Anda di halaman 1dari 2

APLIKASI SISTEM UYHD

Oleh : Drs. JafarHutagaol, M.Si


Sistem

UYHD

(Uang

Yang

Harus

Dipertanggungjawabkan)

merupakan

perubahan / penggantian dari Sistem UUDP ( Uang Untuk Di Pertanggungjawabkan ).


Perubahan sistem ini diperuntukkan guna menghindari dan memperkecil kemungkinan
terjadinya penyalahgunaan wewenang atau penyalahgunaan penggunaan uang Negara
maupun uang Daerah sebagaimana yang diamanatkan pada Undang- Undang nomor
28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Pemerintahan yang bersih non KKN ( Kolusi,
Korupsidan Nepotisme ).
Sistem UYHD menghendaki penggunaan dan pertanggungjawaban keuangan
Negara maupun keuangan daerah tidak boleh melampaui batasbatas ketentuan yang
telah ditetapkan misalnya ,penggunaan ,pencairan anggaran yang berada pada bulan
Januari harus diminta dan digunakan pada bulan Januari tersebut. Oleh karena itu
anggaran harus ditetapkan sesuai ketentuan atau Peraturan PerundangUndanganya
itu pada awal setiap bulan Desember tahun berjalan dimana Rancangan Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) maupun Rancangan Anggaran dan
Pendapatan Belanja Daerah (RAPBD) telah disyahkan oleh DPR maupun DPRD
menjadi APBN dan APBD sebagaimana telah ditetapkan dalam Undang-Undang Nomor
17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara dan Undang-Undang Nomor 01 Tahun2004
tentang Perbendaharaan Negara bahkan dipertegas lagi dalam Undang-Undang Nomor
33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah bahwa penetapan
RAPBN maupun RAPBD tidak boleh melampaui batas Bulan Desember tahun berjalan
agar tidak merusak Sistem UYHD.
Untuk tahun anggaran 2012 Pemerintah Pusat dalam hal ini Presiden telah dapat
melaksanakan penyerahan DIPA (Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran) pada tanggal 21
Desember kepada masing masing Gubernur sebagai pedoman pelaksanaan anggaran
dekonsentrasi di Pemerintahan Provinsi diantaranya Provinsi Kalimantan Barat
sebesar 6,197 Triliun yang selanjutnya diserahkan oleh Gubernur Kalimantan Barat
kepada Bupati, Walikota dan berbagai instansi Vertikal antara lain Kejaksaan Tinggi

Kalimantan Barat

dan masing- masing SKPD yang berada dilingkungan Provinsi

Kalimantan Barat. Yang menjadi pertanyaan besar kapan DPA (Dokumen Pelaksaan
Anggaran) SKPD akan diserahkan oleh Gubernur kepada masingmasing instansi yang
berada dilingkungan Provinsi Kalimantan Barat dan oleh Bupati untuk masingmasing
SKPD di Kabupaten, dan Walikota Pontianak serta Walikota Singkawang menyerahkan
DPA kemasingmasing SKPD dilingkungannya. Fakta menunjukkan pada saat ini,
tanggal

9 Januari

2012 belumada SKPD dilingkungan Provinsi maupun SKPD

dilingkungan Kabupaten maupun Kota yang telah menerima DPA-SKPD, masih


berkutat melakukan pembahasan/pengkajian, hal tersebut sangat bertentangan dengan
Undang-Undang Nomor 25 Tahun2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan
Nasional. Hal inilah yang menjadikan lembaga pengawasan fungsional menyatakan
bahwa pengelolaan keuangan tidak dapat dikomentari.
Aplikasi sistem UYHD menghendaki bahwa anggaran harus dicairkan perbulan
tetapi kenyataan Pemerintah Daerah Provinsi dan Kabupaten dan Kota ada yang
melakukan pertriwulan, bahkan ada yang perkwartalan. Kalau mengacu kepada sistem
UYHD sepenuhnya harus dilakukan perbulan dan pertangungjawabannya paling lambat
setiap tanggal 10 bulan berikutnya. Pengelola keuangan dan kebijakan dalam
pengelolaan keuangan serta penetapan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD)
yang melampaui batasbatas yang telah ditentukan mengakibatkan para pengelola
mata anggaran menjadi sapi perah dari pemeriksa, karena dengan alasan apapun kita
telah meyimpang dari ketentuan peraturan, melalui tulisan widyaiswara ini, saya
menghimbau dan sangat mengharapkan agar melakukan penyusunan rencana
anggaran oleh masingmasing SKPD selanjutnya oleh DPRD bersama Gubernur
ditingkat Provinsi dan Walikota serta Bupati ditingkat Kota dan Kabupaten agar dapat
melakukannya dengan tepat waktu jangan kalah dengan Pemerintah Pusat dapat
menyerahkan DIPA pada tanggal 21 Desember untuk Provinsi dari 33 Provinsi di
Indonesia, saya yakin hal itu dapat terlaksana mengingat DPRD berada dimasing
masing Kabupaten dan Kota berbeda dengan DPR yang dating dari berbagai Provinsi
dan Kota di Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai