Anda di halaman 1dari 28

Peranan Aset Komunitas Dalam Pengembangan Masyarakat Islam

Pada Bank sampah Songolikoer

PERANAN ASET KOMUNITAS DALAM


PENGEMBANGAN MASYARAKAT ISLAM PADA BANK
SAMPAH SONGOLIKOER

Wahanani Mawasti & Fasha Umh Rizky


STID AL-HADID SURABAYA
wahananimawasti@yahoo.co.id & rizfast6@yahoo.com

Abstrak: Pengembangan masyarakat Islam merupakan salah satu bentuk dakwah


bil hal melalui upaya membangun keinginan dan partisipasi masyarakat untuk
memperbaiki kondisi yang ada. Salah satunya dengan pengembangan masyarakat
lokal yang bersifat bottom-up, yang mensyaratkan peranan aset komunitas untuk
menjamin keberlangsungan dan keberhasilan kegiatan pengembangan masyarakat
dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Salah satu upaya pengembangan
masyarakat adalah meningkatkan kesejahteraan ekonomi melalui bank sampah.
Tulisan ini, mendeskripsikan peranan aset komunitas dalam konteks
pengembangan masyarakat Islam, melalui bank sampah. Sejauh ini studi terdahulu
tentang peranan aset lebih menguraikan tentang peranan aset sosial dalam
pengentasan kemiskinan, namun tidak cukup banyak membahas peranan jenis aset
komunitas yang selainnya. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif
deskriptif dengan teknik wawancara semi terstruktur dan observasi. Dari studi ini
menunjukkan bahwa masing-masing aset memiliki peranan yang berbeda-beda
dalam proses pengembangan masyarakat. Aset yang sangat berperan dalam
pengembangan Bank Sampah Songolikoer adalah aset manusia, social, dan
spiritual. Peranan berbagai aset komunitas pada Bank Sampah Songolikoer
membawa dampak positif pada peningkatan kesejahteraan masyarakat, baik
aspek ekonomi, lingkungan, sosial, dan budaya.
Kata kunci: pengembangan masyarakat Islam, peranan aset komunitas, bank
sampah

Abstract: Community development is one form of propagation by deeds through


encouraging communal desire and participation in order to improve existing
conditions. Empowerment or bottom-up approach of community development
requires the role of community assets to ensure the sustainability and its success in
improving community welfare. One of the efforts to empower community is by
improving economic welfare through waste bank. This discourse describes about
the role of community assets for empowering Islamic community through the
waste bank. So far, the research on the role of community assets elaborates more
on alleviating poverty, but does not discuss about the other communication assets.
This study uses descriptive qualitative method with semi-structured interview
techniques and observation. The result shows that each asset has a different role in
the process of empowerment. Assets playing an essential role in developing Waste
Bank of Songolikoer are human, social and spiritual assets. The role of various
community assets in Waste Bank of Songolikoer has a positive impact in improving
people’s welfare, such as economic, environmental, social and cultural aspects.
Keywords: Islamic community development, role of community assets,
waste bank

Volume 02 - No. 01 Juli 2020 27


Wahanani Mawasti
Fasha Umh Rizky

Pendahuluan ada di suatu komunitas. Hal ini berguna


Tulisan ini membahas peranan aset untuk mengetahui kapasitas, kekuatan,
komunitas dalam kegiatan pengembangan dan aset yang ada dalam komunitas
masyarakat Islam yang dilaksanakan oleh sehingga dapat dikembangkan secara lebih
Bank Sampah Songolikoer. Pengembangan optimal.5
masyarakat Islam adalah upaya
menggerakkan keinginan dan partisipasi David Cooperrider (dikutip oleh
aktif masyarakat dalam melakukan Christopher Dureau) melakukan studi
perbaikan terhadap kondisi masyarakat.1 tentang bagaimana organisasi
Tujuannya agar masyarakat mampu secara berkembang, berpendapat bahwa
mandiri memecahkan permasalahan dan pendekatan pemecahan masalah tidak
memenuhi kebutuhan hidupnya.2 efektif untuk membawa perubahan
Pengembangan masyarakat merupakan dibandingkan pendekatan yang lebih
perwujudan tanggung jawab dakwah dahulu memperhatikan apa yang bisa
bilhal, dalam rangka memenuhi fitrah menghidupkan (aset komunitas) suatu
manusia, baik jasmani maupun rohani, organisasi. Cooperrider menemukan
berlandaskan nilai universal Islam meliputi: bahwa ketika orang melihat kembali
keadilan, kerja sama, pemerataan, sejarah mereka, memperhatikan capaian
musyawarah, ekonomis, dan dikelola terbaik yang pernah diraih dan
dengan prinsip efektif dan akuntabel.3 menemukan sumber inspirasi, kekuatan
dan kepentingan mereka, lalu
Dalam pengembangan masyarakat Islam, menggunakan pengetahuan tersebut
agar dapat terus berjalan dan memiliki efek sebagai basis untuk bergerak maju, maka
jangka panjang, hendaknya perlu mereka menjadi lebih mampu dan
memanfaatkan sumber daya lokal/aset berkomitmen untuk mencapai perubahan
komunitas di masyarakat, agar yang mereka inginkan.6 Menurut Dureau,
memunculkan kemandirian masyarakat aset komunitas adalah sesuatu yang
dan tidak bergantung dengan pihak luar berharga yang bisa digunakan untuk
dalam jangka panjangnya.4 Pengembangan meningkatkan harkat/kesejahteraan.7 Hal
masyarakat berbasis aset komunitas, ini menunjukkan kekuataan aset komunitas
dimulai dari memetakan sumber daya yang memiliki peranan penting dalam upaya
pengembangan masyarakat. Khususnya,
1 Faizal, “Dakwah Bil Hal Dalam Perspektif Al-Qur’an,“ pendekatan pengembangan masyarakat
Jurnal Ilmu Dakwah dan Pengembangan Komunitas,
vol. 8, no. 2 (Juli 2013): 6.
lokal yang bernuansa buttom-up dan
2 Isbandi Rukmianto Adi, Intervensi Komunitas &

Pengembangan Masyarakat Sebagai Upaya


Pemberdayaan Masyarakat, (Jakarta: PT Raja 5 Abdillah Ubaidi Djawahir, “Asset Based Community
Grafindo Persada, 2013), 205. Development di Pesantren Wisata: Implementasi
3 Kamaluddin, “Dakwah dan Pengembangan Strategis di PP An-Nur 2 Al Murtadlo Malang,” At-
Masyarakat Islam (Konsep Dasar dan Arah Tamkin: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, vol 1,
Pengembangan),” HIKMAH: Jurnal Dakwah dan no. 1 (Juni 2018), 24.
Komunikasi Islam, vol. 8, no.2 (2004): 51. 6 Christopher Dureau, Pembaru dan Kekuatan Lokal
4 Isbandi Rukmianto Adi, Intervensi Komunitas & Untuk Pembangunan, (Australian Community
Pengembangan Masyarakat Sebagai Upaya Development and Civil Society Strengthening
Pemberdayaan Masyarakat (Jakarta: PT Raja Scheme Tahap II, 2013), 10-11.
Grafindo Persada, 2013), 87-98. 7 Ibid., 145.

28 INTELEKSIA – Jurnal Pengembangan Ilmu Dakwah


Peranan Aset Komunitas Dalam Pengembangan Masyarakat Islam
Pada Bank sampah Songolikoer

berorientasi pada kemandirian dan tahlil, kegiatan salat berjemaah, kegiatan


keterlibatan masyarakat.8 tadarus saat bulan suci Ramadan, kegiatan
peringatan hari besar Islam, kesenian Islam
Peranan aset komunitas dalam (rebana), budaya masyarakat Islam
meningkatkan kesejahteraan masyarakat (megengan dan nyadran).12 Bank Sampah
amatlah penting, khususnya pada Songolikoer lahir dalam rangka
pengembangan masyarakat miskin. Robert meningkatkan kepedulian masyarakat
Cambers (dikutip oleh Jaeni Dahlan) Islam terhadap lingkungan dan
menyatakan bahwa setiap masyarakat, meningkatkan kesejahteraan ekonomi
termasuk masyarakat miskin, sejatinya masyarakat. Bank sampah ini
memiliki kapasitas atau aset-aset yang dikembangkan oleh Komunitas Kader
dapat menjadi sarana menolong diri Lingkungan Wonokusumo Kidul13 bersama
mereka sendiri.9 Hal ini sebagaimana dengan intervensi komunitas dari salah
pengembangan masyarakat yang satu perguruan tinggi Islam swasta di
dilaksanakan oleh Bank Sampah Surabaya mulai tahun 2018. Bank sampah
Songolikoer. Bank Sampah Songolikoer ini memiliki semangat “Ngresiki kampung
memanfaatkan aset-aset yang terdapat di lillāhi ta’āla” yang memiliki arti
masyarakat untuk dapat meningkatkan membersihkan kampung dengan nilai
kesejahteraan masyarakat. lillāhi ta’āla.

Bank Sampah Songolikoer berdiri di Hal itu dimulai dari anggota Remaja Masjid
wilayah Wonokusumo Kidul, Surabaya. Wonokusumo Kidul yang memiliki
Masyarakat di wilayah ini cukup banyak keinginan untuk menjadi orang baik yang
yang miskin,10 serta memiliki persoalan di bisa memberikan manfaat bagi agama dan
bidang kepedulian terhadap lingkungan masyarakat. Mereka memiliki pandangan,
dan sosial. Sejauh ini, semua nasabah Bank meskipun tidak memiliki cukup harta, tapi
Sampah Songolikoer seluruhnya mereka memiliki tenaga untuk
merupakan muslim. Masyarakat memperbaiki lingkungan sekitar sebagai
Wonokusumo Kidul, mayoritasnya amal saleh dan bentuk ibadah kepada Allah
merupakan masyarakat muslim11 yang Swt.14 Potensi inilah yang digunakan
gemar menghidupkan berbagai kegiatan sebagai titik awal membuat Bank Sampah
keagamaan. Misalnya, pengajian, yasin dan Songolikoer.

8 Edi Soeharto, Membangun Masyarakat


Dalam upaya pengembangan masyarakat
Memberdayakan Rakyat (Kajian Strategis Islam dalam bentuk Bank Sampah
Pembangunan Kesejahteraan Sosial dan Pekerjaan Songolikoer, menggunakan metode bottom
Sosial), (Bandung: Ikapi, 2014), 43-44.
9 Jaeni Dahlan, “Pemanfaatan Aset Komunitas

Melalui Pendekatan Appreciative Inquiry Dalam


Penanggulangan Kemiskinan di Kabupaten Bandung 12 Kegiatan membuat apem dan mengunjungi
Barat,” Jurnal Ilmiah Pekerjaan Sosial, vol. 15, no. 2 makam sebelum menyambut bulan suci Ramadan.
(Desember 2016) 275. 13 Kader Lingkungan Wonokusumo Kidul, memiliki
10 Tri Djoyo Budiono (penggagas Bank Sampah anggota yang berasal dari anak-anak remaja masjid
Songolikoer, penggerak remaja masjid untuk aktif Ar-Rahman Surabaya serta ibu-ibu Kader Posyandu
pada kader lingkungan), wawancara oleh Wahanani, Wonokusumo Kidul Surabaya.
tanggal 13 April 2018. 14 Tri Djoyo Budiono, wawancara, tanggal 13 April
11 Ibid. 2018.

