Anda di halaman 1dari 30

NILAI-NILAI ANTIKORUPSI

NILAI DAN PRINSIP ANTI KORUPSI

Menurut Romi dkk (2011) faktor penyebab korupsi

adalah: - faktor internal (niat) dan

- faktor eksternal (kesempatan)

 Upaya pencegahan korupsi pd dasarnya dilakukan untuk


mengurangi/menghilangkan faktor penyebab korupsi.

Nilai-nilai antikorupsi harus dimiliki oleh setiap individu untuk


menghindari munculnya faktor internal. Sedangkan

Untuk mencegah faktor eksternal, selain memiliki nilai-nilai antikorupsi,


setiap individu juga harus memahami dengan mendalam prinsip-prinsip
antikorupsi

 Nilai-nilai dan prinsip-prinsip antikorupsi harus tertanam dalam diri


individu
 Agar terhindar dari perilaku korupsi
1. Jujur

 Menurut Sugiono (2008) Jujur diartikan sebagai lurus hati, tidak


bohong, & tidak curang

 Tanpa sifat jujur mhs tidak akan dipercaya dalam kehidupan


sosialnya. (nilai dasar penegakan integritas)

 Nilai kejujuran dapat diwujudkan dalam bentuk tidak melakukan


kecurangan akademik,

seperti: - tidak mencontek,

- tidak melakukan plagiarisme

- tidak memanipulasi daftar hadir dll

juga dapat diwujudkan dalam kegiatan organisasi


kemahasiswaan, seperti: membuat laporan keuangan setiap kegiatan
organisasi dengan jujur

 Nilai kejujuran harus dipegang teguh oleh mahasiswa sejak awal 


untuk memupuk & membentuk karakter sedini mungkin dalam setiap
pribadi mahasiswa

 Kejujuran dalam bekerja akan membentengi diri terhadap godaan


untuk berbuat curang/bohong

 Permasalahan yg hingga saat ini masih menjadi fenomena dikalangan


mhs yi: budaya ketidakjujuran (mencotek, plagiarisme, titip absen) 
fakta menunjukkan bahwa budaya ketidakjujuran kian menggejala

 Perilaku mencontek, plagiarisme & titip absen merupakan


manifestasi ketidakjujuran yg pd akhirnya memunculkan perilaku
korupsi

 Persoalan ketidakjujuran mrpk hal yg mengkhawatirkan & perlu


perhatian serius
 apabila budaya ketidakjujuran mhs seperti mencontek, plagiarisme,
titip absen dll tidak segera diberantas  maka PT menjadi bagian
dari “pembibitan” moral yg detruktif di Indonesia

2. Disiplin

• Menurut Sugiono (2008) disiplin adalah ketaatan/ kepatuhan kepada


peraturan

• Disiplin adalah kunci keberhasilan.  ketekunan & konsisten untuk


terus mengembangkan potensi diri membuat individu akan mampu
memberdayakan dirinya dalam menjalani tugasnya

• Individu yang disiplin  tidak akan terjerumus dalam kemalasan


yang mendambakan kekayaan dengan cara mudah

• Nilai kedisiplinan

- Mampu mengatur waktu untuk menyelesaikan tugas dgn baik

- Patuh pada peraturan yang berlaku

- Mengerjakan tugas tepat waktu

• Manfaat disiplin:

- Mhs dapat mencapai tujuan hidup dgn waktu yg lebih efisien

- Dipercaya

- Diperoleh hasil belajar yg maksimal

• Tidak jarang dijumpai perilaku & kebiasaan mhs yg menghambat/tdk


menunjang proses pembelajaran al:

- Sering dijumpai mhs yg malas

- Terlabat hadir

- Tidak mengerjakan tugas kelompok

- Melaksanakan tugas individu tidak tepat waktu dll


• Punishment yg tegas harus diberikan tanpa toleransi, al:

- Tidak diizinkan masuk kelas apabila datang terlambat

- Nama tidak dicantumkan apabila tidak mengerjakan tugas

- Tidak diberikan nilai jika memasukan tugas tidak tepat waktu

 Hal tsb mrpk sebuah pembelajaran yang sederhana namun akan


berdampak luar biasa kedepannya  kata pepatah sedikit demi
sedikit lama-lama menjadi bukit, begitu pula apabila kebiasaan buruk
dibiarkan maka kejahatan yang lebih besar dapat dilakukan.

• Peran dosen: - role model/teladan,

- sabar,

- penuh pengertian.

