Anda di halaman 1dari 10

ISSN: 2088-8201

MEWUJUDKAN KAMPUNG BANDAN SEBAGAI KAMPUNG KOTA


BERKELANJUTAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN
ASIAN NEW URBANISM.

1 2
Desy Fatmala Makhmud , Fitria Nurhasanah ,
3 4 5 6
Indah Ulfia Utami , Syifa Khansha , Daisy Radnawati , Ray March Syahadat
Program Studi Arsitektur Lanskap, Institut Sains dan Teknologi Nasional
1
Email: desyfatmala04@gmail.com
2
fitrianurhasanah406@gmail.com
3
indahulfiautami@gmail.com
4
syifakhs@gmail.com
5
daisy.arl@istn.ac.id
6
ray.arl@istn.ac.id

ABSTRAK

Kampung kota merupakan fenomena yang banyak terjadi terutama di lanskap kota pada negara-
negara berkembang. Salah satu kampung kota yang ada di Indonesia yaitu Kampung Bandan,
Ancol, Jakarta Utara. Kepadatan merupakan permasalahan yang dihadapi oleh kampung ini,
dengan perbandingan kebutuhan ruang terbuka yang minim, derajat ketertutupan ruang, dan
keterdekatan antar bangunan. Kepadatan dan keterbatasan dapat mengurangi kreativitas bagi
manusia penghuninya untuk bertindak dan berperilaku. Hampir dapat dipastikan bahwa tidak akan
ada ruang-ruang sisa di dalam kampung Bandan. Dengan segala permasalahan yang ada maka
perlu diadakan suatu penataan kampung yang berkelanjutan. Penataan yang benar akan
mewujudkan kehidupan masyarakat yang lebih baik di dalamnya. Studi dilakukan pada bulan
Oktober-November 2016. Analisis data dilakukan secara komparatif terhadap teori kampung kota
berkelanjutan berdasarkan pendekatan Asian New Urbanism berupa rekomendasi yang menjadi
dasar dalam menciptakan konsep kampung kota yang berkelanjutan dengan inovasi instrumen
perencanaan Asian New Urbanism.
Kata Kunci : Instrumen perencanaan; keberlanjutan; kebutuhan ruang; kepadatan; konsep;
lanskap; lanskap kota; penataan kampung; rekomendasi; ruang terbuka

1. PENDAHULUAN Dalam konteks permukiman penduduk


Kota berkelanjutan adalah kota yang di kota, Indonesia memiliki tiga tipe
memungkinkan semua warganya memenuhi permukiman, dimana tipe pertama
kebutuhannya dan meningkatkan merupakan tipe permukiman yang terencana
kesejahteraannya, tanpa menurunkan (well-planned), dengan penataan
kondisi lingkungan alam atau kehidupan infrastruktur dan fasilitas yang lengkap dan
orang lain, di masa kini dan di masa depan dapat dijangkau oleh kendaraan bermotor.
[1]. Tujuan pembangunan kota berkelanjutan Tipe kedua adalah tipe kampung, dengan
adalah mencakup upaya pengurangan rumah-rumah yang berada di dalam,
penggunaan ruang dan sumber daya alam, kebanyakan tidak dapat dijangkau dengan
rasionalisasi dan pengelolaan secara efisien mobil maupun motor. Tipe ini adalah tipe
aliran materi di perkotaan, perlindungan dan permukiman lama/asli kota-kota di Indonesia.
peningkatan kesehatan penduduk perkotaan, Sedangkan tipe ketiga adalah permukiman
pemeliharaan kemudahan yang merata pinggiran/kumuh (squatter) yang banyak
dalam sumberdaya dan pelayanan, dan bermunculan pada ruang-ruang marjinal
peningkatan keragaman kultural dan sosial kota, seperti tepi sungai atau di tanah milik
[2]. negara. Tipe ini juga sering disebut dengan
tipe kampung ilegal [3].

Desy Fatmala Makhmud, Mewujudkan Kampung Bandan 91


sebagai Kampung Kota Berkelanjutan Menggunakan Pendekatan Asian New Urbanism
Jurnal Arsitektur, Bangunan, & Lingkungan | Vol.6 No.3 Juni 2017 : 91 - 100