Volume 02 - No. 01 Juli 2020 29


Wahanani Mawasti
Fasha Umh Rizky

up dan model pengembangan masyakat mengumpulkan sampah guna menjaga


lokal, yaitu dengan mengoptimalkan aset- lingkungan sekaligus mendapatkan
aset komunitas seperti: budaya lokal, tambahan pemasukan ekonomi.
solidaritas, partisipasi aktif masyarakat, Pemasukan dari mengumpulkan sampah
nilai-nilai spiritual serta potensi alam tersebut ditabung di Bank Sampah,
berupa sampah yang berlimpah untuk kemudian dibagikan tiap bulan Ramadan
dapat menjadikan masyarakat menjadi untuk memenuhi kebutuhan hari raya.
lebih berdaya. Aset spiritual, terkait Masyarakat juga bisa mengambil tabungan
dengan nilai-nilai keislaman masyarakat sampah pada waktu tertentu apabila
menjadi salah satu aset penting dalam membutuhkan untuk biaya hidup maupun
pengembangan Bank Sampah Songolikoer. sekolah yang dipandang mendesak.18
Dengan kesadaran adanya aset komunitas Kedua, meningkatnya kesadaran
yang dimiliki masyarakat, melahirkan masyarakat terhadap lingkungan. Jika dulu
optimisme baru bahwa masyarakat masyarakat sangat acuh terhadap
Wonokusumo Kidul dapat berubah lebih lingkungan, setelah adanya bank sampah
baik.15 masyarakat berlomba-lomba untuk
mengumpulkan sampah dan
Pengembangan masyarakat yang membersihkan lingkungan. Jika ada
dilaksanakan oleh Bank Sampah hajatan, saat ini sangat jarang ada sampah
Songolikoer tergolong berhasil dalam kering/plastik tersisa, semua orang
membantu meningkatkan kesejahteraan berebut untuk mengumpulkan sampah.
masyarakat. Kesejahteraan masyarakat Sampah dalam bentuk minyak bekas
bisa meliputi pemenuhan kebutuhan (jelantah) juga tak luput menjadi perhatian
material/ekonomi, spiritual, dan sosial agar masyarakat. Masyarakat tidak lagi
dapat hidup lebih layak dan mampu membuang minyak bekas penggorengan ke
mengembangkan diri.16 selokan, karena minyak tersebut memiliki
nilai jual yang tinggi di Bank Sampah.19
Pertama, adanya bank sampah dapat “Program lingkungan sebelumnya tidak
meningkatkan pendapatan ekonomi jalan karena kesadaran warga rendah,
masyarakat. Dalam satu semester, bank contoh; dikasih tong sampah gak jalan,
sampah dapat mengumpulkan Rp dikasih pot banyak yang rusak, dikasih
17
10.000.000,00. untuk dibagikan pada tanaman juga banyak yang mati.
masing-masing nasabah sesuai dengan Banyaknya program lingkungan yang
kontribusinya dalam mengumpulkan hanya semarak saat ada lomba green and
sampah. Masyarakat, khususnya ibu-ibu clean, setelah itu tidak semarak lagi, sebab
dan remaja sangat antusias tidak adanya program yang
berkesinambungan. Namun, setelah
adanya bank sampah masyarakat mulai
15Ibid.
16Pasal 1 Undang-undang Republik Indonesia Nomor
sadar untuk mengumpulkan sampah
11 Tahun 2009 Tentang Kesejahteraan Sosial. bahkan ketika ada hajatan warga banyak
https://luk.staff.ugm.ac.id/atur/sehat/UU-11-
2009KesejahteraanSosial.pdf
17 Siti Romlah (Ketua Bank Sampah Songolikoer), 18Ibid.
wawancara oleh Wahanani, tanggal 11 Desember 19Harga minyak bekas penggorengan, 1 ½ liternya
2019. adalah Rp. 9000.

30 INTELEKSIA – Jurnal Pengembangan Ilmu Dakwah


Peranan Aset Komunitas Dalam Pengembangan Masyarakat Islam
Pada Bank sampah Songolikoer

masyarakat yang berlomba-lomba untuk Dari penelusuran studi terdahulu, terdapat


mengumpulkan sampah. Mengingat beberapa kajian yang membahas tentang
dengan sampah yang dikumpulkan bisa aset komunitas dalam pengembangan
memberikan tambahan pemasukan masyarakat antara lain: 1) studi yang
ekonomi”20 dilaksanakan oleh Fedryansyah dan
Resnawaty,21 menghasilkan kesimpulan
Ketiga, meningkatnya jumlah nasabah yang jenis-jenis aset yang memungkinkan
berpartisipasi aktif dalam Bank Sampah. dikembangkan di Kecamatan Jatinangor,
Jika awal pendirian, jumlah nasabah hanya meliputi aset fisik, sumber daya manusia,
15 orang, saat ini telah mencapai 60 orang dan aset sosial. Serta menghasilkan saran
lebih. Keberhasilan Bank Sampah bagi pemerintah Kabupaten Sumedang
Songolikoer, tidak dapat dilepaskan dari untuk memanfaatkan ketiga aset tersebut
adanya aset-aset komunitas yang terus untuk merancang program pembangunan
digali dan dimanfaatkan agar kegiatan 2) jurnal yang ditulis oleh Dahlan,22
bank sampah dapat terus berlanjut, menghasilkan gambaran tahapan
berkembang hingga dapat membawa pemanfaatan aset komunitas melalui
manfaat-manfaat bagi masyarakat. Tanpa teknik appreciative inquiry, dan
adanya aset komunitas yang dimanfaatkan pengembangan desain pemanfaatan aset
maka akan mustahil masyarakat dapat komunitas di Desa Cihampelas. Sekaligus
termotivasi serta mampu mandiri dalam mengonfirmasi teori dari Green dan Haines
melaksanakan kegiatan pengembangan mengenai peran penting sumber daya
masyarakat. manusia (aset manusia dan aset sosial)
dalam mengembangkan aset selainnya.
Masing-masing jenis aset komunitas yang Pada kedua studi di atas, membahas aset
terdapat di Bank Sampah Songolikoer, komunitas dengan tujuan memberikan
memiliki karakteristik dan peranan yang rekomendasi desain program
berbeda dalam pelaksanaan kegiatan pengembangan masyarakat berbasis aset
pengembangan masyarakat. Dengan komunitas dengan menggunakan metode
mengetahui masing-masing jenis dan action research. Hal ini berbeda dengan
peranan aset komunitas, dapat makin studi ini yang menguraikan peranan aset
mengoptimalkan aset komunitas yang ada komunitas dalam pengembangan
untuk kegiatan pengembangan masyarakat masyarakat Islam berdasarkan fenomena
sejenis. Oleh karena itu, studi ini bertujuan yang telah dilaksanakan dan berhasil
menguraikan bentuk, karakteristik dan dilakukan oleh Bank Sampah Songolikoer.
peranan masing-masing jenis aset Studi terdahulu juga lebih memfokuskan
komunitas dalam kegiatan pengembangan pada tahapan pengembangan masyarakat
masyarakat Islam, khususnya dalam
21
tahapan pelaksanaan Bank Sampah. Muhammad Fedryansyah dan Risna Resnawaty,
“Penanggulangan Kemiskinan Melalui
Pengembangan Aset Komunitas,” Social Work
Journal, vol. 7, no. 1 (Juli 2017): 124.
22 Jaeni Dahlan, “Pemanfaatan Aset Komunitas
20 Agus Winarto (Ketua RW 2018-2019, penggagas Melalui Pendekatan Appreciative Inquiry Dalam
Bank Sampah Songolikoer, dan pembina kader Penanggulangan Kemiskinan di Kabupaten Bandung
lingkungan), wawancara oleh Wahanani, tanggal 17 Barat,” Jurnal Ilmiah Pekerjaan Sosial, vol. 15, no. 2
April 2018. (Desember 2016): 275.

Volume 02 - No. 01 Juli 2020 31


Wahanani Mawasti
Fasha Umh Rizky

berbasis aset komunitas, dibandingkan seperti: modal spiritual, institusi, fisik, dan
menguraikan masing-masing peranan aset lain sebagainya tidak banyak dibahas
komunitas dalam pemberdayaan peranannya dalam pengembangan
masyarakat. masyarakat. Selain itu, pada studi
terdahulu aspek peranan yang diungkap
Adapun studi terdahulu yang membahas dikaitkan dengan pemecahan persoalan
tentang peranan aset komunitas adalah: kemiskinan secara umum, sedangkan
studi dari Cahyono23 menggunakan teori tulisan ini hendak mengurai peranan
modal sosial yang terkait dengan masing-masing jenis aset pada proses
bagaimana hubungan yang tercipta dan pengembangan masyarakat Islam dalam
norma-norma dalam masyarakat dapat bentuk Bank Sampah.
dimanfaatkan dalam kegiatan
pengembangan masyarakat. Hasil studi Pengembangan masyarakat melalui Bank
menunjukkan cara-cara untuk Sampah, saat ini banyak dikembangkan
meningkatkan optimalisasi modal sosial pada masyarakat perkotaan untuk
pada masyarakat petani di Kabupaten mengatasi persoalan kesejahteraan dan
Wonosobo seperti memberikan lingkungan. Menurut Kementerian
pembinaan sesuai kebutuhan, melakukan Lingkungan Hidup saat ini sudah ada 1195
bimbingan pemasaran hasil produksi, bank sampah yang tersebar di 55 kota di
pelatihan teknis bertani yang efektif. Studi Indonesia25. Beberapa di antaranya ada
lainnya dari Nasution24 yang menggunakan yang berhasil namun juga ada yang
metode kuantitatif dengan analisis regresi mengalami kegagalan. Kegagalan tersebut
linier berganda, mengukur pengaruh salah satunya, disebabkan oleh tidak
modal sosial terhadap kemiskinan rumah adanya kesadaran terhadap potensi aset
tangga di pedesaan di Indonesia. Hasilnya komunitas yang ada di masyarakat.
menunjukkan bahwa modal sosial Sehingga, masyarakat tidak dapat
bersama-sama dengan modal manusia, mengoptimalkan aset yang dimiliki untuk
finansial, dan fisik, dapat memberikan efek melakukan pengembangan masyarakat
positif terhadap pengeluaran per kapita yang sesuai dengan potensi aset.
rumah tangga, sehingga dapat mengurangi Pengembangan masyarakat yang
kemiskinan. Dari kedua studi tersebut, dikembangkan selama ini lebih berfokus
lebih menguraikan peranan aset pada masalah dibandingkan dengan aset
komunitas, spesifiknya pada jenis aset yang dimiliki, sehingga justru yang terjadi
sosial pada persoalan kemiskinan. adalah pesimistis. Tanpa pemahaman
Sedangkan, modal-modal yang selainnya tentang peranan aset komunitas, akan
mengalami kesulitan dalam merumuskan
23 Budhi Cahyono dan Ardian Adhiatma, “Peran pemecahan masalah masyarakat. Untuk
Modal Sosial Dalam Peningkatan Kesejahteraan itu, menjadi penting untuk menguraikan
Masyarakat Petani Tembakau di Kabupaten
Wonosobo.” Proceedings of Conference in Business,
aset-aset komunitas dan peranannya
Accounting and Management (CBAM) vol. 1, no. 1 khususnya dalam pengembangan Bank
(Desember 2012): 131-144.
24Ahmadriswan Nasution, “Peranan Modal Sosial

dalam Pengurangan Kemiskinan Rumah Tangga di 25 Unilever Indonesia, Buku Panduan Sistem Bank
Pedesaan Indonesia,” Jurnal Ekonomi & Kebijakan Sampah & 10 Kisah Sukses (Jakarta: Unilever, 2014),
Publik, vol. 7, no. 2 (Desember 2016): 171-183. 2.

32 INTELEKSIA – Jurnal Pengembangan Ilmu Dakwah


Peranan Aset Komunitas Dalam Pengembangan Masyarakat Islam
Pada Bank sampah Songolikoer

Sampah. Sehingga, dapat menjadi inspirasi triangulasi sumber.28 Penggunaan metode


bagi bank sampah lainnya untuk itu sesuai dengan konteks penelitian ini
mengoptimalkan aset-aset komunitas yang yang menggunakan data-data kualitatif,
dimiliki dalam rangka meningkatkan baik dari literatur, observasi maupun hasil
kualitas hidup masyarakat di bidang wawancara. Data-data tersebut butuh
ekonomi, kesehatan, dan lingkungan. direduksi untuk karakteristik masing-
masing aset dan menemukan hubungan
Studi ini menggunakan field research aset dalam pelaksanaan masing-masing
menggunakan observasi dan wawancara tahap pengembangan Bank Sampah.
semi terstruktur. Informan ditetapkan
secara purposive, berdasarkan kriteria
pihak-pihak yang dipandang mengetahui Pengembangan Masyarakat
terkait aset komunitas yang terdapat di
Islam Melalui Bank Sampah
wilayah Wonokusumo Kidul serta
Dunham dalam Isbandi menjelaskan,
peranannya selama ini dalam pendirian
“Pengembangan masyarakat sebagai
Bank Sampah Songolikoer. Informan dalam
upaya-upaya terorganisir untuk
studi ini antara lain: Ketua Bank Sampah
meningkatkan kehidupan masyarakat,
Songlikoer (Ibu Romlah); Ketua RW
terutama melalui usaha yang kooperatif
Wonokusumo Kidul tahun 2018-2019, yang
dan mengembangkan kemandirian dari
juga salah satu penggagas Bank Sampah
masyarakat. Hal itu dapat dilakukan
Songolikoer (Bapak Agus W); Penggagas
dengan bantuan teknis dari pemerintah
Bank Sampah Wonokusumo Kidul (Bapak
ataupaun lembaga sukarela.”29
Tri Djoyo Budiono); Ketua Kader
Pengembangan masyarakat ditujukan
Lingkungan Wonokusumo Kidul (Sdr. Rudi).
untuk meningkatkan kemampuan dan
Informasi yang diperoleh tersebut akan
kemandirian masyarakat memenuhi
dipelajari dan ditafsirkan dengan usaha
kebutuhan hidupnya. Dengan adanya
memaknai sesuai dengan sudut pandang
kegiatan pengembangan masyarakat,
sumber data.26 Periset dalam penelitian ini
harapannya dapat memberi kekuatan pada
adalah bagian integral dari data, yang
mereka yang lemah dan dirugikan.30
secara aktif menjadi instrumen untuk
Kegiatan pengembangan masyarakat
terjun ke lapangan secara mendalam.27
berangkat dari adanya permasalahan di
masyarakat, seperti: kemiskinan,
Data yang telah dihimpun kemudian
diskriminasi, ketimpangan, persoalan
dianalisis dengan metode analisis interaktif
lingkungan, dan lain sebagainya.
dari Miles dan Huberman yaitu reduksi
data, penyajian data, dan penarikan
Kegiatan pengembangan masyarakat
kesimpulan serta verifikasi dengan teknik
melalui bank sampah merupakan upaya

26 Hadri Nawawi dan M. Matini Nawawi, Instrumen


Penelitian Bidang Sosial, (Yogyakata : Gajah Mada 28 Ibid., 246.
University Press, 1992), 209. 29 Adi, Intervensi Komunitas, 160.
27 Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset 30 Jim Ife dan Frank Tesoriero, Community
Komunikasi: Disertai Contoh Praktis Riset Media, Development: Alternatif Pengembangan Masyarakat
Public Relation, Advertising, Komunikasi Organisasi, Di Era Globalisasi, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,
Komunikasi Pemasaran, (Jakarta: Kencana, 2010), 57. 2016), 130.

Volume 02 - No. 01 Juli 2020 33


Wahanani Mawasti
Fasha Umh Rizky

untuk meningkatkan kapasitas masyarakat Keempat, pemantauan dan evaluasi.


agar dapat meningkatkan Berbagai tantangan mungkin muncul
kesejahteraannya, baik secara ekonomi, dalam pelaksanaan bank sampah. Oleh
sosial, maupun lingkungan yang sehat. karena itu perlu untuk senantiasa
Pendirian dan pengembangan bank dilakukan proses pemantauan dan evaluasi
sampah memiliki beberapa proses yang untuk memecahkan masalah masyarakat
harus dilalui antara lain:31 pertama, lebih cepat. Evaluasi dilakukan agar proses
sosialisasi awal yaitu memberikan pelaksanaan bank sampah menjadi lebih
pengetahuan dasar dan pengenalan bank baik. Kelima, tahap pengembangan.
sampah kepada masyarakat. Pengenalan Sistem bank sampah memungkinkan
dapat berbagai aspek terkait sistem bank berkembang menjadi berbagai unit lainnya,
sampah. Sosialisasi awal ini harus mampu misalnya: unit sembako, unit simpan
menonjolkan berbagai aspek positif dari pinjam, dan lain sebagainya. Bahkan
kegiatan bank sampah sehingga dimungkinkan menjadi badan hukum
masyarakat mau untuk bergerak bersama seperti koperasi.
melaksanakan sistem bank sampah.

Kedua, pelatihan teknis. Pelatihan teknis Aset Komunitas


ini meliputi pelatihan pengurus maupun Menurut Dureau, kata aset secara sengaja
masyarakat terhadap sistem yang akan digunakan untuk meningkatkan kesadaran
diterapkan oleh bank sampah. Tujuannya komunitas yang sudah ‘kaya dengan aset’
agar calon nasabah dan pengurus atau memiliki kekuatan yang dapat
memahami standarisasi sistem bank digunakan sekarang dan secara lebih baik
sampah, mekanisme kerja, dan lagi.32Menurut John L. McKnight & Cormac
keuntungan bank sampah. Sehingga, Russell, aset lokal adalah sumber daya
masyarakat menjadi siap untuk yang digunakan untuk meningkatkan
melaksanakan pemilahan dan penyetoran kesejahteraan lokal. Aset ini berlimpah
sampah ke bank sampah. Ketiga, (jumlah yang cukup untuk semua orang
pelaksanaan sistem bank sampah. Proses dan ketika dibagikan secara produktif tidak
pelaksanaan bank sampah dilakukan pada habis). Setiap komunitas pasti memiliki
hari-hari tertentu yang telah disepakati. aset dan berguna bagi komunitas yang
Perlu adanya pengurus yang siap dalam ingin menyelesaikan masalah untuk
keperluan administrasi, melaksanakan meningkatkan kesejahteraan komunitas.33
penimbangan dan pemilahan lagi apabila
ada sampah-sampah yang belum terpilah. Menurut Isbandi ada beberapa jenis aset
Idealnya, nasabah datang ke bank sampah komunitas antara lain: aset manusia, aset
dengan membawa sampah yang sudah fisik, aset finansial, aset teknologi, aset
dipilah, kemudian mendapatkan uang yang lingkungan, aset sosial, dan aset spiritual.34
disimpan dalam bentuk tabungan sesuai
dengan nilai sampah yang disetor. 32Dureau, Pembaru dan Kekuatan Lokal, 145.
33 John McKnight & Cormac Russel, The Four
Essential Elements of an Asset-Based Community
Development Process, (Asset-Based Community
31Unilever Indonesia, Buku Panduan Sistem Bank Development Institute, 2018), 3.
Sampah & 10 Kisah Sukses, 8-9. 34Adi, Intervensi Komunitas, 239.

34 INTELEKSIA – Jurnal Pengembangan Ilmu Dakwah


Peranan Aset Komunitas Dalam Pengembangan Masyarakat Islam
Pada Bank sampah Songolikoer

Penjelasan terkait masing-masing aset


komunitas berdasarkan konsep yang
dikemukakan oleh Isbandi Rukminto Adi35,
Christopher Dureau36 dan Aprilia Theresia37
ditunjukkan pada bagan berikut ini:

Bagan 1 - Ragam Jenis Aset Komunitas

Peranan Aset Komunitas Dalam Oleh karena itu, dalam pendekatan


pengembangan masyarakat lokal, aset
Pengembangan Masyarakat Islam
komunitas berperan penting untuk
Melalui Bank Sampah menjamin keberlangsungan kegiatan
Aset komunitas memiliki peranan penting pengembangan masyarakat.
dalam kegiatan pengembangan
masyarakat. Hal itu dikarenakan dengan Peranan juga bisa diistilahkan dengan
adanya pemahaman dan pengenalan fungsi, yaitu kegunaan suatu hal,38 dalam
terhadap potensi aset komunitas yang hal ini berarti kegunaan aset-aset
dimiliki membuat masyarakat terus bisa komunitas dalam program pengembangan
mandiri, berdaya, dan mengembangkan masyarakat. Misalnya, peran modal
komunitasnya sendiri. Sekalipun sudah spiritual dalam proses pembangunan
tidak ada intervensi pihak luar. sosial, pengembangan masyarakat meliputi
35
beberapa fungsi, antara lain untuk: 1)
Ibid., 239-263.
36 Dureau, Pembaru dan Kekuatan Lokal, 147-148.
37 Aprilia Theresia, Pembangunan Berbasis 38 Kamus Besar Bahasa Indonesia, aplikasi android,
Masyarakat, (Bandung: Alfabeta, 2015), 36. 1.5 keyword: fungsi

Volume 02 - No. 01 Juli 2020 35


Wahanani Mawasti
Fasha Umh Rizky

meningkatkan etos kerja dan memberikan sebagai indikator keberhasilan


daya dorong atau semangat yang positif pengembangan komunitas, sumber daya
dalam melakukan pembangunan; 2) pendukung keberhasilan pelaksanaan
memberikan jiwa dalam upaya pemberian kegiatan pengembangan masyarakat, dan
bantuan; 3) memberikan arah dalam lain sebagainya; 3) aset dana difungsikan
pembangunan; dan 4) menjadi pelindung untuk membiayai berbagai kebutuhan
terhadap penyimpangan.39 pelaksanaan kegiatan pengembangan
masyarakat.
Peranan aset komunitas adalah terkait
dengan kedudukan dan fungsi aset Peranan aset komunitas dapat ditemukan
komunitas tersebut dalam implementasi dalam pelaksanaan tahapan
kegiatan pembangunan/pengembangan pengembangan masyarakat dalam bentuk
masyarakat. Misalnya: 1) aset lingkungan bank sampah, mulai dari proses sosialisasi
dapat difungsikan sebagai produk daya awal, transformasi kemampuan atau
tarik pada pengembangan masyarakat pelatihan teknis, proses pelaksanaan
melalui desa wisata, memiliki nilai tinggi kegiatan bank sampah, hingga proses
dalam upaya menjaga kelangsungan evaluasi hasil perubahan, pengembangan
(kelestarian) alam, dan menunjang program-program bank sampah
kenyamanan hidup masyarakat dalam selanjutnya hingga dapat meningkatkan
melakukan kegiatan pengembangan kesejahteraan masyarakat.
masyarakat; 2) aset fisik dapat difungsikan

Bagan 2 - Kerangka Berpikir Peranan Aset Komunitas Dalam Pengembangan Bank Sampah

39 Adi, Intervensi Komunitas, 264.

36 INTELEKSIA – Jurnal Pengembangan Ilmu Dakwah


Peranan Aset Komunitas Dalam Pengembangan Masyarakat Islam
Pada Bank sampah Songolikoer

Bank Sampah Songolikoer dana CSR dalam rangka pengembangan


Bank Sampah Songolikoer digagas olah program-program bank sampah ke
Kader Lingkungan Wonokusumo Kidul pada depannya.
tahun 2018, serta mulai resmi berdiri dan
beroperasi pada bulan Januari tahun 2019. Bank Sampah Songolikoer merupakan bank
Pada tahap awal sebelum beroperasi, para sampah yang didirikan di RW 06 pada
penggagas bank sampah yang terdiri dari wilayah Wonokusumo Kidul. Masyarakat
Ketua RW (Bapak Agus), Pembina Remaja RW 06 Wonokusumo Kidul terdiri dari
Masjid (Bapak Tri Djoyo), Ketua Kader empat RT, dengan karakteristik sosial
Lingkungan (Rudianto) didampingi oleh ekonomi masyarakat yang berbeda.
beberapa dosen dari perguruan tinggi Islam Masyarakat RT 2 dan RT 3, kebanyakan
di Surabaya, melakukan proses Assesment merupakan pekerja di sektor informal yang
potensi aset komunitas di wilayah terdiri dari tukang becak, buruh pasar,
Wonokusumo Kidul serta merancang pegawai toko, pekerja di percetakan kitab,
program Bank Sampah. Proses selanjutnya tukang sampah, dan penggali kubur.
adalah pelatihan kemampuan SDM serta Sedangkan, RT 01 dan RT 04, kebanyakan
sosialisasi awal kepada masyarakat calon mereka adalah masyarakat menengah atas
nasabah Bank Sampah. Setelah adanya yang berprofesi di sektor formal sebagai
pengurus yang terampil, infrastruktur dan pengusaha, PNS, Polisi dan TNI.40
kesadaran nasabah, barulah kegiatan bank
sampah dilaksanakan secara rutin tiap hari Dalam fase awal pendirian Bank Sampah
Rabu dan Jumat malam, di depan balai RW (2019), masyarakat yang aktif
06 kampung Wonokusumo Kidul. Bank menggerakkan dan menjadi nasabah bank
sampah ini dinamai dengan Bank Sampah sampah kebanyakan berasal dari RT 02 dan
Songolikoer, mengingat sebagian besar RW 03, yang mayoritasnya menengah ke
warga yang menjadi nasabahnya saat itu bawah. Sedangkan, untuk RT 01 dan RT 04,
tinggal di rumah yang nomornya 29. tidak terlalu banyak masyarakat yang aktif
mengikuti Bank Sampah. Masyarakat di RT
Pada awal pendirian, bank sampah ini masih 01 dan RT 04 kebanyakan membantu pada
berfokus pada menjalankan sistem bank aspek dana dan program sedekah sampah
sampah sebagaimana umumnya yaitu untuk pengembangan Bank Sampah.
mengumpulkan, memilah dan menimbang
sampah. Setelah satu tahun berdiri,
tepatnya bulan Januari 2020. Bank sampah Aset Komunitas Dalam
mulai memiliki beberapa program Pengembangan Bank Sampah
pengembangan seperti simpan pinjam
Songolikoer
bayar sampah dan membuat serta menjual
Proses pemetaan aset komunitas dilakukan
berbagai hasil kerajinan tangan nasabah
secara kontinu, mulai dari tahap perumusan
Bank Sampah Songolikoer. Selain itu, saat
awal program Bank Sampah, hingga tahap
ini Bank Sampah Songolikoer mulai
pengembangan program Bank Sampah. Dari
merancang upaya kerja sama dengan
perusahaan untuk mendapatkan bantuan 40 Agus Winarto, wawancara, tanggal 27 Januari 2020.

Volume 02 - No. 01 Juli 2020 37


Wahanani Mawasti
Fasha Umh Rizky

proses pemetaan tersebut diperoleh mana sindiran tersebut menjadi viral di


beberapa jenis aset komunitas yang media sosial.43
terdapat pada Bank Sampah Songolikoer,
antara lain: Generasi muda merupakan aset penting
dalam pendirian dan pengembangan Bank
a) Aset Manusia Sampah Songolikoer, karena generasi muda
Pertama, adanya ibu-ibu kader posyandu memiliki potensi niat yang kuat, ketika hati
dan kelompok remaja masjid yang secara mereka tersentuh mereka akan melakukan
aktif bergabung dalam kegiatan kader perubahan dengan ikhlas. Selain itu, remaja
lingkungan Wonokusumo Kidul. Sejak Wonokusumo Kidul memiliki tenaga yang
berdiri pada awal tahun 2018, anggota energik untuk melaksanakan berbagai
kader lingkungan memiliki kegiatan kegiatan pemilahan dan penimbangan
membersihkan kampung setiap minggu. sampah. Sedangkan ibu-ibu kader posyandu
Anggota kader lingkungan berjumlah 20 memiliki pengalaman berorganisasi yang
orang, sebagian besarnya adalah remaja, baik dalam kegiatan PKK dan posyandu,
namun ada pula ibu-ibu yang selama ini serta kemampuan administrasi,
memang aktif sebagai kader posyandu. pengelolaan keuangan yang baik, sehingga
Anggota kader lingkungan secara rutin dapat dioptimalkan dalam membangun
menyapu, membersihkan sampah, sistem bank sampah yang profesional dan
menyiram pot-pot di seluruh bagian transparant.44
kampung Wonokusumo Kidul 29 setiap hari
minggu pagi. Namun, sayangnya sebelum Kedua, potensi kemampuan memilah dan
adanya Bank Sampah, hanya anggota kader menimbang sampah. Beberapa anggota
lingkungan saja yang aktif membersihkan kader lingkungan memiliki keterampilan
kampung, sehingga kebersihan kampung tersebut, karena beberapa dari mereka ada
hanya berjalan sebentar saja karena tidak yang berpengalaman bekerja sebagai
diikuti oleh partisipasi masyarakat secara pengepul sampah/rombeng dan pernah
luas.41 mengikuti pelatihan di Bank Sampah Induk.
Selain itu, pada awal pendirian, bila ada
Anggota kader lingkungan ini sudah kebingungan dalam klasifikasi jenis sampah
memiliki ikatan yang kuat dan semangat dan nilainya, masih dimungkinkan untuk
untuk memajukan kampung. Semangat bertanya kepada Bank Sampah Induk
“berubah lebih baik”, menjadi jargon yang Surabaya sebagai mitra kerja sama.
selalu didengungkan oleh anggota kader
lingkungan.42 Kepedulian anggota kader Ketiga, sumber daya manusia yang memiliki
lingkungan pada sampah juga didorong kemampuan teknis seperti: pencatatan,
adanya pengalaman melihat masyarakat perhitungan keuangan, dan kemampuan
Wonokusumo Kidul yang mendapat sindiran menjahit. Kegiatan bank sampah, erat
dari Wali Kota Surabaya karena persoalan kaitannya dengan bentuk administrasi dan
kepedulian lingkungan yang rendah, yang keuangan dari hasil perolehan sampah,
sehingga dengan adanya kemampuan
41Ibid., tanggal 17 April 2018.
42 Tri Djoyo Budiono, wawancara, tanggal 13 April 43 Agus Winarto, wawancara, tanggal 17 April 2018
2018. 44 Ibid.

38 INTELEKSIA – Jurnal Pengembangan Ilmu Dakwah


Peranan Aset Komunitas Dalam Pengembangan Masyarakat Islam
Pada Bank sampah Songolikoer

tersebut sangat membantu kelancaran Keempat, aset berupa para pemimpin atau
program bank sampah. Beberapa SDM yang leader kelompok yang memiliki kepedulian
bergerak di bank sampah ada yang lulusan terhadap perbaikan lingkungan. Saat awal
SMK di bidang akutansi (Nessa dan Bu berdirinya Bank Sampah, ada Ketua PKK
Romlah), sehingga dapat dioptimalkan sekaligus Ketua Kader Lingkungan yang juga
dalam bidang administrasi pembukuan atau memiliki motivasi yang tinggi untuk
pencatatan. Sedangkan, kemampuan mengadakan Bank Sampah. Dalam
menjahit yang dimiliki oleh SDM (Rudi), perkembangannya Ketua Remaja Masjid
selama ini diutamakan untuk menjahit juga aktif dalam kegiatan Bank Sampah.
karung-karung untuk menjadi wadah Leader kelompok masyarakat merupakan
sampah yang lebih besar, agar memiliki aset kepemimpinan untuk menggerakkan
daya tampung sampah yang lebih maksimal. anggota bank sampah lainnya.
Dengan kemampuan tersebut, dapat Kelima, berdasarkan kesibukannya,
mengurangi kebutuhan pembelian karung masyarakat Wonokusumo Kidul dapat
besar untuk wadah sampah yang sudah dibagi menjadi dua kelompok. Pertama,
dipilah. Sehingga, dapat menghemat dana masyarakat yang pekerjaannya di rumah
pembelian karung pada masa-masa awal seperti berjualan makanan, pedagang
pendirian Bank Sampah. kelontong, jualan jajan, ataupun kopi.
Kecenderungan berjualannya pagi – siang
Dalam perkembangan Bank Sampah, sekitar jam 12.00 sehingga setelah itu
ditemukan potensi-potensi keterampilan waktunya luang. Selain itu ada kelompok
teknis lainnya yang dapat digunakan untuk ibu rumah tangga, yang mana pekerjaannya
pengembangan program-program Bank adalah merawat anak/keluarga. Ibu rumah
Sampah. Terdapat beberapa masyarakat tangga di wilayah ini masih memungkinkan
yang memiliki kemampuan untuk membuat bertetangga, mengikuti kegiatan kampung,
kerajinan tangan dari sampah yang memiliki bahkan sore dan malam masih memiliki
prospek untuk dijual, hal tersebut waktu longgar. Ada juga, karyawan pabrik
ditemukan saat diadakan lomba kerajinan kitab, karyawan toko di Pasar Kapasan dan
dari sampah yang diikuti oleh berbagai lain sebagainya, pada malam hari waktunya
masyarakat Wonokusumo Kidul. Selain itu, kosong. Selain itu, ada remaja yang
juga terdapat anggota masyarakat yang memang banyak memiliki waktu luang
memiliki kemampuan dan pengalaman sehingga lebih banyak menghabiskan
dalam hal membuat rancangan proposal waktunya di warung kopi. Sebelum ada
kegiatan atau bantuan pemerintah serta kegiatan bank sampah, waktu kosong
mampu merincikan kebutuhan anggaran tersebut biasanya dimanfaatkan untuk
program. Kemampuan tersebut, mengobrol dengan tetangga ataupun
dimanfaatkan untuk pembuatan proposal mengopi di warung kopi. Namun, setelah
permohonan kerja sama Bank Sampah adanya Bank Sampah, masyarakat bisa
Songolikoer dengan perusahaan atau produktif tetapi juga tetap dapat
melalui program Corporate Social berinteraksi dengan masyarakat yang
Responsibility (CSR). selainnya.

