Anda di halaman 1dari 18

 

IDENTIFIKASI KARAKTERISTIK LIMBAH PADAT RUMAH


SAKIT KEPOLISIAN PUSAT RADEN SAID SUKANTO
SERTA REKOMENDASI SISTEM PENGELOLAANNYA
Astri Maharani, El Khobar M. Nazech, dan Firdaus Ali
Program Studi Teknik Lingkungan, Departemen Teknik Sipil, Fakultas Teknik UI

Abstrak : Rumah sakit adalah gedung tempat menyediakan dan memberikan


pelayanan kesehatan yang meliputi berbagai masalah kesehatan. Aktivitas rumah
sakit akan menghasilkan sejumlah hasil samping berupa limbah, baik limbah
padat, cair, dan gas yang mengandung kuman patogen, zat-zat kimia serta alat-alat
kesehatan yan pada umumnya bersifat berbahaya dan beracun. Untuk
meningkatkan mutu pelayanan perlu pula ditingkatkan sarana untuk mengatasi
limbah tersebut. Untuk itu diperlukan pengetahuan mengenai karakteristik dari
limbah padat di Rumah Sakit Kepolisian Pusat Raden Said Sukanto, dalam hal ini
timbulan dan komposisinya, sehingga dapat diberikan rekomendasi sistem
pengelolaan limbah padat yang sesuai dengan peraturan yang berlaku. Rumah
Sakit Kepolisian Pusat Raden Said Sukanto sudah memilikki sistem pengelolaan
limbah padat namun dalam pelaksanaannya masih kurang baik. Hasil sampling
menunjukkan limbah padat non medis yang dihasilkan adalah 1,37 kg/tempat
tidur/hari. Sedangkan untuk limbah padat medis tajam sebesar 2,75 kg/ hari dan
limbah padat medis non tajam sebesar 41,48 kg/hari. Analisa dari hasil sampling
dan kuesioner menunjukkan bahwa masih banyak aspek yang perlu diperbaiki.
Potensi reduksi sampah di rumah sakit ini ternyata sebesar 49,39% sehingga
jumlah residu sampah yang akan dibuang sebesar 83,69 kg/hari

Kata kunci : limbah padat non medis; limbah padat medis; sistem pengelolaan
limbah padat; timbulan dan komposisi limbah padat
Abstract : Hospital is an institution which provide healthcare and treatment for
various health problems. Medical waste from healthcare activity; range from
waste water, gas emission, and solid waste; contain pathogenic germ, chemical
substances, and medical equipments which were considered hazardous and toxic.
Waste treatment facility improvement is needed to increase the quality of the
hospital general service. A study concerning the characteristics of solid waste, in
this case the generation rate and composition, produced from Raden Said Sukanto
Central Police Hospital is necessary to planned an appropriate solid waste
management in accordance to existing regulations. There is an existing solid
waste management in Raden Said Sukanto Central Police Hospital, however the
execution is lacking and in need of refinements. In RS sukanto the non-medical
waste generation rate is 1,37 kg/bed/day. Whereas the medical waste generated
divided into two categories, the sharp waste generation rate is 2,75 kg/bed/day and
the non-sharp medical waste is 41,48 kg/bed/day. Analysis of the sampling result
and questionnaires yields a conclusion that there several aspects in need of
improvements. Waste reduction in this particular hospital could potentially
reached 49,39% or disposal of residual waste as much as 83,69 kg/day

Identifikasi Karakteristik..., Astri Maharani, FT UI, 2013


 

Key words :, medical solid waste; non-medical solid waste; solid waste
management system; Solid waste generation and composition

