Anda di halaman 1dari 37

SKRIPSI

PENGARUH KOMPOSISI MEDIA TANAM


TERHADAP PERTUMBUHAN
BIBIT BUAH NAGA ASAL STEK

OLEH

AGUSTIAN
NIM. C10111141080

FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2018
PENGARUH KOMPOSISI MEDIA TANAM
TERHADAP PERTUMBUHAN
BIBIT BUAH NAGA ASAL STEK
Tanggung Jawab Yuridis Material pada:

AGUSTIAN
NIM. C1011141080

Jurusan: Budidaya Pertanian


Dinyatakan telah memenuhi syarat dan lulus ujian skripsi/komprehensif
Pada tanggal 3 Oktober 2018 berdasarkan Surat Keputusan Dekan Fakultas
Pertanian Universitas Tanjungpura Nomor: 4492 / UN22.3 / PP / 2018

Disetujui oleh :

Pembimbing Pertama, Pembimbing Kedua,

Ir. Hj. Siti Hadijah, M.Sc Ir. Warganda, MMA


NIP. 196604171993032001 NIP. 196604171993032001

Penguji Pertama, Penguji Kedua,

Ir. Dwi Zulfita, M.Sc Ir. Putu Dupa Bandem, MMA


NIP. 196604171993032001 NIP. 1956062019840310002
PERNYATAAN HASIL KARYA ILMIAH SKRIPSI
DAN SUMBER INFORMASI

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi “PENGARUH KOMPOSISI


MEDIA TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT BUAH NAGA ASAL
STEK ” adalah karya saya sendiri dan belum pernah diajukan dalam bentuk
apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang dikutip dalam
karya yang diterbitkan maupun yang tidak diterbitkan dari penulis lain telah
disebutkan di dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka dibagian akhir
skripsi ini.

Pontianak, Februari 2018

Agustian
NIM. C1011141080
RIWAYAT HIDUP

Agustian, lahir di Sepuk Laut, Kecamatan Sui. Kakap, Kabupaten Kubu


Raya, Kalimantan Barat pada tanggal 18 Agustus 1995. Anak pertama dari tiga
bersaudara pasangan bapak Masrudin dan ibu Ismayanti
Penulis masuk ke Sekolah Dasar Negeri 22 Sui Kakap Kabupaten Kubu
Raya pada tahun 2002 hingga lulus pada tahun 2008. Penulis selanjutnya diterima
di Sekolah Menengah Pertama Negeri 10 Sungai Kakap Kabupaten Kubu Raya
pada tahun 2008 dan lulus pada tahun 2011. Pada tahun yang sama penulis
melanjutkan ke Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 01 Sui Kunyit Kabupaten
Mempawah dan lulus pada tahun 2014. Selanjutnya pada tahun yang sama
penulis diterima di Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura Jurusan Budidaya
Pertanian Program Studi Agroteknologi melalui jalur Seleksi Nasional Masuk
Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN).
RINGKASAN SKRIPSI

AGUSTIAN “Pengaruh Komposisi Media Tanam terhadap Pertumbuhan


Bibit Buah Naga Asal Stek” di bawah bimbingan Ir. Hj. Siti Khadijah, M.Sc
selaku pembimbing pertama dan Ir. Warganda, MMA selaku pembimbing kedua.
Upaya memenuhi kebutuhan bibit buah naga dalam jumlah besar dengan waktu
yang singkat maka dilakukan usaha untuk mempercepat pertumbuhan bibit buah
naga, Salah satunya dengan memperbaiki media tanam sehingga tempat
pertumbuhan akar akan lebih baik. Penelitian ini bertujuan mencari komposisi
media tanam yang paling baik untuk pertumbuhan Bibit Buah Naga.
Penelitian ini dilaksanakan di lahan yang berada di Jl. Ampera Kelurahan
Sui Jawi Pontianak Kota, Kota Pontianak. Mulai dari 10 September 2018 sampai
dengan 10 November 2018. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap
dengan 8 macam komposisi media tanam, 4 kali ulangan dan setiap ulangan
terdiri dari 3 tanaman sampel sehingga tanaman seluruhnya berjumlah 96
tanaman. Perlakuan komposisi media yang digunakan adalah perbandingan
volume sebagai berikut p1= Tanah Aluvial : Pasir : Pupuk Kandang (1:1:1), p2=
Tanah Aluvial : Pasir : Pupuk Kandang (1:1:2), p3= Tanah Aluvial : Pasir :
Pupuk Kandang (1:2:1), p4= Tanah Aluvial : Pasir : pupuk kandang (1:2:2), p5=
Tanah Aluvial : Pasir : pupuk kandang (2:1:1), p6= Tanah Aluvial : Pasir : Pupuk
Kandang (2:1:2), p7= Tanah Aluvial : Pasir : Pupuk Kandang (2:2:1), p8= Tanah
Aluvial : Pasir : Pupuk Kandang (2:2:2).
Pelaksanaan penelitian meliputi persiapan media tanam, persiapan bibit,
persemaian bibit buah naga, pemindahan bibit, pemeliharaan (penyiraman dan
penyiangan gulma) dan panen. Variabel yang diamati dalam penelitian ini panjnag
tunas (cm), jumlah tunas (helai), volume akar (cm3), jumlah akar (helai)
Hasil penelitian menunjukkan pengaruh komposisi media tanam
memberikan pengaruh yang sama baiknya pada semua variabel pengamatan.
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
Skripsi dengan judul “Pengaruh Komposisi Media Tanam terhadap Pertumbuhan
Bibit Buah Naga Asal Stek” tepat pada waktunya. Skripsi ini dibuat sebagai syarat
untuk memperoleh gelar sarjana di Universitas Tanjungpura.
Pada saat menyusun Skripsi ini, penulis banyak mendapat bimbingan dan
arahan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan
terimakasih kepada Ir. Hj. Siti Hadijah, M.Sc selaku dosen pembimbing pertama,
Ir. Warganda, MMA selaku pembimbing kedua, Ir. Dwi Zulfita, M.Sc selaku
penguji pertama, dan Ir. Putu Dupa Bandem, MMA selaku penguji kedua. Serta
penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada :
1. Kedua orang tua yang sangat saya sayangi dan cintai serta keluarga yang
memberikan dorongan, semangat, dukungan baik moril maupun materil, dan
doanya dalam mengerjakan skripsi ini, sehingga penulis dapat menyelesaikan
jenjang S-1 di Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura Pontianak.
2. Prof. Dr. Ir. Hj. Denah Suswati, MP, selaku Dekan Fakultas Pertanian
Universitas Tanjungpura Pontianak.
3. Dr. Ir. Fadjar Rianto, MS, selaku Ketua Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas
Pertanian Universitas Tanjungpura Pontianak.
4. Ir. Dini Anggorowati, M.Sc selaku Ketua Program Studi Agroteknologi
Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura Pontianak.
5. Ir. Warganda, MMA selaku pembimbing akademik.
6. Civitas akademika Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura.
7. Rekan kelas Agroteknologi C 2014 serta kawan-kawan lainnya yang tidak
dapat penulis sebutkan satu persatu yang dengan penuh keikhlasan membantu
penulis dalam pelaksanaan penelitian ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan dan jauh
dari kesempurnaan dikarenakan keterbatasan penulis sebagai manusia yang
banyak kekurangan dan kelemahan.