Volume 02 - No. 01 Juli 2020 39


Wahanani Mawasti
Fasha Umh Rizky

Sedangkan kelompok kedua adalah sampah ini terus berkembang pada


masyarakat menengah atas, mayoritas di pengumpulan selanjutnya hingga tiga kali
luar RT 02 yang lebih sibuk, mengingat lebih banyak dari jumlah tersebut. Serta,
banyak di antara mereka yang merupakan jumlah sampah di TPS juga masih sangat
pebisnis, memiliki jabatan di pemerintah banyak, menunjukkan bahwa belum
kota dan perusahaan lain.45 Kelompok yang sepenuhnya dikumpulkan melalui Bank
pertama tidak mengalami kesulitan baik Sampah. Sebagai bank sampah baru, jumlah
secara ketersediaan waktu. Sedangkan, tersebut merupakan jumlah yang besar,
kelompok kedua kurang memungkinkan mengingat target dari Bank Sampah Induk
terlibat secara intensif dalam kegiatan Bank untuk sebuah bank sampah baru agar dapat
Sampah, karena cenderung tidak memiliki berkerja sama dengan Bank Sampah Induk
waktu panjang di rumah. Namun, hanya 100 kg, tiap kali pengumpulan. Jika
sebenarnya kelompok kedua tersebut awalnya sampah tersebut hanya mampu
merupakan aset potensial untuk diangkut ke Bank Sampah Induk dengan
mendorong kreativitas atau inovasi motor Tossa, saat ini sudah menggunakan
program-program pengembangan bank kendaraan pikap dengan ukuran yang makin
sampah ke depannya. besar.

b) Aset Fisik Jumlah sampah melimpah ditunjang oleh


Pertama, melimpahnya jumlah sampah di lokasi kampung Wonokusumo Kidul yang
wilayah tersebut. Di wilayah tersebut berdekatan dengan pasar. Selain itu,
terdapat TPS (Tempat Pembuangan Sampah masyarakat ada yang mata pencahariannya
Sementara), yang tidak hanya berasal dari berjualan gorengan (hingga menghasilkan
sampah masyarakat Wonokusumo Kidul. cukup banyak jelantah), membuka warung
Tak jarang, masyarakat sekitar lainnya kopi (yang memiliki banyak sampah
memberikan barang-barang yang sudah kemasan dan kaleng rokok) serta terdapat
tidak dipakai kepada masyarakat bisnis percetakan kitab (yang sering kali
Wonokusumo Kidul, karena dipandang banyak sampah-sampah kertas seperti
memiliki kekurangan secara ekonomi. dupleks atau kitab yang rusak). Sampah
Sampah yang selama ini seringkali yang ada di wilayah Wonokusumo Kidul dari
dipandang sebagai masalah, di wilayah ini berbagai jenis, baik sampah botol dan gelas
menjadi aset berharga, terlebih dengan plastik, kemasan, kertas, jelantah, karak,
jumlahnya yang berlimpah serta dapat dan lain sebagainya.
diperoleh secara gratis.
Sebelum ada Bank sampah, belum banyak
Jumlah sampah yang melimpah dibuktikan masyarakat yang peduli dengan adanya
dalam pelaksanaan penimbangan pertama sampah. Hanya sedikit masyarakat yang
(pada awal kegiatan bank sampah diuji mengumpulkan sampah, itupun sampah-
coba), masyarakat dapat mengumpulkan sampah yang memiliki nilai ekonomi jika
sampah hingga lebih dari 100 kg, yang jika dijual ke pengepul sampah, seperti: kardus,
dikonversi setara Rp 214.065,00. Jumlah gelas/botol plastik serta besi. Namun, untuk
sampah yang berbentuk kemasan, jelantah,
45Tri Djoyo Budiono, wawancara, tanggal 17 Juni dupleks, karak (nasi kering) dan beberapa
2020.

40 INTELEKSIA – Jurnal Pengembangan Ilmu Dakwah


Peranan Aset Komunitas Dalam Pengembangan Masyarakat Islam
Pada Bank sampah Songolikoer

jenis lain tidak dikumpulkan oleh Selain itu, ada salah satu rumah kosong
masyarakat, sebab tidak dapat dijual ke cukup luas milik pemerintah di wilayah
pengepul sampah di sekitar. Menurut salah tersebut yang tidak terpakai. Namun,
satu penggagas Bank Sampah Songolikoer karena sangat gelap, dekat dengan makam
menyampaikan bahwa: “Potensi sampah serta TPS maka masyarakat enggan untuk
banyak, mengingat jumlah kepala keluarga menggunakannya. Terutama karena tempat
yang ada di situ cukup banyak dan sering tersebut dianggap menakutkan (angker).
ada hajatan warga. Potensinya cukup Kegiatan bank sampah dilaksanakan malam
besar, di RT 2 saja ada lebih dari 75-an KK, hari yang sebagian besar ibu-ibu, membuat
kalau mereka setiap hari memasak atau masyarakat tidak mau menggunakan
melakukan kegiatan sehari-hari, tentunya tempat tersebut. Namun, ada gambaran ke
ada sampah organik dan anorganiknya, depannya bila dapat mengubah mindset
apalagi kalau ada hajatan, tentu lebih masyarakat, pengurusan izin dan ada dana
banyak lagi.”46 renovasi tempat tersebut. Maka, tempat
tersebut berpotensi dimanfaatkan
Kedua, aset berupa tempat-tempat yang mengingat bangunannya yang cukup luas
dapat digunakan untuk aktivitas dan gratis.
meningkatkan ekonomi masyarakat, misal:
Balai RW. Balai RW selama ini hanya c) Aset Finansial
dimanfaatkan untuk kegiatan lansia. Pertama, dana untuk pendirian Bank
Namun, sebenarnya potensial dimanfaatkan Sampah Songolikoer diperoleh dari
karena kondisi balai RW yang luas. Balai “jimpitan”47 yang dikumpulkan sukarela dari
RW memiliki 1 ruang besar, 2 ruang kamar, anggota kader lingkungan setiap
serta halaman depan balai RW yang luas. minggunya. Yang mana dari uang jimpitan
Kamar-kamar tersebut memungkinkan tersebut digunakan untuk pelaksanaan
menjadi tempat penyimpanan sampah yang kegiatan yang terkait lingkungan, salah
sudah dipilah. Balai RW ini digunakan untuk satunya adalah modal untuk pendirian bank
kegiatan bank sampah pada awal pendirian sampah.
sampai dengan 1 tahun. Namun, setelah
ada pergantian kepengurusan RT dan RW, Kedua, dana keuntungan kegiatan bank
kegiatan bank sampah dipindahkan ke sampah. Keuntungan itu diperoleh dari
lahan kosong salah satu warga, agar tidak usaha pemilahan sampah yang dilakukan
menggangu pelaksanaan kegiatan lain yang pengurus bank sampah. Mengingat
diselenggarakan oleh pengurus RW baru. terkadang masyarakat menyetorkan
Lahan kosong milik warga ini kemudian sampah belum dipilah, jika belum dipilah
dimanfaatkan, sebagai gantinya bank maka harganya lebih murah. Sehingga,
sampah membayar sewa sejumlah Rp pemilahan tersebut dilaksanakan oleh
150.000,00 serta ditambah dengan pengurus dan bank sampah memperoleh
membantu membersihkan kamar mandi keuntungan dari hal itu. Selain itu
umum dari pemilik lahan ini. keuntungan juga berasal dari potongan 10%

47 Jimpitan : iuran sukarela dari anggota kader


46Tri Djoyo Budiono, wawancara, tanggal 13 April lingkungan yang diambil setiap pelaksanaan kegiatan
2018. kader lingkungan.

Volume 02 - No. 01 Juli 2020 41


Wahanani Mawasti
Fasha Umh Rizky

yang dibebankan ke masing-masing yang disampaikan oleh penggagas remaja


nasabah sebagai biaya administrasi atas masjid dan Bank Sampah Songolikoer.
layanan yang diberikan oleh bank sampah.
Kegiatan posyandu dan PKK yang selalu
Ketiga, berasal dari sedekah sampah yang terselenggara tiap minggu, digerakkan oleh
diberikan oleh masyarakat sekitar yang ibu-ibu kader posyandu. Subjek penggerak
tergolong mampu dan potensi jaringan yang berpengaruh terhadap berjalannya
teman-teman anggota remaja masjid yang kegiatan-kegiatan sosial di masyarakat
memiliki kemampuan memberikan bantuan Wonokusumo Kidul antara lain: Ketua
dana maupun sedekah sampah. Di wilayah Takmir, Ketua RW, Ketua Pengajian Ibu-ibu,
RT 01 dan 04, RW 06 Wonokusumo Kidul Ketua Remaja Masjid Ar-Rahman,
terdapat sebagian masyarakat yang tinggal Penggagas Remaja Masjid Ar-Rahman, dan
di wilayah perumahan dan tergolong pengurus kader posyandu. Kegiatan yang
mampu. Mereka ini banyak yang berprofesi aktif di masyarakat ini kecenderungan
sebagai pengusaha, polisi maupun TNI. diikuti oleh para remaja dan ibu-ibu. Oleh
Beberapa masyarakat sekitar memiliki karenanya, pendirian dan pengembangan
kesadaran terhadap mengumpulkan Bank Sampah Songolikoer lebih banyak
sampah, namun karena secara ekonomi melibatkan masyarakat dari kalangan
tergolong mampu maka mereka tidak remaja dan ibu-ibu, baik sebagai pengurus
membutuhkan tambahan pemasukan dari maupun nasabahnya.48
sampah. Sampah tersebut berpotensi
didonasikan untuk pemasukan operasional Kedua, masyarakat sebagian besar
bank sampah. Bank Sampah Songolikoer berangkat dari masyarakat yang
juga membuat program sedekah sampah kekurangan secara ekonomi, tetapi juga
yang disosialisasikan baik lewat media sosial memiliki semangat kerja keras untuk
maupun secara langsung ke masyarakat. menutupi kebutuhan ekonomi keluarga.
Ibu-ibu ikut membantu para suami
d) Aset Sosial berjualan di pasar, menjadi pengepul
Pertama, hidupnya berbagai kegiatan sosial sampah atau bekerja di percetakan.
keagamaan. Misal: pengajian sambang Sedangkan para remaja dalam menjalankan
dulur, yasin dan tahlil, kegiatan peringatan kegiatan remaja masjid dan kader
hari besar Islam, PKK, posyandu dan lansia. lingkungan sangat bersungguh-sungguh
Kegiatan-kegiatan ini dilaksanakan secara serta cekatan dalam hal teknis.
rutin tiap minggu atau bulan.
Ketiga, sebagai masyarakat menengah ke
Kegiatan sambang dulur, yang diadakan bawah. Masyarakat secara potensi tidak
setiap hari jumat, dari rumah ke rumah malu jika harus mengumpulkan dan
anggota remaja masjid. Kegiatan sambang memilah sampah. Masyarakat juga secara
dulur bertujuan untuk mengikatkan karakter tidak mudah jijik dengan kegiatan
silaturahmi, meningkatkan nilai-nilai yang terkait dengan mengumpulkan
keislaman dan semangat mengubah sampah. Keempat, dengan kondisi
kampung menjadi lebih baik. Dalam
48Agus Winarto, wawancarai, tanggal 18 Desember
kegiatan ini biasanya diisi dengan tausiah
2018.

42 INTELEKSIA – Jurnal Pengembangan Ilmu Dakwah


Peranan Aset Komunitas Dalam Pengembangan Masyarakat Islam
Pada Bank sampah Songolikoer

masyarakat yang sebagian besar tergolong


menengah ke bawah maka pemasukan Keenam, budaya guyub dan gotong royong
ekonomi adalah hal yang dipandang sangat yang ada di masyarakat.52 Masyarakat
penting dan menjadi kebutuhan dasar memiliki interaksi sosial yang sangat guyub
untuk dipenuhi. Hal itu ditunjukkan dari karena jarak antar rumah sangat
budaya masyarakat ketika menjelang bulan berdekatan, jalan gang kampung yang
Ramadan dan pada saat hari raya Idulfitri, sempit, serta memiliki berbagai aktivitas
banyak masyarakat yang berlomba-lomba sosial bersama (seperti: pengajian, PHBI,
mencari rezeki dengan cara menjual bunga dan lain-lain). Tak jarang masyarakat saling
untuk tradisi nyekar di makam, bercengkerama, ngobrol di depan rumah
membersihkan makam yang ada di wilayah antar tetangga. Dengan kultur ini, arus
tersebut maupun bersegera berkunjung ke informasi antar masyarakat menyebar
rumah masyarakat yang lain untuk sangat cepat, dari mulut ke mulut.
mendapatkan uang lebaran.49
Sedangkan, budaya gotong royong tecermin
Masyarakat akan bergerak jika sebuah dari berbagai kegiatan kampung seperti
kegiatan benar-benar dapat memberikan pengajian, perayaan PHBI maupun ketika
manfaat ekonomi. Meskipun di awal ada yang kesusahan, misalnya: kematian.
menjalankan kegiatan bank sampah, Berbagai elemen masyarakat, dari beragam
mungkin merasa ribet, namun dengan kelas ekonomi, aktif berkontribusi dalam
prospektus ekonomi yang tinggi maka kegiatan bersama maupun menolong
masyarakat dengan senang hati sesama. Kontribusi tersebut dapat dalam
50
menjalankan kegiatan bank sampah. Hal bentuk tenaga, dana, kemampuan dan
ini terbukti dengan terus bertambahnya makanan. Nilai gotong royong ini yang juga
nasabah Bank Sampah Songolikoer, dari dimanfaatkan untuk mengembangkan bank
yang awalnya hanya 16 orang berkembang sampah. Setiap ada perayaan ulang tahun
hingga 61 orang. Selain itu, jumlah sampah atau sosialisasi bank sampah, berbagai
yang terkumpul juga makin meningkat. elemen masyarakat dilibatkan. Masyarakat
Masyarakat makin berlomba-lomba menengah atas, tak segan-segan untuk
mendapatkan pemasukan dari bank menghadiri kegiatan yang dilaksanakan dan
sampah. membantu menyumbangkan dana untuk
pelaksanaan kegiatan. Sedangkan,
Kelima, nilai-nilai yang dimiliki kelompok masyarakat menengah bawah bergotong
orang tua untuk memperbaiki kampung, royong memberikan tenaga atau
karena kekhawatiran kalau anak-anak membawakan makanan.
mereka terjebak narkoba. Mereka
menyampaikan: “kami ini miskin, kalau Masyarakat Wonokusumo Kidul berasal dari
anak kami terjerumus narkoba maka berbagai etnis, meliputi: Arab, Madura dan
bagaimana lagi jadinya hidup kami.” 51 Jawa. Sekalipun dari berbagai etnis, namun
ikatan sosial masyarakat cukup baik,
49
khususnya dalam hal melaksanakan
Tri Djoyo Budiono, wawancara, tanggal 27 April
2020.
50 Ibid., tanggal 10 Desember 2018. 52Agus Winarto, wawancara, tanggal 18 Desember
51 Ibid., tanggal 13 April 2018. 2018.

