Konsep Produktivitas Dan Penyempurnaan Systm
Konsep Produktivitas Dan Penyempurnaan Systm
KERJA
I. Pengertian Produktivitas.
1
Produktivitas dapat digambarkan dalam dua pengertian yaitu secara teknis dan
dalam pemakaian ilmu dan teknologi. Sedangkan pengertian produktivitas secara finansial
adalah pengukuran produktivitas atas output dan input yang telah dikuantifikasi. Suatu
perusahaan industri merupakan unit proses yang mengolah sumber daya (input) menjadi
output dengan suatu transformasi tertentu. Dalam proses inilah terjadi penambahan nilai
1. Menurut Marvin E Mundel, yang dipublisir oleh The Asian Productivity “Organization
sumber-sumber yang digunakan, semuanya dibagi oleh suatu rasio yang sama dari
periode dasar”.
“Produktivitas adalah ukuran yang menyatakan seberapa hemat sumber daya yang
1
Herman Rahadian Soetisna, “Pengukuran Produktivitas”, Laboratorium PSK&E TI-ITB, Bandung. h.
1.
2
“Konsep Dasar Produktivitas”, Diktat Kuliah Rekayasa Produktivitas, Institut Teknologi Indonesia
Serpong. h. 1.
1
3. Dewan Produktivitas Nasional mendefinisikan produktivitas dalam beberapa segi,
yaitu :
bahwa kehidupan hari ini harus lebih baik dari kemarin dan hari esok harus
b. Secara ekonomis.
c. Secara teknis.
sebagai berikut:
elemen produktivitas”.
sebagai berikut:
2
“Produktivitas adalah keseimbangan antara seluruh faktor-faktor produksi yang
memberikan keluaran yang lebih banyak melalui penggunaan sumber daya yang
lebih sedikit”.
digunakan”.
tangible”.
input”.
12. Doktrin pada Konfrensi Osio 1984, mendefinisikan produktivitas sebagai berikut:
untuk menyediakan lebih banyak barang dan jasa untuk lebih banyak manusia,
digunakan”.
pengertian perbandingan antara hasil yang dicapai dengan keseluruhan sumber daya yang
merupakan salah satu komponen dari usaha produktivitas, selain kualitas dan hasil
keluarannya. Produksi adalah suatu kegiatan yang berhubungan dengan hasil keluaran dan
perbandingan antara keluaran dan masukan). Dari definisi-definisi di atas juga dapat
jumlah, tipe, dan tingkat sumber daya yang dibutuhkan atau juga menunjukkan efisiensi
dalam menggunakan sumber daya yang dibutuhkan, sehingga produktivitas dapat diukur
menggunakan sumber daya sehemat mungkin (efisien). Oleh karena itu peningkatan
produktivitas tidak selalu diakibatkan oleh peningkatan hasil, bahkan dalam kasus tertentu
3
Vincent Gaspersz, Manajemen Produktivitas Total, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2000, h. 18.
4
Unsur-unsur yang terdapat dalam produktivitas :
1. Efisiensi.
2. Efektivitas.
seberapa jauh target yang dapat tercapai baik secara kuantitas maupun waktu.
Makin besar presentase target tercapai, makin tinggi tingkat efektivitasnya. Konsep ini
peningkatan efisiensi dan sebaliknya. Gabungan kedua hal ini membentuk pengertian
Efektif dalam mencapai tujuan dan efisien dalam menggunakan sumber daya.
3. Kualitas.
pemenuhan persyaratan, spesifikasi, dan harapan konsumen. Kualitas merupakan salah satu
ukuran produktivitas. Meskipun kualitas sulit diukur secara matematis melalui rasio
output/input, namun jelas bahwa kualitas input dan kualitas proses akan meningkatkan
kualitas output.