LATAR BELAKANG
Rumah Sakit Kepolisian Pusat Raden Said Sukanto yang berlokasi di
Jalan Raya Bogor, Kramat Jati, Jakarta Timur. Adapun luas wilayah rumah sakit
ini adalah 36.175 m2. Rumah Sakit Kepolisian Pusat Raden Said Sukanto
merupakan rumah sakit tingkat I non pendidikan dengan status kepemilikan oleh
kepolisian republik Indonesia yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan dalam
bentuk pemeriksaan pengobatan dan perawatan terhadap anggota POLRI, PNS
dan keluarganya serta dukungan kesehatan untuk tugas operasional kepolisian
serta memberikan pelayanan kepada masyarakat umum.
Dalam pengelolaan limbah padatnya, Rumah Sakit Kepolisian Pusat
Raden Said Sukanto masih belum efektif dan belum sesuai dengan peraturan yang
berlaku. Untuk itu diperlukan pengetahuan mengenai karakteristik dari limbah
padat di Rumah Sakit Kepolisian Pusat Raden Said Sukanto, dalam hal ini
timbulan dan komposisinya, sehingga dapat diberikan rekomendasi sistem
pengelolaan limbah padat yang sesuai dengan peraturan yang berlaku.

TINJAUAN TEORITIS
Limbah padat adalah semua sisa dari kegiatan manusia dan hewan yang
berbentuk padat dan dibuang karena tidak memiliki nilai guna lagi atau tidak
diinginkan (Tchobanoglous, Theisen, & Vigil, Integrated Solid Waste
Management: Engineering Principles and Management Issues, 1993). Dalam
Undang-undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah diterangkan
bahwa limbah padat adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia dan/atau proses alam
yang berbentuk padat. Menurut SNI 19-2454-2002 tentang Tata Cara Teknik
Operasional Pengelolaan Sampah Perkotaan, limbah padat adalah limbah yang
bersifat padat terdiri dari bahan organik dan bahan anorganik yang dianggap tidak
berguna lagi dan harus dikelola agar tidak membahayakan lingkungan dan
melindungi investasi pembangunan..

Identifikasi Karakteristik..., Astri Maharani, FT UI, 2013


 

Limbah medis mencakup semua limbah infeksius, berbahaya, dan limbah


lainnya yang berasal dari segala jenis institusi pelayanan kesehatan, termasuk
rumah sakit, klinik, kantor dokter, dan laboratorium medis (U.S Congress, Office
of Technology Assesment, 1988). Berdasarkan potensi bahaya yang terkandung di
dalamnya, jenis limbah padat medis dapat digolongkan sebagai berikut.
§ Limbah benda tajam
Limbah benda tajam adalah obyek atau alat yang memiliki sudut tajam, sisi,
ujung atau bagian menonjol yang dapat memotong atau menusuk kulit seperti
jarum hipodermik, perlengkapan intravena, pipet pasteur, pecahan gelas, pisau
bedah
§ Limbah infeksius
Limbah infeksius adalah limbah yang berpotensi menularkan penyakit (U.S
Environmental Protection Agency, 1986). Menurut WHO (1999), limbah
infeksius adalah limbah yang mengandung mikroorganisme patogen seperti
virus, bakteri, dan parasit dalam konsentrasi dan jumlah yang cukup dapat
menyebarkan penyakit kepada orang yang rentan. Sedangkan menurut
Depkes, limbah infeksius adalah:
§ Limbah yang berkaitan dengan pasien yang memerlukan isolasi penyakit
menular (perawatan intensif)
§ Limbah laboratorium yang berkaitan dengan pemeriksaan mikrobiologi
dari poliklinik dan ruang perawatan/isolasi penyakit menular
§ Limbah patologis
Limbah patologis adalah jaringan atau potongan tubuh manusia, contohnya
adalah bagian tubuh, darah dan cairan tubuh yang lain termasuk janin
§ Limbah sitotoksik
Limbah sitotoksik adalah bahan yang terkontaminasi atau mungkin
terkontaminasi dengan obat sitotoksik selama peracikan, pengangkutan, atau
tindakan terapi sitotoksik.
Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor:
1204/Menkes/SK/X/2004 persyaratan pengelolaan limbah padat rumah sakit
adalah sebagai berikut.
1. Limbah Medis Padat
 

