1 2
Desy Fatmala Makhmud , Fitria Nurhasanah ,
3 4 5 6
Indah Ulfia Utami , Syifa Khansha , Daisy Radnawati , Ray March Syahadat
Program Studi Arsitektur Lanskap, Institut Sains dan Teknologi Nasional
1
Email: desyfatmala04@gmail.com
2
fitrianurhasanah406@gmail.com
3
indahulfiautami@gmail.com
4
syifakhs@gmail.com
5
daisy.arl@istn.ac.id
6
ray.arl@istn.ac.id
ABSTRAK
Kampung kota merupakan fenomena yang banyak terjadi terutama di lanskap kota pada negara-
negara berkembang. Salah satu kampung kota yang ada di Indonesia yaitu Kampung Bandan,
Ancol, Jakarta Utara. Kepadatan merupakan permasalahan yang dihadapi oleh kampung ini,
dengan perbandingan kebutuhan ruang terbuka yang minim, derajat ketertutupan ruang, dan
keterdekatan antar bangunan. Kepadatan dan keterbatasan dapat mengurangi kreativitas bagi
manusia penghuninya untuk bertindak dan berperilaku. Hampir dapat dipastikan bahwa tidak akan
ada ruang-ruang sisa di dalam kampung Bandan. Dengan segala permasalahan yang ada maka
perlu diadakan suatu penataan kampung yang berkelanjutan. Penataan yang benar akan
mewujudkan kehidupan masyarakat yang lebih baik di dalamnya. Studi dilakukan pada bulan
Oktober-November 2016. Analisis data dilakukan secara komparatif terhadap teori kampung kota
berkelanjutan berdasarkan pendekatan Asian New Urbanism berupa rekomendasi yang menjadi
dasar dalam menciptakan konsep kampung kota yang berkelanjutan dengan inovasi instrumen
perencanaan Asian New Urbanism.
Kata Kunci : Instrumen perencanaan; keberlanjutan; kebutuhan ruang; kepadatan; konsep;
lanskap; lanskap kota; penataan kampung; rekomendasi; ruang terbuka
Utara. Kampung ini berada dekat dengan Kampung Bandan juga dikenal
Pelabuhan Sunda Kelapa. Berdasarkan sebagai kawasan yang rutin banjir karena
catatan buku sejarah, asal muasal mengapa pasang surut air laut karena sistem drainase
kawasan ini disebut Kampung Bandan ialah yang tidak teratur dengan baik. Selain itu,
dari kata “Banda” yang merupakan nama deretan rumah terbangun saling berhimpit
pulau di daerah Maluku. Pada masa antarwarga sehingga kawasan terasa
pemerintah kolonial Belanda di tahun 1621, lembab dan gelap. Tidak tersedianya lahan
kawasan ini digunakan sebagai pun membuat warga Kampung Bandan tidak
penampungan budak dari Maluku. memiliki lapangan maupun lahan terbuka
Kemudian, Banda juga berasal dan kata sebagai area interaksi satu dengan yang
banda (Bahasa Jawa) yang berarti ikatan. lainnya. Kampung Bandan sebagai suatu
Kata Banda dengan tambahan awalan di kawasan permukiman juga tidak memiliki
(dibanda) mempunyai arti pasif yaitu diikat. ketersediaan sarana umum yang buruk,
Hal ini dapat dihubungkan dengan adanya sehingga dikenal sebagai kawasan
peristiwa yang sering dilihat masyarakat permukiman kumuh perkotaan di utara
pada periode Jepang, yaitu pasukan Jepang Jakarta.
membawa pemberontak dengan tangan Keberadaan Kampung Bandan ini
terikat melewati kampung ini menuju Ancol menjadi unik karena berada di lingkungan
untuk dilakukan eksekusi bagi pemberontak modern, namun demikian wajah dan budaya
tersebut. Selain itu, banda juga merupakan kampung masih tersisa. Secara fisik, ruang-
perubahan ucapan dari kata pandan. Pada ruang di dalamnya menunjukkan karakter
masa lalu di kampung ini banyak tumbuh kampung yang masih bertahan di tengah
pohon pandan, sehingga masyarakat himpitan kekuatan ruang metropolitan.