Kampung di dalam kota memiliki 2. METODOLOGI


karakteristik tersendiri, yaitu kehidupan Studi dilakukan di Kampung Bandan
sebuah desa (village) masih terdapat di Ancol, Kecamatan Pademangan, Jakarta
dalamnya, yang masih nampak pada sistem Utara pada bulan Oktober-November 2016.
sosial dan budaya yang mengikat. Akibatnya, Metode pengumpulan data yang digunakan
keberadaan kampung ini mau tidak mau antara lain wawancara, observasi, dan studi
harus menjadi perhatian dan bagian dari literatur. Peta citra diperoleh dari Google
kehidupan perkotaan, termasuk dalam Earth Pro. Data diolah secara deskriptif dan
proses perencanaan dan penataan kota. Hal spasial. Analisis data dilakukan secara
ini tentunya mendorong kampung sebagai komparatif terhadap teori kampung kota
salah satu bagian pembentuk sebuah kota di berkelanjutan berdasarkan pendekatan Asian
Indonesia, sebagai bagian yang relevan atau New Urbanism. Dari hasil analisis tersebut
sebuah alternatif pemecahan problem dapat dirumuskan kesimpulan berupa
perkotaan. [4] rekomendasi yang menjadi dasar dalam
Kampung kota merupakan fenomena menciptakan konsep kampung kota yang
yang banyak terjadi terutama di negara- berkelanjutan dengan inovasi instrumen
negara berkembang. Budaya bermukim perencanaan Asian New Urbanism.
terutama di perkotaan merupakan salah satu Pengolahan gambar menggunakan software
kebiasaan masyarakat-masyarakat urban AdobePhotoshop cc 2015.
yang ada di Asia, khususnya Indonesia.
Bentuk permukiman yang ada di kota tidak 3. HASIL DAN PEMBAHASAN
hanya terdiri dari permukiman formal yang 3.1. Kampung kota di Indonesia
direncanakan dengan perancang ahli dan Kampung merupakan kawasan
perancangan masterplan-nya, namun ada permukiman kumuh dengan ketersediaan
juga permukiman informal yang terbentuk sarana umum buruk atau tidak ada sama
tanpa adanya suatu perencanaan dan sekali, kawasan ini kerap disebut slum atau
perancangan tatanan permukiman, bentuk ini squater [5]. Kampung, dalam bahasa Melayu
yang biasa disebut dengan kampung kota. berarti sebuah kompoun tertutup (enclosed
Salah satu kampung kota yang ada di compound). Kampung sebagai sebuah
Indonesia terletak di Kampung Bandan enclosed compound di dalam kota memiliki
Ancol, Kecamatan Pademangan, Jakarta karakteristik tersendiri yang masih memiliki
Utara. Kepadatan merupakan permasalahan kehidupan sebuah desa (village) di
yang dihadapi oleh kampung ini, dengan dalamnya, yang masih nampak pada sistem
perbandingan kebutuhan ruang-ruang sosial dan budaya yang mengikat. kampung
terbuka yang minim, derajat ketertutupan sebenarnya sebuah bentuk asli dari kota-
ruang dan keterdekatan antar bangunan. kota di Indonesia.
Disadari atau tidak, kepadatan dan Kampung kota adalah suatu bentuk
keterbatasan dapat mengurangi kreativitas permukiman di wilayah perkotaan yang khas
bagi manusia penghuninya untuk bertindak Indonesia dengan ciri antara lain: penduduk
dan berperilaku. Hampir dapat dipastikan masih membawa sifat dan perilaku
bahwa tidak akan ada ruang-ruang sisa di kehidupan perdesaan yang terjalin dalam
dalam kampung Bandan. ikatan kekeluargaan yang erat, kondisi fisik
Semua ruang harus dapat bangunan dan lingkungan kurang baik dan
dioptimalkan pemanfaatannya sehingga tidak beraturan, kerapatan bangunan dan
memberi dampak yang lebih baik bagi penduduk tinggi, sarana pelayanan dasar
kehidupan dan menjamin keberlanjutan. serba kurang, seperti air bersih, saluran air
Ruang-ruang sirkulasi yang kecil membentuk limbah dan air hujan, pembuangan sampah
perilaku yang spesifik bagi masyarakat dan lainnya [6]. Terlepas dari formalitas
penghuni [4]. Dengan segala permasalahan bentuk maupun aturan-aturan pembangunan,
yang ada maka perlu diadakan suatu nampaknya kampung lebih menggambarkan
penataan kampung yang berkelanjutan. segi humanitas dan urbanitas kehidupan kota
Penataan yang benar akan mewujudkan yang saat ini mulai dicari kembali oleh
kehidupan masyarakat yang lebih baik di negara-negara maju melalui konsep new
dalamnya. Kampung dengan segala urbanism.
aktivitasnya, sedikit banyak dapat memberi
gambaran bagaimana kehidupan urban yang 3.2. Kampung Bandan
terjadi. Pembangunan kota yang Kampung Bandan merupakan salah
berkelanjutan adalah suatu proses dinamis satu kampung kota yang berada di wilayah
yang berlangsung secara terus-menerus. Ancol, Kecamatan Pademangan, Jakarta

Desy Fatmala Makhmud, Mewujudkan Kampung Bandan 92


sebagai Kampung Kota Berkelanjutan Menggunakan Pendekatan Asian New Urbanism
ISSN: 2088-8201

