Anda di halaman 1dari 82

LAPORAN HASIL PENELITIAN

ANALISIS KANDUNGAN LOGAM TIMBAL (Pb) PADA


KUBIS DI PASAR KOTA PALU DAN PEMANFAATANNYA
SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN

Oleh
WAHYU ABDI ILAHI
A22116071

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TADULAKO
TAHUN 2021
PENGESAHAN

ANALISIS KANDUNGAN LOGAM TIMBAL (Pb) PADA KUBIS DI


PASAR KOTA PALU DAN PEMANFAATANNYA SEBAGAI MEDIA
PEMBELAJARAN

OLEH
Wahyu Abdi Ilahi
A 221 16 071

Siap diseminarkan di hadapan dewan penguji

Dr. Lilies, M.P.


Nip. 19670113 199203 2 001

Mengetahui,

Dr. Mursito S. Bialangi, M.Pd


Nip. 19651123 199203 1 003

ii
ABSTRAK

Wahyu Abdi Ilahi, 2021. “Analisis Kandungan Logam Tibal (Pb) pada Kubis di
Pasar Kota Palu dan Pemanfaatannya sebagai Media Pembelajaran”. Skripsi,
Program Studi Pendidikan Biologi, Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas
Tadulako, Palu. Pembimbing: Lilies.
Kubis Krop (Brassica oleracea L. var capitata) adalah salah satu sayuran
yang sangat banyak diproduksi dan diminati kalangan masyarakat. Sayuran ini
bisa didapatkan di pasar-pasar tradisional maupun pasar modern. Kubis juga
merupakan sayuran yang memiliki nilai gizi yang sangat penting dalam kebutuhan
tubuh kita. Namun banyak jenis sayuran yang tidak terjamin keamanannya karena
diduga telah terkontaminasi logam berat seperti timbal (Pb). Penelitian ini
bertujuan untuk mendeskripsikan kadar logam timbal (Pb) yang terdapat pada
kubis dan pemanfaatannya sebagai media pembelajaran berupa poster. Penentuan
kadar logam timbal (Pb) dilakukan dengan metode spektrofotometri serapan atom.
Hasil penelitian menunjukkan kadar logam timbal (Pb) pada kubis krop di Pasar
Inpres sebesar 0,09095 ppm, di Pasar Lasoani 0,0909 ppm, dan 0,1818 ppm untuk
di Pasar Masomba. Hasil penelitian dinyatakan layak dimanfaatkan sebagai media
pembelajaran berupa poster dengan persentase rata-rata kelayakan 77,83%.

Kata kunci: Kubis, timbal, pasar, media pembelajaran.

iii
UCAPAN TERIMA KASIH

Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT berkat rahmat dan

hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Analisis

Kandungan Logam Tibal (Pb) pada Kubis di Pasar Kota Palu dan Pemanfaatannya

sebagai Media Pembelajaran”. Tidak lupa pula penulis haturkan Shalawat serta

salam kepada junjungan Nabi besar Muhammad SAW., keluarga, sahabat serta

para pengikutnya yang senantiasa istiqomah di jalannya.

Penyusunan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi persyaratan dalam

memperoleh gelar sarjana strata satu (S1) pada Program Studi Pendidikan Biologi

Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan

dan Ilmu Pendidikan, Universitas Tadulako. Penulis persembahkan skripsi ini

dengan hormat, bangga dan rasa haru sebagai wujud rasa syukur dan terima kasih

yang sebesar-besarnya kepada orang ayahanda tercinta Amran dan ibunda

Hamsiah yang penuh keikhlasan dan kesabaran dalam membesarkan, merawat,

mendidik serta tidak henti-hentinya memberikan kasih sayang, bimbingan, nasihat

dan doa yang tulus menyertai penulis hingga akhir penyelesaian studi. Semoga

Allah SWT selalu menjaga dan melindungi serta merahmati mereka dalam setiap

keadaan dan tindakan.

Selesainya skripsi ini tidak terlepas dari dukungan berbagai pihak, rasa

terima kasih yang sedalam-dalamnya dan penghargaan yang setinggi-tingginya

kepada Dr. Lilies, M.P sebagai dosen pembimbing yang telah meluangkan waktu

dan tenaga membimbing penulis dari penyusunan proposal, penelitian sampai

iv
v

dengan penyelesaian skripsi ini, tidak lupa pula ucapan terima kasih kepada Dr. I

Made Budiarsa, M.Si selaku dosen pembahas I dan Isnainar, S.P., M.Si selaku

dosen pembahas 2 yang telah memberi masukan terhadap penyelesaian skripsi.

Semoga Allah SWT selalu menjaga, melindungi dan membalas kebaikan mereka.

Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada:

1. Prof. Dr. Ir. H. Mahfudz, M. P Rektor Universitas Tadulako Palu yang telah

memberikan kesempatan dan peluang dalam menuntut ilmu pengetahuan di

Universitas Tadulako.

2. Dr. Ir. Amirudidin Kade, S.Pd., M.Si Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Tadulako yang telah banyak membantu dalam

penyelesaian administrasi selama penyelesaian studi.

3. Dr. Iskandar, M.Hum., Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan yang telah

banyak membantu dalam penyelesaian administrasi selama penyelesaian

studi.

4. Dr. Jusman, S.Pd, M.Si, Wakil Dekan Bidang Umum dan Keuangan yang

telah membantu dalam penyelesaian administrasi selama penyelesaian studi

5. Purnama Ningsih, S.Pd., M.Si., Ph.D Ketua Jurusan Pendidikan MIPA FKIP

Universitas Tadulako yang telah banyak membantu dalam penyelesaian

administrasi selama penyelesaian studi.

6. Dr. Mursito S. Bialangi, M.Pd Koordinator Program Studi Pendidikan

Biologi FKIP Universitas Tadulako yang senantiasa memberikan motivasi

dan bimbingan dari awal hingga penyelesaian studi.


vi

7. Dosen Program Studi Pendidikan Biologi FKIP Universitas Tadulako yang

telah banyak membekali ilmu pengetahuan kepada penulis selama

perkuliahan.

8. Tim Ahli validasi media pembelajaran Dr. I Made Budiarsa, M.Si, Dr.

Achmad Ramadhan, M.kes, dan Drs. Bustamin, M.Si.

9. Staf Laboratorium Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Ibu Dra.

Hamidah dan Dra. Lussy Mohune yang selalu memberikan motivasi, saran

serta nasihat kepada penulis.

10. Staf Program Studi Pendidikan Biologi dan Fakultas FKIP yang membantu

Administrasi selama proses penyelesaian studi.

11. Laboran Laboratorium Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan

Alam, Ahmad Fauzan Tambuak S.Si dan Dewi Indriany, S.Si yang membantu

dalam penelitian serta membantu menganalisis.

12. Teman-teman mahasiswa pendidikan biologi angkatan 2016 terutama kelas B

“Biologi Bacot” yang memberikan motivasi dan saran.

13. Teristimewa kepada Dandi Rustiadi dan Baharuddin S. Karim yang sudah

banyak membantu memberi saran dalam pembuatan skrispsi ini.

Akhirnya, semoga mendapat balasan dan limpahan rahmat dari Allah SWT

dan skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua, terutama bagi perkembangan

dunia pendidikan.

Palu, April 2021

Penulis
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN SAMPUL i

PENGESAHAN ii

ABSTRAK iii

UCAPAN TERIMA KASIH iv

DAFTAR ISI vii

DAFTAR TABEL x

DAFTAR GAMBAR xi

DAFTAR LAMPIRAN xii

BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah 7
1.3 Tujuan Penelitian 7
1.4 Manfaat Penelitian 7
1.5 Batasan Istilah 8

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN


2.1 Penelitian yang Relevan 10
2.2 Kajian Pustaka 13
2.2.1 Logam Timbal 13
2.2.2 Sejarah Tanaman Kubis 15
2.2.3 Klasifikasi dan Morfologi Kubis 16
2.2.4 Kandungan Gizi Pada Kubis 18
2.2.5 Metode Spektrometri Serapan Atom (SSA) 18
2.2.6 Poster Sebagai Media Pembelajaran 19
2.3 Kerangka Pemikiran 22

vii
viii

BAB 3 METODE PENELITIAN


3.1 Jenis Penelitian 24
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian 24
3.3 Variabel Penelitian 24
3.4 Jenis dan Sumber Data
3.4.1 Data Primer 25
3.4.2 Data Sekunder 25
3.5 Alat dan Bahan
3.5.1 Alat 25
3.5.2 Bahan 25
3.6 Prosedur Penelitian
3.6.1 Pembuatan Larutan Induk Pb 1000 ppm 26
3.6.2 Pembuatan Larutan Baku Pb 100 ppm 26
3.6.3 Pembuatan Deret Larutan Standar 26
3.6.4 Tahap Persiapan Sampel 26
3.6.5 Tahap Destruksi Sampel 27
3.6.6 Penentuan Kadar Logam Pb Dalam Sampel 27
3.7 Teknik Analisis Data 27
3.8 Pembuatan Media Pembelajaran 28
3.9 Validasi Poster 29

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1 Hasil Penelitian
4.1.1 Analisis Logam Timbal (Pb) pada Kubis 31
4.1.2 Hasil Penilaian Kelayakan Media Pembelajaran dalam Bentuk
Poster oleh Tim Ahli 32
4.1.3 Hasil Penilaian Kelayakan Media Pembelajaran oleh
Kelompok Mahasiswa 35
4.2 Pembahasan
4.2.1 Kandungan Logam Timbal pada Kubis 38
4.2.2 Pemanfaatan Hasil Penelitian sebagai Media Pembelajaran
dalam Bentuk Poster 41
ix

BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan 44
5.2 Saran 44
DAFTAR PUSTAKA 45
DAFTAR TABEL

Tabel Halaman
3.1 Aturan Pemberian Skor 29
3.2 Kategori persentase kelayakan media pembelajaran 30
4.1 Hasil analisis logam timbal 31
4.2 Persentase Kelayakan oleh Ahli Media 32

4.3 Persentase Kelayakan oleh Ahli Desain 34


4.3 Persentase Kelayakan oleh Ahli Isi 34
4.5 Persentase Kelayakan oleh Mahasiswa 36

4.6 Persentase Kelayakan Media Pembelajaran 37

x
DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman
2.1 Kubis krop 16
2.2 Bagan alir kerja spektroskopi serapan atom 19
2.3 Kerangka pemikiran penelitian 23
4.1 Kurva Standar Pb 31

xi
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman
1. Prosedur Kerja Penelitian 48
2. Data Perhitungan Persamaan Regresi Linear Pb dan Penentuan Kadar Pb 50
3. SK Dosen Pembimbing 55
4. Surat Izin Penelitian 57
5. Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian 58
6. Media Pembelajaran (Poster) 59
7. Lembar Validasi oleh Ahli Media 60
8. Lembar Validasi oleh Ahli Desain 61
9. Lembar Validasi oleh Ahli Isi 62
10. Lembar Validasi oleh Kelompok Mahasiswa 63
11. Analisa Data Penilaian Poster oleh Mahasiswa 65
12. Keaslian Tulisan 69
13. Riwayat Hidup 70

xii
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pangan adalah segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati dan air,

baik yang diolah maupun tidak diolah yang diperuntukkan bagi konsumsi

manusia, termasuk bahan tambahan pangan, bahan baku pangan dan bahan lain

yang digunakan dalam proses penyiapan, pengolahan dan/atau pembuatan

makanan dan minuman (Kemenkes RI.41, 2014).