menyebutnya dengan nama Kampung Kampung Bandan yang dihuni oleh sekitar
Pandan. Kampung Bandan kemudian 100 kepala keluarga ini bermata pencaharian
tumbuh berkembang menjadi permukiman sebagai tukang ojek, buruh, karyawan atau
padat dan kumuh sampai masa sekarang ini. pedagang makanan. Adanya fenomena
Kampung Bandan memiliki luasan 6,3 gotong royong di Kampung Bandan, ikatan
hektar dan berbatasan dengan Jalan Lodan sosial antar warga masyarakat dengan
Raya dan jalan tol di sisi selatan dan keragaman tersebut menunjukkan bahwa
permukiman Kelurahan Ancol yang semangat budaya "kampung" masih
berbatasan dengan Pelabuhan Sunda bertahan sebagai kawasan yang memiliki
Kelapa di sisi utara. Di dalam kawasan ini, kecenderungan kehilangan kekuatan lokal
Kampung Bandan memiliki masjid bersejarah dalam dinamika global.
yang menjadi daya tarik kawasan sebagai
tempat berziarah bernama Masjid Jami Al- 3.3. Asian New Urbanism
Mukaromah. Masjid Al-Mukaromah ini Konsep the new urbanism tidak hanya
dibangun oleh Sayid Abdul Rahman bin Alwi fokus kepada desain komunitas saja, tapi
as-Syatiri pada tahun 1789. Di dalam masjid juga hubungan dari desain wilayah regional
tersebut terdapat tiga makam ulama besar ke desain skala kota-kota kecil juga. Konsep
yaitu Habib Mohammad Bin Umar Alqudsi, ini utamanya menggunakan dua strategi
Habib Ali Bin Abdurrahman Ba’Alawi dan pembangunan. Pertama, tidak
Habib Abdurrahman Bin Alwi Asy-Syathri. memperhatikan terhadap lokasi dari tapak,
Menurut Habib Alwi Bin Ali Asy-Syathri, perbedaan komunitas, skala populasi, ruang
Ketua Masjid Kramat Kampung Bandan, publik dan strukturnya harus menyeluruh
ketiga makam tersebut adalah makam tertua dalam satu kawasan metropolitan. Kedua,
yang ada di Jakarta. Usia salah satu makam berdasarkan pada prinsip pembangunan
bahkan sudah mencapai 307 tahun. yang sama untuk keseluruhan kawasan.
Kemudian, karena adanya perkembangan Seluruh kawasan harus memiliki struktur
penduduk yang semakin bertambah, pada yang sama baik dari segi komunitas kecil,
tahun 1947, bangunan ini diperluas menjadi ruang publik, sistem transportasi publik dan
sebuah masjid yang bisa menampung juga perlu adanya pembeda dari tiap-tiap
banyak jamaah untuk beribadah dan para kawasan, maka dibutuhkan batas yang jelas.
peziarah makam. Masjid ini menjadi Selain itu mendesain sebuah kawasan
signifikasi historis terhadap Kampung ini layaknya mendesain sebuah blok. Aspek
yang mengalami pemugaran dan perluasan yang paling krusial dari mendesain kawasan
di tahun 1972 oleh Dinas Museum dan adalah memisahkan kawasan berdasarkan
Sejarah DKI Jakarta dan tetap dipertahankan skala manusia baru kemudian desain [7].
sampai masa kini.
Angka kependudukan dan urbanisasi haknya atas hunian yang layak, namun juga
yang terus meningkat mengakibatkan makin meningkatnya kualitas kehidupan mereka
lebarnya kesenjangan antara permintaan dan baik dari segi ekonomi, sosial dan budaya
penyediaan di segala aspek kehidupan [15].
terutama permukiman [14]. Masalah tata
guna lahan di Jakarta masih menjadi Karena kampung pada dasarnya
perdebatan hingga saat ini. Pemerintah merupakan suatu permukiman dengan
Provinsi Jakarta pun telah memberikan jumlah penduduk yang padat dan memiliki
beberapa solusi terkait hal ini seperti halnya ciri khas berupa kekentalan sosial budaya
pembangunan hunian vertikal sampai seperti kebersamaan dan kekeluargaan.