5
III. Jenis-jenis Produktivitas.
4
Bila dikelompokkan akan dijumpai tiga tipe dasar produktivitas. Tiga tipe
dasar ini merupakan model pengukuran produktivitas yang paling sederhana berdasarkan
1. Produktivitas Parsial.
Perbandingan dari keluaran terhadap salah satu faktor masukan. Sebagai contoh,
produktivitas tenaga kerja (perbandingan dari keluaran dan masukan tenaga kerja)
2. Produktivitas Faktor-Total.
Keluaran bersih adalah keluaran total dikurangi jumlah barang dan jasa yang dibeli.
3. Produktivitas Total.
dinyatakan dalam bentuk ukuran nyata berdasarkan harga konstan pada periode dasar,
dengan tujuan untuk menghilangkan pengaruh perubahan harga, sehingga hanya jumlah
4
Vincent Gaspersz, Manajemen Produktivitas Total, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2000, h. 32.
6
IV. Daur Produktivitas.
5
David J Sumanth memperkenalkan suatu konsep formal yang disebut sebagai
Ada empat tahap daur yang saling berkaitan dan berkesinambungan, yaitu :
1. Pengukuran Produktivitas.
2. Evaluasi Produktivitas.
3. Perencanaan Produktivitas.
4. Perbaikan Produktivitas.
Apabila produktivitas dari sistem industri itu telah dapat diukur, langkah berikut
rencana yang telah ditetapkan. Kesenjangan yang terjadi antara produktivitas aktual dan
rencana merupakan masalah produktivitas yang harus dievaluasi dan dicari akar penyebab
dapat direncanakan kembali target produktivitas yang akan dicapai, baik dalam jangka
pendek maupun jangka panjang. Untuk mencapai target produktivitas yang telah
pihak manajemen, karena pihak manajemen merupakan faktor yang paling berpengaruh,
terutama dalam proses perencanaan dan penjadwalan, pengaturan beban kerja, kejelasan
instruksi kerja dan evaluasi, serta dalam menumbuhkan motivasi kerja dan loyalitas
5
Vincent Gaspersz, Manajemen Produktivitas Total, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2000, h. 19.
7
TAHAP 1
PENGUKURAN
PRODUKTIVITAS
TAHAP 4
PENINGKATAN TAHAP 2
PRODUKTIVITAS EVALUASI
PRODUKTIVITAS
TAHAP 3
PERENCANAAN
PRODUKTIVITAS
V. Manfaat Produktivitas.
6
Terdapat beberapa manfaat pengukuran produktivitas dalam suatu organisasi
itu.
6
Vincent Gaspersz, Manajemen Produktivitas Total, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2000, h. 24.
8
2. Perencanaan sumber-sumber daya akan menjadi lebih efektif dan efisien
kembali dengan cara memberikan prioritas tertentu yang dipandang dari sudut
produktivitas.
perusahaan itu.
9
9. Pengukuran produktivitas terus-menerus akan memberikan informasi yang
dilakukan perusahaan.
12. aktivitas perundingan bisnis secara kolektif dapat diselesaikan secara raisonal,
adalah :
perbaikan yang terus menerus untuk meningkatkan mutu kehidupan yang lebih
baik.
7
“Konsep Dasar Produktivitas”, Diktat Kuliah Rekayasa Produktivitas, Institut Teknologi Indonesia
Serpong. h. 4.
10
Ada beberapa penyebab yang menjadikan seorang atasan tidak efektif sebagai
1. Tidak mau turun langsung ke lapangan untuk melihat kenyataan yang ada.
3. Tidak tahu bagaimana membina bawahan untuk menjadi tenaga kerja yang
peningkatan karya.
8
Vincent Gaspersz, Manajemen Produktivitas Total, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2000, h. 70.
11
4. Adanya pertentangan, hambatan-hambatan, dan tidak adanya kerjasama dalam
5. Motivasi rendah, ketidak puasan, dan kebosanan dalam bekerja yang diakibatkan
oleh semakin terspesialisasinya dan terbatasnya proses kerja, sistem pengakuan dan
jawab karyawan.
perusahaan.