Identifikasi Karakteristik..., Astri Maharani, FT UI, 2013


 

a. Minimasi Limbah
1) Setiap rumah sakit harus melakukan reduksi limbah dimulai dari sumber.
2) Setiap rumah sakit harus mengelola dan mengawasi penggunaan bahan
kimia yang berbahaya dan beracun.
3) Setiap rumah sakit harus melakukan pengelolaan stok bahan kimia dan
farmasi.
4) Setiap peralatan yang digunakan dalam pengelolaan limbah medis mulai
dari pengumpulan, pengangkutan, dan pemusnahan harus melalui
sertifikasi dari pihak yang berwenang.

b. Pemilahan, Pewadahan, Pemanfaatan Kembali dan Daur Ulang


1) Pemilahan limbah harus dilakukan mulai dari sumber yang menghasilkan
limbah
2) Limbah yang akan dimanfaatkan kembali harus dipisahkan dari limbah
yang tidak dimanfaatkan kembali.
3) Limbah benda tajam harus dikumpulkan dalam satu wadah tanpa
memperhatikan terkontaminasi atau tidaknya. Wadah tersebut harus anti
bocor, anti tusuk dan tidak mudah untuk dibuka sehingga orang yang
tidak berkepentingan tidak dapat membukanya.
4) Jarum dan syringes harus dipisahkan sehingga tidak dapat digunakan
kembali.
5) Limbah medis padat yang akan dimanfaatkan kembali harus melalui
proses sterilisasi sesuai Tabel 2.1. Untuk menguji efektivitas sterilisasi
panas harus dilakukan tes Bacillus stearothermophilus dan untuk
sterilisasi kimia harus dilakukan tes Bacillus subtilis.
6) Limbah jarum hipodermik tidak dianjurkan untuk dimanfaatkan kembali.
Apabila rumah sakit tidak mempunyai jarum yang sekali pakai
(disposable), limbah jarum hipodermik dapat dimanfaatkan kembali
setelah melalui proses salah satu metode sterilisasi
7) Pewadahan limbah medis padat harus memenuhi persyaratan dengan
penggunaan wadah dan label seperti Tabel 1.

Identifikasi Karakteristik..., Astri Maharani, FT UI, 2013


 

Tabel 1 Jenis Wadah dan Label Limbah Medis Padat Sesuai Kategorinya

Warna
No. Kategori Kontainer/ Lambang Keterangan
Plastik
Kantong boks
1.
Radioaktif Merah timbal dengan
simbol radioaktif
Kantong plastik
kuat, anti bocor,
Sangat Kuning
2. atau container yang
Infeksius
dapat disterilisasi
dengan otoklaf
Limbah
Kantong plastik
infeksius, Kuning
3. kuat dan anti bocor
patologi,dan
atau kontainer
Anatomi
Ungu Kantong plastik
4. Sitotoksis
kuat dan anti bocor
Kimia dan Coklat Kantong plastik atau
5.
Farmasi kontainer
Sumber: Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor:
1204/Menkes/SK/X/2004

8) Daur ulang tidak bisa dilakukan oleh rumah sakit kecuali untuk
pemulihan perak yang dihasilkan dari proses film sinar X.
9) Limbah sitotoksis dikumpulkan dalam wadah yang kuat, anti bocor, dan
diberi label bertuliskan ” Limbah Sitotoksis”.

c. Pengumpulan, Pengangkutan, dan Penyimpanan Limbah Medis Padat di


Lingkungan Rumah Sakit
1) Pengumpulan limbah medis padat dari setiap ruangan penghasil limbah
menggunakan troli khusus yang tertutup.