• Dosen harus mampu mendisiplinkan mhs.

- Membantu mengembangkan pola perilaku mhs, misal: waktu

belajar dirumah, lama mhs harus membaca/mengerjakan

tugas

- Menerapkan peraturan akademik sbg alat & cara menegakkan

disiplin, misal: menerapkan reward and punishment secara adil,

sesegera mungkin & transparan (Siswadi,2009)

3. Tanggung jawab

 Tanggung jawab adalah keadaan wajib menanggung segala


sesuatunya atau kalau terjadi apa-apa boleh dituntut, dipersalahkan &
diperkarakan (Sugiono, 2008)

 Pribadi yang utuh & mengenal diri dengan baik akan menyadari
bahwa keberadaanya adalah untuk melakukan perbuatan baik demi
kemaslahatan sesama manusia
 Seseorang yg memiliki kesadaran bahwa segala tindak tanduk dan
kegiatan yang dilakukan akan dipertanggungjawabkan sepenuhnya
kepada Tuhan YME, masyarakat, negara dan bangsa

 org tsb tidak akan tergelincir dalam perbuatan tercela.

 Nilai tanggung jawab

- Mempunyai prinsip & memikirkan arah masa depan

- Memiliki sikap yg menonjolkan generasi penerus

nakes yg berguna dalam mengembangkan profesinya

- Selalu belajar menjadi generasi muda yang berguna,

selain memiliki sikap & kepribadian yang baik

- Mengikuti semua kegiatan yg dijadwalkan

- Menyelesaikan tugas & praktik secara individu &

kelompok dengan baik dan tepat waktu

 Mahasiswa yang memiliki rasa tanggung jawab akan memiliki


kecenderungan menyelesaikan tugas lebih baik & akan memperoleh
kepercayaan

 Tanggung jawab merupakan nilai penting yang harus dimiliki oleh


mahasiswa

4. Adil

 Adil adalah sama berat, tidak berat sebelah, tidak memihak.

 Keadilan adalah penilaian sesuai dengan apa yang menjadi haknya,


yakni dengan bertindak proporsional dan tidak melanggar hukum.

 Nilai keadilan

- Memberikan pujian tulus pd yg berprestasi, memberi saran


perbaikan pd yg tdk berprestasi
- Memilih kawan tidak berdasarkan latar belakang sosial

- Ketika ada teman yg berselisih, dapat bertinda bijaksana,memihak


yg benar secara proporsional

- Memberikan pelayanan perawatan yg sama kepada semua klien

- Tidak mengurangi dosis obat yg diberikan pd klien

- Adil terhadap dirinya sendiri seperti belajar maksimal

- Adil terhadap diri sendiri juga dapat diterapkan dengan cara hidup
seimbang

 Pribadi yg adil  akan menyadari bahwa apa yg dia terima sesuai


dengan jerih payahnya.

 tidak akan menuntut untuk mendapatkan lebih dari apa yg ia sudah


upayakan.

 Bagi mahasiswa, karakter adil ini perlu sekali dibina sejak masa
perkuliahan agar mahasiswa dapat mempertimbangkan & mengambil
keputusan secara adil dan benar.

 Jika ia seorang pimpinan, ia akan memberikan kompensasi yg adil


kepada bawahannya sesuai dengan kinerjanya, ia juga ingin
mewujudkan keadilan & kemakmuran bagi masyarakat & bangsanya

5. Berani

 Orang yang memiliki karakter kuat:

 berani menyatakan kebenaran, mengaku kesalahan, bertanggung


jawab berani menolak kebatilan.

 tdk akan mentoleransi adanya penyimpangan & berani menyatakan


penyangkalan dengan tegas

 Berani berdiri sendirian dalam kebenaran walaupun semua kolega &


teman sejawatnya melakukan perbuatan yg menyimpang
 Tidak takut dimusuhi & tidak takut tidak memiliki teman kalau
ternyata mereka mengajak kepada hal yg menyimpang

