Anda di halaman 1dari 6

Patofisiologi autism spectrum disorder (ASD), di Indonesia dikenal sebagai gangguan spektrum autistik,

sangat dipengaruhi oleh faktor genetik yang terlibat dalam berbagai proses mulai dari neurogenesis
hingga maturasi sinaps dan perkembangan dendritik.

Pengaruh Faktor Genetik

Mekanisme pengaruh faktor genetik terhadap kejadian autism spectrum disorder masih belum diketahui
dengan pasti walaupun kedua hal tersebut telah lama dipelajari dan diketahui saling berkaitan. Anak-
anak dengan saudara kandung yang mengalami autisme memiliki risiko autisme yang lebih tinggi
dibandingkan dengan populasi umum. Kendati ASD memiliki spektrum fenotip penyakit yang luas,
pasien ASD dengan karakteristik genetik yang homogen biasanya memiliki fenotip yang lebih mirip.
Selain itu, terdapat sejumlah mutasi genetik baru yang menyebabkan kelainan alel pada individu dengan
ASD atau orang tuanya yang mempengaruhi neuroanatomi dan karakteristik perilaku. [8-10]

Mutasi gen tersebut diduga mempengaruhi fungsi sinaps melalui berbagai cara. Hal ini mencakup
gangguan pada penggabungan asam amino menjadi protein dan perubahan struktur protein
transmembran yang penting bagi sinaptogenesis serta kelainan genetik pada transduksi sinyal yang
terlibat dalam pembentukan sinaps. [11]

Faktor genetik turut diduga berperan pada kecenderungan ASD untuk lebih sering terjadi pada anak laki-
laki dibandingkan perempuan. Hal ini mungkin berkaitan dengan sejumlah mekanisme epigenetik seperti
pengaruh gen Y, inaktivasi gen X, serta keberadaan gen alel dari orang tua asal. Interaksi antara
perbedaan jenis kelamin terhadap faktor hormonal dan faktor lingkungan seperti pola makan, stres, dan
infeksi berpotensi menginisiasi perjalanan penyakit ASD sejak usia dini. [12,13]

Gangguan Neurogenesis dan Migrasi Neuron pada Gangguan Spektrum Autisme

Telah banyak bukti yang mendukung adanya peran gangguan neurogenesis dan migrasi neuron pada
autism spectrum disorder. Pada pasien ASD, ukuran serebrum mungkin saja normal saat lahir namun
seiring perjalanan waktu terjadi pertumbuhan abnormal neuron yang dilanjutkan dengan periode
penurunan pertumbuhan dibandingkan individu normal. Peningkatan jumlah neuron terutama di
korteks prefrontal mengisyaratkan bahwa neurogenesis berlebihan mungkin berperan terhadap
peningkatan ukuran serebrum dan makrosefali pada ASD. [14] Hipertensi dalam kehamilan juga dapat
meningkatkan resiko terjadinya ASD pada anak. Kurangnya suplai oksigen ke fetus semasa kehamilan
dapat mengakibatkan gangguan pada perkembangan neuron.
Korteks prefrontal bukan satu-satunya regio di otak yang terpengaruh akibat gangguan neurogenesis
pada ASD. Displasia serebrum dapat menjangkiti berbagai area di otak yang mengisyaratkan adanya
disregulasi neurogenesis dan maturasi atau migrasi neuronal. Secara khusus, disregulasi neurogenesis ini
biasanya melibatkan peningkatan populasi neuron proyeksi kortikal tanpa disertai gangguan bermakna
pada sel glia. [14,15] Hal ini juga dibuktikan oleh penelitian lain yang menemukan bahwa pada
substansia alba di serebrum individu dengan ASD tidak terdapat peningkatan bermakna walaupun telah
terjadi makrosefali. [16]

Kaitan klinis antara makrosefali pada ASD dengan fenotip penyakit ASD masih belum diketahui dengan
pasti. Beberapa penelitian menemukan bahwa makrosefali dapat berkaitan dengan peningkatan fungsi
kognitif pada individu dengan ASD dibandingkan kelompok kontrol. Namun, pengaruh peningkatan
lingkar kepala pada pasien dengan ASD terhadap kemampuan khusus pada populasi ini masih belum
dapat dipastikan dengan tegas. [17,18]

Beragam penelitian juga menemukan bahwa defek migrasi neuron juga terjadi pada pasien dengan ASD.
Defek tersebut meliputi perubahan densitas neuron, ukuran soma, kolom sel yang ireguler, serta
gangguan lokalisasi neuron. [19,20] Pada level molekuler, gangguan migrasi neuron ini diketahui
berkaitan dengan sejumlah gen yang mengatur produksi reelin (glikoprotein regulator pada migrasi
neuron), mutasi pada gen Auts2, dan CNTNAP2. [20,21]

Perubahan Pola Pertumbuhan Neurit dan Taju Dendritik pada Gangguan Spektrum Autisme

Perubahan pola pertumbuhan neurit dan taju dendritik dalam perjalanan penyakit autism spectrum
disorder telah banyak dipelajari. Peran neuron sebagai suatu sel yang menjalankan fungsi spesifik tak
dapat dilepaskan dari integritas fungsi soma yang mengandung nukleus, prosesus aksonal yang
menyalurkan informasi, dan kompleks punjung dendritik yang menerima informasi dari akson dari
neuron di sekitarnya. Gangguan konektivitas neuron merupakan salah satu defek utama yang ditemukan
pada pasien dengan ASD dan dapat dipengaruhi oleh perubahan pada perkembangan dendritik,
morfologi taju dendritik, dan fungsi sinaps.