Utara. Kampung ini berada dekat dengan Kampung Bandan juga dikenal
Pelabuhan Sunda Kelapa. Berdasarkan sebagai kawasan yang rutin banjir karena
catatan buku sejarah, asal muasal mengapa pasang surut air laut karena sistem drainase
kawasan ini disebut Kampung Bandan ialah yang tidak teratur dengan baik. Selain itu,
dari kata “Banda” yang merupakan nama deretan rumah terbangun saling berhimpit
pulau di daerah Maluku. Pada masa antarwarga sehingga kawasan terasa
pemerintah kolonial Belanda di tahun 1621, lembab dan gelap. Tidak tersedianya lahan
kawasan ini digunakan sebagai pun membuat warga Kampung Bandan tidak
penampungan budak dari Maluku. memiliki lapangan maupun lahan terbuka
Kemudian, Banda juga berasal dan kata sebagai area interaksi satu dengan yang
banda (Bahasa Jawa) yang berarti ikatan. lainnya. Kampung Bandan sebagai suatu
Kata Banda dengan tambahan awalan di kawasan permukiman juga tidak memiliki
(dibanda) mempunyai arti pasif yaitu diikat. ketersediaan sarana umum yang buruk,
Hal ini dapat dihubungkan dengan adanya sehingga dikenal sebagai kawasan
peristiwa yang sering dilihat masyarakat permukiman kumuh perkotaan di utara
pada periode Jepang, yaitu pasukan Jepang Jakarta.
membawa pemberontak dengan tangan Keberadaan Kampung Bandan ini
terikat melewati kampung ini menuju Ancol menjadi unik karena berada di lingkungan
untuk dilakukan eksekusi bagi pemberontak modern, namun demikian wajah dan budaya
tersebut. Selain itu, banda juga merupakan kampung masih tersisa. Secara fisik, ruang-
perubahan ucapan dari kata pandan. Pada ruang di dalamnya menunjukkan karakter
masa lalu di kampung ini banyak tumbuh kampung yang masih bertahan di tengah
pohon pandan, sehingga masyarakat himpitan kekuatan ruang metropolitan.
menyebutnya dengan nama Kampung Kampung Bandan yang dihuni oleh sekitar
Pandan. Kampung Bandan kemudian 100 kepala keluarga ini bermata pencaharian
tumbuh berkembang menjadi permukiman sebagai tukang ojek, buruh, karyawan atau
padat dan kumuh sampai masa sekarang ini. pedagang makanan. Adanya fenomena
Kampung Bandan memiliki luasan 6,3 gotong royong di Kampung Bandan, ikatan
hektar dan berbatasan dengan Jalan Lodan sosial antar warga masyarakat dengan
Raya dan jalan tol di sisi selatan dan keragaman tersebut menunjukkan bahwa
permukiman Kelurahan Ancol yang semangat budaya "kampung" masih
berbatasan dengan Pelabuhan Sunda bertahan sebagai kawasan yang memiliki
Kelapa di sisi utara. Di dalam kawasan ini, kecenderungan kehilangan kekuatan lokal
Kampung Bandan memiliki masjid bersejarah dalam dinamika global.
yang menjadi daya tarik kawasan sebagai
tempat berziarah bernama Masjid Jami Al- 3.3. Asian New Urbanism
Mukaromah. Masjid Al-Mukaromah ini Konsep the new urbanism tidak hanya
dibangun oleh Sayid Abdul Rahman bin Alwi fokus kepada desain komunitas saja, tapi
as-Syatiri pada tahun 1789. Di dalam masjid juga hubungan dari desain wilayah regional
tersebut terdapat tiga makam ulama besar ke desain skala kota-kota kecil juga. Konsep
yaitu Habib Mohammad Bin Umar Alqudsi, ini utamanya menggunakan dua strategi
Habib Ali Bin Abdurrahman Ba’Alawi dan pembangunan. Pertama, tidak
Habib Abdurrahman Bin Alwi Asy-Syathri. memperhatikan terhadap lokasi dari tapak,
Menurut Habib Alwi Bin Ali Asy-Syathri, perbedaan komunitas, skala populasi, ruang
Ketua Masjid Kramat Kampung Bandan, publik dan strukturnya harus menyeluruh
ketiga makam tersebut adalah makam tertua dalam satu kawasan metropolitan. Kedua,
yang ada di Jakarta. Usia salah satu makam berdasarkan pada prinsip pembangunan
bahkan sudah mencapai 307 tahun. yang sama untuk keseluruhan kawasan.
Kemudian, karena adanya perkembangan Seluruh kawasan harus memiliki struktur
penduduk yang semakin bertambah, pada yang sama baik dari segi komunitas kecil,
tahun 1947, bangunan ini diperluas menjadi ruang publik, sistem transportasi publik dan
sebuah masjid yang bisa menampung juga perlu adanya pembeda dari tiap-tiap
banyak jamaah untuk beribadah dan para kawasan, maka dibutuhkan batas yang jelas.
peziarah makam. Masjid ini menjadi Selain itu mendesain sebuah kawasan
signifikasi historis terhadap Kampung ini layaknya mendesain sebuah blok. Aspek
yang mengalami pemugaran dan perluasan yang paling krusial dari mendesain kawasan
di tahun 1972 oleh Dinas Museum dan adalah memisahkan kawasan berdasarkan
Sejarah DKI Jakarta dan tetap dipertahankan skala manusia baru kemudian desain [7].
sampai masa kini.

