Anda di halaman 1dari 36

PEMANFAATAN PUPUK KANDANG KOTORAN KAMBING UNTUK MENINGKATKAN

KESUBURAN TANAH

MUHAMMAD MUFLIH IRWAN


NIS : 0718191012

SMPIT NURUL FIKRI MAKASSAR


2021

1
PEMANFAATAN PUPUK KANDANG KOTORAN KAMBING
UNTUK MENINGKATKAN KESUBURAN TANAH

MUHAMMAD MUFLIH IRWAN


NIS : 0718191012

SMPIT NURUL FIKRI MAKASSAR


2021

i
SURAT PERNYATAAN
 

Nama : MUH.MUFLIH.IRWAN

Tempat / Tanggal Lahir : Makassar, 28 Agustus 2006

Alamat/HP/email : Jalan Bontobila 10 No.10

No.pelajar : 0718191012

Judul Karya Diajukan   : Pemanfaatan Pupuk Organik Dari Kotoran Kambing Untuk
Kesuburan Tanah

Menyatakan sepenuhnya dan sebenar-benarnya bahwa Karya Tulis Ilmiah saya


merupakan karya orisinil saya.

Demikianlah pernyataan atas surat keorisinalitasan ini dibuat dengan sadar


berdasarkan dengan data sebenarnya, tanpa paksaan yang diberikan oleh pihak
manapun.

Makassar, Februari 2021

  MUH. MUFLIH IRWAN

ii
LEMBAR PERSETUJUAN

Nama : Muh. Muflih Irwan


NIM : 0718191012

Karya Tulis Ilmiah ini telah disetujui untuk dipresentasikan

Makassar, Februari 2021

Pembimbing Utama,

Ahmad Nurul Ahkam Bestari S.Pd


NIY : 012017 1158 19891114

iii
LEMBAR PENGESAHAN

Nama : Muh. Muflih Irwan


NIM : 0718191012

Karya Tulis Ilmiah ini telah dipertahankan di depan dewan penguji dan disetujui
Pada tanggal : 10 Februari 2021

Penguji 1 (Ketua)

Abu Bakar, S.Pd


NIY. 032011 11014 19870209

Penguji 2 (Anggota) Penguji 3 {Anggota}

Juswendy Jufri, S.E Muh. Fadhil Mewar, S.S


NIY. NIY.

Diketahui
Kepala SMPIT Nurul Fikri Makassar

Abu Bakar, S.Pd


NIY. 032011 11014 19870209

iv
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
rahmat dan bimbingan-Nya akhirnya saya dapat menyelesailan Kaya Tulis Ilmiah
(KTI) yang berjudul “Pemanfaatan Pupuk Organik Dari Kotoran Kambing Untuk
Kesuburan Tanah”.

Karya Tulis Ilmiah ini disusun dengan maksud untuk menambah dan
memberi pengetahuan tentang pembuatan pupuk oganik. Dengan terselesainya karya
tulis ini tak lupa kami ucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada semua yang
ikut serta dalam pembuatan karya tulis ini dan membantu penyelesaiannya.

Semoga karya tulis ini dapat bermanfaat dan memberi wawasan yang lebih
luas kepada pembaca dan bisa menjadi inspirasi bagi mereka. Walaupun nanti karya
tulis ini memiliki kekurangan penyusun mohon kritik dan sarannya demi
kesempurnaan karya tulis ini di masa mendatang.

Penulis

v
ABSTRAK

MUH. MUFLIH IRWAN. 2021. PEMANFAATAN PUPUK ORGANIK DARI


KOTORAN KAMBING UNTUK KESUBURAN TANAH

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui manfaat pupuk organik dari kotoran
kambing untuk kesuburan tanah. Penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan
(library research) yang merupakan studi literatur dengan serta teknik analisis data
yaitu mengumpulkan data dan menganalisis penelitian terdahulu. Hasil penelitian
menunjukkan. Unsur hara yang terdapat dalam pupuk kandang kotoran kambing
seperti Fosfor, Nitrogen, Kalium, meningkatkan kapasitas Tukar Kation Tanah,
sangat membantu memperbaiki sifat dan stuktur tanah. Telah diketahui proses
pembuatan pupuk kandang kotoran kambing dengan berbagai penelitian yang
menyajikan dengan berbagai dosis/konsentrasi. Dari analisis dan pengkajian data
ditemukan bahwa konsentrasi terbaik pupuk organik kotoran kambing tergantung
kepada peneliti sebelumnya yang menggunakan berbagai dosis pupuk dan
kesemuanya itu berhasil meningkatkan kesuburan tanah untuk tanaman.

Kata Kunci: Pupuk Organik, Kotoran Kambing, Kesuburan Tanah

vi
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN SAMPUL

HALAM SAMPUL DALAM i

SURAT PERNYATAAN ii

LEMBAR PERSETUJUAN iii

LEMBAR PENGESAHAN iv

KATA PENGANTAR v

ABSTRAK vi

DAFTAR ISI vii

BAB I PENDAHULUAN 1

A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 3
C. Tujuan Penelitian 3
D. Manfaat Penelitian 3
E. Keaslian Penelitian 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4

A. Kesuburan Tanah 4
B. Kotoran Kambing 10
C. Pemupukan 11
D. Kerangka Konsep Penellitian 12
E. Hipotesis 13

BAB III METODE PENELITIAN 14

A. Setting Penelitian 14
B. Jenis Penelitian 14
C. Teknik Pengumpulan Data 15
D. Analisis Data 18
E. Validasi Data 19

BAB IV HASIL PENELITIAN 20

A. Hasil Penelitian 20

vii
B. Pembahasan 21

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 25

A. Kesimpulan 25
B. Saran 25

DAFTAR PUSTAKA 26

RIWAYAT HIDUP 27

viii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Saat ini penggunaan pupuk sangat penting untuk diperhatikan karena pupuk
yang baik belum tentu baik untuk di kemudian hari. Pupuk dibagi menjadi dua yaitu
pupuk organik maupun pupuk anorganik. Pupuk organik sudah banyak dijual di
pasar-pasar dan menjadi sarana produksi utama para petani di Indonesia. Persaingan
harga pasar dan ketersediaan pupuk anorganik membuat pupuk anorganik lebih
menjanjikan dibanding dengan pupuk organik sehingga para petani lebih tertarik
dengan pupuk anorganik. Namun demikian penggunaan pupuk anorganik yang
berlebih dan secara terus menerus dapat merusak kestabilan unsur hara yang terdapat
pada tanah.
Salah Satu pupuk organik yang dapat digunakan adalah kotoran kambing.
Kotoran kambing mengandung bahan organik yang dapat menyediakan zat hara bagi
tanaman melalui proses penguraian. Proses ini terjadi secara bertahap dengan
melepaskan bahan organik yang sederhana untuk pertumbuhan tanaman. Feses
kambing mengandung sedikit air sehingga mudah terurai. Pupuk organik cair ini
dapat dibuat dari kotoran kambing (feses) disebut biokultur ataupun bio urine (urine
kambing).
Pemupukan adalah suatu tindakan memberikan tambahan unsur hara tanah
secara langsung sehingga dapat memberikan nutrisi bagi tanaman. Pemupukan
merupakan hal penting yang diberikan ke tanaman agar tanaman dapat tumbuh dan
berkembang dengan baik (Irvan, 2013). Pupuk kandang kotoran kambing dapat
meningkatkan kualitas tanah, karena pupuk kandang kotoran kambing mempunyai
bentuk granul sehingga menjadikan tanah memiliki ruang pori yang meningkat.
Kotoran kambing memiliki sejumlah mikroba seperti Bacillus sp, Lactobacillus sp,
Saccharomyces, Aspergillus serta Aktinomycetes (Anonim, 2014).
Kesuburan tanah secara alami bergantung pada unsur-unsur kimia yang
tersedia di alam. Unsur-unsur kimia alami yang terangkai menjadi bahan organik
merupakan bahan penting dalam membantu menciptakan kesuburan tanah. Bahan
organik yang ditransformasikan menjadi pupuk sangat berperan untuk perbaikan

