Anda di halaman 1dari 6

Reproduksi dan Siklus Hidup Zooplankton

            Nybaken (1992) menyatakan pada estuaria, sekitar 50-60 % persen produksi bersih
fitoplankton dimakan oleh zooplankton. Pada dasarnya hampir semua fauna akuatik muda yang
terdapat pada ekosistem mangrove, dikategorikan sebagai zooplankton. Usia muda dari fauna
akuatik (larva) sebagian besar berada di ekosistem mangrove. Dan larva dikategorikan sebagai
zooplankton, karena termasuk fauna yang pergerakannya masih dipengaruhi oleh pergerakan air,
sebagaimana pengertian dari plankton itu sendiri. Oleh karena itu juga Tait  (1987)
mengkategorikan Gastropoda, Bivalva, telur ikan, dan larva ikan kedalam zooplankton.
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, bahwa zooplankton dari Filum Protozoa,
memakan bakteri dan fungi yang terdapat pada ekosistem mangrove. Selain itu taksa
zooplankton yang sering dan banyak terdapat pada ekosistem mangrove adalah Copepoda. Ikan-
ikan pelagis seperti teri, kembung, lemuru, tembang dan bahkan cakalang berprefensi sebagai
pemangsa Copepoda dan larva Decapoda. Oleh karena itu, terdapat ikan penetap sementara pada
ekosistem mangrove, yang cenderung hidup bergerombol dikarenakan kaitannya yang erat
dengan adanya mangsa pangan pada ekosistem itu sendiri.
Reproduksi antara zooplankton crustacea pada umumnya unisexual melibatkan baik
hewan jantan maupun betina, meskipun terjadi parthenogenesis diantara Cladocera dan
Ostracoda. Siklus hidup copepoda Calanus dari telur hingga dewasa melewati 6 fase naupli dan
6 fase copepodit. Perubahan bentuk pada beberapa fase naupli pertama terjadi kira-kira beberapa
hari dan mungkin tidak makan. Enam pase kopepodit dapat diselesaikan kurang dari 30 hari
(bergantung suplai makan dan temperatur) dan beberapa generasi dari spesies yang sma mungkin
terjadi dalam tahun yang sama (yang disebut siklus hidup ephemeral) (Parsons, 1984).
Zooplankton, disebut juga plankton hewani, adalah hewan yang hidupnya mengapung, atau
melayang dalam laut. Kemampuan renangnya sangat terbatas hingga keberadaannya sangat
ditentukan ke mana arus membawanya. Zooplankton bersifat heterotrofik, yang maksudnya tak
dapat memproduksi sendiri bahan organik dari bahan inorganik. Oleh karena itu, untuk
kelangsungan hidupnya is sangat bergantung pada bahan organik dari fitoplankton yang
menjadi makanannya. Jadi zooplankton lebih berfungsi sebagai konsumen (consumer)
bahan organik.
Ukurannya yang paling umum berkisar 0,2 – 2 mm, tetapi ada juga yang berukuran besar
misalnya ubur-ubur yang bisa berukuran sampai lebih satu meter. Kelompok yang paling
umum ditemui antara lain kopepod (copepod), eufausid (euphausid), misid (mysid),
amfipod (amphipod, kaetognat (chaetognath). Zooplankton dapat dijumpai mulai dari
perairan pantai, perairan estuaria di depan muara sampai ke perairan di tengah samudra, dari
perairan tropis hingga ke perairan kutub.

Zooplankton ada yang hidup di permukaan dan ada pula yang hidup di perairan dalam. Ada
pula yang dapat melakukan migrasi vertikal harian dari lapisan dalam ke permukaan. Hampir
semua hewan yang mampu berenang bebas (nekton) atau yang hidup di dasar Taut (bentos)
menjalani awal kehidupannya sebagai zooplankton yakni ketika masih berupa terlur dan larva.
Baru dikemudian hari, menjelang dewasa, sifat hidupnya yang semula sebagai plankton berubah
menjadi nekton atau bentos.