Identifikasi Karakteristik..., Astri Maharani, FT UI, 2013


 

2) Penyimpanan limbah medis padat harus sesuai iklim tropis yaitu pada
musim hujan paling lama 48 jam dan musim kemarau paling lama 24 jam.

d. Pengumpulan, Pengemasan dan Pengangkutan ke Luar Rumah Sakit


1) Pengelola harus mengumpulkan dan mengmas pada tempat yang kuat.
2) Pengangkutan limbah ke luar rumah sakit menggunakan kendaraan khusus.

e. Pengolahan dan Pemusnahan


1) Limbah medis padat tidak diperbolehkan membuang langsung ke tempat
pembuangan akhir limbah domestik sebelum aman bagi kesehatan.
2) Cara dan teknologi pengolahan atau pemusnahan limbah medis padat
disesuaikan dengan kemampuan rumah sakit dan jenis limbah medis padat
yang ada, dengan pemanasan menggunakan otoklaf atau dengan
pembakaran menggunakan insinerator.

2. Limbah Padat Non Medis


a. Pemilahan dan Pewadahan
1) Pewadahan limbah padat non-medis harus dipisahkan dari limbah medis
padat dan ditampung dalam kantong plastik warna hitam.
2) Tempat Pewadahan
a) Setiap tempat pewadahan limbah padat harus dilapisi kantong plastik
warna hitam sebagai pembungkus limbah padat dengan lambang
”domestik” warna putih
b) Bila kepadatan lalat disekitar tempat limbah pada melebihi 2 (dua)
ekor per-block grill, perlu dilakukan pengendalian padat.

Identifikasi Karakteristik..., Astri Maharani, FT UI, 2013


 

b. Pengumpulan, Penyimpanan, dan Pengangkutan


1) Bila di tempat pengumpulan sementara tingkat kepadatan lalat lebih dari
20 ekor per-block grill atau tikus terlihat pada siang hari, harus
dilakukan pengendalian.
2) Dalam keadaan normal harus dilakukan pengendalian serangga dan
binatang pengganggu yang lain minimal 1 (satu) bulan sekali.

c. Pengolahan dan Pemusnahan


Pengolahan dan pemusnahan limbah padat non-medis harus dilakukan
sesuai persyaratan kesehatan.
Secara skematis, sistem pengelolaan limbah padat rumah sakit adalah
sebagai berikut.

Pewadahan dan Pengumpulan Transfer di Depo


Pemilahan pada Sumber

Pengangkutan

Pemilahan

Pemotongan

Pengolahan
Pengolahan
Pemotongan  
 
Pembuangan Akhir

Gambar 1 Diagram Pengelolaan Limbah Padat Domestik Rumah Sakit


Sumber: Adisasmito, 2007

Identifikasi Karakteristik..., Astri Maharani, FT UI, 2013


 

§ Limbah farmasi
§ Limbah farmasi adalah limbah yang mengandung bahan farmasi. Contohnya
adalah obat-obatan yang sudah kadaluwarsa atau tidak diperlukan lagi
§ Limbah radioaktif
§ Limbah radioaktif adalah limbah yang terkontaminasi dengan radio isotop
yang berasal dari penggunaan medis atau riset radio nukleida.

METODE PENELITIAN
Jumlah Timbulan dan Jenis Komposisi
Setelah memperoleh data sekunder, maka dilakukan sampling dan
pengukuran untuk memperoleh data primer. Prosedur pengambilan sampel untuk
sampling dan pengukuran berdasarkan pada SNI 19-3964-1994 mengenai Metode
Pengambilan dan Pengukuran Contoh Timbulan.

Opini Petugas Kebersihan dan Tenaga Medis


Opini dari para petugas kebersihan serta tenaga medis berguna dalam
menilai partisipasi mereka dalam pengelolaan limbah padat serta menjadi bahan
pertimbangan dari rekomendasi sistem pengelolaan limbah padat yang akan
diberikan. Menurut Guilford dan Fruchter (1978), suatu distribusi frekuensi akan
berbentuk kurva normal apabila distribusi populasinya tidak skewed dan didapat
dari jumlah sampel tidak kurang dari 30 orang. Karena distribusi berbentuk kurva
normal diperlukan agar perhitungan statistik yang dilakukan akurat serta agar
hasil penelitian dapat digeneralisasikan, maka sampel penelitian ini harus tidak
kurang dari 30 orang. Dengan demikian, untuk penyebaran kuesioner diambil
masing-masing sampel tenaga medis dan petugas kebersihan minimal 30 orang.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