1
sifat fisik dan kimia tanah. Pengaruhnya bagi sifat fisik tanah ditunjukkan dengan
kemampuannya dalam merangsang granulasi, menurunkan plastisitas dan kohesi
serta meningkatkan kemampuan menahan air. Pada sifat kimia tanah, peran bahan
organik adalah membantu menyediakan hara seperti nitrogen, fosfor, belerang dan
kation. Walaupun bisa membantu, pupuk organik ini bersifat bulky dengan
kandungan hara makro dan mikronya relatif lebih rendah dalam aplikasinya
diperlukan dalam jumlah banyak. (Hadisuwito, 2012)
Aktivitas mikroba dengan sekresi lendir mampu meningkatkan butiran halus
tanah menjadi granul sehingga kualitas meningkat (Rahayu et all., 2014). Pupuk
kandang kotoran kambing berasal dari hasil pembusukan kotoran kambing yang
berbentuk padat sehingga warna, rupa, tekstur, bau dan kadar airnya tidak lagi
seperti aslinya. Pupuk kandang kotoran kambing mempunyai peran diantaranya
menambah unsur hara seperti Fosfor, Nitrogen, Kalium, meningkatkan kapasitas
Tukar Kation Tanah, memperbaiki sifat dan struktur tanah.
Tanaman seperti halnya makhluk hidup memerlukan makanan/hara untuk
hidup dan berkembang biak. Tanaman memperoleh makanan terutama dari cadangan
mineral yang ada di dalam tanah yang terkandung dalam bahan organik, limbah
organik, bakteri penamat nitrogen, endapan melalui udara, dan lain- lain. Unsur hara
diperoleh tanaman dari tanah diubah menjadi karbohidrat melalui proses fotosintesis
tumbuhan/ tanaman. (Indrakusuma, 2000).
Unsur hara merupakan salah satu faktor yang menunjang pertumbuhan dan
perkembangan tanaman. Penggunaan pupuk sebagai salah satu usaha untuk
meningkatkan produksi tanaman sudah sangat membudaya dan para petani telah
menganggap bahwa pupuk dan cara pemupukan sebagai salah satu hal yang tidak
dapat dipisahkan dalam kegiatan usaha taninya. Dampak dari penggunaan pupuk
anorganik menghasilkan peningkatan produktivitas tanaman yang cukup tinggi.
Namun penggunaan pupuk anorganik dalam jangka yang relatif lama umumnya
berakibat buruk pada kondisi tanah. Tanah menjadi cepat mengeras, kurang mampu
menyimpan air dan cepat menjadi asam yang pada akhirnya akan menurunkan
produktivitas tanaman (Indrakusuma, 2000).

2
B. Rumusan Masalah
1. Apakah zat hara yang terkandung dalam pupuk kandang kotoran kambing dapat
membantu penyuburan tanah?
2. Bagaimanakah cara pembuatan pupuk kandang yang terbuat dari kotoran
kambing?

C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui zat hara yang terkandung dalam pupuk kandang kotoran
kambing dapat membantu penyuburan tanah
2. Untuk mengetahui cara pembuatan pupuk kandang yang berbahan dasar kotoran
kambing

D. Manfaat Penelitian
1. Memberikan pemahaman baru bagi siswa SMPIT Nurul Fikri terkait pupuk
organik berbahan dasar kotoran kambing
2. Menjadi bahan referensi bacaan untuk khalayak umum.

E. Keaslian Penelitian
1. Pengaruh dosis pupuk kandang kambing terhadap pertumbuhan Kedelai
(Glycine max(L.) Merr.). Aina Maya Shofi, 2017.
2. Pupuk kandang. http://balittanah.litbang.pertanian.go.id/. Wiwik Hartatik dan
L.R. Widowati

3
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kesuburan Tanah

Kesuburan tanah adalah kemampuan suatu tanah untuk menghasilkan produk


tanaman yang diinginkan pada lingkungan tempat tanah itu berada. Produk tanaman
tersebut dapat berupa: buah, biji, daun, bunga, umbi, getah, eksudat, akar, trubus,
batang, biomassa, naungan atau penampilan. Tanah memiliki kesuburan yang
berbeda-beda tergantung faktor pembentuk tanah (bahan induk, relief, organisme dan
waktu) yang mendominasi di lokasi tersebut. Tanah merupakan fokus utama dalam
pembahasan kesuburan tanah,sedangkan tanaman merupakan indikator utama mutu
kesuburan tanah (Yuwono, 2007).

Tanah produktif mempunyai kesuburan yang menguntungkan bagi


pertumbuhan tanaman, akan tetapi tanah subur tidak selalu berarti produktif. Tanah
subur akan produktif jika dikelola dengan tepat, menggunakan jenis tanaman dan
teknik pengelolaan yang sesuai. Kesuburan tanah adalah kemampuan atau kualitas
suatu tanah menyediakan unsur hara tanaman dalam jumlah yang mencukupi
kebutuhan tanaman, dalam bentuk senyawa-senyawa yang dapat dimanfaatkan
tanaman dan dalam perimbangan yang sesuai untuk pertumbuhan tanaman tertentu
dengan didukung oleh faktor pertumbuhan lainnya (Rosmarkam dan Yuwono, 2002).

1. Evaluasi status Kesuburan Tanah

Evaluasi kesuburan tanah merupakan penilaian status kesuburan tanah yang


sangat mutlak diperlukan dalam menentukan jenis dan jumlah unsur hara yang harus
ditambahkan. Evaluasi kesuburan tanah dapat dilakukan melalui 7 beberapa cara,
yaitu melalui pengamatan gejala defisiensi pada tanaman secara visual, analisa
tanaman dan analisa tanah (Dikti, 1991).

Analisa tanaman meliputi analisis serapan hara makro primer (N, P, dan K)
dan uji vegetatif tanaman dengan melihat pertumbuhan tanaman. Kandungan unsur

4
hara di dalam tanah sebagai gambaran status kesuburan tanah dapat dinilai dengan
beberapa metode pendekatan yaitu : 1.) Melihat citra tanaman di lapangan (melihat
gejala-gejala kekurangan unsur hara). 2.) Uji tanaman 3.) Uji biologi 4.) Uji tanah
(Dikti, 1991) kemudian status kesuburan tanah ditetapkan berdasarkan kriteria Pusat
penelitian Tanah (PPT, 1995).

2. Uji Tanah

Uji tanah atau yang biasa dikenal dengan analisa tanah merupakan salah satu
metode pendekatan yang digunakan dalam menentukan status kesuburan tanah,
terutama keberadaan hara makro dan mikro (Rosmarkam dan Yuwono, 2002).
Keunggulan uji kimia tanah dibanding analisis tanaman adalah kemampuannya
untuk menentukan status hara dalam tanah sebelum tanaman diusahakan di lapangan.
Kegunaan analisis uji tanah adalah: 1). Untuk mengetahui status hara dalam tanah
maupun tanaman, 2). Menduga produksi tanaman serta menghitung keuntungan
apabila dilakukan pemupukan, 3). Untuk mengetahui hara yang menjadi faktor
pembatas yang harus diperbaiki dan membuat rekomendasi pemupukan, 4).
Penilaian lahan secara ekonomis (Yuwono, 2010).

