USULAN PENELITIAN
150510180168
UNIVERSITAS PADJADJARAN
FAKULTAS PERTANIAN
JATINANGOR
2021
LEMBAR PENGESAHAN
NPM : 150510180168
Menyetujui :
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat, rahmat, serta
Terhadap Kadar-N, Serapan-N, dan Hasil Tanaman Pakcoy (Brasica rapa L.)”.
Penulisan Usulan Penelitian ini disusun sebagai salah satu syarat untuk
Padjajaran. Penulisan Usulan Penelitian ini tentunya tidak dapat berhasil disusun
tanpa bantuan, bimbingan, saran, dorongan, dan doa dari berbagai pihak, maka dari
itu dengan segala rasa syukur dan hormat, Penulis mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada :
1. Dr. Ir. Hj. Mieke Rochimi Setiawati, M.P. selaku Ketua Komisi Pembimbing yang
4. Dr. Muhammad Amir Solihin, S.P., M.T. selaku Ketua Program Studi
5. Dr. Ir. Betty Natalie Fitriatin Abdurahman, M.P. selaku Kepala Departemen Ilmu
iii
ilmu yang sangat bermanfaat bagi Penulis selama kegiatan perkuliahan.
7. Teman-teman Agroteknologi 2018 dan minat Ilmu Tanah dan Sumber Daya Lahan
8. Anastasya Putri, Hasna Dhya Sutami Putri, Vetty Mellynowski, Ratri Ayu Azizah,
Sukmawati Rizki Pratiwi, Titania Fadhilah Mukhni, Alifia Syifa, dan Alifia Izzani
yang telah memberikan segala bantuannya kepada Penulis, baik itu dalam bentuk
Ucapan terima kasih secara khusus Penulis sampaikan kepada kedua orang tua
Ayahanda Joko Indro Wahyono, Ibunda Novita Aryani Widyaningsih, serta kakak
Dewi Nurrizqi Indraputri yang telah memberikan doa, kasih sayang, dukungan,
semangat, dorongan berupa moril dan materil, serta segala pengorbanan yang telah
dilakukan kepada Penulis dari awal hingga Penulis dapat menyelesaikan penulisan ini.
Semoga Usulan Penelitian ini dapat bermanfaat bagi pembaca maupun semua
pihak yang memerlukan, khususnya bagi penulis untuk melaksanakan penelitian yang
Penulis
iv
DAFTAR ISI
BAB Halaman
v
DAFTAR TABEL
vi
DAFTAR LAMPIRAN
No Judul Halaman
vii
BAB I
PENDAHULUAN
Tanaman Pakcoy (Brassica rapa L.) termasuk kedalam salah satu jenis
tanaman sayuran yang secara ekonomi memiliki nilai komersial karena banyak
Tekstur pakcoy yang renyah, rasa yang segar, serta enak saat dikonsumsi
anemia pada wanita hamil, karena tanaman pakoy mengandung banyak serat,
tembaga, protein, dan zat besi (Tania et al, 2012). Mengembangkan produksi
Produktivitas, nilai jual yang tinggi, serta didukung dengan umur tanaman
sayuran daun yang singkat menjadi salah satu karakteristik utama tanaman
pada budidaya tanaman secara organik. Salah satu komoditas yang banyak
dikenal adalah tanaman pakcoy (Brassica rapa L.) atau juga disebut sawi
Direktorat Jendral Hortikultura tahun 2015, dari 635.728 ton per tahun 2013
1
menjadi 602.468 ton per tahun pada tahun berikutnya 2014. Faktor yang
pada tahun 2015 angkanya mecapai 600.200 ton dengan luas panennya 58.652
ha, kemudian di tahun 2016 angkanya meningkat menjadi 601.204 ton dengan
luas panen 60.600 ha, dan tahun 2017 juga meningkt menjadi 627.598 ton
dengan luas panen 61.133. Namun jika dilihat dari keadaan produktivitas
dari 10,23 t/ha menjadi 9,92 t/ha di tahun 2016, lalu kembali meningkat pada
sedang (Daud, 2008). Tanah Inceptisol merupakan salah satu ordo tanah di
dalam tanah yang mengalami lapuk sedang dan tercuci (Sancez, 1992). Sekitar
70,5 juta ha atau 37,% luas tanah Inceptisol dari luas keseluruhan daratan di
berwarna hitam atau beberapa dijumpai berwarna kelabu sampai cokelat tua,
tekstur pasir, debu, dan lempung. Konsistensi gembur dengan struktur tanah
2
yang remah, secara umum kesuburan tanah Inceptisol cukup rendah,
secara sifat fisik, kimia, dan biologi tanah. Salah satu penyebab rendahnya
namun belum digunakan secara baik dan optimal (Balai Besar Penelitian dan
3
Unsur nitrogen merupakan unsur hara utama, selain itu juga sebagai
factor pembatas pertumbuhan, maka menjadi salah satu kunci keberhasilan dari
kandungan unsur hara mikri dan makro yang melimpah sebagai nutrisi
dosis yang tepat untuk penggunaan pupuk hayati serta pengaruh terhadap
4
serapan N, dan hasil bobot basah pakcoy?
