DISUSUN OLEH:
Nirwana R011181025
REGULER A
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
TAHUN 2020
Kasus Trauma Brain Injury
A. WOC
B. Pengkajian
1. Pre-Arrival Assesment
a. Identitas Pasien
Nama : Ny.X
Usia : 26 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Pekerjaan :-
Diagnosa : Traumatic Brain Injury (TBI)
b. Riwayat masuk : klien dibawa ke ruang gawat darurat setelah terjadi
tabrakan kendaraan bermotor.
c. Pemeriksaan Fisik
Neurological/Brain
o GCS : E1M3V2 = 6 (Coma)
o Pupil :
Kanan : 6 mm, reaktif
Kiri : 3 mm di kiri, tidak reaktif
Respiratory/Breathing
o Terapi oksigen : ventilator
Cardiovaskuler/Blood
o SBP <90 mmHg (Hipotensi)
o SpO2 < 90 % (Hipoksia)
Bladder :-
Bowel :-
Musculoskeletal/Kulit :-
d. Tindakan dan terapi farmakologi yang diberikan
Setelah intubasi endotrakeal, pasien diberi manitol 1 g / kg.
e. Pemeriksaan penunjang
Computed Tomography (CT) otak tanpa kontras
IGD -
Ruang Operasi
Tindakan : Craniotomy
Dengan anestesi umum, kraniotomi dilakukan dan
bekuan epidural dievakuasi. Flap tulang kraniotomi
diganti. Drainase ventrikel eksternal sisi kanan
(EVD) dipasang.
Pemeriksaan penunjang
CT pasca operasi menunjukkan dekompresi yang
efektif dan CT tulang belakang leher tidak
menunjukkan kelainan tulang.
ICU
D. Analisa Data
E. Prioritas Masalah
1. Penurunan kapasitas adaptif intrakranial b.d trauma cerebral
2. Gangguan persepsi sensori b.d Penurunan kesadaran
3. Risiko ketidakefektifan perfusi jaringan otak b.d peningkatan tekanan
intrakranial (TIK)
4. Hambatan mobilitas fisik b.d kerusakan saraf motorik
F. Intervensi Keperawatan
Terapeutik:
• Agar pasien merasakan
• Meminimalkan stimulus dengan refleks dan
menyediakan lingkungan yang tenang. meningkatkan
• Cegah terjadinya kejang kenyamanan dan
• Berikan posisi semi fowler ketenangan pasien
Edukasi : - • Untuk mencegah
terjadinya kejang pada
Kolaborasi: pasien
• Untuk mengoptimalkan
• Kolaborasi pemberian sedasi dan perfusi serebral
antikonvulsan, jika perlu. • Untuk mengoptimalkan
pemberian sedasi dan
antikovulsan dengan
tepat
Observasi:
• Monitor peningkatan TD
• Monitor penurunan tingkat kesadaran
• Monitor perlambatan atau
ketidaksimetrisan respon pupil
• Monitor tekanan perfusi serebral
• Monitor jumlah, kecepatan, dan • Agar peningkatan TD
karakterisitik drainse cairan pasien tetap terpantau
serebrospinal • Agar penurunan tingkat
• Monitor efek stimulus lingkungan kesadaran pasien selalu
terhadap TIK dalam pantaun
• Agar perlambatan dan
ketidaksimetrisan respon
Terapeutik: pupil pasien selalu
terpantau
• Pertahankan posisi kepala dan leher • Agar tekanan perfusi
netral serebral selalu terpantau
• Atur interval pemantauan sesuai • Agar jumlah kecepatan,
kondisi pasien dan karasteristik drainase
• Pertahankan strerilitas sistem cairan serebral selalu
pemantauan tetpantau
Edukasi : - • Agar efek stimulasi
lingkungan terhadap TIK
Kolaborasi : - selalu terpantau
• Untuk mengoptimalkan
• Untuk mengoptimalkan
pemantauan kondisi
pasien
2. Gangguan persepsi Setelah dilakukan tindakan keperawatan Minimalisasi rangsangan
sensori b.d diharapkan status neurologis membaik
Penurunan dari (skor 1) menurun menjadi (skor 5) Untuk mengetahui status
mental, status sensori dan
kesadaran membaik Observasi tingkat kenyamanan
dengan kriteria hasil pasien sehingga dapat
Periksa status mental, status sensori dilakukan tindakan sesuai
dan tingkat kenyamanan ( mis. Nyeri) kebutuhan
(Kategori : yang diharapkan:
Psikologis
Subkategori : Terapeutik
Integritas Ego, hal
190) Status Neurologis Diskusikan tingkat toleransi terhadap Agar tindakan yang
beban sensori (mis. Bising) dilakukan tepat sehingga
Batasi stimulus lingkungan (mis. perawat dapat
Cahaya, suara dan aktivitas) meminimalkan beban
Kriteria hasil : sensori
Kombinasikan prosedur atau tindakan
dalam satu waktu sesuai kebutuhan Untuk meningkatkan
Tingkat kesadaran membaik
kenyamanan dan
Kontrol motorik pusat membaik ketenangan pasien
Fungsi sensorik kranial Edukasi Untuk mengoptimalkan
membaik prilosedur atau tindakan
Fungsi sensorik spinal membaik Ajarkan meminimalisasi stimulus Agar pasien dapat
Fungsi motorik spinal membaik meminimalisir stimulus
Fungsi motorik kranial Agar tindakan yang
membaik Kolaborasi
dilakukan tepat dan untuk
Fungsi otonom membaik mengoptimalkan
Kolaborasi dalam meminimalkan
prosedur atau tindakan
prosedur/tindakan
Agar tidak salah dalam
Kolaborasi pemberian obat yang
pemberian obat
mempengaruhi persepsi stimulus
3. Risiko Setelah dilakukan tindakan keperawatan Manajemen tekanan intrakranial (TIK) Agar penyebabnya dpat
ketidakefektifan diharapkan perfusi jaringan: serebral diketahui sehingga lebih
perfusi jaringan mudah menemukan dan
otak b.d dapat teratasi dengan kriteria hasil : Observasi
melakukan penanganan
yang tepat.