3. Karakteristik Sifat Kimia Tanah dalam Penentu Kesuburan Tanah

Sifat kimia tanah adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan peristiwa
yang bersifat kimia dan terjadi di dalam maupun di atas permukaan tanah sehingga
akan menentukan sifat dan ciri ciri tanah. Komponen kimia tanah 8 berperan dalam
menentukan sifat dan ciri tanah pada umumnya dan kesuburan pada khususnya.
Uraian kimia tanah bertujuan untuk menjelaskan reaksi-reaksi kimia yang
menyangkut masalah-masalah unsur hara bagi tanaman (Hakim dkk, 1986 dalam
Kurniawan, 2009).

4. Reaksi Tanah (pH Tanah)

Reaksi tanah menunjukkan sifat keasaman atau alkalinitas tanah yang


dinyatakan dengan nilai pH. Nilai pH tanah dapat digunakan sebagai indikator
kesuburan kimiawi tanah, karena dapat mencerminkan ketersedian hara dalam tanah

5
tersebut. Nilai pH menunjukkan banyaknya konsentrasi ion hidtogen ( H+ ) dan
(OH-) di dalam tanah (Kirnadi dkk, 2014).

Reaksi tanah (pH) perlu diketahui karena setiap tanaman memerlukan


lingkungan pH tertentu. Ada tanaman yang toleran terhadap perubahan pH, tetapi
ada pula tanaman yang tidak toleran terhadap perubahan pH. Disamping
berpengaruh langsung terhadap tanaman, pH juga mempengaruhi faktor lain,
misalnya ketersediaan unsur. Kelarutan Al dan Fe juga dipengaruhi oleh pH tanah.
Pada pH asam, kelarutan Al dan Fe tinggi akibatnya pada pH sangat rendah
pertumbuhan tanaman tidak normal karena suasana pH tidak sesuai, sehingga
kelarutan beberapa unsur menurun dan adanya keracunan Al dan Fe (Rosmarkam
dan Yuwono, 2002).

Menurut Sarwono Hardjowigeno (1989) dalam Kirnadi, dkk (2014)


pentingnya pH tanah sebagai berikut : (1) menentukan mudah tidaknya unsur- unsur
hara diserap tanaman. Pada umumnya unsur hara mudah diserap tanaman pada pH
yang netral (2) Menunjukkan kemungkinan adanya unsur-unsur beracun. Pada tanah
masam banyak ditemukan ion-ion Al di dalam tanah, selain 9 memfiksasi unsur hara
P juga merupakan racun bagi tanaman. Pada tanah-tanah rawa (termasuk pasang
surut) pH yang terlalu rendah menunjukkan adanya sulfat yang tinggi, yang
merupakan racun bagi tanaman (3) Mempengaruhi perkembangan mikroorganisme.
Bakteri nitrifikasi hanya dapat berkembang dengan baik pada pH lebih dari 5,5.

5. Bahan Organik

Bahan organik disamping berpengaruh terhadap pasokan hara tanah juga


tidak kalah pentingnya terhadap sifat fisik, biologi dan kimia. Syarat tanah sebagai
media tumbuh dibutuhkan kondisi fisik kimia yang baik. Secara fisik bahan organik
dapat membentuk agregat tanah. Pengaruh bahan organik terhadap sifat kimia yaitu
dapat meningkatkan muatan negatif sehingga akan meningkatkan kapasitas tukar
kation. Bahan organik memberikan kontribusi yang nyata terhadap KTK tanah.
Sebanyak 20-70% kapasitas pertukaran tanah pada umumnya bersumber pada koloid
humus sehingga dapat berkorelasi antara bahan organik dengan KTK tanah.
Pengaruh bahan organik terhadap sifat biologi yaitu penambahan bahan organik

6
dapat meningkatkan aktivitas dan populasi mikrobiologi dalam tanah terutama yang
berkaitan dengan aktivitas dekomposisi bahan organik (Suntoro, 2003).

Bahan organik yang diberikan dalam tanah akan mengalami proses


pelapukan dan perombakan yang selanjutnya akan menghasilkan humus
(Handaryanto, 1998 dalam Intara dkk, 2011). Bahan organik juga dapat membantu
mengikat butiran liat membentuk ikatan butiran yang lebih besar sehingga
memperbesar ruang-ruang udara diantara butiran (Sch Jenning dkk, 2007 dalam
Intara dkk, 2011). Kandungan bahan organik yang semakin banyak 10 menyebabkan
air yang berada dalam tanah akan bertambah banyak. Bahan organik tanah dapat
menyerap air 2-4 kali lipat dari bobotnya. Hal ini berperan dalam ketersediaan air
(Sarief, 1985 dalam Intra dkk, 2011).

6. Fosfor (P)

Fosfor merupakan unsur hara makro esensial bagi tanaman, karena berperan
penting dalam penyediaan energi kimia yang dibutuhkan pada hampir semua
kegiatan metabolisme tanaman. Fungsi penting fosfor di dalam tanaman yaitu dalam
proses fotosintesis, respirasi, transfer dan penyimpanan energi, pembelahan dan
pembesaran sel serta proses-proses lainnya (Sudaryono, 2009). Menurut Sanchez
(1976 dalam Nuryani dkk, 2006) mengatakan khusus daerah tropis, unsur P
diperkirakan merupakan pembatas pertumbuhan dan produksi tanaman urutan ketiga
setelah air dan nitrogen. Unsur Fosfor (P) adalah unsur kedua setelah N yang
berperan penting dalam fotosintesis dan perkembangan akar. Ketersediaan P dalam
tanah jarang yang melebihi 0,01% dari total P. Sebagian besar bentuk P terikat oleh
koloid tanah sehingga tidak tersedia bagi tanaman (Umaternate dkk, 2014).

Fosfor diserap tanaman dalam bentuk H2PO4-, HPO4 2- dan PO4 3-


terutama yang berada di dalam larutan tanah. Menurut (Mas’ud, 1993 dalam
Umaternate, dkk., 2014) tanah asam dengan pH < 5,5 didominasi oleh kation Fe3+
dan Al3+ sedangkan pada pH >6,0 sistem tanah didominasi oleh kation Ca2+ dan
Mg2+ . 2.3.4

7
7. Kalium (K)

Kalium merupakan unsur hara utama ketiga setelah N dan P. Kalium


mempunyai valensi satu dan diserap dalam bentuk ion K+ . Kalium tergolong 11
unsur yang mobile dalam tanaman baik dalam sel, dalam jaringan tanaman, maupun
dalam xilem dan floem (Rosmarkam dan Yuwono, 2002).

Kadar kalium total di dalam tanah pada umumnya cukup tinggi, dan
diperkirakan mencapai 2,06% dari total berat tanah, tetapi kalium yang tersedia di
dalam tanah cukup rendah. Pemupukan hara nitrogen dan fosfor dalam jumlah besar
turut memperbesar serapan kalium dari dalam tanah, (Damanik dkk., 2010 dalam
Wanaartha dkk., 2013). Penyerapan K oleh tanaman dari larutan tanah tergantung
pada beberapa faktor, antara lain tekstur tanah, kelembaban dan temperatur tanah,
pH, serta aerasi tanah (Mengel dan Kirkby, 1980 dalam Sumarni dkk., 2012).

