Situs Istimewa "Patiayam", Antara Vulkanisme Dan Sejarah - Syawal88's Blognya Cerpen Geologi
Situs Istimewa "Patiayam", Antara Vulkanisme Dan Sejarah - Syawal88's Blognya Cerpen Geologi
Sekedar Menulis Tentang Cerita Pendek Geologi
Situs Istimewa “Patiayam”, Antara Vulkanisme
dan Sejarah
Patiayam adalah Situs purba di Pegunungan Patiayam, Dukuh Patiayam, Desa Terban,
Kecamatan Jekulo, Kabupaten Kudus. Sekitar 1.500 fosil ditemukan di Patiayam dan kini
disimpan di rumah‑rumah penduduk. Sebagian gading gajah ditempatkan di Museum
Ronggowarsito (http://www.indonesia.travel/id/destination/568) Semarang
(http://www.indonesia.travel/id/destination/454).Situs Patiayam merupakan bagian dari
Gunung Muria. Luasnya 2.902,2 hektar meliputi wilayah Kudus dan beberapa kecamatan di
Pati.
Situs Patiayam ini merupakan situs istimewa dimana fosil fosil kehidupan purba di temukan
di daerah ini. dan tentunya inilah salah satu situs purba yang menarik selain situs sangiran.
(https://syawal88.files.wordpress.com/2012/05/patiayam.jpg)
Gunung Pati ayam (Sumber :http://lestarisituspatiayam.blogspot.com/2008/07
(http://lestarisituspatiayam.blogspot.com/2008/07))
Geologi Patiayam
Kompleks perbukitan ini terdiri atas beberapa bukit kecil dengan ketinggian 200 hingga 350 m
di atas permukaan laut (dpl). Para peneliti terdahulu, seperti Sartono dkk. (1978), Zaim (1989,
2006), dan Suwarti dan Wikarno (1992) menyebutnya sebagai kubah (dome). Puncak tertinggi
kompleks Gunung Patiayam terletak di Bukit Payaman pada ketinggian 350 m dpl. Menurut
mereka, kubah tersebut terbentuk pada Plistosen (0,5 – 0,9 juta tahun lalu) (jtl.). Zaim (1989)
menyebutkan bahwa kegiatan gunung api juga pernah berlangsung di kompleks Gunung
Patiayam, yaitu pada 2 – 0,5 jtl., bersamaan dengan kegiatan vulkanisme Gunung Muria. Jadi,
pembentukan kubah Patiayam berada pada kisaran waktu dengan kegiatan vulkanisme di
kompleks perbukitan ini.
https://syawal88.wordpress.com/2012/05/02/situs‐istimewa‐patiayam‐antara‐vulkanisme‐dan‐sejarah/ 1/7
4/26/2016 Situs Istimewa “Patiayam”, Antara Vulkanisme dan Sejarah | Syawal88's Blognya Cerpen Geologi
Batuan Penyusun Gunung Patiayam tersusun oleh batuan beku lava dan intrusi basal piroksen
yang kaya akan mineral leusit, breksi gunung api (piroklastika dan lahar), batupasir tuf dan
breksi batuapung (endapan piroklastika), napal dan batugamping, serta lempung hitam
endapan rawa. Batuan gunung api tersebut mendominasi daerah patiayam dengan sebaran
lebih dari 80%
(https://syawal88.files.wordpress.com/2012/05/geologi‑
patiayam.jpg)
Geologi Patiayam
menurut S. Mulyaningsih, dkk (2008), batuan gunung api yang menyusun daerah Gunung
Patiayam antara lain adalah
1.Di lereng timur Gunung Patiayam djumpai singkapan lapisan lempung argiliseus. Lempung
argilaseus tersebut diinterpretasikan dibentuk oleh larutan hidro‑termal akibat aktivitas
magmatisme yang menyentuh tubuh air tanah sehingga lapisan dengan air tanah tersebut
teralterasi
2. Diatas Lempung argilaseus secara stratigrafis tersingkap lava, yang ditunjukkan oleh
hadirnya bongkah‑bongkah lava berukuran 0,5 – 3m di permukaan. Tubuh lava tersebut
makin ke bawah makin masif.