dengan program penataan permukiman yang Maka hunian ini mengedepankan aktivitas
telah dilakukan pada era Gubernur DKI sosial budaya dengan penduduknya yang
Jakarta, Joko Widodo. Namun kedua solusi hampir dapat dikatakan menjadi sebuah satu
ini dianggap belum mampu menyelesaikan kesatuan kampung, seperti menyediakan
masalah Kota Jakarta seutuhnya. Pada ruang komunal, ruang sosial atau fasilitas
konsep rumah susun, sebenarnya dapat kebersamaan lainnya yang sebelumnya tidak
mengatasi masalah keterbatasan lahan pada dapat dijumpai pada rumah susun. Selain itu
suatu kampung, namun suatu kampung hunian vertikal ini juga tidak hanya
bukan hanya dinilai dari kuantitas hunian mengintegrasikan aspek sosial dan budaya,
masyarakatnya, tetapi juga terdapat suatu tetapi juga ekonomi masyarakatnya,
niai sosial dan budaya yang tidak dapat pembangunan juga harus dilakukan selaras
diakomodasi di dalam suatu hunian vertikal. dengan alam yaitu dengan menggunakan
Pada konsep kampung deret sebenarnya pendekatan desain ekologis.
cukup menampung kegiatan sehari-hari
bermasyarakat, namun dengan
meningkatnya kepadatan penduduk dan
keterbatasan lahan konsep kampung ini tidak
dapat berjalan dengan baik.
Salah satu upaya untuk melindungi
tatanan kampung yang ada agar tetap
terjaga kesehatan dan kelayakan untuk
dihuni sementara lahan yang tersedia sangat
minim adalah dengan cara membuat suatu
hunian vertikal. Indonesia memiliki peraturan
perundang-undangan yang mengatur
mengenai rumah susun, yaitu Undang-
undang No. 16 tahun 1985 tentang Rumah Gambar 3. Desain Rumah Susun
Susun (UURS) selain itu hal ini juga sejalan
dengan arah Kebijakan Umum 3.4.3. Transport and mobility
Pembangunan Daerah urusan Perumahan Salah satu pendekatan dari the new
Rakyat sebagaimana tertuang dalam urban adalah memperkenalkan Transit
Rencana Pembangunan Jakarta Menengah Oriented Development (TOD) untuk
Daerah (RPJMD) Provinsi DKI Jakarta tahun membuat jalur penghubung antara urban dan
2008-2012. Kebijakannya adalah, area perdesaan ,konten utama dari
meningkatkan ketersediaan rumah susun pendekatan ini adalah penggabungan dari
untuk memenuhi kebutuhan penduduk penggunaan dan tipe perumahan terstruktur
berpenghasilan rendah. dan mudah dijangkau menuju transportasi
Desain pembangunan rumah yang publik, dengan bentuk yang padat, jalaur
dapat menyelesaikan beberapa pejalan kaki yang memadai, pusat komersial
permasalahan di atas yaitu jenis “rumah dan kegiatan warga sipil yang dekat dari
vertikal ekologis dengan fasilitas koridor transportasi, transportasi publik yang
pemberdayaan ekonomi, sosial dan budaya baik perawatannya, jaring-jaring ruang
masyarakat berpenghasilan rendah” adalah terbuka hijau, dan ruang publik yang
suatu hunian vertikal berupa rumah susun menarik. Tipe kota di Asia kebanyakan
dengan menerapkan desain yang ekologis memiliki karakter yang padat, serta
sebagai sarana pemberdayaan ekonomi, banyaknya koridor transportasi dan sistem
sosial dan budaya masyarakat transportasi publik. Mereka juga
berpenghasilan rendah (Gambar 3). memperkenalkan sistem jalan layang di
Diharapkan mereka akan mendapatkan perkotaan, perbatasan dan perdesaan [8].
