ABSTRACT
This research aim to determine the extent of mining activities have an impact on the change to society. A series of
research conducted show that mining activities undertaken by the community has prompted a change in the
structure, culture, and economy. The three elements that change is a direct impact of the iron sand mining.
Wherein the iron sand mining activities cause the change in interaction pattern, community perspective, and also
rise the new social groups. Cultural change can be observed from the changes of the community livelihood
system that also affect to the community relation pattern. Whereas economic changes are indicated by the sift of
livelihood, but it doesn’t significantly change the economic condition. The application of technology has
successfully encourage a change of perspective, attitude, mindset, increase incomes in the economy, and
encourage environmentally friedly mining practices.
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana kegiatan penambangan berdampak pada adanya
perubahan dalam masyarakat. Serangkaian tahapan penelitian yang dilakukan memperlihatkan kegiatan
penambangan yang dilakukan oleh masyarakat telah mendorong perubahan yaitu pada struktur, budaya dan
ekonomi. Tiga elemen yang mengalami perubahan tersebut merupakan akibat langsung dari adanya
penambangan pasir besi. Dimana kegiatan penambangan pasir besi tersebut menyebabkan terjadinya perubahan
pada pola interaksi, perubahan cara pandang, dan juga memunculkan kelompok-kelompok sosial baru.
Perubahan budaya dapat diamati dari berubahnya sistem mata pencaharian masyarakat yang juga
mempengaruhi pola relasi dalam masyarakat. sedangkan perubahan ekonomi ditunjukkan dengan beralihnya
mata pencaharian, namun hal tersebut tidak secara signifikan merubah kondisi perekonomian masyarakat.
Pengaplikasian teknologi telah berhasil mendorong perubahan cara pandang, perubahan sikap, pola pikir,
meningkatkan pendapatan masyarakat secara ekonomi, dan mendorong kegiatan penambangan yang ramah
lingkungan.
Kata Kunci: Rekayasan sosial, perubahan sosial, aplikasi teknologi, ramah lingkungan
1
PENDAHULUAN Barat khususnya Kecamatan Cidaun. Dimana
dalam peraturan daerah tersebut salah
Pesisir selatan Kabupaten Cianjur sudah sejak
satunya mengatur tentang pelarangan
lama dikenal sebagai wilayah eksploitasi pasir
melakukan ekploitasi pasir besi di wilayah
besi, dari awalnya penambangan pasir besi
pesisir selatan Jawa Barat di Desa Kertajadi
yang dilakukan secara berkelompok oleh
Kecamatan Cidaun.
masyarakat hingga masuknya perusahaan
tambang pasir besi PT. MEGA TOP yang pada Dari beberapa kali observasi dan survei
tahun 2012 dihentikan pengoperasiannya lapangan, ditemukan bahwa eksploitasi pasir
karena adanya peraturan daerah yang besi yang dilakukan hanya memberikan
melarang adanya kegiatan penambangan
pasir besi di sepanjang pesisir selatan Jawa 1
Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat No 22 Tahun
2010 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) dan
Perda No. 28 Tahun 2010 tentang Pengembangan
Wilayah Jabar Selatan 2010-2019.
Rekayasa Sosial melalui Aplikasi Teknologi pada Masyarakat Penambang Pasir Besi di Pesisir Selatan Jawa Barat | 133
manfaat ekonomi bagi sekelompok kecil Ilmu Fisika diperlukan untuk menerapkan
pelaku usaha pertambangan pasir besi. teknologi tepat guna ramah lingkungan dalam
Sedangkan masyarakat setempat secara melakukan penambangan pasir besi.
keseluruhan kondisi hidupnya tidak bertambah
Capaian yang ingin diperoleh dari penelitian ini
sejahtera akibat adanya aktivitas
adalah dikembangkannya suatu model
pertambangan tersebut.
