NFO WISATA
l INFO WISATA
lainnya untuk menetap di Bali selama
pandemi karena biaya hidup yang
murah. Tentu saja cuitan Gray yang
viral di berbagai media sosial menjadi
kontroversi. Alhasil, Kristen Gray yang
juga berorientasi lesbian ini men-
galami deportasi bersama pasangan
sesama perempuan.
Lepas dari orientasi seksualnya,
kisah Kristen Gray ini menimbulkan
pula wacana gentrifikasi, proses
perpindahan kalangan lebih se-
jahtera hingga mendominasi wilayah
yang relatif berkekurangan terutama
Para Pengembara
secara ekonomi maupun politik be-
serta dampak positif dan negatifnya.
Dampak positifnya, perekonomian
dapat tumbuh. Namun, negatifnya,
warga lama dapat tersingkir oleh
Digital dan Soal
para pendatang berstatus wisatawan
namun berbisnis juga.
Memang, gentrifikasi lebih kental
sisi politis dan bisnisnya. Malah lebih
spesifik menjadi kajian perencanaan
Gentrifikasi
pengembangan wilayah atau kota
Dari sisi wisata, sebenarnya gentrifikasi
adalah konsekuensi logis saja dari
banjir wisatawan asing. Katakanlah di
Bali dengan wisatawan mancanegara
dari aneka bangsa. Bahkan dari sisi ini,
Wisata global kini menoleh ke para pengembara digital (digital nomad). Indonesia, khususnya Bali, sebe- kawasan Puncak yang sempat pop-
narnya sudah menjadi salah satu tujuan para pengembara digital ini, sampai terjadi heboh Kristen Gray uler sebagai destinasi wisata Timur
Tengah pun dapat menjadi kajian
yang akhirnya harus meninggalkan Indonesia terkena deportasi pada awal tahun ini. Bagaimana dengan gentrifikasi.
gentrifikasi? Nah, apakah gentrifikasi
relevan dengan sektor
K
risten Gray adalah Twitter tentang pengalamannya di Bali berbisnis dengan berjualan ebook se- pariwisata di Tanah
seorang WNA asal AS sejak 2019. Ia menetap di sana dan harga tiga puluh dolar AS dan menye- Air? Toh gentrifikasi
yang menetap di Bali. tidak dapat kembali ke negara asalnya diakan jasa konsultasi. Namun, bukan tidak selamanya buruk.
Perempuan ini sempat karena pandemi. itu yang menghebohkan. Ada beberapa efek
menjadi perbincangan hangat Selama bermukim di Bali, ia bekerja Sejumlah warganet geram karena positif dari gentrifi-
karena berkicau di media sosial sebagai seorang desain grafis. Ia juga ebook tersebut berisi ajakan bagi WNA kasi. Efek yang paling
berdampak baik
80 info indonesia Edisi 07 April 2021
l l
pada keamanan masyarakatnya yaitu
berkurangnya angka kriminal. Hal ini
berhubungan erat dengan kelas sosial
masyarakatnya yang berubah. Selain
itu, dengan bertambahnya kelas sosial
tertinggi, maka kondisi lingkungan
tersebut akan berubah kualitasnya.
Lagi-lagi Bali dapat menjadi contoh
bagaimana pariwisata dapat berkem-
bang pesat tanpa kekhawatiran
gentrifikasi.
Covid-19 saja yang menyurutkan
pamor Bali dari sukses pariwisatanya.
Juga pamor pariwisata global secara
keseluruhan.
Nah, di tengah kelesuan wisata oleh
pandemi, justru harapan muncul dari
para pengembara digital. Munculnya
peluang kerja jarak jauh dan pengaruh
media sosial di sektor perjalanan
telah menumbuhkan minat yang luas
terhadap gaya hidup nomaden digital.
Pengembara digital, atau mereka
yang bepergian sambil bekerja dari
jarak jauh, merupakan puluhan juta
populasi dunia (dan angkanya terus
meningkat).
Salah satu cirinya adalah
peningkatan ruang cow-
orking dan co-living di
seluruh dunia. Dengan
pandemi virus corona
yang meluncurkan
tenaga kerja untuk
bekerja dari rumah
dalam skala besar,
karyawan dan pem-
beri kerja menyadari
manfaat sebenarnya dari
kerja jarak jauh - bebera-
pa menerapkan praktik
tersebut secara permanen.
Penggunaan luas
pekerja jarak jauh telah
meningkatkan minat untuk
menjadi pengembara
info indonesia l Edisi 07 l April 2021 81
l INFO WISATA
digital setelah perjalanan aman dari
risiko pandemi. Antisipasinya, banyak
negara menawarkan visa nomad digi-
tal untuk meningkatkan pertumbuhan
ekonomi mereka. Landasannya adalah
sejumlah studi terutama oleh Kon-
sultan MBO Partners Amerika Serikat
pada 2018. Namun riset dari berbagai
lembaga dan media juga mulai banyak
bermunculan.