Instalasi rawat inap di Rumah Sakit Kepolisian Pusat Raden Said
Sukanto memiliki 19 ruangan rawat inap. Berdasarkan rumus Slovin maka
didapatkan jumlah ruangan yang menjadi sampel adalah 11 ruangan yakni sebagai
berikut.
1. Cenderawasih I
 

Identifikasi Karakteristik..., Astri Maharani, FT UI, 2013


 

2. Cenderawasih II
3. Cemara I
4. Cemara II
5. Mahoni I
6. Mahoni II
7. Cendana I
8. Cendana II
9. Parkit I
10. Parkit II
11. Anggrek I
Adapun terdapat dua jam pengumpulan yakni pada pagi hari dan sore
hari.
Sampling pada Jam Pengumpulan Pagi
Berikut adalah hasil pengukuran timbulan limbah padat non medis di
ruangan-ruangan tersebut pada jam pengumpulan pagi (08.00-09.00):

Identifikasi Karakteristik..., Astri Maharani, FT UI, 2013


 

350  

300   304.86  

Timbulan  Sampah  (kg0  


250  
221.7  
200   207.7  
194.4  
176.75   175.7   175.2   185.9  
150  

100  

50  

0  
1   2   3   4   5   6   7   8  
Hari  ke-­‐  

Gambar 2 Grafik Timbulan Limbah Padat Tiap Hari


Sumber: Hasil Olahan, 2013

Dari Gambar 1 terlihat bahwa timbulan terbesar terjadi di hari pertama yakni hari
Kamis yakni sebesar 304,86 Kg. Ini terjadi karena pada hari itu salah satu ruangan, yakni
Cenderawasih III belum membuang limbah padat dari sore hari sebelumnya sehingga limbah
padat hari Kamis menjadi sangat banyak. Untuk timbulan paling banyak berikutnya terdapat
pada hari keempat, yakni limbah padat pada Minggu dan Senin pagi sebesar 221,7 Kg dan
207,7 Kg. Limbah padat di hari ini cukup banyak karena jumlah pengunjung pasien pada hari
Minggu biasanya lebih banyak dibandingkan hari lainnya. Karena data pada hari pertama
merupakan suatu anomali, maka data yang akan digunakan adalah data tujuh hari berikutnya
yakni sebagai berikut.

250  
221.7  
200   207.7  
Timbulan  Sampah  (Kg)  

194.4  
185.9  
176.75   175.7   175.2  
150  

100  

50  

0  
2   3   4   5   6   7   8  
Hari  ke-­‐  

Gambar 3 Grafik Timbulan Limbah Padat dari Hari ke-2 Sampai ke-8
Sumber: Hasil Olahan, 2013

 
Identifikasi Karakteristik..., Astri Maharani, FT UI, 2013
 

Untuk data timbulan limbah padat yang dihasilkan di tiap ruangan tabel disajikan
dalam Tabel 3.

Tabel 3. Timbulan Limbah Padat (Kg/tempat tidur/hari)

Rata-rata Timbulan
Berat (kg) hari ke- Timbulan Jumlah Setiap
Ruangan Setiap Tempat Ruangan
Ruangan tidur (kg/tempat
2 3 4 5 6 7 8 (kg/hari) tidur/hari)
Cenderawasih
15,60 14,30 16,00 23,00 23,00 19,50 16,00 18,2 15 1,21
II
Cenderawasih
24,00 41,30 46,90 41,00 22,30 18,00 19,70 30,46 13 2,34
III
Cemara I 16,00 13,60 19,60 16,50 17,20 15,00 15,80 16,24 22 0,74
Cemara II 5,05 4,30 4,60 5,70 5,00 3,80 7,20 5,09 22 0,23
Mahoni I 10,00 11,40 11,70 13,00 11,80 10,90 12,30 11,59 23 0,50
Mahoni II 8,40 6,80 7,20 8,50 7,80 7,40 7,60 7,67 23 0,33
Cendana I 17,2 17,40 22,50 10,40 16,70 15,70 17,80 16,81 24 0,70
Cendana II 34,50 30,00 33,00 31,40 24,00 25,00 35,00 30,41 26 1,17
Parkit I 4,50 15,30 14,80 19,20 22,00 11,00 12,00 14,11 20 0,71
Parkit II 18,50 19,00 29,70 21,00 4,90 22,50 14,50 18,59 20 0,93
Anggrek I 23,00 21,00 15,70 18,00 21,00 26,40 28,00 21,87 18 1,22
Rata-rata Timbulan Limbah Padat Total Ruangan Sampel (kg/tempat tidur/hari) 0,92
Sumber: Hasil Olahan, 2013