Desy Fatmala Makhmud, Mewujudkan Kampung Bandan 93


sebagai Kampung Kota Berkelanjutan Menggunakan Pendekatan Asian New Urbanism
Jurnal Arsitektur, Bangunan, & Lingkungan | Vol.6 No.3 Juni 2017 : 91 - 100

Sedangkan di Asia, Grants [8] 3.4. Penerapan konsep Asian New


mendeskripsikan bahwa "Kehidupan Urban Urbanism pada Kampung Bandan
di Asia Timur hanya memperhatikan sedikit Kampung Bandan dengan kondisi
dari dunia publik, memiliki sedikit hubungan permukiman yang sangat kumuh, lingkungan
ketertarikan dalam konservasi kawasan yang tidak sehat, serta kurangnya lahan
bersejarah,dan tradisi. Dia juga terbuka hijau dapat menyebabkan berbagai
menambahkan bahwa "negara-negara di permasalahan pada masyarakat yang tinggal
Asia memiliki pendekatan menanam dalam di dalamnya. Upaya yang dipilih untuk
sebuah kehidupan urban tersendiri yang menyelesaikan beberapa permasalahan ini
mengambil dan memilih strategi untuk adalah dengan penerapan konsep Asian
memenuhi kebutuhan mereka dan berarti New Urbanism sebagai berikut.
new urbanism memungkinkan untuk ditarik
ke dalam prinsip yang mendasari kota-kota di 3.4.1. Self sufficiency
wilayah timur, tapi tidak secara efektif Self sufficiency yaitu upaya untuk
memberikan bahasan mengenai nilai budaya memenuhi kebutuhan kota yang seoptimal
dan kebiasaan yang menemani bentuk dari mungkin, berasal dari proses produksi dan
kehidupan aslinya. reproduksi dari kota itu sendiri, dengan
Di lain hal menurut Katz [9] meminimalkan ketergantungan pada area
mengemukakan 5 prinsip dari pembangunan sekitar (hinterland), terutama dengan
kawasan lingkungan yang ideal yaitu: sebuah menyeimbangkan proporsi alokasi pelayanan
wilayah urban memiliki pusat dan ujung, dan sumber pembiayaan dalam kota. Salah
memiliki keseimbangan dari gabungan satu penerapan konsep ini terhadap
aktivitas perumahan, belanja, bekerja, kampung kota adalah melalui urban farming.
sekolah, peribadatan dan membuat ulang, Pengertian urban farming menurut
struktur bangunan dan lalu lintas dengan Wiyanti [12] merupakan aktivitas pertanian di
jaringan dan penghubung jalan yang baik, dalam atau di sekitar kota yang melibatkan
memberikan prioritas untuk ruang publik, dan keterampilan, keahlian, dan inovasi dalam
pengalokasian yang tepat untuk bangunan budidaya pengolahan makanan bagi
warga sipil. masyarakat dengan ekonomi rendah melalui
Sistem urban yang baik harus mampu pemanfaatan pekarangan, lahan-lahan
menampung perbedaan dari tipe keluarga kosong guna menambah gizi, meningkatkan
dan juga perbedaan tipe perumahan dengan ekonomi dan kesejahteraan keluarga serta
perbedaan tingkat pendapatan. Sebuah area memotivasi masyarakat untuk membentuk
harus dikomposisikan sebagai sebuah suatu kelompok pertanian guna untuk
kesatuan lingkungan dan kesatuan itu saling membangun dirinya sendiri.
berhubungan bukan hidup mandiri pada tiap Urban farming atau pertanian kota
blok-blok area dari suatu kawasan. Koridor merupakan model pertanian alternatif untuk
merupakan sebuah sarana menyatukan lahan sempit, sesuai dengan Kampung
kawasan kecil, pusat kota, dan zonasi. Bandan yang memiliki keterbatasan lahan
Berikut adalah elemen kota dengan untuk aktivitas bercocok tanam dan
karakteristik yang berkelanjutan termasuk penghijauan (Gambar 1). Dalam melakukan
jalan layang, jalan raya, jalur kereta, sistem urban farming, aktivitas pertanian di dalam
sungai dan zona penghijauan. Lokasi dan atau di sekitar perkotaan melibatkan
path dari koridor ditentukan oleh intensitas keterampilan, keahlian dan inovasi dalam
kebutuhan yang diperlukan [10] budidaya tumbuhan. Hal utama yang
Lim [11] mengusulkan beberapa mengakibatkan munculnya kreativitas ini
inovasi instrumen perencanaan bagi yaitu memberikan kontribusi pada ketahanan
terbentuknya permukiman kota yang menuju pangan, menambah pendapatan warga
pada konsep keberlanjutan sebagai setempat juga sebagai sarana rekreasi dan
antisipasi dan kritik terhadap proses hobi.
perencanaan modern yang ada, yaitu : Self Jenis urban farming yang dapat
sufficiency, Shifting and Floating Values, diterapkan terbagi menjadi dua jenis, yaitu:
Transport and Mobility, Conservation of • Suatu program yang memanfaatkan
Environmental Areas, dan Land as lahan-lahan kosong/sisa dengan
Resource. menjadikan ruang edukasi melalui
berkebun dan menghasilkan manfaat bagi
masyarakat sekitar (ruang terbuka hijau)

Desy Fatmala Makhmud, Mewujudkan Kampung Bandan 94


sebagai Kampung Kota Berkelanjutan Menggunakan Pendekatan Asian New Urbanism
ISSN: 2088-8201

• Suatu program berkebun yang oksigen yang sangat bermanfaat untuk


memproduksi dan memproses bahan- kehidupan manusia. Dengan hal ini
bahan pangan untuk memenuhi masyarakat yang berada di Kampung
kebutuhan masyarakat (ketahanan Bandan akan hidup pada lingkungan yang
pangan). sehat.