Sehubungan dengan sifatnya yang mudah bergerak dalam tanah, K mudah


tercuci oleh air hujan dari zona perakaran, utamanya pada tanah dengan kapasitas
tukar kation yang rendah. Dengan demikian pemupukan K pada kondisi ini sangat
diperlukan (Mikkelsen, 2007 dalam Baon, 2011) Kalium yang ditambahkan melalui
pemupukan dapat menjenuhkan kompleks adsorbs sehingga tercapai keseimbangan
dengan K dalam larutan tanah. Menurut Tan (2001 dalam Silahooy, 2008) jumlah
kalium yang diadsorpsi oleh tanah tergantung pada tingkat kejenuhannya. Kalium
yang diadsorpsi sebagian besar terdapat dalam keadaan seimbang dengan kalium
yang berada dalam larutan tanah yang merupakan sumber utama bagi tanaman.
Tanaman yang kekurangan kalium biasanya memperlihatkan gejala lemahnya batang
tanaman, sehingga tanaman mudah roboh, tanaman menjadi kuning, produksi
merosot, karbohidrat berkurang dan rasa manis pada buah- buahan sering berkurang
(Rosmarkam dan Yuwono, 2002).

8. Kapasitas Tukar Kation (KTK)

Kapasitas tukar kation (KTK) merupakan kemampuan kompleks pertukaran


tanah untuk menjerap dan mempertukarkan kation-kation. Nilai KTK liat dapat
dipengaruhi oleh C-organik dan jumlah kation. Tanah dengan KTK yang tinggi

8
mempunyai daya menyimpan unsur hara yang tinggi, tetapi pada tanah masam, KTK
liat yang tinggi mungkin juga disebabkan oleh Al dd yang tinggi (Tan, 1991).

Nilai KTK tanah sangat dipengaruhi oleh (1) reaksi tanah, (2) tekstur atau
jumlah liat, (3) jenis mineral liat, (4) bahan organik, dan (5) pengapuran dan
pemupukan. Kapasitas tukar kation (KTK) berbanding lurus dengan pH, kehalusan
tekstur dan jumlah bahan organik (Dikti, 1991). Kapasitas tukar kation tanah adalah
jumlah muatan negatif tanah baik yang bersumber dari permukaan koloid anorganik
(liat) maupun koloid organik (humus) yang merupakan situs pertukaran kation-
kation. Bahan organik tanah meskipun tergantung derajat humifiksasinya
mempunyai KTK paling besar dibanding koloid-koloid liat (Hanafiah, 2008).

Bahan organik dapat meningkatkan daya jerap dan kapasitas pertukaran


kation. Hal ini dapat terjadi karena pelapukan bahan organik akan menghasilkan
humus (koloid organik) yang merupakan sumber muatan negatif tanah, sehingga
mempunyai permukaan yang dapat menahan unsur hara dan air. Sumber muatan
negatif humus sebagian besar berasal dari gugus karboksil (-COOH) dan fenolik (-
OH) (Tan, 1991). Dengan semakin menurunnya kandungan bahan organik tanah,
humus (koloid organik) sebagai sumber muatan negatif tanah juga semakin
berkurang sehingga muatan positif (kation-kation) dalam tanah yang dapat
dipertukarkan juga semakin rendah (Kumalasari dkk., 2011).

Tanah-tanah dengan kandungan bahan organik atau kadar liat tinggi


mempunyai KTK lebih tinggi dari pada tanah-tanah dengan kandungan bahan
organik rendah atau tanah-tanah berpasir (Hardjowigeno, 2003). 2.3.6 Kejenuhan
Basa Nilai kejenuhan basa (KB) tanah merupakan persentase dari total KTK yang
diduduki oleh kation-kation basa, yaitu Ca, Mg, Na, dan K. Nilai KB sangat penting
untuk mempertimbangkan pemupukan dan memprediksi kemudahan unsur hara
tersedia bagi tanaman. Kejenuhan basa menunjukkan perbandingan antara jumlah
semua kation (kation asam dan kation basa) yang terdapat dalam kompleks jerapan
tanah. Kation-kation basa umumnya merupakan unsur hara yang diperlukan tanaman
(Sudaryono, 2009). Kejenuhan basa selalu dihubungkan dengan petunjuk mengenai
kesuburan tanah. Kemudahan dalam melepaskan ion yang digunakan untuk tanaman

9
tergantung pada derajat kejenuhan basa. Tanah sangat subur bila kejenuhan basa
>80%, kesuburan tanah sedang jika kejenuhan basa antara 50-80% dan tidak subur
jika kejenuhan basa

B. Kotoran Kambing

Kotoran padat kambing merupakan salah satu jenis kotoran hewan yang
pemanfaatannya belum begitu maksimal. Masyarakat biasanya langsung
menggunakan kotoran padat kambing sebagai pupuk untuk tanaman tanpa melalui
pengolahan terlebih dahulu, sehingga tanaman yang dipupuk dengan kotoran padat
kambing tidak dapat tumbuh dengan maksimal karena kotoran padat kambing
memiliki struktur yang cukup keras dan lama diuraikan oleh tanah. Unsur hara dalam
kotoran kambing N 2,10%, P2O5 0,66%, K2O 1,97%, Ca 1,64%, Mg 0,60%, Mn
233 ppm dan Zn 90,8 ppm (Semekto, 2006). Kotoran padat kambing dapat dijadikan
bahan pembuatan pupuk organik cair dengan penambahan limbah buah (Supardi,
2011). Selain dari kotoran ternak pupuk organik cair juga dapat berasal dari sisa
tanaman, salah satunya adalah serbuk gergaji kayu.

Pupuk kandang kambing mengandung bahan organik yang dapat


menyediakan zat hara bagi tanaman melalui proses penguraian. Proses ini terjadi
secara bertahap dengan melepaskan bahan organik yang sederhana untuk
pertumbuhan tanaman. Feses kambing mengandung bahan kering dan nitrogen
berturut – turut 40 –50% dan 1,2 – 2,1%. Kandungan tersebut bergantung pada
bahan penyusun ransum, tingkat kelarutan nitrogen pakan, nilai biologis ransum, dan
kemampuan ternak untuk mencerna ransum. Produksi urin kambing dan domba
mencapai 0,6 – 2,5 liter/hari dengan kandungan nitrogen 0,51 – 0,71%. Variasi
kandungan nitrogen tersebut bergantung pada pakan yang dikonsumsi, tingkat
kelarutan protein kasar pakan, serta kemampuan ternak untuk memanfaatkan
nitrogen asal pakan. Kotoran kambing dan domba yang tersusun dari feses, urin dan
sisa pakan mengandung nitrogen lebih tinggi daripada yang hanya berasal dari feses
(Litbang, 2014).

Jumlah nitrogen yang dapat diperoleh dari kotoran kambing dan domba
dengan total bobot badan ± 120 kg dan dengan periode pengumpulan kotoran selama

10
tiga bulan sekali mencapai 7,4 kg. Jumlah ini dapat disetarakan dengan 16,2 kg urea
(46% nitrogen) (Ditjen Peternakan 1992). Tekstur dari kotoran kambing sangatlah
khas, karena berbentuk butiran-butiran yang sukar dipecah secara fisik sehingga
berpengaruh terhadap proses dekomposisi dan proses penyediaan haranya.
Kandungan hara dari pupuk kandang kambing mengandung rasio yaitu C/N ± 20-50
(Hartatik dan Widowati, 2009).