7. Disiplin tentang waktu dikacaukan oleh karena adanya keinginan untuk mempunyai
1. Membandingkan unit kerja periode yang diukur dengan unit kerja periode
dasar.
lain.
ditetapkan.
12
Model-model Pengukuran Produktivitas.
6. Model APC.
produktivitas tersebut di atas. Akan tetapi oleh karena pada pembahasan tugas akhir ini
model yang digunakan adalah model OMAX, maka penjelasan secara terperinci akan lebih
tiap bagian perusahaan dengan kriteria produktivitas yang sesuai dengan keberadaaan
mengkombinasikan seluruh kriteria produktivitas yang penting ke dalam suatu bentuk yang
saling terkait satu sama lain serta mudah untuk dikomunikasikan. Selain itu, model ini
terlibat dalam unit kerjanya, mulai dari tingkat bawah, menengah , dan atas dalam proses
Indikator atau indeks yang diperoleh dari hasil pengukuran produtivitas OMAX
berguna untuk :
produktivitas.
PRODUCTIVITY
CRITERIA
A
PERFORMANCE
… 10
… 9
… 8
… 7
10
Herman Rahadian Soetisna, “Pengukuran Produktivitas”, Laboratorium PSK&E TI-ITB, Bandung. h.
15.
14
… 6
B … 5 SCORES
… 4
… 3
… 2
… 1
… 0
score
C Weight
Value
Keterangan :
c. Level 10, yaitu nilai produktivitas yang diharapkan sampai periode tertentu.
15
Kenaikan produktivitas disesuaikan dengan cara interpolasi.
2. Skor, yaitu nilai level dimana nilai pengukuran produktivitas berada. Misalnya,
jika output/jam = 100 terletak pada level 5, maka skor untuk pengukuran itu
adalah 5. Jika terdapat pengukuran yang tidak tepat sesuai dengan angka
kerja yang diukur. Besarnya bobot ditentukan oleh suatu kelompok manajemen
yang akan diukur. Jumlah bobot dari tiap kriteria adalah 100.
4. Nilai daripada pencapaian yang berhasil diperoleh untuk tiap kriteria pada
periode tertentu didapat dengan mengalikan skor pada kriteria tertentu dengan
mendapat skor tiga pada saat matriks mulai dioperasikan, maka indeks
produktivitas adalah :
7.1.5.Penyusunan Matriks.
16
Dalam penyusunan matriks maka langkah yang dilakukan adalah sebagai
berikut :
Langkah pertama ini adalah mengidentifikasi kriteria produktivitas yang sesuai bagi
2. Menjelaskan Data.
memberikan lebih banyak tempat bagi perbaikan daripada untuk terjadinya penurunan.
Pencapaian ini juga biasanya diletakkan pada tingkat yang lebih rendah lagi agar
terjadi kemunduran.
Skala skor 10 ini berkenaan dengan sasaran yang ingin kita capai dalam dua atau tiga
tahun mendatang sesuai dengan lamanya pengukuran ini akan dilakukan dan karenanya
Pengisian skala skor yang tersisa lainnya dari matriks dilakukan langsung setelah butir
skala nol, tiga, sepuluh telah terisi. Butir yang tersisa diisi dengan jarak antar skor
adalah sama.
Semua kriteria tidaklah memiliki pengaruh yang sama pada produktivitas unit kerja
keseluruhan, sehingga untuk melihat berapa besar derajat kepentingannya tiap kriteria
17
harus diberi bobot. Pembobotan biasanya dilakukan Oleh pihak pengambil keputusan
dan dapat pula dilakukan oleh orang-orang yang terpilih karena dianggap paham akan
6. Pengoperasian Matriks.
Pengoperasian Matriks baru dapat dilakukan apabila semua butir diatas telah dipenuhi.
