Anda di halaman 1dari 5

Penggunaan E-money Untuk Mengurangi Antrean Pintu

Gerbang Tol
Laksono Prasetyo
NIM : 205150707111018
Tri Adi
NIM : 205150700111037

Program Studi Teknologi Informasi, Jurusan Sistem Informasi, Universitas Brawijaya


Jl. Veteran, Ketawanggede, Kec. Lowokwaru, Kota Malang, Jawa Timur 65145

Abstrak
Pembayaran jalan tol menggunakan uang tunai menjadi persoalan yang sering
dipermasalahkan oleh pengguna jalan tol. Lambatnya proses pembayaran, tidak adanya uang
kembalian, serta tidak sesuainya uang kembalian sering terjadi ketika proses pembayaran
jalan tol. Hal ini dapat menimbulkan antrean panjang di gerbang jalan tol. Untuk
mempercepat proses pembayaran, e-money hadir dengan sistem pembayaran digital. Dimana
sistem pembayaran akan dilakukan secara otomatis menggunakan sebuah sistem. Sehingga
proses pembayaran dapat dilakukan cepat dan mudah.
Kata Kunci: e-money, pembayaran, cepat, jalan tol, antrean, mudah.

Pendahuluan
Jalan tol merupakan infrastruktur yang menjadi pilihan masyarakat ketika bepergian
jarak jauh. Dengan menggunakan jalan tol, masyarakat dapat menempuh waktu perjalanan
lebih cepat dibanding melewati jalan biasa. Perbedaan waktu yang sangat signifikan inilah
yang menjadi alasan utama masyarakat menggunakan jalan tol.
Namun lain halnya jika jalan tol yang dilalui tersebut terjadi kemacetan. Hal ini
bukannya mempercepat mobilitas pengguna, tetapi malah memperlambatnya. Hal yang sering
menyebabkan kemacetan saat menggunakan jalan tol yaitu antrean pembayaran jalan tol.
Sistem pembayaran yang masih berbasis uang tunai menyebabkan proses pembayaran
menjadi lama. Sistem ini juga mewajibkan adanya penjaga pintu gerbang yang bertugas
melayani proses pembayaran tersebut. Belum lagi ditambah dengan masalah kurangnya
persediaan uang pecahan sebagai uang kembalian. Sehingga pengguna jalan tol perlu
menyiapkan uang kecil pas membayar, sedangkan tidak semua orang selalu ingat dan
menyiapkannya. Alasan - alasan tersebut yang menyebabkan sistem pembayaran tunai sangat
tidak efektif dan efisien. Hal itu juga menyebabkan antrean pembayaran panjang dan sering
terjadi kemacetan.
Hal ini sejalan dengan salah satu intervensi pemerintah dalam peningkatan layanan
transportasi, khususnya di jalanan bebas hambatan adalah dengan memberlakukan transaksi
non-tunai agar supaya mengurangi kemacetan di pintu tol. Kebijakan tersebut diatur dalam
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Nomor 16/PRT/M/2017
tentang transaksi tol non tunai. Dengan diterapkannya pembayaran berbasis elektronik
tersebut, memberi keuntungan bagi masyarakat pengguna jalan tol.

Bagian Inti

E-money menjadi pilihan untuk solusi ini. Menurut Wikipedia.org, Uang elektronik
(atau e-money) adalah uang yang digunakan dalam transaksi Internet dengan cara elektronik.
Biasanya, transaksi ini melibatkan penggunaan jaringan komputer (seperti internet dan sistem
penyimpanan harga digital). E-money ini biasanya berbentuk kartu dengan chip di dalamnya
dan hanya diterbitkan oleh lembaga perbankan. Dengan adanya kerjasama antara pengelola
jalan tol dengan bank, diharapkan sistem pembayaran jalan tol bisa lebih mudah dan cepat.

Konsep Pembayaran dengan E-Money

Konsep dari pembayaran elektronik ini nantinya, masyarakat hanya menempelkan


sebuah kartu e-money ke mesin yang ada pada gerbang tol, baik saat memasuki gerbang tol
maupun keluar gerbang tol. Dimana mesin tersebut terhubung dengan sebuah sistem khusus
milik pengelola jalan tol yang akan mengatur pembayaran jalan tol.