Klasifikasi Zooplankton
Arinardi et al., (1994) mengatakan bahwa beberapa filum hewan terwakili di dalam kelompok
zooplankton. Zooplankton terdiri dari beberapa filum hewan antara lain : filum Protozoa,
Cnidaria, Ctenophora, Annelida, Crustacea, Mollusca, Echinodermata, dan Chordata.
 
1 Protozoa
Protozoa dibagi dalam 4 kelas yaitu : Rhizopoda, Ciliata, Flagellata dan Sporozoa. Kelas
Sporozoa tidak ada yang hidup sebagai plankton karena semuanya merupakan plankton seperti
Plasmodium dan Nyzobulus yang hidup dalam tubuh manusia dan ikan. Mengenai Flagellata,
dalam hal ini ”Zooflagellata” yang hidup sebagai plankton (freeliving) sebetulnya semuanya
merupakan tipe holozoik dari alga yang berflagel seperti Pyrrophyta (Sachlan, 1982).
Beberapa flagelata diklasifikasikan sebagai Fitoflagelata, akan tetapi karena memiliki sedikit
pigmen fotosintesis dan makan dengan cara memangsa maka dimasukkan ke dalam golongan
zooplankton. Jenis ini paling banyak terdapat dalam peridinia dan paling banyak diketahui
adalah Nocticula miliaris dengan  ciri – ciri memiliki diameter 200 – 1200 µm dan ditandai
dengan flagelum yang panjangnya sama dengan tubuhnya, jenis ini dapat melakukan
bioluminisense (Bougis, 1976).
Cilliata sebagian besar hidup bebas di air tawar, dan ada hanya beberapa golongan yang hidup di
laut (golongan Tintinnidae). Cilliata ini merupakan zooplankton sejati di air tawar, tetapi banyak
hidup diantara Periphyton atau di dasar sebagai bentos, dimana terdapat banyak detritus yang
membusuk (Sachlan, 1982).
Rhizopoda merupakan zooplankton yang penting di air laut maupun air tawar, selain itu ia juga
penting untuk ilmu Paleontologi dan Geologi. Rhizopoda memiliki arti kaki- kaki yang
bentuknya seperti akar tumbuh- tumbuhan yang tidak teratur. Rhizopoda dianggap berasal dari
genera-genera alga dari Saprophytic-type seperti Chloramoeba, Gametamoeba, dan
Chrysamoeba. Rhizopora terdiri dari beberapa ordo:Amoebina, Foraminifera, Radiolaria dan
Heliozoa (Sachlan, 1982). Contoh genus dari filum Protozoa antara lain : Paramecium,
Vorticella, Dileptus, Dinoclonium, dan Rabdonella ( Hutabarat dan Evans, 1986).
 
2. Cnidaria
          Cnidaria terdiri dari klas Hydrozoa, Scypozoa, dan Anthozoa. Hanya pada kelas Hydrozoa,
dimana Hydra juga termasuk dan terdiri dari spesies-spesies berupa ubur-ubur kecil yang hidup
sebagai plankton (Sachlan, 1982).
Bentuk morfologi Cnidaria terkadang sangat rumit walaupun memiliki struktur yang sederhana.
Cnidaria memiliki 2 lapisan sel, yaitu external dan lapisan internal yang dipisahkan oleh lapisan
gelatin non selular yang disebut mesoglea. Karakteristik penting Cnidaria adalah adanya sel
penyengat (nematocysts) yang menyuntikkan venum yang dapat melumpuhkan mangsanya
(Bougis, 1976).
Termasuk dalam filum Cnidaria yang holoplanktonik ialah ubur-ubur dari kelas Hydrozoa dan
Scypozoa, serta koloni-koloni yang kompleks dan aneh dikenal dengan nama sifonofora. Ubur-
ubur dari kelas Scypozoa merupakan organisme plankton terbesar dan kadang-kadang terdapat
dalam jumlah besar (Nybakken, 1992). Contoh genus dari filum Cnidaria antara lain : Obelia,
Liriope, Bougaivillia, Diphyes ( Hutabarat dan Evans, 1986).
 
