Anda di halaman 1dari 12

UNIVERSITAS INDONESIA

Hubungan Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR) dengan Kejadian Stunting


pada Anak Usia 12 – 60 Bulan di Kabupaten Tanggamus
Provinsi Lampung

Mata Kuliah
Rancangan Sampel dan Pengembangan Pengukuran
Penelitian Kesehatan

Dosen Pengampu
Dr. Besral, SKM, M. Sc

Disusun Oleh

Nama : Roma Yuliana


NPM : 2006506086

PROGRAM PASCASARJANA ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS INDONESIA
2021
A. Rumusan masalah
Apakah hubungan Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR) dengan kejadian stunting pada anak usia
12 – 60 bulan di Kabupaten Tanggamus Provinsi Lampung?
B. Tujuan Penelitian
1. Estimasi
Proporsi
a. Mengetahui proporsi kejadian stunting pada pada anak usia 12 – 60 bulan di
Kabupaten Tanggamus Provinsi Lampung.
b. Mengetahui proporsi BBLR pada anak usia 12 – 60 bulan di Kabupaten Tanggamus
Provinsi Lampung.
Rerata
a. Mengetahui rerata Z-score anak usia 12 – 60 bulan di Kabupaten Tanggamus Provinsi
Lampung.
b. Mengetahui rerata berat lahir anak usia 12 – 60 bulan di Kabupaten Tanggamus
Provinsi Lampung.
2. Hipotesis
Beda Proporsi
a. Mengetahui hubungan proporsi BBLR dengan kejadian stunting pada anak usia 12 –
60 bulan di Kabupaten Tanggamus Provinsi Lampung.
Beda Rerata
a. Mengetahui hubungan rerata berat lahir dengan kejadian stunting pada anak usia 12 –
60 bulan di Kabupaten Tanggamus Provinsi Lampung.
b. Mengetahui hubungan riwayat BBLR dengan rerata Z-score pada anak usia 12 – 60
bulan di Kabupaten Tanggamus Provinsi Lampung.
Tujuan Korelasi
a. Mengetahui hubungan rerata berat lahir dengan rerata Z-score pada anak usia 12 – 60
bulan di Kabupaten Tanggamus Provinsi Lampung.
C. Kerangka Konsep
Variabel Independen Variabel Independen

- BBLR - Z-score
- Rerata Berat Lahir - Stunting

- ASI Eksklusif
- Riwayat Infeksi Penyakit
- Pendidikan Ibu
- Pendapatan keluarga