Urban farming dapat dilakukan dengan


memanfaatkan barang-barang bekas
sebagai wadah atau pot dan penggunaan
konsep penanaman vertikultur dan
pengadaan pasar di sekitar kawasan rumah
susun dengan dominasi penjualan dari hasil
panen warga berupa sayuran, tanaman
bunga, dan buah-buahan. Dengan itu,
Kampung Bandan dapat menjadi kampung
yang mengusung konsep self sufficiency
dengan memproduksi, memproses dan
menjual makanan dan energy untuk
memenuhi kebutuhan konsumen kota sendiri
dan meminimalkan ketergantungan pada Gambar 1. Urban Farming
area sekitar. Sumber :
Upaya selanjutnya adalah dengan https://desertification.files.wordpress.com/2012/01
/riser2-jojo-rom-
membuat suatu sistem pengolahan air
285968_2051946656569_1181604134_31935796
limbah organik. Penggunaan tumbuhan air _8041270_o.jpg)
dalam sistem constructed wetland dan rain
garden pada lingkungan perumahan dan
koridor jalan. Menurut Department of Natural
Resources, State of Georgia [13],
constructed wetland merupakan suatu sistem
pengolahan air limbah secara alami dengan
konstruksi yang sederhana serta
membutuhkan biaya operasional dan
pemeliharaan yang lebih murah
dibandingkan sistem pengolahan air limbah
dengan mekanisme konvensional.
Constructed wetland terdiri atas sebuah
kolam yang didesain secara layak, yang di
dalamnya terdapat air limbah, substrat dan Gambar 2. Constructed Wetland
tumbuhan air, serta termasuk saluran Sumber:
pembuangan air ke perairan umum (Gambar https://webpages.uidaho.edu/larc380/new380/pag
2). Fungsi dari pembuatan wetland ini tidak es/qualitySecondary.html
hanya sebagai retensi agar tidak terjadi
banjir disaat musim hujan, juga dapat 3.4.2. Shifting and floating values
berfungsi sebagai habitat dari berbagai jenis Teori mengenai nilai penggunaan
tumbuhan dan hewan. Fungsi lain wetland lahan yang diletakkan pada titik-titik
adalah sebagai pengolahan air limbah sisa pertumbuhan. Hal ini mencegah ekspansi
rumah tangga. Air yang tercemar dari run off sektor komersial agar tidak merusak
dapat dimurnikan pada lahan basah ini agar tatanan/struktur kota yang telah mencapai
bebas limbah saat mengalir ke sungai. Air titik optimal dan melindungi kawasan-
yang bebas dari limbah dapat digunakan kawasan yang berkarakter dan bersejarah,
untuk kehidupan hewan dan tumbuhan yang sehingga lahan untuk hunian dapat pula
ada di lingkungan sekitar, walaupun ditempatkan pada lokasi-lokasi yang sesuai
penggunaannya bersifat pasif untuk bagi penghuninya. Teori ini dapat digunakan
manusia, namun pengolahan air limbah ini untuk melindungi permukiman yang telah
akan memberikan hubungan timbal balik ada di pusat kota dengan memberikan
antara satu dengan lainnya. Seperti magnet baru pada kawasan baru yang tetap
berkembangnya tumbuhan pada area sekitar memiliki sistem keterkaitan dan keterpaduan
yang menggunakan air hasil pemurnian, dengan pusat kota dan kawasan lain [11].
kemudian tumbuhan ini akan menyediakan

Desy Fatmala Makhmud, Mewujudkan Kampung Bandan 95


sebagai Kampung Kota Berkelanjutan Menggunakan Pendekatan Asian New Urbanism
Jurnal Arsitektur, Bangunan, & Lingkungan | Vol.6 No.3 Juni 2017 : 91 - 100

