahah
P2 : ember kak. Pasti nanti ikut-ikutan.
Argot pada tuturan di atas terdapat pada kata Ember kata ember memiliki
makna “Emang bener”. Pola pembentukan kata ember adalah sebagai perikut :
Emang bener kata emang bener. Ember adalah pemendekan dari kata Emang
Bener.
Argot di atas termasuk dalam kelas kata adjektiva karena dapat digabungkan
dengan partikel tidak, lebih dan sangat. Contohnya ada pada kata lapangan bola.
Dalam argot gay lapangan bola memiliki pengertian sebagai suatau rasa keinginan
149
4. Verba
Sebagaian besar verba mewakili unsur perbuatan, keadaan, atau proses. Kelas ini
dalam bahasa Indonesia ditandai dengan kemungkinan untuk diawali dengan kata
tidak dan tidak mungkin diawali dengan kata sangat seperti sangat, lebih
5. Numeralia
6. Pengistilahan
150
5. Kempolan
Kempolan adalah suatu alat yang biasa dipakai oleh para gay yang
terbuat dari semacam foam dan kain keras berbentuk seperti celana
pendek senam yang sangat kekat (model ini bervariasi, ada yang
membentuk otot pinggul, otot paha, dan otot betis agar lebih menonjol
sehingga kesan sexy akan lebih tampak pada diri seorang gay.
6. Cor-coran
Dalam argot gay cor-coran memiliki makna seorang gay yang tidak
yang jarang bergaul atau sama sekali tidak pernah bergaul itu
7. Merak – merakan
8. Berondong
151
oleh lingkungan masyarakat tempat dimana mereka tinggal. Hal ini berarti
bahasa.
didasarkan dari bahasa dan huruf Jawa. Ada beberapa alasan yang membuat
bahasa tersebut hanya dimengerti oleh kalangan gay. Adapun alasan atau
berikut;
1. Faktor gengsi
situasi tersebut adalah argot yang sering dipakai oleh komunitas gay
152
lebih akrab dan tidak dianggap berbeda dengan anggota lainnya. Dan
bisa juga agar terlihat eksis apalagi jika seseorang itu lebih banyak
nadanyang cetil atau genit karna itu menjadi modal utama untuk
1. Jelong - Jelong
2. Adendong - gengsi
P1 : Duh aku ra isa ngubungi, sapa kene sing ana
pulsa, Ditelpon wae.
P2 : Aku adendong kak, handphoneku gak biasa
kosongsih. Nih(sambil menyerahkan handphone)
P1 : oh yo kene nduk, tak silih sikik yo.
P2 : (tersenyum)
153
2. Faktor Kebiasan
anggota mengatakan lekong tinta duta maka anggota yang lain sudah
mengerti tanpa harus bertanya dulu arti lekong tinta duta. Anggota
lain sudah mengerti bahwa arti lekong tinta duta adalah lelaki yang
lain tentu akan bertanya artinya terlebih dahulu. Oleh sebab itu argot
untuk berinteraksi.
3. Faktor Memudahkan
154
TITI DJ
P1 : itu udah aku siapin ya di tas, jangan lupa nanti di ambil
P2 : iya bebi, pulang dulu ya.
P1 : oke titi dj ya, nggak usah ngebut -ngebut.
P2 : oke bosku. Santai.
Data 2 ember
155
menggantikan
pemakaian argot yang berasal dari dua bahasa dianggap lebih singkat
Pemakaian argot gay ini didominasi oleh kata yang berasal dari
bahasa Jawa, Indonesia dan Asing. Hal tersebut karena latar belakang
156
Jawa dan tidak dapat memahami bahasa Jawa, dan penggunaan bahasa
percakapannya.
157
5. Faktor Lingkungan
6. Menutupi Identitas
mereka.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
158
deskripsinya;
P1 : Peneliti
P2 : Gay
P1 : “Eh bang, sebenernya apasih alasannya, kok kebayakan
dari kalian lebih milih pakai bahasa rahasia yang berasal
dari prokem jawa dan huruf Jawa?
P2 : “Kebanyakan dari kita kan orang Jawa dek, jadi kita
enggak mau ninggalin kebudayaan di Jawa ini to. Tapi
sebenernya ada alasan lain juga selain itu”.
P1 : “Aku boleh tau enggak bang, alasan yang lain itu apa?”