 Nilai keberanian
- Berani bertanya pada dosen jika tidak mengerti
- Berani mengemukakan pendapat ketika berdiskusi/maju ke depan
untuk menyelesaikan tugas yg diberikan
- Melaporkan temannya yg membuat tugas/makalah copy paste
- Melaporkan teman yg berbuat curang ketika ujian seperti:
mencontek, membuat ringkasan untuk mencontek atau diskusi saat
ujian,
- Melaporkan jika dirinya sendiri/teman mengalami
intimidasi/kekerasan
- Mengakui kesalahan yg dilakukan & bertanggung jawab untuk
memperbaiki kesalahan serta berjanji tidak mengulangi kesalahan yg
sama
- Mengajukan saran untuk perbaikan PBM dengan cara yg santun
- Menulis artikel, pendapat, opini dimajalah dinding, jurnal dll
- Berani menolak ajakan tawuran serta perbuatan tercela
- Pengetahuan yang mendalam menimbulkan keyakinan kuat yang
sangat diperlukan untuk menerapkan nilai keberanian sehingga
mahasiswa menjadi percaya diri dan menguasai masalah yang
dihadapi.
- Mahasiswa memerlukan keberanian untuk mencapai kesuksesan.

6. Peduli

o Peduli adalah mengindahkan, memperhati-kan, dan menghiraukan


(Sugiono, 2008)
o Pribadi dengan jiwa sosial tinggi (memiliki sifat kasih sayang) 
tidak akan tergoda untuk memperkaya diri sendiri dengan cara yang
tidak benar  justru ia berupaya untuk menyisihkan sebagian
penghasilannya untuk membantu sesama.
o Nilai kepedulian mahasiswa harus mulai ditumbuhkan sejak berada
di kampus.
o Nilai kepedulian
- Berusaha memantau jalannya PBM & sistem pengelolaan
sumber daya di kampus
- Memantau kondisi infrastruktur lingkungan kampus
- Jika ada teman yg tertimpa musibah, mhs dengan sukarela
membantu
- Tidak merokok
- Membuang sampah pada tempatnya
- Menghargai & menghormati teman, dosen, & karyawan
- Terlibat aktif dalam kegiatan yg diselenggarakan BEM/HIMA
- Tidak mengkonsumsi minuman beralkohol/NAPZA
- Bersikap ramah, peduli, & suka menolong terhadap masyarakat
sekitar.

7. Kerja Keras

 Bekerja keras didasari dengan adanya kemauan.

 Kemauan identik dengan keteladanan, ketekunan, daya tahan, daya


kerja, pendirian, pengendalian diri, keberanian, ketabahan,
keteguhan, dan pantang mundur.

 Individu beretos kerja akan selalu berupaya meningkatkan kualitas


hasil kerjanya demi terwujudnya kemanfaatan publik sebesar-
besarnya  ia tdk akan mau memperoleh sesuatu tanpa
mengeluarkan keringat

 Nilai Kerja keras

- Belajar dengan sungguh-sungguh untuk meraih cita-cita

- Memanfaatkan waktu luang untuk belajar

- Bersikap aktif dalam belajar, misalnya bertanya kepada dosen


tentang materi yg belum dipahami

- Tidak mudah putus asa dalam mengerjakan tugas yg diberikan

- Tidak tergantung kepada orang lain dalam mengerjakan tugas

- Rajin mengikuti kegiatan ekstrakulikuler untuk meningkatkan


prestasi diri
- Tidak membuang waktu untuk melakukan sesuatu yg tidak berguna

=> Dosen memiliki peran penting agar setiap usaha kerja keras mhs
tidak sia-sia

 Bekerja keras merupakan hal yang penting guna tercapainya hasil


yang sesuai dengan target.

 Namun, bekerja keras akan menjadi sia-sia jika tanpa adanya


pengetahuan.

8. Sederhana

 Pribadi yg berintegritas tinggi adalah individu yg menyadari


kebutuhannya & berupaya memenuhi kebutuhannya dengan
semestinya tanpa berlebihan.

 Gaya hidup mahasiswa merupakan hal yg penting dalam interaksi


dengan masyarakat disekitarnya

 Hidup sederhana:

- Membiasakan untuk tidak hidup boros yg tidak sesuai dengan

kemampuannya

- Memprioritaskan kebutuhan diatas keinginannya

- Tidak tergoda untuk hidup dengan gelimang kemewahan

- Ilmu pengetahuan adalah kekayaan utama yg menjadi modal

Kehidupan

 Menyadari bahwa mengejar harta tidak akan ada habisnya

karena nafsu keserakahan akan selalu menimbulkan keinginan

untuk mencari harta sebanyak-banyaknya.

 Nilai kesederhanaan
- Tawadhu (rendah hati)  mau mengakui kelebihan orang lain jauh
dari sifat gila hormat, ambisi pangkat/jabatan.