1
Semoga segala dorongan serta batuan pemikiran Bapak/Ibu/Saudara/I
kepada Penulis di rahmati dan di ridhoi serta dijadikan sebagai amal dan ibadah
kepada Allah SWT. Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat
bermanfaat bagi penulis dan pembaca lainnya.

Pontianak, 15 Februari 2108


Penulis

Agustian
NIM. C1011141080

2
DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR i
DAFATAR ISI iii
DAFTAR TABEL iv
DAFATAR GAMBAR v
I. PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Permasalahan 2
C. Tujuan Penelitian 3
II. KERANGKA PEMIKIRAN 4
A. Tinjauan Pustaka 4
1. Klasifikasi Tanaman dan Botani Buah Naga 4
2. Syarat Tumbuh 5
3. Perbanyakan Buah Naga dengan Stek Batang 6
4. Faktor Pengaruh Pertumbuhah Stek 7
5. Komposisi Media Tanam 8
B. Kerangaka Konsep 10
C. Hipotesis 11

III. METODE PENELITIAN 12


A. Tempat dan Waktu Penelitian 12
B. Bahan dan Alat Penelitian 13
C. Rancana Penelitian 13
D. Pelaksanaan Penelitian 13
E. Variabel Pengamatan 14
F. Analisis Statiistik 16
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 18
A. Hasil 18
B. Pembahasan 20
C. Rangkuman Hasil Penelitian 25

V. PENUTUP 26
A. Kesimpulan 26
B. Saran 26

DAFTAR PUSTAKA 27

3
DAFTAR TABEL

No. Teks Halaman


1 Analisis Keragaman Rancangan Acak Lengkap (RAL) .......... 16

2 Analisis Keragaman Pengaruh Komposisi Media Tanam


terhadap Variabel Panjang Tunas ………………….............. 18

3 Analisis Keragaman Pengaruh Komposisi Media Tanam


terhadap Variabel Jumlah Tunas …………………................ 18

4 Analisis Keragaman Pengaruh Komposisi Media Tanam


terhadap Variabel Volume Akar ...……................................... 19

5 Analisis Keragaman Pengaruh Komposisi Media Tanam


terhadap Variabel Jumlah Akar .............…………………….. 19

Lampiran
1 Data Rerata Panjang Tunas (cm) ............................................. 32
2 Data Rerata Jumlah Tunas (helai) ............................................ 33
3 Data Rerata Volume Akar (cm3) ............................................. 34
4 Data Rerata Jumlah Akar (Helai) ............................................ 35
5 Data Rerata Suhu Udara Harian (0C) Selama Penelitian ........ 36
6 Data Rerata Kelemaban Harian (%) Selama Penelitian .. 37
7 Data Rerata Curah Hujan (mm) Selama Penelitian ........ 38
8 Data Ph Setelah Inkubasi ........................................................ 39
9 Data Ph Setelah Penelitian ..................................................... 40

4
DAFTAR GAMBAR

No. Teks Halaman


1 Diagram Rerata Panjang Tunas Pada Berbagai Komposisi
Media Tanam ........................................................................... 18

2 Diagram Rerata Jumlah Tunas Pada Berbagai Komposisi


Media Tanam ........................................................................... 19

3 Diagram Rerata Volume Akar Pada Berbagai Komposisi


Media Tanam ........................................................................... 20

4 Diagram Rerata Jumlah Akar Pada Berbagai Komposisi


Media Tanam ............................................................................ 20

Lampiran
1 Denah Penelitian ...................................................................... 31
2 Bibit Buah Naga Berbagai Perlakuan ...................................... 42
3 Volume Akar Bibit Buah Naga (cm3) ...................................... 42
4 Pembibian Buah Naga ............................................................. 42
5 Bibit Buah Naga ..................................................................... 42
6 Lahan Penelitian ..................................................................... 42

5
6
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Tanaman buah naga bukan asli dataran Asia, melainkan tanaman asal
Meksiko dan Amerika Selatan bagian utara, Colombia. Buah naga mempunyai
beberapa khasiat yang bermanfaat bagi kesehatan manusia, diantaranya sebagai
penyeimbang kadar gula darah, pelindung kesehatan mulut, pencegah kanker
usus, mempelancar pencernaan, mengurangi kolesterol, pencegah pendarahan dan
mengobati keputihan (Triatminingsih, 2009)
Di Indonesia tanaman buah naga belum banyak dibudidayakan, karena
tanaman ini baru masuk ke wilayah Indonesia sejak tahun 2000. Komoditas ini
mempunyai prospek yang cerah sebagai peluang komoditas ekspor dan pasarnya
masih terbuka lebar serta memiliki potensi yang sangat baik untuk dikembangkan
di Indonesia (Triatminingsih, 2009)
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Kalimantan Barat (2016), Produksi
Buah Naga pada tahun 2016 yaitu 9.78 ton/tahun. Namun kebutuhan buah naga
yang dapat dipenuhi masih kurang dari 15%, Oleh karena itu perlu peningkatan
produksi melalui ekstensifikasi (perluasan areal tanam).
Pengembangan areal tanaman buah naga memerlukan bibit yang berkualitas
ketersediaan bibit yang berkualitas dapat ditingkatkan melalui perbanyakan secara
vegetatif, salah satunya dengan stek batang dari tanaman induk yang berkualitas.
Keuntungan yang diperoleh dalam perbanyakan melalui stek yaitu teknik
pelaksanaannya yang mudah dan cepat dan bibit yang dihasilkan memiliki sifat
genetis yang sama dengan induknya (Hardjadinata, 2010).
Upaya memenuhi kebutuhan bibit buah naga dalam jumlah besar dengan
waktu yang singkat maka dilakukan usaha untuk mempercepat pertumbuhan bibit
buah naga, salah satunya dengan memperbaiki media tanam sehingga tempat
pertumbuhan akar akan lebih baik.

1
2

Pertumbuhan bibit stek buah naga diperlukan media yang baik karena
media merupakan faktor utama perkembangan akar stek. Menurut Kristanto
(2014) media tumbuh buah naga harus tepat agar tanaman tumbuh dengan baik
dan dapat memberikan hasil yang maksimal maka media tumbuhnya harus subur,
gembur dan mengandung bahan organik. Media tersebut tidak boleh mengandung
garam, drainase harus baik dan bersifat porous karena tanaman tidak menyukai
genangan dan peka terhadap kekeringan.
Penggunaan tanah aluvial dalam media stek dihadapkan dengan struktur
tanah yang pejal dan miskin unsur hara, oleh sebab itu perlu adanya penambahan
bahan organik pupuk kandang sapi sebagai penyuplai unsur hara bagi tanaman
dan media dalam mengikat air menjadi tinggi. Pemberian pasir diharapkan dapat
memperbaiki sifat fisik tanah, dan aerasi yang baik. Belum diketahui berapa
campuran komposisi yang baik untuk pertumbuhan bibit stek buah naga, maka
perlu dilakukan penelitian.

