"Ini seakan menyimpulkan DPRD korup, kepala daerah bersih. Padahal kewenangan
kepala daerah justru makin besar," lanjutnya.
Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta M. Taufik senada seirama dengan Sahat. Menurutnya
alasan meminimalisir korupsi dengan memangkas peran DPRD juga tak tepat.
Lebih lanjut ia menilai, jika peran DPRD telah dipangkas dalam penyusunan KUA-
PPAS, penetapan APBD kelak justru akan semakin rumit.
"Terus fungsi DPRD untuk apa? Fungsi budgeting berdasarkan UU ada di DPRD. KUA-
PPAS itu dasar susun APBD, kalau DPRD tak dihiraukan sejak awal bagaimana ke
depannya?" Tanya Taufik.
Syarifuddin sendiri menilai batas waktu yang diberikan selama 1,5 bulan dianggap telah
cukup untuk melakukan pembahasan antara legislatif dan eksekutif.
"1,5 bulan itu tidak cepat, cukup itu waktunya. Karena APBD ini kan juga harus segera
disahkan," timpalnya.