Sampling pada Jam Pengumpulan Sore


Pengumpulan sore di ruangan-ruangan tersebut dilakukan pada pukul 15.00-17.00.
Oleh karena terdapat dua jam pengumpulan untuk gedung perkantoran, yaitu pagi dan sore,
maka perlu dilakukan pengambilan data pada sore hari selama satu hari
Berikut merupakan hasil perhitungan persentase timbulan limbah padat sore terhadap
pagi.

 
Identifikasi Karakteristik..., Astri Maharani, FT UI, 2013
 

Tabel 4 Perhitungan Persentase Timbulan Limbah Padat Sore Terhadap Pagi

Timbulan
Timbulan Sore (kg)
Pagi (kg)
Perbandingan
timbulan
Ruangan Hari ke-2 limbah padat
Rata-
(kg/tempat Rata-rata sore terhadap
rata
tidur) timbulan
pagi (%)

Cemara I 14,00
Cemara II 9,50
10,25 11,66 87,89
Mahoni II 9,50
Cendana I 8,00
Sumber: Hasil Olahan, 2013

Dari tabel di atas terlihat bahwa limbah padat yang dihasilkan pada pagi hari lebih
banyak dibandingkan limbah padat yang dihasilkan pada sore hari. Hal ini dikarenakan
banyak ruangan yang dilakukan pengangkutan sore dari pukul 14.30. Hal ini mengakibatkan
jumlah jam produksi limbah padat pengangkutan sore lebih sedikit dibandingkan jumlah
limbah padat pagi. Selain itu, jumlah pengunjung juga lebih banyak di atas jam pengangkutan
sore sehingga limbah padat yang dihasilkan terangkut pada jam pengangkutan pagi.
Berikut merupakan data rata-rata timbulan limbah padat pada jam pengumpulan pagi
dan sore.

Tabel 5 Jumlah Timbulan Limbah Padat Jam Pengumpulan Pagi dan Sore

Jumlah Timbulan Limbah Padat Jam


Pengumpulan Pagi dan Sore (Total)
0,92 5,08
Rata-rata
kg/tempat l/tempat
timbulan pagi
tidur/hari tidur/hari
0,45 3,42
Rata-rata
kg/tempat l/tempat
timbulan sore
tidur/hari tidur/hari
1,37 8,50
Jumlah
kg/tempat l/tempat
timbulan
tidur/hari tidur/hari
Sumber: Hasil Olahan, 2013

Data timbulan limbah padat medis disajikan di Tabel 6 berikut.

 
Identifikasi Karakteristik..., Astri Maharani, FT UI, 2013
 

Tabel 6 Timbulan Limbah Padat Medis RS Kepolisian Pusat Raden Said Sukanto

Rata-
Berat (Kg)
Jenis Limbah padat Rata
September Oktober November Desember Januari (kg)
Limbah Padat
Medis Non Tajam 1130,00 1131,00 1083,00 1381,00 1625,40 1270,08
Limbah Padat
Medis Tajam 55,00 67,00 78,00 74,00 147,90 84,38
Total 1185,00 1198,00 1161,00 1455,00 1773,30 1354,46
Sumber: Hasil Olahan, 2013