Variabel Covariat

D. Definisi Operasional
Definisi
Variabel Alat Ukur Cara Ukur Hasil Ukur Skala
Operasional
Variabel Dependen
Seorang anak Timbangan, Pengukuran, 0= Stunting (<-2 SD)
Stunting dikatakan berstatus Mikrotoise, Buku KMS 1= Tidak Stunting
gizi pendek Length board (≥ -2 SD) Ordinal
(stunting) apabila (WHO, 2010)
pada indeks
antropometri
berdasarkan
indikator TB/U
berada pada ambang
batas <-2 SD
Z Score Nilai antropometri, Timbangan, Pengukuran Z- score Rasio
TB/U atau PB/U Mikrotoise,
pada saat disurvey Length board
dengan mengacu
pada standar WHO
2010
Variabel Independen
BBLR Bayi yang lahir Kuesioner Wawancara, 0= (<2500 gr)
dengan berat badan telaah buku 1= (≥ 2500 gr)
kurang dari 2.500 KIA Ordinal
gram tanpa (Depkes RI, 2011)
memandang status
kehamilan.
Berat Lahir Berat lahir bayi yang Kuisioner Wawancara, Berat lahir (gram) Rasio
Anak ditimbang setelah telaah buku
dilahirkan atau KIA
dalam 24 jam
pertama.
Variabel Kovariat
ASI ASI eksklusif adalah Kuesioner Wawancara 0= Tidak ASI Ordinal
Eksklusif memberikan hanya eksklusif
ASI saja untuk bayi 1=ASI eksklusif selama
sejak lahir sampai 6 bulan
usia 6 bulan (Roesli, 2013)
Riwayat Riwayat infeksi Kuesioner Wawancara 0= Ada (anak berusia Ordinal
Infeksi penyakit yang 12 – 60 bulan yang
Penyakit dialami responden pernah menderita salah
setiap bulan berturut- satu penyakit infeksi
turut dalam 3 bulan yang terjadi setiap
terakhir (diare dan bulan berturut- turut
ISPA) dalam 3 bulan terakhir)
1 = Tidak ada (anak
berusia 12 – 60 bulan
yang tidak pernah
menderita salah satu
penyakit infeksi yang
terjadi setiap bulan
berturut-turut dalam 3
bulan terakhir) (Putra,
2016)
Pendidikan Jenjang pendidikan Kuisioner Wawancara 0 = Pendidikan Ordinal
ibu tertinggi yang Tinggi (≥ SMA)
ditamatkan oleh ibu, 1 = Pendidikan
yang ditandai oleh Rendah (< SMA)
ijazah.
(UU No.20 Th 2003)
Pendapatan Sejumlah uang atau Kuesioner Wawancara 0 = Rendah (jika
barang yang dapat dibawah UMK, yaitu Ordinal
digunakan oleh < Rp 1.6500.000)
keluarga selama 1 1 = Tinggi (jika diatas
bulan untuk pangan UMR, yaitu > Rp
dan non pangan 1.650.000)
E. Hipotesis Penelitian
1. Beda rerata (2-sisi)
Perbedaan rerata berat lahir anak dengan kejadian stunting pada anak usia 12 – 60 bulan
di Kabupaten Tanggamus, Provinsi Lampung.
2. Beda proporsi (2-sisi)
Perbedaan proporsi BBLR dengan kejadian stunting pada anak usia 12 – 60 bulan di
Kabupaten Tanggamus, Provinsi Lampung.
3. Uji korelasi
Mengetahui hubungan rerata berat lahir anak dengan rerata Z Score anak usia 12 – 60
bulan di Kabupaten Tanggamus, Provinsi Lampung
F. Perhitungan Sampel
1) Hitung besar sampel untuk estimasi (rerata & proporsi)
Rata-rata
Berdasarkan penelitian fitri (2014) didapatkan bahwa rata-rata Berat Bayi lahir di
RSUD Arifin Ahmad Provinsi Riau Tahun 2014 sebesar 3.126,65 gram sedangkan
Standar Deviasi sebesar 453,65 gram.

Z1-ɑ/2 = 1,96
CI= 95% (Kisaran berat bayi = 3.026,65 – 3.226,65 gram)
d= 100 gram (presisi mutlak)
σ= 453,65 gram
μ= 3.126,65 gram
e = 100/3.126,65 x 100 = 0,032 (3,2% presisi relative)

3.026,65 3.126,65 3.226,65


d = 100 gr d = 100 gr
95%

Penghitungan besar sampel secara cluster (tidak ada sampling frame)


Populasi studi = : Seluruh anak usia 12-60 bulan di Kabupaten Tanggamus: 40.433 anak
Kelompokkan populasi berdasarkan strata.
 Kabupaten Tanggamus
 24 Puskesmas
 Jumlah sampel = 79 x desain effect= 79 x 2 = 158 total sampel, dipilih 30
cluster/Puskesmas, terdapat Puskesmas dengan jumlah cluster > 1, sehingga sampel
setiap cluster: 158/ 30 = ±6 sampel.
Proporsi
Berdasarkan hasil Riskesdas Tahun 2018, proporsi stunting di Kabupaten Tanggamus
yaitu 26,80 % (Riskesdas, 2018).
Diketahui :
Z1-ɑ/2 = 1,96
CI = 95%
d = 5%
P = 26,8%