penambangan pasir besi yang secara sosial,
Disisi lain, kondisi lingkungan yang berbatuan ekonomi, budaya dan lingkungan mampu
cenderung kurang produktif untuk pertanian memberikan jaminan ekonomi bagi
juga telah mendorong masyarakat menjadikan masyarakat. Di sisi lain, capaian penelitian ini
penambangan pasir besi sebagai sumber juga untuk mengembangkan suatu model
utama dalam memperoleh pendapatan penambangan yang ramah lingkungan atau
meskipun kegiatan penambangan yang dengan kata lain dapat dikatakan bahwa
dilakukan tersebut sudah masuk kategori pengaplikasian teknologi penambangan yang
illegal. ramah llingkungan ini juga sebagai upaya
memastikan keberlanjutan lingkungan pada
Melihat fakta temuan hasil survei dan
lokasi penambangan sehingga penambangan
observasi selama penelitian berlangsung,
sebagai sumber pendapatan masyarakat
maka diketahuinya implikasi lingkungan,
tersebut dapat terus dilakukan secara
sosial, budaya dan ekonomi dari kegiatan
berkelanjutan.
ekstraksi pasir besi yang dikembangkan
masyarakat Desa Kertajadi selama ini menjadi Tujuan dari dilakukannya penelitian ini adalah
keniscayaan. untuk menganalisis dampak sosial, budaya,
dan ekonomi yang muncul dari aktivitas
Penelitian ini dilakukan di dua lokasi yaitu
pertambangan pasir besi pada masyarakat
Desa Kertajadi dan Desa Cidamar. Ada
dan memberikan uji coba alternatif teknologi
beberapa hal yang mendasari dipilihnya kedua
yang dapat meningkatkan nilai ekonomis pasir
desa ini. Karena Desa Kertajadi merupakan
besi tanpa eksploitasi berlebihan.
desa dimana warga masyarakatnya banyak
yang melakukan penambangan pasir besi.
Sedangkan Desa Cidamar dipilih untuk melihat
METODE
bagaimana aktivitas masyarakat yang tidak
menjadikan penambangan pasir besi sebagai Pada penelitian ini, aplikasi teknologi
mata pencahariannya, meskipun potensi diterapkan setelah seluruh proses kajian
tambang pasir besi tersebut juga tersedia. sosial, ekonomi, budaya dan lingkungan
Kedua desa ini dipilih untuk melihat dilakukan. Metode yang dipergunakan dalam
perbandingan kondisi sosial, budaya, ekonomi penelitian ini adalah kualitatif dengan
masyarakat yang berdampingan dilihat dari pendekatan deskriptif sehingga dapat
perbedaan tipe mata pencaharian menggambarkan kondisi sosial, ekonomi,
masyarakatnya, serta untuk menganalisis budaya dan lingkungan akibat adanya aktivitas
sejauh mana penambangan pasir besi yang penambangan pasir besi. Pemilihan metode
dilakukan di desa Kertajadi tersebut kualitatif ini karena metode ini diyakini dapat
berdampak pada Desa yang tidak memiliki menghasilkan informasi dan data yang lebih
potensi pertambangan pasir besi. spesifik dan mendalam terutama dalam
pendekatan yang lebih intim pada masing-
Penelitian ini merupakan penelitian kolaborasi
masing individu informan.
yang memadukan tiga disiplin ilmu yaitu
Sosiologi untuk melihat interaksi yang Selain itu, metode kualitatif ini dipilih untuk
terbangun dalam masyarakat sebagai akibat memastikan data yang diperoleh tersebut
dari adanya usaha tambang pasir besi, Ilmu benar-benar otentik dan berasal dari tangan
Politik untuk melihat relasi politik yang pertama. Dipilihnya pendekatan kuantitatif
berkembang dengan adanya aktivitas sebagai metode dalam penelitian ini juga agar
penambangan pasir besi di Desa Kertajadi informasi yang diperoleh dari seluruh sumber
tersebut serta Ilmu Fisika sebagai ilmu eksakta informasi dan data dalam penelitian ini juga
yang akan mengaplikasikan solusi keilmuan dapat merangkai menjadi suatu gambaran
terapan guna memberikan alternatif solusi yang utuh mengenai kondisi sosial, ekonomi,
agar aktivitas penambangan yang telah budaya, dan lingkungan yang berkembang
dilakukan selama ini tidak menimbulkan pada masyarakat yang menjadikan aktivitas
implikasi sosial, ekonomi, budaya dan pertambangan pasir besi sebagai pilihan mata
lingkungan yang akan merugikan masyarakat. pencahariannya. Ketepatan dalam pemilihan
Rekayasa Sosial melalui Aplikasi Teknologi pada Masyarakat Penambang Pasir Besi di Pesisir Selatan Jawa Barat | 135
Penjelasan tersebut memperlihatkan bahwa mengemuka bahkan memecah belah
kegiatan penambangan pasir besi yang ada di kelompok-kelompok dalam masyarakat Desa
Kecamatan Cidaun hanya berkembang di Kertajadi.