Setelah itu dapat diukur indeks produktivitas dari unit kerja yang diukur.
masukan dan keluaran di dalam perusahaan. Formulasi dari model ini adalah sebagai
berikut :
Total Keluaran
Produktivitas Total =
Total Masukan
- Dividen bunga
- Pendapatan lainnya
- Nilai kapita
11
Vincent Gaspersz, Manajemen Produktivitas Total, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2000, h. 19.
18
- Nilai bahan
- Nilai energi
- Biaya lainnya
Yang dimaksud dengan output disini adalah jumlah semua produk yang
dihasilkan, dan input semua sumber daya yang digunakan untuk menghasilkan output ini.
Output dan semua input yang digunakan dinyatakan dalam satuan yang sama, seperti nilai
uang, yang dinyatakan dalam harga konstan pada periode dasar pengukuran.
industriawan dalam mengukur dan meningkatkan produktivitas bidangnya. Roda ini terdiri
atas enam bagian yang masing-masing mempunyai ukuran produktivitas tersendiri. Karena
Gross margin
Kriteria produktivitas :
Total Wages
2. Produktivitas Modal.
Turnover
Kriteria produktivitas :
Total Capital Employee
3. Produktivitas Produksi.
12
Herman Rahadian Soetisna, “Pengukuran Produktivitas”, Laboratorium PSK&E TI-ITB, Bandung. h.
10.
19
Kriteria Produktivitas : Capital Utilization
4. Produktivitas Organisasi
Added Value
Kriteria Produktivitas :
Cost of Aministration
5. Produktivitas Penjualan.
Gross Margin
Kriteria Produktivitas :
Direct Product Cost
6. Produktivitas Produk.
Gross Margin
Kriteria roduktivitas :
Direct Product Cost
produktivitas pada waktu pengukuran dengan produktivitas pada waktu dasarnya. Terdapat
AOMP / RIMP
IP = X 100
AOBP / RIBP
AOMP / AOBP
IP = X 100
RIBP / RIBP
Indeks Output
= x 100
Indeks Input
13
Vincent Gaspersz, Manajemen Produktivitas Total, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2000, h. 39.
20
Dimana : IP = Indeks Produktivitas
sebagai berikut :
Ot
Pt =
L+C+R+Q
Dimana : Pt = Produktivitas
Qt = Keluaran Total
21
(Banyaknya Output x Harga per unit)
=
(Banyaknya Input x Biaya per unit)
1. Produktivitas Total.
Pada produktivitas total ini obyek yang diukur adalah sebagai berikut :
Pada produktivitas Total faktoral objek yang diukur adalah sebagai berikut :
Output bersih
Indeks Produktivitas Faktoral Total =
Input faktoral Total
15
Vincent Gaspersz, Manajemen Produktivitas Total, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2000, h. 38.
22
3. Produktitas Parsial.
Pada produktivitas parsial ini objek yang diukur adalah sebagai berikut :
nilai dalam mengukur produktivitas, yang kemudian dikenal dengan metode pengukuran
Pertambahan Nilai
Produktivitas =
Input
1. Metode Penambahan.
Formulasinya :
2. Metode Pengurangan.
Formulasinya :
16
“Pengukuran Produktivitas Metode Pertambahan Nilai”, Diktat Kuliah Rekayasa Produktivitas, Institut
Teknologi Indonesia Serpong. h. 20.
23
Nilai tambah = Penjualan – Pembelian barang dan jasa.
sebagai beriukut :
sederhana seperti buruh, capital, menejemen, bahan mentah dan sumber lainnya
dan sebagainya.
Pada suatu perusahaan atau organisasi akan terlihat pengaruh hubungan antara
beberapa factor. Keluaran per jam orang dapat diukur dan dibandingkan dengan
yang dipergunakan, proses dan perlengkapannya. Dalam hal ini timbul satu factor
yang mempengaruhi yang sulit diukur yaitu motivasi. Motivasi amat dipengaruhi
24
oleh kelompok kerja lainnya dan alas an mengapa seseorang melakukan pekerjaan
tersebut.
Berarti...