Volume 02 - No. 01 Juli 2020 43


Wahanani Mawasti
Fasha Umh Rizky

kegiatan-kegiatan keagamaan dan tenaga, kepemimpinan, pikiran bahkan


kemasyarakatan di wilayah tersebut. dana.53
Jumlah masyarakat yang berasal dari
Madura cukup dominan. Sehingga, banyak Institusi lain yang mendukung saat awal
dijumpai kebudayaan, makanan khas pendirian bank sampah adalah ketua RT 02.
Madura dan dialek/bahasa Madura yang Ketua RT 02 memberikan dukungan
digunakan dalam keseharian. terhadap kegiatan pendirian Bank Sampah
Wonokusumo Kidul, yang mana saat itu
e) Aset Institusi kegiatan terselenggara di balai RW 06 yang
Adanya dukungan aset institusi lokal pada berada di wilayah teritorial RT 02.54
konteks masyarakat perkotaan menengah
ke bawah cukup berperan penting dalam Selain itu, juga ada dukungan dari birokrasi
kelancaran pengembangan masyarakat. kelurahan. Hal itu dikarenakan bapak Agus
Saat awal pendirian Bank Sampah sering menyampaikan informasi di grup
Songolikoer dapat berjalan dengan lancar kelurahan sehingga mendapatkan
dan tidak mendapatkan tanggapan buruk tanggapan yang positif dari pengurus
dari masyarakat, mengingat saat itu salah kelurahan. Pada saat kegiatan ulang tahun
satu penggagas bank sampah, yaitu Bapak bank sampah yang pertama, ada perwakilan
Agus merupakan ketua RW 06 kelurahan yang hadir serta memberikan
Wonokusumo Kidul Surabaya. Masyarakat sambutan positif terhadap kegiatan Bank
merasa segan dengan beliau, sehingga Sampah Songolikoer. Hal ini juga makin
cenderung mendukung program bank memotivasi nasabah dan pengurus untuk
sampah. terus mengembangkan Bank Sampah
Songolikoer.55
Selain itu, Ketua RW 06 memiliki kedekatan
dengan anggota kader lingkungan. f) Aset Spiritual
Kedekatan tersebut ditunjukkan dari Salah satu kegiatan yang paling aktif di
langkah-langkah yang dilakukan ketika kampung ini adalah kegiatan remaja masjid.
anggota kader lingkungan bangun Pengurus bank sampah sebagian besar
kesiangan pada hari minggu sehingga telat berasal dari remaja masjid. Yang mana
untuk melakukan action bersih-bersih dalam kegiatan Remaja Masjid, para remaja
lingkungan. Saat itu, Ketua RW langsung ditanamkan nilai-nilai tentang semangat
mendatangi rumah masing-masing anggota berubah lebih baik, bermanfaat bagi
dan membangunkan mereka, seizin orang lingkungan, kecintaan pada nilai-nilai
tuanya. Ketua RW senantiasa memberikan akhirat dan istikamah. Para anggota remaja
contoh semangatnya dalam membersihkan masjid senantiasa ditanamkan nilai-nilai:
lingkungan. Tiap ada pelaksana kegiatan “kita ini orang miskin, untuk sedekah
membersihkan kampung, ketua RW tidak amatlah susah, apalagi yang bisa diberikan
pernah terlewatkan ikut turun tangan juga
membantu. Ketua RW berperan dalam
kegiatan kader lingkungan baik secara
53 Agus Winarto, wawancara, tanggal 17 April 2018.
54 Ibid.
55 Ibid., tanggal 27 Januari 2020.

44 INTELEKSIA – Jurnal Pengembangan Ilmu Dakwah


Peranan Aset Komunitas Dalam Pengembangan Masyarakat Islam
Pada Bank sampah Songolikoer

jika bukan tenaga yang bisa menjadi amal antara harga di pengepul dan pada Bank
sholeh.”56 Sampah Induk, khusus untuk membayar
beberapa masyarakat yang sebelumnya
Selain itu, para pengurus bank sampah sudah berprofesi sebagai pengumpul
selalu mendapatkan motivasi dari salah satu sampah.57 Pengurus terus berupaya untuk
penggagas kader lingkungan sekaligus memikirkan inovasi agar tidak sampai
pembina remaja masjid Ar-Rahman, bahwa: mengalami kerugian dengan
Bank sampah ini kegiatan sosial, kalau mengoptimalkan sedekah sampah dan
untuk mendapatkan untung mungkin akan meningkatkan ketelitian pemilahan sampah
susah. Namun, kita harus ingat bahwa yang agar nilai keuntungannya makin besar.
menggerakkan kita adalah “lillāhi ta’āla.” Nilai ketiga yang dimiliki pengurus Bank
Nilai “lillāhi ta’āla” ini sangat tecermin Sampah Songolikoer adalah nilai-nilai
dalam aktivitas para pengurus Bank Sampah istikamah. Nilai-nilai istikamah ini tertanam
Songolikoer, meski mereka tidak pasti sehingga membuat pengurus memiliki
mendapatkan bayaran namun secara rutin kesadaran bahwa upaya memperbaiki
dua kali seminggu mereka melaksanakan kampung dan mendirikan bank sampah,
pengumpulan sampah pada hari rabu dan bukanlah hal yang mudah, di dalamnya
jumat. akan banyak hambatan yang membuat
enggan berjalan secara rutin dan terus
Mengingat orientasinya bukan keuntungan menerus. Oleh karena itu, perlu untuk
tapi manfaat sosial dan pahala dari Allah senantiasa sadar bahwa “Harus istikamah
maka ketika mereka mendirikan bank dalam menjalankan kegiatan ini. Apapun
sampah sebisa mungkin mereka tidak yang terjadi harus ada yang memulai dan
merugikan masyarakat sekitar yang terus istikamah meski harus seorang diri.”58
sebelumnya telah mengumpulkan sampah.
Misalnya: 1) Untuk masyarakat yang Masyarakat Wonokusumo Kidul sangat
sebelum adanya bank sampah juga menjunjung nilai-nilai keislaman. Banyak
mengumpulkan sampah (mengumpulkan kegiatan keagamaan yang hidup di
sampah pada saat ada hajatan kampung), masyarakat mulai dari perayaan PHBI,
maka pengurus bank sampah justru pengajian yasin tahlil, ketika menjelang
membantu masyarakat tersebut untuk Ramadan masyarakat memiliki kebiasaan
mengumpulkannya, memberikan kepada Nyadran (pergi ke makam) dan Megengan,
yang biasa mengumpulkan sampah dan ketika Ramadan masyarakat juga aktif
tidak berkompetisi untuk mendapatkan melaksanakan teraweh dan tadarus. Tokoh
sampah tersebut. 2) Harga yang dibuat agama di masyarakat, pengurus takmir,
untuk masyarakat yang dari awal sudah masyarakat yang gemar ke masjid juga
berprofesi mengumpulkan sampah adalah sangat disegani oleh masyarakat.59 Selain
harga tertinggi, sesuai dengan biasanya itu, terdapat pula semangat atau
mereka menjual pada pengepul. Para primordialisme untuk menjadikan kampung
pengurus bank sampah bahkan harus
menanggung kerugian dari selisih harga 57 Tri Djoyo Budiono, wawancara, tanggal 13 April
2018.
56Tri Djoyo Budiono, wawancara, tanggal 13 April 58 Ibid.

2018. 59 Ibid., tanggal 13 April 2018 dan 27 April 2020.

Volume 02 - No. 01 Juli 2020 45


Wahanani Mawasti
Fasha Umh Rizky

Wonokusumo Kidul menjadi kampung yang terus proses dikembangkan dan


lebih baik. Nilai-nilai bahwa kampung ditingkatkan kualitasnya. Penggunaan
Wonokusumo Kidul bisa berubah lebih baik, media sosial sejauh ini untuk
menjadi salah satu nilai yang kuat tertanam menyosialisasikan kegiatan bank sampah,
pada anggota remaja masjid yang aktif menghimpun sedekah Sampah, maupun
mengikuti kegiatan kader lingkungan donasi untuk program-program
maupun bank sampah. “Berubah lebih baik” pengembangan bank sampah. Selain itu,
menjadi moto dan semangat remaja-remaja gadget juga digunakan untuk
di Wonokusumo Kidul untuk terus mempermudah koordinasi pengurus Bank
berproses mengubah kampung. Sampah Songolikoer.

Harapan mereka, jika dulu kampung h) Aset Lingkungan


Wonokusumo Kidul, diberi label oleh Wilayah Wonokusumo Kidul tidak memiliki
masyarakat sebagai Kampung Maling maka aset lingkungan yang menonjol. Wilayahnya
ke depannya kampung ini harus selalu yang berada di Surabaya Utara, cenderung
berubah ke arah yang lebih baik. Menurut panas dan gersang, sekalipun terdapat
penuturan Ketua Kader Lingkungan, para beberapa pohon yang tumbuh, namun
anggota kader lingkungan memiliki jumlahnya tidak banyak. Belum dijumpai
semangat kuat menjadikan kampung panorama lingkungan ataupun suasana
Wonokusumo Kidul menjadi kampung lingkungan yang sehat, baik yang alami
wisata, seperti kampung-kampung wisata maupun buatan di wilayah Wonokusumo
lain yang indah, bersih, dan warganya Kidul. Kondisi lingkungannya justru memiliki
tertib.60 banyak permasalahan terkait dengan
sampah, kepadatan penduduk yang tinggi
g) Aset Teknologi maupun ketertiban masyarakatnya untuk
Sebagai wilayah perkampungan yang menjaga lingkungan. Wilayah di kampung
berada di perkotaan, masyarakat ini dekat dengan makam umum yang sangat
Wonokusumo Kidul memiliki aset teknologi luas dan ramai dikunjungi masyarakat luar
gadget dan internet. Cukup banyak di waktu-waktu tertentu. Selain itu, wilayah
masyarakat yang memiliki gadget. Selain di sekitar makam cukup luas serta
itu, di berbagai warung kopi di sekitar berpotensi dimanfaatkan untuk kegiatan
wilayah ini juga menyediakan fasilitas penghijauan namun selama ini belum
internet/WiFi gratis. Aset teknologi gadget teroptimalkan dengan baik dalam program
ini yang dimanfaatkan oleh pengurus bank pengembangan bank sampah maupun
sampah untuk menyosialisasikan Bank program-program lingkungan lainnya di
Sampah Songolikoer kepada masyarakat wilayah ini.
luas melalui berbagai media sosial, seperti:
YouTube, web, Facebook dan Instagram.
Meskipun, saat ini proses memanfaatkan
media sosial masih tahap awal dan masih

60 Rudianto (ketua kader lingkungan Wonokusumo


Kidul), wawancara oleh Wahanani, tanggal 12 Mei
2018.