Desa Kertajadi saja.
Di sisi lain, adanya aktivitas penambangan di
Desa Kertajadi tersebut telah mendorong
adanya perubahan dalam masyarakat.
Desa Kertajadi
Penambangan pasir besi yang telah
Aktivitas penambangan pasir besi di Desa memberikan penghasilan bagi pelaku telah
Kertajadi dimulai sejak tahun 2010 dan menjadi daya tarik masyarakat lebih luas lagi.
dilakukan tanpa ada izin pertambangan dari Sehingga banyak masyarakat yang beralih
pemerintah daerah. Aktivitas penambangan profesi menjadi penambang baik secara
yang berkembang dan semakin banyak permanen maupun sebagai pekerjaan
dilakukan oleh masyarakat membuat sampingannya.
pemerintah mengeluarkan peraturan mengenai
Akibat semakin banyaknya masyarakat yang
Wilayah Pertambangan Rakyat (WPR) dari
melakukan aktivitas penambangan tersebut
Desa Cidamar sampai Desa Cipanday di
akhirnya pemerintah harus berunding dengan
Kabupaten Cianjur. Setelah WPR disahkan
ketua IPR untuk mengatur giliran
selanjutnya Izin Pertambangan Rakyat (IPR)
penambangan yang dilakukan oleh
dikeluarkan oleh Bupati Cianjur dengan tempo
masyarakat tersebut. Hal ini dilakukan
dari tahun 2011 - 2015.
terutama pada musim kemarau dimana
Awal mula disahkannya perizinan di Desa pekerjaan lainnya seperti bertani tidak bisa
Kertajadi, terdapat lima kelompok penambang dilakukan secara optimal karena terkendala
yang memiliki izin dimana di dalam kelompok musim.
tersebut terdiri dari beberapa anggota.
Berkembangnya penambangan yang
Harga jual pasir besi yang sangat kompetitif dilakukan oleh masyarakat maupun yang
tersebut akhirnya juga menarik minat investor dilakukan oleh perusahaan telah
untuk datang ke Desa Kertajadi. Di sisi lain, memunculkan terjadinya perubahan pada
semakin berkembangnya aktivitas masyarakat Desa Kertajadi. Selama penelitian
penambangan baik yang dilakukan oleh ini dilakukan diketahui ada beberapa hal yang
masyarakat maupun yang dilakukan oleh mengalami perubahan, yaitu; struktur
investor telah mendorong berkembangnya isu masyarakat, relasi di dalam masyarakat, dan
kerusakan lingkungan terutama berkaitan cara berpikir masyarakat.
dengan abrasi pantai berupa terkikisnya
pinggiran pantai karena pasir laut yang terus
menerus diambil. Perubahan Struktur dalam Masyarakat
Desa
Untuk meredam isu kerusakan lingkungan
tersebut investor membawa alat pemisah Untuk mengetahui perubahan yang terjadi
(separator) berskala besar untuk memisahkan dalam masyarakat desa tentunya haruslah
biji besi dengan pasir, sehingga pasir yang dipahami dulu apa yang dimaksud dengan
sudah terpisah dari pasir besi dapat desa. Kartohadikoesoemo (1984:205-206)
dikembalikan lagi ke tempat asalnya. Akan mengemukakan bahwa ada beberapa ciri desa
tetapi adanya separator skala besar tersebut yang dapat diidentifikasi, yaitu merupakan
justru semakin mendorong proses eksploitasi identitas masyarakat, sebuah badan hukum,
terjadi semakin tidak terkendali. memiliki harta benda, sumber keuangan
sendiri dan berhak untuk mengatur dirinya
Diketahui bahwa tingginya minat investor
sendiri.
untuk melakukan penambangan pasir besi di
wilayah Desa Kertajadi ini selain didorong oleh Lebih jauh lagi, Kartohadikoesoemo (1984:90)
kelimpahan sumberdaya pasir besi yang ada menjelaskan bahwa selain memiliki hak
di Desa Kertajadi ini, juga karena diketahui otonom, desa juga merupakan perpanjangan
bahwa pasir besi yang dihasilkan dari Desa tangan pemerintah, sehingga desa juga
Kertajadi tergolong berkualitas baik dengan berkewajiban untuk menjalankan atau
kandungan Fe antara 50 – 55%. bertindak atas nama pemerintah yang berada
di atasnya, baik dengan memberikan
Meskipun telah memiliki izin, namun isu-isu
masukan, saran ataupun rekomendasi.