Secara ringkas, pengembara digital
adalah kalangan yang mengguna-
kan teknologi telekomunikasi untuk
mencari nafkah dan menjalani hidup
mereka secara nomaden. Pekerja sep-
erti ini sering bekerja dari jarak jauh dari
luar negeri, kedai kopi, perpustakaan
umum, ruang kerja bersama, atau ken-
daraan rekreasi. Ini sering kali dicapai
melalui penggunaan perangkat yang
memiliki kemampuan Internet nirkabel
seperti ponsel cerdas atau hotspot se-
luler. Pengembara digital yang sukses
biasanya memiliki bantalan finansial
atau kebutuhan untuk mengembang-
kan kemandirian dan disiplin diri yang
tinggi.
Komunitas pengembara digital
telah mengadakan berbagai acara
untuk menampung anggotanya. Jenis
nomaden digital yang paling umum
termasuk pensiunan atau semi-pensiu-
nan, kaya atau wirausahawan mandiri,
dan pekerja jarak jauh berusia lebih
muda. Kalangan ini biasanya menjadi
pengembara digital karena berbagai
alasan, termasuk pencarian kemandi-
82 info indonesia Edisi 07 April 2021
l l
rian finansial dan karier yang memung-
kinkan kemerdekaan lokasi.
Meskipun pengembara digital
menikmati keuntungan dalam kebe-
basan dan fleksibilitas, mereka mel-
aporkan kesepian sebagai perjuangan
terbesar mereka, diikuti oleh kelelahan.
Gaya hidup juga dapat menghad-
irkan tantangan lain
seperti mempertahan-
kan asuransi keseha-
tan internasional
dengan cakupan
global, mematuhi
undang-undang
setempat yang
berbeda, dan
terkadang
mendapatkan
visa kerja.
Nah, dari
berbagai
studi ten-
tang para
pengem-
bara
digital, beberapa temuan antaranya,
pada 2018 saja sekurangnya terdapat
4,8 juta pengembara digital di Amerika
Serikat. Dalam beberapa tahun
terakhir, jumlah pengembara digital
diperkirakan akan berlipat tiga menjadi
sekitar 15 juta di seluruh dunia.
Dari angka itu, 31 persen pengem-
bara digital adalah perempuan, 69
persen laki-laki. Lebih dari separuh dari
mereka, 54 persen, berusia di atas 38
tahun.
Sekitar 54 persen pengembara
digital melakukan perjalanan penuh
waktu, sementara 46 persen pengem-
bara digital menganggap diri mereka
sebagai pelancong paruh waktu. Di
AS, sekitar 17 persen pengembara
digital Amerika (1,9 juta orang) hidup
mengembara menggunakan mobil
van.
Dari survei And.
co, sekitar
44 persen
responden men-
yatakan bahwa
alat komunikasi
real-time seperti
Slack penting untuk
membantu mereka
tetap terhubung. Ter-
lebih karena 70 persen
pengembara digital
melakukan perjalanan
ke lima atau lebih negara
per tahun.
Data dari FlexJobs
menyebutkan, 51 persen
digital nomads tinggal di
hotel. Sisanya, 16 persen
pengembara digital tinggal di
hostel, dan 31 persen dari digi-
tal nomads yang sudah menikah
bepergian dengan pasangan mereka
secara penuh waktu.
Tenaga kerja jarak jauh ini jumlahn-
ya telah meningkat 140 persen sejak
2005. Yang mendukungnya antara
lain tumbuhnya 22.400 coworking
space di seluruh dunia pada 2019.
Sedangkan data terakhir per 2021,
negara teratas untuk nomaden digital
adalah Kanada, Inggris, dan Rumania.
Dengan perusahaan yang mem-
buka kemungkinan untuk bekerja
paruh waktu atau penuh waktu, kar-
yawan yang lebih tradisional menjadi
pengembara digital. Baik itu berarti
mereka meninggalkan kota metropoli-
tan besar untuk menjelajahi pedesaan,
berencana berinvestasi dalam mobil
van untuk tinggal, atau ingin beper-
gian ke luar negeri, ada berbagai cara
yang dapat digunakan orang untuk
menjelajahi gaya hidup digital nomad.
Bagaimana peluangnya di Indone-
sia? “Ada lagi yang sekarang sedang
menjadi fokus perhatian pemerintah
juga adalah digital nomad, jadi bisa kerja
di manapun di tempat manapun ka-
panpun. Jadi dalam terminologi digital
nomad, bekerja itu adalah liburan,” kata
Ekonom Institute for Development of
Economics and Finance (INDEF), Bhima
Yudhistira Adhinegara dalam webinar
Insights from IDeA: Potensi Pengemban-
gan SDM Vokasi Pariwisata Menyambut
Rebound Pariwisata Nasional pada akhir
Maret 2021 lalu.
Jika ditanya mengenai potensi
digital nomad, tentu sangat besar. Mis-
alnya, rata-rata pendapatan individu
Digital Nomad dari AS adalah USD
50.000-99.000 atau setara dengan 722
per tahun. Sehingga potensi pendapa-
tan dari digital nomad bisa menembus
Rp 21,4 triliun per tahun.