- Berpakaian sopan & sesuai aturan yg ditetapkan

- Merasa cukup dengan yg ada, bukan lantaran pasrah, melainkan


telah berusaha menyempurnakan usaha

- Tidak sombong/menonjolkan diri sekalipun mempunyai kelebihan

- Menyelaraskan antara kebutuhan/keinginan dengan kemampuan


secara realistis & proporsional

-Bersabar serta berprasangka baik

-Selalu bersyukur dengan apa yg ia miliki, tetapi tetap selalu


mengusahakan yg terbaik yg bisa dilakukan

- Tidak sombong ketika dipuji, & tidak rendah diri ketika dikritik

 Manfaat hidup sederhana pada mhs:

- Mhs dibina untuk memprioritaskan kebutuhan diatas keinginan

- Mengatasi masalah kesenjangan sosial, iri, dengki, tamak, egois, &


sikap lainnya

- Menghindarkan dari keinginan yg berlebihan Gaya hidup sederhana


perlu dikembangkan sejak mahasiswa

9. Mandiri

 Mandiri artinya tidak banyak bergantung pada orang lain dalam


berbagai hal.

 Manfaat kemandirian:

- Membentuk karakter yg kuat pada diri individu untuk menjadi

tidak tergantung terlalu banyak pd orang lain

- Mengoptimalkan daya pikir guna bekerja secara efektif


- Jejaring sosial yg dimiliki pribadi yg mandiri dimanfaatkan

untuk menunjang pekerjaannya ((bukan untuk mengalihkan

tugasnya)

- Tidak akan menjalin hubungan dengan pihak yg tidak bertanggung


jawab demi mencapai keuntungan sesaat

 Kondisi mandiri bagi mhs dapat diartikan sebagai proses


pendewasaan diri, artinya tidak bergantung pada orang lain dalam
melaksanakan tugas & tanggung jawabnya

 Hal tsb penting untuk masa depan mhs,  dimana mhs harus
mengatur kehidupannya & orang yg berada di bawah
tanggungjawabnya

 Ciri mhs mandiri/dewasa memiliki sikap 3 R.

- Realible  dapat diandalkan

- Responsible  bertanggung jawab terhadap apa yg diperbuat serta


siap menanggung risiko

- Reasonable  beralasan, setiap yg dilakukan dilandasi dengan dasar


pemikiran & tujuan yg jelas.

 Nilai kemandirian dapat diwujudkan al:

- Mengerjakan soal ujian sendiri

- Mengerjakan tugas-tugas akademik secara mandiri

- Menyelenggarakan kegiatan kemahasiswaan secara swadana

 Mahasiswa mandiri/dewasa juga harus memiliki sifat-sifat positif


seperti:

- Sense of reality and emotional stability

- Mampu menghadapi tantangan dengan baik, walaupun gagal tidak


pernah menyerah
- Mampu bersyukur di masa-masa sulit

- Dapat menentukan keputusan dan berpikir bijak dalam keadaan


terdesak

- Dapat mengontrol amarah serta memiliki toleransi dan optimisme


tinggi

- Berpikir seribu kali sebelum melakukan sesuatu dan tidak gegabah


serta berpikir matang sebelum bertindak

- Memiliki prinsip hidup yang kuat serta mampu menutupi


kekurangannya dengan kelebihan yang dimiliki

- Memiliki solidaritas yang tinggi terhadap teman dan orang yang


membutuhkan
PRINSIP-PRINSIP
ANTIKORUPSI

Akuntabilitas

 Akuntabilitas adalah kesesuaian antara aturan dan pelaksanaan kerja

 Prinsip akuntabilitas membutuhkan perangkat pendukung baik


berupa:

- Perundang-undangan (de jure) &

- Komitmen & dukungan masyarakat (de facto) baik pada level budaya
(individu dengann individu) maupun pada level lembaga.

Mengukur Akuntabilitas

1. Akuntabilitas harus dapat diukur dan dipertanggungjawabkan melalui


mekanisme pelaporan dan pertanggungjawaban atas pelaksanaan
semua kegiatan.
2. Evaluasi atas kinerja administrasi, proses pelaksanaan, dampak dan
manfaat yang diperoleh masyarakat baik secara langsung maupun
manfaat jangka panjang dari sebuah kegiatan.

Contoh kegiatan sipenmaru di Poltekkes. Prinsip akuntabilitas diwujudkan


dengan membuat pelaporan & pertanggungjawa-ban, yang tidak hanya
diserahkan kepada Direktur Poltekkes dan Badan PPSDM Kesehatan,
melainkan juga kepada semua pihak, khususnya kepada lembaga-lembaga
kontrol seperti ItJen Kemenkes yang membidanginya serta kepada
masyarakat.