Banyak orang belum dapat membedakan antara buah dan sayuran. Menurut

Kamus Besar Bahasa Indonesia Daring (2020), buah merupakan bagian tumbuhan

yang berasal dari bunga atau putih dan biasanya berbiji, sedangkan sayur

merupakan daun-daunan, tumbuh-tumbuhan, polong atau bijian, dan sebagainya

yang dapat dimasak. Sayuran dan buah-buahan memiliki manfaat bagi tubuh

antara lain sebagai sumber vitamin dan serat, dan yang penting adalah menopang

kehidupan manusia untuk menjaga agar tubuh tetap sehat. Sayuran sehat adalah

sayuran yang bebas dari zat pencemar maupun mikroba yang membahayakan

kesehatan. Ketidaktahuan tentang manfaat dari sayur-sayuran juga sangat

memengaruhi tingkat konsumsi sayur di suatu wilayah. Pola dan perilaku

konsumsi sayur-sayuran dan buah-buahan di masyarakat, juga sangat dipengaruhi

pengetahuan dan pemahaman tentang manfaat dari mengonsumsi sayur-sayuran

dan buah-buahan tersebut serta akibat negatif dari kurangnya atau tidak

mengonsumsinya. Sayuran juga memiliki banyak manfaat untuk tubuh seperti

1
2

mencegah dan mengurangi stres berlebih, memperlancar buang air besar,

mencegah penyakit jantung dan kanker, sumber energi tubuh, mencegah kelahiran

bayi cacat, membersihkan racun dalam tubuh (Detoksifikasi), menjaga kesehatan

mata, membuat kulit sehat, mempertahankan badan seimbang, memperkuat

tulang, dan sebagai menu makanan sehat (Kemenkes RI, 2018).

Indonesia merupakan negara agraris yang kaya akan hasil bumi. Kubis

merupakan salah satu hasil bumi Indonesia yang jumlahnya sangat berlimpah.

Namun daun kubis tersebut bersifat mudah layu dan cepat membusuk (Suryani,

2004). Kubis dikenal juga dengan nama kol. Dalam istilah asing disebut sebagai

cabbage, red cabbage (kol merah), dan white cabbage (kol putih). Tanaman ini

memiliki nama latin Brassica oleraceae dan termasuk dalam keluarga Cruciferae

atau Brassicaceae (Winarto & Tim Lentera, 2004). Kubis merupakan tanaman

musiman yang artinya tanaman ini memiliki sumber vitamin, garam mineral dan

lain-lain yang dikonsumsi dari bagian tanaman yang berupa daun, bunga, buah

dan umbinya, yang berumur kurang dari satu tahun dan pemanenannya

sekaligus/habis/dibongkar (Badan Pusat Statistik, 2020). Tanaman ini memiliki

ciri-ciri daun berbentuk bulat, oval, sampai lonjong, membentuk roset akar yang

besar dan tebal. Warna daun bermacam-macam, antara lain putih (forma alba),

hijau, dan merah keunguan (forma rubra). Pertumbuhan daun akan berhenti

dengan terbentuknya krop atau telur (kepala). Selanjutnya, krop akan pecah dan

keluar malai bunga yang bertangkai panjang, bercabang-cabang, berdaun kecil,

bermahkota tegak, dan berwarna kuning. Buah polong berbentuk silindris,

panjang 5-10 cm, dan bebiji banyak. Biji berdiameter 2-4 mm dan berwarna
3

cokelat kelabu (Agromedia, 2008). Sayuran kubis banyak ditanam di Indonesia

dan jumlah produksinya melimpah. Menurut Badan Pusat Statistik (2019)

produksi kubis di Indonesia mencapai 1.413.060,00 ton sedangkan Provinsi

Sulawesi Tengah mencapai 13.064,00 ton. Sayuran sudah menjadi bahan pangan

yang sangat diminati oleh masyarakat Indonesia tentunya dengan data yang sudah

ada. Kubis adalah salah satu sayuran yang paling banyak diproduksi mengingat

kubis berada di urutan ke tiga dalam hal produksinya. Sejalan dengan Hermina

dan Prihatini (2016) dengan hasil analisisnya menunjukkan bahwa hampir semua

penduduk Indonesia mengonsumsi sayur (94,8%) namun hanya sedikit yang

mengonsumsi buah (33,2%). Rerata konsumsi sayur penduduk 70,0

gram/orang/hari dan konsumsi buah 38,8 /gram/orang/hari. Total konsumsi sayur

dan buah penduduk 108,8 gram/orang/hari. Bila dibandingkan dengan kecukupan

yang dianjurkan menurut pedoman gizi seimbang, konsumsi sayur dan buah

tersebut masih rendah. Sebanyak 97,1% penduduk kurang mengonsumsi sayur

dan buah. Bila dilihat dari kelompok umur, remaja adalah kelompok umur

tertinggi yang kurang mengonsumsi sayur dan buah (98,4%).

Kubis atau kol (Brassica oleracea L. var. capitata) merupakan sayuran yang

banyak dikonsumsi oleh masyarakat, baik di negara tropis maupun subtropis

(Dalimartha, 2006). Kubis termasuk salah satu sayuran daun yang digemari oleh

hampir setiap orang. Cita rasanya enak dan lezat, juga mengandung gizi cukup

tinggi serta komposisinya lengkap, baik vitamin maupun mineral. Menurut Ramli

(2010), sentra pertanaman kubis di daerah Sulawesi Tengah umumnya berada

pada daerah ketinggian antara 500 – 1.200 meter di atas permukaan laut (mdpl).
4

Kendaraan bermotor merupakan alat transportasi yang saat ini tidak dapat

dipisahkan dari kehidupan manusia karena mampu mempermudah kegiatan

sehari-hari terutama di area perkotaan. Seiring dengan laju pertambahan

kendaraan bermotor, maka konsumsi bahan bakar juga akan mengalami

peningkatan dan berujung pada bertambahnya jumlah pencemar yang dilepaskan

ke udara. Kasus keracunan logam berat yang berasal dari bahan pangan semakin

meningkat. Saat ini produk pangan mentah maupun matang banyak terpapar

logam berat dalam jumlah dan tingkat yang cukup mengkhawatirkan, terutama

pada daerah yang tingkat polusi oleh asap buangan kendaraan bermotor telah

mencapai tingkat yang sangat tinggi serta penggunaan pestisida yang berlebihan

pada sayur dan buah. Sayur-sayuran yang ditanam di pinggir jalan raya memiliki

risiko terpapar logam berat yang cukup tinggi seperti timbal (Pb), tembaga (Cu),

merkuri (Hg), kadmium (Cd), dan seng (Zn) pada semua bagian tanaman yaitu

akar, batang, daun dan buah (Widaningrum, dkk. 2007).

Timbal atau dalam keseharian lebih dikenal dengan nama timah hitam.

dalam bahasa ilmiahnya dinamakan plumbum, dan logam ini disimbolkan dengan

Pb. Logam ini termasuk ke dalam kelompok logam-logam golongan IV-A pada

tabel periodik unsur kimia, mempunyai nomor atom (NA) 82 dengan bobot atau

berat atom (BA) 207,2.

Timbal (Pb) sebagian besar diakumulasi oleh organ tanaman, yaitu daun,

batang, akar dan atau umbi. Tanaman dapat menyerap logam berat dalam bentuk

kation pada saat kondisi kesuburan dan kandungan bahan organik tanah rendah

(Nopriani, 2011).
5

Fitrianah, dkk. (2017) menyatakan bahwa perkembangan kendaraan

bermotor sangat memudahkan manusia dalam melaksanakan suatu pekerjaan,

namun di sisi lain pemakaian kendaraan bermotor yang digunakan sebagai moda

transportasi dapat menimbulkan dampak buruk terhadap lingkungan. Sebagian

besar kendaraan bermotor itu menghasilkan emisi gas buang yang buruk, baik

akibat perawatan yang kurang memadai ataupun dari penggunaan bahan bakar

dengan kualitas kurang baik. Pemakaian kendaraan bermotor yang menggunakan

bahan bakar fosil, memiliki peran yang cukup besar dalam pencemaran

lingkungan. Menurut Widowati (2008), sumber utama pencemaran Pb berasal dari

emisi gas buangan kendaraan bermotor yang menempati 90% dari total emisi Pb

di atmosfer. Sekitar 10% Pb mengendap langsung di tanah dalam jarak 100 meter

dari jalan; 45% mengendap dalam jarak 20 km; 10% mengendap dalam jarak 20-

200 km; dan 35% terbawa ke atmosfer. Badan Pengawas Obat dan Makanan tahun

2018, batas maksimum cemaran logam berat timbal (Pb) dalam pangan kategori

buah dan sayur yaitu 0,2 mg/k. Kadar timbal yang melebihi ambang batas yang

sudah ditetapkan dinyatakan tidak layak untuk dikonsumsi karena berbahaya

untuk kesehatan.

Plumbum (Pb) adalah logam yang mendapat perhatian karena bersifat toksik

terhadap manusia. Plumbum digunakan sebagai campuran bahan bakar bensin,

fungsinya selain meningkatkan daya pelumasan, meningkatkan efisiensi

pembakaran juga sebagai bahan aditif anti ketuk (anti-knock) pada bahan bakar

yaitu untuk mengurangi hentakan akibat kerja mesin sehingga dapat menurunkan

kebisingan suara ketika terjadi pembakaran pada mesin-mesin kendaraan


6

bermotor. Ketika bensin yang mengandung plumbum dibakar, partikel-partikel

halus plumbum akan diemisikan dan tetap berada di udara beberapa minggu

sebelum akhirnya mengendap. Partikel halus plumbum tersebut dapat langsung

dihirup ke bagian paling dalam paru-paru, diserap ke dalam darah dengan efisiensi

hampir 100%. Plumbum yang dikeluarkan kendaraan bermotor bermasa tinggal di

udara 4-40 hari. Masa tinggal yang cukup lama ini menyebabkan partikel

plumbum dapat disebar oleh angin hingga 100-1000 km dari sumbernya (Palar,

2008).

Logam Pb yang terkandung dalam bensin ini sangatlah berbahaya, sebab

pembakaran bensin akan mengemisikan 0,09 gram timbal tiap 1 km. Bila di

Jakarta, setiap harinya 1 juta unit kendaraan bermotor yang bergerak sejauh 15 km

akan mengemisikan 1,35 ton Pb/hari. Efek yang ditimbulkan tidak main-main.

Salah satunya yaitu kemunduran IQ dan kerusakan otak yang ditimbulkan dari

emisi timbal ini. Pada orang dewasa umumnya ciri -ciri keracunan timbal adalah

pusing, kehilangan selera, sakit kepala, anemia, sukar tidur, lemah dan keguguran

kandungan. Selain itu timbal berbahaya karena dapat mengakibatkan perubahan

bentuk dan ukuran sel darah merah yang mengakibatkan tekanan darah tinggi

(Gusnita, 2012).

Sejauh ini informasi mengenai bahaya logam timbal (Pb) pada sayuran

khususnya kubis di Pasar Kota Palu masih sangat kurang, oleh karena itu peneliti

tertarik untuk menelitinya. Hasil penelitian ini akan dimanfaatkan sebagai media

pembelajaran dalam bentuk poster dengan harapan akan mempermudah

pemahaman siswa dan sebagai sumber informasi bagi masyarakat.


7

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, maka

rumusan masalah dalam penelitian ini antara lain sebagai berikut:

1) Bagaimana kadar timbal (Pb) yang terdapat pada kubis di Pasar Kota Palu ?

2) Apakah penelitian yang dihasilkan layak digunakan sebagai media

pembelajar dalam bentuk poster ?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini antara lain sebagai berikut:

1) Untuk mendeskripsikan kadar timbal (Pb) yang terdapat pada kubis di Pasar

Kota Palu.

2) Untuk menghasilkan media pembelajaran dalam bentuk poster.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Teoritis

Manfaat penelitian ini secara teoritis antara lain sebagai berikut:

1) Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai bahan informasi

ilmiah mengenai kadar timbal (Pb) pada kubis di pasar Kota Palu.

2) Sebagai bahan pembanding dan sumber acuan untuk peneliti selanjutnya yang

akan mengadakan penelitian pada bidang gizi dan teknologi makanan.

1.4.2 Manfaat Praktis

Manfaat penelitian ini secara praktis antara lain sebagai berikut:

1) Menambah wawasan keilmuan serta memperoleh pengalaman dalam proses

penelitian laboratorium bagi peneliti.


8

2) Hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai media pembelajaran dalam

bentuk poster.

1.5 Batasan Istilah

Untuk dapat mempermudah memahami pengertian dan permasalahan yang

akan dibahas, maka istilah yang tercantum dalam judul penelitian diperlukan

penjelasan mengenai definisi istilah dan batasan-batasannya. Adapun batasan

istilah dalam penelitian ini, antara lain sebagai berikut:

1) Analisis adalah suatu proses kerja dari rentetan tahapan pekerjaan sebelum

riset didokumentasikan melalui tahapan penulisan laporan. Dalam hal ini

diartikan sebagai kegiatan untuk menentukan komposisi bahan atau zat.