Angka kependudukan dan urbanisasi haknya atas hunian yang layak, namun juga
yang terus meningkat mengakibatkan makin meningkatnya kualitas kehidupan mereka
lebarnya kesenjangan antara permintaan dan baik dari segi ekonomi, sosial dan budaya
penyediaan di segala aspek kehidupan [15].
terutama permukiman [14]. Masalah tata
guna lahan di Jakarta masih menjadi Karena kampung pada dasarnya
perdebatan hingga saat ini. Pemerintah merupakan suatu permukiman dengan
Provinsi Jakarta pun telah memberikan jumlah penduduk yang padat dan memiliki
beberapa solusi terkait hal ini seperti halnya ciri khas berupa kekentalan sosial budaya
pembangunan hunian vertikal sampai seperti kebersamaan dan kekeluargaan.
dengan program penataan permukiman yang Maka hunian ini mengedepankan aktivitas
telah dilakukan pada era Gubernur DKI sosial budaya dengan penduduknya yang
Jakarta, Joko Widodo. Namun kedua solusi hampir dapat dikatakan menjadi sebuah satu
ini dianggap belum mampu menyelesaikan kesatuan kampung, seperti menyediakan
masalah Kota Jakarta seutuhnya. Pada ruang komunal, ruang sosial atau fasilitas
konsep rumah susun, sebenarnya dapat kebersamaan lainnya yang sebelumnya tidak
mengatasi masalah keterbatasan lahan pada dapat dijumpai pada rumah susun. Selain itu
suatu kampung, namun suatu kampung hunian vertikal ini juga tidak hanya
bukan hanya dinilai dari kuantitas hunian mengintegrasikan aspek sosial dan budaya,
masyarakatnya, tetapi juga terdapat suatu tetapi juga ekonomi masyarakatnya,
niai sosial dan budaya yang tidak dapat pembangunan juga harus dilakukan selaras
diakomodasi di dalam suatu hunian vertikal. dengan alam yaitu dengan menggunakan
Pada konsep kampung deret sebenarnya pendekatan desain ekologis.
cukup menampung kegiatan sehari-hari
bermasyarakat, namun dengan
meningkatnya kepadatan penduduk dan
keterbatasan lahan konsep kampung ini tidak
dapat berjalan dengan baik.
Salah satu upaya untuk melindungi
tatanan kampung yang ada agar tetap
terjaga kesehatan dan kelayakan untuk
dihuni sementara lahan yang tersedia sangat
minim adalah dengan cara membuat suatu
hunian vertikal. Indonesia memiliki peraturan
perundang-undangan yang mengatur
mengenai rumah susun, yaitu Undang-
undang No. 16 tahun 1985 tentang Rumah Gambar 3. Desain Rumah Susun
Susun (UURS) selain itu hal ini juga sejalan
dengan arah Kebijakan Umum 3.4.3. Transport and mobility
Pembangunan Daerah urusan Perumahan Salah satu pendekatan dari the new
Rakyat sebagaimana tertuang dalam urban adalah memperkenalkan Transit
Rencana Pembangunan Jakarta Menengah Oriented Development (TOD) untuk
Daerah (RPJMD) Provinsi DKI Jakarta tahun membuat jalur penghubung antara urban dan
2008-2012. Kebijakannya adalah, area perdesaan ,konten utama dari
meningkatkan ketersediaan rumah susun pendekatan ini adalah penggabungan dari
untuk memenuhi kebutuhan penduduk penggunaan dan tipe perumahan terstruktur
berpenghasilan rendah. dan mudah dijangkau menuju transportasi
Desain pembangunan rumah yang publik, dengan bentuk yang padat, jalaur
dapat menyelesaikan beberapa pejalan kaki yang memadai, pusat komersial
permasalahan di atas yaitu jenis “rumah dan kegiatan warga sipil yang dekat dari
vertikal ekologis dengan fasilitas koridor transportasi, transportasi publik yang
pemberdayaan ekonomi, sosial dan budaya baik perawatannya, jaring-jaring ruang
masyarakat berpenghasilan rendah” adalah terbuka hijau, dan ruang publik yang
suatu hunian vertikal berupa rumah susun menarik. Tipe kota di Asia kebanyakan
dengan menerapkan desain yang ekologis memiliki karakter yang padat, serta
sebagai sarana pemberdayaan ekonomi, banyaknya koridor transportasi dan sistem
sosial dan budaya masyarakat transportasi publik. Mereka juga
berpenghasilan rendah (Gambar 3). memperkenalkan sistem jalan layang di
Diharapkan mereka akan mendapatkan perkotaan, perbatasan dan perdesaan [8].

Desy Fatmala Makhmud, Mewujudkan Kampung Bandan 96


sebagai Kampung Kota Berkelanjutan Menggunakan Pendekatan Asian New Urbanism
ISSN: 2088-8201