peningkatan Perfusi jaringan: serebral Agar kesadaran pasien
tekanan Identifikasi penyebab peningkatan
dan tekanan darah pasien
intrakranial (TIK) Tekanan intrakranial membaik. intrakranial (TIK)
Tidak ada penurunan tingkat Monitor tanda/gejala peningkatan TIK selalu terpantau.
(Domain 4, kelas 4, kesadaran. (mis. Kesadaran menurun, tekanan Agar icp pada pasien
hal 235) darah meningkat) yang menggunakan icp
Monitor ICP (intra cranial pressure), selalu dalam pantauan.
jika tersedia Agar cpp pasien selalu
Monitor CPP (cerebral perfucion terpantau.
pressure) untuk mengoptimalkan
Monitor gelombang ICP stimulus pasien dan
Teraupetik menciptakan
kenyamanan pasien dan
Menimalkan stimulus dengan perawat.
menyediakan lingkungan yang tenang. untuk mengoptimalkan
Berikan posisi semi fowler. pekfusi serebral.
Atur ventilator agar PaCO2 optimal. untuk mengoptimalkan
Kolaborasi PaCo2.
Agar dokter dapat
Beritahu dokter untuk peningkatan TIK mengoptimalkan
yang tidak bereaksi sesuai peraturan peningkatan TIK dengan
perawatan. tepat.
4. Hambatan Setelah dilakukan tindakan keperawatan Peningkatan Mekanika Tubuh
mobilitas fisik b.d diharapkan keterbatasan gerak pasien
kerusakan saraf Observasi
dapat teratasi dengan kriteria hasil :
motorik
- Monitor perbaikan postur - Untuk memantau
Koordinasi Pergerakan
(Domain 4, kelas 2, (tubuh)/mekanika tubuh pasien perkembangan perbaikan
hal 217)
- Kontraksi kekuatan otot pasien tidak Terapeutik postur tubuh pasien
terganggu - Kaji kesadaran pasien tentang - Untuk mengetahui kondisi
- Keseimbangan pergerakan pasien abnormalitas muskuloskeletalnya dan efek perkembangan bagian yang
membaik yang mungkin timbul pada jaringan otot abnormal
- Pasien dapat bergerak ke arah yang dan postur
di inginkan - Bantu untuk mendemonstrasikan posisi - Agar pasien merasa nyaman
- Pasien dapat bergerak dengan tidur yang tepat dengan posisi yang tepat
ketepatan yang diinginkan Edukasi
-
Kolaborasi :
Edukasi :
-
- Untuk memastikan dan
menjamin kelompok otot
pasien selalu rileks
- Untuk mengoptimalkan
relaksasi pasien
- Agar pasien mampu
mengespresikan perasaanya
G. Evidence Based
Judul Artikel : Elevation of the head during intensive care management in people
with severe traumatic brain injury (Peninggian kepala selama manajemen
perawatan intensif pada orang dengan cedera otak traumatis yang parah)
Tahun : 2017
Hal ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh (Pramesti &
Kristinawati, 2020) yang mengemukakan bahwa peningkatan tekanan
intrakranial dilakukan dengan meliputi posisi yang tepat ketinggian head-
of-the-bed sampai 30 derajat, untuk mencegah cedera kulit ada efek yang
signifikan dari posisi head-up 30° pada perubahan tekanan intrakranial,
khususnya di tingkat kesadaran dan tekanan arteri rata-rata pada pasien
dengan cedera kepala. Ini merekomendasikan bahwa bagi petugas
kesehatan untuk memberikan pengetahuan mengenai intervensi ini untuk
mencegah peningkatan tekanan intrakranial.
Daftar Pustaka
PPNI. (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia : Definisi dan Kriteria Hasil
Keperawatan. Jakarta: DPP PPNI