3. ke arah barat daya dari lokasi bongkah lava tersingkap batuan intrusi gang, yang juga
tersusun oleh basal piroksen kaya leusit. Tubuh batuan intrusi ini di permukaan dicirikan oleh
morfologi yang melingkar di puncak bukit, dengan posisi yang lebih tinggi dari wilayah di
sekitarnya.
4.Di lereng barat – barat daya, sekitar 200 – 500 m dari lokasi breksi autoklastika pada lembah
Sungai Pontang, tersingkap perlapisan breksi piroklastika dan breksi lapili dengan matriks tuf.
5. Ke arah hulu Sungai Pontang, sekitar 50 m ke barat – barat laut, breksi piroklastika secara
tidak selaras ditindih oleh batugamping (napal) dengan fosil moluska asal laut
6. Pada fasies yang lebih jauh, yaitu di daerah Jengglong, sisi timur daerah pengamatan
patiayam, ter‑singkap batuan epiklastika berupa batupasir yang mengandung tuf, batupasir
https://syawal88.wordpress.com/2012/05/02/situs‐istimewa‐patiayam‐antara‐vulkanisme‐dan‐sejarah/ 2/7
4/26/2016 Situs Istimewa “Patiayam”, Antara Vulkanisme dan Sejarah | Syawal88's Blognya Cerpen Geologi
dengan sedikit fragmen pumis dan skoria berukuran kerikil, konglomerat dan breksi
epiklastika (lahar)
7. Makin ke arah barat, komposisi endapan epiklastika makin berkurang dan berganti dengan
tuf dan breksi pumis yang diinterpretasikan sebagai batuan piroklastika. Ke arah barat laut,
komposisi litologi didominasi oleh perlapisan breksi pumis dan tuf, yang makin ke arah hulu
breksi pumis makin dominan
8. Batuan yang tersingkap di bagian utara (dae‑rah Sukobubuk dan sekitarnya) tersusun oleh
endapan pasir lepas dan konglomerat/breksi dengan fragmen litik andesit piroksen dan basal
dengan bentuk butir membundar
Aktivitas Vulkanisme Gunung Patiayam
Aktivitas vulkanisme wilayah ini sebenarnya tidak terlepas dari proses tektonik yang terlebih
dahulu terjadi, menurut S. Mulyaningsih dkk (Jurnal Geologi Indonesia, 2008), bahwa proses
tektonik memang pernah terjadi di wilayah ini yang membentuk rekahan. Akibat adanya
rekahan tersebut, magma muncul ke permukaan melalui rekahan dan membangun kerucut
(tubuh) gunung api. Proses pemunculan magma yang berlangsung secara berulang‑ulang
memanaskan batuan yang dilaluinya. Karena batuan tersebut mengandung air, maka terjadi
penguapan dan pelarutan menghasilkan larutan hidrotermal, membentuk lempung argilaseus.
Interpretasi kegiatan vulkanisme tersebut juga didukung oleh asosiasi intrusi andesit basaltik
de‑ngan lava basal leusit dan breksi autoklastika yang berselingan dengan breksi piroklastika
berdensitas dan breksi pumis. Semua batuan tersebut dihasilkan oleh aktivitas gunung api.
Meskipun lava dapat terangkut, namun transportasinya tidak akan dapat menjangkau cukup
jauh.
Pertumbuhan kerucut gunung api juga pernah berlangsung menghasilkan breksi piroklastika,
lava, dan breksi autoklastika. Breksi piroklastika dan lava yang menumpang di atas breksi
pumis dan tuf mengindikasikan bahwa setelah penghancuran kawah gunung api, terjadi
pertumbuhan kerucut gunung api. Selama aktivitasnya, telah berlangsung empat kali
pertumbuhan kerucut gunung api dan empat kali penghancuran kerucutnya. Urutannya
adalah pertumbuhan kerucut gunung api, penghancuran pertama menghasilkan Rim 1,
pertumbuhan dan penghancuran menghasilkan Rim 2, pertumbuhan dan penghancuran
menghasilkan Rim 3, pembentukan dan penghancuran menghasilkan Rim 4 dan erosi.