Setelah ekspansi dari jalan yang telah sedangkan usia makam itu sendiri kurang
ada, ditambahkan juga adanya sistem baru lebih sekitar 307 tahun.
dari jalur kereta. Hasilnya adalah kota di Asia Dengan adanya bangunan dan makam
lebih memaksimalkan keuntungan bersejarah tersebut kita mengupayakan
perkembangan dari new urbanism dan untuk melestarikannya. Berdasarkan Piagam
menambah efisiensi dari situasi lalu lintas Burra [17] yang merupakan standar penting
kota. Dan dibandingkan oleh hal tersebut, dalam pelestarian bangunan, tempat-tempat
tempat bagi berjalan kaki di kota kurang yang dilestarikan adalah tempat yang
dipentingkan dan diperhatikan. Berdasarkan memiliki signifikan budaya. Pengertian
pendekatan tersebut, maka di Kampung budaya disini berarti bernilai estetika,
Bandan disediakan jalur sirkulasi yang saling sejarah, keilmuan, atau sosial untuk generasi
berhubungan dan dengan pencapaian jarak muda masa lalu, sekarang, dan nanti.
yang dekat terhadap jalur transportasi publik, Klasifikasi tersebut sesuai dengan Undang-
sehingga dapat ditempuh hanya dengan undang Republik Indonesia No. 5/1992 Bab I
berjalan. Membuat jalur-jalur pejalan kaki Pasal 1 Departemen Kebudayaan dan
dengan konsep green corridor yang nyaman Pariwisata, 2001, p.3 mengenai benda cagar
untuk memudahkan mobilitas di dalam budaya. Benda cagar budaya tersebut
kampung (Gambar 4). memenuhi kriteria yaitu, berusia lebih dari 50
tahun, arsitektur bangunan mewakili
arsitektur pada zamannya, dan mempunyai
nilai yang penting bagi sejarah suatu wilayah,
ilmu pengetahuan dan budaya. Dengan
undang-undang yang ada Masjid Al-
Mukarromah dan makam bersejarah tersebut
telah memenuhi standar yang ada. Untuk
melestarikan Masjid Al-Mukarromah dan
makam bersejarah tersebut, maka kita dapat
melakukan beberapa proses antara lain,
preservasi ialah kegiatan mempertahankan
suatu lanskap tanpa menambah maupun
mengurangi bagiannya (Gambar 5).
Konservasi ialah kegiatan pencegahan
Gambar 4. Green Corridor bertambahnya kerusakan yang biasanya
Sumber: https://tacofish.wordpress.com/a- terdapat penggantian maupun penambahan.
man- and-his- camera/ Rehabilitasi merupakan tindakan
meningkatkan suatu standar yang bersifat
3.4.4. Conservation of environmental lebih modern dengan tujuan
areas memperkenalkan dan mempertahankan
Menurut Feiden [16] bangunan karakter sejarah [18]. Dengan kondisi yang
bersejarah merupakan sesuatu yang ada maka akan dapat mempertahankan,
memberikan rasa ingin mengetahui lebih mencegah, dan meningkatkan suatu standar
banyak mengenai orang-orang dan bangunan bersejarah yaitu Masjid Al-
kebudayaan yang menghasilkan kebudayaan Mukarromah dan makam bersejarah
tersebut. Bangunan bersejarah mempunyai tersebut.
nilai dan informasi penting dari generasi ke
generasi. Selain itu, bangunan bersejarah
merupakan kekayaan budaya bangsa yang
penting bagi pemahaman dan
pengembangan ilmu pengetahuan.
Di Kampung Bandan sendiri terdapat
sebuah bangunan bersejarah yaitu Masjid Al-
Mukarromah dan terdapat tiga buah makam
ulama besar asal Batavia, yakni makam Al-
Habib Mohammad Bin Umar Al-qudsi, Al-
Habib Ali Bin Abdurrahman Ba’alawi, dan Al-
Habib Abdurrahman Bin Alwi Asy-Syathri.
Usia bangunan Masjid Al-Mukarromah
sendiri berusia kurang lebih 137 tahun Gambar 5. Masjid Jami’ Al- Mukaromah

Desy Fatmala Makhmud, Mewujudkan Kampung Bandan 97


sebagai Kampung Kota Berkelanjutan Menggunakan Pendekatan Asian New Urbanism
Jurnal Arsitektur, Bangunan, & Lingkungan | Vol.6 No.3 Juni 2017 : 91 - 100

3.4.5. Land as resource • Ruang Serbaguna, berupa tempat yang


Mengoptimalkan penggunaan tanah dapat menampung berbagai kegiatan
sebagai sumber paling vital bagi seperti Pembinaan Kesejahteraan
pembangunan kota dengan mengatur Keluarga (PKK), Karang Taruna, dan
penempatan lokasi, kapasitas dan intensitas lainnya
optimal serta kontrol yang lebih ketat • Ruang Sejarah, merupakan tempat
terhadap pembangunan yang akan bangunan bersejarah yaitu Masji Jami’
dilaksanakan [11]. Al- Mukaromah yang di dalamnya
Pendekatan yang dilakukan berupa terdapat Makam 3 Ulama Besar. Selain
membuat zonasi di dalam Kampung Bandan itu di dalamnya juga terdapat berbagai
(Gambar 6). Zonasi dibuat berdarakan kegiatan keagamaan yang rutin
instrumen perencanaan yang menggunakan dilaksanakan tiap minggu dan tiap
penerapan konsep Asian New Urbanism. bulannya.
Maka muncul beberapa ruang yaitu: • Ruang Terbuka Hijau yang ada di sini
• Hunian, yang berupa rumah susun berupa ruang yang dapat diakses oleh
untuk mengakomodasi tempat tinggal seluruh penduduk kampung yang
masyarakat. terdapat lapangan, taman dan
• Ruang komunal, menurut Shirvani [19], sebagainya.
definisi dari ruang komunal adalah • Wetland berupa lahan basah tempat
ruang tempat untuk berkumpul, pengelolan air limbah yang ada di
bersosialisasi antar penghuni, tempat Kampung Bandan.
bermain anak, dan tempat untuk • Zona Hijau berupa zona penyangga
melakukan aktivitas-aktivitas publik yang berbatasan langsung dengan jalan
lainnya. raya dan pusat industri, pemilihan
• Ruang ekonomi, berupa pasar atau vegetasi dapat mengurangi polusi yang
tempat masyarakat untuk melakukan dapat masuk ke dalam kampung dan
berbagai kegiatan ekonomi untuk juga dapat mengurangi kebisingan dari
memenuhi kebutuhan sehari-hari. lingkungan luarnya.