2) Pasar merupakan tempat bertemunya penjual dan pembeli yang akan

melakukan kegiatan transaksi jual beli barang maupun jasa. Pasar Inpres,

Pasar Masomba, dan Pasar Lasoani merupakan beberapa di antara Pasar yang

ada di Kota Palu.

3) Timbal adalah unsur kimia dengan lambang Pb dan nomor atom 82. Unsur ini

merupakan logam berat dengan massa jenis yang lebih tinggi daripada banyak

bahan yang ditemui sehari-hari.

4) Kubis yang digunakan adalah jenis Brassica oleracea var. capitata.

5) Media pembelajaran adalah alat-alat bantu yang digunakan untuk menunjang

pelaksanaan proses belajar mengajar, seperti media cetak, media audio, dan

lain sebagainya.
9

6) Poster adalah salah satu media cetak yang sajiannya memiliki kombinasi

visual, dengan warna dan pesan yang bertujuan menarik perhatian serta

mengomunikasikan pesan secara singkat.


BAB 2

KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

2.1 Penelitian Yang Relevan

Aurina, dkk. (2017) melakukan penelitian yang berjudul “Identifikasi Kadar

Timbal (Pb) pada Buah Apel (Malus pumila) yang Dijual di Pasar Tradisional se-

Kota Kendari Tahun 2016”. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan

metode Spektrofotometri Serapan Atom (SSA) dan pengambilan data secara total

sampling. Kandungan/kadar logam timbal (Pb) pada buah apel fuji (Malus

pumila) yang dijual di Pasar Tradisional se-Kota Kendari antara lain Pasar Kota,

Pasar Mandonga, Pasar Peddys, Pasar buah, Pasar Baruga, Pasar wua-wua, dan

Pasar Anduonohu terdapat kadar timbal dengan jumlah sampel sebanyak 44 buah

dengan konsentrasi rata-rata adalah 0,0078 mg/kg dan konsentrasi tertinggi adalah

0,0652 mg/kg.

Pasaribu, dkk. (2017) melakukan penelitian yang berjudul "Kandungan

Logam Berat Pb pada Kol dan Tomat di Beberapa Kecamatan Kabupaten Karo”

menggunakan metode survei untuk pengambilan sampel dan perlakuan pada

penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) Faktorial dengan

3 faktor perlakuan yaitu 2 jenis tanaman, 2 jarak dari jalan raya dan 2 perlakuan

pencucian. Rata-rata kadar logam berat pada tanaman kol pada jarak 5 m dari

jalan raya tanpa pencucian adalah 6,19 ppm dan pada jarak 10 m 4,79 ppm lebih

tinggi dibandingkan dengan tanaman tomat pada jarak 5 m tanpa pencucian yaitu

4,01 ppm dan pada jarak 10 m dari jalan raya adalah 3,10 ppm. Hasil penelitian

10
11

menunjukkan bahwa jenis tanaman, jarak dari jalan raya dan pencucian

berpengaruh terhadap kadar Pb. Kadar Pb daun kol pada jarak 5 m dan 10 m tanpa

pencucian masing-masing 6,19 ppm dan 4,79 ppm dan dengan pencucian 4,48

ppm dan 3,86 ppm. Sedangkan kadar Pb pada buah tomat pada jarak 5 m dan 10

m tanpa pencucian 4,01 ppm dan 3,10 ppm dan dengan pencucian 3,08 ppm dan

2,26 ppm.

Khaira (2017) dengan judul “Analisis Kandungan Logam Berat Timbal (Pb)

Pada Cabai Merah (Capsicum Annuum L.) yang Beredar di Pasar Batusangkar”.

Analisis kandungan timbal pada cabai dilakukan dengan menggunakan

Spektrofotometer Serapan Atom (SSA). Lima sampel cabai yang telah dianalisis,

satu sampel cabai tidak memenuhi kriteria aman sesuai manajemen mutu pangan.

Sedangkan empat sampel cabai lainnya berada dalam kriteria aman karena kadar

timbalnya kurang dari 0,5 mg/kg.

Wicaksana, dkk. (2018) melakukan penelitian yang berjudul “Identifikasi

Kandungan Logam Timbal (Pb) pada Buah Nangka (Artocarpus heterophyllus) di

Media Jalan Kota Bandar Lampung”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

jumlah timbal yang terkandung dalam buah nangka (Artocarpus heterophyllus) di

jalan median Kota Bandar Lampung. Objek penelitian adalah buah nangka pada

jalan median Kota Bandar Lampung yang diambil dari 7 jalan lokasi penelitian.

Sebanyak 30 sampel buah nangka diambil dan dianalisis. Alat yang digunakan

perlengkapan alat tulis, kamera, komputer, gunting ranting, pitameter, haga

altimeter, meteran, seperangkat instrumen Spektro Serapan Atom (SSA) dan

software Minitab 16. Kandungan timbal buah nangka pada median jalan Kota
12

Bandar Lampung memiliki variasi yang beragam antara 0,46 - 1,94 ppm (mg/kg)

namun berdasarkan rataan yang didapat kandungan timbal pada buah nangka di

median jalan Kota Bandar Lampung tergolong tinggi dan melampaui batasan

konsumsi buah, dengan rata-rata kandungan timbal pada buah nangka yaitu 1,05

ppm (mg/kg).

Gebeyehu dan Bayissa (2020), degan judul “Kadar logam berat dalam tanah

dan sayuran dan risiko kesehatan terkait di daerah Mojo, Ethiopia”. Kantong

polietilen yang dibersihkan dan disterilkan dengan benar telah digunakan untuk

pengumpulan sampel tanah dan sayuran. PH-EC-TDS Meter berbasis

AMicroprocessor (Model: 1615, ESICO) digunakan untuk menentukan pH dan

konduktivitas tanah. Microwave AMilestone (Model: STRAT D134348, EVISA)

digunakan untuk mencerna sampel air, sayuran dan tanah, sedangkan Drying

Oven (Model: DHG-9123A) digunakan untuk mengeringkan sampel tanah dan

sayuran. Timbangan analitik (Model E11140, Swiss) digunakan untuk menimbang

sampel yang diproses, dan silinder ukur, pipet, dan mikropipet (Merck KGaA,

Darmstadt, Jerman) digunakan untuk mengukur berbagai volume larutan sampel,

reagen asam, dan larutan standar logam. Sampel yang tercerna disaring dengan

kertas saring Whatman No. 42 dan proses destruksi dilakukan di lemari asam

laboratorium. Hasil penelitian kami menunjukkan bahwa kadar As, Pb, Cd, Cu,

Hg dan Co ditemukan melebihi nilai yang direkomendasikan di tanah pertanian.

Demikian pula, As, Pb, Cd, Cr dan Hg ditemukan di tempat yang jauh lebih tinggi

konsentrasi pada sampel tomat dan kubis dianalisis. Perkiraan asupan harian

logam beracun karena konsumsi kubis dan tomat ditemukan cukup di bawah
13

asupan harian maksimum yang dapat ditoleransi yang diusulkan setiap logam.

Namun, dari segi implikasi kesehatan manusia, diketahui bahwa THQ-nya sangat

berat logam akibat konsumsi tomat> 1 untuk As (2.019) dan Hg (3.588).

Demikian juga, THQ juga> 1 untuk As (5.994), Hg (4.425) dan Co (1.946) karena

konsumsi kubis. TDHQ untuk logam berat karena konsumsi kubis dan tomat> 1

untuk As (8.014), Pb (1.003), Hg (8.014) dan Co (2.605) menunjukkan sekitar

72% dari TDHQ dicatat oleh As dan Hg. Efek non-karsinogenik gabungan dari

beberapa logam sebagai diperkirakan oleh HI ditemukan melebihi 1 karena

konsumsi setiap tomat.

2.2 Kajian Pustaka

2.2.1 Logam Timbal

Timbal atau dalam keseharian lebih dikenal dengan nama timah hitam.

Dalam bahasa ilmiahnya dinamakan plumbum dan logam ini disimbolkan dengan

Pb. Logam ini termasuk ke dalam kelompok logam-logam golongan IV-A pada

tabel periodik unsur kimia. Mempunyai nomor atom (NA) 82 dengan bobot atau

berat atom (BA) 207,2.

Timbal (Pb) adalah unsur logam mikro nonesensial dan merupakan logam

yang berbahaya, karena dalam jumlah yang relatif kecil dapat mengakibatkan

kematian. Karena sifat logam yang akumulatif, maka logam berbahaya tersebut

tertimbun dalam jumlah yang besar sehingga akan mengakibatkan terpaparnya

makhluk hidup oleh logam dalam lingkungan yang tercemar. Timbal mudah larut

dalam air yang bersifat asam terutama oleh adanya HNO₃. Air hujan yang bersifat
14

asam dapat meresap dan terakumulasi pada lapisan timbal membentuk Pb (NO₃)₂

dan mengendap pada tanah (Nasir, 2019).

Kosentrasi timbal di udara di daerah perkotaan kemungkinan mencapai 5

sampai 50 kali daripada di daerah-daerah pedesaan. Semakin jauh dari daerah

perkotaan, semakin rendah konsentrasi Pb di udara. Timbal yang mencemari

udara terdapat dalam dua bentuk, yaitu berbentuk gas dan partikel-partikel. Gas

timbal terutama berasal dari pembakaran bahan aditif bensin dari kendaraan

bermotor yang terdiri dari tetraetil Pb dan tetrametil Pb. Partikel-artikel Pb di

udara berasal dari sumber-sumber lain seperti pabrik-pabrik alkil Pb dan Pb-

okside, pembakaran arang dan sebagainya. Polusi Pb yang terbesar berasal dari

pembakaran bensin, di mana dihasilkan berbagai komponen Pb, terutama PbBrCl

dan PbBrCl.2PbO (Fardiaz, 1992).

Logam timbal (Pb) dapat masuk ke tubuh melalui makanan jajanan yang

dijual di pinggir jalan dalam keadaan terbuka. Hal ini akan lebih berbahaya lagi

apabila makanan tersebut dipajangkan dalam waktu yang lama. Timbal (Pb) yang

terdapat dalam asap-asap kendaraan bermotor merupakan salah satu sumber

pencemaran terhadap buah-buahan yang dijual di pinggir jalan (Widowati, 2008).

Logam timbal (Pb) yang terdapat pada asap kendaraan bermotor akan

tersebar di udara dan akan tersebar ke jajanan di pinggir jalan raya maupun di

pusat perbelanjaan seperti makanan siap saji, buah-buahan, sayur-sayuran dan lain

sebagainya. Secara umum, dampak negatif pencemaran timbal (Pb) sangat tinggi

terhadap kelompok masyarakat yang sering dan lama kontak terhadap sumber

pencemaran timbal (Pb) yang disebut sebagai kelompok masyarakat risiko tinggi
15

(high risk) (Kustiningsih, dkk. 2017), salah satunya adalah para konsumen atau

pembeli, karena mereka setiap hari membutuhkan bahan pangan untuk

dikonsumsi yang di jual di pinggir jalan raya maupun pusat perbelanjaan seperti

pasar yang sangat rentan terpapar logam timbal (Pb).

Penyebaran logam Pb dipengaruhi oleh besarnya partikel, keadaan angin

dan cuaca. Partikel besar jatuh berupa debu di jalan, sedangkan renik timbal yang

sangat kecil melayang di udara sebagai aerosol. Aerosol ini sangat berbahaya

karena dapat terhirup langsung ke paru-paru melalui saluran pernafasan di udara.

Oleh karena itu, apabila terjadi pencemaran udara yang mengakibatkan kualitas

udara turun sesuai dengan peruntukannya, berarti pencemaran udara tidak dapat

dikendalikan lagi dan dapat melampaui ambang batas normal. Hal ini akan

berdampak buruk terhadap makhluk hidup seperti gangguan kesehatan,

lingkungannya maupun ekonomi (Winarna, dkk. 2015).

Keracunan akibat kontaminasi logam timbal (Pb) bisa menimbulkan

berbagai macam hal, antara lain memperpendek umur sel darah merah,

menurunkan jumlah sel darah merah dan kadar se-sel darah merah yang masih

muda (retikulosit), serta meningkatkan kandungan besi (Fe) dalam plasma darah

(Widowati, 2008). Penelitian di Amerika, didapatkan bahwa timbal mempunyai

efek akut terhadap tekanan darah dan menimbulkan hipertensi pada keracunan

kronis oleh karena adanya akumulasi timbal di dalam darah pada orang dewasa.