“Apabila ada pekerjaan yang dilakukan dengan cara yang sama selama
3 tahun, maka dapat dianggap ada peluang untuk melaksanakan
KAIZEN”
25
Walaupun begitu, seringkali kita membiarkannya begitu saja tanpa
melakukan apa-apa, bukan? Padahal, semakin sibuk pekerjaannya justru
semakin perlu adanya KAIZEN.
Merasakan perlunya
KAIZEN dari diri kita
sendiri!
sendiri!
Manajemen
sehari-hari
Standar di Mendongkrak
pabrik Perbaikan mannerism
pekerjaan
Waktu
26
(1) Memiliki perasaan dimana segera dapat
menemukan “pemborosan” yang ada
(2) Memiliki kemampuan untuk memperbaiki
“pemborosan” itu
(3) Memiliki pola pikir dengan cara yang benar
28
5. Memahami Masalah
Walaupun orang lapangan dapat melaksanakan perbaikan karena
memahami pekerjaannya dengan baik, namun yang penting adalah
kesadarannya terhadap masalah.
Misalnya,
Apabila kita lihat ada suatu
pekerjaan seperti di gambar
kiri ini maka kita
beranggapan: “barang berat
ini tidak bisa digerakkan
dengan tenaga 2 orang”,
29
6. Langkah-langkah dalam perbaikan
Pada umumnya langkag-langkah perbaikan dianggap harus
melalui tahap-tahap: menetapkan sasaran - menganalisa -
mengkaji - merancang metode baru - mencoba -
melaksanakan - menindaklanjuti. Walaupun tidak mengikuti
langkah tersebut, biasanya kita juga dapat menemukan
masalah atau ide secara instinct pada saat melihat atau
melakukan pekerjaan. Tetapi kita juga tetap perlu memiliki
kemampuan untuk perbaikan dengan suatu pattern supaya
dapat meningkatkan produktifitas secara bertahap tapi pasti.
Metode Check List merupakan metode yang mudah digunakan sebagai alat bantu.
7. Metode Check List
Dalam menemukan masalah atau ide, lebih baik kita menuliskan poin-
poin yang akan dikaji daripada diam hanya berpikir saja. Dengan
mengkaji setiap poin yang sudah dituliskan, maka pelaksanaannya
dapat lebih mudah dan poin-poin yang penting tidak akan terlewatkan.
Itulah metode check list.
(1) Kelebihannya,
○Dapat mengkaji masalah dari berbagai sudut
○Dapat menyusun pikiran kita
(2) Kelemahannya,
△Akan melewati masalah besar apabila terlalu tergantung pada
metodenya
△Makan waktu apabila tidak digunakan dengan baik
30
△Cenderung tanpa pemikiran sendiri
X. Studi Kasus
sebagian besar mesin yang digunakan adalah engineering plastics dan proses
pembentukan bersuhu tinggi. Karena suku cadang kecil, maka volumenya besar
dalam sekali pembentukan. Perlu perawatan membongkar bagian inti setelah selesai
Pabrik tersebut melakukan produksi dengan lot yang relatif besar. Dahulu
penggantian cukup dilakukan 1 kali bergiliran. Tetapi sejak beberapa tahun yang
31
lalu mengalami diversifikasi produk, dimana bertambah jenis dan warna resin,
kerja dan 1 jam fasilitas berhenti dalam 1 kali penggantian. Dulu hanya
5000kali/bulan penggantian, namun makin lama makin bertambah. Saat ini hampir
kerja untuk perawatan cetakan dan penggantian, sehingga banyak pekerja perlu
operasi fasilitas. Mulai lambatnya suplai suku cadang ke pasca proses pembentukan
menambah tenaga kerja sesuai dengan kekurangan jam-tenaga kerja dan fasilitas
yang perlu.