B. Masalah Penelitian
Salah satu faktor permasalahan dalam penyediaan bibit buah naga yaitu
media tanam yang digunakan. Menurut Kristanto (2008), agar tanaman tumbuh
dengan baik dan dapat memberikan hasil yang maksimal maka media tumbuh
harus subur, gembur dan mengandung bahan organik.
Perkembangan akar sangat dipengaruhi oleh struktur tanah, air tanah dan
aerasi didalam tanah oleh sebab itu diperlukan komposisi media tanam yang tepat
antara tanah, pasir dan pupuk kandang. Apabila dalam media tanam terlalu
banyak pasir maka media tanam dalam mengikat air akan kecil. Apabila terlalu
banyak tanah maka akan mengganggu aerasi didalam media tanam. Pemberian
pupuk kandang terlalu banyak akan menyerap air yang banyak, sehingga
kelembaban media menjadi tinggi yang mengakibatkan akar menjadi busuk.
Pemberian campuran tanah, pasir dan pupuk kandang dimaksudkan untuk
memperbaiki sifat fisik tanah aluvial sehingga dapat menjadi lebih gembur dan
aerasi manjadi baik
Hal ini bisa dilakukan dengan mencampur kan tanah, pasir dan pupuk
kandang dengan komposisi tertentu sehingga media tanam tersebut dapat
memperbaiki sifat fisik tanah yang dapat mempercepat pertumbuhan akar pada
3

stek tanaman buah naga. Oleh sebab itu diperlukan komposisi media tanam yang
tepat, agar pertumbuhan akar stek buah naga menjadi baik.

C. Tujuan
Penelitian ini bertujuan mencari komposisi media tanam yang paling baik untuk
pertumbuhan bibit stek tanaman buah naga.
II. KERANGKA PEMIKIRAN

A. Tinjauan Pustaka
1. Klasifikasi Tanaman dan Botani Buah Naga
Klasifikasi buah naga menurut Kristanto (2014) adalah :
Divisio : Spermathophyta (tumbuhan berbiji)
Subdivisio : Angiospermae (biji tertutup)
Classis : Dicotyledonae (berkeping dua)
Ordo : Cactales
Familia : Cactaceae
Subfamilia : Hylocereanea
Genus : Hylocereus
Spesies : Hylocereus costaricensis (daging merah)
Morfologi tanaman buah naga daging putih dapat diuraikan sebagai berikut :
a) Akar
Perakaran tanaman buah naga bersifat epifit, yaitu merambat dan
menempel pada batang tanaman lain. Dalam pembudidayaan, media untuk
merambatkan batang tanaman buah naga ini dapat digantikan dengan tiang
penopang atau kawat. Perakaran buah naga sangat tahan dengan kekeringan dan
tidak tahan genangan yang cukup lama. Perakaran tanaman buah naga tidak
terlalu panjang dan terbentuk akar cabang. Dari akar cabang tumbuh akar rambut
yang sangat kecil, lembut dan banyak. (Winarsih, 2009).
b) Batang
Penampang melintang batang tanaman buah naga berbentuk segitiga,
memanjang hingga mampu mencapai panjang maksimum sekitar 9 meter dengan
warna hijau hingga hijau tua. Batang tanaman ini mempunyai duri-duri yang
merupakan ciri utama famili kaktus. Bagian batang tanaman buah ini berlapis lilin
dan mampu memanjat pada tembok atau batang penopang. (Cahyono, 2009)
c) Bunga
Tanaman buah naga mempunyai bunga yang indah berwarna putih
kekuning-kuningan sehingga tak jarang orang memelihara tanaman buah naga

4
5

untuk tujuan ornamental. Bunga tanaman buah naga ini mekar sempurna pada
malam hari dengan panjang bisa mencapai 29 cm. (Idawati, 2012)
Buah naga berbentuk bulat lonjong dengan diameter 10–12 cm, berkulit
tebal. Seperti nama sebutannya jenis buah naga daging putih ini mempunyai kulit
berwarna merah ketika masak, berjumbai kehijauan dan daging buah berwarna
putih dengan biji-biji hitam yang bertebaran. Buah yang masak mempunyai berat
rata-rata antara 700– 800 gram per buah dengan kadar kemanisan buah sekitar
10-13 briks. (Andoko dan Nurassyid, 2012).
d) Biji
Biji berbentuk bulat berukuran kecil dengan warna hitam. Kulit biji sangat
tipis, tetapi keras. Biji ini dapat digunakan untuk perbanyakan tanaman secara
generatif. Setiap buah terdapat sekitar 1.200 – 2.300 biji (Cahyono, 2009).
2. Syarat tumbuh
a) Topografi tanaman
Tanaman buah naga dapat tumbuh baik di berbagai jenis tanah dan sedikit
tahan kekeringan. Tanaman buah naga menghendaki tanah yang subur dan
berstruktur gembur, memerlukan air yang cukup untuk mendapatkan hasil yang
berkualitas, menyukai tanah yang berdrainase baik dan kaya akan kandungan
bahan organik. Tanaman buah naga dapat dikembangkan di dataran rendah sampai
dataran menengah dengan ketinggian sampai 700 mdpl (Triatminingsih, 2009).
b) Iklim
Buah naga merah termasuk tanaman tropis dan sangat mudah beradaptasi
pada berbagai lingkungan tumbuh dan perubahan cuaca seperti sinar matahari,
angin dan curah hujan. Curah hujan yang ideal untuk pertumbuhan dan
perkembangan tanaman ini adalah sekitar 60 mm/bulan atau 720 mm/tahun,
sementara intensitas sinar matahari yang disukai sekitar 70% – 80 %. Oleh karena
itu tanaman ini sebaiknya ditanam di lahan yang tidak terdapat naungan dan
sirkulasi udaranya harus baik. Suhu udara yang ideal bagi tanaman ini antara 26º -
36º C dan kelembapan 70% – 90%. (Hardjadinata, 2010).
c) Kondisi tanah
Buah naga dapat ditanam dilahan sawah maupun dilahan kering. Yang penting
kondisi tanahnya subur, gembur, dan banyak mengandung bahan organik. Kondisi
6

tanah yang cocok untuk tanaman buah naga pada kisaran pH 5-7. Jika lahan yang
diusahakan bersifat asam maka dapat di lakukan pengapuran. Karena tanah yang
bersifat asam akan mengganggu pertumbuhan buah naga karena selain
menghambat penyerapan unsur hara juga dapat menimbulkan penyakit jamur.
Kondisi tanah harus bersih dari gulma dan drinase pada tanah tersebut harus baik.
Agar dalam pertumbuhan buah naga tidak terhambat.