21,8 % 26,8% 31,8%


d=5 d=5
95%
n= 302 (SRS)

n= 302 (SRS)
Penghitungan besar sampel secara cluster (tidak ada sampling frame)
Populasi studi = : Seluruh anak usia 12-60 bulan di Kabupaten Tanggamus: 40.433
anak
Kelompokkan populasi berdasarkan strata.
 Kabupaten Tanggamus
 24 Puskesmas
 Jumlah sampel = 302 x desain effect= 302 x 2 = 604 total sampel, dipilih 30
cluster/Puskesmas, terdapat Puskesmas dengan jumlah cluster > 1, sehingga
sampel setiap cluster: 604/ 30 = ±20 sampel

2) Hitung besar sampel untuk hipotesis (rerata & proporsi)=> Cross Sectional
Rata-rata
Berdasarkan penelitian Walker, et al (2017) didapatkan nilai rata-rata balita yang
stunting sebesar 2.900 gram standar deviasi sebesar 480 gram sedangkan yang tidak
stunting sebesar 3.330 gram standar deviasi sebesar 520 gram.
Hipotesis 2-sisi
Perbedaan rerata berat lahir balita dengan kejadian stunting pada anak usia 12 – 60 bulan di
Kabupaten Tanggamus, Provinsi Lampung.
Diketahui :
Z1-ɑ/2 = 1,96 (derajat kepercayaan 95%)
Z1- β = 1,28 (kekuatan uji 90%)
μ1 = 2.900 gram (stunting); n=112 balita
μ2 = 3.330 gram (tidak stunting); n=189 balita
s1 = 480 gram (stunting)
s2 = 520 gram (tidak stunting)
n

2 2 z1 / 2  z1   2
2 
(n  1)s
1
2
1  (n2  1) s 22 
 1   2  2 (n1  1)  (n2  1)

n = 30 SRS
Proporsi => Cross Sectional
Menurut penelitian Fitri (2013) tentang “Berat Lahir Sebagai Faktor Dominan
Terjadinya Stunting Pada Balita (12–59 Bulan) Di Sumatera (Analisis Data Riskesdas
2010)” didapatkan bahwa proporsi stunting pada BBLR sebesar 49,3% sedangkan proporsi
stunting pada yang tidak BBLR sebesar 36,9%.
Hipotesis 2-sisi
Perbedaan proporsi BBLR dengan kejadian stunting pada anak usia 12 – 60 bulan di
Kabupaten Tanggamus, Provinsi Lampung
Diketahui :
Z1-ɑ/2 = 1,96 (derajat kepercayaan 95%)
Z1- β = 1,28 (kekuatan uji 90%)
P1 = 49,3% (BBLR)
P2 = 36,9% (Tidak BBLR)
Ṗ = 43,1%
P1-P2 = 9 %

n
z 1 / 2 2 P (1  P )  z1  P1 (1  P1 )  P2 (1  P2 )  2

( P1  P2 ) 2
n = 334 (SRS)
3) Korelasi
Menurut penelitian Das, et all (2019) di Dhaka, Bangladesh didapatkan bahwa nilai
korelasi berat bayi dengan Z score balita sebesar 0,21.
Hipotesis 2-sisi
Mengetahui hubungan rerata berat lahir anak dengan rerata Z Score pada anak usia 12-60
bulan di Kabupaten Tanggamus, Provinsi Lampung.
Diketahui :
Z1-ɑ/2 = 1,96 (derajat kepercayaan 95%)
Z1- β = 1,28 (kekuatan uji 90%)
r = 0,21
2
 1+ r  z + z 1-  
 = 0,5 ln  n =  1-/2  + 3
 1- r    

n = 238 (SRS)
Referensi:

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. (2011). Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2011.
Jakarta: Kemenkes RI.
Putra, O. (2016). Pengaruh BBLR Terhadap Kejadian Stunting Pada Anak Usia 12 – 60 Bulan
di Wilayah Kerja Puskesmas Pauh Pada Tahun 2015. Padang : Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Andalas.
Roesli, U. (2013). Mengenal ASI Eksklusif. Jakarta: Trubus Agriwidaya.
Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003. Sistem Pendidikan Nasional.
WHO.(2010). Nutrition Landscape Information System (NLIS) Country Profile: Indicators
Interpretation Guide. WHO Document Production Services Geneva, Switzerland.

Anda mungkin juga menyukai