berhubungan dengan dampak lingkungan
Sehingga, dari apa yang telah diuraikan
akibat aktivitas penambangan pasir besi terus
Rekayasa Sosial melalui Aplikasi Teknologi pada Masyarakat Penambang Pasir Besi di Pesisir Selatan Jawa Barat | 137
jelas terlihat dari munculnya kelompok pekerja Perubahan Relasi dalam Lingkungan Sosial
dan kelompok pemodal. Perubahan cara Akibat Pertambangan
pandang dapat teramati pada berubahnya
Kegiatan pertambangan pasir besi di Desa
pandangan masyarakat mengenai lingkungan.
Kertajadi telah mendorong munculnya
Sedangkan perubahan bentuk relasi sosial
kelompok kelas sosial baru dalam masyarakat.
sangat jelas dapat dilihat pada munculnya
Kelompok kelas sosial baru tersebut
kelompok-kelompok kepentingan dalam
diantaranya kelompok “juragan” yaitu pemodal
masyarakat yang berkembang seiring semakin
atau penampung hasil tambang masyarakat
berkembangnya kegiatan penambangan pasir
yang mendapat keuntungan dari adanya
besi di Desa Kertajadi tersebut.
kegiatan ekstraksi pasir besi. “Juragan”
Beberapa perubahan-perubahan yang terjadi awalnya terbentuk sebagai kelompok sosial
tersebut, mungkin tidak akan menimbulkan yang menjembatani hubungan antara
masalah jika perubahan tersebut terjadi di kelompok penambang, dengan perusahaan.
perkotaan. Kondisi perkotaan yang dinamis Namun dengan pemberlakuan larangan
justru akan mendorong masyarakat untuk penambangan, kelompok “juragan” ini berubah
secara alami menyesuaikan diri dengan menjadi pemodal bagi buruh tambang untuk
kondisi yang ada tersebut. Namun pada terus menambang pasir besi.
masyarakat pedesaan untuk mencapai proses
Berkembangnya model penambangan yang
perubahan yang baik tersebut tentu harus ada
dilakukan di luar wilayah konsesi yang
suatu prakondisi yang memungkinkan
diberikan kepada perusahaan justru
perubahan tersebut dapat terjadi.
mendorong terjadinya perubahan relasi sosial
Tidak dapat dipungkiri bahwa setiap potensi dalam masyarakat. Fenomena tersebut terlihat
yang dimiliki masyarakat secara pasti akan sangat jelas dengan munculnya kelompok-
mendorong terjadinya perubahan. Perubahan kelompok dalam masyarakat yang ingin
adalah suatu hal yang pasti terjadi, namun mendapatkan manfaat dari adanya
bentuk perubahan seperti apa yang ingin pertambangan, seperti kegiatan pengamanan
diharapkan terjadi adalah suatu yang dapat jalur keluar masuk truk pengangkut material
direncanakan. Dalam kaitannya dengan tambang, dan lain sebagainya. Dengan begitu
pertambangan pasir besi yang telah terlihat bahwa berkembangnya kegiatan
mendorong terjadinya perubahan di Desa pertambangan pasir besi tidak mutlak
Kertajadi. Mengingat perubahan tersebut telah berkorelasi dengan terjadinya peningkatan
berjalan, yang memungkinkan untuk dilakukan kesejahteraan masyarakat Desa. Maraknya
bukanlah menghentikan seluruh aktivitas kemunculan kelompok-kelompok masyarakat
penambangan yang mendorong terjadinya yang mengambil keuntungan dari kegiatan
perubahan tersebut. Tetapi bagaimana penambangan tersebut justru menunjukkan
mengarahkan perubahan yang telah terjadi bahwa penambangan yang awalnya
tersebut sehingga sesuai dengan karakter diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan
ataupun visi pembangunan yang masyarakat justru telah mendorong
dikembangkan oleh daerah. masyarakat ke arah perubahan yang negatif.