Nominal yang dikeluarkan nantinya akan disesuaikan dengan jarak tempuh pengguna
selama melewati jalan tol. Dimana jarak tempuh tersebut dimulai dari gerbang tol yang
digunakan untuk memasuki jalan tol hingga gerbang tol mana yang digunakan pengguna
untuk keluar jalan tol.

Manfaat penggunaan E-money sebagai alat pembayaran jalan tol

Menurut Zedo Faly, Regional Transaction And Consumer Head Bank Mandiri Region
VII Jawa 2 Jateng dan DIY, bahwa sebenarnya banyak keuntungan yang diperoleh jika
kebijakan pembayaran tol secara non tunai sepenuhnya diberlakukan, baik bagi pihak
operator maupun masyarakat pengguna jalan tol. Dari masyarakat, membayar tol melalui
transaksi non tunai lebih memberikan rasa aman. Sebab, jumlah uang yang dibayarkan lebih
akurat, tidak perlu penghitungan uang kembali, uang kembalian jatuh, dan sebagainya. Dari
sisi pengelola, elektronifikasi pembayaran tol bisa menurunkan risiko, antara lain fraud
karena proses manual oleh manusia, kesalahan penerimaan dan pengembalian, uang palsu,
dan keamanan saat pengumpulan uang tunai.

Selain itu, penggunaan e-money sebagai pengganti sistem pembayaran tunai


berdampak pada proses pendataan dapat terekam dengan cepat dan akurat. Hal ini karena
proses pendataan sudah dilakukan secara otomatis oleh sistem (komputer) sehingga tidak
dibutuhkan manusia lagi untuk mendata pendapatan dari jalan tol tersebut. Komputer juga
terhubung dengan database sehingga data dapat diakses oleh siapa saja yang mendapatkan
izin akses. Dengan ini akan mengurangi kesalahan akibat kelalaian manusia dan juga dapat
mengurangi kesempatan terjadinya korupsi.

Manfaat yang paling penting yaitu berkurangnya antrean pembayaran secara


signifikan di depan pintu gerbang tol karena proses pembayaran jauh lebih cepat. Hal ini
karena proses dilakukan oleh mesin yang jauh lebih cepat dan praktis. Karena tidak adanya
antrean, maka berdampak pada berkurangnya terjadi kemacetan.

Hambatan dalam penggunaan E-Money sebagai alat pembayaran jalan tol

Pembayaran menggunakan e-money memang menjanjikan banyak manfaat


dibandingkan dengan sistem pembayaran tunai. Namun, masih ada hambatan atau
kekurangan dalam penggunaan e-money sebagai sistem pembayaran jalan tol.

Kehabisan saldo di jalan

Menurut Dwi Arjanto selaku editor dalam situs


https://bisnis.tempo.co/read/1029603/begini-kendala-penerapan-transaksi-nontunai-di-jalan-t
ol-brebes, menyatakan bahwa penerapan transaksi E-Money atau uang elektronik di ruas jalan
tol Pejagan-Pemalang, Jawa Tengah, masih terkendala mekanisme top up atau pengisian
ulang. Artinya masih banyak masyarakat Indonesia yang belum terbiasa atau bahkan belum
bisa untuk melakukan pengecek saldo secara berkala dan melakukan top up saldo e-money.
Menanggapi hal ini, Vice President Corporate Communication PT Jasa Marga, Dwimawan
Heru, dalam situs
https://www.rappler.com/world/bahasa-indonesia/kartu-uang-elektronik-toll-card,
mengatakan bahwa ia mengimbau masyarakat untuk mulai menyadari pentingnya mengecek
saldo secara berkala. “Mesin kami ada siapkan. Tapi kembali lagi bahwa mesin itu dari bank,
jadi bisa top-up tunai di gardu. Tapi kami tidak menyarankan top-up di gardu. Karena kalau
semua orang top-up di gardu, nanti sama saja dengan yang dulu. Panjang macetnya,” ucapnya
menurut website tersebut. Perbankan juga menyajikan satu kemudahan, yaitu pengecekan dan
pengisian saldo yang bahkan bisa dilakukan melalui mobile banking, dengan menggunakan
fitur near-field communication (NFC) yang tersedia pada sebagian besar ponsel pintar.