Dan Poltekkes juga mengadakan evaluasi bukan hanya terhadap pelaksanaan


penyelenggaraan kegiatan tersebut, tetapi juga dievaluasi dampak terhadap
kelangsungan PBM, kelulusan, dan masa tunggu bekerja.

◦ Prinsip akuntabilitas harus mulai diterapkan oleh mahasiswa dalam


program kegiatan kemahasiswaan

 Dengan harapan bahwa integritas atau kesesuaian antara aturan


dengan pelaksanaan kerja pada diri mahasiswa dapat semakin
ditingkatkan

Transparansi

 Transparansi: prinsip yang mengharuskan semua proses kebijakan


dilakukan secara terbuka, sehingga segala bentuk penyimpangan
dapat diketahui oleh publik.

 Transparansi menjadi pintu masuk sekaligus kontrol bagi seluruh


proses dinamika struktural kelembagaan.

 Dalam bentuk yang paling sederhana, transparansi mengacu pada


keterbukaan dan kejujuran untuk saling menjunjung tinggi
kepercayaan (trust )

Perlunya keterlibatan masyarakat dalam proses transparansi:


 Proses penganggaran yang bersifat bottom up, mulai dari
perencanaan, implementasi, laporan pertanggungjawaban dan
penilaian (evaluasi) terhadap kinerja anggaran.

 Proses penyusunan kegiatan. Hal ini terkait pula dengan proses


pembahasan tentang sumber-sumber pendanaan (anggaran
pendapatan) dan alokasi anggaran (anggaran belanja).

 Proses pembahasan tentang pembuatan rancangan peraturan yang


berkaitan dengan strategi penggalangan dana, mekanisme
pengelolaan kegiatan mulai dari pelaksanaan tender, pengerjaan
teknis, pelaporan finansial dan pertanggungjawaban secara teknis.

 Proses pengawasan dalam pelaksanaan kegiatan yang berkaitan


dengan kepentingan publik dan yang lebih khusus lagi adalah
kegiatan yang diusulkan oleh masyarakat sendiri.

 Proses evaluasi terhadap penyelenggaraan kegiatan yang dilakukan


secara terbuka dan bukan hanya pertanggungjawaban secara
administratif, tapi juga secara teknis dan fisik dari setiap out put
kegiatan.
Contoh: sipenmaru di Poltekkes dilaksanakan dengan memperhatikan 5
proses transparansi. Proses pengganggaran melibatkan peran aktif jurusan
dengan memperhatikan kuota, daya tampung dan anggaran yang tersedia,
baru dirapatkan untuk verifikasi tingkat Direktorat sebagai bahan
penyusunan kegiatan, kemudian dibahas biaya apa saja yang boleh dipungut
oleh masing-masing jurusan dengan mengacu pada kebijakan yang berlaku,

Penentuan kelulusan ditetapkan mengacu pada kebijakan yang berlaku.


Hasil kegiatan tersebut dibuat laporan serta dipertanggungjawabkan oleh
Direktur Poltekkes kepada Kepala PPSDM Kesehatan serta diperiksa oleh
ItJen Kemenkes dan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK)

Dalam bentuk yg paling sederhana, keterikatan interaksi antar dua individu


atau lebih mengharuskan adanya transparansi mengacu pd keterbukaan &
kejujuran untuk saling menjunjung tinggi kepercayaan karena kepercayaan,
keterbukaan, & kejujuran mrpk modal awal yg sangat berharga bagi mhs
untuk dapat melanjutkan tanggungjawabnya pd masa kini dan masa
mendatang (Kurniawan, 2010)

Mahasiswa diharapkan dapat melaksanakan ke 5 proses transparansi tsb


dalam kehidupan sehari-hari, baik sebagai individu maupun sebagai bagian
dari masyarakat, organisasi, atau institusi.

Kewajaran (Fairness)

 Prinsip fairness ditujukan untuk mencegah terjadinya manipulasi


dalam penganggaran, baik dalam bentuk mark up maupun
ketidakwajaran lainnya

lima langkah penegakan prinsip fairness

1. Komprehensif dan disiplin: mempertimbangkan keseluruhan aspek,


berkesinambungan, taat asas, prinsip pembebanan, pengeluaran dan
tidak melampaui batas (off budget).