Gangguan perkembangan dendritik, khususnya arborisasi dendrit yang berlebihan dan berkurangnya
pemendekan dendrit, diduga berperan pada kejadian makrosefali. Pada perjalanan penyakit ASD tahap
neurogenesis, peningkatan neuron intrauterin mungkin berkaitan dengan peningkatan potensi
makrosefali. Namun, pada mayoritas pasien dengan ASD, volume otak saat usia bayi umumnya masih
normal yang menandakan bahwa terdapat mekanisme lain yang berperan terhadap kejadian
makrosefali. Pertumbuhan volume otak pasca kelahiran, sebagaimana terjadi pada ASD, diduga lebih
disebabkan oleh pertumbuhan dendritik aberans seiring dengan peningkatan arborisasi dendritik dan
penambahan hubungan sinaptik yang baru di otak. Hal ini dapat berlangsung hingga seseorang berusia 5
tahun. [22,23]

Di sisi lain, perubahan pada taju dendritik juga diketahui berpengaruh terhadap kejadian ASD. Pada
individu dengan ASD, analisis postmortem menunjukkan adanya peningkatan densitas taju dendritik
dibandingkan individu normal [24]. Berbagai gen seperti MECP2, FMR1, PTEN, dan CYFIP1 sangat
penting perannya dalam pertumbuhan dendritik dan formasi taju dendritik serta maturasi sinaps
sehingga dianggap sebagai gen-gen yang berisiko tinggi terhadap autisme apabila mengalami mutasi.
[25-27]

Referensi

8. Bruining H, de Sonneville L, Swaab H, de Jonge M, Kas M, van Engeland H, et al. Dissecting the clinical
heterogeneity of autism spectrum disorders through defined genotypes. PLoS One [Internet]. 2010 May
28;5(5):e10887. Available from: http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/20526357

9. Shinoda Y, Sadakata T, Furuichi T. Animal models of autism spectrum disorder (ASD): a synaptic-level
approach to autistic-like behavior in mice. Exp Anim [Internet]. 2013;62(2):71–8. Available from:
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/23615300

10. Ronemus M, Iossifov I, Levy D, Wigler M. The role of de novo mutations in the genetics of autism
spectrum disorders. Nat Rev Genet [Internet]. 2014 Feb;15(2):133–41. Available from:
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/24430941

11. Banerjee S, Riordan M, Bhat MA. Genetic aspects of autism spectrum disorders: insights from animal
models. Front Cell Neurosci [Internet]. 2014;8:58. Available from:
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/24605088

12. Halladay AK, Bishop S, Constantino JN, Daniels AM, Koenig K, Palmer K, et al. Sex and gender
differences in autism spectrum disorder: summarizing evidence gaps and identifying emerging areas of
priority. Mol Autism [Internet]. 2015;6(1):36. Available from:
http://www.molecularautism.com/content/6/1/36

13. Beversdorf DQ, Stevens HE, Jones KL. Prenatal Stress, Maternal Immune Dysregulation, and Their
Association With Autism Spectrum Disorders. Curr Psychiatry Rep. 2018;20(9).
14. Courchesne E, Mouton PR, Calhoun ME, Semendeferi K, Ahrens-Barbeau C, Hallet MJ, et al. Neuron
Number and Size in Prefrontal Cortex of Children With Autism. JAMA [Internet]. 2011 Nov
9;306(18):2001. Available from: http://jama.jamanetwork.com/article.aspx?
doi=10.1001/jama.2011.1638

15. Wegiel J, Kuchna I, Nowicki K, Imaki H, Wegiel J, Marchi E, et al. The neuropathology of autism:
defects of neurogenesis and neuronal migration, and dysplastic changes. Acta Neuropathol [Internet].
2010 Jun 3;119(6):755–70. Available from: http://link.springer.com/10.1007/s00401-010-0655-4

16. Bakhtiari R, Zürcher NR, Rogier O, Russo B, Hippolyte L, Granziera C, et al. Differences in white
matter reflect atypical developmental trajectory in autism: A Tract-based Spatial Statistics study.
NeuroImage Clin [Internet]. 2012;1(1):48–56. Available from:
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/24179736