Pemaparan terhadap polusi timbal dalam jangka waktu lama akan meningkatkan

kadar timbal dalam darah yang kemudian menimbulkan hipertensi (Hasan, 2012).
16

2.2.2 Sejarah Tanaman Kubis

Tanaman kubis berasal dari Eropa yang pertama kali ditemukan di Cyprus,

Italia Selatan dan Mediterania. Berbagai jenis kubis telah tumbuh di Mediterania

selama lebih dari 2000 tahun. Mengenai masuknya kubis ke Indonesia masih

belum diketahui tetapi ada yang menyebutkan pada abad XIX, yang varietasnya

berasal dari India (Rukmna, 1994).

2.2.3 Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Kubis

Klasifikasi tanaman kubis menurut Plantamor (2020) seperti yang disajikan

pada gambar Gambar 2.1

Kingdom Plantae
Divisi Magnoliophyta
Kelas Magnoliopsida
Bangsa Capparales
Suku Brassicaceae
Marga Brassica
Spesies Brassica oleracea L. var. capitata. Gambar 2.1 Kubis Krop

Morfologi kubis adalah sebagai berikut. Kubis atau kol sebenarnya

merupakan tanaman semusim atau lebih yang berbentuk perdu. Tanaman kubis

berbentuk perdu berbatang pendek dan beruas-ruas, sebagai bekas tempat duduk

daun. Tanaman ini berakar tunggang dengan akar sampingnya sedikit tetapi

dangkal. Daunnya lebar berbentuk bulat telur dan lunak. Bunganya tersusun

dalam tandan dengan mahkota bunga berwarna kuning spesifik. Buahnya bulat

panjang menyerupai polong. Polong muda berwarna hijau, setelah tua berwarna

kecokelatan dan mudah pecah. Bijinya kecil, berbentuk bulat, dan berwarna
17

kecokelatan. Biji yang banyak tersebut menempel pada dinding bilik tengah

polong (Sunarjono, 2011). Dijelaskan lebih lanjut oleh Pracaya dalam Utama dan

Mulyanto (2009), tanaman kubis berakar tunggang dan serabut, daun kubis tidak

berbulu tapi tertutup lapisan lilin, daun-daun pertama yang tidak membengkok

dapat mencapai panjang + 30 cm, kekerasan telur dari lunak sampai keras

tergantung varietasnya.

Tanaman kubis memiliki jenis cukup banyak. Lima jenis di antaranya sudah

umum dibudidayakan di dunia, yaitu:

1. Kubis krop atau kol, engkol, kubis telur (Brassica oleracea L. var. capitata

L.). Jenis kubis ini memiliki ciri-ciri daun-daunnya dapat saling menutup

satu sama lain membentuk krop (telur).

2. Kubis daun atau kubis stek (Brassica oleracea L. var. acephala L.). jenis

kubis ini ditandai dengan daun-daunnya tidak dapat membentuk krop,

sehingga dikenal dengan nama kubis “kale”.

3. Kubis umbi atau populer disebut “kohlrabi” (Brassica oleracea L. var.

gongylodes L.). Jenis kubis ini memiliki ciri pada pangkal batangnya dapat

membentuk umbi yang bulat sampai bundar. Umbi dan daun-daunnya enak

dijadikan lalapan atau disayur.

4. Kubis tunas atau kubis babat (Brassica oleracea L. var. gemmifera L.) atau

populer disebut “Brussels Sprout”. Ciri-ciri jenis kubis ini tunas samping

kiri dan kanan sampai kebagian atas (pucuk) dapat membentuk krop kecil

berdiameter antara 2,5-5,0 cm, sehingga dalam 1 batang (pohon) terdiri dari

puluhan krop.
18

5. Kubis bunga (Brassica oleracea L. var. botrytis L.) dan Brokoli (Brassica

oleracea L. var.botrytis sub var. cymosa L.). Kubis bunga mempunyai ciri-

ciri dapat membentuk massa bunga (curd) yang berwarna putih atau putih-

kekuningan, sedangkan massa bunga brokoli berwarna hijau atau hijau

kebiruan (Rukmana, 1994).

Pada umumnya yang dimaksud dengan kata kubis adalah kol yang

berbentuk kepala, sedang sebenarnya varietas kubis ada bermacam-macam.

Namun secara umum kubis terbagi dalam 3 kelompok besar, yaitu kubis putih,

kubis merah dan kubis savoy.

2.2.4 Kandungan Gizi Pada Tanaman Kubis

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dalam Data Komposisi Pangan

Indonesia (2018) menyatakan bahwa komposisi gizi pangan kubis dihitung per

100 g, adalah bahan segar seperti, air 86.2 g, energi 51 kal, protein 2.5 g, lemak

1.1 g, karbohidrat (CHO) 8.0 g, serat 3.4 g, kalsium (Ca) 100 mg, fosfor (P) 50

mg, besi (Fe) 3.4 mg, natrium (Na) 50 mg, kallium (K) 100.0 mg, tembaga (Cu)

0.90 mg, seng (Zn) 0.60 mg, beta-karoten 9.999 mcg, thiamin (Vit. B1) 0.40 mg,

riboflafin (Vit. B2) 0.10 mg, niasin 0.2 mg, vitamin C 16 mg.

2.2.5 Metode Spektrometri Serapan Atom (SSA)

Spektrometri Serapan Atom (SSA) adalah suatu metode analisis yang

didasarkan pada proses penyerapan energi radiasi oleh atom-atom yang berada

pada tingkat energi dasar (ground state). Penyerapan tersebut menyebabkan


19

tereksitasinya elektron dalam kulit atom ke tingkat energi yang lebih tinggi.

Metode SSA berprinsip pada absorbsi cahaya oleh atom. Atom-atom menyerap

cahaya tersebut pada panjang gelombang tertentu, tergantung pada sifat unsurnya.

Metode serapan atom hanya tergantung pada perbandingan dan tidak bergantung

pada temperatur. Dalam SSA, atom bebas berinteraksi dengan berbagai bentuk

energi seperti energi panas, energi elektromagnetik, energi kimia, dan energi

listrik. Interaksi ini menimbulkan proses-proses dalam atom bebas yang

menghasilkan absorpsi dan emisi (pancaran) radiasi dan panas. Radiasi yang

dipancarkan bersifat khas karena mempunyai panjang gelombang yang

karakteristik untuk setiap atom bebas. Adanya absorpsi dan emisi radiasi

disebabkan adanya transisi elektronik yaitu perpindahan elektron dalam atom dari

tingkat energi yang satu ke tingkat energi yang lain (Nasir, 2019).

Gambar 2.2 Bagan alir kerja spektroskopi serapan atom

2.2.6 Poster Sebagai Media Pembelajaran

Media pada hakikatnya merupakan salah satu komponen sistem

pembelajaran. Sebagai komponen, media hendaknya merupakan bagian integral


20

dan harus sesuai dengan proses pembelajaran secara menyeluruh. Hasil akhir dari

pemilihan media adalah penggunaaan media tersebut dalam kegiatan

pembelajaran, sehingga memungkinkan siswa dapat berinteraksi dengan media

yang dipilih (Nurrita, 2018). Menurut Heinich, dkk. dalam Sumiharsono dan

Hasanah (2017) bahwa media pembelajaran merupakan pembawa pesan-pesan

atau informasi yang bertujuan pembelajaran atau mengandung maksud-maksud

pembelajaran.

Media pembelajaran yang sesuai tentunya dapat mengantarkan seorang guru

dalam mencapai tujuan pembelajarannya. Kemajuan ilmu pengetahuan dan

teknologi tentunya mampu mempermudah guru dalam memilih media

pembelajaran, karena dalam internet banyak sekali ditawarkan berbagai jenis

media pembelajaran. Ada berbagai macam jenis bentuk media yang dapat

digunakan dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah (Intaha, dkk. 2020).

Sedangkan menurut Miarso (2011), media pembelajaran adalah segala sesuatu

yang digunakan untuk menyalurkan pesan serta dapat merangsang pikiran,

perasaan, perhatian, dan kemauan belajar sehingga dapat mendorong terjadinya

proses belajar yang disengaja, bertujuan, dan terkendali.

Berdasarkan uraian para ahli tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa yang

dimaksud dengan media pembelajaran adalah alat yang dapat membantu proses

belajar mengajar sehingga makna pesan yang disampaikan menjadi lebih jelas dan

tujuan pendidikan atau pembelajaran dapat tercapai dengan efektif dan efisien.

Media pembelajaran sangat penting digunakan pada materi yang sulit

sehingga menjadi mudah dimengerti (Primasari, dkk. 2014). Banyak jenis media
21

yang bisa dipilih, dikembangkan dan dimanfaatkan sesuai dengan kondisi, waktu,

biaya, maupun tujuan pembelajaran yang dikehendaki. Setiap jenis media

memiliki karakteristik tertentu yang perlu kita pahami, sehingga kita dapat

memilih media yang sesuai dengan kebutuhan dan kondisi yang ada di lapangan

(Falahudin, 2014). Oleh karena itu, pengajar harus mencermati jenis media yang

cocok untuk digunakan. Jenis-jenis media yang dapat digunakan dalam

pembelajaran antara lain media tiga dimensi (model kerja, mock up, diorama, dan

lain-lain), media proyeksi (slide, film, OHP, dan lain-lain), penggunaan

lingkungan sebagai media pembelajaran, dan media grafis (gambar, foto, bagan,

poster) (Sudjana & Rivai, 2011).

Salah satu media yang dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kognitif

peserta didik adalah media visualisasi (Korakakis, dkk. 2009). Media yang tepat

dalam menerima informasi yang baik adalah media poster. Poster adalah

kombinasi visual dari rancangan yang kuat, dengan warna, dan pesan dengan

maksud untuk menarik perhatian. Poster juga disebut plakat, lukisan atau gambar

yang dipasang sebgai media untuk menyampaikan informasi, saran, pesan, kesan,

ide yang berfungsi untuk menarik perhatian, memperjelas sajian ide,

mengilustrasikan atau menghiasi fakta yang mungkin cepat akan dilupakan. Poster

merupakan alat pembelajaran untuk menambah kosa kata (Rizawayani, dkk.

2017).

Poster dapat berfungsi untuk menarik minat peserta didik terhadap pesan-

pesan yang ingin disampaikan, mencari dukungan tentang sesuatu hal/gagasan,

serta sebagai metode peserta didik untuk tertarik dan melaksanakan pesan yang
22

terpampang dalam poster serta memungkinkan untuk dilihat sesering mungkin

tanpa harus menyalakan komputer dan televisi (Shalwa, dkk. 2015).

2.3 Kerangka Pemikiran

Logam timbal (Pb) adalah salah satu logam berat yang masuk dalam

kategori logam nonesensial yang mana logam ini beracun dan masih belum

diketahui manfaatnya. Sumber logam timbal ternyata berasal dari hasil buangan

kendaraan terutama kendaraan bermotor. Pb di udara berasal dari sumber-sumber

lain seperti pabrik-pabrik alkil Pb dan Pb-okside, pembakaran arang, dan

sebagainya. Pencemaran logam timbal (Pb) dapat tercemar keseluruh jajanan di

pinggir jalan melalui udara dan debu salah satunya penjual sayur-sayuran dan

akhirnya logam tersebut hinggap di salah satu sayuran seperti kol/kubis. Sejauh

ini informasi mengenai kadar logam timbal pada sayur kubis masih minim. Oleh

karena ini peneliti ingin meneliti mengenai kadar timbal pada kubis di Pasar Kota

Palu. Hasil dari penelitian ini akan dimanfaatkan sebagai salah satu media

pembelajaran berupa poster yang akan berguna memberikan beberapa informasi

kepada siswa, mahasiswa, dan masyarakat umum mengenai kadar timbal pada

kubis di Pasar Kota Palu. Secara ringkas, kerangka pemikiran dapat dilihat pada

Gambar 2.3.
23

Pb di udara Kurangnya
Kubis di Pasar
dan debu informasi
Kota Palu
bahaya timbal
dari bahan
pangan
Pb dalam
bensin/polusi Analisis kadar cemaran timbal
udara menggunakan SSA

Membuat media pembelajaran


dalam bentuk poster

Menentukan kelayakan media


pembelajaran

Gambar 2.3 Kerangka pemikiran penelitian


BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini adalah survei yang bersifat deskriptif yaitu untuk menjelaskan

kadar logam berat Timbal (Pb) pada kubis dari sumber dan penyajiannya yang

dijual di Pasar Kota Palu.