2. Fleksibilitas: adanya kebijakan tertentu untuk efisiensi dan efektifitas.

3. Terprediksi: ketetapan dalam perencanaan atas dasar asas value for


money dan menghindari defisit dalam tahun anggaran berjalan.
Anggaran yang terprediksi merupakan cerminan dari adanya prinsip
fairness di dalam proses perencanaan pembangunan.

4. Kejujuran : adanya bias perkiraan penerimaan maupun pengeluaran


yang disengaja, yang berasal dari pertimbangan teknis maupun politis.
Kejujuran bagian pokok dari prinsip fairness.

5. Informatif : adanya sistem informasi pelaporan yang teratur dan


informatif sebagai dasar penilaian kinerja, kejujuran dan proses
pengambilan keputusan. Sifat informatif ciri khas dari kejujuran.

Contoh: dalam sipenmaru dilaksanakan sesuai usulan dari jurusan,


dilakukan verifikasi oleh direktorat dan seleksi sesuai kriteria. Penentuan
kuota mhs baru yg diterima sesuai ketentuan, tetapi bila pendaftar menurun
pada saat daftar ulang atau tidak mencapai kuota yang sudah ditentukan akan
dirapatkan kembali untuk pengisian kuota yang belum terpenuhi melalui
jalur lain.

Kuota yang belum tercapai diisi dengan pemanggilan calon mahasiswa


cadangan yang sudah disiapkan dari kuota yang tersedia. Calon mahasiswa
yang diterima termasuk cadangan yang sesuai kriteria, diumumkan secara on
line maupun tidak.

◦ Prinsip kewajaran bertujuan untuk mencegah praktek


ketidakwajaran/penyimpangan dalam segala level kehidupan 
prinsip kewajaran dapat menggiring setiap kegiatan khususnya yg
berkaitan dengan penganggaran agar berjalan secara wajar, jujur, dan
sesuai dengan prosedur yg telah disepakati bersama

 Dapat diterapkan oleh mahasiswa agar dapat bersikap lebih waspada


dalam mengatur beberapa aspek kehidupannya seperti:
penganggaran, perkuliahan, sistem belajar, maupun dalam organisasi
& memiliki kualitas moral yg lebih baik

Kebijakan Antikorupsi

 Mengatur tata interaksi agar tidak terjadi penyimpangan yang dapat


merugikan negara dan masyarakat.

 Tidak selalu identik dengan undang-undang (UU) antikorupsi,


namun bisa berupa UU kebebasan mengakses informasi, UU
desentralisasi, UU anti-monopoli, maupun lainnya yang dapat
memudahkan masyarakat mengetahui sekaligus mengontrol terhadap
kinerja dan penggunaan anggaran negara oleh para pejabat negara.

4 Aspek Kebijakan Anti-Korupsi

1. Isi kebijakan: Kebijakan antikorupsi akan efektif apabila di


dalamnya terkandung unsur-unsur yang terkait dengan persoalan
korupsi.
2. Pembuat kebijakan: Kualitas isi kebijakan tergantung pada kualitas
dan integritas pembuatnya.

3. Pelaksana kebijakan: Kebijakan yang telah dibuat dapat berfungsi


apabila didukung oleh aktor-aktor penegak kebijakan; yaitu
kepolisian, kejaksaan, pengadilan, pengacara, dan lembaga
pemasyarakatan.

4. Kultur kebijakan: Eksistensi sebuah kebijakan terkait dengan nilai-


nilai, pemahaman, sikap, persepsi, dan kesadaran masyarakat
terhadap hukum atau undang-undang antikorupsi. Lebih jauh kultur
kebijakan ini akan menentukan tingkat partisipasi masyarakat dalam
pemberantasan korupsi.

Contoh: sipenmaru di Poltekkes, kebijakan/aturan penerimaan mahasiswa


baru yang isinya tergambar dalam aturan-aturan seleksi penerimaan
mahasiswa baru dilaksanakan sesuai dengan buku pedoman, dimana
pembuat kebijakan penerimaan mahasiswa baru tersebut adalah Badan
PPSDM Kesehatan, dan apabila penyelenggaraan tidak sesuai aturan yang
ditetapkan, hal tersebut akan menjadi temuan ItJen Kemenkes. Seluruh
perangkat pelaksana sipenmaru di Direktorat menjalankan sesuai dengan
aturan-aturan yang sudah ditentukan.

Kontrol Kebijakan

Kontrol kebijakan merupakan upaya agar kebijakan yang dibuat betul-betul


efektif dan mengeliminasi semua bentuk korupsi.