C. Pemupukan

Pemupukan menggunakan pupuk kandang dapat meningkatkan hasil


tanaman kacang buncis. Pupuk kandang kambing dapat menyediakan unsur hara
makro (N, P, K) dan mikro (Ca, Mg, S, Na, Fe, Cu, Mo). Selain mampu
menyediakan unsur hara, pupuk kandang mempunyai daya ikat ion yang tinggi
sehingga akan mengefektifkan penggunaan pupuk anorganik dengan cara
meminimalkan kehilangan pupuk anorganik akibat penguapan atau tercuci oleh air
siraman atau air hujan (Musnamar, 2004). Pupuk kandang juga dapat memperbaiki
sifat fisik, kimia dan biologi tanah. Penggunaan pupuk organik berupa pupuk
kandang kambing bermanfaat untuk meningkatkan humus, memperbaiki struktur
tanah, meningkatkan kehidupan jasad renik tanah sehingga keseimbangan unsur
hara didalam tanah menjadi lebih baik, membantu menetralkan pH tanah dan
menetralkan racun akibat adanya logam berat dalam tanah (Rinsema, 1986). Sarief
(1986) menjelaskan bahwa, pupuk kotoran kambing juga berfungsi untuk
meningkatkan daya menahan air, mengandung mikroorganisme tanah yang dapat
mensintesis senyawa tertentu yang bermanfaat bagi tanaman.

Salah satu permasalahan pemupukan menggunakan bahan organik yang


berupa pupuk kotoran kambing ialah keterbatasan sumber bahan organik. Hal
tersebut karena tidak semua petani memiliki ternak untuk menghasilkan pupuk
kandang sehingga harus membeli pupuk kandang. Kandungan unsur hara yang
rendah mengakibatkan aplikasi pupuk kandang diperlukan dalam jumlah yang besar
sehingga mengakibatkan kesulitan dalam pengelolaannya dan membutuhkan biaya
lebih tinggi. Pemberian pupuk kandang yang terlalu banyak juga dapat

11
mengakibatkan perkembangan vegetatif tanaman terlalu pesat, sehingga dapat
memperlambat masaknya buah dan rebahnya batang (Wardjito et al., 1994).

D. Kerangka Konsep Penelitian

Pupuk Kandang
(kotoran Kambing)
Peningkatan hara
tanah (Kesuburan
tanah)
Pengumpuan Data

Evaluasi

Rekomendasi

12
E. Hipotesis
1. Diduga pupuk kandang kotoran kambing membantu kesuburan tanah
2. Terdapat cara pembuatan pupuk kandang kotoran kambing yang efisien.
3. Diduga ada konsentrasi terbaik zat hara kandungan pupuk kandang kotoran
kambing terhadap kesuburan tanah.

13
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Setting Penelitian
Peneliti dalam rangka pelaksanaan pengumpulan data, harus menentukan
sumber-sumber data serta lokasi di mana sumber data tersebut dapat ditemukan dan
diteliti. Berbeda dengan penelitian lapangan lokasi pengumpulan data untuk
penelitian kepustakaan jauh lebih luas bahkan tidak mengenal batas ruang. Setting
penelitian merupakan patokan di mana lokasi tersebut dilaksanakan. Sebelum
menyebutkan lokasi penelitian, ada baiknya untuk menyebutkan ciri khusus dari
penelitian kepustakaan untuk membedakan setting penelitian kepustakaan dengan
penelitian lain seperti penelitian lapangan.
Penelitian kepustakaan memiliki beberapa ciri khusus, antara lain; pertama
penelitian ini berhadapan langsung dengan teks atau data angka, bukan dengan
lapangan atau saksi mata (eyewitness), berupa kejadian, orang atau benda-benda lain.
Kedua, data bersifat siap pakai (readymade), artinya peneliti tidak pergi kemana-
mana, kecuali hanya berhadapan langsung dengan sumber yang sudah ada di
perpustakaan. Ketiga, data di perpustakaan umumnya adalah sumber data sekunder,
dalam arti bahwa peneliti memperoleh data dari tangan kedua bukan asli dari tangan
pertama dilapangan. Keempat, kondisi data di perpustakaan tidak dibagi oleh ruang
dan waktu.
Berdasarkan ciri diatas, penelitian ini dilakukan dengan menggunakan teknik
browsing internet. Teknik ini dilakukan berdasarkan kondisi saat ini di tengah
pandemi covid-19 yang melanda Indonesia dan tidak memungkinkan untuk
dilakukan pencarian buku-buku di perpustakaan maupun terjun langsung ke
lapangan untuk wawancara langsung dan penelitian. Internet merupakan gudang
ilmu yang sangat tepat yang didalamnya terdapat berbagai informasi baik itu jurnal,
buku elektronik, skripsi dan tesis.
B. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif Sesuai dengan obyek karya
tulis ilmiah ini, maka jenis penelitian ini termasuk dalam kategori penelitian
kepustakaan (library research), yaitu, pertama, dengan mencatat semua temuan
mengenai motivasi konsumsi secara umum pada setiap pembahasan penelitian yang

14
didapatkan dalam literatur-literatur dan sumber-sumber, dan atau penemuan terbaru
mengenai perilaku motivasi konsumsi yang dapat mempengaruhi siklus penawaran
dan permintaan pada pasar. Setelah mencatat, kedua, memadukan segala temuan,
baik teori atau temuan baru pada perilaku konsumen di pasar.
Ketiga, menganalisis segala temuan dari berbagai bacaan, berkaitan dengan
kekurangan tiap sumber, kelebihan atau hubungan masing-masing tentang wacana
yang dibahas di dalamnya. Terakhir adalah mengkritisi, memberikan gagasan kritis
dalam hasil penelitian terhadap wacana-wacana sebelumnya dengan menghadirkan
temuan baru dalam mengkolaborasikan pemikiran-pemikiran yang berbeda.
Oleh karenanya penelitian kepustakaan akan menghadapi sumber data berupa
buku-buku yang jumlahnya sangat banyak sehingga memerlukan metode yang
memadai. Untuk itu dalam penelitian kepustakaan, mengumpulkan buku harus
secara bertahap, sebab akan kesulitan apabila tidak demikian.
Untuk mendapatkan segala kebutuhan tersebut di atas, bisa dihasilkan
melalui perpustakaan, toko buku, maktabah syamilah, pusat penelitian dan jaringan
internet dengan mengakses wacana dan info mengenai pembuatan pupuk kandang
kotoran kambing untuk kesuburan tanah. Dengan menggunakan data-data dari
berbagai referensi baik primer maupun sekunder. Data-data tersebut dikumpulkan
dengan teknik dokumentasi, yaitu dengan jalan membaca (text reading), mengkaji,
mempelajari, dan mencatat literatur yang ada kaitannya dengan masalah yang
dibahas dalam tulisan ini.
C. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data, dalam hal ini penulis akan melakukan identifikasi
wacana dari buku-buku, makalah atau artikel, majalah, jurnal, web (internet) ataupun
informasi lainnya yang berhubungan dengan judul penulisan untuk mencari hal-hal
atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah dan
sebagainya yang berkaitan dengan kajian tentang pemanfaatan pupuk kandang
kotoran kambing untuk penyuburan tanah. Maka dilakukan langkah-langkah sebagai
berikut:
1. Mengumpulkan data-data yang ada baik melalui buku-buku, dokumen,
majalah internet (web).