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini telah dilakukan di Laboratorium Kimia FMIPA UNTAD pada

bulan Januari.

3.3 Variabel Penelitian

Dalam penelitian ini menggunakan variabel tunggal yaitu kadar timbal (Pb)

pada kubis.

3.4 Jenis dan Sumber Data

Jenis data pada penelitian ini adalah data kuantitatif yaitu jenis data yang

didapatkan dari hasil perhitungan kadar timbal (Pb) dan kelayakan media

pembelajaran berupa poster.

24
25

3.4.1 Data Primer

Data primer bersumber langsung dari sasaran penelitian yaitu kadar timbal

(Pb) dan nilai kelayakan media pembelajaran.

3.4.2 Data Sekunder

Data sekunder diperoleh melalui penelusuran kepustakaan berupa referensi

hasil penelitian sebelumnya, buku dan literatur-literatur lain yang berkaitan

dengan penelitian.

3.5 Alat dan Bahan

3.5.1 Alat

Alat yang digunakan dalam penelitian ini yaitu spektrofotometer serapan

atom PG 990, neraca analitik, funnel glass (corong kaca), hot plate, kertas saring,

gelas piala, labu ukur, gelas ukur, erlenmeyer, kertas label, pipet tetes, lemari

asam laboratorium, Alat tulis, dan tisu.

3.5.2 Bahan

Bahan dasar yang digunakan dalam penelitian ini yaitu kubis, sedangkkan

larutan pembantu yaitu HNO3 pekat (65%), HCL, akuades, dan larutan standar Pb

1000 ppm.
26

3.6 Prosedur Penelitian

Penelitian ini dilakukan dalam tiga tahap yaitu tahap pembuatan larutan

induk, baku dan standar Pb, tahap pengambilan sampel, yang diambil di tiga pasar

berbeda, selanjutnya tahap destruksi sampel dan yang terakhir tahap penentuan

timbal dalam sampel.

3.6.1 Pembuatan Larutan Induk Pb 1000 ppm

Ditimbang 1,634 gr Pb(NO3)2 dimasukkan ke dalam labu ukur 1000 ml dan

ditetapkan dengan akuades hingga tanda batas.

3.6.2 Pembuatan Larutan Baku Pb 100 ppm

Larutan induk Pb 1000 ppm dipipet 10 ml ke dalam labu ukur 100 ml dan

ditepatkan dengan akuades hingga tanda batas.

3.6.3 Pembuatan Deret Larutan Standar

Larutan baku 100 ppm dipipet kedalam labu ukur 50 ml masing-masing

0,05, 0,25, 0,5, 0,75, 1 ml untuk pembuatan larutan standar 0,1, 0,5, 1, 1,5, dan 2

ppm.

3.6.4 Tahap Persiapan Sampel

Penelitian ini menggunakan sampel kubis krop (Brassica oleracea L. var.

capitata) yang diambil di tiga pasar berbeda yaitu Pasar Sentral Inpres Manonda,

Pasar Masomba, dan Pasar Lasoani, karena pasar ini merupakan pasar yang cukup

terkenal dikalangan masyarakat Kota Palu dan ramai dikunjungi para pembeli.

Pada masing-masing pasar, kol diambil dari satu penjual sayur. Setelah itu sampel

kubis dipotong kecil-kecil.


27

3.6.5 Tahap Destruksi Sampel

Sampel kubis yang sudah dipotong-potong ditimbang menggunakan neraca

analitik sebanyak 1 gram dimasukkan ke dalam gelas kimia. Setelah itu

ditambahkan HNO3 pekat (65%) sebanyak 3 ml dan HCL 1 ml. Kemudian

dipanaskan hingga sampelnya larut menggunakan hot plate. Jika larutan HNO3

dan HCL sudah mulai habis tetapi sampelnya belum larut maka ditambahkan lagi

HNO3 sebanyak 3 ml dan HCL sebanyak 1 ml. Setelah setengah larut, kemudian

dicampur dengan akuades sebanyak 10 ml dan dipanaskan kembali menggunakan

hot plate hinnga larut. Kemudian disaring menggunakan kertas saring dengan

bantuan corong kaca kedalam erlenmeyer. Filtrat yang diperoleh dimasukkan ke

dalam labu ukur 50 ml selanjutnya ditepatkan dengan akuades hingga tanda batas.

3.6.6 Penentuan Kadar Logam Pb Dalam Sampel

Analisis kadar timbal dilakukan dengan menggunakan spektrofotometer

serapan atom pada panjang gelombang (λmax) 217 nm. Perlakuan ini dilakukan

secara duplo.

3.7 Teknik Analisis Data

Teknik yang digunakan dalam analisis ini adalah metode kurva kalibrasi.

Nofita, dkk. (2019) menjelaskan bahwa pembuatan kurva standar memiliki

hubungan antara Konsentrasi (C) dengan Absorbansi (A). Maka nilai yang dapat

diketahui adalah nilai Slope dan Intersep. Kemudian nilai konsentrasi sampel

dapat diketahui dengan memasukkan ke dalam persamaan regresi linear dengan

menggunakan hukum LambertBeer yaitu:


28

Y = ax + b

Keterangan:

Y = Absorbansi Sampel

x = Konsentrasi sampel

a = Slope

b = Intersep

3.8 Pembuatan Media Pembelajaran

Poster dibuat setelah didapatkan hasil dari penelitian uji kandungan logam

timbal (Pb) pada kubis dengan tahapan-tahapan sebagai berikut:

1) Poster dibuat atas bimbingan satu pembimbing.

2) Kemudian poster yang telah dibuat divalidasi oleh 3 dosen pendidikan

biologi.

3) Setelah itu poster diperbaiki sesuai dengan saran dari validator.

4) Kemudian poster diuji cobakan kepada 20 mahasiswa pendidikan biologi.


29

3.9 Validasi Poster

Kelayakan dari poster ini, diketahui melalui hasil dari analisis para ahli dan

kelompok mahasiswa, dengan cara ini diharapkan dapat mempermudah

memahami data untuk proses selanjutnya. Hasil analisis data digunakan sebagai

dasar untuk merevisi poster yang dikembangkan. Data yang sudah diperoleh

melalui angket selanjutnya dianalisis dengan statistik deskriptif. Instrumen yang

digunakan adalah angket skala Likert. Skala Likert digunakan untuk mengukur

sikap, pendapat, persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena

sosial (Sugiyono, 2016). Skala skor yang ketentuannya digunakan dalam angket

dapat dilihat pada Tabel 3.1 berikut.

Tabel 3.1 Aturan Pemberian Skor

Kategori Skor

SB (Sangat Baik) 5

B (Baik) 4

C (Cukup) 3

K (Kurang) 2

SK (Sangat Kurang) 1
30

Arikunto (2010) menyatakan analisis data untuk penilaian dapat dilakukan

dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

Jumlah keseluruhan persentase


Rata − rata =
Jumlah item aspek penilaian

Tabel 3.2 Kategori persentase kelayakan media pembelajaran

No. Persentase Kategori

1 81% - 100% Sangat Layak


2 61% - 80% Layak
3 41% - 60% Cukup Layak
4 21% - 40% Kurang Layak
5 0% - 20% Tidak Layak
BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

Penelitian ini telah dilakukan di Laboratorium Kimia Fakultas Matematika

dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Tadulako pada tanggal 13 Januari 2021.

Analisis kadar logam timbal (Pb) pada kubis di Pasar Kota Palu dilakukan dengan

menggunakan metode Spektofotometri Serapan Atom (SSA) dan dilakukan

sebanyak 2 kali pengulangan, maka diperoleh hasil sebagai berikut.

4.1.1 Analisis Logam Timbal (Pb) pada Kubis

Gambar 4.1 merupakan kurva standar persamaan regresi linear logam timbal

yang diperoleh dari perhitungan untuk menentukan seberapa besar kadar logam

timbal yang terkandung pada kubis. Data lebih lengkapnya disajikan pada

Lampiran 1 dan 2.

Kurva Standar Pb
0.06
y = 0.0229x + 0.0023
0.05 R² = 0.995
0.04
Absorbansi

0.03
0.02
0.01
0
0 0.5 1 1.5 2 2.5
Konsentrasi (ppm)

Gambar 4.1 Kurva Standar Pb

31
32

Pengambilan sampel ini dilakukan di tiga tempat berbeda yaitu Pasar Inpres, Pasar

Lasoani dan Pasar Masomba dengan satu jenis sayuran. Sayur yang diperiksa

kadar Pbnya yaitu sayur kol/kubis yang diambil dari tiga pasar yang berbeda.

Hasil penelitian ini disajikan dalam Tabel 4.1 berikut :

Tabel 4.1 Hasil analisis logam timbal

Analisis logam Pb
Rata-rata
Sampel Konsentrasi
Absorbansi konsentrasi Keterangan
Kubis Pb (ppm)
Pb (ppm)
0,005 0,1364
Pasar Inpres 0,09095
0,003 0,0455 Tidak melewati
0,004 0,0909 batas maksimum
Pasar Lasoani 0,0909 PerBPOM tahun
0,004 0,0909 2018 yaitu 0,20
0,006 0,1818 mg/kg
Pasar
0,1818
Masomba 0,006 0,1818

4.1.2 Hasil Penilaian Kelayakan Media Pembelajaran dalam Bentuk Poster

oleh Tim Ahli

Hasil penilaian kelayakan media pembelajaran dalam bentuk poster oleh

ahli media, ahli desain, dan ahli isi disajikan sebagai berikut:

1) Hasil penilaian poster oleh ahli media

Hasil penilaian poster oleh ahli media menunjukkan bahwa poster tersebut

sangat layak digunakan sebagai media pembelajaran dengan persentase yang

diperoleh sebesar 82% artinya media ini sangat layak. Data tersebut disajikan

pada tabel 4.2 berikut.


33

Tabel 4.2 Persentase Kelayakan oleh Ahli Media

Skala Persentase
No. Aspek Penilaian
Penilaian (%)

A. Judul
1. Ketepatan teks judul poster 4 80%
2. Kesesuaian ukuran huruf pada judul 4 80%
3. Kesesuaian penempatan judul pada poster 4 80%
4. Kesesuaian warna huruf 5 100%
5. Kesesuaian huruf judul dengan gambar 4 80%
B. Materi
Kesesuaian antara materi dan media yang
1. 4 80%
digunakan
2. Kualitas gambar yang digunakan 4 80%
3. Ketepatan ukuran gambar 4 80%
4. Kualitas teks dalam poster 4 80%
5. Kekonsistenan ukuran huruf dalam poster 4 80%
Jumlah 41 820%
Rata-rata 4,1 82%

2) Hasil penilaian poster oleh ahli desain

Hasil penilaian poster oleh ahli desain menunjukkan bahwa poster tersebut

layak digunakan sebagai media pembelajaran dengan persentase yang diperoleh

sebesar 74,55% yang artinya media ini masuk ke dalam kategori layak. Data

tersebut disajikan pada Tabel 4.3 berikut.


34

Tabel 4.3 Persentase Kelayakan oleh Ahli Desain

Skala Persentase
No. Aspek Penilaian
Penilaian (%)

A. Materi
1. Ketepatan ukuran huruf 4 80%
2. Kejelasan kalimat 4 80%
3. Sistematika penulisan 4 80%
4. Kemenarikan tampilan uraian materi 4 80%
B. Gambar

1. Kesesuaian gambar dengan uraian materi 3 60%


2. Kejelasan gambar untuk dipahami 4 80%
3. Kemenarikan tampilan gambar 4 80%
C. Teks Keterangan Gambar

1. Ketepatan letak 3 60%


2. Ketepatan warna tulisan 4 80%
3. Kemenarikan tampilan 4 80%
4. Ketepatan ukuran huruf 3 60%
Jumlah 41 820%
Rata-rata 3,73 74,55%

3) Hasil penilaian poster oleh ahli isi

Hasil penilaian poster oleh ahli isi menunjukkan bahwa poster tersebut

layak digunakan sebagai media pembelajaran dengan persentase yang diperoleh

sebesar 62,5% yang artinya media ini masuk ke dalam kategori

layak. Data tersebut disajikan pada Tabel 4.4 berikut.