3. Perbanyakan Buah Naga dengan Stek Batang


Tanaman buah naga dapat diperbanyak dengan menggunakan biji maupun
stek. Petani umumnya lebih memilih memperbanyak dengan stek karena
menghasilkan bibit dalam waktu yang lebih singkat dibandingkan dengan biji.
Bibit asal cabang harus berasal dari tanaman sehat, tumbuh normal dan telah
berbuah. Bibit yang baik berbatang lebih keras hingga lebih tahan penyakit.
Standar bibit yang baik berukuran 20-30 cm agar berpotensi memiliki cabang
yang lebih banyak, cepat besar dan produksi tinggi. Mengingat kebutuhan bibit
yang begitu besar dan dalam batas waktu yang cukup singkat, sedangkan pohon
induk yang terpilih tersebut jumlahnya terbatas, maka perlu diusahakan
penggunaan bahan stek seefisien mungkin (Kristanto, 2014).
Keadaaan sehat, keras, tua, sudah pernah berbuah 3-4 kali dan batang atau
cabang berwarna hijau tua. Ukuran stek pada tanaman buah naga yang ideal yaitu
antara 20-30 cm. Digunakan stek dengan ukuran tersebut karena batang harus
mempunyai banyak mata tunas sehingga dapat membentuk tunas baru dan tunas
yang tumbuh akan cepat membesar (Hardjadinata, 2010).
Batang dipotong sepanjang 20 cm hingga 30 cm dengan ujung dipotong
rata, bagian bawah yang menghadap ke tanah dipotong meruncing agar dapat
merangsang pertumbuhan akar nantinya. Cabang stek yang dipotong minimal
memiliki 4 mata tunas yang memungkinkan cabang tanaman dapat terbentuk
dengan cepat. Biarkan batang stek yang telah dipotong-potong tersebut hingga
getahnya mengering. Selanjutnya rendam batang stek tersebut dengan cairan
fungisida untuk mencegah pertumbuhan jamur pada batang stek. Jika semuanya
sudah selesai, tanam batang stek buah naga dalam polybag atau pot yang telah
diberi media tanam (Kristanto, 2009).
7

4. Faktor Pengaruh Pertumbuhan Stek


Terbentuknya akar pada stek merupakan indikasi keberhasilan dari stek.
Hal-hal yang mempengaruhi keberhasilan pertumbuhan stek adalah faktor
lingkungan dan faktor dari dalam tanaman.

a) Media
Faktor lingkungan yang mempengaruhi keberhasilan pertumbuhan stek
yaitu: media perakaran, suhu, kelembaban dan cahaya. Media perakaran berfungsi
sebagai pendukung stek selama pembentukan akar, memberi kelembaban pada
stek dan memudahkan penetrasi udara pada pangkal stek (Kristanto, 2014). Media
perakaran yang baik menurut Winarsih (2007), adalah yang dapat memberikan
aerasi dan kelembaban yang cukup, berdrainase baik, serta bebas dari patogen
yang dapat merusak stek. Media perakaran stek yang biasa dipergunakan adalah
tanah dan pasir.
b) Suhu
Suhu perakaran optimal untuk perakaran stek berkisar antara 21°C sampai
dengan 27°C pada pagi dan siang hari dan 15°C pada malam hari. Suhu yang
terlampau tinggi dapat mendorong perkembangan tunas melampaui
perkembangan perakaran dan meningkatkan laju transpirasi (Hartman, 1987).
c) Cahaya
Dalam siklus hidupnya setiap tanaman memerlukan cahaya matahari yang
berperan dalam fotosintesis. Peranan utama cahaya matahari dalam fotosintesis
antara lain sebagai sumber energi, sebagai pengangkut elektron untuk membentuk
reduktan dalam bentuk NADPH, dan berperan dalam reduksi CO2 menjadi
C6H12O6 (Andoko, 2012). Menurut Kristanto (2009), secara fisiologis cahaya
mempunyai pengaruh baik langsung maupun tidak langsung. Pengaruhnya pada
metabolisme secara langsung melalui fotosintesis, serta secara tidak langsung
melalui pertumbuhan dan perkembangan tanaman, keduanya sebagai akibat
respon yang langsung dan lebih kompleks oleh pengendalian morfogenesis.
d) Faktor bahan stek
Kondisi fisiologis tanaman mempengaruhi penyetekan adalah umur bahan
stek, jenis tanaman, adanya tunas dan daun muda pada stek, persediaan bahan
makanan dan zat pengatur tumbuh (Cahyono, 2009).
8

e) Umur bahan stek


Menurut Hartman (1978), stek yang berasal dari tanaman muda akan lebih
mudah berakar dari pada yang berasal dari tanaman tua, hal ini disebabkan apabila
umur tanaman semakin tua maka terjadi peningkatan produksi zat-zat penghambat
perakaran dan penurunan senyawa fenolik yang berperan sebagai auksin kofaktor
yang mendukung inisiasi akar pada stek.

5. Komposisi Media Tanam


Media tanam dapat diartikan sebagai media tempat pertumbuhan. Media
tumbuh yang baik adalah yang dapat mendukung pertumbuhan dan
perkembangan tanaman. Media tersebut harus memenuhi berbagai persyaratan
sebagai berikut: dapat dijadikan tempat berpijak tanaman, mampu mengikat air
dan unsur hara yang dibutuhkan untuk pertumbuhan tanaman, mempunyai
drainase dan aerasi yang baik, dapat mempertahankan kelembaban disekitar
perakaran tanaman, tidak menjadi sumber hama dan penyebab penyakit, mudah
didapat dalam jumlah yang diinginkan dan harganya relatif murah (Agoes, 1994).
Media tanam berfungsi sebagai tempat tumbuh dan berkembangnya akar
serta menahan unsur hara dan air sementara waktu, jenis dan sifat media tanam
dapat mempengaruhi ketersediaan unsur hara dan air. Beberapa macam media
tanam berbeda pengaruhnya terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman. Perbedaan
ini berhubungan dengan daya mengikat air dan unsur hara bagi tanaman serta
porositas, kelembaban dan aerasi dalam media tanam (Nicholls, 1993).
Media tanam yang umum digunakan untuk pertumbuhan stek adalah tanah
dan pasir. Menurut Kartasapoetra (1988), struktur tanah berperan secara langsung
maupun tidak langsung terhadap pertumbuhan tanaman. Secara langsung
berhubungan dengan perkembangan akar. Media yang remah menyebabkan akar
terus melakukan kegiatan secara positif, baik dalam hal penyerapan unsur hara
maupun perpanjangan akar sehingga berpengaruh terhadap pertumbuhan tunas.
Pengaruh secara tidak langsung berhubungan dengan penyerapan dan
penyimpanan air, temperatur serta tata udara tanah.
a) Tanah Aluvial
Tanah aluvial tersebar luas di Indonesia dan merupakan tanah yang banyak
digunakan sebagai media tanam pertanian. Tanah aluvial berkembang dari bahan
9