Masyarakat yang awalnya memiliki relasi
Penghentian seluruh aktivitas penambangan
sosial yang baik, dengan sikap altruistik yang
yang dilakukan oleh pemerintah dipermukaan
sangat kental, berubah meninggalkan nilai-nilai
memang menunjukkan hasil, akan tetapi hal
kedesaannya.
tersebut sejatinya justru telah mendorong
aktivitas-aktivitas illegal yang tidak terkendali. Selain kelompok-kelompok dalam masyarakat,
Oleh karena itu, agar aktivitas illegal yang premanisme juga semakin umum dijumpai. Hal
dilakukan oleh masyarakat tidak menimbulkan ini menjadi indikasi bahwa berkembangnya
daya rusak yang lebih besar lagi, maka perlu aktivitas pertambangan pasir besi di Desa
suatu usaha praktis yang dapat menjembatani Kertajadi di sisi lain juga telah menambah
kepentingan pemerintah dan masyarakat. beban sosial bagi masyarakat. Pertambangan
Aplikasi teknologi tepat guna dengan yang idealnya dapat menjadi jalan untuk
memperkenalkan mesin pemurni pasir besi meningkatkan kesejahteraan masyarakat,
portable ini diyakini dapat menjadi solusi dalam realitasnya justru telah menjauhkan
praktis yang dapat mempertemukan masyarakat desa dari akses pada aset-aset
kepentingan pemerintah dan masyarakat. yang merupakan common property/ milik
bersama bagi masyarakat desa, karena
adanya klaim penguasaan secara sepihak oleh
Rekayasa Sosial melalui Aplikasi Teknologi pada Masyarakat Penambang Pasir Besi di Pesisir Selatan Jawa Barat | 139
tanpa pemisahan tersebut secara jangka setidaknya ada dua hal yang terlihat dengan
panjang akan menyebabkan semakin jelas yaitu; kelompok penambang sangat
berkurangnya daratan karena abrasi pantai. mungkin mengalami kerugian akibat hasil
tambangnya ditolak karena memiliki
Aplikasi Teknologi sebagai media rekayasa
kandungan besi dibawah standar pembeli.
sosial pada masyarakat Desa Kertajadi
Serta juga rugi diakibatkan material pasir
Masih berlangsungnya kegiatan penambangan dibawa seluruhnya tanpa proses pemisahan
pasir besi meskipun telah dilarang tersebut sehingga hal tersebut akan menyebabkan
menjadi indikasi bahwa perubahan sosial, kerusakan wilayah pantai.
budaya, dan ekonomi dalam masyarakat Desa
Inovasi teknologi pemisah pasir besi secara
Kertajadi telah terjadi. Oleh karena perubahan
portable yang diperkenalkan kepada kelompok
sosial, budaya dan ekonomi tersebut telah
masyarakat penambang di Desa Kertajadi
terjadi maka melarang aktivitas penambangan
memungkinkan dilakukannya pemisahan pasir
dengan melakukan tindakan represif pada
besi secara langsung di lokasi penggalian.
masyarakat justru dapat menimbulkan
Sehingga proses penambangan yang
konsekuensi yang akan berisiko menyebabkan
dilakukan ini benar-benar hanya membawa
terjadinya kerusakan lingkungan pesisir yang
kandungan besi yang telah terpisah dari pasir.
lebih besar lagi. Sehingga Pemerintah perlu
Hal tersebut telah membuat masyarakat lebih
mengambil langkah strategis berupa upaya
terbuka secara pemikiran maupun sikapnya,
pengawasan terhadap aktivitas penambangan
karena adanya teknologi tersebut dapat
pasir besi yang dilakukan oleh masyarakat.
menjadi justifikasi bagi masyarakat
Selain itu, agar aktivitas penambangan pasir
penambang bahwa adanya penerapan
besi tersebut dapat memberikan manfaat bagi
teknologi tersebut memungkinkan mereka
seluruh masyarakat Desa Kertajadi maka
tetap melakukan penambangan tanpa harus
Pemerintah Daerah melalui pemerintah
melakukan kerusakan pada lingkungan pantai.
Kecamatan perlu mengambil alih pengelolaan
pantai Desa Kertajadi tersebut dengan
memperkenalkan teknologi pemurnian pasir
besi manual secara kelompok.
Pengawasan penambangan pasir besi di Desa
Kertajadi ini dapat berjalan efektif dengan
diperkenalkannya teknologi pemurnian pasir
besi portabel, karena selain meningkatkan
harga jual hasil tambang disisi lain juga dapat
mereduksi resiko kerusakan lingkungan yang
mungkin terjadi karena proses penambangan
tradisional yang selama ini dilakukan oleh
masyarakat.