3 Model Kontrol Kebijakan

1) Partisipasi:

Melakukan kontrol terhadap kebijakan dengan ikut serta dalam penyusunan


dan pelaksanaannya.

2) Evolusi:

Mengontrol dengan menawarkan alternatif kebijakan baru yang dianggap


lebih layak.

3) Reformasi;
Mengontrol dengan mengganti kebijakan yang dianggap tidak sesuai.

Contoh reformasi: jika pelaksanaan ujian seleksi penerimaan mahasiswa


baru aturan yang berlaku belum efisien. Misalnya uji tulis menggunakan
paper base test masih terdapat kecurangan, maka penyelenggaraan
selanjutnya perlu dipertimbangkan untuk computer base test atau one day
service.

Perbedaan kontrol terhadap kebijakan tergantung pada sistem yang


terbangun. Dalam sistem demokrasi yang sudah mapan (established), kontrol
kebijakan tersebut dapat dilakukan melalui partisipasi, evolusi, & reformasi.

PEMERINTAH YANG BAIK & BERSIH


(CLEAN AND GOOD GOVERNANCE )
KEPEMERINTAHAN YG BAIK
(Good Governance)

Proses pengambilan keputusan di berbagai level pemerintahan & Proses


bagaimana keputusan tersebut dilaksanakan atau tidak dilaksanakan
Prinsip-prinsip Good Governance

menurut United Nations Development Program (UNDP) :

1. Partisipasi (Participation)

Syarat utama warga negara dalam berpartisipasi :

a. ada rasa kesukarelaan dan tanpa paksaaan;


b. ada keterlibatan secara emosional;
c. memperoleh manfaat, secara langsung dan tidak langsung dari
keterlibatannya.

2. Penegakan Hukum (Rule of Law);

Membangun sistem hukum yang sehat, baik perangkat lunaknya


(software),perangkat keras (hardware) maupun sumber daya manusianya
(humanware)

3. Transparansi (Transparancy);

Keterbukaan mencakup semua aspek aktivitas yang menyangkut


kepentingan publik, mulai dari proses pengambilan keputusan, penggunaan
dana publik sampai pada tahapan evaluasi.
4. Daya Tanggap (Responsiveness);

Sektor publik selama ini dianggap tertutup,arogan dan berorientasi pada


kekuasaan.

5. Berorientasi pada konsensus (Consensus Orientation);

Dalam pengambilan keputusan lebih menitikberatkan konsensus .


Musyawarah merupakan proses, sedangkan mufakat merupakan hasil.

6. Keadilan/kesetaraan (Equity)

Setiap warga negara memiliki kesempatan yang sama untuk memperoleh


kesejahteraan, walaupun kemampuan individu berlainan namun sektor publik
harus berperan agar kesejahteraan dan keadilan seiring sejalan.

7. Keefektifan dan Efisiensi (Effectiveness &Efficiency);

Perlunya kompetisi untuk menciptakan keefektifan dan efisiensi pada


sektor publik.

8. Akuntabilitas (Accountability)

Pertanggungjawaban setiap aktivitas menyeluruh kepada publik/masyarakat


luas, disamping kepada atasan.

9. Visi Strategis (Strategic Vision)

Perlunya visi jangka pendek (short-term vision) dan visi jangka panjang
(long-term vision).

Penyimpangan Clean & Good Governance


TATA KELOLA PEMERITAHAN YANG BAIK & BERSIH

1. Reformasi Birokrasi
2. Sitem Pengendalian Internal Pemerintah
3. Pembangunan zona Integritas

Reformasi Birokrasi
Reformasi Birokrasi pada dasarnya adalah proses menata-ulang, mengubah,
memperbaiki, dan menyempurnakan birokrasi agar menjadi lebih baik
(profesional, bersih, efisien, efektif, dan produktif).

(Sumber: Roadmap RB Kemenkes)

Visi Reformasi Birokrasi

Terwujudnya pemerintah yg amanah atau tata Pemerintah yg baik

Misi Reformasi Birokrasi

Mengembalikan cita dan citra birokrasi pemerintahan sebagai abdinegara &


abdi masyarakat serta dapat menjadi suri teladan & panutan masyarakat
dalam menjalani kehidupan sehari hari.

