Anda di halaman 1dari 3

Nama : Shinta Nurrizqi Indrayani

NPM : 150510180168
Teknologi Penanganan Panen dan Pasca Panen – E
Kematangan Buah Pisang Berdasarkan Perlakuan

GRAFIK
5
4.5
4
3.5
3
Axis Title 2.5
2
1.5
1
0.5
0
2 HSP 4 HSP 6 HSP 8 HSP 10 HSP 12 HSP 14 HSP
Axis Title
PEMBAHASAN

Perlakuan A (kontrol)

Pada 2 HSP pisang masih berwarna hijau dan bertekstur keras. Selanjutnya, pada 4
HSP pisang sudah berwarna kuning kehijauan dan bertekstur agak keras, lalu pada 6 HSP
warna pisang sudah kuning merata dan bertekstur kenyal. Pada 8 HSP pisang berwarna
kuning bintik merata dan tekstur sudah mulai agak lembek, hal ini terjadi pula pada 10 HSP.
Selanjutnya, pada 12 HSP pisang berwarna kuning tua bintik coklat dan teksturnya menjadi
lembek, demikian pula pada 14 HSP.

Perlakuan B (+etilen cair)

Pada 2 HSP pisang sudah mulai berwarna kuning kehijauan dan bertekstr agak keras.
Pada 4 HSP warna kuning pada pisang sudah merata dan tekstur menjadi kenyal, lalu pada 6
HSP warna pisang kuning bintik merata dan tekstur sudah mulai agak lembek. Selanjutnya,
pada 8 HSP pisang menjadi warna kuning tua bintik coklat dan memiliki tekstur yang
lembek, hal ini terjadi seterusnya pada 8 HSP, 10 HSP, 12 HSP dan 14 HSP.

Perlakuan C (pendinginan)

Berdasarkan pada data, 2 HSP – 6 HSP pisang masih tetap berwarna hijau dan tekstur
masih tetap keras. Pada 8 HSP – 14 HSP warna pisang menjad kuning kehijauan dan
memiliki tekstur yang agak keras.

Perlakuan D (+jeruk matang)

Pada 2 HSP – 4 HSP pisang masih tetap berwarna hijau dan teksturnya masih keras,
lalu pada 6 HSP – 8 HSP warna pisang menjadi kuning kehijauan dan teksturnya agak
lembek. Pada 10 HSP – 12 HSP warna pisang sudah kuning merata dan teksturnya kenyal,
dan pada 14 HSP pisang menjadi kuning bintik merata dan teksturnya sudah agak lembek.

Perlakuan E (+pisang matang)

Pada 2 HSP – 4 HSP warna pisang masih tetap hijau dan teksturnya masih tetap keras.
Pada 6 HSP pisang sudah mulai kuning kehijauan dan tekstur sudah mulai agak keras.
Selanjutnya, pada 8 HSP pisang menjadi warna kuning merata dan memiliki tekstur yang
kenyal, lalu pada 10 HSP pisang menjadi warna kuning bintik merata dan memiliki tekstur
yang sudah mulai agak lembek. Pada 12 HSP – 14 HSP
Perlakuan F (dilukai)

Pada 2 HSP warna pisang masih tetap hijau dan tekstur masih tetap keras. Pada 4 HSP
warna pisang sudah mulai kuning kehijauan dan tekstur sudah mulai agak keras. Selanjutnya,
pada 6 HSP – 8 HSP pisang berwarna kuning merata dan memiliki tekstur yang kenyal. Lalu,
pada 10 HSP pisang menjadi warna kuning bintik merata dan memiliki tekstur yang agak
lembek. Pada 12 HSP – 14 HSP warna pisang menjadi kuning tua merata dan memiliki
tekstur yang lembek.

Perlakuan G (+KmnO4)

Pada 2 HSP – 6 HSP warna pisang masih tetap hijau dan teksturnya masih keras. Pada
8 HSP – 10 HSP warna pisang menjadi kuning kehijauan dan tekstur menjadi agak kenyal.
Lalu, 12 HSP – 14 HSP warna pisang menjadi kuning merata dan memiliki tekstur yang
kenyal.

Perlakuan H (+1-MCP)

Pada 2 HSP – 10 HSP warna pisang masih tetap hijau dan tekstur masih tetap keras.
Lalu pada 12 HSP – 14 HSP pisang menjadi warna kuning kehijauan dan teksturnya menjadi
agak keras.

Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diambil dari pembahasan di atas, untuk waktu matang pisang yang
lama terjadi pada pisang dengan perlakuan 1-MCP, 1-MCP merupakan etilen inhibitor yang
dapat menghambat proses pengikatan etilen terhadap reseptornya, sehingga etilen tidak
memberikan respons terhadap tanaman. Karena itulah perlakuan pisang dengan perlakuan
pemberian 1-MCP mengalami pematangan paling lama dibandingkan dengan yang lainnya.

Anda mungkin juga menyukai