pemanfaatan Azolla pinnata sebagai bahan dasar dari pupuk hayati yang
5
1.5 Kerangka Pemikiran
terdiri dari kelompok mikroba penambat N2+ pelarut fosfat dan penghasil
organik pada tanah, selain itu juga tanah kekurangan mikroorganisme yang
tumbuh yang diinginkan oleh tanaman pakcoy, karena rendahnya produksi atau
khusunya pertumbuhan akar, batang dan daun. Selain itu juga berperan sebagai
pembentuk zat hijau daun (klorofil) yang penting bagi tanaman pakcoy dalam
6
Upaya untuk meningkatkan kebutuhan N selain dari penggunaan pupuk
tanah bermanfaat. Pupuk hayati juga sebagai inokulan yang berbahan aktif
mikroba hidup yang digunakan dalam menambat hara yang dibutuhkan oleh
kandungan N tanaman, serta hasil tanaman pakcoy (Brassica rapa L.). Dosis
50%.
10,42 helai dan berat segar sebesar 160,17 gram. Dapat dilihat juga perlakuan
pupuk cair Azolla pinnata menunjukkan hasil yang berbeda nyata terhadap
satunya di dapat dari bahan organik dalam tanah, unsur hara nitrogen
7
Menurut Zinniel et al., (2009) bahwa BPN atau bakteri penambat
sehingga meningkatkan bobot hasil dari tanaman pakcoy. Oleh karena itu
N Azotobacter.
1.6 Hipotesis
pokcoy.
8
BAB II
Barat.
asal Jatinanor, benih pakcoy, pupuk urea, SP-36, KCl, air, bahan di
perlakuan tersebut terdiri dari banyaknya aplikasi pupuk hayati sebanyak 2 kali
aplikasi, 3 kali aplikasi, dan 4 kali aplikasi, serta konsentrasi pupuk hayati
9
tanpa pemberian pupuk, konsentrasi pupuk 5 ml/L, 10 mL/L, dan 15 mL/L.
dari dua factor. Faktor pertama (K) adalah konsentrasi pupuk hayati yang
Faktor kedua (T) adalah aplikasi pupuk hayati yang terdiri dari 3 taraf,
yaitu :
B1 : 1 kali aplikasi
B2 : 2 kali aplikasi
B3 : 3 kali aplikasi
10
2.3.2 Rancangan Respon
basah yang ditetapkan dengan metode Kjeldahl, dan bobot basah tanaman.
Keterangan :
Yijk = Nilai pengamatan pada satuan percobaan ke-i yang memperoleh kombinasi
perlakuan taraf ke-j dari faktor A dan taraf ke-k dari faktor B
11
ρk = Pengaruh taraf ke-k dari faktor Kelompok
(αβ)ij = Pengaruh taraf ke-i dari faktor A dan taraf ke-j dari faktor B
εij = Pengaruh acak dari satuan percobaan ke-k yang memperoleh kombinasi
perlakuan ij
12
2.4 Perlakuan Percobaan
analisis lengkap tanah awal untuk mengetahui sifat fisik dan kimia tanah
secara aktual. Contoh tanah yang digunakan untu penelitian ini adalah
gram.