3. Ctenophora
          Filum Ctenophora yang secara taksonomi masih dekat dengan Cnidaria sebagian besar
bersifat planktonik. Semua Ctenophora adalah karnivora rakus, yang menangkap mangsanya
dengan tentakel- tentakel yang lengket atau dengan mulutnya yang sangat lebar. Untuk bergerak
dalam air menggunakan deretan- deretan silia yang besar yang disebut stenes (Nybakken, 1992).
Perbedaan Ctenophora dengan Cnidaria adalah tidak adanya sel penyengat (nematocysts) pada
Ctebophora tetapi memiliki sel pelengket yang disebut coloblast dimana sel ini dapat melekatkan
mangsanya (Bougis, 1976).
Ctenophora dahulu di masukkan dalam filum Coelenterata tetapi kemudian di pisahkan, karena
tidak mempunyai nematokis dan hanya mempunyai     struktur-struktur seperti sisir (cteno).
Spesies ini sangat transparan dan tidak berwarna (Sachlan, 1982). Contoh genus dari filum
Ctenophora antara lain : Pleurobrachia, Velamen, Beroe ( Hutabarat dan Evans, 1986).
4. Annelida
Annelida ini cukup banyak terdapat sebagai meroplankton di laut. Di perairan air tawar jenis
Annelida ini hanya terdapat lintah (ordo Hirudinae) dan dapat menjadi parasit pada ikan-ikan
yang dipelihara di kolam. Banyak meroplankton dari Annelida ini terdapat di pantai-pantai yang
subur, seperti halnya meroplankton dari Crustacea. Larva- larva Annelida bernama trochophore
larva, jika baru keluar dari telur, berbentuk bulat atau oval, besilia dan mempunyai tractus
digesvitus agar di lautan bebas dapat memakan nanoplankton dan detritus yang halus ( Sachlan,
1982).
 
5. Arthropoda
Menurut Nybakken (1992) bagian terbesar zooplankton adalah anggota filum arthropoda. Dari
phylum Arthropoda hanya Crustacea yang hidup sebagai plankton dan merupakan zooplankton
terpenting bagi ikan di perairan air tawar maupun air laut. Crustacea berarti hewan-hewan yang
mempunyai sel yang terdiri dari kitin atau kapur yang sukar dicerna. Crustacea dapat dibagi
menjadi 2 golongan: Entomostracea atau udang-udangan tingkat rendah dan Malacostracea atau
udang-udangan tingkat tinggi. Sebagian besar dari larva Malacostracea merupakan meroplankton
dan sebagian besar mati sebagai plankton karena di makan oleh spesies hewan yang lebih besar
atau mati karena kekurangan makanan. Entomostracea yang terdiri dari ordo-ordo Branchiopoda,
Ostracoda, Copepoda dan Cirripedia, tidak mempunyai stadium zoea seperti halnya
Malocostracea. Entomostracea yang merupakan zooplankton ialah Cladocera, Ostracoda dan
Copepoda, sedangkan dari Malacostracea hanya Mycidacea dan Euphausiacea yang merupakan
zooplankton kasar atau makrozooplankton (Sachlan, 1982).
Salah satu subkelas Crustacea yang penting bagi perairan adalah Copepoda. Copepoda adalah
crustacea holoplanktonik berukuran kecil yang mendominasi zooplankton di semua laut dan
samudera. Pada umumnya copepoda yang hidup bebas berukuran kecil, panjangnya antara satu
dan beberapa milimeter. Kedua antenanya yang paling besar berguna untuk menghambat laju
tenggelamnya. Copepoda makan fitoplankton dengan cara menyaringnya melalui
rambut–rambut (setae) halus yang tumbuh di appendiks tertentu yang mengelilingi mulut
(maxillae), atau langsung menangkap fitoplankton dengan apendiksnya (Nybakken, 1992).
Bougis (1974) menjelaskan bahwa copepoda merupakan biota plankton yang mendominasi
jumlah tangkapan zooplankton yang berukuran besar       (2500 µm) pada suatu perairan dengan
kelimpahan mencapai 30% atau lebih sepanjang tahun dan dapat meningkat sewaktu-waktu
selama masa reproduksi.
Copepoda mendominasi populasi zooplankton di perairan laut dengan persentase berkisar antara
50-80% dari biomassa zooplankton dalam ekosistem laut. Beberapa diantaranya bersifat herbivor
(pemakan fitoplankton) dan membentuk rantai makanan antara fitoplankton dan ikan. Copepoda
merupakan organisme laut yang sangat beragam dan melimpah, dan merupakan mata rantai yang
sangat penting dalam rantai makanan dan ekonomi lautan (Wickstead 1976).   Contoh genus dari
Arthropoda antara lain Paracalanus, Pseudocalanus, Acartia, Euchaeta, Calanus, Oithona,
Microsetella (Hutabarat dan Evans, 1986).
 