aluvium muda, mempunyai susunan berlapis atau kadar C-organik tidak teratur
dengan fraksi pasir kurang 60% pada kedalaman antara 25-100 cm dari
permukaan tanah mineral. Tekstur tanah aluvial sangat variabel, baik vertikal
maupun horizontal, jika banyak mengandung lempung, tanahnya sukar diolah dan
menghambat drainase tanah (Sarief, 1986)
Menurut Indranada (1986), proses pembentukan tanah aluvial sangat
tergantung dari bahan induk asal tanah itu dan topografi mempunyai tingkat
kesuburan yang bervariasi dari rendah sampai tinggi, tekstur dari liat hingga
berdebu. Kandungan bahan organik dari rendah hingga tinggi, strukturnya
bervariasi, pH tanah berkisar asam hingga alkalis.
Menurut Sarief (1986), bahwa tanah aluvial memiliki sejumlah faktor
pembatas tingkat keasaman tinggi, struktur buruk, C/N ratio yang bervariasi,
kandungan bahan organik yang rendah, peka terhadap erosi dan relatif miskin usur
hara. Menurut (Rachim dan Arifin, 2011), tanah aluvial bisa menjadi media tanam
jika faktor pembatas bisa diperbaiki. Salah satu perbaikannya yaitu penambahan
pupuk organik (pupuk kandang sapi).
b) Pupuk Kandang Sapi
Pupuk kandang kotoran sapi adalah pupuk yang berasal dari kotoran ternak
padat dan cair serta sisa makanan dari alas kandang (Sarief, 1986). Pupuk
kandang kotoran sapi dapat dikatakan pupuk lengkap karena mengandung
unsur-unsur yang diperlukan tanaman baik mikro maupun makro, serta dapat
menguntungkan kehidupan mikroorganisme tanah.
Menurut Hardjowigeno (1985), selain mengandung unsur hara, pupuk
kandang sapi memiliki keistimewaan yaitu dapat memperbaiki sifat fisik tanah
seperti permeabilitas tanah, porositas tanah, struktur tanah, kemampuan manahan
air dan kation-kation tanah.
Pupuk kandang sapi juga mengandung hormon seperti creatin, asam idol
asetat dan auksin yang dapat merangsang pertumbuhan akar. Komposisi
kandungan unsur hara pupuk kandang sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor
antara lain jenis hewan, umur, keadaan hewan, jenis makanan, serta penyimpanan
sebelum diaplikasikan (Munamar, 2006).
10

c) Pasir
Pasir sering menjadi media alternaif dan media campur dalam pembibitan
tanaman, karena pasir memiliki pori-pori yang besar sehingga dapat menciptakan
kondisi porous dan aerasi yang baik (Ashari, 1995). Menurut Sarief (1986), pasir
pada umumnya digunakan sebagai media tanam pembibitan dan campuran tanah
atau bahan organik untuk mendapatkan struktur media yang baik. Pasir yang bisa
digunakan sebagai media tanam dipastikan tidak mengandung racun dan pH
6.0-7,5 (Sutopo, 1993).

B. Kerangka Konsep
Tanaman buah naga termasuk komoditas buah baru yang semakin banyak
peminatnya. Peluang budidaya tanaman buah naga cukup besar karena permintaan
yang tinggi. Oleh karena itu penyediaan bibit tanaman menjadi sangat penting,
karena belum banyak tersedianya bibit di pasaran menyebabkan harga bibit
menjadi mahal.
Salah satu perbanyakan tanaman buah naga dapat dilakukan dengan cara
vegetatif melalui stek batang, cabang/sulur karena waktunya yang relatif singkat,
3–6 bulan dapat menghasilkan tanaman yang serupa dengan sifat tanaman
induknya dan lebih cepat berbuah memerlukan waktu 2-3 tahun dibandingkan
dengan perbanyakan dengan cara generatif (melalui biji).
Penyedian media tanam stek buah naga menghendaki kondisi tanah yang
gembur, porous, banyak mengandung bahan organik dan unsur hara dapat
memberikan mutu bibit yang lebih baik. Hasil penelitian Sumanto (2007),
perbandingan mediah tanah : pasir : pupuk kandang sapi (1 :1: 1 ) berpengaruh
nyata terhadap tinggi tanaman, diameter batang, jumlah daun bibit kakao.
Diperkuat dengan penelitian Amanah (2009) perlakuan media tanah : pupuk
kandnag : sekam (1:1:1) dalam polybag memberikan jumlah tunas lada yang
terbanyak. Menurut penelitian Haryadi dkk (1996) penggunaan media tanah :
pupuk kandang sapi : pasir dalam polybag dengan perbandingan 1:1:2
memberikan pertumbuhan akar terbaik stek lada perdu, sedangkan dengan
perbandingan 1:1:0 memberikan hasil tajuk tanaman lada perdu yang terbaik.
Penelitian Fitri (2015), menunjukkan bahwa komposisi media tanam top soil
: pasir : pupuk kandang sapi (1:1:1) menghasilkan tunas terpanjang buah naga
11

merah pada 60, 75 dan 90 MST yaitu dengan panjang 42 cm, dengan volume akar
6.78 ml. Hasil penelitian Mohamad (2016), pengaruh media tanam terhadap bobot
basah tunas tanaman buah naga didapatkan pada media tanam pasir + kompos +
tanah menghasilkan bobot basah tunas buah naga terberat. Menurut penelitian
Endra Syahputra dkk (2014) media tanah + pupuk kandang (3:3) berpengaruh
nyata meningkatkan tinggi tanaman selada 28% pada 35 HST yaitu 12,45 cm.
Menurut penelitian Listyaningsih dkk, (2014) menunjukan bahwa pengaruh
komposis media tanam Tanah + Pasir + Pupuk Kandang Ayam (2 : 1 : 1)
berpengaruh pada bobot basah akar tanaman daun dewa sebesar 24,42 kg pada 8
MST.
Berdasar hasil dari berbagai penelitian mengenai komposisi media tanam,
maka perlu dilakukan penelitian mengenai perbandingan komposisi media tanam
antara tanah pasir dan pupuk kandang sapi yang tepat, dalam menunjang
pertumbuhan bibit buah naga yang baik.

C. Hipotesis
Diduga komposisi pada perlakuan p3= Tanah Aluvial : Pasir : Pupuk
Kandang (1:2:1), memberikan pengaruh terbaik pertumbuhan bibit stek buah
naga.

.
12
III. METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian


Penelitian ini dilaksanakan di Jl. Ampera Kelurahan Sui Jawi Pontianak
Kota, Kota Pontianak. Mulai dari 10 September 2018 sampai dengan 10
November 2018.

