Silabus
Silabus
III. DESKRIPSI
Dalam mata kuliah ini dibahas konsep getaran (getaran harmonis, frekuensi natural,
getaran alami pada benda, dan getaran karena gaya luar), efek dari getaran (timbulnya
resonansi), dan damping system (peredaman getaran) yang akan diaplikasikan pada
konstruksi mesin.
V. EVALUASI
a. Kehadiran minimal 80% (P)
b. Tugas/Quis harian (TQ)
c. Ujian Tengah Semester (UTS)
d. Ujian Akhir Semester (UAS)
Proporsi penilaian akhir : (P+TQ+3UTS+3UAS)/8
William T. Thomson (1993), Theory Of Vibration With Applications, 4th Edition, New
Jersey, Prentice Hal.
Ferdinand P. Beer (1990), Vector Mechanics For Engineers – Dynamics, 2nd Edition,
Singapore, McGraw-Hill.
GETARAN MEKANIK (MECHANICAL VIBRATION AND ANALYSIS)
MATERI:
1. Some terminologies in machinery vibration, the usage of machinery
vibration basic theory in application.
2. The role damping in Vibration
3. Harmonious Machinary Vibration
4. The role of force compelling vibration on a machine and type of
machine trouble cousing.
5. How to measure machinery vibration
6. Vibration transducer
7. The selection and placing of transducer posisition on a machine
I. PENDAHULUAN
x = A sin 2п t/ τ (1)
Bila kecepatan angular garis O-p ditunjukkan dengan ω, maka posisi gerakan
harmonis x dapat dituliskan dengan persamaan:
X = A sin ωt (2)
Gerakan partikel akan berulang setiap 2Π rad, maka didapat hubungan antara
kecepatan sudut dengan frekuensi dari gerakan harmonis yaitu:
..
x 2 x (6)
Soal Latihan:
1. Bila amplitudo gerakan harmonik diketahui sebesar 0.2 cm dan periodanya
adalah 0.15 s. Tentukan kecepatan dan percepatan maksimum dari
gerakan tersebut.
2. Suatu accelerometer menunjukan suatu konstruksi bergetar harmonic
dengan frekuensi 82 cps dengan percepatan maksimum sebesar 50g.
Tentukan besarnya amplitude dari getaran tersebut.
3. Suatu gerakan harmonic memiliki frekuensi sebesar 10 cps dan kecepatan
maksimumnya sebesar 4.77 m/s. Tentukan besarnya amplitude, perioda
dan percepatan maksimumnya.
kΔ = w = mg (7)
Pada posisi x dari garis keseimabngan statis, gaya yang bekerja pada benda
adalah k(Δ + x) dan w. Dengan mengaplikasikan hukum Newton ke 2 dimana
pada benda yang sedang bergerak terjadi keseimbangan dinamik yaitu:
ΣF = ma = mẍ = w – k(Δ + x) (8)
mẍ = - kx atau mẍ + kx = 0 (9)
.
x (o )
x sin n t x(0) cos n t (12)
n
Periode dan frekuensi natural dari getaran dapat dihitung dari ωnt = 2п
sehingga periodanya adalah:
m
2 (13)
k
Dan frekuensi naturalnya adalah:
1 1 k
fn (14)
2 m
Dengan memasukan kΔ = mg maka persamaan (14) dapat dinyatakan dalam:
1 g
fn (15)
2
Dari persamaan (13), (14) dan (15) dapat dilihat bahwa frekuensi natural
hanya tergantung pada masa dan kekakuan dari system. Sistem itu sendiri
bisa berbentuk benda tunggal ataupun merupakan suatu konstruksi yang
merupakan gabungan dari beberapa komponen.
Soal latihan:
Example 2.2-1:
A 0.25 kg mass is suspended by a spring having a stiffness of 0.1533 N/mm.
Determine its natural frequency in cycles per second. Determine its statical
deflection.
Solustion:
The stiffness is k = 153.3 N/m.
By substituting equation (14) the natural frequency is
1 k 1 153.3
fn 3.941Hz
2 m 2 0.25
IV. GETARAN PAKSA (FORCED VIBRATION)
Getaran paksa terjadi bila pada suatu system dikenai oleh gaya periodic atau bila
system itu berhubungan dengan komponen pendukung yang menimbulkan
getaran. Sebagai ilustrasi untuk memperlihatkan terjadinya getaran paksa dapat
dilihat pada gambar 6. Suatu gaya periodic P = Pm sin ωt dikenai pada system
yang terdiri dari benda dengan masa m dan pegas dengan konstanta k.
Xpart = xm sin ωt
Xm = Pm/(k – mω2)
Atau
Dari persamaan (21) kita bisa lihat bahwa getaran yang terjadi adalah gabungan
dari getaran natural dan getaran akibat gerakan poros. Dua ruas kanan pada
persamaan (21) merupakan persamaan getraran naturan dengan frekuensi
natural, sedangkan ruas ketiga merupakan getaran yang dihasilkan dari gaya luar.
xm x 1
Magnification Factor = m (22)
Pm / k m 1 ( / n )
Analisa getaran yang telah diuraikan dimuka berasumsi bahwa system bergetar
tanpa ada hambatan yang menahan laju getarannya. Pada kenyataannya
getarannya suatu system akan mengalami hambatan sampai tingkat tertentu
akibat adanya gaya gesekan. Gaya hambatan tersebut bisa berupa gesekan
kering (dry friction atau Coulomb Friction), gesekan cairan (fluid friction), atau
gesekan internal pada molekul pada benda elastic.
Jenis peredaman yang umum ditemukan adalah viscous damping yang timbul
akibat gesekan cairan pada kecepatan rendah. Viscous damping bekerja
berdasarkan prinsip bahwa gaya gesek berbanding lurus dengan kecepatan dari
benda yang bergerak.
Untuk ilustrasi dapat dilihat pada gambar 8. Sistem benda dan pegas ditahan oleh
piston yang berada pada cairan. Besarnya gaya gesek pada piston adalah cẋ,
dimana c adalah koefisien peredaman dengan satuan N.s/m. Besarnya koefisien
ini bergantung pada sifat fisik dari cairan dan jenis konstruksi dari pistonnya.
Persamaan keseimbangan gaya dinamik menjadi:
Mλ2 + cλ + k = 0 (24)
Yang menghasilkan harga λ sebesar:
c c k
( )2 (25)
2m 2m m
Dengan mendifinisikan cc sebagai koefisien peredaman kritis (critical damping
coefficient) sebagai harga c yang akan memyebabkan bilangan dalam akar
menjadi nol didapat:
cc 2 k k
( ) 0 cc 2m 2mn (26)
2m m m
Persamaan (26) memiliki 3 keadaan yaitu:
Heavy damping (peredaman kuat): c > cc menyebabkan getaran system teredam
dengan kuat sehingga tidak terjadi getaran.
Peredaman kritis (critical damping): c = cc juga menyebabkan getaran system
hilang (terkunci).
Peredaman ringan (light damping): c < cc. Dengan keadaan ini masih mungkin
terjadi getaran dengan amplitude yang semakin kecil. Persamaan getaran yang
terjadi adalah:
x xm e ( c / 2 m ) t sin( qt ) (27)
Kurva getaran akibat system peredaman diplot secara grafis pada gambar 9.
Tampak bahwa amplitude semakin kecil seiring dengan laju harga t.