Meskipun secara komposisi batuan gunung api Patiayam sama dengan batuan gunung api di
Lasem, yaitu absarokit (sangat kaya kalium), sosonit, tefrit
ultrapotasik, dan trakiandesit alkalin potasik (Zaim, 1989), namun batuan tersebut tidak
mungkin dihasilkan oleh kegiatan vulkanisme Gunung Lasem, mengingat jaraknya yang
terlalu jauh, yaitu sekitar 60 km. Gunung Muria sendiri memiliki umur yang jauh lebih muda,
yaitu 0,7 – 0,01 jt. Jadi, batuan Gunung Api Patiayam juga tidak mungkin berasal dari kegiatan
Gunung Muria, di samping karena jaraknya yang sangat jauh, yaitu sekitar 30 km, juga
umurnya yang terlalu tua.
Data kegiatan gunung api masa kini menunjukkan bahwa aliran lava tidak akan mampu
menjangkau lebih dari 5 km dari pusat erupsi; aliran piroklastika berdensitas tidak akan
mampu menjangkau lebih dari 20 km dan abu serta pumis dapat tertransportasi lebih jauh
bergantung pada arah angin.
https://syawal88.wordpress.com/2012/05/02/situs‐istimewa‐patiayam‐antara‐vulkanisme‐dan‐sejarah/ 3/7
4/26/2016 Situs Istimewa “Patiayam”, Antara Vulkanisme dan Sejarah | Syawal88's Blognya Cerpen Geologi
(https://syawal88.files.wordpress.com/2012/05/perkembangan‑vulkanisme‑patiayam.png)
Perkembangan kompleks Gunung Api purba Patiayam berdasarkan interpretasi citra landsat
(tanpa skala).(S. Mulyaningsih dkk,2008)
Sejarah Arkeologi Gunung Patiayam
Padahal, pada tahun 1979, Dr Yahdi Yaim dari Geologi Institut Teknologi Bandung (ITB), telah
menemukan sebuah gigi pra‑geraham bawah dan tujuh pecahan tengkorak manusia. Lalu
ditemukan pula sejumlah tulang belulang binatang purba, seperti Stegodon trigono chepalus
(sejenis gajah purba), Elephas sp (juga jenis gajah), Cervus zwaani dan Cervus lydekkeri
Martin (sejenis rusa), Rhinoceros sondaicus (badak), Sus brachygnatus Dubris (babi), Felis sp
(macan), Bos bubalus palaeoharabau (kerbau), Bos banteng paleosondicus (banteng), dan
Crocodilus sp (buaya). Semua itu ditemukan dalam lapisan batu pasir tufoan (Tuffaceous
sandstones).
Menurut Prof Dr Sartono dan kawan‑kawan, temuan tersebut merupakan jenis litologi dari
formasi Slumprit (bagian dari Bukit Patiayam) yang terbentuk pada Kala Plestosan Bawah.
Atas dasar itulah, umur fosil yang ditemukan Yahdi antara 1 juta hingga 700.000 tahun lalu.
Menurut catatan Kompas, April 1981, Tim Pusat Penelitian dan Penggalian Benda Purbakala
Yogyakarta menemukan dua gading gajah purba berukuran panjang 2,5 meter dan
berdiameter 15 sentimeter di Bukit Patiayam, wilayah Kecamatan Margorejo, Kabupaten Pati.
Fosil ini diperkirakan berumur 800.000 tahun. Selain itu, tim juga menemukan fosil kepala dan
tanduk kerbau, dua gigi babi, banteng, kambing, rusa, badak, buaya, dan kura‑kura. Dengan
ditemukannya fosil‑fosil itu, tim peneliti menyimpulkan Bukit Patiayam semula merupakan
sebuah sungai dengan lebar 50 meter hingga 200 meter, sedikit rawa dan padang rumput
(Kompas, 6 April 1981).Setahun kemudian, tepatnya akhir November 1982, Sukarmin
menemukan dua gading gajah di Gunung Nangka (bagian dari Bukit Patiayam), Desa Terban,
Kecamatan Jekulo, Kabupaten Kudus.