Gambar 6. Zonasi Kampung Bandan

Desy Fatmala Makhmud, Mewujudkan Kampung Bandan 98


sebagai Kampung Kota Berkelanjutan Menggunakan Pendekatan Asian New Urbanism
ISSN: 2088-8201

4. KESIMPULAN [7] Petter, C. and William, F. The Regional


Dari beberapa inovasi instrumen City; Planning for the End of Sprawl. Island
perencanaan dengan pendekatan Asian New Press. 2001
Urbanism tersebut, maka digagas beberapa
prinsip teoretis dan rekomendasi untuk [8] Jill, Grants. Planning The Good
membentuk pola baru mengenai hunian Community; New Urbanism and Practice,
(settlement) yang sesuai dengan lingkungan London: Routledg, Published. 2006.
kampung di dalam kota, dalam penelitian ini
yaitu Kampung Bandan, Ancol, Jakarta [9] Katz, Petter. The New Urbanism: Toward
Utara. an Architecture of Community, New York:
Pola ini menyusun Kampung Bandan McGraw-Hill Inc. 1994.
dengan pembagian ruang dan fungsi yang
sesuai dengan kehidupan masyarakat di [10] Liu, Jianxiao. The New Urbanism as a
dalamnya tanpa menghilangkan situs sejarah Theory and Its Contemporary Application in
yang ada. Penataan Kampung Bandan juga China: Redesign a Residential Project in
menyediakan tempat interaksi sosial budaya Beijing. 2012
sebagai wajah dari suatu kampung,
membuat kegiatan untuk meminimalkan [11] Lim, WSW, Asian New Urbanism, Select
ketergantungan ekonomi terhadap daerah Books, Singapore. 1998
sekitar dengan melakukan kegiatan produksi
dan reproduksi kebutuhan sehari-hari, serta [12] Wiyanti, Annisya Noer. Implementasi
membuat penataan ruang yang jelas dengan Urban Farming Pada Kelompok Sumber
pembagian zona. Trisno Alami Di Kecamatan Bulak Kota
Selain itu dengan menggunakan Surabaya, in E-Jurnal Unesa pages 1-15.
instrumen perencanaan ini, juga dibuat 2013.
koridor yang menyatukan dan menjadi akses
tiap-tiap ruang yang ada di dalam Kampung [13] Department of Natural Resource-State
Bandan. of Georgia. Guidlines for Contructed Wetland
for Municipal Wastewater facilities. Georgia:
5. DAFTAR PUSTAKA Georgia Environmental Protection Division.
[1] Girardet, H. Cities People Planet: Liveable 2002
Cities for a Sustainable City. Ashgate
Publishing Ltd, Aldershot. 2004. [14] Darrundono. Mencari Model
Pembangunan Perumahan yang
[2] EEA. Environmental indicators:Typology Berkelanjutan, in Karbon Journal,
and overview. Technical report No 25., 1995. (http://www.karbonjournal.org/content/?p
=91&language=en). 2007
[3] Sullivan. Local Goverment and community
in Java: An urban casestudy, Singapore, [15] Purwanto, Dian. Rumah Vertikal Di
Oxford, New York: Oxford University Press. Surakarta Dengan Fasilitas Pemberdayaan
1992. Ekonomi, Sosial Dan Budaya Masyarakat
Berpeenghasilan Rendah. Universitas
[4] Nugroho, Agung Cahyo. Kampung Kota Muhammadiyah Surakarta. 2016
Sebagai Sebuah Titik Tolak Dalam
Membentuk Urbanitas Dan Ruang Kota [16] Feilden, Bernard M. Conservation of
Berkelanjutan, in Jurnal Rekayasa, pages historic buildings. Boston: Butterworth
209-218. Architecture. 1982.

[5] Turner, JC., Housing By People”, MIT [17] International Council of Monuments and
Press. 1972. Site (ICOMOS). Charter for The
Conservation of Places of Cultural
[6] C. Alexander, S. Ishikawa, and M. Significante, Burra, Australia. 1981.
Silverstein. Pattern Language: Town-
Building-Construction, New York: Oxford
University Press. 1977.

Desy Fatmala Makhmud, Mewujudkan Kampung Bandan 99


sebagai Kampung Kota Berkelanjutan Menggunakan Pendekatan Asian New Urbanism
Jurnal Arsitektur, Bangunan, & Lingkungan | Vol.6 No.3 Juni 2017 : 91 - 100

[18] Harris CW, Dines NT. Time-Saver


Standards for Landscape Architecture:
Design and Construction Data. New York:
The McGraw-Hill Companies. 1988.

[19] Shirvani, Hamid. The Urban Design


Process. New York: Van Nostrand Reinhold.
1985.

Desy Fatmala Makhmud, Mewujudkan Kampung Bandan 100


sebagai Kampung Kota Berkelanjutan Menggunakan Pendekatan Asian New Urbanism

Anda mungkin juga menyukai