6. Moluska
Moluska terdiri dari klas Gastropoda, Pelecypoda (Bivalvea) dan Cephalopoda. Di periran air
tawar, meroplankton dari Gastropoda dan Bivalvea tidak begitu berperan penting (Sachlan,
1982).
Filum Moluska biasanya terdiri dari hewan-hewan bentik yang lambat. Namun, terdapat pula
bermacam moluscka yang telah mengalami adaptasi khusus agar dapat hidup sebagai
holoplankton. Moluska planktonik yang telah mengalami modifikasi tertinggi ialah ptepropoda
dan heteropoda.  Kedua kelompok ini secara taksonomi dekat dengan siput dan termasuk kelas
Gastropoda. Ada dua tipe pteropoda, yang bercangkang (ordo Thecosomata) dan yang telanjang
(ordo Gymnosomata). Pteropoda bercangkang adalah pemakan tumbuhan (herbivora),
cangkangnya rapuh dan berenang menggunakan kakinya yang berbentuk sayap. Pteropoda
telanjang dapat berenang lebih cepat daripada yang bercangkang. Heteropoda adalah karnivora
berukuran besar dengan tubuh seperti agar-agar yang tembus cahaya (Nybakken, 1992). Contoh
genus dari filum Moluska antara lain : Creseis, Limacina, Cavolina, Diacria, Squid ( Hutabarat
dan Evans, 1986).
 
7. Echinodermata
Phylum Echinodermata hanya larva-larva dari beberapa ordo yang termasuk meroplankton. Ada
larva yang bentuknya seperti larva Chordata, sehingga ada anggapan bahwa Chordata adalah
keturunan Echinodermata. Genus-genus Echinodermata yang larva-larvanya merupakan
meroplankton ialah Bipinaria, Brachiolarva dan Auricularia, yang ada pada waktunya akan
mengendap semua pada dasar laut sebagai benthal-fauna (Sachlan, 1982).
Semua Echinodermata melalui fase larva pelagik dalam perkembangannya. Sama seperi hewan
lainnya lamanya menjadi larva pelagik tergantung pada telurnya, kurang baik atau sudah bagus
(Newell dan Newell, 1977). Contoh genus dari filum Echinodermata antara lain : Echinopluteus,
Ophiopluteus, dan Auricularia   (Hutabarat dan Evans, 1986).
 
8. Chordata
Chordata termasuk dalam ordo Mamalia,menurut evolusi merupakan keturunan dari spesies-
spesies yang hidup sebagai zooplankton dan bentuknya mirip dengan larva-larva Echinodermata.
Dari 4 subfilum dari Chordata hanya ada 2 yang hidup sebagai zooplankton yaitu Enteropneusta
dan Urochordata. Larva-larva dari Enteropneusta inilah yang bentuknya seperti larva
Echinodermata, seperti Tornaria-larva (Sachlan, 1982). Contoh genus dari filum Chordata antara
lain : Thalia, Oikopleura, dan Fritillaria (Hutabarat dan Evans, 1986).

Anda mungkin juga menyukai