Ditolak Pengepul
(kadar rendah)
Pembeli Utama
Tabel 1. Kandungan Berbagai Unsur pada Tanah Jarang Sebelum dan Sesudah Dilakukan Pemurnian
Unsur Sebelum Pemurnian 1xProses Pemurnian 2xProses Pemurnian
(%) (%) (%)
Iron 16.439 35,148 57,187
Oxygen 46,143 36,358 29,950
Magnesium 5,112 6,513 3,563
Aluminium 9,822 6,386 1,990
Silicon 18,419 15,595 7,310
Calcium 4,064
Dari proses penelitian dan simulasi yang telah hidup. Hal tersebut ditunjukkan dengan
dilakukan selama kurun penelitian ini dilakukan munculnya sikap bahwa meskipun melakukan
didapat beberapa hasil positif dari penerapan penambangan masyarakat juga harus
teknologi tersebut. Secara sosial kegiatan memperhatikan dinamika hidup yang baik.
penambangan pasir besi ini telah mendorong Salah satunya ditunjukkan dengan melakukan
masyarakat menjadi lebih terbuka dan penambangan secara baik dan
kerjasama antar sesama masyarakat juga memperhatikan kontinuitas aktivitas
mengalami peningkatan. Masyarakat juga penambangan. Secara ekonomi, penerapan
lebih menyadari pentingnya keberlanjutan inovasi teknologi yang dilakukan juga telah
Rekayasa Sosial melalui Aplikasi Teknologi pada Masyarakat Penambang Pasir Besi di Pesisir Selatan Jawa Barat | 141
mendorong semakin meningkatnya pertambangan tidak akan menimbulkan sikap
pendapatan masyarakat sebanyak 2 kali. bersaing yang berlebihan antara satu
Namun disisi lain peningkatan pendapatan kelompok penambang dengan kelompok
tersebut tidak menyebabkan material tambang penambang lainnya.
yang harus diambil menjadi lebih banyak dari
Agar aktivitas penambangan ini juga dapat
sebelumnya. Proses pengambilan material
memberikan manfaat bagi seluruh masyarakat
tambang yang dilakukan dengan adanya
maka akan lebih baik lagi jika pemerintah
penerapan teknologi justru menjadi semakin
daerah membuat suatu koperasi penambang
sedikit karena proses pemisahan dilakukan
yang akan menjadi perantara yang
langsung ditempat dimana proses penggalian
menghubungkan masyarakat dengan pihak
dilakukan.
user dengan begitu terdapat suatu alur
Dengan melakukan pemisahan pasir dengan distribusi yang semakin jelas dan masyarakat
pasir besi secara langsung dilokasi merasa diuntungkan karena dengan adanya
penambangan juga telah mendorong semakin koperasi maka harga pun akan relatif stabil.
banyak masyarakat yang dapat terlibat dalam
Analisis Hasil Kajian Sosial, budaya,
penggalian pasir besi ini. Sehingga pada
ekonomi penerapan teknologi
akhirnya kegiatan penambangan pasir besi
tersebut harus diorganisasi sedemikian rupa Dari uraian hasil penelitian, dapat dilihat
untuk menghindari terjadinya konflik bahwa penerapan tekologi dalam proses
penambangan. penambangan pasir besi oleh masyarakat
sangat berpengaruh secara sosial, budaya
Meskipun telah menunjukkan beberapa
maupun ekonomi hal tersebut dibuktikan
perubahan positif akibat adanya inovasi
dengan adanya dampak positif dari penerapan
teknologi pemisahan pasir besi portable.