Kemudian benih ditanam pada seed tray yang berisikan tanah, lalu
benih ditabur dan ditutup tanah setebal 1-2 cm dan kemudian disiram.
Benih akan tumbuh setelah 2 minggu lalu setelah 3-5 helai tumbuh daun
tanaman dapat dipindah. Bibit ditanam ke polybag yang telah diisi media
tanam sebanyak satu tanaman per polybag. Jarak antar polybag berkisar 20
cm x 20 cm.
13
Pada tahap penanaman bibit dilakukan pemupukan dasar
menggunakan pupuk Urea, SP-36, dan KCl yang diberikan ke media tanam
pada polybag saat melakukan pindah tanam. Pemberian pupuk dasar Urea,
2.4.3 Pemeliharaan
hama yang menyerang tanaman pakcoy antara lain ulat, cacing bulu, trip,
bakteri, virus, jamur. Hama dan penyakit tersebut dapat diatasi dengan
pemberian obat tertentusecara optimal pada saat yang tepat (Susila, 2006).
serta apabila hama diatas ambang batas kendali 0,5 larva Plutella per
14
2.4.4 Pengambilan Sampel
perlakuannya.
jumlah perlakuan. Sampel tanaman yang paling luas akan diambil saat
waktu panenn tepat pada fase akhir vegetatif tanaman. Karena pada saat
2.4.5 Panen
singkat, secara umum tanaman pakcoy dapat dipanen atau dipetik hasil
pada saat umur tanaman 45-60 HST. Tanamanyang sudah layak panen
dengan cirimemiliki daun yang tumbuh berwarna hijau segar dan subur,
pangkal daun segar, dan juga tinggi tanaman secara umum rata. Pemanenan
15
tanah. Melakukan pecabutan ini dengan hati-hati agar bagian pangkal
Setelah itu tanaman pakcoy disimpat pada amplop kertas yang nantinya
16
DAFTAR PUSTAKA
Dewi, A. K., & Setiawati, M. R. (2017). Pengaruh Pupuk Hayati Endofitik dengan
Azolla pinnata Terhadap Serapan N , N-Total Tanah, dan Bobot Kering
Tanaman Padi (Oryza Sativa L.) pada Tanah Salin.
Dwiratna, S., & Suryadi, E. (2017). Pengaruh Lama Waktu Inkubasi Dan Dosis
Pupuk Organik Terhadap Perubahan Sifat Fisik Tanah Inceptisol di
Jatinangor Sophia. Jurnal Agrotek Indonesia, 2(2), 110–116.
Gunawan, R., Anas, I., & Hazra, F. (2010). Produksi Masal Inokulum Azotobacter,
Azospirillum dan Bakteri Pelarut Fosfat dengan Menggunakan Media
Alternatif, 12(2), 33–39.
Husnaeni, F., & Setiawati, M. R. (2018). Pengaruh Pupuk Hayati dan Anorganik
Terhadap Populasi Azotobacter, Kandungan N, danHasil Pakcoy pada sistem
Nutrient Film Technique. Jurnal Biodjati, 3(1).
Kalay, A. M., Hindersah, R., Talahaturuson, A., & Langoi, A. F. (2016). Efek
Pemberian Pupuk Hayati Konsorsium Terhadap Pertumbuhan dan Hasil
Tanaman Sawi (Brassica juncea L.), 8(2), 131–138.
Ketaren, S. E., Marbun, P., & Purba, M. (2014). Klasifikasi Inceptisol Pada
Ketinggian Tempat yang Berbeda di Kecamatan Lintong Nihuta Kabupaten
Hasundutan. Jurnal Online Agroteknologi, 2(2337), 1451–1458.
17
Nurmas, A., Rahman, A., & Khaeruni, A. (2014). Eksplorasi dan Karakterisasi
Azotobacter Indigenous Lokal di Lahan Marjinal. Jurnal Agroteknologi, 4(2),
128–134.