Jasa Marga tidak akan PHK pekerja gardu tol

Selain itu, juga terdapat masalah mengenai terancamnya jabatan pengawas pintu jalan
tol. Jika pemberlakuan e-money sudah dilakukan, maka jabatan pengawas atau pelayan sistem
pembayaran tunai tidak diperlukan lagi. Menanggapi dugaan PHK bagi para penjaga gerbang
tol, Dwimawan memastikan lagi bahwa tidak ada pekerja yang akan kehilangan pekerjaan.
Sebab, tuturnya, Jasa Marga selaku pelaksana wacana e-money sebagai pembayaran jalan tol,
berkomitmen bahwa elektronifikasi tidak akan berpengaruh pada hubungan kerja. Para
pekerja tersebut akan dialih tugaskan untuk menjadi petugas operasional yang berfungsi
untuk mengawas di lokasi.

Sulit dan waspada bahaya

Modus penipuan dengan penukaran kartu juga sangat mungkin terjadi. Misalnya
dengan menunggu kelalaian pengguna jalan tol kemudian dengan sengaja menukar kartu
dengan yang palsu.

Kesimpulan
Jalan tol merupakan infrastruktur yang digunakan oleh sebagian besar masyarakat
ketika melakukan perjalanan jauh, karena dengan melewati jalan tol waktu tempuh bisa lebih
cepat dibanding melewati jalan biasa. Namun jika tingkat kecepatan waktu tempuh tidak
didukung dengan sistem pembayaran yang ada, proses pembayaran tersebut bisa menghambat
waktu tempuh perjalanan. Jika volume kendaran pada jalan tol tersebut sangat tinggi dan
proses pembayaran lambat, maka besar kemungkinan terjadi antrean sangat panjang ketika
akan melakukan pembayaran jalan tol.
Proses pembayaran yang lambat bisa dipicu oleh beberapa faktor, seperti SDM yang
lambat atau bahkan dari kurangnya persediaan uang pecahan untuk kembalian. Jika petugas
tidak memiliki uang kembalian tentu akan memerlukan waktu untuk menukar uang tersebut.
Permasalahan tersebut dapat diselesaikan dengan adanya e-money. Sistem
pembayaran ini tidak membutuhkan petugas dalam melayani proses pembayaran. Untuk
melakukan pembayaran, pengguna hanya menempelkan kartu e-money mereka di mesin yang
tersedia di gerbang tol. Sistem pembayaran menggunakan e-money bisa dikatakan lebih aman
dan akurat dibanding pembayaran secara tunai. Pengguna tidak perlu khawatir untuk
mempersiapkan uang pas, uang kembalian yang jatuh, atau perhitungan ulang,
Meski sistem pembayaran menggunakan e-money lebih efektif dibanding pembayaran
secara tunai, namun tidak bisa dikatakan sepenuhnya sempurna. Fakta di lapangan masih ada
hambatan ketika melakukan pembayaran menggunakan e-money. Salah satunya adalah
kurangnya saldo e-money ketika melakukan pembayaran. Kurangnya saldo tentu tidak dapat
membuka portal pintu tol. Jika pengguna terlanjur berhenti di depan portal pasti akan
menghambat laju kendaraan di pintu keluar.

Daftar Pustaka

bisnis.tempo.co.(2017, 1 November ).Begini Kendala Penerapan Transaksi Nontunai


di Jalan Tol Brebes. Diakses pada 1 Maret 2021, dari
https://bisnis.tempo.co/read/1029603/begini-kendala-penerapan-transaksi-nontunai-di-jalan-t
ol-brebes/full&view=ok
id.wikipedia.org.(2021, 11 Maret).Uang elektronik. Diakses pada 1 Maret 2021, dari
https://id.wikipedia.org/wiki/Uang_elektronik
Rapple.com.(2017, 17 Oktober).Siapkah masyarakat Indonesia dengan kartu uang
elektronik untuk bayar tol?. Diakses pada 1 Maret 2021, dari
https://www.rappler.com/world/bahasa-indonesia/kartu-uang-elektronik-toll-card

Anda mungkin juga menyukai