teknologi seperti masyarakat yang semakin
Pengaturan atau perizinan penambangan pasir
terbuka, kerjasama yang semakin meningkat,
besi tetap harus dilakukan. Karena jika tidak
tumbuhnya kesadaran untuk memperhatikan
dilakukan pengaturan maka potensi konflik
keberlanjutan dinamika kehidupan dan juga
juga akan terjadi. Dengan adanya teknologi
meningkatkan penghasilan masyarakat hingga
yang positif ini maka diharapkan proses
2 kali lipat. Untuk lebih jelasnya diuraikan pada
penambangan pasir besi itu dapat dikoordinir
tabel berikut ini:
secara langsung oleh Pemerintah Daerah
melalui kecamatan atau desa. Dengan begitu
maka sistem pengaturan proses
Tabel 2. Analisis Hasil Kajian Sosial Budaya, ekonomi dari penerapan Teknologi
Aspek Kajian Sebelum Saat Sesudah
Sosial - Masyarakat tertutup - Masyarakat semakin terbuka
- Saling Curiga - Semangat Altruisme mulai tumbuh
- Egoisme Meningkat - Kepedulian pada lingkungan meningkat
Simulasi Teknologi
Rekayasa Sosial melalui Aplikasi Teknologi pada Masyarakat Penambang Pasir Besi di Pesisir Selatan Jawa Barat | 143
1. Masyarakat merespon positif terhadap masyarakat untuk mencicipi bagian dari proses
teknologi yang ditawarkan karena dengan eksploitasi kekayaan sumber daya di pesisir
menggunakan mesin maka dari 2 kali hasil desanya. Misalnya dengan mendirikan portal
penyaringan bisa dihasilkan pasir besi di jalan desa dan menarik uang kepada truk
dengan kualitas lebih baik (57%) sehingga yang membawa pasir; meminta uang debu dan
harga jual dapat meningkat perbaikan jalan yang rusak, meminta
2. Teknologi mesin sederhana, mudah sumbangan kepada perusahaan ketika ada
digunakan, tidak diperlukan keterampilan acara desa, dan melakukan penambangan
khusus dan dapat menyerap tenaga kerja manual. Tindakan yang dilakukan oleh
lebih banyak (karena 1 mesin dioperasikan masyarakat tidak dapat dilihat secara hitam
oleh 3-4 orang) putih, legal atau illegal, resmi atau liar. Secara
3. Pola jual beli yang sekarang berlangsung: lebih jauh, perlu dilihat mengapa masyarakat
perusahaan langsung membeli pasir besi melakukan penambangan liar di pesisir pantai.
hasil penggalian masyarakat dalam kondisi
Sekarang ini penambangan tidak lagi marak
belum tersaring. Jika masyarakat
sebab Pemerintah Indonesia menetapkan
melakukan penyaringan pasir besi, belum
kebijakan larangan ekspor bahan mentah
diketahui apakah perusahaan mau
melalui Peraturan Menteri (Permen) Energi
membelinya.
dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Nomor 20
Dari gambaran tersebut maka dapat dilihat Tahun 2013 sebagai perubahan kedua atas
bahwa permasalahan kebijakan yang muncul Permen ESDM Nomor 07 Tahun 2012
terkait dengan penerapan teknologi pemisahan mengenai peningkatan nilai tambah mineral.
pasir besi ini meskipun masyarakat menerima Banyak dari perusahaan pasir besi yang
dengan baik dan mampu menggunakan bangkrut karena kesulitan membangun smelter
teknologi mesin penyaringan pasir besi dan tidak dapat melakukan ekspor.
tersebut, tetapi distribusi pemasaran hasil Perusahaan hanya mampu menjual pasir besi
penyaringan tersebut belum diketahui. Namun kepada pasar lokal seperti perusahaan semen.
konsekuensinya adalah posisi tawar Kebijakan larangan ekspor semata hanya
masyarakat tetap lemah berhadapan dengan berorientasi pada peningkatan hasil ekonomi
perusahaan yang selama ini membeli dengan dari bahan tambang, bukan karena pemerintah
harga murah dan cenderung abai terhadap berkomitmen memenuhi hak kesejahteraan
kerusakan yang ditimbulkan akibat penggalian masyarakat. Misi dari pemerintah daerah untuk
liar. Pola pengolahan potensi pasir besi tidak dapat mengimplementasikan kebijakan
akan berubah dan beresiko merusak pengelolaan pasir besi secara kolaboratif
lingkungan hidup. Taraf hidup masyarakat dengan memanfaatkan teknologi pemisahan
stagnan, PAD stagnan, daya dukung pasir besi portable manual secara tidak
lingkungan hidup menurun. langsung menuntut kemampuan pemerintah
daerah untuk dapat meminimalisir terjadinya
Mengacu pada analisis dampak sosial,
konflik yang tentu saja dalam proses ini terjadi
budaya, dan ekonomi dari penerapan teknologi
interaksi langsung antara pemerintah dengan
pemisahan pasir besi portable manual, juga
masyarakat dan juga dengan perusahaan
perlu dikembangkan strategi kebijakan untuk
yang pada akhirnya akan dilakukan
mengelola sumber daya alam secara
kesepakatan terhadap sebuah konsensus.