35

Tabel 4.4 Persentase Kelayakan oleh Ahli Isi

Skala Persentase
No. Aspek Penilaian
Penilaian (%)

1. Ketepatan judul dengan poster 3 60%


Kesesuaian antara judul poster dengan isi
2. 4 80%
materi
3. Kejelasan penunjuk gambar 3 60%
4. Kejelasan gambar 3 60%
Kesesuaian antara gambar dan penunjuk
5. 3 60%
gambar
6. Ketepatan nama spesies 3 60%
7. Kejelasan hasil penelitian 3 60%
Ketepatan sumber pendukung yang dapat
8. dijadikan acuan mencari sumber bacaan 3 60%
dengan materi
Jumlah 25 500%
Rata-rata 3,125 62,5%

4.1.3 Hasil Penilaian Kelayakan Media Pembelajaran oleh Kelompok

Mahasiswa

Media pembelajaran berupa poster yang telah divalidasi oleh tim ahli,

selanjutnya dinilai oleh kelompok mahasiswa yang berjumlah 20 orang.

Berdasarkan hasil penilaian yang dilakukan oleh mahasiswa menunjukkan bahwa,

poster tersebut layak digunakan sebagai media pembelajaran dengan jumlah

persentase yang diperoleh sebesar 84,8% artinya media pembelajaran ini sangat

layak. Hasil penilaian oleh mahasiswa tersebut disajikan dalam Tabel 4.5 berikut.
36

Tabel 4.5 Persentase Kelayakan oleh Mahasiswa

Skor Persentase
No Aspek penilaian
perolehan (%)

1 88%
Menurut Anda apakah isi poster ini menarik? 4,4

2 Menurut Anda apakah isi poster ini mudah 84%


4,2
dimengerti?
3 Bagaimanakah kejelasan gambar yang ada 88%
4,4
dalam poster ini?
4 Bagaimanakah kejelasan tulisan yang ada 92%
4,6
dalam poster ini?

5 Menurut anda apakah tampilan gambar pada 77%


3,85
poster ini menarik?
6 Menurut anda apakah poster ini secara 80%
4
keseluruhan menarik?
Apakah poster ini dapat membantu
7
memudahkan untuk mengetahui kadar logam 4,2 84%
tibal (Pb) pada kubis?
8 Apakah penulisan bahasa latin yang 85%
4,25
digunakan dalam poster ini sudah tepat?

Jumlah 33,9 678%

Rata-rata 4,24 84,8%

4.1.4 Hasil Penilaian Kelayakan Media Pembelajaran oleh Ahli Media dan

Kelompok Mahasiswa

Berdasarkan hasil penilaian yang dilakukan tim ahli dan juga kelompok

mahasiswa menunjukkan bahwa, poster tersebut layak digunakan sebagai media

pembelajaran dengan jumlah persentase yang diperoleh sebesar 77,83% artinya


37

media pembelajaran ini layak. Hasil penilaian tersebut disajikan dalam Tabel 4.6

berikut.

Tabel 4.6 Persentase Kelayakan Media Pembelajaran

No Aspek penilaian Persentase Kategori

1 Ahli Media 82% Sangat Layak

2 Ahli Desain 74,55% Sangat Layak

3 Ahli Isi 62,5% Layak

4 Kelompok Mahasiswa 84,8% Sangat Layak

Rata-rata 75,96% Layak

Dari tabel di atas menunjukkan persentase penilaian ahli media, ahli desain,

ahli isi, dan kelompok mahasiswa. Penilaian ahli media mendapatkan persentase

kelayakan 82% dengan kategori sangat layak. Penilaian dari ahli desain

mendapatkan persentase kelayakan 74,55% dengan kategori layak. Penilaian dari

ahli isi mendapatkan perentase kelayakan 62,5% dengan kategori layak dan

kelompok mahasiswa didapatkan persentase kelayakan sebesar 84,8% dengan

kategori sangat layak. Rata-rata dari persentase kelayakan yang telah diperoleh

sebanyak 75,96% dengan kategori layak.


38

4.2 Pembahasan
4.2.1 Kandungan Logam Timbal pada Kubis

Kadar logam timbal (Pb) pada kubis di tiga tempat yaitu Pasar Inpres, Pasar

Lasoani, dan Pasar Masomba dianalisis menggunakan Spektrofotometri Serapan

Atom (SSA). Metode ini banyak digunakan untuk mengukur kadar logam

terutama logam non esensial misalnya Pb, Cd, Hg, Cr, dan As. Metode SSA

berprinsip pada adanya interaksi antara energi radiasi dengan atom. Atom-atom

menyerap cahaya tersebut pada panjang gelombang tertentu, tergantung pada sifat

unsurnya. Dalam hal ini, panjang gelombang cahaya yang diserap oleh atom

logam timbal pada kubis yaitu 217 nm. Dari hasil pengukuran oleh alat

spektrofotometri serapan atom, selanjutnya membuat kurva kalibrasi untuk

memperoleh persamaan regresi linear dan koefisien korelasi (R). Persamaan

regresi linear kemudian digunakan untuk menentukan besaran konsentrasi sampel

(X), sedangkan koefisien korelasi menunjukkan hubungan yang linear antara

konsentrasi dengan absorbansi larutan standar.

Persamaan garis regresi linear diperoleh setelah larutan standar diukur

absorbansinya dengan alat spektrofotometri serapan atom. Persamaan regresi

linear logam timbal yaitu y=0,0229x + 0,0023. Berdasarkan kurva kalibrasi pada

gambar 4.1 diketahui bahwa terdapat hubungan yang linier antara konsentrasi

dengan absorbansi dengan koefisien korelasi (r) logam timbal diperoleh sebesar

0,995. Nilai koefisien korelasi (r) yang semakin mendekati 1 menunjukkan tingkat

kepercayaan yang tinggi mengenai keterkaitan antara dua variabel (Hartono,


39

2012). Dalam hal ini, dua variabel yang dimaksud adalah konsentrasi dan

absorbansi pada larutan standar logam timbal (Pb).

Sampel kubis diambil langsung dari tiga pasar yang berbeda yaitu Pasar

Inpres, Pasar Lasoani, dan Pasar Masomba. Kubis yang digunakan dalam

penelitian ini merupakan kubis krop atau kubis varietas capitata. Sesuai dengan

yang dinyatakan oleh Aidah dan Tim Penerbit KBM Indonesia (2020), bahwa

kubis krop (telur) juga dikenal dengan istilah kubis putih dengan nama latin

Brassica oleracea L. var capitata. Kubis ini daun-daunnya dapat membentuk krop

(menutup satu sama lain), hingga warnanya menjadi putih. Sebelum diukur

dengan SSA, sampel harus melalui tahap destruksi. Destruksi dilakukan untuk

menguraikan bentuk senyawa logam menjadi bentuk logam-logam anorganik atau

pemecahan senyawa menjadi unsur-unsurnya sehingga dapat dianalisis

(Kristianingrum, 2012). Pada dasarnya ada dua jenis destruksi yang dikenal dalam

ilmu kimia yaitu destruksi basah dan destruksi kering. Destruksi yang digunakan

dalam penelitian kali ini adalah destruksi basah. Destruksi basah adalah

perombakan sampel dengan asam-asam kuat baik tunggal maupun campuran,

kemudian dioksidasi dengan menggunakan zat oksidator (Nasir, 2019). Larutan

asam yang digunakan untuk mendestruksi sampel kubis yaitu HCL dan HNO3

dengan perbandingan 1:3. Menurut Nasir (2019) kesempurnaan destruksi ditandai

dengan diperolehnya larutan jernih pada larutan destruksi yang menunjukkan

bahwa semua konsituen yang ada telah larut sempurna atau perombakan senyawa-

senyawa organik telah berjalan dengan baik.


40

Pengukuran kadar logam timbal pada kubis dilakukan secara duplo (2 kali).

Hasil penelitian kadar logam timbal pada kubis di tiga pasar yang berbeda

disajikan pada Tabel 4.1 dengan rata-rata kadar logam timbal di Pasar Inpres

sebesar 0,09095 ppm, Pasar Lasoani sebesar 0,0909 ppm, dan Pasar Masomba

0,1818 ppm. Hasil ini tidak melebihi batas maksimum untuk jenis sayuran

menurut peraturan Badan Pengawas Obat dan Makanan tahun 2018 sebesar 0,20

mg/kg. Kadar logam timbal yang cukup besar pada kubis menunjukkan bahwa

kubis tersebut berpotensi menyebabkan beberapa penyakit yang dapat

membahayakan kesehatan tubuh. Salah satunya yaitu kemunduran IQ dan

kerusakan otak yang ditimbulkan dari emisi timbal ini. Pada orang dewasa

umumnya ciri-ciri keracunan timbal adalah pusing, kehilangan selera, sakit

kepala, anemia, sukar tidur, lemah dan keguguran kandungan. Selain itu timbal

berbahaya karena dapat mengakibatkan perubahan bentuk dan ukuran sel darah

merah yang mengakibatkan tekanan darah tinggi (Gusnita, 2012).

Sumber utama pencemaran Pb berasal dari emisi gas buangan kendaraan

bermotor yang menempati 90% dari total emisi Pb di atmosfer. Sekitar 10% Pb

mengendap langsung di tanah dalam jarak 100 meter dari jalan; 45% mengendap

dalam jarak 20 km; 10% mengendap dalam jarak 20-200 km; dan 35% terbawa ke

atmosfer (Widowati, 2008). Melihat kondisi pasar yang sangat banyak pembeli

yang datang menggunakan kendaraan pribadi dan umum seperti motor maupun

mobil dan sangat dekat dengan jalan raya sehingga sayuran yang dijual di pasar

berpotensi terkontaminasi secara langsung dengan sumber pencemaran logam

timbal (Pb). Kadar Timbal (Pb) dalam tanaman dipengaruhi oleh beberapa faktor
41

di antaranya jangka waktu tanaman kontak dengan timbal, kadar timbal dalam

tanah, morfologi dan fisiologi tanaman, umur tanaman dan faktor yang

memengaruhi area seperti cuaca, iklim (Zaenab & Armin, 2015).

Ketiga pasar yang diperiksa beroperasi dalam waktu yang berbeda-beda.

Pasar Lasoani tidak beroperasi setiap hari. Pasar tersebut hanya beroperasi 3 kali

dalam seminggu. Untuk Pasar Inpres dan Pasar Masomba beroperasi pada setiap

hari. Mengingat hal tersebut maka sayuran yang dijual di Pasar Lasoani tidak lama

terpapar oleh logam berat Pb yang berasal dari asap kendaraan bermotor.

4.2.2 Pemanfaatan Hasil Penelitian sebagai Media Pembelajaran dalam

Bentuk Poster

Media pembelajaran merupakan alat yang membantu proses belajar

mengajar agar dapat memudahkan penyampaian pesan dari pengajar kepada yang

diajar sehingga proses pembelajaran menjadi berkualitas (Nurrita, 2018). Menurut

Tatang (2012), media pembelajaran dikelompokkan menjadi tiga yaitu media

audio, media visual, dan media audio-visual. Salah satu jenis media pembelajaran

adalah poster. Poster mengombinasikan unsur visual seperti garis, gambar dan

kata-kata singkat agar terlihat menarik dan mudah dipahami maksudnya. Maiyena

(2013) menyatakan bahwa dalam pembelajaran, media poster berfungsi untuk

memvisualisasikan pesan, informasi atau konsep yang ingin disampaikan kepada

siswa dengan ilustrasi melalui gambar yang hampir menyamai kenyataan dari

sesuatu objek atau situasi. Selain itu penggunaan media pada dasarnya bertujuan

mempertinggi proses belajar siswa yang pada akhirnya diharapkan dapat

mempertinggi hasil belajar dan kompetensi yang ingin dicapai. Hasil belajar yang
42

tinggi didorong oleh adanya minat dan motivasi siswa dalam belajar (Bhakti dan

Haryadi, 2014). Poster ini berisi informasi tentang proses dan hasil penelitian

yang telah dilakukan mengenai kadar logam timbal (Pb) pada kubis (Brassica

oleracea L. var capitata) di Pasar Kota Palu. Tampilan media pembelajaran dalam

bentuk poster ini dapat dilihat pada lampiran 6.