Tujuan Reformasi Birokrasi

• Menciptakan birokrasi pemerintah yang profesional dengan


karakteristik adaptif, berintegritas, berkinerja tinggi, bebas dan bersih
KKN (Korupsi, Kolusi dan Nepotisme), mampu melayani publik,
netral, sejahtera, berdedikasi, dan memegang teguh nilai-nilai dasar
dan kode etik aparatur negara
 Area perubahan yang menjadi tujuan reformasi birokrasi
meliputi seluruh aspek manajemen pemerintahan

Sasaran Reformasi Birokrasi

 Terwujudnya birokrasi profesional, netral & sejahtera, mapu


menempatkan diri sebagai abdi negara & abdi masyarakat guna
mewujudkan pelayanan masyarakat yang lebih baik
 Terwujudnya kelembagaan pemerintahan yg proporsional, fleksibel,
efektif, efisien di lingkungan pemerintahan pusat dan daerah.
 Terwujudnya ketatalaksanaan (pelayanan publik) yang lebih cepat
tidak berbelit, mudah, dan sesuai kebutuhan masyarakat.

PROGRAM KEMENTERIAN KESEHATAN

DALAM UPAYA PENCEGAHAN KORUPSI


Upaya Percepatan RB Ling.Kemenkes

o Disiplin kehadiran menggunakan absen pringer print


o Mengisi Sasaran Kinerja pegawai (SKP)
o Pelayanan Prima
o Penanda tanganan fakta integritas bagi setiap pelantikan pejabat di
Kemenkes
o Terlaksananya strategi komunikasi PBAK
o Sosilaisasi ttg larangan melakukan gratifikasi
o Pemberlakukan sistem LPSE
o Layanan publik berbasis teknologi informasi
o Pelaksanaan LHKP
o Membentuk unit Pengendalian Gratifikasi
o Tampa korupsi, korupsi merampas hak masyarakat utk sehat, hari
gini masih terima suap, dll

SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL PEMERINTAH (SPIP)


PP 60 TAHUN 2008
Pengertian

SPI adalah proses yang integral pada tindakan dan kegiatan yang dilakukan
secara terus menerus oleh pimpinan dan seluruh pegawai untuk memberikan
keyakinan memadai atas tercapainya tujuan organisasi melalui :

1. Kegiatan yang efektif dan efisien

2. Keandalan pelaporan keuangan

3. Pengamanan aset negara, dan

4. Ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan.

PEMBANGUNAN ZONA INTEGRITAS


MENUJU WILAYAH BEBAS DARI KORUPSI (WBK)
DAN WILAYAH BIROKRASI BERSIH DAN MELAYANI (WBBM)
PERATURAN MENTERI PAN DAN RB NOMOR 60 TAHUN 2012

PENGERTIAN UMUM

1) Zona Integritas (ZI) adalah sebutan atau predikat yang diberikan


kepada K/L dan Pemda yang pimpinan dan jajarannya mempunyai
niat (komitmen) untuk mewujudkan WBK dan WBBM melalui
upaya pencegahan korupsi, reformasi birokrasi dan peningkatan
kualitas pelayanan publik;
2) Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK) adalah sebutan atau predikat
yang diberikan kepada suatu unit kerja yang memenuhi syarat
indikator hasil WBK dan memperoleh hasil penilaian indikator proses
di atas 75 pada ZI yang telah memperoleh opini Wajar Dengan
Pengecualian (WDP) dari BPK atas laporan keuangannya;
3) Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani (WBBM) adalah sebutan
atau predikat yang diberikan kepada suatu unit kerja yang memenuhi
syarat indikator hasil WBBM dan memperoleh hasil penilaian
indikator proses di atas 75 pada ZI yang telah memperoleh opini
Wajar Dengan Pengecualian (WDP) dari BPK atas laporan
keuangannya;
4) Unit Kerja adalah Unit/Satuan Kerja di lingkungan K/L dan Pemda
serendah-rendahnya Eselon III yang menyelenggarakan fungsi
pelayanan kepada masyarakat;
KESIMPULAN

 Good and Clean Governance merupakan suatu keharusan.

 Pemerintah lebih bertindak sebagai katalis yang menjalankan fungsi


mengarahkan daripada melaksanakan sendiri berbagai tugas
pelayanan umum.

 Wujud Clean & Good Governance adalah penyelenggaraan


pemerintah negara yang solid dan bertanggung jawab, serta
efisiensi dan efektif, dengan menjaga kesinergisan interaksi yang
konstruktif diantara domain negara, sektor swasta dan masyarakat.

 Tata kelola pemerintahan yang baik dan bersih dapat dilakukan


melalui reformasi birokrasi, SPIP, dan Pembangunan Zona Integritas.

Anda mungkin juga menyukai