17. Sacco R, Militerni R, Frolli A, Bravaccio C, Gritti A, Elia M, et al. Clinical, Morphological, and
Biochemical Correlates of Head Circumference in Autism. Biol Psychiatry [Internet]. 2007
Nov;62(9):1038–47. Available from: https://linkinghub.elsevier.com/retrieve/pii/S0006322307004301

18. Courchesne E, Pierce K. Why the frontal cortex in autism might be talking only to itself: local over-
connectivity but long-distance disconnection. Curr Opin Neurobiol [Internet]. 2005 Apr;15(2):225–30.
Available from: https://linkinghub.elsevier.com/retrieve/pii/S0959438805000334

19. Chen JA, Peñagarikano O, Belgard TG, Swarup V, Geschwind DH. The Emerging Picture of Autism
Spectrum Disorder: Genetics and Pathology. Annu Rev Pathol Mech Dis [Internet]. 2015 Jan
24;10(1):111–44. Available from: http://www.annualreviews.org/doi/10.1146/annurev-pathol-012414-
040405

20. Reiner O, Karzbrun E, Kshirsagar A, Kaibuchi K. Regulation of neuronal migration, an emerging topic
in autism spectrum disorders. J Neurochem [Internet]. 2016 Feb;136(3):440–56. Available from:
http://doi.wiley.com/10.1111/jnc.13403

21. Peñagarikano O, Geschwind DH. What does CNTNAP2 reveal about autism spectrum disorder?
Trends Mol Med [Internet]. 2012 Mar;18(3):156–63. Available from:
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/22365836

22. Phillips M, Pozzo-Miller L. Dendritic spine dysgenesis in autism related disorders. Neurosci Lett
[Internet]. 2015 Aug 5;601:30–40. Available from: http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/25578949

23. Penzes P, Cahill ME, Jones KA, VanLeeuwen J-E, Woolfrey KM. Dendritic spine pathology in
neuropsychiatric disorders. Nat Neurosci [Internet]. 2011 Mar;14(3):285–93. Available from:
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/21346746

24. Hutsler JJ, Love T, Zhang H. Histological and Magnetic Resonance Imaging Assessment of Cortical
Layering and Thickness in Autism Spectrum Disorders. Biol Psychiatry [Internet]. 2007 Feb;61(4):449–57.
Available from: https://linkinghub.elsevier.com/retrieve/pii/S0006322306001478
25. Ayhan F, Konopka G. Genomics of autism spectrum disorder: approach to therapy. F1000Research
[Internet]. 2018;7(1):627. Available from: https://f1000research.com/articles/7-627/v1

26. Samsam M, Ahangari R, Naser SA. Pathophysiology of autism spectrum disorders: Revisiting
gastrointestinal involvement and immune imbalance. World J Gastroenterol. 2014;20(29):9942–51.

27. Wozniak RH, Leezenbaum NB, Northrup JB, West KL, Iverson JM. The development of autism
spectrum disorders: variability and causal complexity. Wiley Interdiscip Rev Cogn Sci [Internet]. 2017
Jan;8(1–2):e1426. Available from: http://doi.wiley.com/10.1002/wcs.1426
Abstract

Gejala autisme biasanya terjadi pada usia di bawah 3 tahun di mana anak laki terkena empat kali lebih
banyak dari anak perempuan (Taylor, 2000). Namun, ada juga gejala sejak usia bayi dengan
keterlambatan interaksi sosial dan bahasa (progresi) atau pernah mencapai normal akan tetapi sebelum
usia 3 tahun perkembangannya mengalami kemunduran bahkan berhenti, serta muncul ciri-ciri autisme.
Masalahnya saat ini, sekolah inklusi untuk gangguan perilaku seperti halnya autisme masih sulit
ditemukan. Masih banyak guru dan orang tua yang belum mengenali gejala autisme pada anak. Hal lain
yang memperberat penanganan autisme ini adalah pandangan negatif masyarakat terhadap
penyandang autisme masih kuat. Anak autisme sering dianggap sebagai anak dengan gangguan jiwa,
nakal, idiot, dan lain sebagainya. Bahkan, banyak orangtua yang malu dan menyembunyikan kondisi
anaknya. Ketidaksiapan orangtua menerima kondisi anak apa adanya itu terjadi pada semua kelompok
masyarakat, termasuk mereka yang berpendidikan dan berpenghasilan tinggi. Hal ini yang akan
memperberat penanganan penyandang autisme mencapai kemandiriannya. Oleh karena itu, project
berupa video ini kami buat dengan harapan dapat memberikan psikoedukasi yang mudah diterima oleh
masyarakat khususnya yang memiliki anak ataupun keluarga mengalami autisme. Kami menyajikan
sebuah tayangan dengan sebisa mungkin menggunakan bahasa yang dapat dipahami dengan mudah,
baik oleh kalangan yang berpendidikan tinggi ataupun rendah.

Anda mungkin juga menyukai