B. Bahan dan Alat Penelitian


1. Bahan Penelitian
Bahan yang digunakan untuk penelitian antara lain :
a. Bahan stek
Bahan stek buah naga ini berasal dari desa Peniti Kecamatan Segedong
Kabupaten Mempawah. Cabang tanaman yang digunakan sehat, tua, berwarna
hijau gelap dan sudah pernah berbuah, stek yang digunakan yaitu bagian tengah
dengan panjang bahan stek 25 cm (gambar lampiran 5).
b. Media tumbuh
Media stek yang digunakan untuk menanam bibit stek buah naga adalah tanah
aluvial yang diambil menggunakan cangkul dengan kedalaman 20 cm. Media
tanamnya yaitu berupa campuran tanah, pasir dan pupuk kandang sapi.
c. Polybag
Polybag berwarna hitam yang digunakan sebagai tempat media tanam dengan
ukuran 40 x 50 cm dan 5 cm x 5 cm untuk persemaian.
d. Pupuk dasar
Pupuk yang digunakan sebagai pupuk dasar dalam penelitian ini adalah pupuk
urea, SP-36, KCl yang diberikan sesuai dosis anjuran
2. Alat Penelitian
Alat yang digunakan dalam penelitian ini antara lain: cangkul, sekop,
termohigrometer, pH meter, ayakan, timbangan analitik, ember label, penggaris,
meteran, parang, pisau, gembor, ember, gelas ukur, alat tulis dan alat dokumentasi.

12
13

C. Rancangan penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan rancangan acak lengkap yang terdiri dari 8
perlakuan yang diberi kode perlakuan ( P ) dan 4 ulangan. Masing –masing
ulangan terdiri dari 3 sampel tanaman. Total penelitian yaitu 96 polybag, adapun
komposisi media sebagai berikut :
p1 : tanah : pasir : pupuk kandang sapi dengan perbandingan 1 : 1 : 1
p2 : tanah : pasir : pupuk kandang sapi dengan perbandingan 1 : 1 : 2
p3 : tanah : pasir : pupuk kandang sapi dengan perbandingan 1 : 2 : 1
p4 : tanah : pasir : pupuk kandang sapi dengan perbandingan 1 : 2 : 2
p5 : tanah : pasir : pupuk kandang sapi dengan perbandingan 2 : 1 : 1
p6 : tanah : pasir : pupuk kandang sapi dengan perbandingan 2 : 1 : 2
p7 : tanah : pasir : pupuk kandang sapi dengan perbandingan 2 : 2 : 1
p8 : tanah : pasir : pupuk kandang sapi dengan perbandingan 2 : 2 : 2

D. Pelaksanaan Penelitian
1. Persiapan Media Tanam
Tanah aluvial diambil pada kedalaman 20 cm, kemudian dikering angin kan dan
diayak, selanjutnya dicampur dengan pasir dan pupuk kandang dengan
perbandingan sesuai dengan perlakuan.
2. Persiapan stek
Pemotongan bahan stek dilakukan dengan menggunakan pisau tajam. Bagian stek
yang diambil berasal dari cabang yang keras, berwarna hijau tua, sehat dan pernah
berbuah. Bahan stek diambil pada bagian tengah dengan panjang 25 cm. Potong
bagian yang akan ditanam membentuk sudut 45o sepanjang 3 cm. Pangkal stek
dipotong miring bertujuan memperluas tempat tumbuhnya akar dan mencegah
pembusukan. Selanjutnya stek dikering anginkan selama 3 hari agar getah
mengering.
3. Persemaian bibit buah naga
Media tanam untuk persemaian dipersiapkan, berupa pupuk kandang sapi dan tanah
aluvial dengan perbandingan 1:1. Selanjutnya pembuatan lubang tanam sedalam 5
cm, kemudian bahan stek dimasukan dalam lubang tanam dengan posisi tegak
14

sambil menekan media ke arah stek secara perlahan-lahan. Selanjutnya media


dipadatkan agar tanaman kuat dengan media. Pada proses ini stek buah naga di
diamkan selama 3 minggu sampai tumbuh akar.
4. Penanaman stek
Bibit buah naga diseleksi terlebih dahulu untuk mendapatkan bibit
pertumbuhan yang terbaik yaitu, keadaan tanaman subur, sehat dan segar. Batang
nampak kokoh, bebas hama dan penyakit yang ditandai dengan kulit batang yang
mulus tidak ada cacat bekas serangan hama dan penyakit, atau luka. Batang
berwarna hijau tua serta ujungnya utuh. Selanjutnya dipindahkan dalam polybag
yang telah diisi dengan media sesuai perlakuan dengan cara, polybag persemaian
dilepaskan tanpa merusak bagian tanah dan bibit. Selanjutnya pindahkan ke
dalam media polybag yang telah diberi perlakuan.
5. Pemeliharaan
Kegiatan dalam pemeliharaan yaitu :
a. Penyiraman
Penyiraman dilakukan setiap pagi dan sore hari dengan menggunakan gayung
tujuannya agar media tidak terlalau kering. Jika terlalau kering pertumbuhan akar
akan terhambat.
b. Penyiangan Gulma
Penyiangan gulma dilakukan pada umur 1, 2 dan 3 bulan atau tergantung pada
pertumbuhan gulma. Gulma yang tumbuh didalam polybag dan sekitarnya
dibersihkan secara manual (pencabutan)
c. Pengendalian Hama Penyakit
Pengendalian terhadap penyakit dilakukan secara kimiawi menggunakan fungisida
Blocker dengan dosis 3 ml/liter.
d. Pengukuran Ph
Pengukuran Ph media tanam dilakukan pada setelah inkubasi

E. Variabel Pengamatan
Variabel yang diamati dalam penelitian ini adalah sebagai berikut
15

1. Pertambahan Jumlah Tunas


Dihitung berdasarkan jumlah tunas yang tumbuh pada awal persemaian dan
akhir penelitian.
2. Volume Akar (ml)
Pengukuran volume akar dilakukan pada akhir penelitian, dengan cara memisahkan
akar dari bagian atas tanaman dibersihkan dan dicuci, selanjutnya masukan akar
ke dalam gelas ukur yang telah diisi dengan air sampai volume tertentu dan dilihat
penambahan volume dalam gelas ukur tersebut. Selisih dari volume sesudah
dimasukan akar dengan sebelum dimasukan akar merupakan volume akar.
3. Panjang Tunas (cm)
Pengukuran panjang tunas dimulai saat tanaman berumur 2 minggu setelah
pemindahan dengan menggunakan penggaris. Pengukuran dilakukan 2 minggu
sekali, panjang tunas diukur dari pangkal tunas hingga ujung daun tertinggi.
4. Jumlah Akar (helai)
Akar diambil dan dibersihkan dari tanah selanjutnya dihitung dan dijumlahkan
pengukuran jumlah akar pada akhir penelitian
Selain dilakukan pengamatan terhadap variabel-variabel di atas, juga
dilakukan pengamatan terhadap kondisi lingkungan, sampai akhir penelitian yang
terdiri dari:

a. Suhu (0C)
Suhu diukur satiap hari dengan menggunakan termohigrometer yaitu pada pukul
06:00 WIB, 12:00 WIB dan 18:00 WIB. Hasilnya direratakan dengan rumus:

(2 𝑥 𝑇 𝑝𝑎𝑔𝑖 ℎ𝑎𝑟𝑖)+ 𝑇 𝑠𝑖𝑎𝑛𝑔 ℎ𝑎𝑟𝑖+ 𝑇 𝑠𝑜𝑟𝑒 ℎ𝑎𝑟𝑖


T (0C) harian = 4

b. Kelembaban Udara (%)


Kelembaban diukur setiap hari pada saat penyemaian maupun pada saat pembibitan
menggunkan termohigrometer yaitu pada pukul pukul 06:00 WIB, 12:00 WIB,
dan 18:00 WIB. Hasilnya direratakan dengan rumus :

(2 𝑥 𝑅𝐻 𝑝𝑎𝑔𝑖 ℎ𝑎𝑟𝑖) + 𝑅𝐻 𝑠𝑖𝑎𝑛𝑔 ℎ𝑎𝑟𝑖 + 𝑅𝐻 𝑠𝑜𝑟𝑒 ℎ𝑎𝑟𝑖


RH(%) relative = 4
16

c. Curah Hujan (mm)


Pengamatan curah hujan dilakukan sejak mulai penelitian sampai akhir penelitian
menggunakan alat yang terdiri dari corong air dengan diameter 15 cm dan gelas
ukur 500 ml, dengan rumus sebagai berikut :
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑎𝑖𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑒𝑟𝑡𝑎𝑚𝑝𝑢𝑛𝑔
Curah hjan (mm/hari) = 𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑚𝑢𝑙𝑢𝑡 𝑤𝑎𝑑𝑎ℎ

F. Analisis Statistik
Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak
Lengkap (RAL). Menurut Gasperz (1991), model matematika untuk rancangan
acak lengkap adalah sebagai berikut :

𝑌𝑖𝑗 = μ + τ𝑖 + ∑ 𝑖𝑗

Dimana :
Yij = Nilai pengamatan dari perlakuan ke-i dan pemngamatan ke- j
µ = Nilai tengah populasi
τ𝑖 = Pengaruh perlakuan ke-i pada pengamatan ke-j
i = Banyaknya perlakuan
j = Banyaknya ulangan
Tabel 1. Analisis Keragaman Rancangan Acak Lengkap
SK db JK KT F.Hitung F. Tabel 5%
Perlakuan t-1 JKP/dbp KTP KTP/KTG
Galat t.(r-1) JKG/dbg KTG
Total (t.r)-1 JKT
Sumber : Gasperz (1991)

Uji nyata analisis keragaman dilakukan dengan cara membandingkan antara


F Hitung dengan F Tabel pada taraf nyata 5%. Hasil perbandingan antara F Hitung
dengan F Tabel mempunyai dua kemungkinan yaitu :

1. Bila F Hitung > F Tabel 5% maka dinyatakan adanya pengaruh yang nyata.
2. Bila F Hitung ≤ F Tabel 5% maka pengaruh tersebut tidak nyata.

Kegiatan mengukur variasi atau keragaman dari hasil penelitian, dilakukan


perhitungan koefisien keragaman (KK) yang dinyatakan dalam persen. Rumus
untuk menghitung kosfisien keragaman (%) adalah :
17

𝐾𝑇𝐺
KK = 𝑥
𝑋 100%

Dimana :

KK = Koefisien keragaman
KTG = Kuadrat tengah galat
X = Nilai rerata
Jika hasil analisis keragaman menunjukan bahwa perlakuan berpengaruh
nyata, maka dilanjutkan dengan uji nyata jujur (BNJ) pada tingkat kepercayaan
5%, untuk menentukan perbedaan antar perlakuan mana yang memberikan hasil
terbaik. Menurut Gaspersz (1991), rumus analisis satistik uji BNJ adalah:

BNJ = Q (t. dbgalat). 𝐾𝑇𝐺


𝑟

Dimana :

BNJ = Nilai yang digunakan untuk melihat perbedaan dari perlakuan


Q = Nilai beda taraf tabel Q untuk tingkat kepercaya 5%
t = Jumlah perlakuan
db Galat = Derajat bebas galat
KTG = Kuadrat tengah galat
r = Ulangan
18
V. PENUTUP

A. Kesimpulan

Hasil penelitian menunjukan bahwa berbagai komposisi media tanam


memberikan respon yang sama baik pada semua variabel pengamatan yaitu
panjang tunas, jumlah tunas, volume akar, jumlah akar.

B. Saran
Pada kondisi curah hujan yang tinggi resiko terserang penyakit lebih tinggi
oleh karena itu perlu di lakukan kegiatan preventif terhadap serangan penyakit
seperti memberikan naungan dan membuat rak unutk bibit buah naga, dan
penyemprotan fungsida merek Blocker dengan dosis 3 ml/liter.

26
25
27

DAFTAR PUSTAKA

Agoes, D. 1994. Aneka Jenis Media Tanam dan Penggunaannya. Penebar


Swadaya. Jakarta
Amanah, S. 2009. Pertumbuhan Bibit Stek Lada (Piper Nigrum L) pada Beberapa
Macam Media dan Konsentrasi Auksin. Skripsi Univesitas Sebelas Maret .
Solo
Andoko, A. dan Nurrasyid, H. 2012. Lima (5) Jurus Sukses Hasilkan Buah Naga
Kualitas Prima. PT. Agromedia Pustaka. Jakarta.
Ashari, S. 1995. Hortikultura. UI Press. Jakarta

Badan Pusat Statistik. 2016. Kalimantan Barat dalam Angka. Badan Pusat
Statistik Kalimantan Barat. Pontianak.
Cahyono, B. 2009. Buku Terlengkap Sukses Bertanam Buah Naga. Pustaka Mina.
Jakarta.
Dewi, N. 2012. Aneka Bawang. Pustaka Baru Press. Jogjakarta
Djazuli M Dan M, Ismunnadji, 1983. Pengaruh NPK terhadap pertumbuhan
serapan hara, dan komposisi senyawa bahan organik ubi jalar. Jurnal
Penelitian dan pengembangan tanaman pangan. Bul. Vol 3 (2) : 76.
Endra S, Marai R, dan Said I. 2014. Pengaruh Komposisi Media Tanam Dan
Konsentrasi Pupuk Daun Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman
Selada (Lactuca Sativa L.). J. Floratek 9: 39 - 45
Fitri, Z. 2015. Pertumbuhan Bibit Buah Naga Merah (Hylocereuscostaricensis
(Web) Britton & Rose) Pada Berbagai Panjang Stek Dan Komposisi Media
Tanam. Skripsi. Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara. Medan
Gasperzs , V. 1991. Metode Perancangan Percobaan. Armico. Bandung

Haryadi, I. Darmawan, dan R. Zuabin, 1996. Pengaruh Jenis stek dan Media
Pembibitan Terhadap Pertumbuhan Bibit Tanaman Lada (Piper Nigrum L).
Jurnal Agronomi 24(1):6-9. Institut Pertanian Bogor. Bogor

Hartman, H. T and D. E. Kester. 1978. Plant Propagation. Principle and


Practices 3 nd ed. Prentice Hall of India Private. Ltd., New Delhi.