15
2. Menganalisa data-data tersebut sehingga peneliti bisa menyimpulkan tentang
masalah yang dikaji.
Pada hakikatnya tidak ada acuan khusus dalam mengumpulkan data pada
metode ini, namun tidak dengan begitu saja data yang dikumpulkan dijadikan hasil
penelitian, karena akal manusia memberikan bimbingan pekerjaan secara sistematis
dan sesuai dengan objek kajiannya. Oleh karenanya perlu teknik tertentu agar hasil
penelitian sifatnya sistematis dan objektif.
Dua instrumen penelitian digunakan dalam pengumpulan data ini, pertama,
pengumpulan data dalam bentuk verbal simbolik, yaitu mengumpulkan naskah-
naskah yang belum dianalisis. Dalam pengumpulan data ini peneliti bisa
menggunakan alat rekam, seperti fotocopy dan lain sebagainya.
Kedua, kartu data yang berfungsi untuk mencatat hasil data yang telah
didapat untuk lebih memudahkan peneliti dalam mengklasifikasi data yang telah
didapatkan di lapangan, selain itu pula kartu data memberikan solusi jika instrumen
pertama sulit untuk dioperasionalkan, kartu data bisa digunakan sebagai pengganti
dari instrument pertama, namun dengan konsekuensi lamanya waktu berada di lokasi
sumber data.
Pertama-tama yang harus dilakukan dalam pengumpulan data adalah
menentukan lokasi pencarian sumber data, seperti perpustakaan dan pusat-pusat
penelitian. Setelah menentukan lokasinya, mulai mencari data yang diperlukan
dalam penelitian. Data yang kemudian didapatkan di lokasi akan dibaca oleh seorang
peneliti, karena tugas utama peneliti adalah mampu menangkap makna yang
terkandung dalam sumber kepustakaan tersebut. Oleh karena itu ada dua tahap dalam
membaca data yang telah diperoleh.
a. Membaca pada tingkat simbolik.
Seorang peneliti tidak mungkin akan membaca seluruh sumber yang
didapatkan dari pertama hingga akhir. Jika itu dilakukan, maka akan menyita
waktu dan akan mengurangi efisiensi waktu penelitian. Tahap ini ialah dengan
tidak membaca secara keseluruhan melainkan dengan menangkap sinopsis dari
buku, bab, subbab sampai pada bagian terkecil dari buku, hal ini sangat penting
dilakukan untuk mengetahui peta penelitian, hasilnya akan dicatat dalam kartu

16
data dan diberikan kode sesuai dengan peta dan kategori penelitian yang
dilakukan.
b. Membaca pada tingkat semantik.
Membaca data yang telah dikumpulkan dengan lebih terperinci, terurai
dan menangkap esensi dari data tersebut. Hal ini membutuhkan ketekunan dan
waktu yang cukup lama. Tiap poin yang dibaca dilakukan analisis dalam data
tersebut. Peneliti harus mendahulukan data yang bersifat primer, jika sudah
dianggap cukup selanjutnya mengumpulkan data yang bersifat sekunder.
Setelah membaca secara semantik dilakukan, dicatat dalam kartu data, tahapan
pencatatan dalam kartu ada di antaranya:
1) Mencatat secara kuotasi, yaitu dengan mencatat kutipan langsung tanpa
merubah sedikitpun redaksi sumber data atau dari penulis karya tersebut,
biasanya untuk mencatat terminologi-terminologi kunci untuk
mengembangkan interpretasi yang lebih luas.
2) Mencatat secara paraphrase, dengan menangkap intisari dari data dengan
redaksi kata yang disusun oleh peneliti sendiri. Proses ini bisa dilakukan
dengan analisis verstehen untuk menangkap intisari dari data yang berupa
uraian panjang lebar, lalu diambil intisari pemahaman dari uraian panjang
tersebut menjadi kalimat singkat dan padat agar dengan mudah terekam pada
kartu data.
3) Mencatat secara sinoptik, mencatat model ini lebih pada ringkasan, artinya
setelah membaca bagian atau sub bagian data kategori tertentu, kemudian
peneliti membuat ringkasan atau sinopsis yang harus benar benar persis sama
secara logis dari data yang dibaca.
4) Mencatat secara presisi, mencatat model ini adalah kelanjutan dari mencatat
secara sinoptik. Setelah mencatat secara sinoptik, peneliti akan menghadapi
hasil dari catatan sinoptik yang banyak, maka perlu pengkategorian catatan,
misalnya unsur nilai agama, nilai budaya, epistemologi, aksiologi, etika dan
unsur-unsur lainnya. Peneliti lebih lanjut membuat catatan yang lebih padat
lagi berdasarkan pada catatan sinoptik yang terkumpul.
5) Pengkodean. Tahap ini adalah tahap yang paling teknis dalam sebuah
penelitian, tujuannya mensistematiskan agar data yang tidak teratur atau yang

17
bertumpuk. Melalui kartu data, data dipilih sesuai dengan kategori data
masing-masing dan tokoh yang tercantum dalam data tersebut, termasuk
penerbit dan tempatnya.
D. Analisis data
Dua tahap dalam teknik analisis data pada penelitian kepustakaan ini.
Pertama, analisis pada saat pengumpulan data, ini ditujukan untuk memahami inti
dari fokus penelitian yang akan dilakukan melalui sumber-sumber yang
dikumpulkan sesuai dengan rencana penelitian.
Kedua, setelah dilakukan proses pengumpulan data itu, selanjutnya
menganalisis kembali data terkumpul yang berupa data mentah yang harus
ditentukan hubungan satu sama lain. Data yang terkumpul tersebut belum tentu
seluruhnya menjawab permasalahan yang dimunculkan dalam penelitian, oleh
karena itu perlu dilakukan kembali analisis data yang sudah diklasifikasikan tersebut.
Aktifitas analisis data model ini antara lain, reduksi data (data reduction), display
data dan gambaran konklusi atau verifikasi (conclusion drawing/verification).
1. Reduksi data (data reduction), pada tahap awal ini melakukan pemilihan,
pemfokusan, penyederhanaan, abstraksi dan pentransformasian data mentah
dalam catatan-catatan tertulis. Tujuannya adalah untuk melakukan temuan-
temuan yang kemudian menjadi fokus dalam penelitian tersebut.
2. Display data, tahap ini data yang sudah direduksi kemudian di display hingga
memberikan pemahaman terhadap data tersebut agar bisa menentukan
langkah selanjutnya yang akan dilakukan oleh seorang peneliti dalam proses
penelitiannya.
3. Gambaran kesimpulan, setelah reduksi data terlaksana, maka dilakukan
konklusi atau penarikan kesimpulan dari data yang telah diteliti, dari
kesimpulan tersebut dipaparkan penemuan baru dari penelitian yang
dilakukan. Namun hasil ini masih bisa diteliti kembali dan kembali dilakukan
reduksi, display data dan kembali akan menghasilkan konklusi, begitu
seterusnya agar mendapatkan hasil yang maksimal.
Selanjutnya teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan
menggunakan metode pemahaman, sebagaimana yang diangkat oleh Emilio Betti,

18
merupakan suatu aktifitas interpretasi terhadap objek yang mempunyai makna
(meaning–full form) dengan tujuan untuk menghasilkan kemungkinan yang obyektif.
Karena menganalisa pemikiran tokoh yang pernah hidup di masa yang telah
lewat, maka secara metodologis penelitian ini akan menggunakan tinjauan
kesejarahan yang dikenal dengan istilah historical approach. Rekonstruksi tersebut
dilakukan secara sistematis dan obyektif dengan cara mengumpulkan, mengevaluasi,
serta mensintesiskan bukti-bukti untuk memperoleh kesimpulan.
Adapun langkah setelah itu adalah menganalisa data. Dalam hal ini data
yang telah diperoleh akan dianalisa isinya. artinya, setelah data dideskripsikan apa
adanya tentang konsep pupuk kandang kotoran kambing untuk penyuburan tanah
maka dengan deskriptif–analisis, penulis menguraikan isi serta membandingkan
objek penelitian dari peneliti sebelumnya.