46 INTELEKSIA – Jurnal Pengembangan Ilmu Dakwah


Peranan Aset Komunitas Dalam Pengembangan Masyarakat Islam
Pada Bank sampah Songolikoer

Peranan Aset Komunitas Pengalaman beberapa anggota kader


lingkungan yang pernah bekerja menjadi
Dalam Pengembangan Bank
rombeng dapat mempercepat pelatihan
Sampah Songolikoer teknis di bidang pemilahan sampah dan
Peranan aset komunitas dapat dilihat dari pengenalan sistem kerja bank sampah.
bagaimana aset tersebut memiliki guna Selain itu, mentalitas dalam hal memilah
atau manfaat dalam proses pengembangan sampah juga tidak mengalami masalah
masyarakat, mulai dari tahap sosialisasi karena sebagian besarnya merupakan
awal hingga pengembangan bank sampah. masyarakat menengah ke bawah yang tidak
Tahap sosialisasi awal merupakan upaya takut terhadap kotor. Dalam hal pelatihan
membangun kesadaran masyarakat agar teknis kemampuan administrasi dan
mau bergabung pada bank sampah. Aset pencatatan, ada beberapa SDM yang
fisik berupa adanya tempat pembuangan memiliki kemampuan di bidang akuntansi
sampah sementara yang memiliki jumlah sehingga dapat diberdayakan pada tahap
sampah melimpah menjadi salah satu daya ini.
tarik masyarakat untuk menjadi nasabah
bank sampah. Sampah yang selama ini Pada tahap pelaksanaan, berbagai jenis aset
berlimpah dan beberapa jenis sampah memiliki peran untuk kesuksesan
awalnya dipandang tidak memiliki nilai pelaksanaan bank sampah. Pertama, Aset
ekonomi, ternyata memiliki nilai ekonomi Fisik berupa gedung balai RW dimanfaatkan
jika dikumpulkan dan ditabung di bank untuk proses pelaksanaan bank sampah
sampah. Sosialisasi dapat berjalan lancar pada fase awal pendirian bank sampah.
karena adanya kesesuaian antara kegiatan Bagian halaman depan balai RW digunakan
pengembangan masyarakat dengan aset untuk menimbang dan memilah, sedangkan
manusia di wilayah tersebut, yang ruang kamar kosongnya digunakan untuk
kebanyakan adalah masyarakat menengah menyimpan sampah yang sudah dipilah dan
ke bawah, didominasi kalangan remaja dan dibersihkan sebelum diangkut ke Bank
ibu-ibu yang memiliki keinginan Sampah Induk. Penggunaan aset fisik
mendapatkan pemasukan ekonomi. Selain berupa balai RW ini juga tidak dapat
itu, sebagian masyarakat telah memiliki dilepaskan dari adanya dukungan aset
kemampuan dalam memilah sampah, institusi saat itu, yaitu perangkat RT-RW
ketersediaan waktu serta adanya mentalitas yang memberikan izin penggunaan balai
tidak takut terhadap sampah atau kotor. RW sebagai tempat pelaksanaan kegiatan
Aset sosial seperti: ikatan solidaritas dan bank sampah pada fase awal.
budaya guyub mempercepat upaya
sosialisasi kepada seluruh warga. Dukungan Kedua, aset sosial meliputi ikatan solidaritas
aset institusi yaitu RT dan RW yang yang kuat dan hidupnya berbagai kegiatan
mendukung kegiatan bank sampah, dapat kemasyarakatan dapat digunakan untuk
membangkitkan kepercayaan masyarakat media informasi kepada masyarakat dari
untuk menjadi nasabah bank sampah. mulut ke mulut terkait waktu pelaksanaan
maupun sistem bank sampah. Hal ini lebih
Pada tahap pelatihan teknis, aset manusia efisien dibandingkan sosialisasi
berupa anggota kader lingkungan. menggunakan forum maupun media sosial,

Volume 02 - No. 01 Juli 2020 47


Wahanani Mawasti
Fasha Umh Rizky

karena tidak semua masyarakat, khususnya bank sampah. Keenam aset teknologi
nasabah ibu-ibu memiliki gadget. Selain itu, berupa gadget dan internet juga
aset sosial berupa kepercayaan antar dimanfaatkan oleh pengurus untuk
masyarakat menjadi aset penting dalam koordinasi sehingga memperlancar
menjalankan sistem bank sampah yang pelaksanaan bank sampah. Pada tahap
mana pendapatannya berupa tabungan dan pengembangan, bank sampah
hanya dapat diambil pada waktu tertentu. mengembangkan beberapa program antara
lain: menjual hasil kerajinan tangan dari
Ketiga, aset finansial seperti uang jimpitan sampah, kegiatan simpan pinjam bayar
anggota kader lingkungan maupun hasil sampah, dan mulai mencoba membuat
sedekah sampah menjadi modal pembelian proposal kerja sama dengan perusahaan
infrastruktur maupun konsumsi pengurus untuk mendapatkan dana Corporate Social
dalam pelaksanaan bank sampah. Keempat, Responsibility (CSR). Pada tahap ini,
kemampuan-kemampuan teknis seperti beberapa aset yang sebelumnya belum
menjahit karung, mencatat, menimbang, dimanfaatkan mulai dioptimalkan
memilah menunjang kelancaran dalam peranannya.
pelaksanaan bank sampah. Beberapa jenis
kemampuan tersebut dapat menghemat Pertama, aset kemampuan berupa
kebutuhan finansial dalam pelaksanaan kemampuan membuat kerajinan dari
kegiatan bank sampah, misalnya sampah dan membuat proposal kerja sama
kemampuan menjahit karung. antar lembaga. Kedua, aset finansial berupa
sedekah sampah dan donasi dari
Keempat, aset spiritual memiliki peranan masyarakat ekonomi menengah atas di
memberikan semangat pelaksanaan wilayah Wonokusumo Kidul. Aset finansial
kegiatan bank sampah. Kegiatan bank ini dimanfaatkan untuk dana
sampah merupakan kegiatan sosial pengembangan bank sampah, seperti
kemasyarakatan, keuntungan finansial yang pengadaan acara ulang tahun Bank Sampah
didapatkan oleh pengurus tidaklah Songolikoer (sekaligus di dalamnya ada
seberapa dibandingkan dengan waktu dan upaya sosialisasi prospektus bank sampah
tenaga yang dikeluarkan. Yang banyak untuk ke depannya mencapai cita-cita
menikmati manfaatnya adalah masyarakat, kampung wisata), pelaksanaan lomba-
bukan pengurus bank sampah. Namun, lomba untuk menggali potensi masyarakat
dengan adanya nilai-nilai “lillāhi ta’āla”, seperti lomba membuat kerajinan tangan
istikamah, dan semangat mengubah dari sampah, serta sebagai dana untuk
kampung lebih baik sebagai amal jariyah menyewa lahan baru dalam melaksanakan
dapat membuat berjalannya bank sampah kegiatan bank sampah.
secara istikamah.
Selain mengandalkan aset finansial, dalam
Aset sosial, seperti: kegiatan pengajian pengembangan bank sampah juga
sambang dulur, menjadi media untuk terus mengandalkan aset sosial berupa nilai-nilai
membangun aset spiritual masyarakat, gotong royong. Dalam setiap adanya
khususnya pengurus bank sampah tetap kegiatan bank sampah, tak sedikit
istikamah dalam melaksanakan kegiatan masyarakat yang berkontribusi bukan hanya

48 INTELEKSIA – Jurnal Pengembangan Ilmu Dakwah


Peranan Aset Komunitas Dalam Pengembangan Masyarakat Islam
Pada Bank sampah Songolikoer

dana namun juga tenaga dan makanan, kampung Wonokusumo Kidul dan nilai
termasuk dalam proses pengadaan istikamah yang mendorong para pengurus
kegiatan-kegiatan seperti syukuran ulang Bank Sampah Songolikoer untuk senantiasa
tahun bank sampah maupun lomba-lomba mengembangkan bank sampah menjadi
yang diadakan bank sampah. Selain itu, aset lebih maju, bahkan harapannya mampu
sosial berupa kepercayaan dan solidaritas mengubah kampung Wonokusumo Kidul
antar sesama menjadi salah satu modal menjadi kampung wisata.
untuk menggagas program baru bank
sampah dalam bentuk simpan pinjam bayar Dari adanya peranan aset komunitas yang
sampah. Dalam pengembangan program dipotimalkan bahkan dikombinasikan dalam
simpan pinjam ini, pinjaman yang diberikan kegiatan pengembangan bank sampah, ada
berasal dari tabungan nasabah bank dampak positif terhadap meningkatnya
sampah, serta harus dibayar dengan kesejahteraan masyarakat, baik aspek
mencicil melalui membayar dengan ekonomi, sosial dan lingkungan antara lain:
sampah. Syarat peminjam haruslah nasabah pertama, nasabah telah memperoleh
yang telah aktif mengumpulkan sampah tambahan pendapatan tabungan sampah,
dalam beberapa bulan sebelumnya, dalam satu semesternya antara Rp
besaran pinjaman yang diberikan 200.000,00 — Rp 1.000.000,00 per
bergantung pada jumlah sampah yang orangnya. Hingga saat ini sudah
biasanya mereka kumpulkan. dilaksanakan dua kali (dua semester)
pembagian tabungan nasabah bank
Proses pengembangan bank sampah juga sampah. Jumlah tersebut bagi masyarakat
makin baik karena adanya dukungan dari menengah ke bawah merupakan jumlah
institusi, seperti pihak kelurahan yang yang cukup besar. Belum lagi jika
memberikan semangat untuk masyarakat mampu membuat kerajinan
mengembangkan bank sampah hingga ke dari sampah yang dapat laku dijual maka
depannya dapat menjadi kampung wisata. pendapatan masyarakat akan makin besar.
Selain itu, pada tahap pengembangan ini, Jumlah nasabah yang menerima manfaat
Bank Sampah Songolikoer mulai mencoba mencapai 61 orang. Sedangkan akumulasi
mengenalkan diri kepada khalayak yang tabungan Bank Sampah Songolikoer tiap
lebih luas melalui berbagai platform media kali penimbangan sampah oleh Bank
sosial, seperti YouTube, Facebook, web, Sampah Induk Surabaya antara lain:
Instagram. Salah satu aset yang
dimanfaatkan dalam pengembangan
program tersebut adalah aset teknologi
berupa gadget dan akses internet, serta
adanya aset manusia berupa para remaja
yang memiliki kemampuan dalam
menggunakan gadget. Kegiatan
pengembangan program-program bank
sampah dapat terus berjalan dikarenakan
adanya aset spiritual berupa nilai-nilai
untuk senantiasa memberikan manfaat bagi