Patti, P. S., Kaya, E., & Silahooy, C. (2013). Analisis Status Nitrogen Tanah
dalam Kaitannya dengan Serapan N oleh Tanaman Padi Sawah di Desa
Waimital, Kecamatan Kairatu, Kabupaten Seram Bagian Barat. Agrologia,
2(1), 51–58.
Rosiana, F., Turmuktini, T., Yuwariah, Y., Arifin, M., & Simarmata, T. (2013).
Aplikasi Kombinasi Kompos Jerami, Kompos Azolla dan Pupuk Hayati
untuk Meningkatkan Jumlah Populasi Bakteri Penambat Nitrogen dan
Produktivitas Tanaman Padi Berrbasis IPAT-BO. AGROVIGOR, 6(1), 16–
22.
Sarido, L., & Junia. (2017). Uji Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Pakcoy
(Brassica rapa L.) Dengan Pemberian Pupuk Organik Cair pada System
Hidroponik. Jurnal AGRIFOR, XVI, 65–74.
18
Setiawati, M. R., Fitriatin, B. N., Suryatmana, P., & Simarmata, T. (2020).
Aplikasi Pupuk Hayati dan Azolla untuk Mengurangi Dosis Pupuk Anorganik
dan Meningkatkan N, P, C Organik Tanah, Dan N, P Tanaman, serta Hasil
Padi Sawah, 12(1), 63–76.
Sudirja, R., Joy, B., Yuniarti, A., Trinurani, E., Mulyani, O., & Mushfiroh, A.
(2016). Beberapa Sifat Kimia Tanah Inceptisol dan Hasil Kedelai ( Glycine
Wahyuningsih, A., Fajriani, S., & Aini, N. (2016). Komposisi Nutrisi dan Media
Tanam Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Pakcoy (Brassica rapa L
.) Sistem Hidroponik, 4(8), 595–601.
Yuniarti, A., Damayani, M., & Nur, D. M. (2019). Efek Pupuk Organik dan Pupuk
N,P,K Terhadap C-Organik, N-Total, C/N, Serapan N, serta Hasil Padi Hitam
19
LAMPIRAN
20
2. Deskripsi Benih Pakcoy
21
3. Penetapan Kadar N dengan Metode Kjeldahl
Peralatan :
1. Labu Kjeldahl 100 ml
2. Labu erlenmeyer 250 ml
3. Labu didih 1000 ml
4. Pemanas destruksi Kjedahl
5. Alat destilasi N-Kjeldahl
6. Ruang asam
7. Buret
Bahan :
1. H2SO4 pekat p.a
2. NaOH 40 % 3. H3BO3 4%
3. Indikator campuran selenium
4. HCl 0,05 N
Cara kerja :
1. Menimbang 500 mg tanah diameter 0,5 mm, masukkan ke dalam labu
Kjeldahl.
2. Menambahkan ± 1 g campuran selen (satu ujung spatula).
3. Menambahkan 5 mL H2SO4 pekat ke dalam labu tersebut, goyangkan
perlahan agar semua tanah tercampur rata dan terbasahi oleh H2SO4.
4. Panaskan pada automatic heating degestor labu di ruang asam, mula-mula
pada skala 3 selama 1 jam lalu skala 7 selama 2 jam hingga larutan jernih,
kemudian didinginkan.
5. Memindahkan sampel ke dalam labu steam destilasi dan bilas hingga
bersih.
6. Labu destilasi diletakan pada alat kjedahl steam destilasi.
7. Menampung pada erlenmeyer yang berisi H3BO3 dengan indikator conway.
8. Menuangkan 20 mL NaOH 40% lalu tutup kran dan biarkan volume pada
erlenmeyer hingga 90 mL kemudian angkat erlenmeyer dan lakukan titrasi
dengan H2SO4 0,005 N hingga berwarna merah muda.
9. Mencatat pemakaian H2SO4 0,05 N.
10. Mengitung % N
Perhitungan :
% 𝑁 − 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = [Vc − Vb] x NH2SO4 x 14 x 100 x FKA
bobot contoh [mg]
Sumber: Petunjuk Teknis Analisis Kimia Tanah, Tanaman, Air dan Pupuk (2009)
22