Hardjadinata, 2010. Budidaya Buah Naga Super Red Secara Organik. Penebar
Swadaya, Jakarta.
Hardjowigeno, S. 1985. Ilmu Tanah. Mediatama Sarana Perkasa. Jakarta.

Indranada, H. K. 1986. Pengelolaan Kesuburan Tanah. Bina Aksara. Jakarta

27
28

Idawati, Nurul. 2012. Budidaya Buah Naga Hitam Varietas Baru yang Kian
Diburu. Pustaka Baru Press.Yogyakarta
Ingels, J.E. 1985. dalam Mustika Aurum, 2005. “Pengaruh Jenis Media Tanam
danPupuk Kandang Terhadap PertumbuhanStek Sambang Colok (Aerva
sanguinolenta Blume.). Skripsi. Fakultas Pertanian Istitut Pertanian Bogor
Harjono, M. S. I. 2000. Sistem Pertanian Organik. Solo : Aneka
Hakim, N. M. Y. Nyapa, A. M. Lubis. S. G. Nugroho, M. R. Saul, A. Diha, Go
Ban Hong, H. Bailey. 1986. Dasar-Dasar Ilmu Tanah.Universitas lampung,
Bandar Lampung.
Jumin, 1992. Ekologi Tanaman. Rajawali Press. Yogyakarta.
Kristanto. D. 2008. Buah Naga : Pembudidayaan di Pot dan di Kebun. Penebar
Swadaya, Jakarta.
, 2009. Buah Naga Pembudidayaan di pot dan Kebun. Penebar Swadaya.
Jakarta
, 2014. Berkebun Buah Naga. Jakarta: Penebar Swadaya
Kartasapoetra, A.G., 1988. Klimatologi Pengaruh Iklim Terhadap Tanah dan
Tanaman. Bina Aksara. Jakarta.
Lakitan, B. 1996. Dasar-Dasar Fisiologi Tumbuhan. Grafindo Persada, Jakarta.
Lenisastri. 2000. Penggunaan metode akumulasi satuan panas (heat unit) sebagai
dasar penelitian umur panen Sembilan varietaskacang tanah (Arachis
hypogaea L). Skripsi Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor.
Munawar, 2006. Pupuk Organik Padat. Penebar Swadaya. Jakarta

Mohammad B. 2016. Pengaruh Panjang Stek dan Media Tanam Terhadap


Pertumbuhan Bibit Buah Naga (hylocereus sp). Skripsi. Fakultas Pertanian
Universitas Veteran. Jawa Timur
Nicholls, R. C. 1993. Hidroponik Tanaman Tanpa Tanah. Dahara Prize.
Semarang.

Nurfadilah. Armaini. Yetti H. 2012. Pertumbuhan Bibit Buah Naga (Hylocereus


costaricensis) dengan Perbedaan Panjang Stek dan Konsentrasi Zat
Pengatur Tumbuh. Skripsi. Fakultas Pertanian Universitas Riau
Nurhayati, M. 1986. Dasar – dasar ilmu tanah. Koordinator Badan Kerjasama
Ilmu Tanah BKS-PN USAID University of kentucy
Pairunan, 1997. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Badan Kerjasama Perguruan Tinggi
Negri Indonesia Timur. Makassar

Rachim, A dan Arifin. 2011. Klasifikasi Tanah Di Indonesia. Pustaka Reka Cipta.
Bandung

28
29

Rahmat. 2014. Pengaruh Komposis Media Tanam dan Konsentrasi Pupuk


Gandasil Terhadap Pertumbuhan Bibit Pepaya California (carica papaya L).
Skripsi. Fakultas Pertanian. Universitas Syiah Kuala Dua Darussalam
Banda Aceh
Rao, N. S.S. 1994. Mikroorganisme Tanah dan Pertumbuhan Tanaman.
Universitas Gaja Mada.
Rohmaningsih N, S. 2002. Mempelajari Penutupan Rumput Bermuda (Cynodon
dactylon) Varietas Tifdwarf pada Media Tanam Campuran Pasir dan Arang
Sekam Menggunkan Image Procesing. Skripsi. FakultasTeknologi Pertanian
institut Pertanian Bogor
Semangun, 2001. Pengantar Ilmu Penyakit Tumbuhan. Gadjah Mada University
Press. Yogyakarta.
Syukur, A dan N. M. Indah. 2006. Kajian Pengaruh Pemberian Macam Pupuk
Organik Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Jahe Di Inceptisol
Karanganyar. Jurnal Ilmu Tanah Dan Lingkungan Vol 6 (2) : 124-131

Sparta, A. Andini, M. Rahman T. 2012. Pengaruh berbagai panjang stek


terhadap pertumbuhan bibit buah Naga (hylocereus polyryzus). Balai
Penelitian Tanaman Buah Tropika. Bengkulu.

Sarief, S. 1986. Kesuburan dan Pemupukan Tanah Pertanian. Pustaka Buana.


Jakarta

Sumanto, 2007. Pengaruh Media Dan Waktu Panen Buah Terhadap Pertumbuhan
Bibit kakao. Jurnal Penelitian Institut Pertanian Bogor Hal 103-106
Sutopo, L. 1993. Teknologi Benih. Rajawali. Jakarta
Suprapto, A. 2004. Auksin : Zat Pengatur Tumbuh Penting Meningkatkan Mutum
Stek Tanaman. Jurnal Penelitian Universitas Tidar Magelang. 1(21): 81-90

Tim Karya Tani Mandiri. 2010. Pedoman Bertanam Buah Naga. Nuansa Aulia,
Bandung.
Triatminingsih, R. 2009. Teknologi Budidaya dan Prospek Pengembangan Buah
Naga (Hylocereus sp.). Balai Penelitian Tanaman Buah Tropika. Padang.

Winarsih, S. 2007. Mengenal dan Membudidayakan Buah Naga. Aneka Ilmu,


Semarang.

, 2007. Mengenal dan Membudidayakan Buah Naga. Aneka Ilmu,


Semarang. Tim Karya Tani Mandiri. 2010. Pedoman Bertanam Buah Naga.
CV. Nuansa Aulia, Bandung.
Weni L, Sahari N, Madauna I. 2014. Pengaruh Komposisi Media dan Frekuensi
Pemberian Pupuk Organik Cair Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman
Daun Dewa (gynura pseudochina l.) Jurnal Agrotekbis 2 (1) : 21-31.
30

Yuhasnita R, M. 2007. Pengaruh Jenis Media Tanam dan Dosis Pupuk Urea
terhadap Pertumbuhan Bibit Salam (Eugenia polyantha Wight). skripsi.
Program Studi Agronomi Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor.

Anda mungkin juga menyukai