P2 : “Sebenernya, bahasa yang paling aman yang kita gunakan
itu ya bahasa Jawa ini dek, selain pembentukkannya yang
rumit, orang awam juga gak banyak yang bisa paham
menggunakan prokem jawa apalagi aksara Jawa, mayoritas
masyaraat diindonesia kan pakai bahasa Indonesia, jadi
kalau kita lagi punya urusan atau omongan yang sedikit
rahasia, kita aman pakai bahasa itu, orang enggak akan
ngerti sama apa yang kita omongkan to”.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB V
PENUTUP
Bab ini berisi dua hal, yaitu kesimpulan dan saran. Simpulan meliputi
rangkuman atas keseluruhan penelitian ini. Saran meliputi hal-hal relevan yang
5.1 Kesimpulan
wujud-wujud argot, pola pembentukan argot dan argot pada komunitas gay di
1. Ada banyak sekali sisi-sisi menarik dan keragaman dari argot yang
dipakai dalam berkomunikasi oleh anggota komunitas gay yang dapat diteliti.
adalah sebagai berikut, (1) Wujud argot dengan penambahan –ong, (2) Wujud-
wujud argot dengan penambahan –es, (3) Wujud-wujud argot yang berasal dari
sitilah baru yang sudah ada dalam bahasa Indonesia, (4) Wujud-wujud argot
banyak pola pembnetukkan kata yang unik dan memiliki tingkat kerumitan
yang tinggi dengan pembentukan kaidah bunyi yang produktif. Berikut ini
159
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
160
pengistilahan. Proses penamaan yang terdapat dalam argot pda komunitas gay
atau keilmuan.
pada komunitas gay masuk ke dalam dua jenis makna, yaitu makna leksikal
dan makna referensial. Relasi makna yang terdapat dalam argot gay memiliki
relasi makna sinonimi, contohnya kata lekong dengan kata lekes, antonimi,
contohnya kata jelong dengan kata cekong, hipomini, contohnya adalah kata
maya yang memiliki hiponim dengan kata rebong, ngulek, salome, homonimi,
contohnya adalah kata rebong. Pola pembentukan argot dalam penelitian ini,
memiliki medan makna atau keterkaitan bahasa dalam suatu “tempat” yang
dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor tersebut meliputi (1) faktor gengsi,
(2) faktor kebiasaan, (3) faktor memudahkan, (4) faktor sosial penutur, (5)
161
5.2 Saran
yang dimiliki. Penelitian wujud dan pola pembentukan argot ini hanya
DAFTAR PUSTAKA
Halliday, M.A.K. & Hasan, R. 1992. Bahasa, Konteks, dan Teks: Aspek-aspek Ba-
hasa dalam Pandangan Semiotik Sosial. Terjemahan oleh Barori Tou.
Yog- yakarta: Gajah Mada University Press.
Kamus Besar Bahasa Indonesia. 2008. Jakarta. : Gramedia Pustaka Utama. Edisi
ke- 4.
Keraf, Gorys. 2005. Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Utama.
Oetomo, Dede. 2003. Memberi Suara pada yang Bisu. Yogyakarta: Pusawa
Marwa.
162
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
163
Sudaryanto. 2015. Metode dan Aneka Teknik Analisis Bahasa (Pengatar Wahana
Kebudayaan secara Linguistik). Yogyakarta: Duta Wacana University
Press.
164
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
165
Kelompok Gay
No
Nama Usia Profesi / masakerja LokasiKerja
1. Darren 25tahun Hair Stylish (liquid) Jl.Magelang, Yogyakarta
2. Hanes 20tahun Mahasiswa Yogyakarta
3. Susmex 33tahun Co. Manager Terrace Jl. Seturan Raya Yogyakarta
4. Vicky 26tahun Karyawanhotel/5 tahun Jl. Solo Yogyakarta
5. Chicko 22tahun Mahasiswa/ semester 6 Yogyakarta
6. Harry 28tahun Karyawan Salon/ 1 tahun Jl. Seturan, Yogyakarta
7. Alex 27 tahun Karyawan Hotel Jl. Magelang, Yogyakarta
8. Simbok 35 tahun Karyawan Yogyakarta
9. Fariz 23tahun Mahasiswa Sewon, Bantul, Yogyakarta
10. Panda 28 tahun Karyawan/7 bulan Malioboro Yogyakarta
Di Kota Yogyakarta
penelitian adalah data utama yang ditemukan di lapangan, yaitu berupa tuturan
para gay di Yogyakarta. Adapaun data sekunder dari penelitian ini adalah
tulisan huruf Jawa. Karena penelitian yang peneliti lakukan adalah penelitian
catat. Peneliti terjun langsung kelapangan, sehingga peneliti dituntut untuk ikut
ragam bahasa yang digunakan oleh para gay dan berdasarkan fakta-fakta yang
166
167
168
169
170
A Ha = A Na = N Ca = C Ra = R Ka = K
R Da = D Ta = T Sa = S Wa = W La = L
I Pa = P Dha = Dh Ja = J Ya = Y Nya = Ny
S Ma = M Ga = G Ba = B Tha = Th Nga = Ng
Indonesia
171
P1 : Peneliti
P2 : Anggota Gay
P2 : “Kebanyakan dari kita kan orang Jawa dek, jadi kita enggak mau
pakai bahasa Indonesia, jadi kalau kita lagi punya urusan atau
omongan yang sedikit rahasia, kita aman pakai bahasa itu, orang
172
BIOGRAFI PENULIS
dan Seni, Universitas Sanata Dharma. Penulis aktif dalam berbagai kegiatan di
Dharma. Penulis juga aktif di kegiatan gereja seperti Pemandu Liturgi, Worship
Leader, Usher, Kolektan, dan Singer di GKI Gejayan, serta menjadi guru sekolah