Tabel 7 Timbulan Per Hari Limbah Padat Medis Non Tajam

Rata-rata
Berat
berat per
Bulan Limbah
hari
(Kg)
(Kg/hari)
September 1130,00 37,67
Oktober 1131,00 36,48
November 1083,00 36,10
Desember 1381,00 44,55
Januari 1625,40 52,43
Rata-rata 41,37
Sumber: Hasil Olahan, 2013
 

Berikut merupakan diagram komposisi sampah di ruangan sampel

Gambar 4 Diagram Komposisi Limbah Padat


Sumber: Hasil Olahan, 2013

 
Identifikasi Karakteristik..., Astri Maharani, FT UI, 2013
 

Dari Gambar 3 di atas terlihat bahwa limbah padat yang paling banyak dihasilkan di
rumah sakit ini adalah limbah padat organik yakni sebesar 52,25%. Selanjutnya diikuti oleh
limbah padat diapers dan pembalut yang jumlahnya cukup besar yakni sebesar 24,08%.
Selanjutnya yang memiliki komposisi cukup banyak adalah limbah padat plastik (9,05%)
kemudian kertas (8,63%).

Evaluasi Sistem Pengelolaan Limbah Padat Berdasarkan Kuesioner


Untuk petugas kebersihan, sudah banyak di antara mereka yang atas dasar inisiatif
sendiri memilah limbah padat yang dihasilkan tiap ruangan. Persentasinya dapat dilihat pada
gambar berikut.

Tidak  
40%  
Ya  
60%  

 
Gambar 5 Diagram Jumlah Petugas Kebersihan yang Memilah Limbah Padat
Ruangan
Sumber: Hasil Olahan, 2013

Berdasarkan hasil kuesioner ini juga terlihat perbedaan pernyataan antara perawat dan
kenyataan yang ditemui oleh para petugas kebersihan. Sejumlah 87% perawat yang mengisi
kuesioner menyatakan bahwa mereka selalu membuang limbah padat medis di tempat limbah
padat khusus medis dan tidak pernah mencampurkan dengan limbah padat non medis. Berikut
diagramnya:

 
Identifikasi Karakteristik..., Astri Maharani, FT UI, 2013
 

Selalu   Sering  

13%  

87%  

 
Gambar 6 Diagram Pernyataan Perlakuan Perawat Terhadap Limbah Padat Medis
dan Non Medis yang Dipisah
Sumber: Hasil Olahan, 2013

Sedangkan menurut para petugas kebersihan masih sering ditemukan limbah medis di dalam
kantong plastik hitam tempat limbah non medis. Ini menunjukkan bahwa peran serta perawat
dalam pemisahan limbah padat medis dan non medis sangat kurang.

Selalu  
7%   3%  
17%   Sering  

50%  
23%   Kadang-­‐
Kadang  

Jarang  

 
Gambar 7 Diagram Persentasi Intensitas Penemuan Limbah Medis di dalam Kantong
Limbah Non Medis
Sumber: Hasil Olahan, 2013
Untuk petugas kebersihan, sebagian besar dari mereka bersedia berpartisipasi untuk
melakukan pemilahan atau untuk dilakukan pengolahan limbah padat non medis lebih lanjut.
presentasinya dapat dilihat di diagram berikut.

 
Identifikasi Karakteristik..., Astri Maharani, FT UI, 2013
 

Ya   Tidak  

16%  

84%  
 
Gambar 8 Diagram Presentasi Kebersediaan Petugas Kebersihan dalam Mengolah
Limbah Padat
Sumber: Hasil Olahan, 2013