Setelah poster berhasil dikembangkan langkah selanjutnya adalah

melakukan uji kelayakan poster dengan cara validasi poster. Validasi dilakukan

setelah pembuatan poster awal. Validasi dilakukan dengan 4 macam, yaitu

validasi ahli media, ahli desain, ahli isi dan kelompok mahasiswa. Intrumen yang

digunakan untuk validasi poster adalah sebuah angket yang berisi pertanyaan-

pertanyaan yang nanti hasilnya akan dianalisis secara statistik.

Kelayakan poster ini sebagai media pembelajaran diketahui setelah

dilakukan penilaian oleh tim ahli (dosen) yang tediri dari ahli media, ahli desain,

dan ahli isi. Hasil validasi oleh tim ahli media mendapatkan persentase sebesar

82% yang berarti dalam rentang kategori sangat layak berdasarkan Tabel 3.1

(kategori persentase kelayakan). Hasil validasi oleh ahli desain menunjukkan

poster ini dalam kategori layak dengan perolehan persentase sebesar 74,55% yang

berarti dalam rentang kategori layak dan hasil validasi oleh ahli isi menunjukkan

bahwa poster ini layak dengan perolehan persentase sebesar 62,5%. Setelah poster

divalidasi oleh tim ahli (dosen), maka selanjutnya dinilai oleh kelompok

mahasiswa sejumlah 20 orang. Hasil yang diperoleh dikategorikan sangat layak

dengan persentase sebesar 84,8%. Perolehan persentase dari tim ahli dan

kelompok mahasiswa dijumlahkan kemudian dibagi empat untuk mendapatkan


43

nilai rata-rata. Setelah dirata-ratakan diperoleh nilai kelayakan media

pembelajaran sebesar 75,96% yang berarti termasuk dalam kategori layak. Poster

ini diharapkan dapat membantu dalam proses pembelajaran ataupun sebagai

sumber informasi untuk masyarakat pada umumnya.


BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan maka diperoleh kesimpulan

sebagai berikut :

1) Kadar logam timbal (Pb) pada kubis yang berasal dari Pasar Inpres, Pasar

Lasoani, dan Pasar Masomba masing-masing sebesar 0,9095 ppm, 0,0909

ppm, dan 0,1818 ppm.

2) Hasil penelitian ini layak digunakan sebagai media pembelajaran berupa

poster dengan nilai persentase sebesar 77,83%.

5.2 Saran

Adapun saran yang diberikan dari hasil penelitian yaitu:

1) Agar masyarakat bisa mengelolah sayuran dengan baik sehingga aman dan

layak untuk dikonsumsi.

2) Agar para akademisi dapat melakukan penelitian mengenai kadar logam

beracun lainnya yang ada pada kubis tersebut sehingga menjadi suatu

informasi baru bagi masyarakat.

3) Untuk penelitian selanjutnya sebaiknya melakukan pemeriksaan kadar timbal

dalam tanah dan kadar timbal di udara yang dapat memengaruhi sayuran.

44
45

4) Disrankan kepada para penjual khususnya penjual sayur-sayuran yang ada di

setiap Pasar Kota Palu untuk selalu memastikan sayuran yang diperoleh dari

setiap produsennya aman dan higienis.

5) Disarankan juga kepada pemerintah untuk menata ulang kembali tempat

penjualan sayur dan buah. Sebisa mungkin dibuatkan tempat khusus untuk

para penjual sayur dan buah yang jauh dari jalan raya sehingga logam timbal

tidak mencemari buah dan sayuran.


DAFTAR PUSTAKA

Agromedia. (2008). Buku pintar tanaman obat. Jakarta: AgroMedia Pustaka.


Aidah, S. N. & Tim Penerbit KBM Indonesia. (2020). Eksiklopedi kubis:
deskripsi, filosofi, manfaat, budidaya, dan peluang bisnisnya. Jogjakarta:
Penerbit KBM Indonesia.

Aurina, Sahrudin, & Ibrahim. (2017). Identifikasi kadar timbal (Pb) pada buah
apel (Malus pumila) yang dijual di pasar tradisional Se-Kota kendari tahun
2016. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kesehatan Masyarakat. 2(6): 1-8.
Arikunto, S. (2010). Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik. Jakarta: PT.
Rineka Cipta.
Badan Pengawas Obat dan Makanan. (2018). PerBPOM Nomor 5 Tahun 2018
tentang batas maksimum cemaran logam berat dalam pangan olahan.
Jakarta: BPOM.

Badan Pusat Statistik. (2019). Pertanian dan pertambangan: Hortikultura.


Jakarta: Badan Pusat Statistik.
Badan Pusat Statistik. (2020). Pertanian dan pertambangan: Hortikultura.
Jakarta: Badan Pusat Statistik.
Bhakti, W. P. & Haryadi. (2014). Keefektifan penggunaan media poster dan mind
mapping dalam pembelajaran keterampilan berpidato siswa SMK. Jurnal
LingTera. 1(2): 237-247.
Dalimartha, S. (2006). Atlas tumbuhan obat Indonesia 2nd. Jakarta: Trubus
Agriwidya.
Fardiaz, S. (1992). Polusi air dan udara. Yogyakarta: Penerbit Kanisius.
Falahudin, I. (2014). Pemanfaatan media dalam pembelajaran. Jurnal Lingkar
Widyaiswara. 1(4): 104-117.

Fitrianah L, Mohammad Y, Sobri E. 2017. Dampak pencemaran aktivitas


kendaraan bermotor terhadap kandungan timbal (Pb) dalam tanah dan
tanaman padi. Jurnal Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan. 7(1):
11-18.
Gusnita, D. (2012). Pencemaran logam berat timbal (Pb) di udara dan upaya
penghapusan bensin bertimbal. Berita Dirgantara. 13(3): 95-101.
Gebeyehu, H. R. & Bayissa, L. D. (2020). Levels of heavy metals in soil and
vegetables and associated health risks in mojo area, Ethiopia. Plos One.
15(1): 1-22.

46
47

Hasan, W. (2012). Pencegahan keracunan timbal kronis pada pekerja dewasa


dengan suplemen kalsium. Makara Kesehatan. 16(1): 1-8.
Hermina, & Prihatini S. (2016). Gambaran konsumsi sayur dan buah penduduk
Indonesia dalam konteks gizi seimbang: analisis lanjut survei konsumsi
makanan individu (SKMI) 2014. Buletin Penelitian Kesehatan. 44(3): 205-
218.
Hartono. (2012). Statistik untuk Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Intaha, M. A. Saputra, M. Y. & Mulyana. (2020). Pengaruh media pembelajaran


poster dan video terhadap penguasaan keterampilan pencak. Jurnal
Penelitian Pendidikan. 20(2): 145-153.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2014). Permenkes Republik
Indonesia No. 41 tahun 2014 tentang pedoman gizi seimbang. Jakarta:
Kemenkes.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2017). Data komposisi pangan
Indonesia. Jakarta: Kemenkes.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2018). Data komposisi pangan
Indonesia. Jakarta: Kemenkes

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2018). Apa saja manfaat sayur-


sayuran. Jakarta: Kemenkes.
Korakakis, G.E.A. Pavlatou, J.A. Palyvos, N. & Spyrellis. (2009). 3D
visualization types in multimedia applications for science learning: a case
study forht grade students in Greece. Journal Computers & Education.
52(10): 390–401.
Khaira, K. (2017). Analisis kandungan logam berat timbal (Pb) pada cabai merah
(Capsicum annuum L.) yang beredar di Pasar Batusangkar”. Journal of
Sainstek. 9(2): 94-102.
Kamus Besar Bahasa Indonesia Daring. (2020). [Online]. Diakses dari
https://kbbi.kemendikbud.go.id.
Kristianingrum, S. (2012). Kajian berbagai proses destruksi sampel dan efeknya.
prosiding seminar nasional. Yogyakarta: Jurdik Kimia FMIPA UNY.
Kustiningsih Y, Thomas N. F, dan Nurlailah. (2017). Kadar logam timbal (Pb)
dalam darah penjual klepon. Medical Laboratory Technology Journal. 3(2):
47-52.

Miarso, Y. (2011). Menyemai benih teknologi pendidikan. Jakarta: Kencana


Prenada Media Group.
48

Maiyena, S. (2013). Pengembangan media poster berbasis pendidikan karakter


untuk materi global warming. Jurnal Materi dan Pembelajaran Fisik. 3(1):
18-26.

Nofita., Tutik . & Ariska, R. W. (2019). Penetapan kadar logam timbal (Pb) dan
seng (Zn) pada margarin dengan metode spektrofotometri serapan atom.
Jurnal Farmasi Malahayati. 2(1): 24-32.

Nasir, M. (2019). Spektrometri seraan atom. Aceh: Syiah Kuala University Press.

Nopriani, L. S. (2011). Teknik uji cepat untuk identifikasi pencemaran logam


berat tanah di Lahan apel batu. Disertasi, Program Pascasarjana, Universitas
Brawijaya. Malang. Dipublikasikan.
Nurrita, T. (2018). Pengembangan media pembelajaran untuk meningkatkan hasil
belajar siswa. Misykat. 3(1): 171-187.
Pracaya. (1987). Kol alias kubis. Jakarta: Penebar Swadaya.

Primasari, R., Zulfiani. & Herlanti, Y. (2014). Penggunaan media pembelajaran di


Madrasah Aliah Negeri Se-Jakarta Selatan. Edusains. 4(1): 68-72.

Pasaribu, Sarifuddin. & Marbun. (2017). Kandungan logam berat Pb pada kol dan
tomat di Beberapa Kecamatan Kabupaten Karo. Jurnal Agroekoteknologi
FP USU. 5(2): 355-361.
Plantamor. (2020). Kubis. [Online]. Diakses dari http://plantamor.com/species/inf
o/brassica/oleracea/capitata.

Palar, H. (2008). Pencemaran dan toksikologi logam berat. Jakarta: Rineka Cipta.
Ramli. (2010). Respon varietas kubis (Brassica oleraceae) dataran rendah
terhadap pemberian berbagai jenis mulsa. Jurnal Agroland. 17(1): 30-37.

Rukmana, R. (1994). Seri budi daya : Kubis. Yogyakarta: Penerbit Kanisius.


Rizawayani, Sari, S. A., & Safitri, R. (2017). Pengembangan media poster pada
materi struktur atom di SMA Negeri 12 Banda Aceh. Jurnal Pendidikan
Sains Indonesia. 5(01): 127-132
Sumiharsono, R. dan Hasanah, H. (2017). Media pembelajaran. Jember: CV
Pustaka Abadi.

Sugiyono. (2016). Metode penelitian pendidikan pendekatan kuantitatif, kualitatif


dan R&D. Bandung: Alfabeta.
49

Shalwa, Daningsih, E. & Yeni, L. (2015) Pembuatan poster keanekaragaman


fitoplankton di Danau Biru Singkawang pada sub materi keanekaragaman
hayati di SMA. Skripsi. Program Sarjana. Universitas Tanjungpura
Pontianak. Dipublikasikan
Sunarjono, H. H. (2011). Bertanam 36 jenis sayur. Jakarta: Penerbit Penebar
Swadaya.
Sudjana, N. & Rivai, A. (2011). Media pengajaran. Bandung: Sinar Baru
Algesindo.

Suryani, Y. (2004). Penggunaan bakteri asam laktat dalam fermentasi sauerkraut


sebagai alternatif pengawetan dan pengolahan kubis (Brassica oleracea
var. capitata f. alba). IPB: Master Theses.
Tatang, S. (2012). Ilmu Pendidikan. Bandung: Pustaka Setia.
Utama, C. S. & Mulyanto, A. (2009). Potensi limbah Pasar Saytir menjadi starter
fermentasi. Jurnal Kesehatan. 2(1): 6-13.
Widaningrum, Miskiyah. & Suismono. (2007). Bahaya kontaminasi logam berat
dalam sayuran dan alternatif pencegahan cemarannya. Buletin Teknologi
Pascapanen Pertanian. 3(1): 16-27.
Wicaksana, R. Setiawan, A. Yuwono, S. B. & Bakri, S. (2018). Identifikasi
kandungan logam timbal (Pb) pada buah nangka (Artocarpus heterophyllus)
di Media Jalan Kota Bandar Lampung. Jurnal Penelitian Pertanian
Terapan. 18(2): 64-72.
Winarto, W.P. & Tim Lentera. (2004). Memanfaatkan tanaman sayur untuk
mengatasi aneka penyakit. Jakarta: Agromedia Pustaka
Winarna, Sikanna, R., & Musafira. 2015. Analisis kandungan timbal pada buah
apel ( Pyrus Malus . L ) yang dipajangkan di pinggir jalan Kota Palu
menggunakan metode spektrofotometri serapan atom. Online Jurnal of
Natural Science. 4(1): 32–45.