Gading pertama berukuran panjang 3,17 meter dan gading kedua berukuran panjang 1,44
https://syawal88.wordpress.com/2012/05/02/situs‐istimewa‐patiayam‐antara‐vulkanisme‐dan‐sejarah/
4/7
4/26/2016 Situs Istimewa “Patiayam”, Antara Vulkanisme dan Sejarah | Syawal88's Blognya Cerpen Geologi
Gading pertama berukuran panjang 3,17 meter dan gading kedua berukuran panjang 1,44
meter. Kedua gading gajah ini sekarang tersimpan di museum Ronggowarsito Semarang. Pada
kurun waktu yang sama, Kepala Seksi Kebudayaan Dinas Pendidikan Kabupaten Kudus
Soetikno juga menemukan fosil gading gajah di petak 22 Gunung Slumprit (juga bagian dari
Bukit Patiayam).
Menurut tim peneliti Balai Arkeologi Yogyakarta yang dipimpin Harry Widianto dengan
anggota Muhammad Hidayat dan Baskoro Daru Tjahjono yang melakukan penelitian di Situs
Patiayam, 16‑17 November 2005, situs ini sudah dikenal sejak lama sebagai situs hominid
(manusia purba) di Indonesia. Situs hominid lainnya adalah Sangiran, Trinil, Kedungbrubus,
Perning Mojokerto, Ngandong, dan Ngawi.
(https://syawal88.files.wordpress.com/2012/05/fosil.jpg)
Fosil di Patiayam
Reference :
S. Mulyaningsih, Bronto, Sutikno, dkk.2008. Vulkanisme kompleks Gunung Patiayam di Kecamatan
Jekulo, Kabupaten Kudus, Provinsi Jawa Tengah. Badan Geologi: Jurnal Geologi Indonesia
http://lestarisituspatiayam.blogspot.com (http://lestarisituspatiayam.blogspot.com)
https://syawal88.wordpress.com/2012/05/02/situs‐istimewa‐patiayam‐antara‐vulkanisme‐dan‐sejarah/ 5/7
4/26/2016 Situs Istimewa “Patiayam”, Antara Vulkanisme dan Sejarah | Syawal88's Blognya Cerpen Geologi
Tentang iklaniklan ini (https://wordpress.com/abouttheseads/)
by DNSUnlocker X
This entry was posted on Rabu, Mei 2nd, 2012 at 9:30 pm and is filed under Cerpen Geologi,
Geologi In News, Uncategorized. You can follow any responses to this entry through the RSS
2.0 feed. You can leave a response, or trackback from your own site.
7 Balasan ke Situs Istimewa “Patiayam”, Antara Vulkanisme
dan Sejarah
A djie shaka mengatakan:
1 November 2012 pukul 3:55 pm
Sungguh sejarahmu sgt mengheRankan
Balas
Sandra ghenk zamadiana mengatakan:
1 November 2012 pukul 4:48 pm
Sungguh tanah itu adalah misteri,jika d.gali akan bnyk jawaban yg blm trjabar..
Semangat…
Balas
Nurul Badriyah Andito mengatakan:
https://syawal88.wordpress.com/2012/05/02/situs‐istimewa‐patiayam‐antara‐vulkanisme‐dan‐sejarah/ 6/7
4/26/2016 Situs Istimewa “Patiayam”, Antara Vulkanisme dan Sejarah | Syawal88's Blognya Cerpen Geologi
1 Mei 2013 pukul 7:28 pm
ingin seperti anda #obsesi waktu SMA
Balas
Vava Viivii mengatakan:
29 September 2013 pukul 10:33 am
sungguh istimewa
Balas
Archibald mengatakan:
11 September 2014 pukul 10:39 am
infonya bermanfaat banget mas syawal..
Balas
syawal mengatakan:
12 September 2014 pukul 2:30 am
Eh mas Archie . . . . Sama sama mas Archie sudah mau ngunjungi blogku mas
Balas
Rojopati mengatakan:
7 Mei 2015 pukul 2:06 pm
bukit payaman yg katanya bukit paling tinggi
di gunung patiayam itu mana mas
kebetulan saya rumah di tlogowungu pati
ya agak jauh sih dari gunungnya
tapi rumah cukup dekat dengan muria
Balas
Tema Contempt.
Blog di WordPress.com.
https://syawal88.wordpress.com/2012/05/02/situs‐istimewa‐patiayam‐antara‐vulkanisme‐dan‐sejarah/ 7/7