Volume 02 - No. 01 Juli 2020 49


Wahanani Mawasti
Fasha Umh Rizky

Tabel 1 - Akumulasi Tabungan Bank Sampah Ketiga, pada aspek lingkungan. Bank
Songolikoer pada Bank Sampah Induk Sampah Songolikoer menyelenggarakan
Tanggal Debit Saldo berbagai kegiatan, seperti: edukasi tentang
25 Mei 2019 Rp. 476.000 Rp. 503.549 sampah, kunjungan ke beberapa kampung
29 Juni 2019 Rp.464.484 Rp. 968.033 wisata, kunjungan ke Bank Sampah Induk
27 Juli 2019 Rp. 498.051 Rp. 1.466.084
Surabaya, sosialisasi tentang Kampung
31 Agustus Rp. 647.868 Rp. 2.113.952
2019 Wisata. Hal itu mampu menumbuhkan
15 September Rp. 402.229 Rp. 2.516. 181 kesadaran masyarakat terhadap nilai
2019 ekonomi dari sampah. Mengubah mindset
29 September Rp. 1.154.101 Rp. 3.670.282
2019
bahwa sampah yang melimpah bukan
28 Oktober Rp. 779.274 Rp. 4.449.556 masalah melainkan aset. Meningkatkan
2019 kepedulian masyarakat Wonokusumo Kidul
3 November Rp. 420.227 Rp. 4.869.783 terhadap lingkungan karena sering
2019
13 Oktober Rp. 778.604 Rp. 5.648.337 mengikuti kegiatan yang membahas isu-isu
2019 lingkungan dan bank sampah.
22 November Rp. 476.308 Rp. 6.124.695 Terbangunnya cita-cita bersama untuk
2019
menjadikan Wonokusumo Kidul menjadi
8 Desember Rp. 829.074 Rp. 6.953.769
2019 kampung wisata. Jumlah masyarakat yang
21 Desember Rp. 600.800 Rp. 7.554.569 bersedia untuk aktif membantu menjadi
2019 pengurus bank sampah juga terus
5 Januari Rp. 439.390 Rp. 7.993.959
mengalami peningkatan.
2019
25 Januari Rp. 1.111.696 Rp. 9.105.655
2020
2 Februari Rp. 224. 607 Rp. 9.330.262
2020
Kesimpulan
15 Februari Rp. 575.636 Rp. 9.905.898 Dalam konteks pengembangan masyarakat
2020 Islam dalam bentuk bank sampah, terdapat
berbagai aset yang dapat dioptimalkan
Kedua, dalam aspek sosial dengan adanya untuk menunjang keberhasilan bank
sampah, antara lain: 1) aset fisik (potensi
Bank Sampah Songolikoer makin
banyaknya sampah yang ada di masyarakat
menguatkan solidaritas antar masyarkat. perkotaan, bangunan-bangunan yang bisa
Hal itu dikarenakan masyarakat bisa dioptimalkan sebagai tempat
bertemu di bank sampah dua kali setiap pengembangan masyarakat); 2) aset
minggu. Selain itu, masyarakat kelas manusia (kemampuan teknis terkait bank
menengah atas dan bawah tak jarang sampah, kemampuan berorganisasi,
ketersediaan waktu, pengetahuan/
bertemu bersama dalam kegiatan-kegiatan
kesadaran terhadap persoalan lingkungan,
sosialisasi bank sampah serta saling bekerja
kemampuan untuk berinovasi, kekuatan
sama memberikan bantuan dalam berbagai tenaga, serta mentalitas); 3) aset finansial
kegiatan bank sampah. Terlebih dengan (sedekah sampah, keuntungan bank
adanya kegiatan simpan pinjam dengan sampah maupun iuran jimpitan anggota
membayar sampah, juga dapat membantu kader lingkungan); 4) aset sosial (berupa
masyarakat yang memiliki kesulitan dalam nilai-nilai solidaritas, kepercayaan, gotong
royong termasuk kelompok-kelompok sosial
keuangan.
yang aktif di masyarakat); 5) aset institusi
(dukungan dari aparat atau institusi formal

50 INTELEKSIA – Jurnal Pengembangan Ilmu Dakwah


Peranan Aset Komunitas Dalam Pengembangan Masyarakat Islam
Pada Bank sampah Songolikoer

seperti RT, RW, kelurahan maupun lembaga selalu ada dan jumlahnya cukup besar, di
tertentu yang ada di masyarakat); 6) aset masyarakat perkotaan akan sangat mudah
spiritual (berupa semangat untuk dijumpai sampah. Namun tanpa adanya
mengubah kampung karena “lillāhi ta’āla”
aset-aset yang selainnya maka aset fisik
serta semangat senantiasa istikamah); 7)
aset teknologi berupa gadget dan internet. tidak akan ada artinya, karena kegiatan
pengembangan masyarakat tidak akan
Masing-masing aset memiliki peranan dapat berjalan dengan baik dan
dalam tahapan pengembangan Bank berkelanjutan. Sedangkan, aset teknologi
Sampah Songolikoer. Aset yang cukup sekalipun jumlahnya terbatas masih dapat
berperan dominan dalam upaya ditutupi dan dikembangkan jika memiliki
pengembangan bank sampah adalah aset aset-aset yang selainnya, misalnya: aset
manusia, aset sosial, dan spiritual. Aset teknologi komunikasi dapat ditutupi dengan
manusia dan aset sosial sebagai sumber adanya budaya guyub yang ada di
daya utama untuk menggerakkan kegiatan masyarakat, ataupun dapat dibeli jika
bank sampah mulai tahap sosialisasi, masyarakat berhasil meningkat
pelatihan teknis, pelaksanaan kegiatan, kesejahteraannya dari bank sampah.
pemantauan dan evaluasi bahkan pada
aspek pengembangan masyarakat. Dengan Dari peranan berbagai aset dalam
adanya aset manusia dan sosial dapat pengembangan masyarakat, memiliki
menghemat kebutuhan modal secara dampak pada meningkatnya kesejahteraan
finansial untuk berjalannya kegiatan bank masyarakat baik dalam hal pendapatan
sampah. Sedangkan aset spiritual dapat materiil maupun aspek sosial dan
memompa semangat masyarakat untuk lingkungan. Pengembangan masyarakat
terus bergerak menjalankan kegiatan yang berhasil dalam meningkatkan
pengembangan masyarakat sekalipun kesejahteraan masyarakat sama dengan
dengan sumber daya terbatas, keuntungan mewujudkan nilai-nilai Islam yang
pengurus yang minim serta membutuhkan rahmatan li al-ālamīn.
proses yang panjang untuk dapat
meningkatkan kesejahteraan masyarakat, Mengingat kajian sebelumnya, lebih banyak
melalui bank sampah. berfokus pada aset sosial, finansial dan
alam. Temuan penelitian ini dapat
Aset finansial yang berupa sedekah dan memperkaya kajian peranan aset manusia,
jimpitan dapat menjadi modal untuk sosial, dan spiritual sebagai aset utama
melaksanakan berbagai kegiatan bank dalam pengembangan masyarakat Islam.
sampah serta pengembangannya. Namun,
jumlah aset finansial ini tidak pasti sehingga
tidak menjadi modal utama dalam kegiatan
pengembangan masyarakat melalui bank
sampah. Aset fisik, berupa sampah akan

Volume 02 - No. 01 Juli 2020 51


Wahanani Mawasti
Fasha Umh Rizky

Bibliografi
Adi, Isbandi Rukmianto. Intervensi Komunitas & Pengembangan Masyarakat Sebagai Upaya
Pemberdayaan Masyarakat. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2013.
Budiono, Tri Djoyo. (penggagas Bank Sampah Songolikoer, penggerak remaja masjid untuk
aktif pada kader lingkungan). Wawancara oleh Wahanani. Tanggal 13 April 2018.
Cahyono, Budhi dan Ardian Adhiatma. “Peran Modal Sosial Dalam Peningkatan Kesejahteraan
Masyarakat Petani Tembakau di Kabupaten Wonosobo.” Proceedings of Conference in
Business, Accounting and Management (CBAM), vol. 1, no. 1 (Desember 2012): 131-144.
http://jurnal.uninsula.ac.id/index.php/cbam/article/view/128
Dahlan, Jaeni. “Pemanfaatan Aset Komunitas Melalui Pendekatan Appreciative Inquiry Dalam
Penanggulangan Kemiskinan di Kabupaten Bandung Barat,” Jurnal Ilmiah Pekerjaan Sosial,
vol. 15, no. 2 (Desember 2016) https://doi.org/10.31595/peksos.v15i2.87
Djawahir, Abdillah Ubaidi. “Asset Based Community Development di Pesantren Wisata:
Implementasi Strategis di PP An-Nur 2 Al Murtadlo Malang,” At-Tamkin: Jurnal
Pengabdian Kepada Masyarakat, vol 1, no. 1 (Juni 2018).
http://ejournal.uniramalang.ac.id/index.php/attamkin/article/view/95/44
Dureau, Christopher. Pembaru dan Kekuatan Lokal Untuk Pembangunan. Australian
Community Development and Civil Society Strengthening Scheme Tahap II, 2013.
Faizal. “Dakwah Bil Hal Dalam Perspektif Al-Qur’an,” Jurnal Ilmu dakwah dan Pengembangan
Komunitas, vol. 8, no. 2 (Juli 2013).
Fedryansyah, Muhammad & Risna Resnawaty. “Penanggulangan Kemiskinan Melalui
Pengembangan Aset Komunitas,” Social Work Journal, vol. 7, no. 1 (Juli 2017).
https://doi.org/10.24198/share.v7i1.13828
Ife, Jim & Frank Tesoriero. Community Development: Alternatif Pengembangan Masyarakat Di
Era Globalisasi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2016.
Indonesia, Unilever. Buku Panduan Sistem Bank Sampah & 10 Kisah Sukses. Jakarta: Unilever,
2014.
Kamus Besar Bahasa Indonesia, aplikasi, 5.1
Kriyantono, Rachmat. Teknik Praktis Riset Komunikasi: Disertai Contoh Praktis Riset Media,
Public Relation, Advertising, Komunikasi Organisasi, Komunikasi Pemasaran. Jakarta:
Kencana, 2010.
McKnight, John & Cormac Russel. The Four Essential Elements of an Asset-Based Community
Development Process. Asset-Based Community Development Institute, 2018.
Nasution, Ahmadriswan, “Peranan Modal Sosial dalam Pengurangan Kemiskinan Rumah
Tangga di Pedesaan Indonesia,” Jurnal Ekonomi & Kebijakan Publik, vol. 7, no. 2
(Desember 2016). Doi: 10.22212/jekp.v7i2.672

Nawawi, Hadri & M. Matini. Instrumen Penelitian Bidang Sosial. Yogyakata: Gajah Mada
University Press, 1992.
Kamaluddin. “Dakwah dan Pengembangan Masyarakat Islam (Konsep Dasar dan Arah
Pengembangan),” HIKMAH: Jurnal Dakwah dan Komunikasi Islam, vol. 8, no. 2 (Juli 2014):
41-52. http://repo.iain-padangsidimpuan.ac.id/256

52 INTELEKSIA – Jurnal Pengembangan Ilmu Dakwah


Peranan Aset Komunitas Dalam Pengembangan Masyarakat Islam
Pada Bank sampah Songolikoer

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2009 Tentang Kesejahteraan Sosial,


Pasal 1. https://luk.staff.ugm.ac.id/atur/sehat/UU-11-2009KesejahteraanSosial.pdf
Romlah, Siti. (Ketua Bank Sampah Songolikoer). Wawancara oleh Wahanani. Tanggal 11
Desember 2019.
Rudianto. (Ketua Kader Lingkungan Wonokusumo Kidul). Wawancara oleh Wahanani. Tanggal
12 Mei 2018.
Soeharto, Edi. Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat (Kajian Strategis
Pembangunan Kesejahteraan Sosial dan Pekerjaan Sosial). Bandung: Ikapi, 2014.
Theresia, Aprilia. Pembangunan Berbasis Masyarakat. Bandung: Alfabeta, 2015.
Winarto, Agus (Ketua RW 2018-2019, penggagas Bank Sampah Songolikoer, dan pembina
kader lingkungan). Wawancara oleh Wahanani. Tanggal 17 April 2018.

Volume 02 - No. 01 Juli 2020 53


Wahanani Mawasti
Fasha Umh Rizky

54 INTELEKSIA – Jurnal Pengembangan Ilmu Dakwah

Anda mungkin juga menyukai