E. Validasi Data
Validasi data setidaknya ditentukan menggunakan tiga kategori, pertama,
kepercayaan, kredibilitas seseorang peneliti sangat dipertanyakan apakah data tepat
dalam fokusnya, ketepatan memilih informan dan pelaksanaan metode pengumpulan
datanya. Analisis data dan interpretasi data, seluruhnya membutuhkan konsistensi
satu sama lain. Kedua, keteralihan (transferability) hasil penelitian yang dikemudian
hari dijadikan rujukan kembali pada penelitian yang setema dan dipelajari lebih
lanjut oleh peneliti lain. Jika seorang peneliti memahami dan mendapat gambaran
yang jelas terhadap hasil penelitian sebelumnya, maka hasil penelitian tersebut sudah
memenuhi standar transferabilitas. Ketiga, kebergantungan penelitian terhadap data
yang didapatkan, dengan kata lain penelitian adalah hasil rekam jejak dari data yang
telah ditelusuri di lapangan. Keempat, kepastian, adalah menguji keabsahan hasil
penelitian terhadap kasus atau fenomena yang sudah terjadi dilapangan baik secara
teoritis atau aplikatif, jika hal tersebut terbukti, maka hasil penelitian bisa dikatakan
absah.

19
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Hasil Penelitian
Penelitian ini merupakan suatu analisis dengan melihat berbagai literatur
dan referensi tentang pupuk kandang kotoran kambing terhadap kesuburan tanah
dan mendapatkan hasil sebagai berikut:
1. Hasil penelitian Bayu dan maya, (2019) dengan judul Pengujian berbagai dosis
pupuk kandang kambing untuk pertumbuhan dan produksi jagung manis organik
(Zea mays var. Saccharata Sturt). Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari
dan mendapatkan pengaruh dosis pupuk kandang terbaik terhadap pertumbuhan
dan produksi jagung manis. Percobaan ini menggunakan rancangan kelompok
lengkap teracak (RKLT) dengan faktor tunggal yaitu dosis pupuk kandang
kambing dengan 4 taraf perlakuan (0, 10, 20 dan 30 ton ha-1 ) dan masing-
masing taraf terdapat 3 ulangan sehingga terdapat 12 satuan percobaan. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa perlakuan dosis pupuk kandang berpengaruh
nyata terhadap pertumbuhan jagung manis organik. Perlakuan dosis pupuk
kandang 30 ton ha-1 nyata meningkatkan tinggi tanaman dan jumlah daun.
Perlakuan dosis pupuk kandang tidak berpengaruh nyata terhadap produksi dan
komponen produksi jagung manis organik.
2. Hasil penelitian Aina (2017) tentang pengaruh dosis pupuk kandang kambing
terhadap pertumbuhan kedelai (Glycine max (L) Merr.) pada kadar air tanah
yang berbeda dan .menyimpulkan bahwa pengaruh dosis pupuk kandang
terhadap pertumbuhan kedelai dengan dosis 30 ton/ha dapat meningkatkan
pertumbuhan kedelai hingga mencapai berat 13.1967 gram per 100 biji kedelai.
3. Sartika, dkk (2013) menyatakan dalam judul skripsi yaitu pertumbuhan dan hasil
tanaman buncis (Phaseolus vulgaris L.) pada berbagai dosis pupuk kotoran
kambing dan konsentrasi zat pengatur tumbuh tanaman dekamon Dari hasil
penelitian dapat disimpulkan bahwa pemberian berbagai dosis pupuk kotoran
kambing dan konsentrasi zat pengatur tumbuh Dekamon masing-masing
berpengaruh terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman buncis. Perlakuan pupuk
kotoran kambing berpengaruh terhadap panjang tanaman (28, 35 dan 42 hst),
jumlah daun dan jumlah cabang (21, 28, 35 dan 42 hst), luas daun, bobot kering

20
total tanaman, jumlah polong per tanaman, bobot per tanaman dan bobot per
hektar. Pemberian pupuk kotoran kambing dosis 10 ton/ha sampai dengan dosis
40 ton/ha meningkatkan bobot polong per hektar sebesar 5,88 ton/ha,
sedangkan dari dosis 40 ton/ha menjadi dosis 60 ton/ha terjadi peningkatan
sebesar 2,15 ton/ha.
4. Hasil analisis kandungan hara pupuk kandang kotoran kambing dapat dilihat
pada Tabel 1.
Tabel 1. Kandungan Hara Pupuk Kandang

B. Pembahasan
1. Status kesuburan tanah
Kandungan cadangan P tanah yang rendah menandakan rendahnya
kandungan bahan organik dan miskin mineral yang mengandung P, sehingga
menyebabkan kandungan P-total tanah yang rendah. P dalam tanah berasal dari
disintegrasi mineral yang mengandung P seperti mineral apatit, dan dekomposisi
bahan organik (Munawar, 2013 dalam Zulkarnain, 2014). Kandungan C-organik
yang rendah pada daerah penelitian disebabkan oleh rendahnya bahan organik tanah
yang diakibatkan oleh enggannya petani menambahkan pupuk organik dalam
praktek pertaniannya dan juga tidak dikembalikannya jerami atau serasah di lahan
pertanian.
2. Arahan Pengelolaan Kesuburan Tanah
Secara umum kendala yang ditemui pada ketiga unit lahan yang ada yaitu
adanya faktor pembatas P dan C-organik tanah. Alternatif pengelolaan yang perlu
dilakukan adalah dengan penambahan bahan organik dan pemupukan fosfor secara
rutin agar kesuburan tanah dapat tetap terpelihara dengan baik dan dapat
berkelanjutan. Keadaan yang menunjukkan adanya faktor pembatas P tanah yang

21
rendah menandakan pemupukan fosfat sangat diperlukan agar produksi dan kualitas
tanah tetap terjaga. Menurut Havlin dkk. (1999 dalam Sevindrajuta 2012),
menyatakan bahwa pemberian bahan organik pada tanah dapat meningkatkan
kandungan P untuk tanaman, karena bahan organik didalam tanah berperan dalam
hal (1) pembentukan kompleks organofosfat yang mudah diasimilasi oleh tanaman,
(2) pergantian anion H2PO4- pada tapak jerapan, (3) penyelimutan oksida Fe/Al oleh
humus yang membentuk lapisan pelindung dan mengurangi penerapan P, (4)
meningkatkan jumlah P organik yang demineralisasi menjadi P anorganik.
Pemupukan P sangat diperlukan pada unit lahan dengan status P rendah karena selain
untuk menggantikan unsur P yang terangkut tanaman juga untuk meningkatkan
kadar P dalam tanah. Bahan organik tanah sangat menentukan interaksi antara
komponen abiotik dan biotik dalam ekosistem tanah. Musthofa (2007) dalam
penelitiannya menyatakan bahwa kandungan bahan organik dalam bentuk C-organik
di tanah harus dipertahankan tidak kurang dari 2 persen. Keadaan ini diperlukan agar
kandungan bahan organik dalam tanah tidak menurun dengan waktu akibat proses
dekomposisi mineralisasi. Penambahan bahan organik pada saat pengelolaan tanah
mutlak diperlukan setiap tahun.
3. Pertanian Organik
Pertanian organik menjadi sangat menarik perhatian untuk mengubah pola
hidup lama yang menggunakan bahan kimia non-alami dalam budidaya pertanian
menjadi pola hidup sehat ramah lingkungan. Salah satu langkah untuk itu ialah
dengan mengkonsumsi produk organik sehat dan bergizi tinggi yang dapat
diproduksi dengan metode pertanian organik (Mayrowani, 2012), tak terkecuali
sayuran organik. Dampak produk organik terhadap kesehatan merupakan motivasi
utama konsumen dalam memilih produk organik (Huber et al., 2011). Budidaya
tanaman secara organik tidak hanya sebatas meniadakan penggunaan bahan sintetis,
tetapi juga menuntut agar lahan yang digunakan tidak tercemar serta mempunyai
aksesibilitas yang baik dan berkesinambungan. Pemberian pupuk organik ke dalam
tanah dapat mempengaruhi dan memperbaiki sifat-sifat tanah baik fisika, kimia
maupun biologi tanah (Pranata, 2010).