“Artinya kalau ada warga negara
asing yang kemudian sudah vaksinasi
memperoleh misalkan visa khusus
misalkan yang diperuntukkan untuk
digital nomad misalnya kemudian
spending aja 10% dari 722 juta itu
untuk penginapan, itu untuk restoran,
berarti ada 72 juta rupiah per orang
potensi digital nomad di tempat wisata
yang akan dinikmati oleh seluruh
pelaku wisata,” kata Bhima.
Namun, dengan mendatangkan
digital nomad tentu model pelayanan
pariwisata akan berbeda. Permintaan
customer tentu lebih spesifik diband-
ingkan dengan pelayanan di hotel
reguler. Sehingga, SDM yang bekerja
pun tak boleh sembarangan.
“Jadi, mereka membutuhkan juga
servis atau pelayanan yang saya kira
berbeda sama sekali dengan pariwisa-
ta yang sifatnya konvensional, di sini
butuh sekali saya kira vokasi-vokasi
(pariwisata) yang update dengan
perkembangan perubahan pariwisata,
kemudian tren yang terjadi selama
masa pandemi mempercepat perkem-
bangan digital nomad,” kata Bhima.
Dengan menyiapkan infrastruktur
dan fasilitas di wisata Bali dan 10 Bali,
Indonesia bisa mendatangkan WNA
untuk digital Nomad.
“Nah ini tinggal Indonesia saingan.
Indonesia saingannya kalau digital
nomad di Asia Tenggara yang paling
keras dari Thailand khususnya di
daerah Phuket Pattaya, harapannya
banyak juga WNA yang akan tertarik
untuk menjadi digital nomad,” kata
Bhima.
Lebih dari itu, Bhima mengamati
bahwa tren staycation justru men-
ingkat 40 hingga 300 persen saat
puncaknya pandemi. Menurutnya, hal
tersebut terjadi lantaran masyarakat
sudah mulai bosan di rumah dan mulai
mencari tempat liburan yang tidak jauh
dari tempat tinggalnya.
“Sebenarnya tren ini sudah ada se-
jak tahun 2017 silam, namun pandemi
mempercepat semuanya. Bagi orang
yang sudah tidak sabar terlalu lama di
rumah, akan memilih staycation di ho-
tel yang dekat dari rumah dan memiliki
protokol kesehatan yang ketat,” jelas
Bhima.
Berdasarkan data dari platform
pencarian hotel Wego, perkembangan
minat staycation mengalami pening-
katan yang cukup signifikan pada
Mei-Agustus 2020. Kenaikan tertinggi
pemesanan kamar hotel di Bandung
terjadi pada Juni 2020 dengan angka
51 persen. Sementara itu, Yogyakarta
mencatat kenaikan paling signifikan
dari daerah lainnya, yakni hingga 298
persen pada bulan Juli 2020.
“Yogyakarta memang paling tinggi
naiknya dan kebanyakan yang meme-
san kamar di sana itu orang-orang
yang tinggal di sekitar daerah sana.
Tidak melulu orang-orang dari daer-
ahnya saja, tetapi bisa saja dari daerah
lain yang masih terjangkau dengan
kendaraan. Misalnya saja dari Jakarta
ke Bandung kemudian Semarang ke
l INFO WISATA
Yogyakarta,” ungkapnya.
Kemunculan tren staycation ini
juga dimanfaatkan dengan baik oleh
pihak hotel. Menurut Bhima, banyak
perhotelan yang secara aktif mem-
buat paket khusus staycation atau
work from hotel. Pihak hotel juga terus
melakukan inovasi dengan memberi-
kan pelayanan dan fasilitas terbaik di
tengah pandemi.
“Paket work from hotel ini juga
dimanfaatkan dengan baik oleh para
pekerja digital nomad. Mereka ini
merupakan orang-orang yang bisa
bekerja di mana saja sehingga paket
ini dapat digunakan untuk bekerja
sambil liburan,” dia menambahkan.
Menurutnya, pekerja digital nomad
memiliki peluang yang besar untuk
membangkitkan pariwisata, khu-
susnya dunia perhotelan. Pasalnya,
pendapatan individu dari digital
nomad rata-rata mencapai US$50.000-
99.000 atau setara dengan Rp722 juta
per tahun. Secara total, potensi digital
nomad dapat menembus hingga
Rp21,4 triliun per tahunnya.
“Tren yang telah terjadi selama pan-
demi ini tentunya juga mempercepat
perkembangan digital nomad. Namun,
diperlukan model pelayan yang
berbeda dan spesifik seperti menye-
diakan working space yang unik di tiap
tempat,” ucap Bhima.
Bagaimana dengan dampak
gentrifikasi? Perlu studi serius kaitan
antara pariwisata dan gentrifikasi untuk
membuat penilaian objektif. l
info indonesia l Edisi 07 l April 2021 83