Penyelesaian dengan outsourcing harus dengan sekitar 20% produksi luar, dan
harus mencari pemasok dan beban biaya outsorcing, sulit diterapkannya. Untuk
sekitar 100 orang) dan 3 fasilitas. Alternatif tersebut juga sulit dilakukan karena
32
2. Mengurangi jumlah penggantian
besaran lot produksi menjadi besar dan terdapat stok produk dalam proses. Namun
karena produk yang dihasilkan kecil, sehingga tidak ada masalah dalam hal ruang
yang berkaitan dengan stok produk dalam proses. Jumlah produksi dengan satu
mesin rata-rata 40kg/hari, sehingga stok untuk 3 hari sekitar 7 ton. Yang menjadi
masalah adalah jenis produk dalam stok dan hal yang berkaitan dengan manajemen
sisa suku cadang. Untuk manajemen stok dan jumlah yang dikeluarkan tidak terjadi
masalah karena sudah ditempatkan 1 orang part-time pada siang hari dan 1 orang
kontainer yang baru dibeli dengan kapasitas berjumlah sekitar 200 buah dan
dipasang pada rak bergerak. Dengan 3 kali lipat besaran lot produksi tersebut,
dan “pekerjaan persiapan dalam” (catatan: persiapan pada waktu penggantian), lalu
penyiapan di luar pada waktu perbaikan awal, dan penerapan persiapan single pada
semua mesin pembentukan dan cetakan diperlukan cukup modal dan masalah.
Waktu penggantian akan berbeda, yang mana tergantung pada jenis produk sebelum
dan sesudah penggantian. Jika tidak ada penggantian resin pada waktu penggantian,
tapi hanya penggantian cetakan relatif yang singkat waktunya. Jika ada pengantian
resin, warna tua ke warna tawar lebih lama daripada warna tawar ke warna tua
waktu penggantian. Maka dari itu lamanya pekerjaan penggantian pada mesin
penggantian tergantung pada urutan prosedur pada jenis produk yang diganti. Oleh
karena itu ditetapkan urutan prosedur item produksi yang standar dimana jumlah
Sesuai dengan urutan proses yang ditetapkan untuk berproduksi, dimana produksi
pascaproses ditentukan berdasarkan antara isi stok dengan proses. Oleh karena itu
memperkirakan jumlah stok yang akan terjadi pada 1-3 hari kemudian. Untuk
34
tujuan tersebut diterapkan schedule yang sederhana supaya meningkatkan ketelitian
perkiraan produksi dan selalu mengawasi supaya tidak terjadi kekurangan suku
cadang.
dimana sebelumnya oleh 50 orang. Demikian juga staf perawatan cetakan menjadi
setengah dari 50 orang. Staf penjadwalan yang awalnya adalah 3 orang, dimana
ditugaskan, sekarang hanya tinggal 1 orang. Dalam pengecekan stok yang akan
50 tenaga kerja, bukan penambahan 20 tenaga kerja, juga tidak perlu dilakukan
tersebut, pekerja yang bertugas untuk penggantian sudah mengetahui cetakan yang
harus disiapkan untuk selanjutnya tanpa melihat surat instruksi pekerjaan, sehingga
7. Kesimpulan
produksi dilakukan, dimana cukup berarti dalam penurunan biaya. Perusahaan yang
35
ketidakbaikan dalam sistem, layaknya mempertimbangkan pendekatan dengan lot
yang besar.
Hasil
Pertanyaan 1
Menyimak latar belakang dalam pelaksanaan kegiatan penurunan biaya
oleh perusahaan A, kegiatan perbaikan dan hasilnya, jelaskanlah hal-hal
yang menjadi intinya.
Pertanyaan 2
Jelaskanlah hal-hal yang dapat dipelajari dari contoh ini.
Pertanyaan 3
Jelaskanlah permasalahan dalam kegiatan tersebut dan cara untuk
mengatasinya apabila ada.
36
DAFTAR PUSTAKA
37
DIKTAT KULIAH
PERANCANGAN SISTEM KERJA DAN ERGONOMI
Semester Ganjil
SERPONG, 2004
38