22
4. Proses pembuatan pupuk kandang kotoran kambing
Sebelum membuat pupuk, terlebih dahulu mengetahui manfaat dari pupuk sendiri
meliputi:

a. Meningkatnya kandungan unsur hara yang diperlukan tanaman;


b. Meningkatkan produktivitas tanaman
c. Merangsang pertumbuhan daun, batang, dan akar; serta
d. Menyuburkan dan menggemburkan tanah.
e. Ramah terhadap lingkungan karena terbuat dari bahan organik dan terbebas
dari penggunaan bahan kimia
f. Lebih mudah terurai oleh tanah dan tidak merusak lingkungan
g. Menjaga kesuburan tanah hingga bertahun-tahun karena bahan organiknya
sangat mudah diurai dan tidak meninggalkan komponen pada tanah
h. Mengurangi limbah peternakan
i. Melenyapkan potensi munculnya patogen yang melekat pada kotoran hewan
ternak
Berikut adalah alat dan bahannya:

a. Ember
b. Cangkul
c. Terpal
d. 1/2-1 ton kotoran kambing
e. 200 kg abu/sekam/bekas gergajian
f. 200 kg kapur pertanian atau dolomit
g. 4 botol EM4

Tata cara pembuatan pupuk kandang kotoran kambing

a. Hancurkan kotoran kambing menggunakan mesin atau campurkan bersama


pupuk urea.
b. Siapkan lahan untuk mengolah pupuk yang bebas dari genangan air dan
terpaan hujan.

23
c. Buatlah lapisan-lapisan bahan pembuatan pupuk padat dengan mencampur
kotoran kambing bersama kapur pertanian, sekam, atau bekas gergajian
hingga ketebalannya mencapai 20-30 cm.
d. Siapkan ember yang sudah diisi dengan bakteri EM4 sesuai dosis dan beri air
secukupnya.
e. Siram larutan EM4 tersebut pada campuran kotoran kambing yang sudah
dibuat dengan kadar mencapai 40%. Jika kamu meremas segenggam kotoran
dan tidak ada air yang menetes, artinya komposisi air sudah pas.
f. Lakukan pada arah sebaliknya, buatlah gunungan selebar terpal penutup yang
telah disiapkan.
g. Tutup timbunan dengan terpal dan berikan beban di setiap sisinya agar tidak
terhempas oleh angin.
h. Diamkan gunungan calon pupuk kandang tersebut selama 1 minggu dan buka
terpalnya agar bakal pupuk melalui proses airasi pada pengomposannya.
i. Jika hawa panas keluar dari timbunan, hal tersebut menandakan bahwa
proses pengomposan sukses.
j. Untuk menghilangkan aroma amoniak agar segera bisa digunakan, diamkan
selama 3 minggu agar kotoran kambing terkena angin.
Itulah cara membuat pupuk kandang dari kotoran kambing.

24
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari rumusan masalah penelitian dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Unsur hara yang terdapat dalam pupuk kandang kotoran kambing seperti
Fosfor, Nitrogen, Kalium, meningkatkan kapasitas Tukar Kation Tanah,
sangat membantu memperbaiki sifat dan struktur tanah
2. Telah diketahui proses pembuatan pupuk kandang kotoran kambing dengan
berbagai penelitian yang menyajikan dengan berbagai dosis/konsentrasi.
3. Dari analisis dan pengkajian data ditemukan bahwa konsentrasi terbaik
pupuk organik kotoran kambing tergantung kepada peneliti sebelumnya yang
menggunakan berbagai dosis pupuk dan kesemuanya itu berhasil
meningkatkan kesuburan tanah untuk tanaman.

B. Saran

Peneliti hanya mengkaji dan menganalisis berbagai literatur tentang pupuk kandang
kotoran kambing, diharapkan penelitian selanjutnya untuk terjun langsung ke
lapangan untuk mengumpulkan data.

25
DAFTAR PUSTAKA

Aina, 2017. Skripsi. pengaruh dosis pupuk kandang kambing terhadap pertumbuhan
kedelai (Glycine max (L) Merr.) pada kadar air tanah yang berbeda. Jurusan
Biologi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Maulana
Malik Ibrahim. Malang

Sartika, suwasono,dawam. 2013. Pertumbuhan dan hasil tanaman buncis (Phaseolus


vulgaris L.) pada berbagai dosis pupuk kotoran kambing dan konsentrasi zat
pengatur tumbuh tanaman dekamon. Jurnal produksi tanaman. ISSN:2336-
3970. Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Bayu aditya sinuraya dan Maya Melati, 2019. Pengujian berbagai dosis pupuk
kandang kambing untuk pertumbuhan dan produksi jagung manis organik
(Zea mays var. Saccharata Sturt). Departemen agronomi dan Hortikultura
Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor.

Mayrowani, H. 2012. Pengembangan pertanian organik di Indonesia. Forum


Penelitian Agro Ekonomi. 30(2): 91–108.

Huber, M., E. Rembiałkowska, D. Srednicka, S. Bugel, van de Vijver. 2011. Organic


food and impact on human health: Assessing the status quo and prospects of
research: Review. NJAS – Wageningen Journal of Life Sciences. 58:103–
109.

Pranata, A.S. 2010. Meningkatkan Hasil Panen dengan Pupuk Organik. Agromedia
Pustaka, Jakarta.

Hartatik, W., L.R. Widowati. 2006. Pupuk kandang. Dalam Simanungkalit et al.
(ed). Pupuk Organik dan Pupuk Hayati. p.59–82. Balai Besar Litbang
Sumberdaya Lahan Pertanian.

26
RIWAYAT HIDUP

A.IDENTITAS DIRI

Nama : MUH.MUFLI. IRWAN

NIS : 0718191012

Tempat/Tgl Lahir : Makassar/ 28 Agustus 2006

Jenis Kelamin : Laki-Laki

Agama : Islam

Kebangsaan : Indonesia

Alamat : Jalan Bontobila 10 No.10

B.IDENTITAS ORANG TUA

Nama Ayah/Ibu : Muhamaad Irwan SE,SH/Tasmiyati Irwan

Pekerjaan : Wiraswasta/Ibu Rumah Tangga

Alamat : Jalan Bontobila 10 No.10

C.PEDIDIKAN

TAMAN KANAK-KANAK KARYA

SD INPRES BATUA 1

SMP IT NURUL FIKRI MAKASSAR

27

Anda mungkin juga menyukai