Setelah ekspansi dari jalan yang telah sedangkan usia makam itu sendiri kurang
ada, ditambahkan juga adanya sistem baru lebih sekitar 307 tahun.
dari jalur kereta. Hasilnya adalah kota di Asia Dengan adanya bangunan dan makam
lebih memaksimalkan keuntungan bersejarah tersebut kita mengupayakan
perkembangan dari new urbanism dan untuk melestarikannya. Berdasarkan Piagam
menambah efisiensi dari situasi lalu lintas Burra [17] yang merupakan standar penting
kota. Dan dibandingkan oleh hal tersebut, dalam pelestarian bangunan, tempat-tempat
tempat bagi berjalan kaki di kota kurang yang dilestarikan adalah tempat yang
dipentingkan dan diperhatikan. Berdasarkan memiliki signifikan budaya. Pengertian
pendekatan tersebut, maka di Kampung budaya disini berarti bernilai estetika,
Bandan disediakan jalur sirkulasi yang saling sejarah, keilmuan, atau sosial untuk generasi
berhubungan dan dengan pencapaian jarak muda masa lalu, sekarang, dan nanti.
yang dekat terhadap jalur transportasi publik, Klasifikasi tersebut sesuai dengan Undang-
sehingga dapat ditempuh hanya dengan undang Republik Indonesia No. 5/1992 Bab I
berjalan. Membuat jalur-jalur pejalan kaki Pasal 1 Departemen Kebudayaan dan
dengan konsep green corridor yang nyaman Pariwisata, 2001, p.3 mengenai benda cagar
untuk memudahkan mobilitas di dalam budaya. Benda cagar budaya tersebut
kampung (Gambar 4). memenuhi kriteria yaitu, berusia lebih dari 50
tahun, arsitektur bangunan mewakili
arsitektur pada zamannya, dan mempunyai
nilai yang penting bagi sejarah suatu wilayah,
ilmu pengetahuan dan budaya. Dengan
undang-undang yang ada Masjid Al-
Mukarromah dan makam bersejarah tersebut
telah memenuhi standar yang ada. Untuk
melestarikan Masjid Al-Mukarromah dan
makam bersejarah tersebut, maka kita dapat
melakukan beberapa proses antara lain,
preservasi ialah kegiatan mempertahankan
suatu lanskap tanpa menambah maupun
mengurangi bagiannya (Gambar 5).
Konservasi ialah kegiatan pencegahan
Gambar 4. Green Corridor bertambahnya kerusakan yang biasanya
Sumber: https://tacofish.wordpress.com/a- terdapat penggantian maupun penambahan.
man- and-his- camera/ Rehabilitasi merupakan tindakan
meningkatkan suatu standar yang bersifat
3.4.4. Conservation of environmental lebih modern dengan tujuan
areas memperkenalkan dan mempertahankan
Menurut Feiden [16] bangunan karakter sejarah [18]. Dengan kondisi yang
bersejarah merupakan sesuatu yang ada maka akan dapat mempertahankan,
memberikan rasa ingin mengetahui lebih mencegah, dan meningkatkan suatu standar
banyak mengenai orang-orang dan bangunan bersejarah yaitu Masjid Al-
kebudayaan yang menghasilkan kebudayaan Mukarromah dan makam bersejarah
tersebut. Bangunan bersejarah mempunyai tersebut.
nilai dan informasi penting dari generasi ke
generasi. Selain itu, bangunan bersejarah
merupakan kekayaan budaya bangsa yang
penting bagi pemahaman dan
pengembangan ilmu pengetahuan.
Di Kampung Bandan sendiri terdapat
sebuah bangunan bersejarah yaitu Masjid Al-
Mukarromah dan terdapat tiga buah makam
ulama besar asal Batavia, yakni makam Al-
Habib Mohammad Bin Umar Al-qudsi, Al-
Habib Ali Bin Abdurrahman Ba’alawi, dan Al-
Habib Abdurrahman Bin Alwi Asy-Syathri.
Usia bangunan Masjid Al-Mukarromah
sendiri berusia kurang lebih 137 tahun Gambar 5. Masjid Jami’ Al- Mukaromah
[5] Turner, JC., Housing By People”, MIT [17] International Council of Monuments and
Press. 1972. Site (ICOMOS). Charter for The
Conservation of Places of Cultural
[6] C. Alexander, S. Ishikawa, and M. Significante, Burra, Australia. 1981.
Silverstein. Pattern Language: Town-
Building-Construction, New York: Oxford
University Press. 1977.