Rekomendasi Sistem pengelolaan Limbah Padat


• Aspek Teknis Operasional
1. Menambah wadah sampah untuk memisahkanlimbah padat organik dan anorganik
2. Dilakukan pengolahan terhadap limbah padat non medis
3. Memisahkan pengangkutan untuk limbah padat organik dan anorganik
4. Menggunakan kantong plastik standar untuk wadah limbah padat medis
5. Melakukan pemusnahan dengan insinerator secara rutin
6. Membuat TPS khusus limbah padat medis
• Aspek Peran Serta Tenaga Medis dan Petugas Kebersihan
1. Perlu ditingkatkan kesadaran dan pengawasan oleh bidang kesehatan lingkungan
sehingga tidak ada lagi limbah padat medis yang tercampur dengan limbah non medis.
2. Diperlukan partisipasi dari pengunjung pasien untuk memisahkan limbah padat non
medis organik dan anorganik
KESIMPULAN
1. Besar timbulan sampah yang dihasilkan Rumah Sakit Kepolisian Pusat Raden Said
Sukanto adalah 1,37 kg/tempat tidur/hari atau 8,50 L/tempat tidur/hari. Sedangkan untuk
limbah padat medis tajam sebesar 2,75 kg/ hari dan limbah padat medis non tajam
sebesar 41,48 kg/hari
2. Komposisi sampah di ruangan yang menjadi sampel tersebut adalah 52,25% organik,
diapers 24,08%, plastik 9,05%, kertas 8,63 %, tekstil 0,75%. Kaca 0,44%, logam 0,15%,
kayu 0,15 %, dan lain-lain sebesar 1,09%. Ditemukan juga limbah padat medis di
kantong plastik limbah padat non medis cukup banyak yakni 3,66% dari total timbulan
limbah padat yang dihasilkan oleh Rumah Sakit Kepolisian Pusat Raden Said Sukanto.

 
Identifikasi Karakteristik..., Astri Maharani, FT UI, 2013
 

3. Rekomendasi yang diberikan adalah rekomendasi aspek teknis operasional dan aspek
peran serta, dalam hal ini petugas kebersihan dan tenaga medis.

SARAN
1. Perlu dilakukan pengolahan sampah di Rumah Sakit Kepolisian Pusat Raden Said
Sukanto untuk mengurangi timbulan sampah yang dibuang ke TPST Bantargebang.
2. Sistem pengelolaan limbah padat Rumah Sakit Kepolisian Pusat Raden Said Sukanto
perlu diperbaiki di beberapa aspek.
3. Penggunaan insinerator sebaiknya lebih rutin untuk mencegah timbunan limbah padat
medis sehingga meminimalisir kontaminasinya terhadap lingkungan sekitar
4. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai jenis pengolahan limbah padat apa yang
sesuai untuk mereduksi timbulan limbah padat di TPS Rumah Sakit Kepolisian Pusat
Raden Said Sukanto

KEPUSTAKAAN
Adisasmito, W. (2007). Sistem Manajemen Lingkungan Rumah Sakit. Jakarta: Rajagrafindo
Persada.

Damanhuri, E., & Padmi, T. (2011). Teknik Pengelolaan Sampah. Bandung: Institut
Teknologi Bandung.

Ditjen PPM & PLP. (2004). Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit, Keputusan
Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor: 1204/Menkes/SK/X/2004. Departemen
Kesehatan Republik Indonesia.

Sugiyono. (1999). Statistik untuk Penelitian. Bandung: CV. Alfabeta.

Tchobanoglous, G., & Kreith, F. (2002). Handbook of Solid Waste Management. New York:
McGraw-Hill.

Tchobanoglous, G., Theisen, H., & Vigil, S. A. (1993). Integrated Solid Waste Management:
Engineering Principles and Management Issues. Singapore: McGraw-Hill Co.

U.S Congress, Office of Technology Assesment. (1988). Issues in Medical Waste


Management- Background Paper. Washington D.C.: Superintendent of Documents,
Government Printing Office.

 
Identifikasi Karakteristik..., Astri Maharani, FT UI, 2013
 

U.S Environmental Protection Agency. (1986). EPA Guide for Infectious Waste Management.
Washington DC: Office of Solid Waste and Emergency Response.

Undang-undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah.

 
Identifikasi Karakteristik..., Astri Maharani, FT UI, 2013

Anda mungkin juga menyukai