Widowati, W. (2008). Efek toksik logam. Yogyakarta: Andi Offset.


Wikipedia. (2020). Spektroskopi serapan atom. [Online]. Diakses dari
https://id.wikipedia.org/wiki/Spektroskopi_serapan_atom.
Zaenab, & Armin, R. (2015). Kadar timbal (Pb) pada sayuran di Pasar Tradisional
Kabupaten Gowa. Jurnal Sulolipu. 30(2): 160-165.
LAMPIRAN

Lampiran 1 : Prosedur Kerja Penelitian

a) b) c)

2. Persiapan sampel a) kubis Pasar Inpres, b) kubis 1. Memotong


Pasar Lasoani, c) kubis Pasar Masomba kecil-kecil
sampel

5. Menimbang 4. Menambah 3 3. Destruksi


sampel 1 ml HNO3 dan sampel
gram 1 ml HCL

50
51

11. Menyaring larutan ke 9. Menambahkan 10. Menyiapkan larutan


dalam labu ukur aquades hingga standar Pb
tanda batas

8. Pengenceran larutan 7. Sampel siap diuji 6. Uji sampel


Pb dengan sampel menggunakan SSA
52

Lampiran 2: Data Perhitungan Persamaan Regresi Linear Pb dan Penentuan


Kadar Pb

a) Persamaan regresi linear

No Konsentrasi (X) (ppm) Absorbansi (Y)


1 0,1 0,003
2 0,5 0,015
3 1 0,026
4 1,5 0,037
5 2 0,047

No X Y XY X2 Y2
1 0,1 0,003 0,0003 0,01 0,000009
2 0,5 0,015 0,0075 0,25 0,000225
3 1 0,026 0,026 1 0,000676
4 1,5 0,037 0,0555 2,25 0,001369
5 2 0,047 0,094 4 0,002209

∑X =5,1 ∑Y= 0,128 ∑Y2 =


∑XY= 0,1833 ∑X2 = 7,51
0,004488
𝑋 1,02 𝑌 0,0256

∑XY (∑X)(∑Y)
−( )
𝑛
a=
∑X2 (∑X)2
−( )
𝑛

(5,1)(0,128)
0,1833 −( 5 )
=
5,12
7,51−( )
5

0,1833−0,13056
=
7,51−5,202

0,05274
=
2,308

= 0,0229
53

Y=aX +b

b= Y-aX

= 0,0256 – (0,0229) (1,02)

= 0,0023

Maka, persamaan regresinya adalah Y= 0,0229X + 0,0023

(∑𝑋)(∑𝑌)
∑𝑋𝑌−[ 𝑛
]
r=
√(∑𝑋 2 −(∑𝑋)2 /𝑛)(∑𝑌 2 −(∑𝑌)2 /𝑛)

(5,1)(0,128)
0,1833 −[ 5
]
=
√(7,51−(5,1)2/5)(0,004488−(0,128)2/5)

0,1833−0,13056
=
√(7,51−5,202)(0,004488−0,0032768)

0,05274
=
√(2,308)(0,0012112)

0,05274
=
0,0528720115

= 0,997

R2= 0,995
54

b) Penentuan kadar Pb

Konsentrasi Pb
No. Sampel Pengulangan Absorbansi
(ppm)
I 0,005 0,1364
1. Pasar Inpres
II 0,003 0,0455
I 0,004 0,0909
2. Pasar Lasoani
II 0,004 0,0909
I 0,006 0,1818
3. Pasar Masomba
II 0,006 0,1818

1. Kubis Pasar Inpres


a. Pengulangan I
Y = aX + b
Absorbansi (Y) = 0,005

Y = 0,0229X + 0,0023

Y- 0,0023
X=
0,0229

0,005 - 0,0023
X=
0,0229

X = 0,1364

b. Pengulangan II
Y = aX + b
Absorbansi (Y) = 0,003

Y = 0,0229X + 0,0023

Y- 0,0023
X=
0,0229

0,003 - 0,0023
X=
0,0229

X = 0,0455
55

Maka, dapat diketahui kadar Pb pada kubis Pasar Inpres dari mencari nilai

rata-rata pengulangan I dan II yaitu 0,005 + 0,1364 /3 = 0,09095 ppm.

2. Kubis Pasar Lasoani


a. Pengulangan I
Y = aX + b
Absorbansi (Y) = 0,004

Y = 0,0229X + 0,0023

Y- 0,0023
X=
0,0229

0,004 - 0,0023
X=
0,0229

X = 0,0909

b. Pengulangan II
Y = aX + b
Absorbansi (Y) = 0,004

Y = 0,0229X + 0,0023

Y- 0,0023
X=
0,0229

0,004 - 0,0023
X=
0,0229

X = 0,0909

Maka, dapat diketahui kadar Pb pada kubis Pasar Lasoani dari mencari nilai
rata-rata pengulangan I dan II yaitu 0,0909 + 0,0909 /3 = 0,0909 ppm.

3. Kubis Pasar Masomba


a. Pengulangan I
56

Y = aX + b
Absorbansi (Y) = 0,006

Y = 0,0229X + 0,0023

Y- 0,0023
X=
0,0229

0,006 - 0,0023
X=
0,0229

X = 0,1818

b. Pengulangan II
Y = aX + b
Absorbansi (Y) = 0,006

Y = 0,0229X + 0,0023

Y- 0,0023
X=
0,0229

0,006 - 0,0023
X=
0,0229

X = 0,1818

Maka, dapat diketahui kadar Pb pada kubis Pasar Masombadari mencari

nilai rata-rata pengulangan I dan II yaitu 0,1818 + 0,1818 /3 = 0,09095 ppm.

Lampiran 3: SK Dosen Pembimbing


57
58
59

Lampiran 4: Surat Izin Penelitian

Lampiran 5: Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian


60
61

Lampiran 6: Media Pembelajaran (Poster)


62

Lampiran 7: Lembar Validasi oleh Ahli Media


63

Lampiran 8: Lembar Validasi oleh Ahli Desain


64

Lampiran 9: Lembar Validasi oleh Ahli Isi


65

Lampiran 10: Lembar Validasi oleh Kelompok Mahasiswa

Lembar Penilaian Poster Pada Uji Coba (Mahasiswa)

Lingkari skor yang sesuai dengan penilaian dan tuliskan komentar/saran Anda

No Aspek yang dinilai Skala Penilaian


1. Menurut Anda Sama sekali Kurang Cukup Menarik Sangat
apakah isi poster ini tidak menarik menarik menarik
menarik? menarik
2 3 √ 4 5
1
Komentar/Saran :

2. Menurut Anda Sama sekali Kurang Cukup Dimengert Sangat


apakah isi poster ini tidak dimengerti dimengerti i dimengert
mudah dimengerti? dimengerti i

1 2 3
4 √ 5
Komentar/Saran :

3. Bagaimanakah Sama sekali Kurang Cukup Jelas Sangat


kejelasan gambar tidak jelas jelas Jelas Jelas
yang ada dalam
poster ini? 1 2 3 √ 4 5
Komentar/Saran :

4. Bagaimanakah Sama sekali Kurang Cukup jelas Jelas Sangat


kejelasan tulisan tidak jelas jelas jelas
(teks) yang ada
dalam poster ini? 1 2 3 √ 4 5
Komentar/Saran :

5. Menurut Anda Sama sekali Kurang Cukup Menarik Sangat


apakah tampilan tidak menarik menarik menarik
gambar pada menarik
posterini menarik?
1 2 3 √ 4 5
66

6. Menurut Anda Sama sekali Kurang Cukup Menarik Sangat


apakah poster ini tidak menarik menarik menarik
secara keseluruhan menarik
menarik?
1 2 3 √ 4 5
Komentar/Saran :

7. Apakah poster ini Sama sekali Kurang Cukup Membantu Sangat


dapat membantu tidak membantu membantu membantu
memudahkan untuk membantu
mengetahuikadarlog
amtimbal (Pb)? 1 2 3 √ 4 5
Komentar/Saran :

8. Apakah penulisan Sama sekali Kurang Cukup Tepat Sangat


bahasa latin yang tidak tepat tepat tepat tepat
digunakan dalam
poster ini sudah 1 2 3 √ 4 5
tepat?
Komentar/Saran :

Palu, 2 Maret2021

Mahasiswa

Purnama S Paker
STB. A 221 17 112
Lampiran 12: Analisa Data Penilaian Poster oleh Mahasiswa

Skor per mahasiswa


No Aspek penilaian Rerata
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Menurut Anda
1 apakah isi poster 5 4 4 5 5 5 5 4 4 3 5 4 5 4 5 5 4 3 4 5 4,4
ini menarik?
Menurut Anda
apakah isi poster
2 4 3 4 4 5 4 4 5 4 4 4 5 5 4 4 5 4 4 4 4 4,2
ini mudah
dimengerti?
Bagaimanakah
kejelasan gambar
3 5 3 4 5 5 5 4 5 4 4 4 4 5 5 5 5 5 3 4 4 4,4
yang ada dalam
poster ini?
Bagaimanakah
kejelasan tulisan
4 5 4 4 5 5 5 5 5 3 5 5 4 5 5 5 5 5 3 4 5 4,6
yang ada dalam
poster ini?
Menurut anda
apakah tampilan
5 gambar pada 4 3 3 4 5 4 5 4 3 3 4 4 4 4 4 3 5 3 4 4 3,85
poster ini
menarik?
Menurut anda
apakah poster ini
6 4 2 4 4 5 4 4 4 3 4 4 4 4 4 5 4 5 3 4 5 4
secara
keseluruhan

67
68

menarik?
Apakah poster ini
dapat membantu
memudahkan
7 untuk mengetahui 4 4 3 4 5 4 4 5 4 4 4 5 4 5 4 5 5 3 4 4 4,2
kadar logam
timbal (Pb) pada
kubis?
Apakah penulisan
bahasa latin yang
8 digunakan dalam 4 3 4 4 5 4 5 4 4 4 5 4 4 5 5 4 5 3 4 5 4,25
poster ini sudah
tepat?
SKOR PEROLEHAN 33,9
SKOR MAKSIMAL 40
PERSENTASE 84,75
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Wahyu Abdi Ilahi

NIM : A 221 16 070

Jurusan/program studi : FMIPA/Pendidikan Biologi

Fakultas : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skrispi ini benar-benar tulisan saya, dan

bukan merupakan plagiasi baik sebagian atau seluruhnya.

Apabila di kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan bahwa skripsi ini

memenuhi unsur plagiasi, baik sebagian atau seluruhnya, maka saya bersedia

menerima sanksi atas perbuatan tersebut sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Palu, 14 Maret 2021

Yang membuat pernyataan

Wahyu Abdi Ilahi

69
RIWAYAT HIDUP

Wahyu Abdi Ilahi lahir di Palu, 1 April 1998, anak kedua dari empat

bersaudara pasangan Amran dengan Hamsiah.

Pendidikan taman kanak-kanak di TK Mantikulore dan tamat pada tahun

2004. Pendidikan sekolah dasar di SDN 2 Inpres selama 6 tahun dan tamat pada

tahun 2010. Pendidikan sekolah menengah pertama di MTsN 1 Palu dan tamat

pada tahun 2013, kemudian melanjutkan sekolah menengah pertama di MAN 2

Palu dan tamat pada tahun 2016 pada jurusan Agama. Setelah lulus MAN, tahun

2016 itu juga melalui jalur SBMPTN (seleksi bersama masuk perguruan tinggi

negeri), terdaftar sebagai mahasiswa S1 Program Studi Pendidikan Biologi FKIP

Universitas Tadulako, Palu.

70

Anda mungkin juga menyukai