kolaboratif antara masyarakat, pemerintah,
dan perusahaan agar pemanfaatan pasir besi Oleh karena itu jika memang teknologi
tidak merusak lingkungan hidup. Sumber daya pemisahan pasir besi sederhana ini ingin terus
pasir besi yang pada dasarnya merupakan dilanjutkan maka perubahan regulasi
milik negara (state owned) justru dikelola oleh menyangkut larangan penjualan bahan
swasta (private owned) sehingga seringkali mentah material dan standarisasi kualitas
membawa implikasi terhadap penjaminan hak hasil/produk pasir besi. Pemerintah daerah
kesejahteraan masyarakat. Pesisir yang melakukan pemetaan rantai pemasaran pasir
mengandung potensi mineral dan pertanian besi dalam kerangka analisis peluang pasar.
pada dasarnya merupakan sumber daya milik Penyusunan kebijakan komprehensif
bersama yang dapat dimanfaatkan oleh berkenaan dengan pemanfaatan teknologi
berbagai kelompok. Ketika sumber daya hanya dengan lebih optimal, antara lain:
dikuasai oleh pengusaha atas izin dari
1. Model pemberdayaan masyarakat dengan
pemerintah, masyarakat terutama petani
membentuk koperasi/BUMDES untuk
kehilangan alat produksinya dan semakin
menyalurkan hasil penyaringan.
tersingkirkan. Berbagai upaya dilakukan
Rekayasa Sosial melalui Aplikasi Teknologi pada Masyarakat Penambang Pasir Besi di Pesisir Selatan Jawa Barat | 145
DAFTAR PUSTAKA Model, Teori dari Aspek Ekonomi dan
Sosiologi. Surabaya : ITS-Press.
Agrawal, Arun and Catherine Shannon Benson
(2011). Common property theory and Pramudianto, Andreas. 2008. Diplomasi
resource governance institutions: Lingkungan Teori dan Fakta. Jakarta UI-
strengthening explanations of multiple Press.
outcomes. Environmental Conservation,
Rakhmat, J. 2000. Rekayasa Sosial:
38, pp 199-210 doi:
Reformasi, Revolusi, atau Manusia
10.1017/S0376892910000925
Besar? Bandung: Rosda.
Burdge, B. & Vanclay, F. 1996. Social Impact
Ranjabar, Jacobus. 2008. Perubahan Sosial
Assessement: A Contribution to the
dalam Teori Makro Pendekatan Realitas
State of the Art Series. Impact
Sosial. Bandung : Alfabeta.
Assessment 14:59-68
Romadlan, Said. (Tanpa tahun). Rekaya
Daniel, Moehar et.al. 2006. PRA Pendekatan
Sosial Adopsi Teknologi Komunikasi
Efektif mendukung Penerapan
(Internet) Di Kalangan Pondok
Penyuluhan Partisipatif dalam Upaya
Pesantren Muhammadiyah. Jurnal
Percepatan Pembangunan Pertanian.
Lemlit Uhamka.
Jakarta : Bumi Aksara.
Rudito, Bambang dan Melia Famiola. 2008.
Denzin dan Lincoln, 2009. Handbook of
Social Mapping Metode Pemetaan
qualitative research. Pustaka Pelajar.
Sosial. Bandung: Rekayasa Sains.
Yogyakarta.
Suratmo, Gunarwan. 2004. Analisis Menegnai
Fauzi, Akhmad. 2010. Ekonomi Sumber Daya
Dampak Lingkungan. Yogyakarta :
Alam dan Lingkungan. Jakarta:
Gadjah Mada University Press.
Gramedia Pustaka Utama.
Sumaatmadja, Nursid. 2012. Manusia dalam
International Association for Impact
Konteks Sosial, Budaya dan Lingkungan
Assessment. 2003. Social Impact
Hidup. Bandung : Alfabeta.
Assessment – International Principles.
IAIA Special Publications Series No. 2. Tarigan, Robinson. 2009. Perencanaan
Fargo, US Pembangunan wilayah. Jakarta : Bumi
Aksara.
Nawawi, Ismail. 2009. Pembangunan dan
problema Masyarakat Kajian Konsep,